Anda di halaman 1dari 3

DOKTER MUDA THT-KL PERIODE JANUARI - FEBRUARI 2019 1

Referat
berbagai kelompok umur. Wanita dilaporkan lebih
sering terkena BPPV dua kali lipat dibandingkan
BENIGNPAROXYSMAL
pria.5
POSITIONAL VERTIGO (BPPV) BPPV ditandai dengan keluhan berupa
sensasi berputar yang nyata dan mendadak,
Elza Hidayati Ajusbar
terjadi kurang dari satu menit biasanya akibat
Gangeswary A/P Bathumalai
perubahan dari posisi kepala. Insiden pasti sulit
Arfan Givari
diketahui karena BPPV dalam perjalanan
penyakitnya dapat remisi secara spontan sekitar
PENDAHULUAN 4 – 6 bulan.5
A. Latar Belakang Pentingnya memahami gejala klinis dan
Pusing berputar merupakan keluhan diagnosis sangat membantu dalam pengobatan
utama yang sering membawa pasien berobat BPPV ini sekaligus meningkatkan kualitas hidup
terutama dalam bidang kegawatdaruratan. pasien.4 Pengobatannya cepat, mudah, dan
Sensasi atau perasaan dimana tubuh terasa terbukti efektif dalam >90% kasus. Pengobatan
berputar terhadap lingkungan maupun lingkungan BPPV dapat dilakukan dengan mengaplikasikan
yang berputar terhadap dirinya disebut dengan kombinasi manuver reposisi partikel dan terapi
kondisi vertigo. Dizziness tidak selalu sama farmakologi. Manuver Epleys terbukti 90% efektif
dengan vertigo. Dizziness adalah istilah umum dalam menghilangkan gejala BPPV.6 Pemberian
nonspesifik yang menggambarkan empat farmakoterapi yang digunakan dalam praktik
kategori subtipe tergantung dari gejala yang klinis sehari-hari dalam mengurangi gejala BPPV
dikemukan pasien.1 Keempat subtipe yang adalah dengan pemberian obat Betahistine. Saat
dimaksud adalah vertigo, lightheadedness, ini, tingkat kekambuhan BPPV setelah mendapat
presyncope, disequilebrium.2 pengobatan adalah 40-50%. Ada beberapa
Vertigo sering didefinisikan sebagai individu yang rentan terhadap kekambuhan
persepsi yang keliru dari gerakan seseorang penyakit ini.7
ataupun lingkungan sekitarnya. Persepsi gerakan
tesebut tergantung dari jenis vertigo yang B. Batasan Masalah

tergolong kepada vertigo vestibular ataupun Penulisan referat ini terbatas pada

vertigo non vestibular. Keluhan yang timbul pada definisi, klasifikasi, etiologi, patofisiologi, gejala

vertigo vestibular biasanya rasa berputar yang klinis, diagnosis, komplikasi, tatalaksana, serta

timbul akibat adanya gangguan pada sistem prognosis Benign Paroxysmal Positional Vertigo

vestibular, sedangkan pada vertigo non (BPPV).

vestibular, keluhan yang sering timbul adalah


C. Tujuan Penulisan
rasa goyang, melayang, mengangambang, yang
Tujuan penulisan referat ini antara lain
sering ditimbulkan akibat gangguan pada sistem
sebagai berikut:
proprioseptif maupun visual.3 1. Sebagai salah satu syarat dalam menjalani
Benign Paroxysmal Positional Vertigo
kepaniteraan klinik di bagian THT-KL
(BPPV) merupakan jenis vertigo yang paling
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
sering ditemukan dalam praktek klinis sehari-hari.
Padang
BPPV adalah gangguan vestibular perifer yang
2. Menambah pengetahuan tentang Benign
paling umum, terhitung 17 – 42 % dari semua
Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV).
kasus vertigo adalah jenis ini.4 BPPV idiopatik
paling sering terjadi pada usia 50 – 70 tahun,
meskipun secara umum dapat mengenai D. Metode Penulisan

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas


DOKTER MUDA THT-KL PERIODE JANUARI - FEBRUARI 2019 2

Penulisan referat ini menggunakan metode 3. Klasifikasi


tinjauan kepustakaan yang merujuk pada
berbagai literatur. BPPV secara klinis sering dibedakan
menjadi dua variasi: BPPV kanalis semirkulasi

TINJAUAN PUSTAKA posterior dan BPPV kanalis semisirkularis lateral


(sering disebut sebagai BPPV horizontal). BPPV
1. Definisi
kanal posterior lebih sering ditemui daripada
Vertigo berasal dari bahasa latin,
kanal horizontal, mencakup 85 – 95 % kasus
vertere, yang artinya memutar.8 Vertigo
BPPV.12
merupakan perasaan bahwa lingkungan berputar
Walaupun masih diperdebatkan, BPPV
terhadap dirinya (vertigo objektif) atau dirinya
kanal posterior terjadi karena kanalitiasis dimana
berputar terhadap lingkungan (vertigo subjektif)
partikel otolit (otoconia) masuk ke kanal posterior
yang dapat disebabkan oleh gangguan pada
yang menyebabkan perubahan inersia kupula di
telinga dalam atau jaras vestibular dan pusat
dalam posterior kanal sehingga menyebabkan
keseimbangan di sistem saraf pusat.9,10
nistagmus abnormal nistagmus dan vertigo ketika
Vertigo posisi didefinisikan sebagai
kepala mengalami perubahan posisi. Lateral
sensasi berputar yang disebabkan oleh
(horizontal) BPPV terjadi sekitar 5 – 15 % kasus
perubahan relatif dari posisi kepala terhadap
BPPV. Etiologi BPPV kanal lateral juga terjadi
gravitasi. Benign Paroxysmal Positional Vertigo
karena adanya abnormal debris pada kanalis
(BPPV) adalah gangguan telinga dalam ditandai
lateral namun patofisiologinya tidak sejelas BPPV
dengan episode berulang dari vertigo posisi.4
kanal posterior.12,13
Secara sederhana, kata “benign” dan
Variasi lain yang cukup jarang adalah
paroksismal digunakan untuk mewakili
BPPV kanal anterior, BPPV multikanal, dan BPPV
karakteristik dari bentuk vertigo posisi. Kata
multikanal bilateral.
“benign” dideskripsikan sebagai bagian dari
4. Etiologi dan Patofisiologi
vertigo posisi yang tidak berkaitan dengan kondisi
serius akibat gangguan pada sistem saraf pusat
dan secara umum prognosisnya baik. Kata
“Paroxysmal” menggambarkan onset vertigo
5. Diagnosis
yang cepat dan mendadak yang diawali dari 2.4.1 Anamnesis
perubahn posisi kepala.4
2. Epidemiologi 2.4.2 Pemeriksaan Fisik
Prevalensi BPPV dilaporkan berkisar
- Rinoskopi Anterior
10,7 – 140 per 100.0000 penduduk. Pada
beberapa peneilitian lain diperkirakan kejadian Pemeriksaan rinoskopi anterior dimulai dari
BPPV berkisar 9 per 100 orang. Secara umum, vestibulum, mukosa hidung, septum nasi, dinding
wanita lebih banyak terkena daripada pria dengan lateral hidung, konka inferior, dan konka media
perbandingan rasio 1,5-2,2 : 1.11 BPPV harus diperiksa dengan cermat untuk mengetahui
merupakan gangguan vestibular yang paling sumber perdarahan.8
sering ditemui. BPPV dapat mengenai semua
kelompok umur namun dilaporkan usia - Rinoskopi Posterior
terseringnya adalah pada rentang dekade 50-70
Rinoskopi posterior dilakukan untuk
tahun.
memeriksa nasofaring karena penting pada
pasien dengan epistaksis berulang untuk
menyingkirkan kemungkinan neoplasma. Pada

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas


DOKTER MUDA THT-KL PERIODE JANUARI - FEBRUARI 2019 3

rinoskopi posterior dapat dinilai koana, konka duduk dipangku, badan dan tangan dipeluk agar
inferior, muara tuba eustachius, dan mukosa tegak dan kepala di pegangi agar tidak bergerak.1
nasofaring.4
2.6.1 Perbaiki Keadaan Umum
- Vital Sign Terutama Tekanan Darah
Perhatikan keadaan umum pasien, nadi,
Pemeriksaan keadaan umum pada pasien napas, tekanan darah, serta jalan napas pasien.
epistaksis harus diperhatikan, seperti nadi, Apabila pernderita sangat lemah atau keadaan
pernafasan, serta tekanan darah. Apabila terjadi syok, pasien bisa berbaring dengan kepala
kelainan dapat dilakukan pemasangan infus.1 dimiringkan. Lakukan resusitasi untuk
Epistaksis posterior yang hebat dan berulang menstabilkan kondisi pasien.1
banyak terjadi pada pasien dengan hipertensi
2.6.2 Cari Sumber Perdarahan
sehingga perlu dilakukan pengukuran tekanan
darah untuk menyingkirkan penyebab Sumber perdarahan dicari sembari
hipertensinya.8 membersihkan hidung dari darah dan bekuannya
dengan ala hisap. Kemudian pasang tampon
- Pemeriksaan Penunjang
sementara yaitu kapas yang telah dibasahi
Pemeriksaan penunjang yang perlu dengan adrenalin 1/1000-1/10.000 dan pantocain
dilakukan adalah pemeriksaan darah lengkap, atau lidocain 2%, lalu dimasukkan ke dalam
skrining terhadap koagulopati apabila curiga rongga hidung untuk menghentikan perdarahan
defisiensi faktor koagulasi . Pemeriksaan dan mengurangi rasa nyeri pada saat tindakan
Rongent kepala juga perlu dilakukan bila curiga selanjutnya. Tampon dibiarkan selama 10-15
keganasan atau trauma.7 menit. Setelah terjadi vasokonstriksi biasanya
dapat dilihat apakah perdarahan berasal dari
2.5 Diagnosis Banding
bagian anterior atau posterior hidung.1
Diagnosis banding pada epistaksis ini antara
lain adalah hemoptisis, varises esofagus yang 2.6.3 Hentikan Perdarahan
berdarah, perdarahan basis cranii, karsinoma
- Perdarahan Anterior
nasofaring, dan angiofibroma pada hidung.4

Perdarahan anterior seringkali berasal dari


2.6 Tatalaksana
pleksus Kisselbach di septum bagian depan.
Prinsip penatalaksanaan epistaksis antara
Apabila tidak berhenti dengan sendirinya,
lain perbaiki keadaan umum, cari sumber
perdarahan anterior, terutama pada anak, dapatt
perdarahan, hentikan perdarahan, dan cari faktor
dicoba dihentikan dengan menekan cuping
penyebab untuk mencegah berulang.1
hidung dari luar selama 10-15 menit (Hippocratic
Alat yang dapat digunakan pada Manoeuvre), seringkali berhasil.7,9 Bila sumber
penatalaksanaan epistaksis ini antara lain adalah perdarahan dapat terlihat, tempat asal
lampu kepala, spekulum hidung dan alat perdarahan dikaustik dengan larutan Nitras
penghisap. Pasien diperiksa dalam keadaan Argenti (AgNO3) 25-30%. Sesudahnya area
duduk, biarkan darah mengalir keluar dari hidung tersebut diberi krim antibiotik.1
sehingga bisa dimonitor. Jika keadaan pasien
lemah makan dapat diperiksa dalam keadaan
setengah duduk atau berbaring dengan kepala
ditinggikan. Perhatikan, jangan sampai darah
mengalir ke saluran napas bawah. Pasien anak

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Anda mungkin juga menyukai