Anda di halaman 1dari 60

BENIGN PAROXYSMAL

POSITIONAL VERTIGO (BPPV)

dr. Denny Rizaldi A, SpTHT-KL


Dep/SMF Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok
Bedah Kepala dan Leher
FK Uned – RSD. Dr. Soebandi Jember
BPPV

Vertigo yang terjadi pada posisi kepala


tertentu disebabkan oleh keadaan patologis
berupa degenerasi debris (otokonia) pada
kupula semisirkularis atau pada cairan
endolimf disekitarnya yang ditandai dengan
serangan vertigo yang berat, singkat, serta
dapat disertai mual dan muntah
- Benign : keadaan yg tidak serius atau progresiv
- Paroxysmal : mendadak dan onset tidak dapat
diprediksi
- Dapat terjadi penyembuhan spontan
- Positional : disebabkan karena perubahan posisi
- Vertigo : menyebabkan sensasi berputar
ETIOLOGI
❑ Otokonia degeneratif
Idiopatik / BPPV primer : > 50 % kasus
❑ Sekunder :
▪ Trauma kapitis , labirin
▪ Neuritis vestibularis, penyakit
Meniere
▪ Otitis media
▪ Pasca operasi telinga
utrikulus
BPPV Degenerasi spontan
Trauma
Otokonia dll
lepas

KSS Horizontal KSS Posterior


Jarang
KSS Anterior
VERTIGO
NISTAGMUS
Patofisiologi :
- Teori kupulolitiasis
- Teori kanalolitiasis
Kanalitiasis

– Otokonia dr utrikulus lepas & mengapung


pd bagian yg terendah dari kanal
– Bl kepala digerakkan pd posisi tertentu
debris akan bergerak pd posisi terbawah
shg menyebabkan endolimp bergerak
menjauhi ampula. Pergerakan endolimp
menimbulkan inersia dari kupula shg tjd
perangsangan nervus ampularis dari kanalis.
Kupulotiliasis
 Otokonia dari utrikulus lepas & melekat pd
kupula kanalis semisirkularis shg menjadi
sensitif thd perubahan gravitasi
KANALOLITIASIS DAN KUPULOLITIASIS
DIAGNOSIS
Anamnesis yang teliti
• Riwayat / keluhan
• Karakteristik vertigo
• Faktor pencetus
• Lama berlangsungnya/ durasi
• Keluhan lain yang menyertai
(pendengaran, gx vasovegetatif, gg fungsi saraf
sentral)
PEMERIKSAAN :
✓ Otologi
✓ Audiologi
✓ Vestibuler → tes positioning
Gejala klinis :
- Vertigo timbul mendadak pada perubahan
posisi, walaupun waktunya singkat tp dirasakan
sgt berat
- Biasanya saat di tempat tidur waktu bangun dari
tidur
- Perubahan posisi kepala menyebabkan rasa
berputar
- Mual sampai muntah
- Jarang terdapat penurunan pendengaran atau
tinitus
PEMERIKSAAN

- Melakukan tindakan provokasi & menilai


timbulnya nistagmus
- Gunakan kacamata frenzel untuk monitor
pergerakan mata selama pemeriksaan positioning
- Perasat Dix-Hallpike dan Sidelying untuk kanalis
semisirkularis anterior dan posterior
- Perasat Roll untuk kanalis semisirkularis
horisontal
Kacamata frenzel
BPPV KS POSTERIOR
➢ Keluhan vertigo → tipikal → penderita ingat
posisi tertentu
➢ Pencetus, perubahan posisi → berbaring.
Berbaring → duduk
➢ Hiperekstensi kepala
➢ Tubuh membungkuk & kepala menunduk
➢ Arah nistagmus : torsional → upbeating
latensi 1- 5 det; durasi : 20- 40 detik;
pengulangan → kelelahan : +
➢ Dx : perasat Dix – Hallpike, Side laying
Perasat Dix-Hallpike

v1
Nistagmus kanal posterior
SIDELYING
BPPV KS ANTERIOR

❑ Angka kejadian << ( 2% BPPV )


Anatomi → posisi di atas
❑ Komplikasi Canalith Repositioning
Treatment
❑ Diagnosis : perasat Dix-Hallpike
➢ Arah nistagmus : torsional →
downbeating
Nistagmus kanal anterior
BPPV KS HORIZONTAL (LATERAL)

➢ Angka kejadian : 8 - 17 % kasus BPPV


walaupun ada yg melaporkan lbh besar
➢ Keluhan → perubahan posisi : berbaring →
miring ke salah satu sisi
➢ Nistagmus horizontal →geotropik, latensi< 5 dt
durasi : > 40 detik
➢ Serangan vertigo & nausea lebih berat
➢ Diagnosis : Dix-Hallpike, Barrel roll
Nistagmus ageotropic kanal lateral
Perasat Roll
Penatalaksanaan
Terapi BPPV
 BPPV dapat sembuh spontan atau dengan
terapi mekanik
 Tujuannya adalah mengembalikan material
otolit dari kanalis semisirkularis ke vestibulum
 Canalith Repositioning Treatment (CRT) Epley
dan perasat Liberatory (Semont) untuk kanalis
semisirkularis posterior dan anterior
 Kanalis semisirc anterior → dianjurkan dengan
"reverse" Epley (dimulai dengan hidung
dibawah) atau "reverse" Semont
 Perasat Lempert (Bar-b-que) untuk kanalis
semisirkularis horisontal
 Latihan Brandt-Daroff untuk BPPV yang
mempunyai gejala sisa
BPPV KANAL POSTERIOR

Terapi
– Perasat Epley / Canalith Repositioning
– Semont / Perasat Liberatory
– Latihan Brandt – Daroff
Perasat Epley

v2
Semont / Perasat Liberatory

 Penderita duduk dengan kepala menoleh


45° kesisi yang tidak sakit
 Penderita secara cepat dipindahkan
posisinya kesisi yang sakit
 Setelah 1-2 menit, penderita secara cepat
dipindahkan posisinya kesisi yang lain
dengan mempertahankan posisi kepala
menoleh 45°
 Setelah 1-2 menit penderita perlahan-lahan
kembali pada posisi duduk
SEMONT / PERASAT LIBERATORY

v3
BPPV KANAL ANTERIOR

 Perasat untuk kanal posterior tidak


direkomendasikan untuk terapi kanal anterior
 Posisi hidung kebawah dapat mengeksaserbasi
gejala kanal anterior
 Dianjurkan dengan "reverse" Epley (dimulai
dengan hidung dibawah) atau "reverse"
Semont (dimulai dengan hidung dibawah
pada sisi yang tidak ada gejala)
BPPV KANAL HORIZONTAL

 CRP atau modified Epley maneuver


biasanya tidak efektif untuk BPPV kanal
horizontal

 Dapat dilakukan dengan perasat Lempert


(Bar-b-que roll).
Perasat Lempert (Bar-b-que roll)

v4
Latihan Brandt-Daroff

- Dikerjakan bila masih ada gejala sisa


- Dikerjakan bila dengan perasat lain gagal
- Latihan dirumah
- Dikerjakan selama dua minggu 3 x sehari
kemudian selama tiga minggu 2 x sehari
- Tiap latihan dikerjakan lima kali (lima set)
- 1 set perasat berlangsung selama lebih
kurang dua menit
Latihan Brandt-Daroff
PENYAKIT MENIERE

dr. Denny Rizaldi A, SpTHT-KL


Dep/SMF Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok
Bedah Kepala dan Leher
FK Uned – RSD. Dr. Soebandi Jember
Pendahuluan
▪ Penyakit Meniere :

kelompok gejala episode vertigo, tuli

sensorineural fluktuatif, tinitus dan rasa


penuh telinga

▪ Patologi : hidrops endolimfa

▪ Istilah pertama : Prosper Meniere


Angka Kejadian

 Bervariasi (7,5-157/100.000)

 Terjadi umur 40-60 th

 Biasanya unilateral
Etiologi

 Tidak ada yang pasti

 Multifaktor – malabsorbsi – hidrops


endolimfa
Gejala klinis :

 Serangan pertama → vertigo sangat berat


disertai, mual dan muntah
 Dapat berlangsung beberapa hari
 Serangan berikutnya lebih ringan
 Saat serangan disertai gangguan
pendengaran
 Terdapat tinitus
 Rasa penuh di telinga
Diagnosis
1. Anamnesis : vertigo hilang timbul,
gangguan pendengaran berfluktuasi,
rasa penuh di telinga, tinitus
2. Pemeriksaan fisik
 Tes audiometri → tuli sensorineural
nada rendah
 Tes vestibuler : tes kalori, ENG
 Dapat dilakukan tes gliserol
Penanganan
 Saat serangan akut → sedatif, supresan
vestibuler dan antiemetik
 Jangka panjang
- Penyesuaian pola hidup → kurangi garam
- Terapi farmakologi : vasodilator
- Rehabilitasi → latihan vestibuler
 Terapi bedah → operasi shunt
Diagnosa Banding

1. Neuronitis vestibuler
2. BPPV
3. Labirintitis
4. Fistula perilimfa
5. Neuroma akustik
6. Gangguan neurologis
7. Migren vestibuler
TINITUS

dr. Denny Rizaldi A, SpTHT-KL


Dep/SMF Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok
Bedah Kepala dan Leher
FK Uned – RSD. Dr. Soebandi Jember
Tinitus :
kelainan sensasi suara pada seseorang yang
tidak ada hubungannya dengan
rangsangan sumber suara dari luar

Secara Umum Tinitus terdiri dari :


▪ Tinitus Subyektif
▪ Tinitus Obyektif
Tinitus Obyektif :

Suara atau bising dapat didengar oleh


penderita dan orang lain

Tinitus Subyektif :

Suara atau bising hanya dapat didengar oleh


penderita
Penyebab Tinitus Obyektif :

1. Kelainan Vaskuler
a. Arterio-venous shunt
b. Arterial bruits
c. Venous hums
2. Patensi tuba Eustachius
3. Palatal myoclonus
4. Idiopathic stapedial muscle spasm
Penyebab Tinitus Subyektif

• Kelainan telinga luar


• Kelainan telinga tengah
• Kelainan telinga dalam
• Kelainan saraf akustikus dan serebral
• Psikogen
Penyebab Tinitus Subyektif
▪ Faktor otologi
▪ Fungsi metabolisme
▪ Kelainan neurologi
▪ Faktor farmakologi
▪ Faktor gigi
▪ Faktor psikogen
DIAGNOSIS
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan THT-KL
3. Pemeriksaan Radiologis
4. Pemeriksaan Laboratorium
Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam anamnesis :

✓ lamanya tinitus

✓ unilateral atau bilateral

✓ kualitas tinitus

✓ apakah disertai dengan gangguan


pendengaran, vertigo.
PENATALAKSANAAN :

Tinitus Obyektif :
keberhasilan pengobatan tergantung dari
kelainan anatomi yang terkena.
Tinitus Subyektif :

▪ Medikamentosa
▪ Pembedahan
▪ Tinnitus masker dan Alat Bantu Dengar
(ABD) bila ada gangguan pendengaran
▪ Perawatan secara “Biofeedback” dan
psikoterapi
▪Tinitus Retraining Therapy

Anda mungkin juga menyukai