Anda di halaman 1dari 83

Analisis Kasus Ilmu Bedah

• Key word
– nyeri dipergelangan kaki kanan. Sejak kemarin sore
setelah main bola kaki
– dirasakan terus menrus dan pagi ini semakin merah
dan bengkak.
– Daripemriksan fisik nyeri tekan (+) begkak (+)
hematom (+) pada pergelangan kaki kana lateral.
Nyeri bertambah pada saat dilakukan pergerakan
pasif seperti flexi dan eversi.
– Tindakan apa yang harus dilakuakn?
Sprain/”Keseleo”
• Sprain dan Strain adalah cedera
olahraga/muskuloskeletal yang paling sering terjadi.
Perbedaan pada bagian yang terkena
• Sprain Cedera yang terjadi karena regangan
berlebihan atau terjadi robekan pada ligamen
(penghubung antar tulang)
• Strain Cedera yang terjadi karena regangan
berlebihan atau terjadi robekan pada otot maupun
tendon (penghubung tulang dan otot)
Treatment: RICE + R
• Rest
• Ice
• Compression
• Elevation
• Referal &
Rehabilitation
• Key word
• Post KLL
– kesadaran kompos mentis, TD 120/80 mmHg,
frekuensi nadi 84 kali/menit, nafas 20 kali/menit,
akral hangat.
– Terdapat luka-luka lecet sekujur tubuh dan
patah tulang femur tertutup pada kaki kanan.
• triase?
• Key Word
• Seorang wanita 26 tahun mengalami
kecelakaan.
• Didapatkan tek darah 70/40mmhg, nadi
140x/menit, respirasi 30x/menit. Akral dingin
pucat dan basah.
• fraktur terbuka femur kanan dan kiri disertai
perdarahan masif.
• Apakah tindakan yang sesuai untuk kasus ini?
• Sulit membuka mulut dan kaku. Keluhan disertai kejang
kaku, serta nyeri perut dan bokong.
• Pasien mengaku pernah tertusuk kayu pada kaki
kanannya.
• Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 180/80
mmHg, FN 100 kali/menit, suhu 39,50C, FP 34
kali/menit.
• Pemeriksaan neurologis didapatkan trismus,
epistotonus, kejang rangsang dan kejang respon.
Gejala diatas termasuk stadium tetanus berapa?
TETANUS
Derajat III (tetanus berat) :
Derajat I (tetanus ringan) :
   
• Trismus ringan sampai sedang • Trismus berat
 Kekakuan umum: kaku kuduk, • Otot spastis, kejang spontan
opistotonus, perut papan • Takipne, takikardia
• Tidak dijumpai disfagia atau ringan • Serangan apne (apneic spell)
• Tidak dijumpai kejang • Disfagia berat
• Tidak dijumpai gangguan respirasi • Aktivitas sistem autonom meningkat
 
Derajat II (tetanus sedang) : Derajat IV (stadium terminal],
 
derajat III ditambah dengan :
• Trismus sedang
 
• Kekakuan jelas
• Gangguan autonom berat
• Dijumpai kejang rangsang, tidak ada
kejang spontan • Hipertensi berat dan takikardi, atau
• Takipneu • Hipotensi dan bradikardi
• Disfagia ringan • Hipertensi
• Dijumpai luka bakar di seluruh lengan kanan,
dada sebelah kanan dan punggung sebelah
kanan serta sebagian perut.
• Besarnya area yang mengalami luka bakar
pada pasien adalah?..
• Key word
– koma GCS 8, maxillofacial injury dengan rahang
bawah hilang, akral dingin, biru, dan basah,
tanda vital: tekanan darah 90/60mmHg nadi 60
x/m  pernafasan 44x/m, suara seperti kumur-
kumur dan dibebaskan jalan nafas.
– Vesikular keras dan terdapat ronki basah. Saturasi
40% dengan sungkup oksigen 10L/m. komplikasi
yang dapat terjadi pada pasien ini?
• Saturasi hemoglobin akan oksigen (SaO2) kurang dari 90% yang
biasanya sesuai dengan tegangan oksigen arterial (PaO2) kurang
dari 60 mmHg sangat mengganggu oksigenasi CO2 arterial
(PaCO2) hingga lebih dari 45-50 mmHg mengandung arti bahwa
ventilasi alveolar sangat terganggu.
• Kegagalan pernapsan terjadi karena PaCO2 kurang dari 60mmHg
pada udara ruangan, atau pH kurang dari 7,35 dengan PaCO2
lebih besar dari 50mmHg. Dimana daya penyampaian oksigen ke
jaringan tergantung pada: (1) sistem pernapasan yang utuh yang
akan memberikan oksigen untuk menjenuhi hemoglobin, (2)
kadar hemoglobin, (3) curah jantung dan microvascular, (4)
mekanisme pelepasan oksihemoglobin.
• Bila ada gangguan dari unsur-unsur mekanik diatas
maka akan terjadi hipoventilasi yang
mengakibatkan hiperkarbia dan hipoksemia.
• Hiperkarbia menyebabkan vasodilatasi pembuluh
darah otak yang akan meningkatkan tekanan
intrakranial, yang dapat menurunkan kesadran dan
menekan pusat napas bila disertai hipoksemia
keadaan akan makin buruk. Penekanan pusat
napas akan menurunkan ventilasi.
Fraktur distal radius dengan angulasi dorsal

• Wanita 67 tahun mengeluhkan nyeri dan tidak


bisa menggerakkan tangannya sejak 1 hari
yang lalu.
• Pasien riwayat terjatuh di kamar mandi
dengan kedua tangannya sebagai tumpuan
beban.
• Kondisi apakah yang mungkin dialami pasien?
• Fraktur Radius – Ulna
– Fraktur Colles: Fraktur radius distal dengan dislokasi
pergelangan tangan ke arah posterior. Deformitas
pada fraktur ini berbentuk seperti sendok makan
(dinner fork deformity).
– Fraktur Smith: fraktur dislokasi ke arah anterior
(volar), karena itu sering disebut reverse Colles
fracture.
– Fraktur Galeazzi: fraktur radius distal disertai
dislokasi sendi radius ulna distal.
– Fraktur Monteggia: fraktur sepertiga proksimal ulna
disertai dislokasi sendi radius ulna proksimal.
Fraktur Monteggia:
Fraktur sepertiga proksimal ulna
dan dislokasi kepala radius
Fraktur Galeazzi:
Fraktur radius dengan
dislokasi sendi radioulnar
Fraktur colles

• Wanita 72 tahun, datang dengan nyeri dan


bengkak pergelangan kiri. Riwayat jatuh
dijumpai sekitar 4 hari yang lalu.
• Dari pemeriksaan radiologis dijumpai
gambaran garis fraktur pada 1/3 distal os
radius dengan angulasi fragmen fraktur ke
arah posterior.
• Apakah diagnosis yang tepat bagi pasien
tersebut?
Sindrom kompartemen

• Laki laki, 20 tahun, dibawa ke UGD karena


tungkai kanan bawah nyeri dan tidak dapat
berhjalan setelah terbentur saat main bola.
Status lokalis cruris dextra 1/3 tengah
terdapat edema, nyeri, angulasi (+), pulsasi
arteri dorsalis pedis teraba melemah.
Diagnose:
Sindrom Kompartemen
• Keywords: laki-laki 20 tahun, trauma, cruris dekstra
1/3 tengah edema, nyeri angulasi, pulsasi a.
dorsalis pedis melemah
• Diagnosis: sindroma kompartemen
– Terutama high-velocity injuries, fraktur tulang panjang,
crush injuries, luka penetrasi (trauma arteri), trauma
vena
– 5P (pd stadium lanjut): Pain, Parestesia, Pallor,
Pulselessness, Poikilothermia
– Tanda awal yg paling konsisten: pe↓ diskriminasi 2-titik
– Palpasi: teraba keras
Paraphimosis

• Seorang anak, laki-laki, 7 tahun, mengeluhkan


nyeri pada kelaminnya. Pasien belum sunat.
Pada awalnya, ketika mandi pasien menarik
ujung penis ke atas tetapi kemudian tidak
dapat kembali lagi. Pada pemeriksaan
didapatkan glans penis bengkak, dan edema.
Diagnosis?
Kelainan kongenital pada genital
• Fimosis: preputium tidak dapat diretraksi, sakit dan
nyeri saat berkemih, perlu mengedan dan sebelum
berkemih ada gelembung di penis
• Parafimosis: preputium menjepit batang penis, saat
diretraksi tidak dapat dikembalikan lagi, merupakan
keadaan emergency dalam urologi
• Hipospadia: orifium uretra eksterna tidak berada di
ujung glans penis, tetapi di bagian bawah (ventral),
keluhan pasien: kencing menetes
• Epispadia: OUE pada bagian atas (dorsal) penis
Hipospadia
• Keywords: bayi laki-laki 1
tahun, rewel, tidak bisa BAK,
lubang kencing di bawah
batang penis
• Hipospadia
– OUE di ventral penis proksimal
dari ujung glans (bisa di
skrotum/perineum)
– Chordee  pemendekan &
kurvatura penis abnormal
– Dorsal hood (prepusium
berlebih di dorsal), kulit ventral
defisien
• Epispadia = OUE di dorsal penis
• Fimosis = prepusium tidak bisa ditarik melewati
glans
– Fisiologis (bayi baru lahir), patologis (sebelumnya
bisa diretraksi, sekarang tidak bisa)
– Risiko jd parafimosis klo diretraksi paksa lalu lupa
dikembalikan posisinya  nekrosis glans
• Parafimosis = prepusium yang diretraksi tidak
bisa kembali ke posisi semula
Fimosis
• Keywords: anak laki-laki 3 tahun, nyeri BAK
sejak 3 bulan yang lalu, penis kadang
menggembung; prepusium sulit ditarik ke
belakang
• Dx: fimosis
Hernia scrotalis strangulata

• Seorang anak 1,5 tahun datang bersama ibu


dengan keluhan bengkak pada testis yang
dirasakan sejak 2 hari yang lalu. Bengkak
disertai dengan nyeri dan bengkak akan
bertambah jika pasien menangis. Pada
pemeriksaan suhu 38oC, testis : bengkak, nyeri
saat dipegang. Pemeriksaan transluminasi (-).
Apakah diagnosa pasien tersebut
Hernia – Diagnosis, Tatalaksana
PF Penunjang
Tidak rutin dilakukan, kecuali ada
Masukkan jari dari skrotum ke komplikasi atau untuk menyingkirkan
arah kanalis inguinalis. Bila diagnosis banding.
hernia menyentuh ujung jari,
maka hernia tersebut adalah Tata laksana
indirek. Bila hernia menyentuh • Reduksi manual kalau belum
strangulata
sisi jari, maka hernia tersebut
• Kalau gagal: herniorafi
adalah hernia direk.
Terapi pilihan adalah watchful waiting,
Hernia femoralis teraba di karena rendahnya risiko inkarserasi dan
tingginya insiden nyeri pasca-
bawah ligamentum inguinal. herniorafi.
Hernia – Klasifikasi Kondisi
TIPE HERNIA MENURUT KONDISI
• Reponibilis : bisa dimasukkan
• Ireponibilis : tidak bisa dimasukkan
• Inkarserata : terjadi obstruksi (muntah,
konstipasi)
• Strangulata : terjadi iskemia (nyeri)
Hernia – Klasifikasi Lokasi
TIPE HERNIA MENURUT LOKASI
Hernia inguinal
Hub. dgn arteri Bisa Awitan
Tipe Definisi epigastrik mencapai (umumnya
inferior skrotum? )
Akibat tidak tertutupnya cincin inguinal
Indirek interna. Viscera masuk melalui cincin Lateral Ya Kongenital
tersebut dan bisa mencapai skrotum.

Masuk dari titik lemah pada fasia dinding


Direk Medial Tidak Dewasa
abdomen (segitiga Hesselbach)

Hernia femoralis
masuk melalui kanalis femoralis (di bawah kanalis inguinalis)
Atresia duodenum

• Bayi umur 1 hari dibawa ibunya ke IGD dengan


keluhan muntah setelah diberi ASI. Muntah
warna kehijauan, bayi tampak lemah, irritable.
Radiologi didapatkan gambaran 'double
bubble sign'. Apa diagnosis penyakit tersebut
Atresia Duodenum
ATRESIA DUODENUM Penunjang
• 25-40% kasus terjadi X-ray abdomen: double-bubble
sign tanpa adanya udara distal
pada bayi dengan
dari atresia
sindrom Down
Tata laksana
Gejala dan tanda • Awal:
• Muntah bilier sejak lahir – Awasi status hidrasi dan nutrisi
– Dekompresi lambung
• Abdomen skafoid, dapat
• Definitif:
ditemukan distensi
duodenoduodenostomi
epigastrium
Rovsing sign

• Pasien perempuan berumur 25 tahun datang


dengan keluhan nyeri perut kanan bawah yang
bertambah berat sejak 1 hari terakhir disertai
dengan mual dan perasaan ingin muntah. Vital
sign TD 90/60 mmHg, HR 80x/i , RR 20x/i,
suhu 37,9C. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan nyeri diperut kanan bawah saat
penekanan di regio iliaca sebelah kiri. Tanda
yang dimaksud pada pasien di atas?
Apendisitis – ALVARADO SCORE
• Apendisitis point pain 2
• Leukositosis (>10.000) 2
• Vomit 1
• Anorexia 1
• Rebound tenderness phenomenon 1
• Abdominal migrate pain 1
• Temp (>37,5) 1
• Observasi diff. Count (netrofil segmen >72%)

1-4  dipertimbangkan apendisitis akut


5-6  possible
7-9  apendisitis akut
Operasi elektif

• Seorang pria usia 46 tahun yang sehari


haribekerja sebagai pengayuh becak sepeda,
datang dengan keluhan muncul benjolan di
daerah lipat paha yang bisa keluar masuk sendiri.
• Kadang kadang benjolan bisa membesar sampai
di skrotum.
• Menurut pasien hal ini sudah dilamianya sejak 6
bulan terakhir. Terapi yg paling tepat pada pasien
tsb?
. Ileus obstruktif

• Seorang laki-laki berusia 78 tahun datang ke UGD RS


dengan keluhan kembung dan muntah muntah sejak 4
hari yang lalu. Berak dan kentut terakhir 2 hari yang lalu.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum lemah,
kesadaran compos mentis, denyut nadi 112 x/menit,
frekuensi napas 28 x/menit, suhu 39°C, tekanan darah
110/80 mmHg. Pada colok dubur ampula rekti kollaps.
Perut distensi dan pads perkusi tympani suara usus,
hiperperistaltik, borborigmi, metalik sounds. Pemeriksaan
radiologis menunjukkan gambaran air fluid level. Apakah
diagnosis yang paling tepat?
Ileus
• Klinis: kembung, muntah, tidak bisa BAB dan buang
angin
• Jenis:
– obstruksi:
• PF: distensi abdomen, bising usus meningkat, metallic sound
• Foto polos: usus membesar, gambaran step ladder (air-fluid
level), fish bone appearance
– Paralitik:
• Sering terjadi pascaoperasi
• PF: distensi abdomen, bising usus menghilang
• Foto polos: usus penuh udara
Sedang

• Pasien laki-laki datang ke IGD dalam keadaan


tidak sadar setelah mengalami kecelakaan 1
jam yang lalu. Saat pemeriksaan pasien
membuka mata dengan rangsang nyeri dan
dapat melokalisir nyeri. Jika ditanya dapat
menjawab dengan kata-kata yang jelas namun
tidak membentuk kalimat. Apakah derajat
trauma kapaitis pada pasien ini?
Trauma Kepala
• Keywords:
– Pasien membuka mata bila
dirangsang nyeri (E2)
– Pasien hanya terdengar merintih
(V2)
– Ketika dicubit pasien dapat
memegang tangan pemeriksa (M5)
• CGS pada pasien ini adalah 9.
• Klasifikasi cedera kepala (GCS)
– Ringan: 13-15
– Sedang: 9-12
– Berat: <8
• Jawaban: B. 9, cedera kepala
sedang
• Pasien trauma kepala --> pilihannya • Kontusio serebri, adalah keadaan
adalah antara komosio serebri dan dimana terdapat memar pada otak
kontusio serebri – Terdapat batas yang agak rancu
• Komosio serebri, disebut juga gegar antara kontusio dengan perdarahan
otak atau concussion, adalah bentuk intraserebral, namun umumnya
trauma otak yang paling ringan disepakati selama volume darah
masih di bawah 2/3 dari daerah yang
– Biasanya disebabkan oleh kegiatan mengalami jejas, maka masih
olahraga digolongkan kontusion
– Tidak berhubungan dengan – Biasanya disebabkan oleh trauma
penurunan kesadaran berat, pada yang lebih berat, misalnya KLL
komosio GCS berkisar antara 13-15. – Berhubungan dengan penurunan
Pasien umumnya hanya mengalami kesadaran yang lebih berat (pasien ini
kebingungan atau amnesia yang GCS-nya 8)
sembuh sendiri dalam waktu 2-3 hari.
– Pada CT Scan akan ditemukan
– Pada CT Scan tidak akan ditemukan
kelainan berupa hiperdensitas yang
kelainan, karena komosio adalah tidak semencolok perdarahan
sebuah kelainan fungsional, bukan intraserebral
anatomis

03/15/2021
EDH vs. SDH
EDH SDH
• Robeknya a.meningia media • Robeknya vena (bridging vein) (sering
(75% berhubungan dengan pada alkoholik dan orang tua)
trauma kranial) • Penurunan kesadaran berjalan lambat
• CT scan: hiperdens konkaf (bulan
• Interval lusid: tidak sadar  sabit)
sadar  tidak sadar • Prognosis EDH lebih baik daripada
• CT scan: hiperdens konveks SDH, karena pada EDH jaringan otak
• Komplikasi: herniasi umumnya tidak terganggu
• Tata laksana: oksigenasi adekuat, sedatif
• Tata laksana: intubasi, elevasi kepala, (kalau TIK meningkat), manitol (kalau ada
manitol (jika MAP > 90 mmHg + TIK herniasi), hiperventilasi ringan, antikonvulsan
meningkat), hiperventilasi (bila TIK (mencegah kejang)  rujuk bedah
tidak terkontrol), fenitoin (mencegah
kejang)  setelah itu rujuk bedah
EDH vs. SDH (2)
• Lucid interval  periode sadar antara dua
periode tidak sadar, khas pada EDH. CT Scan 
bikonveks
• SDH – ada lateralisasi, pada CT scan gamparan
Sabit (ingat SDH ingat Sabit)
• ICH – ada lateralisasi, pada CT scan hiperdens
• SAH – nyeri kepala yang paling hebat, mual
muntah, fotofobia. CT scan gambaran hiperdens
menggantikan CSF
• Perdarahan subdural  • Perdarahan
sumber: bridging veins intraventrikel  energi
(progresi lbh lambat, bs penyebab trauma >>>
berminggu2) • Perdarahan
• Perdarahan subaraknoid intraserebral  defisit
 nyeri parah dg progresi neuro sesuai area yg
cepat (thunderclap
terkena
headache), gejala iritasi
meninges (kaku kuduk)
Pendarahan subdural

• Pasien perempuan umur 25 tahun mengalami


kecelakaan, datang dengan penurunan
kesadaran. Dilakukan pemeriksaan CT Scan
dan didapatkan gambaran lesi hiperdens di
area parietooksipital berbentuk bulan sabit.
Apa kemungkinan diagnosis pada kasus ini?
Fraktur basis kranii media

• Laki-laki berusia 20 tahun dibawa oleh polisi ke


UGD setelah mengalami kecelakaan lalu lintas
30 menit yang lalu.
– Pada pemeriksaan didapatkan kesadaran
soporokoma. Saat dirangsang nyeri pada sternal
mata tidak memberikan respon, tangan terlihat
ekstensi abnormal, dan terkadang pasien
mengerang.
– Pada telinga kanan mengalir darah merah segar.
Diagnosis yang paling mungkin pada kasus diatas?
Fraktur Basis Cranii
Fraktur Basis Lokasi Fraktur Gejala Klinis
Cranii
Fosa Anterior os.frontal, Ekimosis periorbita/racoon eyes
os.etmoidalis, Anosmia
os.sfenoid Rhinorea  LCS bocor  uji Halo Sign (+)
(lesser wings)
Fosa Media os.sfenoid, Battle sign
os.temporalis Otorea  LCS bocor  uji Halo Sign (+)
Hemotimpanum
Paresis N.VII dan N.VIII
Karotid-carvernous fistula
Fosa Posterior os.oksipital, Hematoma
os.parietal Battle sign
Hemotoraks masif

• Seorang pasien laki-laki datang dengan trauma


pada daerah dada. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan jejas (+), ketinggalan gerak pada
hemitoraks dekstra, fremitus taktil menurun,
perkusi redup, vesikuler menurun, dan trakea
tertarik ke kiri. Apa diagnosis yang paling
mungkin?
Dekompresi jarum

• Pasien laki-laki 40 tahun dibawa ke IGD karena


mengeluh nyeri dada kanan dan sesak setelah
tertusuk di dada dan peut kanan atas. TD
70/palpasi, nadi 140x/m, RR 30x/m. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan perkusi
hipersonor pada paru kanan dan suara nafas
menurun pada paru kanan, trachea terdorong
ke kiri. Apakah penanganan awal yang harus
dilakukan?
TUMPUL
• DADA SIMETRIS. VENA LEHER LEBAR
TRAKHEA TIDAK DITENGAH

SUARA NAFAS HILANG HIPERSONOR

TENSION
PNEUMOTORAK

PNEUMOTORAK

NEEDLE
TORAKOSENTESIS
WSD SELA IGA 2
SELA IGA 5
flail chest

• Seorang penumpang mobil mengalami kecelakaan dan


terlempar 6 meter dari kendaraannya. Pasien segera
dibawa ke UGD. Pada pemeriksaan didapatkan frekuensi
nadi 130 kali/menit, nafas 32 kali/menit, tekanan darah
90/60 mmHg. Kulit pasien dingin dan pucat, dan CRT
memanjang. Pada dada kanan didapatkan bunyi nafas
melemah dan tampak gerak nafas paradoksal. Foto
polos dada menunjukkan adanya gambaran radiolusen
di paru kanan dan patah iga multipel (iga 4-7 kanan).
Apa diagnosis yang mungkin pada pasien ini?
DADA TAK SIMETRIS
(FLAIL CHEST )

PNEUMO / WSD
HEMOTORAK
???

OXYGEN
KONTUSIO PARU
BAGGING
OR VENTILATOR
EDEMA
LUKA TEMBUS

SUCKING WOUND
TEST CAIRAN PNEUMOTORAK
WSD &
TUTUP LUKA
HEMATO ?
DARURAT
Jahit tiga sisii
Limfoma Hodgkin

• Seorang anak usia 14 tahun datang dengan


benjolan di leher dan supraklavikular. Pada
foto thorax terdapat massa di mediastinum.
Pemeriksaan lab: Hb 12g/dl, leukosit 18.000,
trombosit 200.000, hitung jenis
0/2/6/60/10/22. Diagnosis yang paling
mungkin adalah
Fibroadenoma mammae

• Pasien perempuan usia 26 tahun datang ke


Psukesmas dengan keluhan terdapat benjolan
di payudara kanan sejak 2 tahun yang lalu.
Awalnya sebesar ujung telunjuk sekarang
sebesar telur ayam kampung. Benjolan tidak
terasa nyeri dan tidak dipengaruhi oleh siklus
haid dan aktivitas., Pemeriksaan ditemukan
benjolan mobile, lunak, licin batas tegas.
Diagnosis yang tepat bagi pasien?
• Ca mammae = curiga bila massa keras,
ireguler, terfiksasi
– Disertai perubahan ukuran/bentuk payudara
(asimetri payudara), perubahan kulit (bengkak,
penebalan, radang, edema/peau d’ orange),
abnormalitas puting (retraksi, inversi, bloody
discharge, ulserasi), massa aksila
• Fibroadenoma mammae (FAM)
– Massa kenyal, berbatas tegas, mobile, tanpa tanda peradangan
• Tumor Phyllodes
– Berasal dari sel periduktal
– 80-85% jinak, sisanya ganas
– Massa keras, berbatas tegas, mobile, kulit permukaan tipis dan
mengkilat, vena dapat terlihat, ukuran bisa mencapai 30 cm
• Ca mammae
– Massa keras, permukaan tidak rata/bernodul, tidak berbatas tegas,
immobile, peau d’orange, retraksi puting, nipple discharge, ulserasi
• Fibrokistik (fibrocystic breast changes)
– Akibat hiperproliferasi jaringan ikat
– Massa kenyal, permukaan rata, batas tegas, muncul berkaitan
dengan siklus menstruasi
• Lipoma
– Tumor jinak jaringan lemak
• Pria 50 tahun mengeluh kaki luka kehitaman,
riwayat merokok, pemeriksaan fisik ditemukan
ulkus pada kaki. Diagnosis?
Raynaud’s disease
• Keywords: nyeri, pucat, sianosis bila terpapar suhu
dingin

• Raynaud’s disease
– Vasospasme rekuren akibat kelainan fungsional pembuluh
darah, biasanya dipicu stres emosional dan suhu dingin
– Bentuk serangan: pemicu (dingin)  vasospasme (pucat,
biru, nyeri)  reflow (hiperemia)
– Muncul simetris di ujung jari kaki dan tangan, tidak ada
nekrosis, CRP normal
– PF umumnya normal, boleh di-challenge dengan suhu dingin
DVT
• Adanya trombus pada vena dalam yang
menghalangi aliran darah ke jantung
• Komplikasi: pulmonary embolism
• Gejala: nyeri, swelling, kemerahan, hangat,
dan terjadi unilateral.
Buerger disease = thromboangiitis obliterans
• Karakteristik:
– progressive inflamasi dan trombosis pada arteri
dan vena kecil dan sedang pada tangan dan kaki
– Asosiasi kuat dengan penggunaan rokok
– Gejala: rest pain, unremitting ischemic ulcerations,
dan gangrene pada jari kaki dan tangan
Acute Limb Ischemia
• Terjadi penurunan aliran darah secara tiba-
tiba pada ekstremitas
• Dapat terjadi akibat emboli atau trombosis
• Limb ischaemia diklasifikasikan berdasarkan
onset dan beratnya penyakit
Acute Limb Ischemia
Varicose Vein
• Pelebaran vena yang sering terjadi di vena
superfisial, dan yang banyak terjadi di
ekstremitas bawah
• Akibat inkompetensi katup vena  stasis
aliran darah  edema ekstremitas 
perubahan sekunder pada kulit: iskemik,
dermatitis stasis, ulserasi.
Varicose Vein
Gejala:
• Kaki terasa berat
• Telangiektasia
• Ankle swelling,
especially in evening.
• A brownish-blue shiny
skin discoloration
• Gatal
• Mudah berdarah
Phlebitis
• Inflamasi vena, terutama pada kaki
• Gejala:
– Eritema dan hangat
– Nyeri sepanjang vena
– Edema
• Jika terjadi akibat blood clot atau trombus, disebut
thrombophlebitis.
• Phlebitis ada yang mengenai vena superfisial dan vena
dalam. Thrombophlebitis pada vena dalam, disebut
sebagai DVT.
Venous vs Arterial Ulcer
Venous ulcer Arterial Ulcer
• Shallow • Full thickness wound
• Punched out appearance
• Superficial • Wound edges are smooth
• Irregular shape • Individual may complain of painnocturnally; pain can be
relieved by lowering the leg below heart level (i.e.
• Small to large dangling leg over the edge of the bed).
• • Individuals prefer to sleep in a chair which impacts
Painful related toedema, phlebitis, or negatively on healing potential
infection • Located mainly on thelateral foot, but can occur anywhere
• Usually appear on the lower leg and on the lower leg or foot
• Lower extremities cool to touch
ankle • Skin is pale, shiny, taut, and thin
• Frequently the individual develops • Periwound skin pale
contact dermatitis • Minimal to no hair
• growth on lower limbs
• Hemosiderin staining • Minimal drainage
• Lipodermatosclerosis • Wound bed contains bright red granulation tissue
• May be secondary toperipheral arterial disease
• NYAMAN BILA DI GANTUNG DI ATAS – NYAMAN BILA DIGANTUNG DIBAWAH
Ruptur uretra anterior

• Pasien laki laki berusia 15 tahun datang ke IGD setelah jatih


tersduduk saat melompati pagar betopn setinggi 1 meter 2
jam yang lalu. Pada pemeriksaan fisik, didapatkan hematome
yang besar di daerah skrotum dan penis proksimal, nyeri saat
buang air kecil dan snedikit bercampur darah. Kemungkinan
diagnosis adalah?
• Ruptur buli
• Ruptur uretra posterior
• Ruptur uretra anterior
• Ruptur ureter anterior
• Ruptur ureter posterior
Ruptur Urethra
Ruptur urethra:
• Gejala dan tanda:
– Perineum terbentur  Dapat menyebabkan straddle injuries
– trauma uretra anterior  distal-uretra membranosa
– Trauma uretra posterior  uretra membranosa-prostatika  trauma
tumpul seperti kecelakaan motor.
– Hematuria
– Tidak bisa BAK
– Terdapat darah di meatus
• Diagnosis:
– retrograde urethrography
• Hal ini didukung dengan adanya hematom pada penis atau
hematoma kupu-kupu (robekan pada korpus spongiosum)
• Fraktur pelvis biasanya menyebabkan ruptur buli
• Pemeriksaan penunjang pada ruptur uretra posterior adalah
uretrocystogram
• retrogade pyelogram: injeksi kontras ke ureter utk liat ginjal dan
ureter  uretra ga kliatan
• anterograd pyelogram  injeksi kontras dari darah utk liat ureter dan
ginjal
• Uretrocystogram  injeksi kontras dari uretra untuk liat bocor dmana
• voiding uretrocystogram: kontras dmasukin lewat kateter suprapubik
diobservasi dengan floroskopi. Kalo masuk ke ureter/ginjal 
vesicouretral reflux
• intravena urogram: kontras dimasukin lewat darah utk visualisasi
ginjal, ureter, uretra (kaya IVP)
Varikokel

• Pasangan suami istri berusia 25 tahun datang ke Puskesmas


karena sejak menikah selama 5 tahun belum mendapatkan
keturunan, Istri sudah berobat ke spesialis kandungan, dan
dinyatakan sehat. Sedangkan suami sejak sebelum menikah
merasakan adanya nyeri tumpul di kantong zakar sebelah kiri.
Pada pemeriksaan fisik, kedua terstis normal, dan didapatkan
bentukan seperti cacing di atas testis kiri. Diagnosis suami
adalah?
– Spermatokel
– hematokel
– Hernia skrotalis
– Hidrokel

Anda mungkin juga menyukai