SKIZOFRENIA
Waktu Stase :
06 Maret 2023 s/d 01 April 2023
DI SUSUN OLEH :
Della safitri 1821 777 14 464
Dwicky Welmansyah Taslim 18 21 777 14 465
Niluh Putu Mellenia 18 21 777 14 486
Firda Ulandari 18 21 777 14 493
B. Keluhan Utama
Gelisah
Hendaya/ Disfungsi
Hendaya Sosial (+)
Hendaya Pekerjaan (+)
Hendaya Penggunaan Waktu Senggang (+)
b) Keadaan Afektif
1) Mood : Labil
2) Afek : Afek sempit
3) Keserasian : Tidak Sesuai
4) Empati : Tidak dapat diraba rasakan
d) Gangguan Persepsi
1) Halusinasi : Ada, halusinasi auditorik berupa bisikan bisikan di
telinga kanan yang selalu mengganggu pasien. Bisikan ini berupa
suara nenek tua yang menyuruhnya untuk membunuh tetangganya
tersebut
2) Ilusi : Ada, berupa pasien merasa dikejar dan melihat
adanya bayangan hitam besar yang samar-samar seakan ingin
berteman dengannya
3) Depersonalisasi: Tidak ada
4) Derealisasi : Tidak ada
e) Proses Berpikir
1) Arus Pikiran
- Produktivitas : Tidak ada
- Kontinuitas : Relevan, koheren
- Hendaya berbahasa : Tidak ada
2) Isi Pikiran
- Preokupasi : Tidak ada
- Gangguan isi pikiran : Waham curiga (merasa keluarga dan
tetangganya menceritakan dirinya yang mengatakan bahwa pasien
telah merebut suami orang dan mengejeknya sebagai “orang gila”)
f) Pengendalian Impuls
Selama wawancara, impuls pasien dapat dikendalikan dengan normal.
g) Daya Nilai
1) Norma sosial : Baik
2) Uji daya nilai : Baik
3) Penilaian Realitas : Terganggu
h) Tilikan (insight)
Tilikan derajat 3 yaitu Pasien menyadari bahwa dirinya sakit
namun menyalahi orang lain
C) RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana diagnosis multiaksial pada skenario ?
2. Apa saja faktor faktor yang dapat menjadi penyebab pada skenario ?
3. Bagaimana patomekanisme gangguan pada skenario?
4. Bagaimana differential diagnosis pada skenario ?
5. Bagaimana farmakoterapi pada skenario ?
6. Bagaimana prognosis pada skenario ?
D) KLARIFIKASI MASALAH
1. AKSIS I :
Berdasarkan anamnesis, didapatkan adanya gejala klinis yang bermakna
dan menimbulkan distress berupa gelisah, mudah marah, mendengar
bisikan, berbicara yang tidak jelas, dan menimbulkan disabilitas berupa
terganggunya melakukan pekerjaan, bersosialisasi, dan waktu senggang
sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami Gangguan jiwa.
Dari pemeriksaan status mental pada pasien di dapatkan adanya hendaya
dalam menilai realita berupa halusinasi auditorik dimana pasien
mendengar bisikan bahwa istri pasien rindu terhadap dirinya dan gangguan
isi pikir berupa waham kebesaran dimana pasien merasa dirinya sebagai
kontraktor hebar dan anggota DPR sehingga pasien di diagnosa sebagai
Gangguan Jiwa Psikotik.
Pada riwayat penyakit sebelumnya dan pemeriksaan status interna dan
neurologis tidak di temukan adanya kelainan yang mengindikasi gangguan
medis umum yang menimbulkan gangguan fungsi otak serta dapat
mengakibatkan gangguan jiwa yang di derita pasien ini, sehingga diagnosis
gangguan mental dapat di singkirkan dan di diagnosa Gangguan Jiwa
Non Organik.
Berdasarkan kriteria diagnosis PPDGJ-III memenuhi kriteria berupa
adanya gejala psikotik yaitu terganggunya penilaian realita berupa
halusinasi auditorik, dan gangguan isi pikir berupa waham kebesaran yang
dialami pasien sejak bulan April 2022 dan pasien sempat kontrol ke
poliklinik dan pasien mengonsumsi obat jiwa hanya sekali dan gejala
pasien memberat sejak 1 minggu terkahir sehingga pada pasien ini
didiagnosis Skizofrenia (F20).
Berdasarkan kriteria diagnosis PPDGJ-III, pasien memenuhi kriteria
berupa adanya gejala psikotik berupa halusinasi auditorik dan waham
kebesaran dan gejala pasien memenuhi kriteria umum dari skizofrenia
paranoid sehingga pada pasien ini didiagnosis gangguan Skizofrenia
Paranoid (F20.0).
AKSIS II
Ciri kepribadian tidak khas
AKSIS III
E00-G90 Penyakit endokrin, nutrisi, dan metabolik (Hipertensi)
AKSIS IV
Masalah dengan keluarga “Primary Support Group” (Keluarga) dimana
pasien tingga jauh dari istrinya
AKSIS V
GAF Scale 50-41 beberapa gejala berat dan disabilitas berat.
Paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus selalu ada secara jelas:
(a) Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja apabila disertai baik
oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa
kandungan afektif yang jelas, ataupun ide-ide berlebihan yang menetap,
atau terjadi selama setiap hari selama berminggu-minggu atau 1 berbulan-
bulan terus-menerus.
(b) Arus pikiran yang terputus atau yang mengalami sisipan (interpolation)
yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan atau
neologisme.
(c) Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi
tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme,
dan stupor.
(d) Gejala-gejala negatif seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan
respon emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya
mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya
kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan
oleh depresi atau medikasi neuroleptika.
• Adanya gejala-gejala khas tersebut di atas telah berlangsung selama
kurun waktu satu bulan atau lebih.
• Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam
mutukeseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi
(personal behaviour), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak
bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self
absorbed attitude), dan penarikan diri secara sosial.
Pada pasien ini didapatkan halusinasi auditorik dan waham kebesaran sehingga
di diagnosis dengan gangguan Skizofrenia paranoid dengan Differential diagnosis
pada skenario adalah Depresi Pasca- Skizofrenia (F20.4)6