Anda di halaman 1dari 20

BAGIAN ILMU KESEHATAN JIWA LAPORAN KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN MARET 2021


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

“SKIZOFRENIA PARANOID”

Disusun Oleh :
Moh. Fadly Abdullah
105505404819

Pembimbing :
dr. Agus Japari, M.Kes, Sp. KJ

Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik Pada Bagian Ilmu Kesehatan
Jiwa

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021

1
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa :


Nama : Moh. Fadly Abdullah
NIM : 105505404819
Universitas : Universitas Muhamammadiyah Makassar
Judul Laporan Kasus : Skizofrenia Paranoid

Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu
Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, Maret 2021


Pembimbing,

dr. Agus Japari, M.Kes, Sp. KJ

2
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Alhamdulillah, marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulisan referat ini dapat
diselesaikan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Baginda Besar
Nabi Muhammad SAW. Karena beliaulahsebagai suritauladan dalam kehidupan
dunia ini. Mudah-mudahan kita yang termasuk umatnya selalu senantiasa dan setia
kepadanya.
Laporan Kasus dengan judul “Skizofrenia Paranoid” ini dapat
terselesaikandengan baik dan tepat pada waktunya sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan Kepaniteraan Klinik di Bagia Ilmu Kesehatan Jiwa. Secara khusus
penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang mendalam kepada dr.
Agus Japari, M.Kes, Sp. KJ selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan
waktu dengan tekun dan sabar dalam membimbing, memberikan arahan dan koreksi
selama proses penyusunan tugas ini hingga selesai.
Penulis menyadari bahwa penyusunan referat ini belum sempurna adanya dan
memiliki keterbatasan tetapi berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, baik
moral maupun material sehingga dapat berjalan dengan baik. Akhir kata, penulis
berharap agar referat ini dapat memberi manfaat kepada semua orang.

Makassar, Maret 2021

Penulis

3
LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Nn. R
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir : Makassar/16 Oktober 1957
Status Perkawinan : Tidak Menikah
Agama : Islam
Warga Negara : Indonesia
Suku Bangsa : Makassar
Pendidikan : SMA
Alamat : Jln. BTN Minasa Upa PLK J3
Nama Ayah/Ibu : Hj. Kamriah
Dikirim Oleh : Keponakan

Pasien datang ke poli jiwa dadi pada sabtu, 13 maret 2021 diantar olehketiga
ponakannya.

Diagnosa Sementara : Skizofrenia Paranoid (F20.0)

Alloanamnesa didapat dari :


Nama : Ny. S
Hubungan dengan pasien : Keponakan

4
II. RIWAYAT PSIKIATRIK

Diperoleh dari catatan medis, autoanamnesis, dan alloanamnesis.


A. Keluhan Utama
Gelisah, Sulit Tidur, & Mendengarkan Suara-suara

B. Riwayat Gangguan Sekarang


1) Keluhan dan Gejala
Seorang perempuan berusia 63 tahun dibawa oleh
keponakannya ke poli jiwa RSKD Dadi dengan keluhan gelisah, sulit
tidur, dan sering mendengarkan suara-suara. Menurut pasien, suara-
suara ini seperti mengomentari dirinya bahwa ia harusnya tidak
mendapatkan hukuman sebab ia bukanlah pahlawan. Selain itu ia juga
sering mendengar suara yang selalu menyuruhnya untuk mencari
hartanya di luar sebab pasien meyakini bahwa ia memiliki banyak
harta dan telah diambil oleh orang-orang. Pasien memiliki riwayat
jatuh di jalan 5 bulan yang lalu, sehingga sekarang menggunakan alat
bantu jalan untuk berjalan.

2) Hendaya/Disfungsi
Hendaya Sosial (-)
Hendaya Pekerjaan (+)
Hendayaa waktu senggang (+)

3) Faktor Stressor Psikososial


Sewaktu muda, pasien memiliki paras yang cantik dibandingkan
semua saudarinya, sehingga perlakuan orangtu pasien sering melarang
dan membatasi semua kegiatannya, dan akhirnya pasien memendam
semua kekecewaannya dan menjadi tidak percaya akan dirinya sendiri.

5
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1) Riwayat Penyakit Dulu
 Trauma (+)
 Infeksi (-)
 Kejang (-)

2) Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif


NAPZA tidak ada

D. Riwayat Psikiatrik Sebelumnya


Menurut hasil alloanamnesis dari keponakan pasien, bahwa pasien
pernah di rawat di RSKD Dadi sekitar 30-40 tahun yang lalu dengan keluhan
yang sama yaitu sering mendengarkan suara-suara. Pasien kemudian sering
dibawa berobat, namun 5 tahun terakhir sudah berhenti melakukan pengobatan.

E. Riwayat Kehidupan Pribadi


1) Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien lahir tanggal 16 oktober 1957, lahir normal, cukup bulan.
Tidak ditemukan cacat lahir atau cacat bawaan.
2) Riwayat Masa Kanak Awal-Pertengahan
Pasien tumbuh dan berkembang seperti anak seusianya, tidak
ada keterlambatan dalam perkembangan. Pasien diasuh dan tinggal
dengan kedua orangtua dan 9 saudaranya. Pasien diasuh oleh orangtua
dengan pola asuh yang berbeda dengan saudaranya, dimana ia
merupakan anak bungsu dan memiliki paras yang cantik, sehingga
orangtua selalu membatasi pergaulan dan aktivitas pasien.

6
3) Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja
Pasien berhasil lulus SMA dan sempat bekerja diberbagai
bidang seperti menjadi sekretaris sebuah perusahaan dan pernah
menjadi model di Jakarta, tapi kemudian dia berhenti bekerja karena
dipaksa sama orangtuanya.
4) Riwayat Masa Dewasa
a. Riwayat Pendidikan
Riwayat pendidikan terakhir SMA
b. Riwayat Pekerjaan
Riwayat pekerjaan di usia muda sebelum pasien sakit yaitu
sekretaris dan model. Namun sekarang setelah sakit, pasien
tidak bekerja lagi
c. Riwayat Pernikahan
Pasien belum menikah
d. Riwayat Kehidupan social
Interaksi social pasien baik, terkadang masih bisa pergi ke pasar
untuk belanja
e. Riwayat Agama
Pasien memeluk agama islam dan menjalankan kewajiban
dengan baik

F. Riwayat Kehidupan Keluarga


Pasien merupakan anak bungsu dari 10 bersaudara. Hubungan dengan
keluarga baik, hanya saja sewaktu muda pasien selalu di kekang oleh
orangtuanya. Dalam keluarga pasien, terdapat ponakan yang juga memiliki
keluhan sering mendengarkan suara sama seperti pasien.

7
Genogram

G. Situasi Sekarang
Sekarang pasien tinggal dengan saudaranya yang memiliki keterbatasan
fisik, yaitu cacat tidak memiliki 1 kaki. Keluhan pasien masih sering muncul.

H. Persepsi
si Pasien tentang diri dan kehidupan
Pasien merasa dirinya sakit dan berharap dapat sembuh.

III. STATUS MENTAL


A. Deskripsi Umum
1) Penampilan
Sesuai umur, berpenampilan rapi menggunakan baju panjang
dan jilbab, terawat, dan menggunakan alat bantu jalan untuk berjalan

8
2) Kesadaran
 Kualitatif : Berubah
 Kuantitatif : Compos Mentis
3) Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Tenang
4) Sikap Terhadap Pemeriksa
Kooperatif

B. Keadaan Afektif
1) Mood
Seperti biasa
2) Afek
Inappropriate
3) Empati
Tidak dapat diraba rasakan

C. Fungsi Intelektual
1) Taraf Pendidikan, Pengetahuan, Kecerdasan
Sesuai taraf pendidikan, tidak terganggu
2) Orientasi
Baik
3) Daya Ingat
Baik
4) Konsentrasi dan Perhatian
Kadang sedikit bingung
5) Pikiran Abstrak
Baik

9
6) Bakat Kreatif
Menjahit
7) Kemampuan Menolong Diri Sendiri
Baik

D. Gangguan Persepsi
1) Halusinasi
Halusinasi Auditori : Pasien sering mendengar suara-suara yang
mengomentari dirinya dan menyuruhnya untuk melakukan sesuatu
2) Ilusi
Tidak ada
3) Depersonalisasi
Tidak ada
4) Derealisasi
Tidak ada

E. Proses Berpikir
1) Arus Pikiran
Cukup relevan
2) Isi Pikiran
 Preokupasi
Tidak ada
 Waham
- Waham Persekutorik : Keyakinan palsu bahwa pasien
merasa dihukum dan ditipu
- Waham Kemiskinan : Keyakinan palsu bahwa harta pasien
dirampas semua oleh orang lain

10
3) Hendaya Berbahasa
Ada hendaya berbahasa

F. Pengendalian Impuls
Baik

G. Daya Nilai & Tilikan


1) Norma Sosial
Tidak terganggu
2) Uji Daya Nilai
Tidak Terganggu
3) Penilaian Realitas
Terganggu
4) Tilikan (Insight)
Derajat 6 : menyadari dirinya sakit dan butuh pengobatan

H. Taraf Dapat Dipercaya


Dapat dipercaya

IV. PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGIS


A. Status Internus
1) Keadaan umum : Sakit Ringan
2) Kesadaran : Kompos Mentis
3) Tanda Vital
o Tekanan Darah : 110/80 mmHg
o Nadi : 80x/menit
o Suhu : 36,5oC
o Pernapasan : 18x/menit

11
Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterus, jantung paru dalam batas
normal, tidak ada nyeri tekan abdomen, serta ekstremitas atas dan bawa
tidak tampak kelainan
Kesan : Dalam Batas Normal

B. Status Neurologis
1) GCS : E4V5M6
2) Pupil : Bulat, Isokor, Diameter 2,5mm/2,5mm
3) Tidak ditemukan tanda bermakna dari pemeriksaan neurologis
Kesan : Dalam Batas Normal

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Seorang perempuan 63 tahun dibawa oleh keponakannya ke poli jiwa RSKD
Dadi dengan keluhan gelisah, sulit tidur, dan sering mendengarkan suara-suara.
Menurut pasien, suara-suara ini seperti mengomentari dirinya bahwa ia harusnya tidak
mendapatkan hukuman sebab ia bukanlah pahlawan.Selain itu terkadang suara-suara
ini selalu menyuruhnya untuk mencari hartanya di luar sebab pasien meyakini bahwa
ia memiliki banyak harta dan telah diambil oleh orang-orang, sehingga pasien selalu
pergi dari rumah untuk mencari harta tersebut.
Menurut keluarga bahwa pasien pernah di rawat di RSKD Dadi sekitar 30-40
tahun yang lalu dengan keluhan yang sama yaitu sering mendengarkan suara-suara.
Pasien kemudian sering dibawa berobat, namun 5 tahun terakhir sudah berhenti
melakukan pengobatan. Faktor yang diduga menjadi stressor yaitu sewaktu muda,
pasien memiliki paras yang cantik dibandingkan semua saudarinya, sehingga
perlakuan orangtua pasien sering melarang dan membatasi semua kegiatannya, dan
akhirnya pasien memendam semua kekecewaannya dan menjadi tidak percaya akan
dirinya sendiri. Selain itu, salah satu keponakan pasien juga memiliki keluhan yang
sama dengan pasien.

12
Pada pemeriksaan, kesadaran berubah, GCS 15, psikomotor tenang, ada
hendaya berbahasa. Pasien kooperatif, mood sulit dinilai, afek inappropriate, dan
empati tidak dapat dirabarasakan. Fungsi kognitif baik sesuai taraf pendidikan,
gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik, arus pikir cukup relevan, terdapat
gangguan isi pikir berupa waham waham persekutorik dan waham kemiskinan, pasien
menyadari dirinya sakit dan butuh pengobatan (tilikan 6), dan secara umum yang
diutarakan oleh pasien cukup dapat dipercaya.

VI. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL


- Aksis I :
Berdasarkan autoanamnesis, alloanamnesis, dan pemeriksaan status
mental didapatkan gejala klinis yang bermakna yaitu pasien gelisah, sulit tidur,
dan sering mendengarkan suara yang harusnya tidak ada. Keadaan ini
menimbulkan penderitaan (distress) pada dirinya, sulit melakukan tugas dalam
kehidupan harian, dan sulit mengisi waktu luangnya dengan hal yang
bermanfaat (hendaya), sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami
gangguan jiwa.
Pada pemeriksaan status mental pasien, didapatkan hendaya berat
menilai realita dan ditemukan adanya halusinasi dan waham, maka pasien
digolongkan dalam gangguan jiwa psikotik. Pemeriksaan fisik internus dan
neurologis tidak ditemukan adanya kelainan sehingga digolongkan sebagai
gangguan jiwa psikotik non organic.
Berdasarkan autoanamnesis, alloanamnesis dan pemeriksaan status
mental ditemukan adanya gejala klinis yang bermakna seperti Pasien
mengalami halusinasi auditori dimana mendengar suara yang mengomentari
dirinya bahwa ia harusnya tidak mendapatkan hukuman sebab ia bukanlah
pahlawan, serta suara ini juga menyuruh pasien untuk mengambil hartanya
diluar pada orang-orang. Waham persekutorik dimana pasien meyakini bahwa
ia sedang dihukum dan waham kemiskinan dimana pasien meyakini bahwa

13
semua hartanya telah dirampas oleh orang lain. Keluhan ini menetap lebih dari
1 bulan yang memenuhi kriteria satu gejala (halusinasi auditorik) sehingga
pasien dapat dikatakan menderita Skizofrenia (F20). Dengan ditemukannya
gejala halusinasi auditorik, waham persekutorik, dan waham kemiskinan maka
dapat ditegakkan diagnosis sebagai Skizofrenia Paranoid (F20.0)

- Aksis II :
Pasien memiliki kecurigaan dan kecendrungan untuk menyalahartikan tindakan
orang lain yang netral sebagai suatu permusuhan, sehingga digolongkan
gangguan kepribadian paranoid (F60.0).

- Aksis III :
Pasien memiliki riwayat terjatuh dijalan saat berjalan diluar 5 bulan yang lalu
sehingga menyebabkan pasien harus menggunakan alat bantu untuk berjalan
sehingga digolongkan cedera lutut dan tungkai (S80-S89).

- Aksis IV
Perlakuan orangtua pasien di waktu muda yang sering melarang dan membatasi
semua kegiatannya, sehingga pasien selalu berhenti dari setiap pekerjaanya.

- Aksis V
GAF Scale 40-31 (beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan
komunikasi, disabilitas dalam beberapa fungsi).

VII. RENCANA TERAPI


A. Psikofarmakoterapi
- Risperidone 2 mg, 1 tab/12 jam/oral
- Clozapine 25 mg, ½ tab setiap malam hari

14
B. Psikoterapi
- Psikoterapi suportif untuk meningkatkan kesadaran realitas, membantu
mengembangkan keterampilan penyesuaian dan perilaku adaptif realitas
- Psikoedukasi mengenai pentingnya minum obat secara teratur dan rutin untuk
melakukan control, serta lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT

C. Sosioterapi
Memberikan penjelasan kepada pasien, keluarga pasien dan orang-orang di
sekitarnya sehingga dapat menerima dan menciptakan suasana lingkungan
yang mendukung

VIII. PROGNOSIS
Ad Vitam : Bonam
Ad Functionam : Dubia
Ad Sanationam : Dubia ad Malam

IX. DISKUSI & PEMBAHASAN


Skizofrenia berasal dari bahasa Yunani, schizein yang berarti terpisah atau
pecah dan phren yang berarti jiwa. Terjadi pecahnya/ ketidakserasian antara afek,
kognitif, dan perilaku. Skizofrenia adalah suatu psikosa fungsional dengan gangguan
utama pada proses pikir serta disharmonisasi antara proses pikir, afek atau emosi,
kemauan dan psikomotor disertai distorsi kenyataan, terutama karena waham dan
halusinasi, assosiasi terbagi-bagi sehingga muncul inkoherensi, afek dan emosi
inadekuat, serta psikomotor yang menunjukkan penarikan diri, ambivalensi dan
perilaku bizar. Kesadaran dan kemampuan intelektual biasanya tetap terpelihara,
walaupun kemunduran kognitif dapat berkembang dikemudian hari. 1
Berdasarkan dari PPDGJ III untuk mendiagnosis Skizofrenia (F20), jika
memenuhi kriteria berikut2:

15
 Harus ada sedikitnya satu gejala ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala
atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas)
a) THOUGHT
- “Thought echo” : isi pikiran yang bergema yang lama-kelamaan akan
hilang, atau
- “Thought insertion” : isi pikiran yang asing dari luar masuk dalam
pikirannya, atau
- “Thought withdrawl” : isi pikiran diambil keluar oleh sesuatu dari luar
dirinya, atau
- “Thought broadcasting” : isi pikiran tersiar keluar sehingga orang lain
(orang umum) mengetahuinya.
b) DELUSION (termasuk kategori waham)
- “Delusion of control” : waham (keyakinan) tentang dirinya dikendalikan
oleh sesuatu kekuatan tertentu dari luar. Pasien berusaha melawan
kendali tersebut namun akhirnya melakukan apa yang diperintahkan, atau
- “Delusion of influence” : waham (keyakinan) tentang dirinya
dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu dari luar. Dalam hal ini pasien
terusaha melawan dengan berbagai-bagai cara. Dia lebih sering berhasil
melawan perintah, meskipun terkadang dia melakukan perintah tersebut,
atau
- “Delusion of passivity” : pasrah terhadap kekuatan dari luar, atau
- “Delusion perception” : Pengalaman inderawi yang tidak wajar, yang
biasanya bersifat mistik atau mukjizat.
c) HALUSINASI AUDITORIK, kriteria halusinasi auditorik yang termasuk
adalah:
- Suara halusinasi yang berkomentar terus-menerus terhadap perilaku pasien,
atau

16
- Mendiskusi perihal pasien di antara mereka sendiri (pasien mendengar
sekelompok orang membicarakan tentang dia, tapi pasien tidak ikut dalam
perbicaraan itu), atau
- Jenis suara halusinasi lan yang berasal dari salah satu bagian tubuh.
Pastikan kalau pasien mendengar suara yang ditangkap oleh panca indera
(telinga), bukan “suara hati” atau “perasaan”.
d) WAHAM
Waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak
wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau
keyakinan tertentu.
 Atau kriteria dua gejala (paling sedikit 2 dari 4 gejala di bawah ini yang harus
ada secara jelas)
a Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja
b Arus pikiran yang terputus mengalami sisipan yang berakibat ireleven
atau inkoheren, atau neologisme
c Perilaku katatonik (gangguan tingkah laku), seperti gaduh gelisah,
negativisme mustisme, stupor, mempertahankan posisi tubuh tertentu.
d Gejala-gejala negatif (gangguan afek), seperti apatis, bicara yang sangat
jarang, respon emosional yang tumpul dan tidak wajar.
 Gejala tersebut di atas telah berlangsung selama > 1 bulan
 Harus ada perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan
(overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal behaviour),
bermanifestasi dalam hal pekerjaan, perilaku hidup pasien hilangnya minat,
hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self
absorbed attitude), dan penarikan diri secara sosial.

Skizofrenia tipe paranoid merupakan tipe paling stabil dan paling sering
terjadi. Gejala terlihat sangat konsisten, pasien dapat atau tidak bertindak sesuai

17
wahamnya. Ciri utama skizofrenia tipe paranoid adalah waham yang mencolok atau
halusinasi auditorik dalam konteks terdapatnya fungsi kognitif dan afektif yang
relative masih terjaga. Waham biasanya adalah waham kejar atau waham kebesaran,
atau keduanya, tetapi waham dengan tema lain (waham kecemburuan, keagamaan,
atau somalisasi) mungkin juga muncul. Ciri-ciri lainnya meliputi kecemasan,
kemarahan, menjaga jarak, suka berargumentasi, agresif, dan jarang menunjukkan
sikap disorganisasi.3

Kriteria Diagnostik Menurut PPDGJ III: F20.02


Skizofrenia Paranoid
 Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
 Sebagai tambahan:
- Halusinasi dan/atau waham harus menonjol;
a. suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi
perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa
bunyi pluit (whistling), mendengung (humming), atau bunyi
tawa (laughing);
b. halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat
seksual, atau lain-lain perasaan tubuh; halusinasi visual
mungkin ada tetapi jarang menonjol;
c. waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham
dikendalikan (delusion of control), dipengaruhi (delusion of
influence), atau “passivity” (delusion of passivity), dan
keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah yang
paling khas;
- Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta
gejala katatonik secara relative tidak nyata/tidak menonjol.

18
Berdasarkan autoanamnesis, alloanamnesis, dan pemeriksaan status
mental ditemukan adanya gejala klinis yang bermakna yaitu halusinasi
auditorik, waham persekutorik, waham kemiskinan, gelisah dan tidur
terganggu. Berdasarkan gejala-gejala klinis tersebut ditemukan gejala
memenuhi kriteria satu gejala yaitu halusinasi auditorik, sehingga pasien
dapat dikatakan menderita Skizofrenia (F20). Dengan ditemukannya gejala
berupa halusinasi auditorik dan waham persekutorik yang menonjol, maka
dapat ditegakkan diagnosa yaitu Skizofrenia Paranoid (F20.0).
Pasien ini diberikan risperidone 2 mg dan clozapine 25 mg sesuai
dengan terapi antipsikotik. Risperidone dan clozapine merupakan antipsikotik
generasi kedua atau atipikal yang memiliki afinitas yang lebih besar terhadap
reseptor serotonin daripada reseptor dopamine. Selain itu, antipsikotik atipikal
lebih selektif, sehingga tidak menimbulkan efek samping ekstrapiramidal. 4
Psikoterapi suportif dan psikoedukasi juga dilakukan pada pasien ini untuk
meningkatkan kesadaran realitas dan membantu mengembangkan
keterampilan penyesuaian dan perilakiu adaptif realitas. Selain itu, sosioterapi
dilakukan dengan memberikan penjelasan kepada pasien, keluarga pasien dan
orang-orang di sekitarnya sehingga dapat menerima dan menciptakan suasana
lingkungan yang mendukung.

X. FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakit pasien, tanda-
tanda vital pasien dan efektifitas terapi serta kemungkinan terjadinya efek
samping dari obat yang diberikan.

19
DAFTAR PUSTAKA

1. Hendarsyah F. Diagnosis dan Tatalaksana Skizofrenia Paranoid dengan


Gejala-Gejala Positif dan Negatif. J Medula Unila. Jan 2016; 4(3): 57-62
2. Maslim R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas Dari
PPDGJ-III dan DSM-5. Jakarta : Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika
Atmajaya. 2013
3. Saputra TA. Paranoid Types Of Schizophrenia. J Agromed Unila. Agt 2014;
1(1): 43-48
4. Hafifah A, Puspitasari IM, Sinuraya RK. Review Artikel : Farmakoterapi dan
Rehabilitasi Psikososial Pada Skizofrenia. Farmaka. Agt 2018; 16(2): 210-
232


20

Anda mungkin juga menyukai