Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEBIDANAN

KEGAWATDARURATAN MATERNAL DAN NEONATAL

“Eklamsia”

DOSEN PEMBIMBING :
Ira Titisari, S.SiT, M.Kes.

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 :

1. Lutfiah Nurilaili (P17321183014)


2. Merita Meliyafara Pratiwi (P17321183019)
3. Faizatul Azimah (P17321183026)
4. Victoria Adelina Khoirunisa (P17321183038)
5. Rossa Bella Miliyanto (P17321183041)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN KEDIRI
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan Asuhan
Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal ini dengan lancar.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Asuhan
Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal atas bimbingan dan arahan dalam
penulisan makalah ini, sehingga dapat diselesaikannya makalah ini dengan baik.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, maka kami mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang jauh lebih baik.

Kediri, 15 Februari 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................3
BAB I.....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................................4
1.1. LATAR BELAKANG...........................................................................................................4
1.2. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................5
1.3. TUJUAN................................................................................................................................5
2.1. PENGERTIAN EKLAMPSI................................................................................................6
2.2. ETIOLOGI EKLAMPSI......................................................................................................6
2.3. TANDA DAN GEJALA EKLAMPSI..................................................................................8
2.4. KLASIFIKASI......................................................................................................................8
2.5. PATOFISIOLOGI EKLAMPSI..........................................................................................8
2.6. FAKTOR PREDISPOSISI EKLAMPSI.............................................................................9
2.7. PENANGANAN EKLAMPSI..............................................................................................9
2.8. KOMPLIKASI....................................................................................................................10
2.9. KONSEP DOKUMENTASI KEBIDANAN......................................................................11
2.10. TINJAUAN KASUS...........................................................................................................15
BAB III.................................................................................................................................................22
PENUTUP............................................................................................................................................22
3.1. KESIMPULAN.....................................................................................................................22
3.2. SARAN.................................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................23

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Salah satu penyebab kematian maternal di Indonesia adalah preeklampsia-eklampsia.
eklampsia adalah kelanjutan dari preeklampsia berat dengan tambahan gejala kejang-kejang atau
koma.
Eklampsia merupakan keadaan dimana ditemukan serangan kejang tiba-tiba yang
dapat disusul dengan koma pada wanita hamil, persalinan atau masa nifas yang
menunjukan gejala preeklampsia sebelumnya. Kejang disini bukan diakibatkan oleh
kelainan neurologis.
Eklampsia dibedakan menjadi eklampsia gravidarum (antepartum), eklampsia
partuirentum (intrapartum), dan eklampsia puerperale (postpartum), berdasarkan saat
timbulnya serangan. Eklampsia banyak terjadi pada trimester terakhir dan semakin
meningkat saat mendekati kelahiran.5,8 Pada kasus yang jarang, eklampsia terjadi pada
usia kehamilan kurang dari 20 minggu. Sektar 75% kejang eklampsia terjadi sebelum
melahirkan, 50% saat 48 jam pertama setelah melahirkan, tetapi kejang juga dapat timbul
setelah 6 minggu postpartum. Hipertensi didefinisikan 10 sebagai peningkatan tekanan
darah sistolik ≥ 140 mmHg atau tekanan diastolik ≥ 90 mmHg. Proteinuria adalah
adanya protein dalam urin dalam jumlah ≥300 mg/dl dalam urin tampung 24 jam atau ≥
30 mg/dl dari urin acak tengah yang tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi saluran
kencing.
Gejala gejala sering di temukan pada preeklampsia yang meningkat dan
merupakan petunjuk bahwa akan terjadi kejang pada eklampsia. Tekanan darah
meningkat lebih tinggi mencapai ≥160/110 mmHg edema menjadi lebih umum, dan
proteinuria mecapai ≥5g/24 jam spesimen urin.
Insiden eklampsia bervariasi antara 0,2% - 0,5% dari seluruh persalinan dan lebih
banyak ditemukan di negara berkembang (0,3%-0,7%) dibandingkan negara maju
(0,05%-0,1%). Insiden yang bervariasi dipengaruhi antara lain oleh paritas, gravida,
obesitas, ras, etnis, geografi, faktor genetik dan faktor lingkungan yang merupakan faktor
risikonya. Eklampsia termasuk dari tiga besar penyebab kematian ibu di Indonesia.
Menurut laporan KIA Provinsi tahun2011, jumlah kematian ibu yang dilaporkan
sebanyak 5.118 jiwa. Penyebab kematian ibu terbanyak masih didominasi Perdarahan
(32%), disusul hipertensi dalam kehamilan (25%), infeksi (5%), partus lama (5%) dan
abortus (1%). Penyebab lain –lain (32%) cukup besar, termasuk di dalamnya penyebab
penyakit non obstetrik.
1.2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari eklampsi?
2. Bagaimana etiologi dari eklampsi?
3. Apa saja tanda-tanda dan gejala pada penderita eklampsi?
4. Bagaimana klasifikasi dari eklampsi?
5. Bagaimana patofisiologi dari eklampsi?
6. Apa saja faktor predisposisi pada eklampsi?
7. Bagaimana penanganan pada penderita eklampsi?
8. Apa saja komplikasi yang terjadi pada penderita eklampsi?
9. Bagaimana konsep dokumentasi kebidanannya?
1.3. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari eklampsi
2. Untuk mengetahui etiologi dari eklampsi
3. Untuk mengetahui tanda-tanda dan gejala pada penderita eklampsi
4. Untuk mengetahui klasifikasi dari eklampsi
5. Untuk mengetahui patofisiologi dari eklampsi
6. Untuk mengetahui faktor predisposisi pada eklampsi
7. Untuk mengetahui penanganan pada penderita eklampsi
8. Untuk mengetahui komplikasi yang terjadi pada penderita eklampsi
9. Untuk mengetahui konsep dokumentasi kebidanan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN EKLAMPSI
Eklampsi ialah penyakit akut dengan kejang dan koma pada wanita hamil dan
wanita dalam nifas disertai dengan hipertensi, oedema dan proteinuria. Eklampsia sering
terjadi pada primigravidae daripada multiparae. Sama halnya preeklampsi, eklampsi
dapat timbul pada ante, intra, dan postpartum. Eklampsi postpartum umumnya hanya
terjadi dalam waktu 24 jam pertama setelah melahirkan. Pada penderita preeklampsi
yang akan kejang, umumnya memberikan gejala dan tanda yang khas, yang dapat
dianggap sebagai tanda prodoma akan terjadinya kejang.
Eklampsi selalu didahului oleh preeklampsi. Sering dijumpai perempuan hamil
yang tampak sehat mendadak kejang-kejang eklamsi, karena tidak terdeteksi adanya
preeklampsi sebelumnya.
Kejang-kejang dimulai dengan kejang tonik. Tanda-tanda kejang tonik ialah
dengan dimulainya gerakan kejang berupa twitching dari otot-otot muka khususnya
sekitar mulut, yang beberapa detik kemudian disusul dengan kontraksi otot-otot tubuh
yang menegang, sehingga seluruh tubuh menjadi kaku.
Setelah itu kejang tonik disusul dengan kejang klonik. Terbukanya rahang secara
tiba-tiba dan tertutup kembali dengan kuat disertai dengan terbuka dan tertutupnya
kelopak mata. Lama kejang klonik kurang lebih 1 menit, kemudian berangsur-angsur
kontraksi melemah dan akhirnya berhenti serta penderita jatuh ke koma. Saat timbul
kejang tekanan darah akan cepat meningkat, suhu badan juga meningkat karena
gangguan serebral. Penderita mengalami inkontinensia disertai dengan oliguria atau
anuria dan kadang-kadang terjadi aspirasi bahan muntah.
2.2. ETIOLOGI EKLAMPSI
Sebab eklampsi belum diketahui benar. Salah satu teori yang dikemukakan ialah
bahwa ekalmpsi disebabkan ischaemia rahin dan plasenta (ischaemia uroplasentae).
Selama kehamilan uterus memerlukan darah lebih banyak. Pada mola hidatidosa,
hydramnion, kehamilan ganda, multipara, pada akhir kehamilan, pada persalinan, juga
pada penyakit pembuluh darah ibu, diabetes, peredaran darah dalam dinding rahim
kurang, maka keluarlah zat-zat dari plasenta atau desidua yang menyebabkan
vasospasmus dan hipertensi.
Adapun hipotesis yang diajukan untuk mencari etiologi dan patogenesis dari
hipertensi dalam kehamilan namun hingga kini belum memuaskan sehinggan Zweifel
menyebut preeklampsia dan eklampsia sebagai “the disease of theory”. Hipotesis yang
diajukan antara lain :
1) Genetik
Terdapat suatu kecenderungan bahwa faktor keturunan turut berperanan dalam
patogenesis preeklampsia dan eklampsia. Telah dilaporkan adanya peningkatan
angka kejadian preeklampsia dan eklampsia pada wanita yang dilahirkan oleh ibu
yang menderita preeklampsia preeklampsia dan eklampsia.
Bukti yang mendukung berperannya faktor genetik pada kejadian
preeklampsia dan eklampsia adalah peningkatan Human Leukocyte Antigene (HLA)
pada penderita preeklampsia. Beberapa peneliti melaporkan hubungan antara
histokompatibilitas antigen HLADR4 dan proteinuri hipertensi. Diduga ibu-ibu
dengan HLA haplotipe A 23/29, B 44 dan DR 7 memiliki resiko lebih tinggi terhadap
perkembangan preeklampsia eklampsia dan intra uterin growth restricted (IUGR)
daripada ibu-ibu tanpa haplotipe tersebut. Peneliti lain menyatakan kemungkinan
preeklampsia eklampsia berhubungan dengan gen resesif tunggal.
2) Iskemia Plasenta
Pada kehamilan normal, proliferasi trofoblas akan menginvasi desidua dan
miometrium dalam dua tahap. Pada preeklampsia, proses plasentasi tersebut tidak
berjalan sebagaimana mestinya disebabkan oleh dua hal, yaitu : (1) tidak semua arteri
spiralis mengalami invasi oleh sel-sel trofoblas; (2) pada arteri spiralis yang
mengalami invasi, terjadi tahap pertama invasi sel trofoblas secara normal tetapi
invasi tahap kedua tidak berlangsung sehingga bagian arteri spiralis yang berada
dalam miometrium tetapi mempunyai dinding muskulo-elastis yang reaktif yang
berarti masih terdapat resistensi vaskuler.
Disamping itu juga terjadi arterosis akut (lesi seperti atherosklerosis) pada arteri
spiralis yang dapat menyebabkan lumen arteri bertambah kecil atau bahkan
mengalami obliterasi. Hal ini akan menyebabkan penurunan aliran darah ke plasenta.
Pada preeklampsia, adanya daerah pada arteri spiralis yang memiliki resistensi
vaskuler disebabkan oleh karena kegagalan invasi trofoblas ke arteri spiralis pada
tahap kedua. Akibatnya, terjadi gangguan aliran darah di daerah intervilli yang
menyebabkan penurunan perfusi darah ke plasenta. Hal ini dapat menimbulkan
iskemi dan hipoksia di plasenta yang berakibat terganggunya pertumbuhan bayi intra
uterin (IUGR) hingga kematian bayi.
2.3. TANDA DAN GEJALA EKLAMPSI
Eklampsi selalu didahului oleh gejala-gejala preeklampsi. Gejala-gejala
preeklampsi berat antara lain :
 Tekanan darah meningkat
 Oedema
 Proteinuria
 Sakit kepala yang keras
 Penglihatan yang kabur
 Nyeri diulu hati
 Kegelisahan dan Hyperefleksi sering mendahului serangan kejang
Serangan kejang dapat dibagi menjadi 4 tingkat :
1. Tingkat invasi (tingkat permulaan) : mata terpaku, kepala dipalingkan ke satu
arah, kejang-kejang halus terlihat pada muka. Tingkat ini berlangsung beberapa
detik.
2. Tingkat kontraksi (tingkat kejang tonis) : seluruh badan menjadi kaku, kadang-
kadang terjadi epistholonus. Lamanya 15- 20 detik
3. Tingkat konvulsi (tingkat kejang klonis) : terjadilah kejang yang timbul hilang,
rahang membuka dan menutup begitu pula mata, otot-otot muka dan otot badan
berkontraksi dan relaksasi berulang. Kejang ini sangat kuat hingga pasien dapat
terlempar dari tempat tidur atau lidahnya tergigit. Ludah yang berbuih bercampur
darah keluar dari mulutnya, mata merah, muka biru, berangsur kejang berkurang
dan akhirnya berhenti. Lamanya kurang lebih 1 menit
4. Tingkat koma : setelah kejang klonis pasien jatuh dalam koma. Lalu pasien sadar
kembali maka ia tidak ingat sama sekali apa yang telah terjadi (amnesi retrograd)
Karena kejang merupakan gejala yang khas dari eklampsi maka “eclampsi sine
eclampsi” sering dimasukkan preeklampsi berat. Pada eklampsi tensi biasanya lebih dari
180/110 mmHg.
2.4. KLASIFIKASI
Menurut saat terjadinya eklampsi adalah :
1) Eklampsi antepartum ialah eklampsi yang terjadi sebelum persalinan. Dan
eklampsi anterpartum ini paling sering terjadi
2) Eklampsi intrapartum ialah eklampsi yan terjadi sewaktu persalinan
3) Eklampsi postpartum ialah eklampsi yang terjadi setelah persalinan
2.5. PATOFISIOLOGI EKLAMPSI
Pada wanita yang meninggal karena eklampsi terdapat kelainan pada hati, ginjal,
otak, paru-paru dan jantung. Pada umumnya dapat ditemukan necrose, haemorrhagia,
oedema, hyperaemia atau ischemia dan thrombosis. Pada plasenta terdapat infarkt-infarkt
karena degenerasi syncytium. Perubahan lain yang terdapat ialah retensi air dan natrium,
haemokonsentrasi dan kadang-kadang asidosis.
2.6. FAKTOR PREDISPOSISI EKLAMPSI
Pada penderita eklampsi yang mempunyai faktor predisposisi, harus diwaspadai.
Faktor predisposisi tersebut adalah :
1. Nulliparitas
2. Riwayat keluarga dengan eklampsi atau preeklampsi
3. Kehamilan ganda
4. Diabetes
5. Hipertensi yang kronis
6. Mola hidatidosa
7. Hydrops fetalis
2.7. PENANGANAN EKLAMPSI
a. Penanganan Umum :
1) Jika tekanan diastolik >110 mmHg, diberikan antihipertensi, sampai tekanan
diastolik diantara 90-100 mmHg
2) Pasang infus RL dengan jarum besar (16 gauge atau lebih)
3) Ukur keseimbangan cairan, jangan sampai terjadi overload
4) Katerisasi urin untuk pengeluaran volume dan proteinuria
5) Jika jumlah urin <30 ml/jam :
- Infus cairan dipertahankan 11/8 jam
- Pantau kemungkinan oedema
6) Jangan tinggalkan pasien sendirian. Kejang disertai aspirasi dapat
mengakibatkan kematian ibu dan janin
7) Observasi tanda-tanda vital, refleks, dan denyut jantung janin setiap jam
8) Auskultasi paru untuk mencari tanda-tanda edema paru
Krepitasi merupakan tanda edema paru. Jika ada edema paru, stop pemberian
cairan, dan berikan diuretik misalnya furosemide 40 mg IV
9) Nilai pembekuan darah dengan uji pembekuan bedside. Jika pembekuan idak
terjadi sesudah 7 menit, keungkinan terdapat koagulopati
b. Penanganan kejang :
a) Berikan obat antikonvulsan
b) Perlengkapan untuk penanganan kejang (jalan nafas, sedotan, masker oksigen,
oksigen)
c) Lindungi pasien dari kemungkinan trauma
d) Aspirasi mulut dan tenggorokan
e) Baringkan pasien pada sisi kiri, posisi trendelenburg untuk mengurangi risiko
aspirasi
f) Beri O2 4-6 liter/menit
c. Pada eklamsi, jika terdapat gawat janin, atau persalinan tidak dapat terjadi dalam 12
jam, maka lakukan seksio sesarea
Jika seksio sesarea akan dilakukan, perhatikan bahwa :
o Tidak terdapat koagulopati
o Anestesi yang aman/terpilih adalah anestesi umum. Jangan lakukan anestesi
lokal
o Jika anestesi umum tidak tersedia, atau janin mati, aterm terlalu kecil,
lakukan persalinan pervaginam
 Jika serviks matang, lakukan induksi dengan oksitosin 2-5 IU dalam
500 ml dektrose 10 tetes/menit atau dengan protaglandin
d. Perawatan postpartum
1. Antikonvulsan diteruskan sampai 24 jam postpartum atau kejang berakhir
2. Teruskan terapi antihipertensi jika tekanan diastolik masih >110 mmHg
3. Pantau urin
2.8. KOMPLIKASI
Tanpa penanganan yang baik, eklamsia dapat menimbulkan komplikasi serius,
termasuk kematian ibu dan janin. Selain itu, ada beberapa komplikasi yang dapat terjadi
karena pengaruh persalinan atau pengobatan eklamsia, antara lain:
1. Efek samping kejang, seperti lidah tergigit, patah tulang, cedera kepala, aspirasi
atau tertelannya ludah atau isi perut ke saluran pernapasan
2. Kerusakan sistem saraf pusat, perdarahan di otak, gangguan penglihatan, bahkan
kebutaan, akibat kejang yang berulang
3. Penurunan fungsi ginjal dan gagal ginjal akut
4. Kerusakan hati (sindrom HELLP) serta gangguan sistem peredaran darah, seperti
koagulasi intravena terdiseminasi (DIC)
5. Gangguan pada kehamilan, misalnya pertumbuhan janin terhambat, solusio
plasenta, oligohidramnion, atau bayi terlahir secara prematur
6. Penyakit jantung koroner dan stroke
7. Peningkatan risiko untuk mengalami preeklamsia dan eklamsia pada kehamilan
berikutnya
2.9. KONSEP DOKUMENTASI KEBIDANAN
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN VARNEY

Terdapat 7 langkah manajemen kebidanan menurut Varney yang meliputi


langkah I pengumpulan data dasar, langkah II interpretasi data dasar, langkah III
mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial, langkah IV identifikasi kebutuhan
yang memerlukan penanganan segera, langkah V merencanakan asuhan yang
menyeluruh, langkah VI melaksanakan perencanaan, dan langkah VII evaluasi.
1. Langkah I : Pengumpulan data dasar
Dilakukan pengkajian dengan pengumpulan semua data yang diperlukan
untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap. Mengumpulkan semua
informasi yang akurat dari sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Berupa
data subjektif dan data objektif.
 Data Subjektif
a) Identitas : berisi data ibu dan suami berupa nama, umur, agama, suku
bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat.
b) Sumber informasi dalam kasus ini adalah suami anggota keluarga lain
karena ibu dalam keadaan menahan nyeri hebat sehingga tidak cukup
mampu untuk digali informasi lebih lanjut.
c) Keluhan utama : dalam kasus abortus insipiens
d) Riwayat menstruasi : dituliskan riwayat HPHT, keluhan selama haid,
dan tafsiran persalinan.
e) Riwayat hamil ini : pada kasus abortus insipiens, ibu bisa mengalami
mual dan muntah pada usia kehamilan muda.
f) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu : sangat diperlukan
data riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu untuk mengetahui
apakah ibu pernah mengalami abortus insipiens sebelumya.
g) Riwayat penyakit yang diderita : perlu dilakukan pengkajian riwayat
penyakit yang diderita ibu untuk menghindari kemungkinan terjadinya
komplikasi seperti salpingitis, dan kelainan pertumbuhan tuba.
h) Riwayat penyakit yang diderita : dalam keluarga ibu maupun suami
perlu dikaji apakah ada yang menderita penyakit menurun seperti DM,
asma, hipertensi, jantung, dan penyakit menular lainnya.
i) Riwayat KB dan rencana KB : penting dikaji apakah ibu pernah
menggunakan alat kontrasepsi KB atau tidak
j) Riwayat psiko sosial ekonomi : dalam kasus abortus insipiens ini sangat
perlu dikaji apakah ibu dan suami serta keluarga sangat menginginkan
kehamilan ini atau tidak, serta untuk mengetahui bagaimana kondisi
ekonomi keluarga.
k) Pola makan/minum/eliminasi : pola makan. Minum, dan eliminasi ibu
harus dikaji untuk mengetahui apakah ada gangguan proses metabolisme
selama kehamilan.
l) Pola istirahat : pola istirahat ibu selama kehamilan ibu dikaji untuk
mengetahui beban kerja ibu selama kehamilan.
 Data Objektif
a. Pemeriksaan umum : berupa keadaan pasien secara keseluruhan dan tanda
vital
b. Pemeriksaan fisik : berupa pemeriksaan pasien dari kepala hingga kaki.
c. Pemeriksaan khusus : berupa pemeriksaan abdomen dan genetalian.
d. Pemeriksaan penunjang : data penunjang dari pemeriksaan laboratorium
berupa USG, CTG, kadar HB, Ht, leukosit
2. Langkah II: Interpretasi data dasar
Dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau masalah klien atau
kebutuhan berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah
dikumpulkan. Kata “masalah dan diagnose” keduanya digunakan karena beberapa
masalah tidak dapat diselesaikan seperti diagnosa tetapi membutuhkan penanganan
yang dituangkan dalam rencana asuhan kebidanan terhadap klien. Masalah bisa
menyertai diagnose. Kebutuhan adalah suatu bentuk asuhan yang harus diberikan
kepada klien, baik klien tahu ataupun tidak tahu.
Paritas adalah riwayat reproduksi seorang wanita yang berkaitan dengan
jumlah kehamilannya. Contoh penulisan paritas dalam interpretasi data : G 1P0A0
dan G3P1A1. Pada penulisan paritas ini yaitu G (Jumlah kehamilan), P (Jumlah
melahirkan), A (Jumlah Abortus).
3. Langkah III: mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial
Mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan
rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Membutuhkan
antisipasi, bila mungkin dilakukan pencegahan. Penting untuk melakukan asuhan
yang aman.

4. Langkah IV: Identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera.


Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau
untuk dikonsultaikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang
lain sesuai dengan kondisi klien.
5. Langkah V: Merencanakan asuhan yang menyeluruh
Merencanakan asuhan yang menyeluruh, ditentukan oleh langkah-langkah
sebelumnya. Rencana asuhan yg menyeluruh meliputi apa yang sudah diidentifikasi
dari klien dan dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa
yang diperkirakan akan terjadi berikutnya.
6. Langkah VI: Melaksanakan Implenetasi
Melaksanakan rencana asuhan pada langkah ke lima secara efisien dan
aman. Rencana yang telah dirumuskan mungkin semuanya dapat dilaksanakan oleh
bidan secara mandiri atau sebagian dilaksanakan oleh bidan ataupun berkolaborasi
dengan tenaga kesehatan lainnya. Bidan harus bertanggungjawab dalam
implementasi yang efisien, hal ini akan mengurangi waktu, biaya dan memberikan
kualitas pelayanan yang baik.
7. Langkah VII: Evaluasi
Dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi
pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai
dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasikan didalam masalah dan
diagnosa.
Bagan dan Alur Berfikir Varney dan Pendokumentasian Secara SOAP

Alur Pikir Bidan Pencatatan dari Asuhan Kebidanan

Proses Manajemen
Kebidanan

Pendokumentasian Asuhan Kebidanan

7 Langkah Varney 5 Langkah


SOAP NOTES
(Competensi Bidan)

Data Data Subjektif dan Objektif

Masalah/Diagnosa
Antisipasi Masalah
potensial/diagnosa Assesment/Diagnosa Assasment/Diagnosa
lain

Menetapkan Penatalaksanaan :
Kebutuhan segera - Konsul
untuk konsultasi, Perencanaan - Tes Diagnostik/lab
Kolaborasi - Rujukan
Perencanaan - Pendidikan/konseling
Implementasi Implementasi - Follow Up
Evaluasi Evaluasi
2.10. TINJAUAN KASUS

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D-IVKEBIDANAN KEDIRI
Jl. KH. Wakhid Hasyim No. 64 B Telp. (0354) 773095 – 772833
Website : http://www.poltekkes-malang.ac.id Fax. (0354) 778340
Email : direktorat@poltekkes-malang.ac.id Kediri 64114

PENGKAJIAN

Tanggal :15 Februari 2021 Jam : 08.00 WIB


No. RM :
Nama : Ny. P Nama Suami : Tn L
Umur : 27 tahun Umur : 30 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : S1
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jalan Selosari no 5 RT 08 Alamat : Jalan Selosari no 5 RT 08
RW 02 Sambirejo, Kediri RW 02 Sambirejo, Kediri
Cara masuk :
Datang Sendiri Rujukan dari :
Diagnose :
A. DATA SUBYEKTIF
1. Keluhan utama :
Suami mengatakan bahwa ibu kejang dari rumah 1 kali kemudian pingsan sampai di
bawa ke Rumah Sakit
2. Riwayat menstruasi
 Usia manarche : 13 tahun
 Jumlah darah haid : 3-4 kali ganti pembalut sehari
 Siklus haid : 28-30 hari
 HPHT : 8 Juni 2020
 Keluhan saat haid : nyeri haid
 Lama haid : 5-7 hari
 Flour albus : ada, tidak gatal, tidak berbau, kental putih bening
 TP : 15 Maret 2021
 Keluhan haid : nyeri haid
Disminorhoe Spoting Menorrhagia Premenstrual
syndrome
3. Riwayat hamil ini
 Hamil muda :
Mual Muntah Perdarahan Lain-lain(isi
sesuai keluhan)
 Hamil tua :
Pusing Sakit Kepala Perdarahan Lain-lain(isi sesuai
keluhan)
 Riwayat imunisasi : TT1 TT2 TT3 TT4 TT5
 Gerakan janin pertama : 4 bulan
 Gerakan janin terakhir
Suami mengatakan ada pergerakan janin ±5 menit sebelum kejang (07.30 WIB)
 Tanda bahaya dan penyulit kehamilan
Suami mengatakan tidak ada tanda bahaya dan penyulit kehamilan seperti sungsang
 Obat/jamu yang pernah dan sedang di konsumsi
Keluarga mengatakan ibu tidak mengkonsumsi jamu atau obat obatan kecuali yang
diberikan
 Keluhan BAK : Tidak ada Keluhan BAB : Tidak ada
 Kekhawatiran khusus :
Suami mengatakan Ibu khawatir akan kehamilannya karena sering mengalami
hipertensi

4. Riwayat kehamilan,persalinan, dan nifas yang lalu.

G1P0000
Tgl, Keadaan
Tempat Umur Jenis Penolong Anak
NO. Th Penyulit anak
partus kehamilan Kelamin persalinan JK/BB
partus sekarang
1. H A M I L I N I

5. Riwayat kesehatan penyakit yang pernah diderita :


 Anemia
 Hipertensi
 Kardiovaskular
 TBC
 Diabetes
 Malaria
 IMS (Sphilis, GO, HIV/AIDS, dll)
 Lain-lain....

Pernah dirawat : ya/tidak Kapan : ........................... Dimana :.................


Pernah dioperasi : ya/tidak Kapan : ...........................
Dimana :.................

6. Riwayat penyakit keluarga (Ayah, Ibu, Mertua) yang pernah menderita sakit :

Suami mengatakan bahwa anggota keluarga dari pihak ibu atau suami tidak memiliki
riwayat kencing manis, penyakit jantung, asma, anemia. Ayah dari ibu memiliki
Riwayat hipertensi
7. Status perkawinan : ya/tidak

Kawin 1 kali, kawin usia 25 tahun, lama menikah 2 tahun

8. Riwayat psiko sosial ekonomi


- Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan
Keluarga mengatakan senang dengan kehamilan Ny P
- Penggunaan alat kontrasepsi KB
Tidak ada
- Dukungan keluarga

Keluarga mendukung dan membantu selama kehamilan Ny.P


- Pengambilan keputusan dalam keluarga

Pengambilan keputusan dilakukan suami sebagai kepala keluarga


- Kebiasaan hidup sehat

Keluarga mengatakan mandi 2 kali sehari, menggosok gigi 2 kali sehari, mencuci
rambut 3 kali seminggu, mengganti pakaian dan celana dalam 2 kali sehari,
olahraga cukup
- Beban kerja sehari

Keluarga mengatakan melakukan kegiatan rumah tangga yaitu membersihkan rumah,


memasak, menyuci
- Tempat dan penolong persalinan yang diinginkan

Menurut keluarga Ibu pernah mengatakan ingin bersalin di BPM


- Penghasilan keluarga

±Rp 2.000.000 - Rp4.000.000


9. Riwayat KB dan rencana KB

Metode yang pernah dipakai : belum pernah, Lama : ...................bulan/tahun


Komplikasi dari KB : tidak ada, Rencana KB selanjutnya: implant

10. Riwayat Ginekologi :

Infertilitas Infeksi virus PMS Endometritis


Polipserviks Kanker kandungan Operasi kandungan Perkosaan
DUB dll........................

11. Pola makan / minum/ eliminasi/ istirahat


- Pola makan : 3 kali sehari dengan porsi sedang menu variasi nasi lauk pauk sayur
- Pola minum : 6-8 gelas/hari
- Pola eliminasi :

BAK 500 cc/hari, warna : jernih/kuning/kuning pekat/ groshematuri,


BAK terakhir jam :06.00 WIB
BAB 1 kali/hari, karakteristik: lembek/keras, BAB terakhir jam :04.00 WIB
- Pola istirahat : 8 jam/hari, tidur terakhir jam : 21.00WIB
- Dukungan keluarga : Suami Orang tua Mertua Keluarga lain

B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum

Keadaan umum : Lemah


Kesadaran : Delirium
BB : 60 kg(terakhir periksa) Tekanan Darah :180/120
mmHg
TB : 158cm Suhu : 380 C
Nadi : 90 kali/menit Lila :25cm
Pernafasan : 24 kali/menit
2. Pemeriksaan Fisik
- Kepala : rambut bersih, kulit kepala bersih, warna rambut hitam, pertumbuhan
rambut merata
- Wajah : muka sembab, keluar banyak keringat, tidak pucat
- Mata : Konjungtiva : anemis/tidak Selera : Ikterik/tidak

Pandangan Kabur Adanya pemandangan dua


- Rahang, gigi, gusi : normal/tidak, gusi berdarah/tidak
Tidak stomatitis, tidak ada caries gigi, keluar buih dari mulut dan ibu sering muntah
- Leher : adanya pembesaran vena jugularis / tidak, adanya pembesaran
kelenjar thyroid/tidak, tidak ada pembengkakan kelenjar limfe
- Dada :simetris aerola hiperpigmentasi Tumor Kolostrum

Puting susu menonjol/masuk ke dalam


Payudara simetris, payudara tegang
- Axilla : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada
benjolan
- Abdomen : pembesaran perut tidak sesuai umur kehamilan, arah
membujur,
hyperpigmentasi linea alba, striae livide +, tidak ada luka bekas
opersi
- Sistem respiratori : dispneu tachipneu wheezing batuk
- Sistem kardio : Nyeri dada murmur palpitasi
- Pinggang :nyeri/tidak, skoliosis, lordosis, kiposis(coret yang tidak perlu)
- Genetalia : vulva dan vagina tidak ada kelainan, tidak ada varises vulva,
tidak ada oedem, tidak ada condyloma
- Anus : tidak ada haemoroid
- Ekstremitas atas dan bawah: tungkai simetris/asimetris oedema

Reflek patella(+/+) varises

3. Pemeriksaan khusus
a. Abdomen

Inspeksi membesar dengan arah memanjang melebar


linea alba linea agra strie livide
Strie albican luka bekas operasi lain-lain
Palpasi :
Leopold I pada bagian fundus teraba lunak tidak bulat tidak melenting(bokong)
TFU(3 jari bawah px)
Leopold II teraba keras memanjang seperti papan di sebelah kiri(puki). Bagian
kanan
teraba bagian kecil janin
Leopold III bagian terendah teraba bulat keras, melenting(kepala)dan mudah
digoyangkan
Leopold IV sudah masuk PAP (konvergen)
TFU (Mcdonald) 33cm
TBJ : 3410 gram
Auskultasi : BJJ 145 x/mnt, reguler / irreguler
His/kontraksi : tidak ada

b. Ginekologi : tidak dilakukan

Palpasi : - cm, distanded / .........................


Ano genital
Inspeksi : pengeluaran pervagina......................condiloma : ada / tidak
Inspekulo : vagina (cairan/darah dan luka), portio : (licin/berdungkul,
cairan/darah, luka/lesi, apakah serviks sudah membuka atau belum), terdapat
jaringan plasenta/ bagian kecil janin.
Vaginal toucher : - cm eff.........% ketuban(+/-) presentasi.................
denominator .......................hodge ...............kesan panggul : normal / PSR
/PSA

4. Pemeriksaan laboratorium :
- Laboratorium lengkap. Proteinurin : +2
- CTG : janin................reaktif/tidak HB : 13gram%
- USG : ...........................................
- Foto thorak : ............................................
- EKG : ............................................

C. ANALISA / INTERPRETASI DATA

G1P0000 Ny P UK 36 minggu janin tunggal hidup dengan indikasi eklamsia

D. PENATALAKSANAAN

Tanggal : 15 Februari 2021 Jam : 08.35 WIB

07.55 Stabilisasi dengan pemberian terapi infus RL 500 ml 28tpm


WIB Berikan 4 g Mg SO4 40%10 ml larutkan dengan aquabides 10cc
berikan secara IV 5 menit Luluk
Pasang oksigen 4-6 L/menit
08.35 Memberitahukan hasil pemeriksaan mengenai kondisi ibu dan bayi
WIB saat ini
Tekanan Darah:180/120 mmHg Luluk
Nadi : 90 kali/menit
Suhu : 380 C
Pernafasan : 24 kali/menit
DJJ : 145x/menit
Suami mengerti
08.40 Menjelaskan tentang pengertian eklamsi, penyebab eklamsi, tanda
WIB gejala eklamsi, factor resiko
Suami mengerti Luluk
08.50 Menjelaskan sebab dilaksanakannya tindakan yang akan di lakukan
WIB setelah ini adalah operasi section caesaria
Suami mengerti Luluk
09.00 Meminta kelurga untuk menandatangani inform consent
WIB Suami menandatangani dan menyetujui
Luluk
09.03 Beritahu ibu jika akan dilakukan operasi SC
WIB
Luluk
09.05 Dilakukan persiapan ruangan operasi untuk di lakukan SC
WIB
Luluk
09.30 Operasi SC
WIB
Luluk

PENDOKUMENTASIAN KASUS SOAP

S : Keluarga mengatakan bahwa Ny.P mengalami kejang dari rumah 1 kali kemudian
pingsan sampai di bawa ke Rumah Sakit
O : Pemeriksaan
Tekanan Darah:180/120 mmHg
Nadi : 90 kali/menit
Suhu : 380 C
Pernafasan : 24 kali/menit
DJJ : 145x/menit
A : G1P0000 Ny P UK 36 minggu janin tunggal hidup dengan indikasi eklamsia
P :
07.5 Stabilisasi dengan pemberian terapi infus RL
5 500 ml 28tpm
WIB Berikan 4 g Mg SO4 40%10 ml larutkan Luluk
dengan aquabides 10cc berikan secara IV 5
menit
Pasang oksigen 4-6 L/menit
08.3 Memberitahukan hasil pemeriksaan mengenai
5 kondisi ibu dan bayi saat ini
WIB Tekanan Darah:180/120 mmHg Luluk
Nadi : 90 kali/menit
Suhu : 380 C
Pernafasan : 24 kali/menit
DJJ : 145x/menit
Suami mengerti
08.4 Menjelaskan tentang pengertian eklamsi,
0 penyebab eklamsi, tanda gejala eklamsi,
WIB factor resiko Luluk
Suami mengerti
08.5 Menjelaskan sebab dilaksanakannya tindakan
0 yang akan di lakukan setelah ini adalah
WIB operasi section caesaria Luluk
Suami mengerti
09.0 Meminta kelurga untuk menandatangani
0 inform consent
WIB Suami menandatangani dan menyetujui Luluk
09.0 Beritahu ibu jika akan dilakukan operasi SC
3
WIB Luluk
09.0 Dilakukan persiapan ruangan operasi untuk di
5 lakukan SC
WIB Luluk
09.3 Operasi SC
0
WIB Luluk
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Eklampsi ialah penyakit akut dengan kejang dan koma pada wanita hamil dan
wanita dalam nifas disertai dengan hipertensi, oedema dan proteinuria. Sebab eklampsi
belum diketahui benar. Salah satu teori yang dikemukakan ialah bahwa eklampsi
disebabkan ischaemia rahin dan plasenta (ischaemia uroplasentae).

Eklamsi terdapat tanda-tanda dan gejala seperti pusing, tekanan darah meningkat, kejang
dan lainnya. Tanpa penanganan yang baik, eklampsi dapat menimbulkan komplikasi
serius, termasuk kematian ibu dan janin.
3.2. SARAN
Semoga dengan adanya laporan pendahuluan, pembaca dapat menambah
wawasan pengetahuan dan pembaca mengetahui tentang eklamsia baik pada kehamilan,
persalinan dan nifas supaya dapat mecegahnya dan segera meminta pertolongan tenaga
medis. Dan sebagai mahasiswa dan tenaga kesehatan dapat melakukan tindakan asuhan
kagawatdaruratan maternal dan neonatal sesuai dengan prosedur untuk mengurangi AKI
dan AKB.
Dari laporan pendahuluan ini, penyusun menyadari banyak terdapat kekurangan
dan kesalahan di dalam pembuatannya, untuk itu penyusun sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak agar dalam pembuatan laporan
pendahuluan yang akan datang lebih baik dan tidak terjadi kesalahan lagi
DAFTAR PUSTAKA

Prawiroharjdo, Sarwono. 2018. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo

Prawiroharjdo, Sarwono. 2014. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta:


PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran. Obstetri Patologi. Edisi 1984. Bandung:


Elstar Offset

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/46509/Chapter%20II.pdf?
sequence=3&isAllowed=y (Diakses tanggal 17 Februari 2021 pukul 11.55WIB)

http://eprints.undip.ac.id/44202/3/Winda_Anggraeni_G2A009162_Bab2KTI.pdf
(Diakses tanggal 17 Februari 2021 pukul 12.05 WIB)

Anda mungkin juga menyukai