Anda di halaman 1dari 50

 

 Anamnesis & Pemeriksaan Fisik Dasar.

 Hendra Zufry 
 

 Anamnesis

 Anamnesis Pribadi
Nama
Usia
Jenis Kelamin
Pekerjaan
 Alamat
No.Rekam Medik
 

 Anamnesis Penyakit

 Keluhan utama
 Riwayat penyakit sekarang
 Riwayat penyakit dahulu
 Riwayat penggunaan obat
 Riwayat kehidupan sosial.
 

Vital sign
 Sensorium
 Tekanan Darah
 Nadi
 Respirator rate
 HR
 T
 

Wajah

Facies Hypocrates
pada peritonoitis berat dan
penyakit hati yang berat. Spider Naevi
 

Wajah Myastenia gravis.


Ptosis dan rahang bawah yang intermitten drop 

Malar Rash pada


SLE & mitral stenosis

Virilisme pada wanita usia 25 tahun


Oleh karena hiperplasia adrenocortical
 

Cushing Syndrome 
Moon face dengan pipi yang memerah

•Pertumbuhan rambut yang berlebih


(kumis)

Acromegali 
•Wajah memanjang
•Penonjolan tulang dahi, hidung dan
rahang bawah.
•Jaringan lunak pada bibir, hidung dan
telinga membesar.
 

Myxedema 
•Edema lebih nyata di sekitar mata,
non-pitting
•Rambut kasar dan alis-mata tipis.
•Kulit kering

Nephrotic Syndrome
Wajah sembab dan pucat

Sembab pertama muncul disekitar mata,


Mata menjadi sipit bila edema bertambah


berat.
 

Mata
Penilaian mata:
1. Oc cu lar Sy m m etr y : 
kelemahan/pemendekan salah satu otot
yang mengontrol gerakan bola mata  
deviasi ke medial atau lateral
kontralateral otot yang terganggu

2. E y e L i d S y m m e tr y : Kedua kelopak mata


menutupi mata dengan porsi yang sama.
Kerusakan saraf yang mengotrolnya
(Saraf kranial 3 dan 7) menyebabkan
kelopak mata atas dan bawah akan terlihat
lebih rendah dari mata yang normal.

Pasien tidak dapat menutup dengan sempurna


Kelopak mata atas kiri oleh karena disfungsi saraf kranial 7
 

 
3. Sclera :
Normal sklera : putih.
Pada gangguan fungsi hati dan darah 
Menyebabkan hyperbilirubinemia kuning
= ikterus

 
.

 Anemis

4. C o n j u n c t i v a  

Pale Conjunctiva, due to severe anemia


Normal Appearing Conjunctival
Reflection, Lower Lid
 

Conjunctivitis

Subconjunctival bleeding
 

Leher 
Kelenjar limfe regional
 

 Anatomi paru
•Kanan 3 lobus (atas, tengah, bawah)
•Kiri 2 lobus (atas, bawah)

Topografi
•Linea Mid Sternalis
•Linea Mid Clavicularis
•Linea Axillaries anterior 
•Linea Mid Axillaris
•Linea Axillaris posterior 
•Linea Para Sternalis kanan dan kiri
 

Pembatasan lobus paru-paru


kanan muka atas
• : lobus kanan atas
kanan muka bawah : lobus kanan tengah

kanan belakang atas : lobus atas kanan


kanan belakang bawah : lobus bawah kanan


kiri muka atas


• : lobus atas kiri
kiri belakang atas
• : lobus atas kiri
kiri belakang bawah : lobus bawah kiri

 

Inspeksi
• Bentuk umum
- Thorax Inspiratorius atau
Emphysematous
- Thorax expiratorius atau Paralyticus
- Simetris / Asimetris , ok Scoliosis
pembentukan
 jaringan ikat dalam thorax
• Pembesaran vena
• Benjolan local
- Perforasi
- Aneurisma Aorta
- Absces
 

Thorax Paralyticus / expiratorius


•Individu yang kurus dan panjang
•Panjang dan pipih
•Tulang iga berjalan lurus kebawah
•Sudut epigastrium sangan tajam
•Konfigurasi thorax Pyriformis
 

Thorax Pyramidalis
•Disebut juga tetradische thorax
•Ujung sternum bagian bawah menjadik
puncak pyramid
•Jarang

Thorax Inspiratorius / Emphysematous


•Thorax kembung dan pendek
•Iga mendatar 
•Sudut epigastrium tumpul
•OK elastisitas paru yang kurang
 

PADAT

CAIR

GAS
 

LEBIH PADAT
a
b

GAS

c
d
 

Palpasi
•Fremitus suara
•Kelainan pada dinding dada (mis. Mammae)

Perkusi
•Perkusi banding kanan dan kiri
•Normal : Sonor 
•Batas paru hati (pada linea mid clavicularis)
•Batas pergerakan paru
•Batas bawah paru belakang kiri dan kanan
(sejajar Vertebra thoracalis X dan XI)
•Peranjakan paru
 

Auskultasi
•Normal Vesikuler 
•Inspirasi lebih panjang dan lama dari Expirasi
•Inspirasi halus dan expirasi lebih halus
 Auskultasi banding kanan dan kiri

•Pernafasan Bronchial, Expirasi lebih panjang,


tajam dari Inspirasi
•Pernafasan Amphoris (seperti meniup tutup
botol)
•Ronchi kering (desah bronchitis / ronchi
terbang)
•Ronchi basah (gelembung kecil, sedang dan
besar 
 

Teknik pemeriksaan:
Bladder sebaiknya tidak dalam keadaan penuh.
Pasien berbaring/supine.
Posisi lengan di sisi badan atau dilipat di dada
Pertanyaan sebelum palpasi, Daerah mana yg sakit?  
Daerah yg nyeri dipalpasi paling belakangan .
Pemeriksaan sambil memonitor wajah pasien, adakah mimik
pertanda rasa tidak nyaman.
 

Inspeksi ; perhatikan :

Status nutrisi.
Kulit : Scar, striae, dilated veins (venectase), ruam ,lesi.

Umbilicus : bagaimana kontur & lokasinya, tanda hernia atau


inflamasi (+/-)? Sister Mary Joseph s nodule  curiga
keganasan abdominal.
Liver stigmata.

Kontur abdomen :
 Apakah flat, scaphoid, protuberant, rounded?
 Apakah ada penonjolan? Survey juga area inguinal &
femoral
 Apakah abdomen simetris?
 Apakah tampak organ atau massa? Liver yang membesar 
atau spleen.

Peristalsis.

Pulsasi. Sering pulsasi aorta terlihat di epigastrium . (normal) 


 

 
L i v e r s t i g m a ta : 
Umum dijumpai pada Sirosis Hati Alkoholik (Laennec  s ).
Kadang-kadang dijumpai pada Sirosis lainnya.
Spider nevi 
Palmar erythema
Ginekomastia
Caput medusae
Dupuytren s contracture
Pembesaran kelenjar parotid
 Atrofi testis
 

 
Jika dij.
Virchouw s Node
Keganasan abdominal ?
Sister Mary Joseph s Node
 

 
Auskultasi
!!! Auskultasi dilakukan sebelum palpasi & perkusi ( bisa
menyebabkan perubahan frekwensi suara usus), gunakan
diafragma stethoscope.

Suara usus :
Normal frek :  5  – 34 per menit.
Kadang-kadang borborygmi (+)
 Auskultasi pd satu tempat , mis RLQ, biasanya sdh
cukup.
 

Bruit
Jk TD tinggi suara vaskuler mirip murmur jantung
dij. pd epigastrium , RUQ& LUQ.

Perubahan suara usus


diare, obstruksi intestinal, ileus paralitik, peritonitis.

Bruit dgn komponen sistolik & diastolik


kesan kuat stenosis a.renalis sebagai penyebab
hipertensi.
 

Light Palpation

Deep Palpation
 

Light Palpation

Jk terasa ada resistensi , cobalah bedakan voluntary guarding  


dari involuntary muscular spasm , tekniknya sbb:
Usahakan dgn segala cara agar pasien bisa relax
Rasakan relaksasi otot abdomen pada saat exhalation
 Anjurkan pasien bernafas melalui mulut dgn rahang bawah
terbuka.

Involuntary rigidity (muscular spasm) secara khas tetap ada


walaupun dgn maneuvre di atas  mengindikasikan inflamasi
peritoneal (+)
 

Deep Palpation

Untuk pemeriksaan massa abdomen

Massa abdomen dikategorikan atas:


Fisiologis : uterus gravida
Inflamasi : diverticulitis colon
Vaskuler : aneurisma aorta abdominalis
Neoplasma : karsinoma colon
Obstruktif : distensi bladder , dilatasi usus.
 

 
Palpasi dengan kedua telapak tangan jk deep palpation sukar 
dilakukan, atau karena obesitas,
.
Pemeriksaan inflamasi peritoneal:
Sebelum palpasi, pasien disuruh batuk   apakah batuk
menimbulkan nyeri ?  
Rebound tenderness: Press fingers firmly & slowly , quickly 
withdraw . Perhatikan reaksi pasien.
Tanyakan: mana yang lebih sakit, apakah saat ditekan
atau dilepaskan? Lokasinya?  

Rebound tendernesss=(+) :
 jk nyeri diinduksi / meningkat pd saat tekanan dilepaskan
(timbul akibat pergerakan cepat peritoneum yg mengalami
inflamasi)
 

 
Organ hepar sebahagian besar dilindungi oleh costae  
sukar memeriksanya Ukuran & bentuknya bisa di
perkirakan dgn cara perkusi & palpasi.

1. PALPASI 
Evaluasi permukaan, konsistensi,nyeri tekan hepar.
Teknik palpasi!
 

 
Teknik palpasi 
Press in & up, gently .
Pasien disuruh inspirasi dalam.
Rasakan tepi hepar sewaktu hepar turun menyentuh ujung-
ujung jari.
kmdn. tekanan jari dikurangi agar hepar bisa diraba  
permukaan anterior hepar 

Saat inspirasi  hepar dpt dipalpasi sekitar 4 cm inferior 


tepi costa dextra pd L. midclavicularis
 Abnormalitas hepar  kesan(+)
 jk.hepar teraba keras atau padat
tepi tumpul atau membulat (rounding)
kontur irreguler.
 

 
Hooking technique
Teknik pemeriksaan hepar jika pasien obese.
Pd saat pemeriksaan  perintahkan pasien inspirasi dalam .
Bernafas dengan abdomen , pd saat inspirasi  hepar,-
maupun spleen dan ginjal-, akan terdorong ke posisi yg dapat
dipalpasi.
 

2. PERKUSI
1.
Mulai perkusi dari area timpani abdomen-pd L.midclavicularis
dextra  teruskan/naik ke arah hepar . Tentukan batas daerah
beda pd linea midclavicularis

2
Batas atas hepar :
diperkusi dimulai pada area sonor thorax (di atasnya) pada
L midclavicularis.
 

 
Liver span :
Pada L midsternalis : 4- 8 cm
Pada L midclavicularis dextra : 6-12 cm
Salah interpretasi liver span :
Efusi pleura dextra
Paru konsolidasi yang berdekatan dengan
pekak hati
 

Perkusi  bisa memberikan kesan/sangkaan kemungkinan ada pembesaran spleen.

Perkusi dapat mengkonfirmasi pembesaran spleen, kecuali jk pembesaran spleen


tidak mencapai daerah di bawah kosta. 
 

1.Perkusi Traube s s p ac e   

Perkusi dinding anterior kiri bawah , di antara daerah resonan


paru (batas atasnya) dengan tepi kosta (batas bawahnya)  
Traube s space.
Perkusi Traube s space dimulai dari L. axillaris anterior 
sinistra sd L.midaxillaris sinistra, biasanya daerah ini timpani
(prominen).
Jika semakin ke arah lateral suara timpani tetap
prominen kesan: splenomegali (-).
Dullness Traube s spacekemungkinan
splenomegali? cairan/makanan solid di dlm lambung atau
kolon.
 
2. S p l en i c p er c u s s i o n s i g n  
Splenic percussion sign (+):
Perkusi ICS terbawah pd L axillaris anterior sinistra:
perubahan suara perkusi, dari timpani prominen inspirasi
dalam dull   kesan :
Pembesaran spleen
Bisa juga pd spleen normal.
Jika perkusi tetap timpani ukuran spleen masih
 

 
Palpasi Spleen:
Catatan:
Dewasa normal  sebahagian kecil populasi : tepi spleen
teraba, ok:
Diafragma letak rendah dan rata (COPD)
Deep inspiratory descent diafragma.

Teknik Palpasi:
1.Posisi Supine.
Palpasi dengan tangan kanan, dimulai di bawah tepi kosta
sinistra.
Tangan kanan mengangkat rib cage sinistra ke anterior.
 Anjurkan pasien inspirasi dalam.
2. Posisi dekubitus, paha & lutut difleksikan. Ulangi perasat
sda.
 

Tentukan batas area Shifting dullness


beda/pekak dgn area dijumpai jk pasien dimiringkan ke
timpani salah satu sisi

Test for a fluid wave (undulasi cairan).


 

Berbagai hal lain yang dapat ditemukan pada physical 


diagnostic abdomen:

   curigai adanya sirosis atau keganasan


Asites + J a u n d i c e 
dengan metastase peritoneal.

R eb o u n d t en d e r n e s s  
Disebabkan oleh inflamasi peritoneal, mis. Apendisitis akut.

 R o v s i n g  s s i g n .

◦ Nyeri di RLQ sewaktu dilakukan penekanan pada sisi siri


abdomen .
◦ Nyeri RLQ jika tangan palpasi di angkat tiba-tiba (referred 
rebound tenderness)
 

 
M u r p h y  s s i g n .

ialah nyeri tajam pada RUQ disertai berhenti inspirasi tiba-


tiba(respiratory arrest on inspiration). 
Teknik pemeriksaan: ibu jari kiri atau jari-jari tangan kanan
ditekukkan di bawah tepi kosta pada posisi sisi lateral m.
rectus berpotongan dengan tepi kosta. Jik pembesaran
hepar (+) jari-jari ataupun ibu jari tangan ditekukkan di
bawah tepi hepar.Perintahkan pasien respirasi dalam,
perhatikan pernafasan pasien serta tingkat rasa nyerinya.
Murphy s sign (+) pd:
kholesistitis akut
hepar yg nyeri tekan (nyerinya kurang terlokalisir).
 

 
Fokus saat assessment abdomen:
Ukuran dan konsistensi hepar 
 Apakah spleen teraba/membesar?
 Apakah ada asites?

Sirosis Hati.
Bisa dijumpai pembesaran Left Liver Lobe (LLL) di bawah
 processus xyphideus.
Bisa dijumpai pembesaran spleen.

Curigai keganasan jika dijumpai:


Hepar membesar, noduler 
Massa abdominal yang nyata
 

PEMERIKSAAN
EKSTREMITAS

 Dilakukan dgn cara :


- Inspeksi
- Palpasi
- Menguji pergerakan, kekuatan dan
koordinasi otot
 

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai