APATIS SOPOR/STUPOR
SOMNOLEN KOMA
PEMERIKSAAN JASMANI UMUM
STATUS GIZI
Secara Objektif dengan mengukur Indeks Massa
Tubuh, Rumus: IMT = BB (kg)/TB²(m²)
Berdasarkan IMT, diklasifikasikan:
● BB Kurang < 18.5
● BB Normal 18.5
● BB Lebih ≥ 23.0
dengan risiko 23.0 - 24.9
Obesitas I 25.0 - 29.9
Obesitas II ≥ 30
TANDA VITAL
PEMERIKSAAN NAFAS: PEMERIKSAAN NADI:
1. Frekuensi pernapasan 1. Frekuensi denyut nadi
Normal : 14 - 20 kali/menit Normal : 60 - 100 kali/menit
Bradipnea : < 14 kali/menit Bradikardia : < 60 kali/menit
Takipnea : > 20 kali/menit Takikardia : > 100 kali/menit
2. Sifat pernapasan 2. Irama denyut nadi
● Torakal → pada pasien tumor dalam - Tampak reguler/irreguler
perut 1. Besar pengisiannya nadi
● Abdominal → PPOK - Pulsus parvus/magnus
● Kombinasi → Terbanyak - Ekual/tidak ekual
1. Irama pernapasan 1. Kualitas nadi
- Tampak reguler 2. Tegangan nadi
- Takipnea
- Hiperpnea
- Pernapasan kussmaul
- Pernapasan Cheyne-Stokes
- Pernapasan Biot
TANDA VITAL
TEKANAN DARAH NYERI:
● Hipotensi: Sistolik < 90 mmHg atau diastolik < 60 Menilai rasa nyeri ditanyakan kepada pasien kompos mentis
mmHg dengan menggunakan VAS (Visual Analog Scale)
● Normal: Sistolik 90 - 129 mmHg atau diastolik 60 -
89 mmHg
● Hipertensi: Sistolik >130 mmHg atau diastolik > 90
mmHg
SUHU:
● Suhu tubuh aksila normal: 36.5 - 37.5 C
● Hiperpireksia: > 41.1 C
● Hipotermia: < 35 C
PEMERIKSAAN FISIK
UMUM
KULIT
1. Warna
- Pucat/anemik → dilihat dari mukosa mulut, konjugtiva, bibir, dan kuku
- Ikterus/jaundice → telapak tangan dan kaki, mukosa bibir atau sklera
- Sianosis
● Sianosis sentral
● Sianosis perifer
1. Kelembaban
- Lembab
- Kering
1. Turgor → pada dinding perut, lengan, dan punggung tangan
PEMERIKSAAN FISIK
UMUM
KEPALA
1. Bentuk : Normocephal, mikrocephal, hydrocephalus
2. UUB (cekung, menonjol, menutup/tidak)
RAMBUT
3. Warna
4. Pertumbuhan distribusi merata/ tidak
5. Mudah dicabut atau tidak
WAJAH
6. Simetris/asimetris
7. Tampilan khas pada wajah : tampak bengkak, moon face, butterfly rash, atau facies leonine
8. Ada atau tidaknya nyeri tekan sinus frontalis dan maksilaris
MATA
1. Inspeksi
- Alis mata: kelebatan dan distribusinya
- Eksoftalmus, enoftalmus
- Palpebra: ptosis, lagostalmus, edema palpebra
- Konjungtiva : hiperemis, terlihat berair, kering, pterigium, pinguekula
- Sklera: ikterik/tidak
- Pupil: Bentuk, ukuran, refleks pupil terhadap cahaya langsung, refleks pupil terhadap cahaya tidak
langsung
- Lensa: ada kekeruhan lensa/tidak
1. Palpasi: tekanan bola mata secara manual
TELINGA
2. Inspeksi
- Daun telinga: bentuk, ukuran, tanda-tanda peradangan, terdapat sekret, serumen, keutuhan gendang telinga
1. Palpasi
- Nyeri tekan pada processus mastoideus
- Pembesaran KGB retroaurikular
Hidung
1. Inspeksi
- Bentuk hidung: normal, simetris/ asimetris,
- Tampak sekret/tidak, perdarahan, penyumbatan
- Deviasi septum
- Benda ading
1. Palpasi: nyeri tekan, krepitasi pada tulang hidung
Mulut
- Bibir: Simetris/asimetris, labiokisis, fisura
- Tanda-tanda bibir pucat, sianosis
- Lesi sekitar bibir (Vesikel, krusta)
- Mukosa pipi: lesi, aliran saliva
- Gigi: karies, abses alveoli, missing teeth, karang gigi
- Lidah: atrofi, terlihat kering/basah, tremor
- Tenggorokan: letak dan ukuran, posisi uvula
Leher
1. Regio colli
- Inspeksi dan palpasi leher dilakukan pada tulang hioid, tulang rawan tiroid, kelenjar
tiroid, muskulus sternokleidomastoideus, pembuluh karotis dan kelenjar limfe.
Pemeriksaan dilakukan pada kedua sisi (bilateral) bersamaan.
1. Trakea
- Inspeksi: simetris/ asimetris, deviasi trachea
- Palpasi trachea dilakukan dengan cara ujung jari telunjuk dan jari manis menekan pada
daerah m. sternocleidomastoideus kanan dan kiri dengan trachea dan pasien diminta
menelan ludah. Bandingkan pada kedua sisi
1. Tiroid
- Inspeksi : normal/pembesaran tiroid
- Palpasi: Ukuran, bentuk (normal, nodular, difusa)
- Soliter/multiple
PEMERIKSAAN TEKANAN
VENA JUGULARIS
1. Pemeriksa berada di posisi kanan pasien.
2. Relax, berbaring terlentang dengan posisi kepala kasur 30-45
derajat.
3. Lihat pengisian vena jugularis (denyutan) dan bedakan dari arteri
atau vena.
4. Identifikasi JVP dengan menekan bagian proksimal sampai vena tampak jelas
kemudian tanpa melepaskan jari yang pertama, tekan bagian distal lalu lepas tekanan
pada bagian proksimal.
5. Perhatikan ujung kolom pengisian darah.
6. Tingginya diukur dari titik acuan. Dengan menggunakan penggaris
secara horizontal dari titil tertinggi hinggamelewati penggaris yang
diletakkan secara vertikal tepat diatas angulus sterni.
7. Jaraknya ditambahkan 5 cm H2O (untuk sampai ke pusat atrium).
PEMERIKSAAN FISIK DADA DAN SISTEM RESPIRASI
Dilakukan saat statis dan
dinamis
INSPEKSI
lihat apakah ada deformitas
dan retraksi
INSPEKSI PALPASI
PERKUSI AUSKULTASI
● Dilakukan pada 4 daerah katup
● Menentukan batas jantung (terutama
- 1: Daerah Ictus Kordis (Katup Mitral)
jika terdapat pembesaran jantung)
- 2: Daerah Katup Trikuspid
● Batas jantung kanan : linea parasternal
- 3: Daerah Katup Aorta
dextra
- 4: Daerah katup Pulmonal
● Batas jantung kiri: ictus kordis
● Batas pinggang jantung: linea
● Ada tidaknya gangguan irama jantung,
midclavicularis sinistra
murmur ataupun gallop
PEMERIKSAAN FISIK ABDOMEN
INSPEKSI
pemeriksaan hepar
pemeriksaan limpa
pemeriksaan ginjal
pemeriksaan nyeri ginjal
PEMERIKSAAN FISIK EKSTREMITAS
LOOK DAN FEEL
LOOK FEEL