Anda di halaman 1dari 62

CASE REPORT

Benign Paroxysmal Positional


Vertigo (BPPV)

Maulia Rahma
1261050296
Pembimbing:
dr. Muhammad Arief, Sp.S
KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT SARAF
PERIODE 3 OKTOBER - 5 NOVEMBER 2016
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA

Anatomi

Anatomi Telinga Dalam

Telinga
Dalam
Membra
n
labirin

Tulang
Labirin

Kanalis
semisirkular
is

Vestibulu
m

Koklea

Utrikulus
dan
sakulus

Membran 3
kanalis
semisirkula
ris

Benign Paroxysmal Positional


Vertigo (BPPV)
Gangguan vestibuler dengan gejala klinis
rasa pusing berputar diikuti mual muntah
dan keringat dingin, berulang dan singkat.
Sering berkaitan dengan perubahan posisi
kepala.

Etiologi
Primer atau Idiopatik

50 70%

Sekunder

30 50 %

Trauma Kepala

7 17 %

Labirinitis Virus

15%

Meniere Disease

5%

Migrain

<5%

Operasi telinga dalam

<1%

Teori
Kupulolitiasis
Makula
utrikulus
berdegener
asi

Fragmen
otokonia
terlepas

Debris
(kalsium
karbonat
)

Nistagm
us dan
rasa
pusing

Kanalis
semisirkularis
posterior menjadi
sensitif akan
gravitasi
Menempel pada
permukaan kupula
kanalis
semisirkularis
posterior

Teori
Kanalitiasis
Partikel yang
bebas bergerak
(canalith) di
dalam kanalis
semisirkularis

Endolimfe
dalam
kanalis
semisirkular
is bergerak

Defleksi
kupula

Nistagm
us

KLASIFIKASI
BPPV

Kanalis Lateral

Geotropik

Apogeotr
opik

Kanalis Posterior

BPPV Kanalis Lateral


Karakteristik vertigo posisional yang diikuti
nistagmus horizontal berubah arah
Geotropik
Nistagmus
horizontal
Apogeotropik

otokonia yang terlepas dari


utrikulus masuk ke dalam lumen
posterior kanalis horizontal
(kanalolitiasis)
-Otokonia yang terlepas dari utrikulus
menempel pada kupula kanalis horizontal
(kupulolitiasis)
-Fragmen otokonia di dalam lumen
anterior kanalis horizontal (kanalolitiasis
apogeotropik).

BPPV Kanalis Posterior


81%-90% kasus BPPV
Penyebab Kanalitiasis
debris
endolimfe yang
terapung bebas

jatuh ke
kanal
posterior

Bagian vestibulum
yang berada pada
posisi yang paling
bawah

Gejala Klinis
Pusing
berputar

Ketidakseimba
ngan

Lemas
setelah
serangan

Rekuren

Mual,
muntah

Serangan
kurang dari 1
menit

Pusing
diprovokasi
dengan
gerakan

Diagnosis
Anamnesis

Pusing berputar Tanyakan apakah lingkungan yang berputar atau diri


sendiri yang berputar.
Sejak kapan pusing dirasakan? Berapa lama pusing berlangsung? terusmenerus/hilang timbul ; <1 menit atau >5menit
Bagaimana awalnya keluhan ini bisa muncul?
(Awitan)istirahat/aktivitas/tiba-tiba/perlahan-lahan
Apa yang dilakukan untuk meredakan pusing? minum
obat/berbaring/memiringkan badan/menutup mata
Saat seperti apa pusing dirasa semakin berat? membuka
mata/berjalan/mengubah posisi/menggerakkan kepala
Apa keluhan lain yang dirasakan? mual/muntah/keringat dingin/telinga
berdenging/
Riwayat minum obat-obatan ototoksik

Pemeriksaan Fisik
Diagnosis BPPV dapat ditegakkan dengan
memprovoksi & mengamati respon vertigo
dan nistagmus yang abnormal

Tes Dix Hallpike


1. Duduk dekat bagian ujung
tempat periksa
2. Kepala diputar menengok ke
kanan atau kiri kira-kira 450
3. Penderita diminta tetap
membuka mata untuk
melihat nistagmus
4. Penderita direbahkan
sampai kepala tergantung
300
5. Kembalikan ke posisi duduk

Pemeriksaan Side
Lying
1. Pasien duduk pada meja
pemeriksaan dengan kaki
menggantung
2. Dijatuhkan ke sisi kanan
dengan kepala ditolehkan
45 ke kiri
3. Tunggu 40 detik sampai
timbul respon abnormal
4. Pasien kembali ke posisi
duduk
5. Pemeriksaan sidelying kiri

Tes Kalori

Pemeriksaan Penunjang
-Tes laboratorium tidak diperlukan untuk membuat
diagnosis BPPV
- Hasil pemeriksaan laboratorium mungkin diperlukan
untuk menggambarkan ini patologi lainnya

Diagnosis Banding

BPPV

Vertigo
timbul
mendadak
pada
perubahan
posisi
Vertigo yang
dirasakan
berputar
Serangan
berlangsung
dalam waktu
singkat
( < 1 menit)
Dapat
disertai mual
muntah
Rekuren
(berulang)

Penyakit
Meniere
Vertigo berasa
berputar,
episodik,
derajat ringanberat,
rotasional, tiap
episode
serangan
minimal 20
menit dan tidak
lebih dari 24
jam
Pendengaran
menurun,
berfluktuasi
dan memberat
saat serangan
Tinitus
Rasa penuh

Neuritis
Vestibularis
Vertigo
rotatorik, mual
spontan yang
berat, onset
dalam
beberapa jam,
menetap lebih
dari 24 jam
Nistagmus
horizontal
rotatorik
spontan
Gangguan
keseimbangan
saat berdiri
atau berjalan
Pendengaran
normal
Tidak ada

Labirinitis

Didahului
infeksi telinga,
hidung,
tenggorokan
Gangguan
pendengaran,
mual, muntah
Demam
Rasa penuh
pada telinga
Tinitus
Otalgia

Tatalaksana BPPV
Tujuan terapi adalah melepaskan
otokonia dari dalam kanalis atau
kupula, mengarahkan agar keluar
dari kanalis semisirkularis menuju
utrikulus melalui ujung non
ampulatory kanal.
BPPV Reposisi kanalit

Manuver reposisi kanalit (Epley)

Tahap pertama hampir sama


dengan Hallpike maneuver
perbedaannya ialah pasien
diposisikan tanpa membuat
kepala tergantung
Maneuver ini memobilisasi Kristalkristal dan memberi jalan keluar
dari kanal.

Manuver Semont

Diindikasikan
untuk pengobatan
cupulolithiasis
posterior

Manuver
Lempert
Digunakan
pada
pengobatan
BPPV tipe
kanal lateral

Brandt-Daroff exercise
Latihan untuk di rumah
dan dapat dilakukan
sendiri
Terapi tambahan pada
pasien yang tetap
simptomatik setelah
manuver Epley atau
Semont
Digunakan bila sisi BPPV
tidak jelas dan dilakukan
3 set per hari selama 2
minggu. Pada umumnya

Terapi medikamentosa
Setelah maneuver reposisi kanalit pada BPPV,
seringkali masih terjadi disekuilibrum diperlukan
betahistin(untuk mempercepat kompensasi)
Diberikan pada pasien dengan serangan vertigo
yang disertai mual muntah hebat

Golongan vestibular depresan + anti emetik

BAB III
STATUS PASIEN

STATUS PASIEN

Nama : Ny. I.S


Jenis Kelamin: Wanita
Usia: 39 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Tgl. Masuk : 10 Oktober 2016

Anamnesis
Autoanamnesis
Tanggal
: 10-10-2016
Keluhan utama
: Pusing berputar
Keluhan Tambahan
: Mual , muntah

Riwayat Perjalanan Penyakit


Pasien datang dengan keluhan pusing berputar yang dirasakan sejak 2
hari SMRS. Pusing timbul secara tiba-tiba saat pasien bangun tidur. Pasien
merasa lingkungan disekitarnya berputar. Pusing dirasakan hilang timbul dan
saat serangan pusing muncul durasinya + 1 menit. Pusing dirasakan terutama
saat kepala digerakkan. Pasien merasa keluhannya berkurang saat pasien
memejamkan mata dan tidur menghadap ke kiri. Pasien sudah minum obat
panadol untuk mengurangi pusingnya namun keluhan tidak berkurang. Pada 1
hari yang lalu oleh karena keluhan pusingnya pasien sampai keringat dingin,
mual hingga muntah 1 kali berisi makanan. Telinga tidak berdenging, tidak
riwayat benturan pada kepala, tidak ada riwayat minum obat TB, diabetes
mellitus, demam disangkal.

Riwayat Penyakit Terdahulu


Riwayat sakit seperti ini
: Pusing berputar saat 6 bulan yang lalu
Riwayat sakit darah tinggi : Ada, sejak + 6 bulan yang lalu.
Terkontrol dengan
amlodipin 10 mg.
Riwayat sakit gula
: Disangkal
Riwayat sakit jantung : Disangkal

Riwayat kehamilan
: G3P2A1
Riwayat persalinan
: Caesar
Menstruasi
: Tidak teratur (Siklus <28hari)
Lingkungan tempat tinggal : Pasien tinggal bersama keluarga,
lingkungan
tempat tinggal padat

Pemeriksaan Fisik
Status Generalis :
Keadaan umum : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran
: Compos mentis (E4M6V5)
Tekanan Darah : 140/100 mmHg
Nadi
: 80 x/menit
Pernafasan
: 22 x/menit
Suhu
: 36,6 C
VAS : 7
BB/TB : 73 kg / 158 cm
BMI : 29,2 (Overweight)

Status Regional
1.
2.
3.
4.
5.

Kepala : Normocephali
Wajah : Simetris
Mata: Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-)
Hidung : Bentuk biasa, Lapang +/+, Sekret -/Mulut : Mukosa bibir lembab, faring tidak hiperemis,
tonsil T1-T1
6. Telinga : Liang lapang +/+, Serumen -/-, membran timpani intak
7. Leher : KGB tidak teraba membesar, JVP 5-2 cmH20
8. Toraks : Pergerakan dinding dada simetris kanan = kiri
9. Paru-paru : Bunyi nafas dasar vesikuler, Ronkhi -/-, Wheezing -/10.Abdomen : Tampak datar, BU (+) 3x/mnt
11.Hepar : Tidak teraba
12.Lien : Tidak teraba
13.Genitalia externa : Tidak dilakukan (Tidak ada indikasi pemeriksaan)
14.Extremitas : Akral hangat, Edema - - / - -

Status Neurologi
1.Rangsang meningeal

Kaku kuduk : Brudzinski I : -/Brudzinski II : -/Kerniq : -/Laseque : >70 / >70

2.Saraf Kranial
N.I: Cavum nasi : Lapang/lapang, sekret -/Tes penghidu : Normosmia
N.II: Visus kasar
: Baik
Tes buta warna : Baik
Lapang pandang : Luas
Funduscopy : Tidak dilakukan

N.III, IV, VI :

Sikap bola mata


: Simetris
Ptosis
: -/Strabismus : -/Enoptalmus
: -/Eksoptalmus
: -/Diplopia : -/Deviasi konjugee
: -/Pergerakan bola mata
: Baik ke segala arah, simetris
Pupil : Bulat, isokor 3mm/3mm,
letak di tengah, tepi rata
Refleks cahaya langsung
: +/+
Refleks cahaya tidak langsung : +/+
Refleks akomodasi : Baik

N.V
Motorik
Buka tutup mulut
: Baik
Gerakan rahang
: Baik
Menggigit (palpasi)
M. Maseter
: Baik
M. Temporalis : Baik
Sensorik
Rasa nyeri
kanan kiri
Rasa raba
kanan kiri
Rasa suhu
Dilakukan
Refleks

: Simetris
: Simetris
: Tidak

N.VII
Sikap wajah
: Simetris
Mimik
: Biasa
Angkat alis
: +/+
Kerut dahi
: +/+
Kembung pipi : +/+
Lagoftalmus
: -/Menyeringai : Sulcus Naso Labialis
+/+
Chovstek
: -/Rasa kecap 2/3 depan lidah
: Baik

N. VIII
Nistagmus
: + arah horizontal
Vertigo
:+
Suara berbisik
: +/+
Gesekan jari : +/+
Tes rinne
: +/+
Tes weber
: Tidak ada
lateralisasi
Tes swabach
: Sama dengan
pemeriksa

N. IX, X
Arkus faring
: Simetris
Palatum molle
: Intak
Uvula
: Di tengah
Disartria
:Disfagia
:Disfonia
:Refleks okulokardiak
: +/+
Refleks sinus caroticus
: +/+
Refleks faring
:+

N. XI
Angkat bahu : Baik
Menoleh
: Baik

N. XII
Sikap lidah
: Ditengah
Atrofi
:Fasikulasi
:Tremor
:Julur lidah
: Tidak ada deviasi
Tenaga otot lidah : Baik

Motorik
Derajat kekuatan otot
: 5555 / 5555
5555 / 5555
Tonus Otot
: Normotonus
Trofi otot
: Eutrofi
Gerakan spontan abnormal
:-

Refleks Fisiologis
Biceps : ++/++
Triceps : ++/++
KPR : ++/++
APR : ++/++

Refleks Patologis

Hoffman trommer
: -/Babinski
: -/Chaddock
: -/Gordon
: -/Oppenheim : -/Schaefer
: -/Rossolimo : -/Mendel bechtrew : -/Klonus lutut : -/Klonus kaki
: -/-

Koordinasi
Statis
Duduk
: Tidak dilakukan (pasien tidak kooperatif)
Berdiri
: Tidak dilakukan (pasien tidak kooperatif)
Berjalan
: Tidak dilakukan (pasien tidak kooperatif)
Tes Romberg : Tidak dilakukan

Dinamis
Telunjuk telunjuk : Baik
Telunjuk hidung : Baik
Tumit lutut: Baik

Sensibilitas
Eksteroseptif :
Rasa Raba : Baik
Rasa Nyeri : Baik
Rasa Suhu : Tidak Dilakukan
Propioseptif :
Rasa Getar : Baik
Rasa Gerak : Baik
Rasa Sikap : Baik

Resume :

Pasien wanita 39 tahun, datang dengan keluhan pusing berputar yang dirasakan sejak
2 hari SMRS. Pusing timbul secara tiba-tiba saat pasien bangun tidur. Pasien merasa
lingkungan disekitarnya berputar. Pusing dirasakan hilang timbul dan saat serangan pusing
muncul durasinya + 1 menit. Pusing dirasakan terutama saat kepala digerakkan. Pasien
merasa keluhannya berkurang saat pasien memejamkan mata dan tidur menghadap ke kiri.
Pasien sudah minum obat panadol untuk mengurangi pusingnya namun keluhan tidak
berkurang. Pada 1 hari yang lalu pasien sempat merasa mual hingga muntah 1 kali berisi
makanan oleh karena keluhan pusingnya. Telinga tidak berdenging. Riwayat hipertensi sejak
6 bulan yang lalu terkontrol dengan Amlodipine 10 mg.
Pemeriksaan fisik umum:
Kesadaran: compos mentis (E4,M6,V5), KU:TSS
TD:140/100 mmHg, Nadi:80 x/mnt, RR:22 x/mnt, Suhu: 36,6 C, VAS: 7
Pemeriksaan neurologis:
Nistagmus

: + arah horizontal

Vertigo

:+

DIAGNOSA KLINIS
: Vertigo Perifer
DIAGNOSA TOPIS
: Sistem Vestibular
DIAGNOSA ETIOLOGIS : Benign Paroksismal
Positional Vertigo

TERAPI :
Diet : Rendah garam
IVFD : I NS 0,9% + 1 amp
Neurobion/24 jam
MM :
Flunarizine
Stugerone

Ondansetron

KSR
Amlodipine

2x5mg
(PO)
3x1 tab
(PO)
3x4mg (PO)

2x1
(PO)
1x10mg (PO)

Laboratorium (10 Oktober 2016)


Jenis Pemeriksaan

Hasil

Nilai Rujukan

Natrium

142 mmol/L

136 145 mmol/L

Kalium

3,2 mmol/L

3,5 5,1 mmol/L

Klorida

104 mmol/L

99 111 mmol/L

Hemoglobin

10,5 g/dl

12 14 g/dl

Leukosit

9,6 ribu/uL

5 10 ribu/uL

Hematokrit

35,3 %

37 43 %

Trombosit

259 ribu/uL

150 400 ribu/uL

GDS

110 mg/dl

<200 mg/dl

FOLLOW UP

11 Oktober 2016 (PH 2)


S: mual (+), pusing berputar masih terasa
tapi sudah berkurang, VAS=4
O:
KU:TSS
Nadi: 84 x/menit
Kes: Compos Mentis RR: 20 x/mnt
TD: 130/80 mmHg Suhu: 36C
N. VIII
Nistagmus
Vertigo

: + arah horizontal
:+

A:
Diagnosis Klinis
: Vertigo perifer
Diagnosis Topis: Sistem Vestibular
Diagnosis Etiologi : BPPV
P : Diet : Rendah garam
IVFD : I NS 0,9% + 1 amp Neurobion/24 jam
MM :
Flunarizine
2x5mg
(PO)
Stugerone
3x1 tab (PO)
Ondansetron
3x4mg
(PO)
KSR
2x1 (PO)
Amlodipine
1x10mg (PO)

Tes Koordinasi
Tes romberg
:+
Periksa Ureum, kreatinin, darah lengkap,
profil lipid, fungsi hati, asam urat

Laboratorium (11 Oktober 2016)


Darah Perifer Lengkap

Hasil

Nilai Rujukan

LED

20 mm/jam

<20 mm/jam

Hb

10,2 g/dl

12 14 g/dl

Leukosit

9,7 ribu/uL

5 10 ribu/uL

Eritrosit

4,59 juta/ml

4,5 5,5 juta/ml

Ht

34,1 %

37 43 %

Trombosit

303 ribu/uL

150 400 ribu/uL

MCV

74,2 /fL

82 92 /fL

MCH

22,2 pg

27 31 pg

MCHC

29,9 g/dl

32 36 g/dl

Laboratorium (11 Oktober 2016)


Darah Perifer Lengkap

Hasil

Nilai Rujukan

Basofil

0%

01%

Eosinofil

0%

03%

Neutrofil batang

0%

25%

Neutrofil segmen

83 %

50 70 %

Limfosit

15 %

25 40 %

Monosit

2%

28%

Profil Lipid

Hasil

Kolesterol total

149 mg/dL

150 250 mg/dL

Trigliserida

82 mg/dL

<200 mg/dL

HDL

53 mg/dL

35 55 mg/dL

LDL

102 mg/dL

<155 mg/dL

Laboratorium (11 Oktober 2016)


Jenis Pemeriksaan

Hasil

Nilai Rujukan

Ureum

20 mg/dL

15 45

Creatinin

1,05 mg/dl

0,6 0,9

As.Urat

3,5 mg/dl

2,4 7

SGOT

17

10 34

SGPT

20

9 36

12 Oktober 2016 (PH 3)


S: Mual (-), Pusing berputar (-)
O: KU:TSR
Kes: Compos Mentis
TD: 120/90 mmHg
Nadi: 86 x/menit
RR: 21 x/mnt
Suhu: 36,7C
A:
Diagnosis Klinis : Vertigo perifer
Diagnosis Topis : Vestibular
Diagnosis Etiologi : BPPV

P : Diet
: Rendah garam
IVFD
: I NS 0,9% + 1 amp
Neurobion/24 jam
MM :
Flunarizine
2x5mg (PO)
Stugerone
3x1 tab (PO)
Ondansetron
3x4mg (PO)
KSR
2x1 (PO)
Amlodipine
1x10mg
(PO)
NS 0,9% & Neurobion habis, lepas infus
Rencana rawat jalan

Rencana Pasien Selanjutnya


Konsul THT saat kontrol (1 minggu
kemudian)

BAB IV
PEMBAHASAN KASUS

Dari anamnesis pasien Ny. IS, didapatkan pasien mengeluh


pusing berputar yang muncul tiba-tiba saat bangun tidur 2 hari
sebelum masuk RS. Pusing berputar dirasakan pasien hilang
timbul dengan durasi pusing kurang lebih 1 menit. Pusing
dirasakan terutama saat kepala digerakkan dan berkurang
apabila pasien memejamkan mata dan berbaring menghadap
ke kiri. Pusing disertai keringat dingin, mual, dan muntah. Pada
telinga

tidak

pendengaran.

terdapat

suara

berdenging

dan

penurunan

Tabel 4.1. Perbedaan vertigo vestibular dan


1
non-vestibular
Gejala
Vestibular
Non-vestibular
Sensasi
Tempo serangan
Mual/muntah
Gangguan pendengaran
Gerakan pencetus

Rasa berputar

Melayang, goyang

Episodik

Kontinu/konstan

+/-

Gerakan kepala

Gerakan objek visual

Sumber : Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI). Pedoman Tatalaksana

Tabel 4.2. Perbedaan vertigo vestibular


1
perifer
dan
sentral
Gejala
Perifer
Sentral
Bangkitan

Lebih mendadak

Lebih lambat

Berat

Ringan

Pengaruh pergerakan kepala

++

+/-

Mual/Muntah/Keringat dingin

++

Gangguan pendengaran

+/-

Tanda fokal otak

+/-

Arah nistagmus

Satu arah

Bervariasi

Aksis nistagmus

Horizontal/rotatorik

Horizontal/vertika/oblik/rotatorik

Beratnya vertigo

Sumber : Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI). Pedoman Tatalaksana

Tabel 4.3. Diagnosis banding vertigo


1
BPPV
Penyakit Meniere
Neuritis Vestibularis
Labirinitis
vestibuler perifer

Vertigo timbul mendadak

Vertigo berasa berputar,

Vertigo rotatorik, mual

Didahului infeksi telinga,

pada perubahan posisi

episodik, derajat ringan-

spontan yang berat,

Vertigo yang dirasakan

berat, rotasional, tiap

onset dalam beberapa

berputar

episode serangan minimal

jam, menetap lebih dari

Serangan berlangsung

20 menit dan tidak lebih

24 jam

Demam

dalam waktu singkat

dari 24 jam

Nistagmus horizontal

Rasa penuh pada telinga

rotatorik spontan

Tinitus

Gangguan keseimbangan

Otalgia

( < 1 menit)

Pendengaran menurun,

Dapat disertai mual

berfluktuasi dan

muntah

memberat saat serangan

Rekuren (berulang)

hidung, tenggorokan

Gangguan pendengaran,
mual, muntah

saat berdiri atau berjalan

Tinitus

Pendengaran normal

Rasa penuh dalam telinga

Tidak ada defisit


neurologis

Sumber : Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI). Pedoman Tatalaksana

Penatalaksanaan pada pasien BPPV berdasarkan


pedoman tatalaksana vertigo Perhimpunan Dokter
Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) :

Manuver reposisi kanalith Epley.

Pada pasien tidak dilakukan manuver reposisi


kanalit Epley.

Pada pasien, diberikan obat golongan Ca


entry blocker yaitu flunarizine 2x1 tab 5
mg (PO) dan antihistamin yaitu stugeron
3x1 tab 25 mg (PO) Flunarizine dan
stugeron dipakai untuk mengurangi gejala
vertigo karena mekanisme kerjanya yang
bekerja secara sentral dalam mengurangi
respon vestibuler.

Selain kedua obat tersebut, pasien juga


diberikan ondansetron 3x4 mg (PO) yang
bekerja sebagai antiemetik
KSR 2x1 tab (PO) sebagai suplemen kalium
karena pasien mengalami hipokalemi ringan
Amlodipin 1x10 mg (PO) yang merupakan
obat antihipertensi golongan Calcium
channel blocker dihidropiridin.

TERIMA KASIH

DAFTAR PUSTAKA

Baerhr, Mathias M.D. Diagnosis Topik Neurologis DUUS. Edisi keempat. Jakarta:EGC.2012
Kelompok Studi Vertigo, Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI).PEDOMAN TATALAKSANA
VERTIGO. 2012.
Mardjono, Mahar dan Priguna Sidharta. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat. 2009.
Sura, DJ, Newell, S. 2010. Vertigo- Diagnosis and management in primary care, BJMP 2010;3(4):a351
Wahyudi, Kupiya Timbul. 2012. Vertigo. Jakarta : Medical Department, PT.Kalbe Farma Tbk. Diunduh dari :
www.kalbemed.com/portals/6/06_198vertigo.pdf
Yan Edward et al. Diagnosis dan Penatalaksanaan Benign Paroxysmal Positional Vertigo Kanalis Horizontal.2012.
Padang : Bagian THT Bedah Kepala Leher Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.
Purnamasari, Putu Prida. Diagnosis dan Tatalaksana Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV). 2011. Denpasar :
Bagian Ilmu Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
Lumbantobing SM. Vertigo Tujuh Keliling. 2007. Jakarta : Balai Penerbit FK-UI.
Li JC & Epley J. Benign Paroxysmal Positional Vertigo. Updated: May 06, 2016. Diakses dari : http://emedicine
.medscape.com/article/884261
Parnes Lorne et al. Diagnosis and Management of Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV). CMAJ. 2003 Sep 30;
169(7): 681693.
Bashiruddin J, Vertigo Posisi Paroksisimal Jinak. dalam : Soepardi EA, Iskandar N editor. Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Edisi keenam. Jakarta: Balai Penerbit FK-UI.2007. hal 104-109
Fife D.T. Benign Paroxysmal Positional Vertigo. Seminars in neurology/volume 29, number 5.2009;29:500-508.
Diakses dari : https://www.thieme-connect.com/products/ejournals/pdf/10.1055/s-0029-1241041.pdf
Labuguen RH. Initial Evaluation of Vertigo. American Family Physician 2006; 73: 244-251, 254.
Lumbantobing SM. Neurologi klinik. Pemeriksaan fisik dan mental. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2010. 5-6.
Zatonski T,et al. Current Views on Treatment of Vertigo and Dizziness. Journal of Otolaryngology Head and
Neck Surgery. J Med Diagn Meth 2014, 3:1. Diakses dari : http://dx.doi.org/10.4172/2168-9784.1000150
Thompson TL, Amedee R; Vertigo: a review of common peripheral and central vestibular disorders. Ochsner J. 2009
Spring;9(1):20-6 Diakses dari : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3096243/

Anda mungkin juga menyukai