Anda di halaman 1dari 56

BIOETIKA DAN HUMANIORA KEDOKTERAN

dr. Muhamad Ibnu Sina


UKMPPD 2016
KAIDAH DASAR BIOETIKA
KAIDAH DASAR BIOETIK

ETIKA BIOETIK
Cabang ilmu filsafat yang Cabang dari ilmu etika yang
mempelajari membahas masalah-masalah
nilai/kualitas yang yang timbul dalam praktek
menjadi mengenai kedokteran dan atau penelitian di
standar penilai moral. bidang biomedis.

Kaidah Dasar Bioetik dapat diartikan sebagai panduan dasar standar


dokter untuk memutuskan tindakan kepada pasiennya diberbagai
macam kondisi yang dialami pasien.

3 aspek dalam membuat keputusan:


•Aspek Hukum (legal)
•Pertimbangan Medis
•Pertimbangan Etik
Childress & Beauchamp memaparkan ada 4 kaidah
bioetik /Principles of Biomedical Ethics (1994).
4 prinsip dasar, yaitu:
1. Beneficence (tindakan berbuat baik)
2. Non Maleficence (tidak berbuat yang
merugikan)
3. Autonomy ( menghormati martabat manusia)
4. Justice (keadilan)
Dalam penerapan kaidah dasar etika menggunakan asas Prima
Face
• Prima face: Dalam kondisi/konteks tertentu,dokter harus
melakukan pemilihan kaidah dasar etik yg sesuai dgn
situasi.
• Prinsip Prima face ini menjadi model berfikir yang dapat
di terapkan.
The patient’s contexts for prima facie’s choice
(Agus Purwadianto , 2004)

General benefit Elective, educated,


result, most of bread-winner, mature
people, person

Beneficence Autonomy

Non Justice
Time maleficence
Vulnerables,
> 1 person, others
emergency, life
similarity, community /
saving, minor
social’s rights
1. Beneficience (berbuat baik)

Prinsip
• Prinsip ini digunakan pada konteks pasien yang
keadaan yang wajar , tidak gawat darurat.
• Mengutamakan altruisme (rela berkorban untuk
kepentingan orang lain.
• Dokter telah mengkalulasi bahwa
kebaikan(benift) >> resiko
• Menerapkan Golden rule principle 
Memperlakukan orang sebagaimana kita ingin
di perlakukan.
2. Non-Maleficiency ( Do no Harm)

Prinsip
• Digunakan dlm konteks pasien dalam keadaan gawat darurat
dan dibutuhkan suatu intervensi medik utk penyelamatan
nyawanya. tujuan Save Life.
• Do to Harm tdk dgn sengaja melakukan tindakan yang justru
merugikan kaidah ini jadi dasar agar tdk terjadi kelalaian
medis
• Hal-hal yang mendasari dalam menolong pasien emergency
adalah:
• pasien dalam keadaan amat berbahaya(darurat)/beresiko
hilangnya sesuatu yang penting ( gawat )
• dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan
tersebut.
• tindakan kedokteran tadi terbukti efektif.
• manfaat bagi pasien > kerugian.
3. Autonomy (menghargai martabat manusia)

Prinsip
• Prinsip ini digunakan ketika berkaitan dengan hak-hak pasien
dengan konteks
• Dewasa
• Pencari nafkah
• Berkerpribadian matang untuk mengambil jalan
hidupnya.
• Tidak berlaku untuk orang yang mengidap sakit jiwa,
idiot, ataupun tidak sadarkan diri.
• Hal-hal yang mendasari Autonomy adalah menghormati
hak-hak pasien, dan hak pasien dalam memilih nasibnya
sendiri.
• Melaksanakan inform consent
4. Justice (keadilan)

Prinsip
• Konteks membahas hak orang lain selain diri pasien itu
sendiri ada unsur sosial dan masyarakat.
• Keadilan dalam memberikan perlakuan, pengobatan
kepada setiap pasien tanpa memandang unsur-unsur
SARA
• Contoh:
Beneficiency (Berbuat baik)
Kriteria
1. Mengutamakan altruism (menolong tanpa pamrih, rela berkorban
untuk kepentingan orang lain).
2. Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia.
3. Memandang pasien/keluarga sebagai sesuatu yang tidak hanya
menguntungkan dokter.
4. Mengusahakan agar kebaikan lebih banyak dari pada keburukan
5. Paternalisme bertanggungjawab/berkasih sayang
6. Menjamin kehidupan baik minimal manusia
7. Pembatasan goal based (sesuai tujuan/kebutuhan pasien)
8. Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasien
9. Meminimalisir akibat buruk
10. Kewajiban menolong pasien gawat darurat
11. Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan
12. Tidak menarik honorarium di luar kewajaran
13. Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan
14. Mengembangka kemampuan profesi secara terus menerus
15. Memberikan obat dgn efektifitas tinggi namun murah (tidak
polifarmasi)
16. Menerapkan golden rule principle
Non-Malifisience(do to harm)
Kriteria
1. Menolong pasien emergensi , dengan gambaran
- pasien dalam keadaan sangat berbahaya (darurat) / berisiko
kehilangan sesuatu yang penting (gawat)
- dokter sanggup mencegah bahaya/kehilangan tersebut
- tindakan kedokteran tadi terbukti efektif
- manfaat bagi pasien > kerugian dokter
2. Mengobati pasien yang luka
3. Tidak membunuh pasien ( euthanasia )
4. Tidak menghina/mencaci maki/ memanfaatkan pasien
5. Tidak memandang pasien hanya sebagai objek
6. Mengobati secara proporsional
7. Mencegah pasien dari bahaya
8. Menghindari misrepresentasi dari pasien
9. Tidak membahayakan pasien karena kelalaian
10. Memberikan semangat hidup
11. Melindungi pasien dari serangan
12. Tidak melakukan white collar crime dalam bidang kesehatan
Autonomy(menghargai hak martabat manusia)

Kriteria
1. Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai martabat
pasien
2. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan (kondisi
elektif)
3. Berterus terang
4. Menghargai privasi
5. Menjaga rahasia pasien
6. Menghargai rasionalitas pasien
7. Melaksanakan informed consent
8. Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan
sendiri
9. Tidak mengintervensi atau menghalangi otonomi pasien
10. Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam mengambil
keputusan termasuk keluarga pasien sendiri
11. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus
non emergensi
12. Tidak berbohong ke pasien meskipun demi kebaikan pasien
13. Menjaga hubungan (kontrak)
Justice (Keadilan)
Kriteria
1. Memberlakukan sesuatu secara universal
2. Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan
3. Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang
sama
4. Menghargai hak sehat pasien
5. Menghargai hak hukum pasien
6. Menghargai hak orang lain
7. Menjaga kelompok yang rentan
8. Tidak melakukan penyalahgunaan
9. Bijak dalam makro alokasi
10. Memberikan kontribusi yang relative sama dengan kebutuhan pasien
11. Meminta partisipasi pasien sesuai kemampuannya
12. Kewajiban mendistribusikan keuntungan dan kerugian (biaya, beban,
sanksi) secara adil
13. Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan
kompeten
14. Tidak member beban berat secara tidak merata tanpa alasan
tepat/sah
15. Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan
penyakit/gangguan kesehatan
16. Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status social,
dsb
• Kaidah TURUNAN:
–Veracity/jujur
–Fidelity/setia
–Privacy
–Confidentiality
–Honesty/tulus
–Menghormati kontrak/perjanjian
MALPRAKTEK
JENIS MALPRAKTEK
1. Malpraktek Etik : adalah dokter melakukan tindakan
yang bertentangan dengan etika kedokteran. Contoh:
• Di bidang diagnostic
• Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan terhadap
pasien kadangkala tidak diperlukan bilamana dokter mau
memeriksa secara lebih teliti. Namun karena
laboratorium memberikan janji untuk memberikan
“hadiah” kepada dokter yang mengirimkan pasiennya,
maka dokter kadang-kadang bisa tergoda juga
mendapatkan hadiah tersebut.
• Di bidang terapi
• Berbagai perusahaan yang menawarkan antibiotika
kepada dokter dengan janji kemudahan yang akan
diperoleh dokter bila mau menggunakan obat tersebut,
kadang-kadang juga bisa mempengaruhi pertimbangan
dokter dalam memberikan terapi kepada pasien.
JENIS MALPRAKTEK
2. Malpraktek Yuridik, dibagi menjadi:
• Malpraktek Perdata (Civil Malpractice)
Terjadi apabila terdapat hal-hal yang menyebabkan tidak
dipenuhinya isi perjanjian (wanprestasi) didalam transaksi
terapeutik oleh dokter atau tenaga kesehatan lain, atau
terjadinya perbuatan melanggar hukum (onrechmatige daad)
sehingga menimbulkan kerugian pada pasien.
Isi dari tidak dipenuhinya perjanjian tersebut dapat berupa :
• Tidak melakukan apa yang menurut kesepakatan wajib
dilakukan.
• Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib
dilakukan tetapi terlambat melaksanakannya.
• Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib
dilakukan tetapi tidak sempurna dalam pelaksanaan dan
hasilnya.
• Melakukan apa yang menurut kesepakatannya tidak
seharusnya dilakukan.
JENIS MALPRAKTEK
• Malpraktek Pidana (Criminal Malpractice)
Terjadi apabila pasien meninggal dunia atau
mengalami cacat akibat dokter atau tenaga
kesehatan lainnya kurang hati-hati/kurang cermat
dalam melakukan upaya penyembuhan
• Malpraktek pidana karena kesengajaan
(intensional)
Misalnya pada kasus-kasus melakukan aborsi tanpa
indikasi medis, euthanasia, membocorkan rahasia
kedokteran, tidak melakukan pertolongan pada
kasus gawat padahal diketahui bahwa tidak ada
orang lain yang bisa menolong, serta memberikan
surat keterangan dokter yang tidak benar.
JENIS MALPRAKTEK
• Malpraktek pidana karena kecerobohan
(recklessness)
Misalnya melakukan tindakan yang tidak lege
artis atau tidak sesuai dengan standar profesi
serta melakukan tindakan tanpa disertai
persetujuan tindakan medis.
• Malpraktek pidana karena kealpaan
(negligence)
Misalnya terjadi cacat atau kematian pada
pasien sebagai akibat tindakan dokter yang
kurang hati-hati atau alpa dengan tertinggalnya
alat operasi yang didalam rongga tubuh pasien.
JENIS MALPRAKTEK
• Malpraktek Administratif (Administrative
Malpractice)
Terjadi apabila dokter atau tenaga kesehatan
lain melakukan pelanggaran terhadap hukum
Administrasi Negara yang berlaku, misalnya
menjalankan praktek dokter tanpa lisensi atau
izinnya, mEnjalankan praktek dengan izin yang
sudah kadaluarsa dan menjalankan praktek
tanpa membuat catatan medik.
PATIENT SAFETY
Near Miss
• Near miss/nyaris cedera = kejadian akibat
melaksanakan suatu tindakan (commission) atau
tidak mengambil tindakan yg seharusnya diambil
(ommission), yg dapat mencederai pasien tapi
cedera serius tidak terjadi karena keberuntungan
(misal pasien menerima obat kontraindikasi tp
tdk timbul reaksi obat) atau pencegahan (obat
dgn overdosis lethal akan diberikan tp staf lain
mengetahui dan membatalkan sebelum obat
diberikan), atau peringanan (obat dgn overdosis
lethal diberikan, cepat diketahui lalu diberi
antidotnya).
Adverse Event/Kejadian Tak Diinginkan
(KTD)
• Adverse event = suatu kejadian yang
mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan
pada pasien karena suatu tindakan yang
diambil atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil, dan bukan karena
underlying disease atau kondisi pasien
INFORMED CONSENT
Pihak2 yg berhak memberikan persetujuan:
- Pasien sendiri, bila telah berumur >21 thn ATAU
telah MENIKAH
- Bagi pasien <21 thn, informed consent atau
penolakan diberikan menurut urutan sbb:
1. Ayah/ibu kandung
2. Saudara2 kandung
- Bagi pasien <21 thn & tdk punya orang tua/orang
tua berhalangan hadir, informed consent atau
penolakan diberikan menurut urutan sbb:
1. Ayah/ibu kandung
2. Saudara2 kandung
3. Induk semang
INFORMED CONSENT
-Ps.dewasa yg telah menikah (orang tua), persetujuan
dpt diwakilkan dgn urutan sbb:
– Suami/istri
– Ayah/ibu kandung
– Anak kandung
– Saudara kandung
- Bagi pasien dewasa dgn ggn.mental, informed
consent atau penolakan diberikan menurut urutan
sbb:
1. Ayah/ibu kandung
2. Wali yg sah
3. Saudara2 kandung
EUTHANASIA
• ACTIVE = dengan SENGAJA menyebabkan kematian pasien
secara LANGSUNG, yaitu dengan melakukan tindakan
langsung, misal diberi analgetik yg overdosis
• PASSIVE = secara TIDAK LANGSUNG menimbulkan kematian
pasien, misal dgn membiarkan pasien meninggal,
menghentikan alat/mesin bantu kehidupan pasien
• VOLUNTARY = euthanasia yg dilakukan dokter berdasarkan
PERMINTAAN PASIEN yg setuju utk mengakhiri hidup pasien
(dengan INFORMED CONSENT)
• NON-VOLUNTARY = pasien tidak sadar/TIDAK MAMPU
membuat keputusan antara hidup/mati, dan orang lain yang
tepat yg mengambil keputusan utk pasien
• INVOLUNTARY = euthanasia yg DIPAKSAKAN pelaksanaannya
(pasien sebenarnya memilih utk hidup namun dibunuh)
• INDIRECT = memberikan terapi yang memiliki efek samping
mempercepat kematian pasien
• Jika ada kasus yg menonjol aspek etiknya, gunakan 4 hal
berikut utk pertimbangan mengambil keputusan:
1. Medical indication (indikasi medis)
memakai prinsip yang terbaik dan tidak merugikan. Misal:
apa masalah medis pasien, diagnosis, prognosis?apakah
akut, kronik, gawat, darurat?
2. Pilihan pasien (patient preference)
Menghormati keputusan pasien.
3. Kualitas hidup (quality of life)
Misal, bagaimana prospek ps dengan/tanpa pengobatan utk
kembali ke kehidupan normalnya? Apa kekurangan
fisik/mental/sosial yg mungkin dialami pasien jika
pengobatan berhasil?
4. Gambaran kontekstual (contextual feature)
misal, adakah hal2 di keluarga yg akan mempengaruhi
keputusan thd pengobatan? Adakah faktor biaya, ekonomi,
sosial, budaya, agama?
Teori Perubahan Perilaku
• Prekontemplasi
tidak tertarik dan tidak berpikir untuk berubah
Intervensi : informasi dan edukasi
• Kontemplasi
mulai berniat untuk berhenti. Tantangan yang dihadapi
adalah emosi negatif yang timbul karena pilihan untuk
meninggalkan kegiatan yang ia senangi
Intervensi : Motivasi
• Persiapan
persiapan spesifik sudah mulai dibuat. Misalnya, tanggal
berapa
intervensi : mengajarkan teknik teknik
• Tindakan
Perubahan perilaku
Intervensi : dukungan positif, kelompok kerja
• Pemeliharaan
6 bulan setelah perubahan perilaku, beratahan
ataui kembali pada kebiasaan lama
Intervensi : pujian dan apresiasi
Manajemen Konflik (Coping)
• Kompetisi
hasrat untuk memuaskan kepentingan pribadi, tanpa memedulikan
dampaknya atas pihak lain yang berkonflik dengannya
meyakinkan orang lain bahwa kesimpulan anda benar dan
kesimpulannya salah

• Kolaborasi
ingin sepenuhnya memuaskan kepentingan kedua belah pihak

• Avoiding
mencoba mengabaikan suatu konflik dan menghindari orang lain
yang berbeda pendapat.
“Biarlah kedua pihak mengambil waktu untuk memikirkan hal ini
dan menentukan tanggal untuk melakukan diskusi”
Manajemen Konflik (Coping)
• Accomodating
salah satu pihak yang berkonflik untuk menempatkan
kepentingan lawannya di atas kepentingannya sendiri.
Maksud dari perilaku ini adalah supaya hubungan tetap
terpelihara, salah satu pihak bersedia berkorban

• Compromising
berusaha mencari jalan tengah, umumnya melibatkan
kerelaan berkorban lebih banyak dibandingkan
pendekatan dominasi, namun tak sebanyak yang
direlakan dalam pendekatan akomodasi
Teori Kuble Ross
• DENIAL
Penyangkalan biasanya merupakan pertahanan sementara untuk
diri sendiri
“Hal ini tidak mungkin terjadi, tidak pada saya”

• ANGER
Menyalahkan keadaan
"Kenapa saya ? Ini tidak adil!";

• BARGAINING
harapan supaya individu dapat sedemikian rupa menghambat atau
menunda kematian
“Kalau dengan bersedekah saya bisa sembuh, saya akan bersedekah
setiap hari sebanyak banyaknya”
• DEPRESI
menolak dibesuk dan menghabiskan banyak
waktu untuk menangis dan berduka
“Untuk apa lagi saya berobat, toh pasti akan mati
juga”

• ACCEPTANCE
“saya sudah siap menjalani pengobatan, inilah
jalan terbaik untuk saya”
Komunikasi Efektif
Komunikasi
Breaking Bad News
Komunikasi Efektif
Lingkungan

Pembuat Berita Penerima


berita berita

Feedback
Komunikasi Efektif
• Komunikasi Intrapersonal
komunikasi yang terjadi pada diri sendiri
• Komunikasi Interpersonal
komunikasi antara 2 orang (dokter-pasien)
Komunikasi Verbal
Komunikasi Non Verbal
• Kumunikasi Kelompok
komunikasi massal
Komunikasi Verbal
adalah komunikasi melalui kata-kata
yang diucapkan oleh seseorang
1. Membuat pasien merasa nyaman (Rapporting)

2. Mengajukan pertanyaan (pertanyaan terbuka dan tertutup,


diajukan satu-persatu)

3. Mendengar aktif (refleksi isi, refleksi perasaan, merangkum),

4. Memberikan informasi

5. Menanggapi pasien (asumsi, evaluasi, memotong pembicaraan,


tidak mencela, menenteramkan, memuji),

6. Mendorong pasien berbicara


Komunikasi Non Verbal
• Suara (volume, kecepatan, nada, vokal)
• Wajah (muram, kesal, senyum, marah,
kecewa)
• Kontak mata
• Gerak tubuh, posisi tubuh
• Touch
Teknik Komunikasi Verbal
• RAPPORTING
Salam – perkenalkan diri – persilahkan duduk –
berbasa basi

• Mengajukan pertanyaan terbuka


“ bisa ibu ceritakan apa yang ibu rasakan,..?”
Jenis jenis pertanyaan:
- Pertanyaan terbuka
- Pertanyaan tertutup
- Pertanyaan mendalam
- Pertanyaan mengarahkan
JENIS KEGUNAAN CONTOH
Pertanyaan- Untuk menanyakan riwayat "Berapa umur Ibu?"
tertutup kesehatan
Pertanyaan- Untuk mempelajari "Apa yang saudara
terbuka perasaan, kepercayaan dan rasakan saat ini?"
pengetahuan klien
Pertanyaan Untuk menanggapi "Apa saudara bisa
mendalam pernyataan klien menjelaskan lebih
lanjut kepada saya
mengapa saudara
berpikir bahwa
imunisasi itu justru
berbahaya pada
anak?"
KOMUNIKASI EFEKTIF DOKTER-PASIEN KOMUNIKASI EFEKTIF:

MENGAJUKAN • PERTANYAAN TERBUKA  Pertanyaan dengan BANYAK kemungkinan jawaban


PERTANYAAN • PERTANYAAN TERTUTUP  Pertanyaan dengan jawaban “YA” atau “TIDAK”

• REFLEKSI ISI  Mengungkapkan kembali inti yang telah dikemukakan pasien. “Anda
mengatakan…”
• REFLEKSI PERASAAN  amati & dengarkan PERASAAN pasien. “Anda sepertinya
MENDENGAR
bingung?”
AKTIF
• MERANGKUM  Mirip refleksi isi, BEDANYA??
• Merangkum: durasi sudah lama, atau transisi topik atau bahan rumit

• BAHASA SEDERHANA
MEMBERIKAN • JUJUR
INFORMASI • BENAR
• LENGKAP

DON’T
• VERBAL
• Memotong pembicaraan
MENANGGAPI • Mencela
KLIEN?!! • Asumsi  kesimpulan TANPA didukung bukti dan terlalu dini
• Evaluasi  TIDAK PERCAYA ucapan pasien
• NON-VERBAL  mengernyitkan dahi, reaksi terkejut, senyum melecehkan
MENDENGARKAN AKTIF
• Mengajukan Refleksi Isi
Gambaran ide yang diekspresikan pasien, untuk
memvalidasi apa yang didengar
• Klien: “Saya tidak tahu apa yang terjadi. Hari ini
saya merasa tidak enak badan.”
• Konselor: “Anda merasa tidak sehat dan bingung
karena hal tersebut?”
• Mengajukan Refleksi Perasaan
Memberi respon pada perasaan klien
• Merangkum
mirip seperti refleksi isi, tetapi dilakukan di akhir
CONTOH MENDENGARKAN AKTIF
• Pasien: “Sebenarnya saya ingin pakai pil KB, tapi
tetangga saya mengatakan bahwa kalau minum pil saya
akan jadi gemuk dan berjerawat, padahal sekarangpun
saya sudah gemuk begini, bagaimana jadinya nanti! “

• Provider :
• Refleksi Isi: “Ibu mendengar berbagai
akibat buruk dari penggunaan pil”.
• Refleksi Perasaan: “Ibu kuatir kalau menggunakan
pil akan memperoleh efek samping yang tidak
menyenangkan”.
CONTOH MENDENGARKAN AKTIF
• Pasien: “Saya sudah tidak ingin punya anak lagi, anak
saya sudah 3, umur saya sudah 35 tahun, saya ingin
disteril saja, tapi suami saya tidak mau mengerti,
katanya dia ingin punya laki-laki, payah deh dia.”

• Provider :
• Refleksi Isi: “Ibu sebenarnya sudah tidak
ingin hamil dan melahirkan lagi, tetapi suami ibu tidak
setuju.”
• Refleksi Perasan: “Ibu jengkel karena itu ingin
disteril saja, tetapi suami ibu tidak setuju.”
CONTOH MENDENGARKAN AKTIF
• Pasien: “Kakak saya menganjurkan supaya saya pakai spiral,
tetapi teman saya mengatakan agar saya memakai susuk KB
saja, jangan spiral, sebab katanya enak dan praktis. Tetapi
ada yang mengatakan susuk bisa berjalan-jalan di dalam
kulit kita, mana yang benar ?!”

• Provider :
• Refleksi Isi: “Ibu mendengar berbagai anjuran untuk
mengikuti KB, tetapi selalu ada pendapat negatif tentang
itu.”
• Refleksi Perasaan: “Ibu bingung dengan berbagai
anjuran dan pendapat negatif tentang cara/alat KB.”
Memberikan Informasi
• Sederhana
• Jujur
• Benar
• Lengkap
MENANGGAPI PASIEN
• Mengajukan asumsi
Asumsi, adalah bila provider membuat
kesimpulan terlalu dini, membuat kesimpulan
tanpa bukti
• Mengajukan evaluasi
evaluasi, bila dalam responnya provider
meragukan atau menaruh ketidakpercayaan
terhadap apa yang dikatakan oleh pasien.
CONTOH ASUMSI
• PROVIDER: “Ibu, syarat operasi steril antara
lain harus ada ijin suami…….”
• KLIEN: “Wah, kalau saya mengatakan pada
suami saya, kemungkinan besar dia tidak akan
setuju kalau saya memilih steril.

• PROVIDER: “Wah, jadi ibu akan bohong
kepada suami.”
CONTOH EVALUASI
• PROVIDER : “Ibu, apakah ada saudara
kandung ibu yang pernah mengalami gejala-
gejala seperti penyakit ibu ini?”
• KLIEN : “ Nggak ada tuh dok?”
• PROVIDER : “Masak sih, masak nggak
ada yang sakit seperti ibu?”.
MENDORONG PASIEN BERBICARA
• Dorong dengan mengatakan: “Apa
lagi,…..Lalu…… Sesudah itu apa yang terjadi?”

• Kadang-kadang provider perlu berhenti


berbicara sebentar (silence) untuk
memberikan kesempatan kepada pasien untuk
berfikir atau berkonsentrasi dengan baik agar
dapat mengutarakan pendapatnya.
Jarak kedekatan
– Zona intim (0-0,5 meter)
– Zona personal ( 0,5-1,5 meter)
– Zona sosial (1,5-3 meter)
– Zona publik ( 3 meter atau lebih)
PLEASE NOTICE THE BARRIER BETWEEN DOCTOR – PATIENT!
PLEASE NOTICE THE POSITION OF DOCTOR – PATIENT.
IT IS CLOSER, FAMILIAR, AND THERE IS NO BARRIER…BETTER.
Tips for Breaking Bad News.
• PERSIAPAN :
 Negosiasikan waktu konsultasi yang tepat.
 Kondisikan situasi yang nyaman saat konsultasi.
 Persilakan pasien membawa keluarga/kerabat dekat.
 Pelajari latar belakang pendidikan, pekerjaan dan kondisi
medis pasien.
 Pelajari perasaan pasien yang mungkin muncul dan hadapilah.
• BERIKAN INFORMASI YANG BENAR
– Nilai pemahaman pasien tentang penyakit
yang diterimanya.
– Berikan peringatan dini seperti
(Saya fikir,, mungkin hasilnya tidak seperti yang Anda
harapkan..)
– Berikan Informasi Dasar
– Hubungkan informasi yang anda berikan
kepada pemahaman pasien.
– Jangan berikan terlalu banyak informasi
dalam suatu waktu.
– Empati terhadap perasaan pasien.
– Gunakan bahasa yang mudah dimengerti.

Anda mungkin juga menyukai