Anda di halaman 1dari 16

IMMEDIATE LIFE THREATENING

INJURIES

William Malisa P. 1910027022


Indah Permata S. 1910027029
Ahmad Jaelani 1910027019
Anatomi dan Fisiologi
Tulang Dada:
• 12 pasang costae
• Manubrium
• Sendi sternoclavicula
• Jugular notch
• Sternum
• Sternal angel
• Processus xiphoideus
Anatomi dan Fisiologi
• Permukaan luar tiap paru2 diselimuti
oleh pleura viseral, sedangkan
bagian dinding internal permukaan
lateral mediastinum dan permukaan
superior diagfragma dibatasi oleh
pleura parietal.
• Ruang antara lapisan membran
serosa  Rongga pleura
Anatomi dan Fisiologi
Inspirasi: aktif  otot-otot thorax
• Elevasi costae
• Penurunan diafragma
• Tekanan intra pleural – 15 cmH20

Ekspirasi: pasif
• Tergantung elastisitas dengan thorax / paru
• Tekanan intra pleural 0 – 2 cmH20
Anatomi dan Fisiologi
Fungsi Paru :
• Respirasi
• Regulasi asam basa
• Reservoir darah
• Ekskresi (uap air, hydrocarbon, ethanol)
• Regulasi temperature
• Detoksifikasi
• Sekresi (histamine thromboplastin)
• Filter / cleaning
DEADLY DOZEN of THORACIC TRAUMA

IMMEDIATE LIFE THREATENING INJURIES


• Airway Obstruction
• Tension Pneumothorax
• Cardiac Tamponade
• Open Pneumothorax
• Massive Hematothorax
• Flail Chest
Lethal Six 1. Airway Obstruction
• Kematian akibat trauma dini yang dapat dicegah seringkali
disebabkan oleh kurangnya atau keterlambatan kontrol jalan
napas.
• Penyebab paling umum pada pasien yang tidak sadar adalah
gangguan yang disebabkan oleh lidah.
• Gigi ataupun gigi palsu, sekresi dan akumulasi darah dapat
berkontribusi obstruksi jalan napas pada trauma.
• Fraktur mandibula bilateral dan hematoma leher menghasilkan
deviasi faring dan kompresi mekanis dari trakea dapat
menyebabkan obstruksi jalan napas. Pasien-pasien ini
membutuhkan intubasi (dengan perlindungan simultan dari tulang
belakang leher). Intubasi dini sangat penting, khususnya dalam
kasus hematoma leher atau kemungkinan jalan napas edema.
Edema jalan nafas bisa berbahaya dan progresif dan dapat
membuat intubasi tertunda lebih sulit jika tidak mustahil.
Lethal Six
2. Tension Pneumothorax
• Terjadi bila ada mekanisme ventil: udara masuk ke dalam rongga
toraks tetapi tidak dapat keluar lagi  paru kolaps total dan
mediastinum terdorong ke arah kontralateral.
• Paru yang kolaps total  penderita bernapas dengan 1 paru secara
mendadak, tubuh belum sempat mengadakan kompensasi 
penurunan kadar oksigen pada jaringan dan organ vital.
• Manifestasi Klinis:
- Nyeri dada
- Sesak
- Distress pernafasan
- Takikardi
- Hipotensi
- Deviasi trakea
- Hilangnya suara nafas satu sisi
- Distensi vena leher
Lethal Six
2. Tension Pneumothorax

• Pemeriksaan fisik
- Inspeksi : toraks lebih membesar
- Palpasi : vokal fremitus yang
berkurang pada sisi trauma
- Perkusi : hipersonor satu sisi
- Auskultasi : bising napas yang
berkurang/menjauh pada sisi
trauma

• Penanganan: Torakosentesis Jarum


Lethal Six
3. Cardiac Tamponade

• Perikardium terisi darah dari jantung, baik pembuluh darah besar


maupun dari pembuluh darah perikard.
• Diagnosis :
- Trias Beck: Peningkatan tekanan/distensi vena leher, penurunan
tekanan arteri/ nadi kecil dan cepat, dan suara jantung yang
menjauh.
- Dispnue, kussmaul’s sign: Penurunan atau bahkan menghilangnya
distensi vena leher saat inspirasi.
- Pulsus paradoksus: Menurunnya tekanan darah sistole > 10 mmHg
saat inspirasi.
• Kecurigaan adanya tamponade jantung pada penderita syok yang
tidak memberikan respon terhadap usaha resusitasi merupakan indikasi
tindakan perikardiosintesis
Lethal Six
3. Cardiac Tamponade
Lethal Six
4. Open Pneumothorax
• Gangguan pada dinding dada berupa adanya
hubungan langsung antara ruang pleura dengan
lingkungan luar.
• Manifestasi Klinis:
- Sesak
- Nyeri dada
- Batuk
• Pemeriksaan fisik:
- Inspeksi : toraks mungkin lebih besar dari
biasanya, mungkin normal.
- Palpasi : vokal fremitus yang berkurang
pada sisi trauma
- Perkusi : adanya hipersonor atau timpani
pada sisi trauma
- Auskultasi : bising napas yang berkurang /
menjauh pada sisi trauma
Lethal Six
5. Massive Hematothorax

• Pengumpulan darah dalam ruang potensial antara pleura viseral


dan parietal dengan cepat.
• Perdarahan 3 - 5 cc/kgBB/jam (selama 3 jam) atau > 5
cc/kgBB/jam pada jam pertama.
• Mekanisme: trauma tembus ataupun trauma tumpul.
• Manifestasi Klinis:
- Nyeri
- Sesak napas
- Tanda-tanda syok
Lethal Six
5. Massive Hematothorax
• Pemeriksaan Fisik:
- Inspeksi : normal, atau gerakan napas dapat
tertinggal, dan pucat karena perdarahan.
- Palpasi : vokal fremitus pada sisi yang terkena
lebih keras dari sisi yang sehat.
- Perkusi : pekak, dengan batas seperti garis miring
atau mungkin tidak jelas.
- Auskultasi : bunyi napas tidak terdengar atau
menghilang
• Penanganan:
- Berikan O2 aliran tinggi
- Bolus IV 2 kolf
- Pertahankan TD Sistol pada 90-100 mmHg
- Evaluasi suara napas untuk kemungkinan terjadinya
overload cairan.
Lethal Six
6. Flail Chest
• Mekanisme: fraktur costae multipel berturutan > 3 iga, dan memiliki garis
fraktur > 2 pada tiap iganya dapat tanpa atau dengan fraktur sternum 
terbentuk segmen yg mengambang dan bergerak paradoksal (kebalikan)
dari gerakan pernapasan dinding dada.
• Manifestasi Klinis:
- Gerakan paradoksal segmen dinding dada saat inspirasi/ekspirasi
- Disertai trauma organ lain berupa hemothoraks, pneumothoraks,
hemoperikardium maupun hematoma paru yang memberat.
• Komplikasi: insufisiensi respirasi dan atelektasis.
• Penanganan:
- Expose lokasi cedera
- Gunakan bulky bandage terhadap segmen flail
- Stabilisasi lokasi fraktur
- Berikan O2 aliran tinggi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai