Anda di halaman 1dari 26

Evaluasi Dan Follow

Up Ginekomastia
Oleh :
I Wayan Restu Teja Wiadnya
20710200

Pembimbing
dr. Febria Rahayuni S., Sp. Rad

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA


KUSUMA SURABAYA
SMF RADIOLOGI RSD DR SOEBANDI
2021
Ginekomasti
a
Definisi
Perkembangan berlebih jaringan
payudara pada pria yang bersifat
bilateral atau unilateral yang biasanya
terjadi pada remaja pria dan pria
dewasa karena ketidakseimbangan
Hormon estrogen dan hormon
testosteron
Etiologi
Penyebab
Hipogonadism
Masa Neonatus atau MasaFisiologis
Bayi, Pubertas S. Klinefelter (XXY), Kekurangan
dan penuaan Hormon Hipofisis

Narkoba Hipertiroidism
Ganja, Steroid Anabolik,
Antidepresan
Penyakit Ginjal
Kronis dan Dialisis
Neoplasma
Sirosis
Hepatoma, Tumor Sel Leydig
dan Sel Sertoli, Tumor
Hipofisis
INSIDENSI

Gynecomastia pubertas
pada masa bayi atau dimulai pada usia 10-12 tahun
periode neonatal, dan puncak pada usia 13-14
dengan kejadian 60- tahun.
90%

Puncak terakhir terjadi pada


laki-laki yang lebih tua
kedua terjadi selama
(terutama pada mereka yang
masa puber dan memiliki berusia 50-80 tahun), dengan
prevalensi 4-69%. prevalensi 24-65%
Patofisiologi
MANIFESTASI KLINIS

- massa tegas
- mobile
- massa kenyal yang dapat sedikit nyeri dan
membentuk permukaan
- asimetris di sekitar puting susu
Grading
PEMERIKSAAN FISIK

Pada pemeriksaan fisik


dilakukan palpasi pada
payudara untuk membedakan
dengan pembesaran akibat
jaringan lemak.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Radiologi Laboratorium
- Mammography (MMG) - FNAB
- USG - Tes Hormonal (E2, dan
testosteron bebas, A, LH,
FSH, PRL, hCG, DHEA-S,
SHBG dan αFP
TATALAKSANA

MEDIKAMENTOSA
PE
A SI M
BE
E RV DA
BS HA
O N
Evaluasi Ginekomastia
MODALITAS PENCITRAAN

MMG USG
Anatomi Payudara Normal

(A) Craniocaudal kiri

(B) mammogram miring mediolateral menunjukkan


payudara pria normal terdiri dari lemak subkutan (segitiga).
Otot pectoralis terlihat posterior (*).

(C) Ultrasonografi menunjukkan anatomi normal yang terdiri


dari kulit dan lemak subkutan (SQ). Otot pectoralis (PM),
tulang rusuk, dan otot interkostal (ICM) juga terlihat.
Penggunaan mammographic spot compression
pada pria 65 tahun dengan keluhan benjolan
dipayudara kanan dan keluarnya cairan
berdarah dari puting susu kanan.
Pola Karakteristik Ginekomastia
1. Ginekomastia Nodular
2. Ginekomastia Dendritik
3. Ginekomastia Difus
Ginekomastia Nodular
(A) Kraniokaudal
(B) mammogram miring mediolateral
menunjukkan densitas nodular
subareolar (panah).
(C) Ultrasonografi menunjukkan disk
subareolar yang sesuai atau area
jaringan hypoechoic yang berbentuk
kipas (panah).
(D) Gambar Power Doppler menunjukkan
hipervaskularitas ringan
Ginekomastia Dendritik
Ginekomastia Difus

(A) Kraniokaudal dan


(B) mammogram miring mediolateral
menunjukkan payudara padat
heterogen menyerupai payudara
wanita.
(C) Ultrasonografi menunjukkan
peningkatan volume dan ekogenisitas
jaringan payudara (panah).
Pseudogynecomastia
(A) Kraniokaudal
(B) mammogram miring mediolateral
menunjukkan peningkatan lemak
subareolar tanpa peningkatan
komponen kelenjar payudara.
(C) Ultrasonografi menunjukkan
lemak subkutan homogen
memanjang dari bawah kulit ke
otot pectoralis
Perkembangan Kemungkinan Massa Ganas Pada Gynecomastia
Keganasan payudara relatif jarang terjadi pada pria. Biasanya terjadi sebagai massa yang terlokalisir dan nyeri dan
biasanya ditemukan di tingkat subareolar atau di kuadran luar atas payudara. Dibandingkan dengan ginekomastia, lesi
ini sering eksentrik terhadap putting

Beberapa faktor risiko telah diidentifikasi untuk Keganasan payudara pria termasuk usia, riwayat keluarga, paparan
radiasi, kriptorkismus, cedera testis, sindrom Klinefelter, disfungsi hati, dan trauma dada.

Bentuk yang paling umum :


- karsinoma duktal invasif (85% kasus)
- karsinoma papiler (5%)
- Dermatofibrosarcoma
Karsinoma Duktal Invasif
Karsinoma Papiler
Dermatofibrosarcoma
TERIMAK
ASIH

Anda mungkin juga menyukai