• Key word
– nyeri dipergelangan kaki kanan. Sejak kemarin sore
setelah main bola kaki
– dirasakan terus menrus dan pagi ini semakin merah
dan bengkak.
– Daripemriksan fisik nyeri tekan (+) begkak (+)
hematom (+) pada pergelangan kaki kana lateral.
Nyeri bertambah pada saat dilakukan pergerakan
pasif seperti flexi dan eversi.
– Tindakan apa yang harus dilakuakn?
Sprain/”Keseleo”
• Sprain dan Strain adalah cedera
olahraga/muskuloskeletal yang paling sering terjadi.
Perbedaan pada bagian yang terkena
• Sprain Cedera yang terjadi karena regangan
berlebihan atau terjadi robekan pada ligamen
(penghubung antar tulang)
• Strain Cedera yang terjadi karena regangan
berlebihan atau terjadi robekan pada otot maupun
tendon (penghubung tulang dan otot)
Treatment: RICE + R
• Rest
• Ice
• Compression
• Elevation
• Referal &
Rehabilitation
• Key word
• Post KLL
– kesadaran kompos mentis, TD 120/80 mmHg,
frekuensi nadi 84 kali/menit, nafas 20 kali/menit,
akral hangat.
– Terdapat luka-luka lecet sekujur tubuh dan
patah tulang femur tertutup pada kaki kanan.
• triase?
• Key Word
• Seorang wanita 26 tahun mengalami
kecelakaan.
• Didapatkan tek darah 70/40mmhg, nadi
140x/menit, respirasi 30x/menit. Akral dingin
pucat dan basah.
• fraktur terbuka femur kanan dan kiri disertai
perdarahan masif.
• Apakah tindakan yang sesuai untuk kasus ini?
• Sulit membuka mulut dan kaku. Keluhan disertai kejang
kaku, serta nyeri perut dan bokong.
• Pasien mengaku pernah tertusuk kayu pada kaki
kanannya.
• Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 180/80
mmHg, FN 100 kali/menit, suhu 39,50C, FP 34
kali/menit.
• Pemeriksaan neurologis didapatkan trismus,
epistotonus, kejang rangsang dan kejang respon.
Gejala diatas termasuk stadium tetanus berapa?
TETANUS
Derajat III (tetanus berat) :
Derajat I (tetanus ringan) :
• Trismus ringan sampai sedang • Trismus berat
Kekakuan umum: kaku kuduk, • Otot spastis, kejang spontan
opistotonus, perut papan • Takipne, takikardia
• Tidak dijumpai disfagia atau ringan • Serangan apne (apneic spell)
• Tidak dijumpai kejang • Disfagia berat
• Tidak dijumpai gangguan respirasi • Aktivitas sistem autonom meningkat
Derajat II (tetanus sedang) : Derajat IV (stadium terminal],
derajat III ditambah dengan :
• Trismus sedang
• Kekakuan jelas
• Gangguan autonom berat
• Dijumpai kejang rangsang, tidak ada
kejang spontan • Hipertensi berat dan takikardi, atau
• Takipneu • Hipotensi dan bradikardi
• Disfagia ringan • Hipertensi
• Dijumpai luka bakar di seluruh lengan kanan,
dada sebelah kanan dan punggung sebelah
kanan serta sebagian perut.
• Besarnya area yang mengalami luka bakar
pada pasien adalah?..
• Key word
– koma GCS 8, maxillofacial injury dengan rahang
bawah hilang, akral dingin, biru, dan basah,
tanda vital: tekanan darah 90/60mmHg nadi 60
x/m pernafasan 44x/m, suara seperti kumur-
kumur dan dibebaskan jalan nafas.
– Vesikular keras dan terdapat ronki basah. Saturasi
40% dengan sungkup oksigen 10L/m. komplikasi
yang dapat terjadi pada pasien ini?
• Saturasi hemoglobin akan oksigen (SaO2) kurang dari 90% yang
biasanya sesuai dengan tegangan oksigen arterial (PaO2) kurang
dari 60 mmHg sangat mengganggu oksigenasi CO2 arterial
(PaCO2) hingga lebih dari 45-50 mmHg mengandung arti bahwa
ventilasi alveolar sangat terganggu.
• Kegagalan pernapsan terjadi karena PaCO2 kurang dari 60mmHg
pada udara ruangan, atau pH kurang dari 7,35 dengan PaCO2
lebih besar dari 50mmHg. Dimana daya penyampaian oksigen ke
jaringan tergantung pada: (1) sistem pernapasan yang utuh yang
akan memberikan oksigen untuk menjenuhi hemoglobin, (2)
kadar hemoglobin, (3) curah jantung dan microvascular, (4)
mekanisme pelepasan oksihemoglobin.
• Bila ada gangguan dari unsur-unsur mekanik diatas
maka akan terjadi hipoventilasi yang
mengakibatkan hiperkarbia dan hipoksemia.
• Hiperkarbia menyebabkan vasodilatasi pembuluh
darah otak yang akan meningkatkan tekanan
intrakranial, yang dapat menurunkan kesadran dan
menekan pusat napas bila disertai hipoksemia
keadaan akan makin buruk. Penekanan pusat
napas akan menurunkan ventilasi.
Fraktur distal radius dengan angulasi dorsal
Hernia femoralis
masuk melalui kanalis femoralis (di bawah kanalis inguinalis)
Atresia duodenum
03/15/2021
EDH vs. SDH
EDH SDH
• Robeknya a.meningia media • Robeknya vena (bridging vein) (sering
(75% berhubungan dengan pada alkoholik dan orang tua)
trauma kranial) • Penurunan kesadaran berjalan lambat
• CT scan: hiperdens konkaf (bulan
• Interval lusid: tidak sadar sabit)
sadar tidak sadar • Prognosis EDH lebih baik daripada
• CT scan: hiperdens konveks SDH, karena pada EDH jaringan otak
• Komplikasi: herniasi umumnya tidak terganggu
• Tata laksana: oksigenasi adekuat, sedatif
• Tata laksana: intubasi, elevasi kepala, (kalau TIK meningkat), manitol (kalau ada
manitol (jika MAP > 90 mmHg + TIK herniasi), hiperventilasi ringan, antikonvulsan
meningkat), hiperventilasi (bila TIK (mencegah kejang) rujuk bedah
tidak terkontrol), fenitoin (mencegah
kejang) setelah itu rujuk bedah
EDH vs. SDH (2)
• Lucid interval periode sadar antara dua
periode tidak sadar, khas pada EDH. CT Scan
bikonveks
• SDH – ada lateralisasi, pada CT scan gamparan
Sabit (ingat SDH ingat Sabit)
• ICH – ada lateralisasi, pada CT scan hiperdens
• SAH – nyeri kepala yang paling hebat, mual
muntah, fotofobia. CT scan gambaran hiperdens
menggantikan CSF
• Perdarahan subdural • Perdarahan
sumber: bridging veins intraventrikel energi
(progresi lbh lambat, bs penyebab trauma >>>
berminggu2) • Perdarahan
• Perdarahan subaraknoid intraserebral defisit
nyeri parah dg progresi neuro sesuai area yg
cepat (thunderclap
terkena
headache), gejala iritasi
meninges (kaku kuduk)
Pendarahan subdural
TENSION
PNEUMOTORAK
PNEUMOTORAK
NEEDLE
TORAKOSENTESIS
WSD SELA IGA 2
SELA IGA 5
flail chest
PNEUMO / WSD
HEMOTORAK
???
OXYGEN
KONTUSIO PARU
BAGGING
OR VENTILATOR
EDEMA
LUKA TEMBUS
SUCKING WOUND
TEST CAIRAN PNEUMOTORAK
WSD &
TUTUP LUKA
HEMATO ?
DARURAT
Jahit tiga sisii
Limfoma Hodgkin
• Raynaud’s disease
– Vasospasme rekuren akibat kelainan fungsional pembuluh
darah, biasanya dipicu stres emosional dan suhu dingin
– Bentuk serangan: pemicu (dingin) vasospasme (pucat,
biru, nyeri) reflow (hiperemia)
– Muncul simetris di ujung jari kaki dan tangan, tidak ada
nekrosis, CRP normal
– PF umumnya normal, boleh di-challenge dengan suhu dingin
DVT
• Adanya trombus pada vena dalam yang
menghalangi aliran darah ke jantung
• Komplikasi: pulmonary embolism
• Gejala: nyeri, swelling, kemerahan, hangat,
dan terjadi unilateral.
Buerger disease = thromboangiitis obliterans
• Karakteristik:
– progressive inflamasi dan trombosis pada arteri
dan vena kecil dan sedang pada tangan dan kaki
– Asosiasi kuat dengan penggunaan rokok
– Gejala: rest pain, unremitting ischemic ulcerations,
dan gangrene pada jari kaki dan tangan
Acute Limb Ischemia
• Terjadi penurunan aliran darah secara tiba-
tiba pada ekstremitas
• Dapat terjadi akibat emboli atau trombosis
• Limb ischaemia diklasifikasikan berdasarkan
onset dan beratnya penyakit
Acute Limb Ischemia
Varicose Vein
• Pelebaran vena yang sering terjadi di vena
superfisial, dan yang banyak terjadi di
ekstremitas bawah
• Akibat inkompetensi katup vena stasis
aliran darah edema ekstremitas
perubahan sekunder pada kulit: iskemik,
dermatitis stasis, ulserasi.
Varicose Vein
Gejala:
• Kaki terasa berat
• Telangiektasia
• Ankle swelling,
especially in evening.
• A brownish-blue shiny
skin discoloration
• Gatal
• Mudah berdarah
Phlebitis
• Inflamasi vena, terutama pada kaki
• Gejala:
– Eritema dan hangat
– Nyeri sepanjang vena
– Edema
• Jika terjadi akibat blood clot atau trombus, disebut
thrombophlebitis.
• Phlebitis ada yang mengenai vena superfisial dan vena
dalam. Thrombophlebitis pada vena dalam, disebut
sebagai DVT.
Venous vs Arterial Ulcer
Venous ulcer Arterial Ulcer
• Shallow • Full thickness wound
• Punched out appearance
• Superficial • Wound edges are smooth
• Irregular shape • Individual may complain of painnocturnally; pain can be
relieved by lowering the leg below heart level (i.e.
• Small to large dangling leg over the edge of the bed).
• • Individuals prefer to sleep in a chair which impacts
Painful related toedema, phlebitis, or negatively on healing potential
infection • Located mainly on thelateral foot, but can occur anywhere
• Usually appear on the lower leg and on the lower leg or foot
• Lower extremities cool to touch
ankle • Skin is pale, shiny, taut, and thin
• Frequently the individual develops • Periwound skin pale
contact dermatitis • Minimal to no hair
• growth on lower limbs
• Hemosiderin staining • Minimal drainage
• Lipodermatosclerosis • Wound bed contains bright red granulation tissue
• May be secondary toperipheral arterial disease
• NYAMAN BILA DI GANTUNG DI ATAS – NYAMAN BILA DIGANTUNG DIBAWAH
Ruptur uretra anterior