Anda di halaman 1dari 20

BPPV (Benign

Paroxysmal Positional
Vertigo)
Kelompok 1 :
Muhammad Rayhan 1102013183
Fuad Farizi 1102014109
Adelia Evita Lestari 1102017003
Adilah Rifat Hakimah 1102017005
Adilla Pratiwi Putri Sutisna 1102017006

Dosen Pembimbing : dr. Karina Dewi, Sp.S


MANIFESTASI KLINIS
Gejala utama BPPV :
BPPV
● Pusing berputar (vertigo vestibular/rotatoar) berdurasi singkat
● Nistagmus
● Mual dan muntah
● Keringat dingin
● Keluhan sering dirasakan pagi hari → dipicu oleh perubahan posisi kepala relatif
terhadap gravitasi (berbaring, bangun tidur, membungkuk, dan posisi kepala
menengadah dalam waktu yang cukup lama)
DIAGNOSIS BPPV
ANAMNESIS

 Menanyakan mengenai gejala klinis yang di rasakan


 Menanyakan faktor – faktor yang merupakan etiologi / yang dapat mempengaruhi
keberhasilan terapi (stroke, hipertensi, diabetes, trauma kepala, migraine)
 Riwayat gangguan keseimbangan sebelumya
 Riwayat gangguan saraf pusat
DIAGNOSIS BPPV
PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN FISIK
PENUNJANG
Pasien memiliki pendengaran normal,
tidak ada nystagmus spontan, dan pada  Pemeriksaan laboratorium rutin (darah

evaluasi neurologis normal. Dilakukan dan urin)


pemeriksaan standar BPPV:  Foto rontgen tengkorak, leher
 Dix-Hallpike Test  Neurofisiologi Elektroensefalografi (EEG)
 Test Kalori  Elektromiografi (EMG)
 CT-Scan dan MRI brain
DIAGNOSIS BPPV

TEST KALORI
DIAGNOSIS BPPV
Kriteria Diagnosis BPPV Tipe Kanal Posterior

Pasien melaporkan episode berulang vertigo yang terjadi karena


Riwayat
perubahan posisi kepala

Setiap kriteria berikut terpenuhi :


 Vertigo berkaitan dengan nystagmus diprovokasi oleh test Dix-
Hallpike

Pemeriksaan Fisik  Ada periode laten antara selesainya tes Dix-Hallpike dengan
onset vertigo dan nystagmus
 Vertigo dan nystagmus yang diprovokasi meningkat dan kemudia
menghilang dalam periode waktu 60 detik sejak onset nistagmus
DIAGNOSIS BPPV
Kriteria Diagnosis BPPV Tipe Kanal Lateral (Horizontal)
Supine roll test / supine head turn maneuvevr

Dua temuan nystagmus yang potensial dapat terjadi pada maneuver ini

Tipe Geotrofik Tipe Apogeotrofik


Rotasi ke sisi patologis menyebabkan Nistagmus yang bergerak ke arah
nystagmus horizontal yang bergerak telinga yang paling atas
(beating) ke arah telinga paling bawah
DIAGNOSIS BANDING
BPPV
Basic differential diagnosis of BPPV
Otological disorders Neurological disorders Other entities
Meniere’s disease Migraine-associated Anxiety or panic disorder
dizziness
Vestibular neuritis Vertebrobasliar Cervicogenic vertigo
insufficiency
Labyrinthitis Demyelinating diseases Mediacation side effects
Superior canal CNS lesions Postural hypotension
dehiscence syndrome
Posttraumatic vertigo
TATALAKSA
NA BPPV
Non-Farmakologi
Banyak penelitian yang membuktikan dengan pemberian terapi dengan manuver reposisi partikel/
Particle Repositioning Maneuver (PRM) dapat secara efektif menghilangkan vertigo pada BPPV,
meningkatkan kualitas hidup, dan mengurangi risiko jatuh pada pasien. Keefektifan dari manuver-
manuver yang ada bervariasi mulai dari 70%-100%. Beberapa efek samping dari melakukan
manuver seperti mual, muntah, vertigo, dan nistagmus dapat terjadi, hal ini terjadi karena adanya
debris otolitith yang tersumbat saat berpindah ke segmen yang lebih sempit misalnya saat
berpindah dari ampula ke kanal bifurcasio. Setelah melakukan manuver, hendaknya pasien tetap
berada pada posisi duduk minimal 10 menit untuk menghindari risiko jatuh.

Tujuan dari manuver yang dilakukan adalah untuk mengembalikan partikel ke posisi awalnya yaitu
pada makula utrikulus. Ada lima manuver yang dapat dilakukan tergantung dari varian BPPV nya.
Manuver Epley
Manuver Epley adalah yang paling sering digunakan pada
kanal vertikal. Pasien diminta untuk menolehkan kepala
ke sisi yang sakit sebesar 450, lalu pasien berbaring
dengan kepala tergantung dan dipertahankan 1-2 menit.
Lalu kepala ditolehkan 900 ke sisi sebaliknya, dan posisi
supinasi berubah menjadi lateral dekubitus dan
dipertahan 30-60 detik. Setelah itu pasien
mengistirahatkan dagu pada pundaknya dan kembali ke
posisi duduk secara perlahan.
Manuver Semont
Manuver ini diindikasikan untuk pengobatan
cupulolithiasis kanan posterior. Jika kanal
posterior terkena, pasien diminta duduk
tegak, lalu kepala dimiringkan 450 ke sisi
yang sehat, lalu secara cepat bergerak ke
posisi berbaring dan dipertahankan selama
1-3 menit. Ada nistagmus dan vertigo dapat
diobservasi. Setelah itu pasien pindah ke
posisi berbaring di sisi yang berlawanan
tanpa kembali ke posisi duduk lagi
Manuver Lempert
Manuver ini dapat digunakan pada pengobatan BPPV
tipe kanal lateral. Pasien berguling 3600, yang
dimulai dari posisi supinasi lalu pasien menolehkan
kepala 900 ke sisi yang sehat, diikuti dengan
membalikkan tubuh ke posisi lateral dekubitus. Lalu
kepala menoleh ke bawah dan tubuh mengikuti ke
posisi ventral dekubitus. Pasien kemudian menoleh
lagi 900 dan tubuh kembali ke posisi lateral
dekubitus lalu kembali ke posisi supinasi. Masing-
masing gerakan dipertahankan selama 15 detik untuk
migrasi lambat dari partikel-partikel sebagai respon
terhadap gravitasi.
Brandt-Daroff exercise
Manuver ini dikembangkan sebagai latihan untuk
di rumah dan dapat dilakukan sendiri oleh pasien
sebagai terapi tambahan pada pasien yang tetap
simptomatik setelah manuver Epley atau Semont.
Latihan ini juga dapat membantu pasien
menerapkan beberapa posisi sehingga dapat
menjadi kebiasaan.

Forced Prolonged Position

Manuver ini digunakan pada BPPV tipe kanal lateral. Tujuannya adalah untuk
mempertahankan kekuatan dari posisi lateral dekubitus pada sisi telinga yang sakit dan
dipertahankan selama 12 jam.
Farmakologi
Penatalaksanaan dengan farmakologi untuk BPPV tidak secara rutin dilakukan.
Beberapa pengobatan hanya diberikan untuk jangka pendek untuk gejala-gejala vertigo,
mual dan muntah yang berat yang dapat terjadi pada pasien BPPV, seperti setelah
melakukan terapi PRM. Pengobatan untuk vertigo yang disebut juga pengobatan
suppresant vestibular yang digunakan adalah golongan benzodiazepine (diazepam,
clonazepam) dan antihistamine (meclizine, dipenhidramin). Benzodiazepines dapat
mengurangi sensasi berputar namun dapat mengganggu kompensasi sentral pada
kondisi vestibular perifer. Antihistamine mempunyai efek supresif pada pusat muntah
sehingga dapat mengurangi mual dan muntah karena motion sickness. Harus
diperhatikan bahwa benzodiazepine dan antihistamine dapat mengganggu kompensasi
sentral pada kerusakan vestibular sehingga penggunaannya diminimalkan.
Operasi
Operasi dapat dilakukan pada pasien BPPV yang telah menjadi kronik dan sangat
sering mendapat serangan BPPV yang hebat, bahkan setelah melakukan
manuver-manuver yang telah disebutkan di atas. Dari literatur dikatakan indikasi
untuk melakukan operasi adalah pada intractable BPPV, yang biasanya
mempunyai klinis penyakit neurologi vestibular, tidak seperti BPPV biasa.

Terdapat dua pilihan intervensi dengan teknik operasi yang dapat dipilih, yaitu
singular neurectomy (transeksi saraf ampula posterior) dan oklusi kanal posterior
semisirkular. Namun lebih dipilih teknik dengan oklusi karena teknik neurectomi
mempunyai risiko kehilangan pendengaran yang tinggi.
Komplikasi bppv
Komplikasi paling umum yaitu mual, muntah, pingsan dan konversi ke lateral
pada kanal BPPV selama perawatan karena “pertukaran kanal”.
Pencegahan bppv
● Menggerakkan kepala secara perlahan dan hati-hati ketika beraktivitas.
● Menyalakan lampu ketika terbangun di malam hari.
● Segera duduk jika vertigo muncul.
● Tidur dengan kepala yang sedikit terangkat atau lebih tinggi.
● Duduk sejenak sebelum beranjak dari kasur, setelah bangun tidur.
● Berusaha tenang ketika gejala kambuh. Rasa gelisah yang muncul dapat
memperburuk kondisi.
● Berjongkok dan hindari membungkuk, ketika ingin mengambil barang yang
ada di lantai.
● Hindari gerakan meregangkan leher, misalnya ketika ingin melihat sesuatu
melalui celah yang tinggi.
PROGNOSIS bppv
● Quo ad vitam : ad bonam
● Quo ad functionam : dubia ad bonam
● Quo ad sanantionam : dubia ad bonam

● Penanganan yang cepat dan tepat memiliki prognosis baik


● Bppv kadang recurrent sehingga mengganggu kualitas hidup
pasien.
DAFTAR
PUSTAKA
Bhattacharyya N, Baugh F R, Orvidas L. 2008. Clinical Practice Guideline: Benign Paroxysmal Positional Vertigo. Otolaryngology-Head
and Neck Surgery. 139: S47-S81.
Bittar et al. 2011. Benign Paroxysmal Positional Vertigo: Diagnosis and Treatment. International Tinnitus Journal 16(2): 135-45.
Leveque et al. 2007. Surgical Therapy in Intractable Benign Paroxysmal Positional Vertigo. Otolaryngology-Head and Neck Surgery.
136:693-698.
Priyono, A.H, Nusadewiarti, A. 2020. Family Medicine Approach sebagai Tatalaksana Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV)
Kanal Posterior Kanan Komorbid Hipertensi pada Perempuan Usia 49 Tahun: Sebuah Laporan Kasus. <https://
talenta.usu.ac.id/scripta/article/download/1245/2446>
Threenesia, Atika., Iyos, Rekha Nova. 2016. Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV).
Tambunan, Winda Sere Elisabeth. 2018. Karakteristik dan Angak Kejadian Benign Paroxysmal Positional Vertigo Di Poliklinik
Neurologi RSUP H. Adam Malik Medan Periode 2016-2018. <http://
repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/13495/150100046.pdf?sequence=1&isAllowed=y>.
Willy, Tjin. 2018. Pencegahan Vertigo. <https://www.alodokter.com/vertigo/pencegahan>

Anda mungkin juga menyukai