PENDAHULUAN
dan lebih dari setengah juta diantaranya meninggal dunia, dimana 99% terjadi di
di Negara maju yaitu 1 dari 5000 perempuan, dimana angka ini jauh lebih rendah
komplikasi kehamilan dan persalinan. Tingginya angka kematian ibu (AKI) masih
merupakan salah satu yang tertinggi di negara Asia Tenggara. Berdasarkan Survei
sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Jika dibandingkan kawasan ASEAN,
AKI pada tahun 2007 masih cukup tinggi, AKI di Singapura hanya 6 per 100.000
kelahiran hidup, Brunei 33 per 100.000 kelahiran hidup, Filipina 112 per 100.000
kelahiran hidup, serta Malaysia dan Vietnam sama-sama mencapai 160 per
menargetkan penurunan AKI menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun
2015, namun pada tahun 2012 SDKI mencatat kenaikan AKI yang signifikan
yaitu dari 228 menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup.
1
Kependudukan Amerika, penduduk Indonesia akan mencapai 255 juta pada tahun
2015 dengan jumlah kehamilan berisiko sebesar 15 -20 % dari seluruh kehamilan.
sendiri adalah 128.273/tahun atau sekitar 5,3%. Kecenderungan yang ada dalam
dua dekade terakhir ini tidak terlihat adanya penurunan yang nyata terhadap
masalah kedokteran yang serius dan memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi.
Besarnya masalah ini bukan hanya karena preeklampsia berdampak pada ibu saat
hamil dan melahirkan, namun juga menimbulkan masalah pasca persalinan akibat
komplikasi lainnya. Dampak jangka panjang juga dapat terjadi pada bayi yang
dilahirkan dari ibu dengan preeklampsia, seperti berat badan lahir rendah akibat
mortalitas perinatal. Bayi dengan berat badan lahir rendah atau mengalami
pertumbuhan janin terhambat juga memiliki risiko penyakit metabolik pada saat
antara praktisi dan rumah sakit. Hal ini disebabkan bukan hanya karena belum ada
2
teori yang mampu menjelaskan pathogenesis penyakit ini secara jelas, namun juga
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2.1 Definisi
umur kehamilan lebih dari 20 minggu atau segera setelah persalinan. Saat ini
oedema pada wanita hamil dianggap sebagai hal yang biasa dan tidak spesifik
tekanan darah sistolik 140 mmHg atau tekanan darah diastolik 90 mmHg.
Proteinuria didefinisikan sebagai adanya protein dalam urin dalam jumlah 300
mg/ml dalam urin tampung 24 jam atau 30 mg/dl dari urin acak tengah yang tidak
preeklampsia dalam keluarga, umur lebih dari 40 tahun serta obesitas merupakan
2.3 Etiologi
4
Penyebab preeklampsia sampai saat ini masih belum diketahui secara
pasti, sehingga penyakit ini disebut dengan “The Diseases of Theories”. Banyak
tetapi tidak ada satupun teori tersebut yang dianggap mutlak benar. Teori-teori
Pada kehamilan normal, rahim dan plasenta mendapatkan aliran darah dari
cabang- cabang arteri uterina dan arteri ovarika yang menembus miometrium dan
menjadi arteri arkuata, yang akan bercabang menjadi arteri radialis. Arteri radialis
Pada kehamilan terjadi invasi trofoblas kedalam lapisan otot arteri spiralis, yang
darah, penurunan resistensi vaskular, dan peningkatan aliran darah pada utero
plasenta. Akibatnya aliran darah ke janin cukup banyak dan perfusi jaringan juga
5
meningkat, sehingga menjamin pertumbuhan janin dengan baik. Proses ini
remodelling menyebabkan arteri spiralis menjadi kaku dan keras sehingga arteri
spiralis tidak mengalami distensi dan vasodilatasi, sehingga aliran darah utero
radikal hidroksil (-OH) yang dianggap sebagai toksin. Radikal hidroksil akan
merusak membran sel yang banyak mengandung asam lemak tidak jenuh
menjadi peroksida lemak. Peroksida lemak juga akan merusak nukleus dan
2. Disfungsi Endotel
endotel, bahkan rusaknya seluruh struktur sel endotel keadaan ini disebut
6
eklampsia kadar tromboksan lebih banyak dari pada prostasiklin,
endotheliosis) .
c. Faktor angiogenik
(AT1-AA). Soluble fms-like tyrosine kinase 1 (sFlt-1) merupakan salah satu faktor
dan placental growth factor (PlGF) merupakan faktor angiogenic. Pada kehamilan
normal, konsentrasi PIGF meningkat pada trimester pertama yang kemudian akan
dan angiogenic. Tingkat sFlt-1 lebih tinggi dan PlGF lebih rendah dibandingkan
7
d. Teori intoleransi imunologik ibu dan janin
Pada perempuan normal respon imun tidak menolak adanya hasil konsepsi
yang bersifat asing. Hal ini disebabkan adanya Human Leukocyte Antigen Protein
G (HLA-G) yang dapat melindungi trofoblas janin dari lisis oleh sel natural killer
(NK) ibu. HLA-G juga akan mempermudah invasis sel trofoblas kedalam jaringan
desidua ibu. Pada plasenta ibu yang mengalami pre eklamsia terjadi ekspresi
prostalglandin oleh sel endotel. Pada pre eklamsia terjadi kehilangan kemampuan
f. Teori Genetik
Ada faktor keturunan dan familial dengan model gen tunggal. Genotype
ibu lebih menentukan terjadinya hipertensi dalam kehamilan secara familial jika
dibandingkan dengan genotype janin. Telah terbukti bahwa ibu yang mengalami
8
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa defisiensi gizi berperan
ikan banyak mengandung asam lemak tidak jenuh yang dapat menghambat
besar juga. Respon inflamasi akan mengaktifasi sel endotel dan sel
menuju arteriol spiral rahim yang mengarah ke remodelling vaskular yang tidak
adalah:
a. Iskemik Plasenta
9
Selama kehamilan normal, sitotrofoblas akan menginvasi sepertiga
merusak jaringan elastik pada tunika media dan jaringan otot polos dinding
otot arteri spiralis dan jaringan matriks sekitarnya. Lapisan otot arteri spiralis
menjadi tetap kaku dan keras sehingga lumen arteri spiralis tidak
spiralis sehingga aliran darah utero plasenta menurun dan terjadilah hipoksia
b. Disfungsi Endotel
trofoblas secara benar akan menghasilkan radikal bebas. Salah satu radikal
hidroksil akan mengubah asam lemak tidak jenuh menjadi peroksida lemak.
Peroksida lemak akan merusak membran sel endotel pembuluh darah dan
10
mekanisme yang bertanggung jawab untuk disfungsi endotel sistemik ibu
wanita preeklampsia.
serta anti-apoptosis.
c. Tinjauan Imunologis
dua. Antibodi yang melawan sel endotel ditemukan pada 50% wanita dengan
arteri spiralis oleh sel sitotrofoblas endovaskuler dan disfungsi sel endotel
Factor (TNF-) dan interleukin-1 (IL-1), enzim proteolitik dan radikal bebas
oleh desidua. Sitokin TNF- dan IL-1 berperan dalam stres oksidatif yang
meningkatkan produksi sel makrofag lipid laden, aktivasi dari faktor koagulasi
11
a. Otak
penguat endotel akan terbuka dan dapat menyebabkan plasma dan sel-sel darah
petekie atau perdarahan intrakranial yang sangat banyak. Dalam Sarwono, McCall
melaporkan bahwa resistensi pembuluh darah dalam otak pada pasien hipertensi
aliran darah ke otak dan penggunaan oksigen otak masih dalam batas normal.
b. Mata
menyeluruh pada satu ataubeberapa arteri, jarang terjadi perdarahan atau eksudat.
Spasmus arteri retina yang nyata dapat menunjukkan adanya preeklampsia yang
berat, tetapi bukan berarti spasmus yang ringan adalah preeklampsia yang ringan.
intraokuler dan merupakan indikasi untuk terminasi kehamilan. Ablasio retina ini
gejala yang menunjukan akan terjadinya eklampsia. Keadaan ini disebabkan oleh
perubahan aliran darah dalam pusat penglihatan di korteks serebri atau dalam
c. Paru
12
Edema paru biasanya terjadi pada pasien preeklampsia berat dan
peningkatan cairan yang sangat banyak. Hal ini juga dapat berhubungan dengan
kristaloid sebagai pengganti darah yang hilang, dan penurunan albumin yang
d. Hepar
fosfatase alkali serum disebabkan oleh fosfatase alkali tahan panas yang berasal
dari plasenta. Pada penelitian yang dilakukan Oosterhof dkk (1994), dengan
Perdarahan pada lesi ini dapat menyebabkan ruptur hepatika, atau dapat meluas di
e. Ginjal
13
yang menyebabkan penurunan perfusi dan laju filtrasi ginjal. Pada sebagian besar
wanita hamil dengan preeklampsia, penurunan ringan sampai sedang laju filtrasi
volume plasma sehingga kadar kreatinin plasma hampir dua kali lipat
dibandingkan dengan kadar normal selama hamil (sekitar 0,5 ml/dl). Namun pada
plasma dapat meningkat beberapa kali lipat dari nilai normal ibu tidak hamil atau
berkisar hingga 2-3 mg/dl. Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh perubahan
intrinsik ginjal yang ditimbulkan oleh vasospasme hebat yang dikemukakan oleh
menyebabkan diuresis turun, bahkan pada keadaan yang berat dapat menyebabkan
normal pada tujuh wanita dengan preeklampsia berat yang mengalami oligouria
Kelainan pada ginjal yang penting adalah dalam hubungan proteinuria dan retensi
14
dan juga retensi air. Untuk mendiagnosis preeklampsia atau eklampsia harus
wanita mungkin sudah melahirkan sebelum gejala ini dijumpai. Meyer (1994)
minimal terdapat 300 mg protein per 24 jam pada 92% kasus. Sebaliknya,
proteinuria yang samar (trace) atau negatif memiliki nilai prediktif negatif hanya
terhadap sebagian besar protein dengan berat molekul tinggi. Maka ekskresi
proses glomerulopati. Sebagian protein yang lebih kecil yang biasa difiltrasi
f. Darah
jumlahnya kurang dari 150.000/μl yang ditemukan pada 15- 20% pasien. Level
dengan ibu hamil dengan tekanan darah normal. Level fibrinogen yang rendah
15
pada pasien preeklampsia biasanya berhubungan dengan terlepasnya plasenta
dengan adanya anemia hemolitik, peningkatan enzim hati dan jumlah platelet
rendah. Sindrom biasanya terjadi tidak jauh dengan waktu kelahiran (sekitar 31
abnormalitas hematologik kembali ke normal dalam dua hingga tiga hari setelah
kisaran normal pada ibu tidak hamil. Pada retensi natrium dan atau hipertensi,
darah.
natriuretik atrium. Hal ini terjadi akibat ekspansi volume dan dapat menyebabkan
meningkatnya curah jantung dan menurunnya resistensi vaskular perifer baik pada
16
berkurangnya volume plasma, viskositas darah meningkat dan waktu peredaran
berkurang dan terjadi hipoksia. Pada pasien preeklampsia, jumlah natrium dan air
dalam tubuh lebih banyak dibandingkan pada ibu hamil normal. Penderita
preeklampsia tidak dapat mengeluarkan air dan garam dengan sempurna. Hal ini
plasenta. Pada hipertensi yang agak lama, pertumbuhan janin terganggu dan pada
hipertensi yang singkat dapat terjadi gawat janin hingga kematian janin akibat
kurangnya oksigenisasi untuk janin. Kenaikan tonus dari otot uterus dan kepekaan
dari arteri spiralis. Atheroma akut adalah nekrosis arteriopati pada ujung-ujung
plasenta yang mirip dengan lesi pada hipertensi malignan. Atheroma akut juga
dapat menyebabkan penyempitan kaliber dari lumen vaskular. Lesi ini dapat
17
Klasifikasi menurut American College of Obstetricians and Gynecologists
Tekanan darah sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg atau
diastolik lebih tinggi atau sama dengan 110 mmHg pada dua kali
pengukuran pada minimal jarak pengukuran 4 jam saat pasien berada di
tempat tidur (kecuali diberi terapi antihipertensi sebelumnya).
Thrombositopenia (hitung platelet kurang dari 100.000/mikroliter).
Gangguan fungsi hati diindikasikan dengan peningkatan enzim hati (dua
kali normal), nyeri hebat kuadran kanan atas atau nyeri epigastrium yang
tidak berespon dengan pengobatan dan tidak dapat diberikan penjelasan
dengan alternatif diagnosis atau keduanya.
Renal insufisiensi progresif (Konsentrasi serum kreatinin lebih besar dari
1,1 mg/dl atau keraguan konsentrasi serum kreatinin pada tidak
ditemukannya kelainan ginjal).
Edema paru
Gangguan serebral atau visual.
Dua gejala yang sangat penting pada preeklampsia adalah hipertensi dan
proteinuria. Gejala ini merupakan keadaan yang biasanya tidak disadari oleh
wanita hamil. Pada waktu keluhan lain seperti sakit kepala, gangguan penglihatan,
dan nyeri epigastrium mulai timbul, hipertensi dan proteinuria yang terjadi
18
Tekanan darah. Kelainan dasar pada preeklampsia adalah vasospasme
arteriol sehingga tanda peringatan awal muncul adalah peningkatan tekanan darah.
tekanan sistolik dan tekanan diastolik sebesar 90 mmHg atau lebih menetap
Kenaikan berat badan. Peningkatan berat badan yang terjadi tiba-tiba dan
Peningkatan berat badan sekitar 0,45 kg per minggu adalah normal, tetapi bila
serta berlebihan terutama disebabkan oleh retensi cairan dan selalu dapat
ditemukan sebelum timbul gejala edema non dependent yang terlihat jelas, seperti
proteinuria mungkin hanya minimal atau tidak ditemukan sama sekali. Pada kasus
Nyeri kepala. Gejala ini jarang ditemukan pada kasus ringan, tetapi
semakin sering terjadi pada kasus yang lebih berat. Nyeri kepala sering terasa
pada daerah frontalis dan oksipitalis, dan tidak sembuh dengan pemberian
analgesik biasa. Pada wanita hamil yang mengalami serangan eklampsia, nyeri
19
Nyeri epigastrium. Nyeri epigastrium atau nyeri kuadran kanan atas
merupakan keluhan yang sering ditemukan pada preeklampsia berat dan dapat
menjadi presiktor serangan kejang yang akan terjadi. Keluhan ini mungkin
antaranya pandangan yang sedikit kabur, skotoma, hingga kebutaan sebagian atau
total. Keadaan ini disebabkan oleh vasospasme, iskemia, dan perdarahan petekie
2.8 Diagnosis
Anamnesis
dan merupakan petunjuk bahwa eklampsia akan timbul. Tekanan darah pun akan
Pemeriksaan Fisik
tekanan sistolik 30 mmHg dan diastolik 15 mmHg atau tekanan darah meningkat
lebih dari 140/90 mmHg. Tekanan darah pada preeklampsia berat meningkat lebih
dari 160/110 mmHg dan disertai kerusakan beberapa organ. Selain itu kita juga
20
Pemeriksaan Penunjang
preeklampsia berat. Tes ini memiliki sensitivitas yang rendah yaitu sekitar 0-
adanya perdarahan intracranial pada pasien yang memiliki gejala sakit kepala
hebat yang tiba-tiba, defisit neurologis atau kejang dengan status post-ictal
yang memanjang.
dalam rahim dan dapat memonitor fetus secara menetap. Walaupun dapat
21
Tabel 2.1. Kriteria Diagnostik untuk Preeklampsia
Tekanan Darah Sistolik lebih tinggi atau sama dengan 140 mmHg
atau diastolik lebih tinggi atau sama dengan 90
mmHg pada dua kali pengukuran pada minimal jarak
pengukuran 4 jam setelah kehamilan 20 minggu pada
wanita dengan tekanan darah sebelumnya normal.
Sistolik lebih tinggi atau sama dengan 160 mmHg
atau diastolik lebih tinggi atau sama dengan 110
mmHg, hipertensi dapat dikonfirmasi dengan interval
waktu yang singkat (menit) dengan pemberian terapi
hipertensi.
Dan
Proteinuria Lebih besar atau sama dengan 300 mg per urine 24
jam atau
Protein/creatinine ratio lebih besar atau sama dengan
0,3*
Pembacaan dipstick 1+ (jika metode yang lain tidak
tersedia)
Dan
Jika proteinuria tidak ditemukan maka digunakan onset baru hipertensi dengan
hal berikut:
Thrombositopenia Hitung platelet kurang dari 100.000/mikroliter
Renal Insufisiensi Konsentrasi serum kreatinin lebih besar dari 1,1 mg/dl
atau keraguan konsentarsi serum kreatinin pada tidak
ditemukannya kelainan ginjal.
Gangguan fungsi Meningkat konsentrasi liver transaminase dua kali
hati normal
Edema Paru
Simptom cerebral atau visual
*setiap penghitungan dalam mg/dl
22
terminologi bahasa untuk preeklampsia ringan diubah menjadi preeklampsia
dengan gejala pemberat. Ciri-ciri pemberat yang dimaksud ialah:
Ciri-ciri pemberat preeklampsia :
Tekanan darah sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg atau diastolik
lebih tinggi atau sama dengan 110 mmHg pada dua kali pengukuran pada
minimal jarak pengukuran 4 jam saat pasien berada di tempat tidur (kecuali
diberi terapi antihipertensi sebelumnya).
Thrombositopenia (hitung platelet kurang dari 100.000/mikroliter).
Gangguan fungsi hati diindikasikan dengan peningkatan enzim hati (dua kali
normal), nyeri hebat kuadran kanan atas atau nyeri epigastrium yang tidak
berespon dengan pengobatan dan tidak dapat diberikan penjelasan dengan
alternatif diagnosis atau keduanya.
Renal insufisiensi progresif (Konsentrasi serum kreatinin lebih besar dari 1,1
mg/dl atau keraguan konsentarsi serum kreatinin pada tidak ditemukannya
kelainan ginjal).
Edema paru
Gangguan serebral atau visual.
2.10 Penatalaksanaan
23
Khusus pada penatalaksanaan preeklampsia berat (PEB), penanganan
terdiri dari penanganan aktif dan penanganan ekspektatif. Wanita hamil dengan
PEB umumnya dilakukan persalinan tanpa ada penundaan. Pada beberapa tahun
terakhir, sebuah pendekatan yang berbeda pada wanita dengan PEB mulai
beberapa kelompok wanita dengan tujuan meningkatkan luaran pada bayi yang
a. Tirah baring
b. Oksigen
c. Kateter menetap
d. Cairan intravena.
koloid dengan jumlah input cairan 1500 ml/24 jam dan berpedoman pada diuresis,
insensible water loss, dan Central Venous Pressure (CVP). Keseimbangan cairan
loading dose dalam 4-5 menit. Kemudian dilanjutkan dengan MgSO4 40%
24
3. Produksi urin dalam 4 jam sebelumnya >100cc atau 0.5 cc/kgBB/jam
f. Antihipertensi
antihipertensi yang dapat diberikan adalah nifedipin 10 mg. Setelah 1 jam, jika
interval satu jam, dua jam, atau tiga jam sesuai kebutuhan. Penurunan tekanan
darah pada PEB tidak boleh terlalu agresif yaitu tekanan darah diastol tidak
kurang dari 90 mmHg atau maksimal 30%. Penggunaan nifedipin ini sangat
dianjurkan karena harganya murah, mudah didapat, dan mudah mengatur dosisnya
g. Kortikosteroid
tetapi menurut Schiff dkk, tidak terjadi percepatan pematangan paru pada
penderita preeklampsia.
hidup janin. Banias dkk dan Bowen dkk juga melaporkan terjadi peningkatan
25
insidens Respiratory Distress Syndrome (RDS) pada bayi yang lahir dari ibu yang
Dalam lebih dari dua dekade, kortikosteroid telah diberikan pada masa
prematur. Apabila dilihat dari lamanya interval waktu mulai saat pemberian
steroid sampai kelahiran, tampak bahwa interval 24 jam sampai tujuh hari
memberi keuntungan yang lebih besar dengan rasio kemungkinan (odds ratio/OR)
0,38 terjadinya RDS. Sementara apabila interval kurang dari 24 jam OR 0,70 dan
insiden RDS dengan pemberian steroid antenatal pada kehamilan 30-34 minggu
dengan interval antara 24 jam sampai dengan tujuh hari. Sementara penelitian
Liggins dan Howie mendapati insidens RDS lebih rendah apabila interval waktu
antara saat pemberian steroid sampai kelahiran adalah dua hari sampai kurang dari
tujuh hari dan perbedaan ini bermakna. Mereka menganjurkan steroid harus
diberikan paling tidak 24 jam sebelum terjadi kelahiran agar terlihat manfaatnya
terhadap pematangan paru janin. Pemberian steroid setelah lahir tidak bermanfaat
1. Semua wanita hamil dengan kehamilan antara 24–34 minggu yang dalam
26
2. Kortikosteroid yang dianjurkan adalah betametason 12 mg sebanyak dua dosis
A. Penanganan Aktif
27
b. Adanya tanda-tanda Intra Uterine Growth Restriction (IUGR) berdasarkan
pemeriksaan USG
c. Terjadi oligohidramnion
HELLP (hemolytic anemia, elevated liver enzymes, and low platelet count).
PEB. Akan tetapi, keputusan untuk terminasi harus melihat keadaan ibu dan
terminasi kehamilan adalah terapi efektif untuk PEB. Sebelum terminasi, pasien
B. Penanganan Ekspektatif
sampai seaterm mungkin sampai tercapainya pematangan paru atau sampai usia
28
1. Mempertahankan kehamilan sehingga mencapai umur kehamilan yang
ibu .
Berdasarkan luaran ibu dan anak, berdasarkan usia kehamilan, pada pasien
mengancam nyawa ibu (misalnya perdarahan otak). Sedangkan pada pasien PEB
disarankan.
dan Petrie pada tahun 1979. Mereka menunda kelahiran pada pasien PEB dengan
usia kehamilan 27-33 minggu selama 48 jam untuk memberi waktu kerja steroid
mempercepat pematangan paru. Kemudian Rick dkk pada tahun 1980 juga
menunda kelahiran pasien dengan PEB selama 48-72 jam bila diketahui rasio
ekspektatif ini terutama pada kehamilan preterm. Di antaranya yaitu Odendaal dkk
58 wanita dengan PEB dengan usia kehamilan 28-34 minggu. Pasien ini diterapi
Dua puluh dari 58 pasien mengalami terminasi karena indikasi ibu dan
janin setelah 48 jam dirawat inap. Pasien dengan kelompok penanganan aktif
29
diterminasi kehamilannya setelah 72 jam, sedangkan pasien pada kelompok
penanganan ekspektatif.
kematian perinatal dengan rincian 12 bayi pada kelompok aktif dan 1 kematian
perinatal pada kelompok ekspektatif. Sementara angka kematian ibu sama pada
mencapai kala II dalam waktu 24 jam. Bila tidak, induksi persalinan dianggap
b. Pembedahan sesar
atau bila induksi persalinan gagal, terjadi maternal distress, terjadi fetal
30
distress, atau umur kehamilan < 33 minggu.
b. Memperpendek kala II
distress.
umum.
BAB III
KESIMPULAN
penyebab nomor 2 dalam angka kematian ibu melahirkan di Indonesia. Untuk itu
31
dalam manajemen preeklampsia. Selain itu tenaga kesehatan juga ditekankan
32