Anda di halaman 1dari 3

DISAHKAN OLEH

DIREKTUR
PANDUAN PRAKTIK KLINIS

Filariasis

dr. M. Ihsan Ramdani, MARS, MH, AAAK

Nomor Dokumen: Tanggal :

Revisi ke : 00 Nomor Revisi: 00 Tanggal : -

A. PENGERTIAN Filariasis adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh


cacing filaria, Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, atau B.timori yang
menyerang saluran dan kelenjar getah bening. Penyakit ini dapat
merusak sistem limfe, menimbulkan pembengkakan pada tangan,
kaki (elephantiasis), glandula mammae dan skrotum yang akan
menyebabkan cacat seumur hidup. Penyakit ini dibawa oleh nyamuk
infeksius yang membawa mikrofilaria hisapan sebagai vektor filariasis.
- Tanyakan apakah pernah tinggal atau riwayat berpergian ke daerah
B. ANAMNESIS
endemis.
- Pada fase awal, pasien tidak menimbulkan gejala/asimtomatik,
meskipun pada saat ini terjadi kerusakan sistem limfa dan
ginjal sehingga terjadi perubahan sistem kekebalan tubuh,
sehingga mudah sakit.
- Pada fase peradangan (akut), terjadi demam selama 3–5 hari
yang sering berulang, pembengkakan kelenjar getah bening,
terdapat kemerahan dan bengkak dikarenakan adanya
penumpukan cairan.
- Pada fase filariasis dengan penyumbatan (kronik), sudah terlihat
pembengkakan tungkai, biasanya disebabkan oleh cacing
Wuchereria bancrofti dan menyebabkan cacat seumur hidup.
- Suhu meningkat saat fase aktif.
C. PEMERIKSAAN FISIK
- Pada fase akut ditemukan limfadenitis pada ekstremitas bawah.
- Pada fase kronik, terdapat limfedema yang dapat berupa pitting
maupun non pitting edema.
- Elefantiasis merupakan edema non pitting ditambah dengan
dermatosklerosis dan lesi papillomatous.
- Pemeriksaan transiluminasi pada skrotum dapat ditemukan
hidrokel.

- Pemeriksaan parasitologi mikroskopik, ditemukan mikrofilaria


D. PEMERIKSAAN
PENUNJANG dalam darah (dengan teknik apusan darah tepi), cairan hidrokel,
chyluria, atau cairan tubuh lainnya.
- Pemeriksaan dengan ultrasonografi (USG) pada skrotum dan
kelenjar getah bening inguinal pasien akan memberikan gambaran
cacing dewasa yang aktif.
- ELISA dan Immunochromatographictest (ICT) untuk antigen W.
bancrofti.
- PCR untuk mendeteksi DNA W. bancrofti.
- Anamnesis
E. KRITERIA DIAGNOSTIS
- Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan Penunjang

F. DIAGNOSIS KERJA Filariasis

Pada kondisi akut :


G. DIAGNOSIS BANDING
- Tromboflebitis
- Infeksi
- Keganasan
- Gagal jantung kongestif
- Abnormalitas sistem limfatik

- Tirah baring dengan pengunaan stocking elastis untuk kompresi


H. TERAPI
edema
- Penggunaan kelambu saat tidur atau alat proteksi lainnya dari
gigitan nyamuk
- Antibiotik jika terdapat infeksi sekunder atau abses
- Pengobatan infeksi :
o Dietilkarbamazin (DEC) 6 mg/kgBB/hari selama 12 hari, dapat
diulangi 6 bulan kemudian bila perlu
o Ivermektrin 200 mcg/kgBB
o Albendazole 1-2 x 400 mg setiap hari selama 2-3 minggu
- Penjelasan tentang penyakit
I. EDUKASI
- Rencana terapi nonfarmakologis dan farmakologis
- Komplikasi penyakit
- Prognosis
- Edukasi pencegahan ke masyarakat
J. PROGNOSIS Tergantum stadium

K. TINGKAT EVIDENS I/II/III/IV

L. TINGKAT REKOMENDASI A/B/C/D

M. PENELAAH KRITIS Staf Medis Penyakit Dalam

- Menghilangkan peradangan
N. OUTCOME
- Mencegah infeksi sekunder/abses
- Rasa nyeri berkurang
1. PAPDI. Penatalaksanaan Di Bidang Ilmu Penyakit Dalam Panduan
Praktik Klinis. 2019
2. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri
O. KEPUSTAKAAN Kesehatan Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2014 tentang
Penanggulangan Filariasis.2014
3. World Health Organization. Lymphatic Filariasis:Practical
Entomology.2013

Ketua Komite Medik

Dr. H. Azwardi Karani, Sp.KFR

Anda mungkin juga menyukai