OSCE Bedah
Thursday, 27 December 2018 17.17
PF Abdomen (IAPP)
1. Informed consent, cuci tangan, persilakan pasien untuk membuka baju
2. TTV
3. Head to Toe
4. Abdomen :
a. Tekuk kaki
b. Inspeksi : Kontur abdomen, kulit, striae, scar, massa, caput medusa
c. Auskultasi : bising usus 4 regio 6-20x/mnt, metallic sound, abdominal aorta
d. Perkusi : 9 regio timpani, jika ada massa -> dull. Shifting dullness/fluid wave
e. Palpasi :
i. 9 regio deep and light palpation (nyeri tekan dan massa teraba)
ii. Batas organ hepar, shuffner, ballotement, ketuk CVA
iii. Murphy sign jika curiga batu/peradangan empedu
iv. Pemeriksaan app : mcburney sign, rebound tenderness, rovsing sign,
psoas sign, obturator sign, dunphy sign
v. Peritonitis : Board sign
5. Rectal toucher
a. Inform consent
b. Posisi lateral decubitus
c. Pakai handschone dan gel
d. Inspeksi :
i. Massa, darah, cairan/feses yang keluar, luka, striktur, fissure
e. Masukan jari telunjuk :
i. Tonus spingter ani kuat
ii. Ampulla recti tidak kolaps
iii. Mukosa licin
iv. Cek prostat :
1) Sulkus medianus teraba
2) Pole atas teraba/tidak
3) Nyeri tekan (prostatitis)
4) Massa pada lobus (arah jam)
v. Pada cewe tekan cavum douglasi (arah jam 12)
f. Tarik jari telunjuk, lihat ada feses/lendir/darah
Peritonitis
Adalah peradangan pada peritoneum
Tanda dan gejala :
1. Distensi dan nyeri abdomen
2. Demam
3. Nafsu makan menurun
4. Mual muntah
5. RR meningkat
6. Urine output menurun
7. BAB/flatus -
Penunjang :
1. Lab : DR, diff count, SGOT-PT, elektrolit, ureum creatinin
2. X-ray : BNO 3 posisi : cupula sign, football sign, air fluid level, stepladder (kalau small
bowel obstruction)
Tatalaksana :
1. 3 antena : NGT, kateter, IV
2. Pasien dengan ileus dianggap dehidrasi ringan sedang -> RL 4 ml/kgBB/8jam
3. Ceftriaxone 1 gram IV
4. Metronidazole 500 mg IV
5. Konsul SpB
6. Pemberian analgesic jika sudah yakin sumbernya
Appendisitis
Hernia Inguinalis
• Medial (direk :keluar ke dinding Haselbcah)
• Lateral (indirek : melalui annulus inguinalis interna)
Ligamentum Inguinalis
Tatalaksana :
1. Reposisi dan pemakaian penyangga
2. Operatif : Hernioraphy (Herniotomi + hernioplasti)
3. Rujuk SpB
4. Abdominal X-ray untuk melihat jika sudah komplikasi
Haemmorhoid
Pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena plexus hemoroidalis
Dibagi menjadi :
1. Eksterna
——————— Linea Dentata
2. Interna
a. Grade 1 : masih didalam
b. Grade 2 : Bisa masuk spontan
c. Grade 3 : Dibantu dengan jari
d. Grade 4 : Tidak bisa masuk lagi
Manifestasi klinis :
1. Perdarahan (merah segar saat defekasi)
2. Prolaps
3. Rasa tidak nyaman
4. Feses di celana dalam, karena anus tidak dapat menutup sempurna
5. Gatal, bengkak, sampai nekrosis
Pemeriksaan :
1. RT
2. Anoskopi
3. Feses rutin (buang DD yang lain)
Tatalaksana :
• Non surgikal + edukasi :
○ Jaga hygene
○ Diet makanan berserat tinggi, banyak air putih, kurngi daging
○ Obat anti hemmorhoid supp untuk menghentikan perdarahan
○ Ligasi saat anoskopi
○ Untuk memperlancar defekasi : Laxadine atau Dulcolax (Bisacodyl tab 5mg
2-3x/hari)
• Surgikal : Hemmorhoidectomy (untuk grade 3-4)
Risk Factor :
1. Female
2. Forty
3. Fat
4. Fertile
Berdasarkan kandungan zat : batu kolesterol 70-80%, batu pigmen (warna coklat-hitam)
20-30%
Pemeriksaan fisik :
1. Obstruksi -> distensi -> inflamasi -> edema
2. Murphy sign (+)
Lab : Leukositosis, bilirubin naik, ALP GGT naik, cek USG abdomen
Kolangitis
CHARCOT TRIAD : demam, RUQ pain, ikterik
PENTA REYNOLD : + Hipotensi (septisemia)
Lab : leukositosis, hiperbilirubinemia, SGOT-PT, ALP-GGT
Tatalaksana :
1. Nyeri kolik -> Na diclofenac 50 mg 2-3x/hari
2. Antibiotik : Cefixime 3x100 mg + metronidazole 3x500 mg
3. Surgikal : Kolesistostomi dan kolesistektomi
4. Rujuk SpB
Hecting :
Edukasi : tidak boleh kena basah 3 hari, kontrol 1 minggu
Berikan analgesik dan antibiotik amoxillin 500 mg 3x1
Fraktur :
Pada PF lakukan Look Feel Move BILATERAL
Cek kompartment syndrome : Pain pallor parastesi puslessness
Terjadi jika tidak mengecek CRT, atau bagian distal dari fraktur atau luka
Burn :
Indikasi rawat inap :
1. Butuh rehidrasi (grade 2, lebih dari 30% atau grade 3 lebih dar 15%)
2. Luka bakar kimia, listrik
3. Terkena inhalasi
Tatalaksana:
1. Bersihkan dengan NaCl
2. Bersihkan dengan betadine
3. Debridement
4. Bersihkan dengan NaCl
5. Tutup dengan kasa lembab (steril)
6. Balut dengan kasa kering
7. Jangan kena air 3 hari lalu kontrol
8. Berikan analgesic dan antibiotik amox 3x500mg (dr Andry ga usah kasih)
Fraktur
Penunjang :
1. Lab
2. Xray (mencakup 2 view, 2 joint, 2 limb)
TT 0,5 ml IM
ATS 1500 IU —> skin test dlu
Rujuk SpOT
Hecting
Alat :
1. Gunting
2. Neddle holder
3. Scapel
4. Klem 2
5. Pinset sirugis
6. Jarum
7. Spuit
8. Blade
Fraktur :
• Anamnesis singkat
• ABC -> pake collar neck, pake O2 kalo kurang dari 95%
• Kalau ada lukaa terbuka di dab
• Kalo penurunan kesadaran -> 3 antena
• Tanya place person time
• Cek laterlisasi motorik
• E -> buka baju
• Secondary survey
○ AMPLE (allergi, medicine, past history, last meal, environtment)
• PF
○ Head to toe
§ Raccon eye
§ Cari edem, deformitas, vulnus laceratum dan eksoriatum
§ Dada liat flail chest, bentuk dada, cari krepitasi, perkusi (cari pneumothorax)
§ Cek abdomen
§ Periksa bagian belakang + ketuk CVA
§ Ekstremitas -> edem, CRT, sianosis
○ Look, feel, move (status lokalis)
§ Bandingan kanan dan kiri
§ Feel -> hangat, krepitus, nadi dan CRT di distal
§ Movement -> ROM (2 sendi) terbtas akibat nyeri -> coba gerakan pasif (kalo sakit
stop)
• Kalau fraktur terbuka dan bentuk nya ga normal -> reposisi terlebih dahulu
• Penunjang :
○ Xray harus bilateral, AP dan lateral
§ Pada os humerus dekstra mid shaft terdapat diskontinuitas tulang (fraktur)
transverse dengan angulasi ke arah medial
Fracture terutup os humerus dextra mid shaft komplit trasverse/obliq dengan angulasi ke arah
mmedial (liat distalnya) tanpa gangguan neuromuskular
Tatalaksana :
1. Reposisi
2. Bidai (fikasasi)
3. Rujuk bedah
4. Obat anti nyeri (Na diclofenac 2x50)
5. Suntik ATS 1500 IU IM (di skin test dlu)