PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1.2 Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah agar kita mengetahui kode etik
dalam dunia kesehatan dan mengetahui lafal sumpah dokter atau dokter gigi yang
wajib diketahui bagi calon dokter, dan wajib dipatuhi bagi para dokter yang telah
bersumpah.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Lafal Sumpah Dokter Indonesia pertama kali digunakan pada 1959 dan
diberikan kedudukan hukum dengan Peraturan Pemerintah No.69 Tahun 1960.
Sumpah mengalami perbaikan pada 1983 dan 1993. Sumpah Dokter Indonesia
adalah sumpah yang dibacakan oleh seseorang yang akan menjalani profesi dokter
Indonesia secara resmi. Sumpah Dokter Indonesia didasarkan atas Deklarasi
Jenewa (1948) yang isinya menyempurnakan Sumpah Hippokrates. Lafal Sumpah
Dokter Indonesia pertama kali digunakan pada 1959 dan diberikan kedudukan
2
hukum dengan Peraturan Pemerintah No.69 Tahun 1960. Sumpah mengalami
perbaikan pada 1983 dan 1993.
Sumpah ini mengikat dokter untuk selalu memberikan yang terbaik tanpa
memandang suku, ras, agama ataupun keanggotaan partai politik, untuk selalu
mengedepankan kesehatan pasiennya dan selalu memberikan yang terbaik untuk
kesehatan pasien dan pekerjaannya. Selain itu, melalui sumpah ini, para dokter
juga saling mengikatkan diri dalam satu keluarga besar yang saling menghormati
dan saling solider.
3
seorang muridnya. Seorang peneliti, Ludwig Edelstein mengajukan pendapat lain
bahwa sumpah tersebut ditulis oleh Pythagorean. Akan tetapi teori ini masih
diragukan karena sedikitnya bukti yang mendukungnya.
”Saya bersumpah demi Apollo dewa penyembuh, dan Aesculapius dan Hygea, dan
Panacea, dan semua dewa-dewa sebagai saksi, bahwa sesuai dengan kemampuan dan
fikiran saya, saya akan mematuhi janji-janji berikut ini.
1. Saya akan memperlakukan guru yang mengajarkan ilmu ini dengan penuh kasih
sayang sebagaimana terhadap orang tua saya sendiri, jika perlu akan saya
bagikan harta saya untuk dinikmati bersamanya.
4
8. Rumah siapapun yang saya masuki, kedatangan saya itu saya tujukan
untuk kesembuhan yang sakit dan tanpa niat-niat buruk atau
mencelakakan, dan lebih jauh lagi tanpa niat berbuat cabul terhadap wanita
ataupun pria, baik merdeka maupun hamba sahaya.
9. Apapun yang saya dengar atau lihat tentang kehidupan seseorang yang
tidak patut disebarluaskan, tidak akan saya ungkapkan karena saya harus
merahasiakannya.
10. Selama saya mematuhi sumpah saya ini, izinkanlah saya menikmati hidup
dalam mempraktekkan ilmu sya ini, dihormati oleh semua orang,
disepanjang waktu ! Tetapi jika sampai saya mengkhianati sumpah ini,
balikkanlah nasib saya.
Lafal sumpah Dokter sesuai dengan Deklarasi Jenewa diterima oleh Majelis
Umum dari Asosiasi Kedokteran Dunia (World Medical Association) pada 1948
di Jenewa dan diperbaiki pada 1968 di Sydney. Deklarasi ini berisi tentang
dedikasi para dokter pada tujuan kemanusiaan, sebagai reaksi dari tindakan jahat
medis yang dilakukan para dokter saat masa Nazi Jerman. Deklarasi ini dapat
dianggap sebagai versi modern dari Sumpah Hippokrates.
Secara berurutan pada tahun 500 dan 380 SM Hipocrates dan Aristoteles
mengemukakan tentang ekstraksi gigi dan penggunaan kawat untuk merapikan
fraktur tulang dan gigi yang hilang. Hipocrates juga menulis buku Peri-Arthron
yang berisi tentang artikulasi dalam mulut. Sedangkan Aristoteles dalam bukunya
De Partibus Animal Culum menjelaskan tentang anatomi sebuah gigi dan teknik
ekstraksi gigi menggunakan forcep. Selanjutnya, masuk ke abad pertengahan dan
terjadinya peristiwa Renaissance, pada tahun 48-117 masehi Archigenes
dari Apameia dikenal sebagai seorang yang mendirikan praktek dokter gigi dan
6
menggunakan bur untuk merawat infeksi pada gigi. Pada tahun 1013, Abulcasis
dari Spanyol menuliskan tentang risalah pembedahan berikut instrumentnya.
Istilah ”dokter gigi” lahir pada abad ke-18. Istilah ini mengacu pada seorang
dokter yang bidangnya khusus pada penyakit gigi. Pierre Fauchard seorang dokter
gigi berkebangsaan Prancis yang dikenal sebagai bapak kedokteran gigi modern
menjadi salah satu sejarah penting adanya modernisasi dalam kedokteran gigi ini.
Pada abad ke-19 aturan tentang kedokteran gigi semakin diperbaiki. Tahun
1978 United Kingdom mengeluarkan undang-undang tentang dokter gigi. Setahun
kemudian dikeluarkan peraturan tentang registrasi seorang dokter gigi. Undang-
undang diatas merupakan aturan utama yang mengatur tentang siapakah yang
mempunyai wewenang menjadi seorang dokter gigi. Pada tahun 1921 undang-
undang tentang dokter gigi di Inggris resmi menyebutkan bahwa seseorang yang
akan menjadi dokter gigi harus menjalani sebuah tahapan pendidikan khusus.
7
Pada tahun 1855 Erasmus Wilson menulis buku tentang detail penyakit pada
mukosa mulut. Sir Jonathan Hutcinson (1838-1918) adalah orang yang berjasa
menjelaskan tentang beberpa kondisi yang menarik terkait penyakit mulut.
Selanjutnya barulah Willoughby D. Miller pada tahun 1890 dengan bukunya “The
Human Mouth as a Focus of Infection” menjadi pionir dalam keilmuan
kedokteran gigi yang menjelaskan bahwa mulut secara keseluruhan menjadi fokus
yang harus diperhatikan oleh dokter gigi. Semakin berkembang, konsep Focal
infection 1916 dijelaskan oleh Profesor Frank Billings pada 1916. Tahun 1948
buku pertama yang menjelaskan tentang aspek kesehatan umum pada mulut dan
berbagai manifestasinya yang ditulis oleh Hubert H. Stones dipublikasikan.
Semakin spesifik, tahun 1946 buku berjudul Oral Medicine dipublikasian. Lester
William Burket sang penulis kemudian dinobatan sebagai bapak “oral medicine”.
Tahun 1966, di Amerika didirikan akademi yang fokus pada pembelajaran tentang
Oral Medicine. Oral medicine pun dikenal sebagai sebuah ilmu yang
menjembatani antara kesehatan umum dengan kesehatan gigi. Pengembangan
Oral medicine mencoba mengubah paradigma dari “tooth centered” menjadi
“patient centered”.
8
pasien yang depresi atau cemas ke hal yang memeberi harapan dan menimbulkan
optimisme.
9
Lafal Sumpah Dokter Gigi Indonesia
Yang wajib mengucapkan lafal sumpah dokter adalah semua dokter warga
negara Indonesia baik lulusan pendidikan dalam negeri maupun luar negeri.
Mahasiswa asing yang belajar di Fakultas Kedokteran di Indonesia diharuskan
10
juga mengucapkan lafal sumpah dokter Indonesia. Dokter asing yang bertugas di
Indonesia tidak harus diambil sumpahnya karena ia menjadi tanggung jawab
instansi yang memperkerjakannya, namun dokter asing tersebut harus tunduk pada
Kode Etik kedokteran Indonesia (KODEKI).
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Sebagai dokter yang profesional, sudah seharusnya melaksanakan hak dan
kewajiban sesuai dengan sumpah yang kita lakukan secara seimbang sesuai
dengan peran dan fungsinya. upaya penyadaran akan hak dan kewajiban dokter
tidak hanya berhenti sampai di sini dan harus mengamalkannya pada pasien
kehidupan yang nyata.
12
DAFTAR PUSTAKA
Hanafiah, Jusuf., Amri, Amir. 2008. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan.
Jakarta: EGC
Munir Fuady SH, MH, LLM, Sumpah Hippocrates. Bandung: PT.Citra Aditya
Bakti, 2005
13