Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dokter merupakan profesi yang dianggap membanggakan pada sebagian


besar masyarakat. Namun, pada pelaksanaannya dokter memiliki tanggung jawab
besar yang harus ditunaikan dimana hal ini tak semudah yang dipikirkan oleh
masyarakat. Sebagai dokter, ia berkewajiban untuk menangani hal-hal yang
berhubungan dengan bidangnya yaitu sebagai tenaga medis. Tak dipungkiri pula,
jika ada tugas atau perintah dari Negara, seorang dokter dapat melaksanakannya,
karena hal itu merupakan kewajibannya kepada Negara sebagai tenaga medis.

Seluruh dokter memiliki tanggung jawab terhadap profesinya, sebelum


menjadi dokter, akan dilakukan sumpah yang wajib dilakukan dan harus dipatuhii
setiap dokter dan dokter gigi maupun tenaga kesehatan lain.

1.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan tema dan permasalahan yang diangkat maka masalah dapat


dirumuskan sebahai beriku :

1. Mengetahui pengertian dan makna sumpah.


2. Mengetahui Sejarah perkembangan sumpah dokter.
3. Mengetahui Sejarah Kedokteran gigi.
4. Sumpah Dokter atau Dokter Gigi di Indonesia.

1.2 Tujuan

Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah agar kita mengetahui kode etik
dalam dunia kesehatan dan mengetahui lafal sumpah dokter atau dokter gigi yang
wajib diketahui bagi calon dokter, dan wajib dipatuhi bagi para dokter yang telah
bersumpah.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Makna Sumpah

2.1.1 Pengertian Sumpah

Sumpah adalah pernyataan yg diucapkan secara resmi dengan bersaksi


kepada Tuhan atau kepada sesuatu yang dianggap suci untuk menguatkan
kebenaran dan kesungguhannya. perkataannya itu dikuatkan dengan pernyataan
disertai tekad melakukan sesuatu untuk menguatkan kebenarannya atau berani
menderita sesuatu kalau pernyataan itu tidak benar janji atau ikrar yg teguh akan
menunaikan sesuatu. Sumpah menurut pengertian syara’ yaitu mentahkikikkan
atau menguatkan sesuatu dengan menyebut nama Allah Swt. Adapun sumpah
dengan menyabut selain dari pada nama Allah atau sifat–sifatnya, seperti sumpah
dengan makhluk tidak sah. Firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 225 “Allah
tidak menghukum kamu disebabkan sumpahmu yang tidak dimaksud untuk
bersumpah, tetapi Allah menghukum kamu disebabkan sumpahmu yang disengaja
untuk bersumpah oleh hatimu. Dan Allah maha pengampun lagi maha
penyantun“. Sumpah Dokter Indonesia adalah sumpah yang dibacakan oleh
seseorang yang akan menjalani profesi dokter Indonesia secara resmi. Sumpah
Dokter Indonesia didasarkan atas Deklarasi Jenewa (1948) yang isinya
menyempurnakan Sumpah Hippokrates.

Lafal Sumpah Dokter Indonesia pertama kali digunakan pada 1959 dan
diberikan kedudukan hukum dengan Peraturan Pemerintah No.69 Tahun 1960.
Sumpah mengalami perbaikan pada 1983 dan 1993. Sumpah Dokter Indonesia
adalah sumpah yang dibacakan oleh seseorang yang akan menjalani profesi dokter
Indonesia secara resmi. Sumpah Dokter Indonesia didasarkan atas Deklarasi
Jenewa (1948) yang isinya menyempurnakan Sumpah Hippokrates. Lafal Sumpah
Dokter Indonesia pertama kali digunakan pada 1959 dan diberikan kedudukan

2
hukum dengan Peraturan Pemerintah No.69 Tahun 1960. Sumpah mengalami
perbaikan pada 1983 dan 1993.

2.1.2 Makna Sumpah

Sumpah ini mengikat dokter untuk selalu memberikan yang terbaik tanpa
memandang suku, ras, agama ataupun keanggotaan partai politik, untuk selalu
mengedepankan kesehatan pasiennya dan selalu memberikan yang terbaik untuk
kesehatan pasien dan pekerjaannya. Selain itu, melalui sumpah ini, para dokter
juga saling mengikatkan diri dalam satu keluarga besar yang saling menghormati
dan saling solider.

Oleh karena sumpah yang pernah diucapkan inilah, pada tanggal 27


November 2013, para dokter bersatu dalam satu aksi solidaritas dokter yang
mengecam kejadian-kejadian hukum yang seakan-akan memojokkan para dokter
padahal tak seorang pun dokter di dunia yang berintegritas dan bermartabat ini
beniat mencelakakan pasiennya. Seorang dokter yang telah disumpah dan
menjalankan dengan sepenuh hati akan menjalankan tugasnya sesuai dengan
standar prosedur, standar profesi serta kompetensinya tentu tidak akan pernah
berniat dan dengan sengaja mencelakakan pasiennya. Setiap Dokter akan berusaha
sebaik-baiknya untuk kesehatan pasiennya namun kesembuhan tetap ditangan
yang maha kuasa.

2.2 Sejarah Perkembangan Sumpah Dokter

2.2.1 Sumpah Hippokrates

Pada tahu 450 SM Hippokreas memiliki sumpah yang secara tradisional


dilakukan oleh para dokter tentang etika yang harus mereka lakukan dalam
melakukan praktik profesinya. Sebagian besar orang menganggap bahwa sumpah
ini ditulis sendiri Hippokrates pada 400 tahun sebelum masehi atau oleh salah

3
seorang muridnya. Seorang peneliti, Ludwig Edelstein mengajukan pendapat lain
bahwa sumpah tersebut ditulis oleh Pythagorean. Akan tetapi teori ini masih
diragukan karena sedikitnya bukti yang mendukungnya.

Sumpah Hippokrates setelah diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia berbunyi


sebagai berikut.

”Saya bersumpah demi Apollo dewa penyembuh, dan Aesculapius dan Hygea, dan
Panacea, dan semua dewa-dewa sebagai saksi, bahwa sesuai dengan kemampuan dan
fikiran saya, saya akan mematuhi janji-janji berikut ini.

1. Saya akan memperlakukan guru yang mengajarkan ilmu ini dengan penuh kasih
sayang sebagaimana terhadap orang tua saya sendiri, jika perlu akan saya
bagikan harta saya untuk dinikmati bersamanya.

2. Saya akan memperlakukan anak-anaknya sebagai saudara kandung saya


dan saya akan mengajarkan ilmu yang telah saya peroleh dari ayahnya,
kalau mereka memang mau mempelajarinya, tanpa imbalan apapun.
3. Saya akan meneruskan ilmu pengetahuan ini kepada anak-anak saya
sendiri, dan kepada anak-anak guru saya, dan kepada mereka yang telah
mengikatkan diri dengan janji dan sumpah untuk mengabdi kepada ilmu
pengobatan, dan tidak kepada hal-hal yang lainnya.
4. Saya akan mengikuti cara pengobatan yang menurut pengetahuan dan
kemampuan saya akan membawa kebaikan bagi penderita, dan tidak akan
merugikan siapapun.
5. Saya tidak akan memberikan obat yang mematikan kepada siapapun
meskipun diminta, atau menganjurkan kepada mereka untuk tujuan itu.
Atas dasar yang sama, saya tidak akan memberikan obat untuk
menggugurkan kandungan.
6. Saya ingin menempuh hidup yang saya baktikan kepada ilmu saya ini
dengan tetap suci dan bersih.
7. Saya tidak akan melakukan pembedahan terhadap seseorang, walaupun ia
menderita penyakit batu, tetapi akan menyerahkannya kepada mereka yang
berpengalaman dalam pekerjaan ini.

4
8. Rumah siapapun yang saya masuki, kedatangan saya itu saya tujukan
untuk kesembuhan yang sakit dan tanpa niat-niat buruk atau
mencelakakan, dan lebih jauh lagi tanpa niat berbuat cabul terhadap wanita
ataupun pria, baik merdeka maupun hamba sahaya.
9. Apapun yang saya dengar atau lihat tentang kehidupan seseorang yang
tidak patut disebarluaskan, tidak akan saya ungkapkan karena saya harus
merahasiakannya.
10. Selama saya mematuhi sumpah saya ini, izinkanlah saya menikmati hidup
dalam mempraktekkan ilmu sya ini, dihormati oleh semua orang,
disepanjang waktu ! Tetapi jika sampai saya mengkhianati sumpah ini,
balikkanlah nasib saya.

2.2.2 Deklarasi Geneva

Lafal sumpah Dokter sesuai dengan Deklarasi Jenewa diterima oleh Majelis
Umum dari Asosiasi Kedokteran Dunia (World Medical Association) pada 1948
di Jenewa dan diperbaiki pada 1968 di Sydney. Deklarasi ini berisi tentang
dedikasi para dokter pada tujuan kemanusiaan, sebagai reaksi dari tindakan jahat
medis yang dilakukan para dokter saat masa Nazi Jerman. Deklarasi ini dapat
dianggap sebagai versi modern dari Sumpah Hippokrates.

Pada saat diterima sebagai anggota profesi kedokteran, saya bersumpah


bahwa:

1. Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan;


2. Saya akan menghormati dan berterimakasih kepada guru-guru saya
sebagaimana layaknya;
3. Saya akan menjalankan tugas saya sesuai dengan hati nurani dengan cara
yang terhormat;
4. Kesehatan pasien akan senantiasa akan saya utamakan;
5. Saya akan merahasiakan segara rahasia yang saya ketahui bahkan sesudah
pasien meningga dunia;
5
6. Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi luhur
Jabatan Kedokteran;
7. Teman sejawat saya akan saya perlakukan sebagai saudara-saudara saya;
8. Dalam menunaikan kewajiban terhadap pasien, saya tidak akan
mengizinkan terpengaruh oleh pertimbangan Keagamaan, Kebangsaan,
Kesukuan, Politik kepartaian, dan Kedudukan sosial;
9. Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan;
10. Sekalipun diancam, saya tidak kan menggunakan pengetahuan kedokteran
saya untuk sesuatu yang bertentangan dengan hukum peri kemanusiaan;
11. Saya ikrarkan sumpah ini dengan sungguh-sungguh dan bebas, dengan
mempertaruhkan kehormatan diri saya.”

2.3 Sejarah Kedokteran Gigi

Perkembangan kedokteran gigi termasuk ilmu kesehatan mulut telah


berlangsung ribuan tahun sebelum masehi. Sekitar tahun 7000 SM ditemukan
sebuah situs di Mehrgarh yang menunjukkan sudah adanya penggunaan bur untuk
merawat kavitas pada gigi. Pada tahun 5000 SM ditemukan sebuah teks Sumerian
yang menyebutkan adanya cacing gigi sebagai salah satu penyebab lubang pada
gigi. Selanjutnya pada tahun 1552 SM ditemukan sebuah teks Mesir ‘the Ebers
Papyrus’ yang mengemukakan tentang beberapa penyakit pada gigi.

Secara berurutan pada tahun 500 dan 380 SM Hipocrates dan Aristoteles
mengemukakan tentang ekstraksi gigi dan penggunaan kawat untuk merapikan
fraktur tulang dan gigi yang hilang. Hipocrates juga menulis buku Peri-Arthron
yang berisi tentang artikulasi dalam mulut. Sedangkan Aristoteles dalam bukunya
De Partibus Animal Culum menjelaskan tentang anatomi sebuah gigi dan teknik
ekstraksi gigi menggunakan forcep. Selanjutnya, masuk ke abad pertengahan dan
terjadinya peristiwa Renaissance, pada tahun 48-117 masehi Archigenes
dari Apameia dikenal sebagai seorang yang mendirikan praktek dokter gigi dan

6
menggunakan bur untuk merawat infeksi pada gigi. Pada tahun 1013, Abulcasis
dari Spanyol menuliskan tentang risalah pembedahan berikut instrumentnya.

Sebagai seseorang yang dianggap berpendidikan pada zamannya antara


tahun 500-1100, praktek bedah, ilmu kedokteran dan praktek kedokteran gigi
diampu oleh kaum biarawan kerajaan. Mejadi sejarah yang cukup unik dizaman
selanjutnya dimana pekerjaan yang berhubungan dengan kedokteran gigi diampu
oleh para barber atau tukang cukur rambut. Pada tahun 1210 perkumpulan barber
didirikan dan pada tahun 1540 bergabung dengan serikat dokter bedah. Sepuluh
tahun sebelum itu tepatnya pada 1530 buku pertama yang mengulas sepenuhnya
tentang kedokteran gigi dipublikasikan.

Istilah ”dokter gigi” lahir pada abad ke-18. Istilah ini mengacu pada seorang
dokter yang bidangnya khusus pada penyakit gigi. Pierre Fauchard seorang dokter
gigi berkebangsaan Prancis yang dikenal sebagai bapak kedokteran gigi modern
menjadi salah satu sejarah penting adanya modernisasi dalam kedokteran gigi ini.

Pada abad ke-19 aturan tentang kedokteran gigi semakin diperbaiki. Tahun
1978 United Kingdom mengeluarkan undang-undang tentang dokter gigi. Setahun
kemudian dikeluarkan peraturan tentang registrasi seorang dokter gigi. Undang-
undang diatas merupakan aturan utama yang mengatur tentang siapakah yang
mempunyai wewenang menjadi seorang dokter gigi. Pada tahun 1921 undang-
undang tentang dokter gigi di Inggris resmi menyebutkan bahwa seseorang yang
akan menjadi dokter gigi harus menjalani sebuah tahapan pendidikan khusus.

Dikeluarkannya undang-undang tentang kedokteran gigi tersebut ternyata


memiliki beberapa kekurangan. Secara umum kekurangan tersebut terletak pada
fokus kedokteran gigi yang dimaksud dimana kesehatan umum mulut seseorang
kurang diperhatikan, hanya berfokus pada gigi yang ada dalam mulut saja.
Bahkan jaringan lunak mukosa mulut secara detail pada waktu itu hanya masuk
dalam bidang ilmu dermatologi. Padahal kesehatan gigi sangat erat hubungannya
dengan kondisi kesehatan jaringan lunak mulut yang lain dan kesehatan tubuh
secara umum.

7
Pada tahun 1855 Erasmus Wilson menulis buku tentang detail penyakit pada
mukosa mulut. Sir Jonathan Hutcinson (1838-1918) adalah orang yang berjasa
menjelaskan tentang beberpa kondisi yang menarik terkait penyakit mulut.
Selanjutnya barulah Willoughby D. Miller pada tahun 1890 dengan bukunya “The
Human Mouth as a Focus of Infection” menjadi pionir dalam keilmuan
kedokteran gigi yang menjelaskan bahwa mulut secara keseluruhan menjadi fokus
yang harus diperhatikan oleh dokter gigi. Semakin berkembang, konsep Focal
infection 1916 dijelaskan oleh Profesor Frank Billings pada 1916. Tahun 1948
buku pertama yang menjelaskan tentang aspek kesehatan umum pada mulut dan
berbagai manifestasinya yang ditulis oleh Hubert H. Stones dipublikasikan.
Semakin spesifik, tahun 1946 buku berjudul Oral Medicine dipublikasian. Lester
William Burket sang penulis kemudian dinobatan sebagai bapak “oral medicine”.
Tahun 1966, di Amerika didirikan akademi yang fokus pada pembelajaran tentang
Oral Medicine. Oral medicine pun dikenal sebagai sebuah ilmu yang
menjembatani antara kesehatan umum dengan kesehatan gigi. Pengembangan
Oral medicine mencoba mengubah paradigma dari “tooth centered” menjadi
“patient centered”.

2.4 Sumpah Dokter atau Dokter Gigi di Indonesia

Pada Musyawarah kerja Nasinal Etik kedokteran ke-2 yang diselenggarakan


di Jakarta 14-16 Desember 1981 oleh Departemen Kesehatan RI telah disepakati
beberapa perubahan dan penyempurnaan lafal sumpah dokter, sehubungan dengan
berkembangnya bidang kesehatan masyarakat.

Upaya dokter dalam pelayanan kedokteran/kedokteran gigi ialah


menyembuhkan pasien, atau mengurangi penderitaannya dan setidak-tidaknya
menggembirakannya, jika harapan untuk sembuh telah tipis. Selain itu harus
diperhatikan bahwa penderitaan fisik dengan faktor psikik sangat erat, oleh karena
itu pendekatan yang dilakukan seharusnya holistik. Dokter harus mampu
mempertebal keyakinan pasien bahwa ia dapat sembuh dan mengalihkan perhatian

8
pasien yang depresi atau cemas ke hal yang memeberi harapan dan menimbulkan
optimisme.

Lafal Sumpah Dokter Indonesia

Demi Allah saya bersumpah, bahwa :


1. Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan.
2. Saya akan menjalankan tugas dengan cara yang terhormat dan bersusila
sesuai dengan martabat pekerjaan saya sebagai dokter.
3. Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi luhur
profesi kedokteran.
4. Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena
keprofesian saya.
5. Saya tidak akan menggunakan pengetahuan saya untuk sesuatu yang
bertentangan dengan perikemanusiaan, sekalipun diancam.
6. Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai saat pembuahan.
7. Saya akan senantiasa mengutamakan kesehatan pasien, dengan
memperhatikan kepentingan masyarakat.
8. Saya akan berikhtiar dengan sungguhsungguh supaya saya tidak
terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan,
gender, politik, kedudukan sosial dan jenis penyakit dalam menunaikan
kewajiban terhadap pasien.
9. Saya akan memberi kepada guruguru saya penghormatan dan pernyataan
terima kasih yang selayaknya.
10. Saya akan perlakukan teman sejawat saya seperti saudara kandung.
11. Saya akan mentaati dan mengamalkan Kode Etik Kedokteran Indonesia.
12. Saya ikrarkan sumpah ini dengan sungguhsungguh dan dengan
mempertaruhkan kehormatan diri saya.

9
Lafal Sumpah Dokter Gigi Indonesia

Sesuai SK Menkes No 434/Menkes/SK/X/1983

Demi Allah saya bersumpah bahwa:


1. Saya, akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan,
Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi luhur
profesi Dokter Gigi,
2. Saya, akan menjalankan tugas saya dengan cara yang terhormat dan
bersusila sesuai dengan martabat pekerjaan saya sebagai dokter gigi.
3. Saya, akan marahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui sehubungan
dengan pekerjaan saya sebagai dokter gigi.
4. Saya tidak akan mempergunakan pengetahuan kedokteran gigi saya untuk
sesuatu yang bertentangan dengan perikemanusiaan sekalipun diancam.
5. Saya, akan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan.
6. Saya akan senantiasa mengutamakan kesehatan penderita
7. Saya, dalam menunaikan kewajiban terhadap pasien akan berikhtiar
dengan sungguh-sungguh tanpa terpengaruh oleh pertimbangan
keagamaan, kebangsaan, kesukuan, perbedaan kelamin, politik, kepartaian,
dan kedudukan sosial.
8. Saya, akan memberikan kepada guru-guru saya penghormatan dan
pernyataan terimakasih yang selayaknya.
9. Saya, akan memperlakukan teman sejawat sebagaimana saya sendiri ingin
diperlakukan,
10. Saya akan menaati dan mengamalkan Kode Etik Kedokteran Gigi
Indonesia
11. Saya, ikrarkan sumpah / janji dengan sungguh-sungguh serta penuh
keinsyafan dan tanggung jawab dengan mempertaruhkan kehormatan diri
saya.

Yang wajib mengucapkan lafal sumpah dokter adalah semua dokter warga
negara Indonesia baik lulusan pendidikan dalam negeri maupun luar negeri.
Mahasiswa asing yang belajar di Fakultas Kedokteran di Indonesia diharuskan
10
juga mengucapkan lafal sumpah dokter Indonesia. Dokter asing yang bertugas di
Indonesia tidak harus diambil sumpahnya karena ia menjadi tanggung jawab
instansi yang memperkerjakannya, namun dokter asing tersebut harus tunduk pada
Kode Etik kedokteran Indonesia (KODEKI).

Jika Lafal Sumpah Hippokrates dibandingkan dengan Lafal Sumpah


Dokter Indonesia, dapat dilihat bahwa Lafal Sumpah Dokter Indonesia
mengandung intisari yang berakar dari Lafal Sumpah Hippokrates. Lafal Sumpah
Hippokrates itu mengandung butir-butir yang berkaitan dengan larangan
melakukan eutanasia aktif, abortus provocatus, dan melakukan pelecehan seksual.
Juga mengandung kewajiban melakukan rujukan jika tidak mampu dan
memelihara rahasia pekerjaan dokter. Secara lebih terinci Lafal Sumpah
Hippokrates mengandung perlakuan yang selayaknya terhadap guru-guru beserta
anak-anaknya, bahkan jika perlu memberikan sebagian harta kepada gurunya,
yang tentunya di saat guru membutuhkannya.

Butir-butir lain dalam sumpah Hippokrates juga terdapat kedalam bentuk


yang sedikit berbeda, namun prinsipnya sama. Hanya sesuai perkembangan ilmu
kedokteran pada masa Hippokrates. Pengobatan ditujukan untuk individu, karena
belum diketahui nya penyakit menular dan belum berkembangnya ilmu kesehatan
masyarakat. Juga karena belum diketahuinyan fisiologi reproduksi manusia, butir
khusus tentang hidup insane sejak saat pembuahan tidak tercantum.

Sumpah dokteran adalah sumpah profesi kesehatan yang diterima di dunia,


sesuai dengan ilmu perkembangan ilmu kedokteran/kesehatan, jenis tenaga
kesehatanpun bertambah.Kini tenaga kesehatan terdiri dari dokter, dokter gigi,
sarjana keperawatan, sarjana kesehatan masyarakat, apoteker, bidan, tenaga gizi,
tenaga keterapian fisik, tenaga kesehatan medis, dan sebagainya. Lafal sumpah
/janji tenaga tenaga kesehatan selain dokter, umumnya mengacup adalah sumpah
dokter dan dokter gigi.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sumpah adalah pernyataan yg diucapkan secara resmi dengan bersaksi


kepada Tuhan atau kepada sesuatu yang dianggap suci untuk menguatkan
kebenaran dan kesungguhannya. Sumpah Dokter Indonesia pertama kali
digunakan pada 1959 dan diberikan kedudukan hukum dengan Peraturan
Pemerintah No.69 Tahun 1960. Sumpah mengalami perbaikan pada 1983 dan
1993. Sumpah Dokter Indonesia adalah sumpah yang dibacakan oleh seseorang
yang akan menjalani profesi dokter Indonesia secara resmi. Sumpah Dokter
Indonesia didasarkan atas Deklarasi Jenewa (1948) yang isinya menyempurnakan
Sumpah Hippokrates.

3.2 Saran
Sebagai dokter yang profesional, sudah seharusnya melaksanakan hak dan
kewajiban sesuai dengan sumpah yang kita lakukan secara seimbang sesuai
dengan peran dan fungsinya. upaya penyadaran akan hak dan kewajiban dokter
tidak hanya berhenti sampai di sini dan harus mengamalkannya pada pasien
kehidupan yang nyata.

12
DAFTAR PUSTAKA

Hanafiah, Jusuf., Amri, Amir. 2008. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan.
Jakarta: EGC

Isfandyarie, Anny. 2006. Tanggung Jawab Dokter,Buku 1, Prestasi Pustaka ,


Jakarta – Indonesia.

Munir Fuady SH, MH, LLM, Sumpah Hippocrates. Bandung: PT.Citra Aditya
Bakti, 2005

13

Anda mungkin juga menyukai