PENDAHULUAN
dan fungsional yang erat. Jaringan pulpa berasal dari papila dental sementara jaringan
periodontal berasal dari folikel dental; keduanya dipisahkan oleh epitel sarung akar
oleh Simring & Goldberg. Lesi endodontik adalah inflamasi yang diakibatkan oleh
keberadaan agen berbahaya dalam saluran akar gigi. Lesi periodontal merupakan
inflamasi akibat akumulasi plak dan kalkulus pada permukaan gigi. Lesi endodontik
dan periodontal yang muncul serentak pada gigi yang sama disebut lesi endoperio.
melalui foramen apikal dan kanal lateral. Faktor etiologi seperti bakteri, jamur, dan
virus, serta faktor resiko seperti trauma, resorpsi akar, perforasi, dan anomali gigi
berperan penting dalam inisiasi dan perkembangan lesi endoperio. Inflamasi pulpa
1
1.2. Rumusan Masalah
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hubungan antara lesi endodontik dan periodontal pertama kali dikemukakan oleh
Simring & Goldberg. Lesi endodontik adalah inflamasi yang diakibatkan oleh
keberadaan agen berbahaya dalam saluran akar gigi. Lesi periodontal merupakan
inflamasi akibat akumulasi plak dan kalkulus pada permukaan gigi. Lesi endodontik
dan periodontal yang muncul serentak pada gigi yang sama disebut lesi endoperio
Secara garis besar, terdapat 2 jalur penghubung antara jaringan pulpa dan
periodontal, yaitu jalur anatomis dan jalur non anatomis. Jalur anatomis terbagi
Baik pulpa maupun jaringan periodontal berasal dari jaringan mesenkim yang
kaya pembuluh darah. Pembuluh darah pada jaringan pulpa dan periodontal tetap
terhubung melalui foramen apikal dan kanal lateral hingga perkembangan gigi
selesai. Foramen apikal adalah jalur penghubung langsung antara jaringan pulpa dan
bakteri plak telah mencapai foramen apikal hingga mengganggu suplai darah ke
pulpa. Sebaliknya, bila pulpa mengalami nekrosis, produk bakteri seperti enzim,
metabolit, dan antigen dapat mencapai periodontium melalui foramen apikal, lalu
3
memicu respon inflamasi. Respon inflamasi periodontal dapat berupa destruksi serat
Selain foramen apikal, kanal lateral juga berperan sebagai jalur penghubung
antara saluran akar utama dengan ligamen periodontal. Kanal lateral atau ramifikasi
saluran akar pertama kali ditemukan oleh Preiswerk pada tahun 1901. Ramifikasi
saluran akar adalah semua percabangan pada saluran akar yang menghubungkan
saluran akar utama dengan ligamen periodontal.3 Ramifikasi terjadi karena adanya
pembentukan dentin di sekitar pembuluh darah yang terhubung dengan epitel sarung
akar Hertwig.
Ramifikasi atau kanal lateral terdiri dari jaringan konektif dan pembuluh darah
yang menghubungkan sistem sirkulasi jaringan pulpa dan periodontal. Sebagian besar
kanal lateral ditemukan pada area apikal dan furkasi. Kanal lateral lebih banyak
Secara radiograf, kanal lateral jarang terlihat sebab sering mengalami obliterasi
atau diameternya kecil (10-250 µm). Kanal lateral terlihat bila telah diisi pasca
perawatan saluran akar. Bila belum diisi, kanal lateral terlihat sebagai pelebaran lokal
periodontal pada permukaan lateral akar atau radiolusensi lateral yang jelas bila telah
mengalami inflamasi.
Pertukaran organisma mikro antara jaringan pulpa dan periodontal juga dapat
hilangnya lapisan sementum. Pada area servikal, pada setiap 1 mm2 permukaan akar
4
terdapat 15.000 tubulus dentin. Peradangan pada periodontal, tahap skeling,
dengan lingkungan eksternal yang pada tahap awal ditandai oleh hipersensitif dentin.
Gejala klinis dari lesi endo-perio ini seperti hipersensitif terhadap panas, sakit
pada perkusi, dan secara radiografi dapat dilihat adanya pelebaran membran
periodontal. Pada gambaran radiografi juga dapat dilihat adanya radiolusensi pada
daerah furkasi. Pada lesi endo-perio ini kemungkinan juga didapatkan kegoyangan
gigi
Eksaserbasi akut dari lesi apikal kronis pada gigi dengan pulpa nekrosis dapat
endodontic dapat mengakibatkan resorbsi tulang secara apical dan lateral dan
Diagnosa klinis:
Terasa nyeri
5
Pembengkakan marginal gingiva yang mirp dengan abses periodontal
Jika lesi endodontic tidak dirawat, biasanya patosis akan berlanjut, menyebabkan
juga dapat terjadi ketika sisa bahan supuratif lesi endodontic primer tidak
terdrainase dengan baik, akibat perfokasi akar selama terapi saluran akar atau
adanya fraktur akar pada gigi yang dirawat endodontik atau yang direstorasi
Diagnosa klinis:
6
Abses periodontal yang menyebabkan rasa sakit
Pembengkakan
Pembentukan poket
Kegoyangan gigi
Pulpa nekrosis
Dimulai dari proses periodontitis kronis yang berkembang dari sulkus gingiva
lalu bermigrasi ke apeks sebagai hasil dari penumpukan plak dan kalkulus yang
destruksi -
7
Diagnosa klinis :
Kegoyangan gigi
Pembentukan poket
vitalitas pulpa. Jaringan pulpa mempunyai pertahanan yang baik, selama suplai
darah melalui apikal masih utuh. Dari segi klinis, penyakit periodontium yang
jaringan pulpa. Kerusakan jaringan pulpa dapat terjadi bila poket periodontal
sudah mencapai foramen apical atau pulpa terekspos akibat kanal lateral atau
8
5) Lesi Kombinasi
Penyakit pulpa dan periodontal mungkin teradi secara independen atau terjadi
secara beriringan pada gigi yang sama. Lesi ini juga bisa terjadi bila lesi
9
BAB III
PEMBAHASAN
KASUS
keluhan gigi graham kanan bawah terasa sakit dan bengkak. Dari anamnesis pada
gigi tersebut telah dilakukan perawatan saluran akar 1 tahun yang lalu. Pemeriksaan
gigi intra oral gigi 36 terdapat tambalan inlay dan fistula bagian bukal, pocket bukal
berbentuk craters.
Pertanyaan :
3.1.1. Anamnesa
10
Nama :-
Umur : 35 tahun
Keluhan utama : Gigi geraham kanan bawah terasa sakit dan bengkak
Keluhan tambahan : Gigi tersebut telah dilakukan perawatan saluran akar 1 tahun
yang lalu
Tidak ada
a. Diagnosa
Diagnosis dari kasus ini adalah Gigi 36 nekrosis pulpa disertai dengan bone
Kelas ini memiliki 2 jalur patogenesis, yaitu jalur patogenesis local dan
11
akibat inflamasi pulpa. Faktor etiologi inflamasi pulpa dapat bersifat developmental
(misal: dens invaginatus) atau non developmental (misal: karies). Keterlibatan perio
dapat bersifat tertutup (tidak ada komunikasi dengan rongga mulut) atau terbuka
(terdapat komunikasi berupa fistula atau sinus tract ) dengan atau tanpa akumulasi
plak dan kalkulus. Jalur patogenesis distribusi unilateral; Kelly dan Ellinger
menemukan kemungkinan transmisi iritan mikroba dari gigi dengan pulpa nekrosis ke
ligament periodontal gigi tetangga sehingga terbentuk rarefaksi dan sinus tract.
perawatan untuk menentukan etiologi. Jalur unilateral juga meliputi pasien dengan
sisi non fungsional sebab nyeri kronis akibat gigi dengan kelainan pulpoperiapikal.
Bila gigi dengan kelainan pulpoperiapikal dibiarkan, terjadi akumulasi plak dan
kalkulus diikuti kehilangan perlekatan periodontal pada gigi tersebut, gigi tetangga
dan antagonis pada sisi non fungsional yang sama.Perawatan endodontik sebaiknya
dilakukan lebih dulu sebelum perawatan periodontal. Namun, jika plak dan
b. Rencana Perawatan
Perawatan lesi endo-perio ini bisa dirawat dengan non bedah. Perawatan non
scaling dan root planning. Perawatan Endodontik pada lesi ini meliputi pembersihan
saluran akar yang baik, dressing saluran akar dan obturasi yang sempurna.
12
Perawatan non bedah
consent terlebih dahulu sebelum dimulai perawatan. Sisa tumpatan lama dibuka
menggunakan bur bulat kecil, kemudian akses dibuat dengan bur Endoaccess
(Dentsply) sampai mencapai ruang pulpa. Pembukaan atap ruang pulpa diteruskan
dengan bur Endo Z bur (Dentsply) sampai akses masuk ke orifis melebar dan terbuka
sempurna dilanjutkan dengan irigasi dengan NaOCl 2,5% sebanyak 2,5 ml.
Pada kunjungan kedua, jika pasien tidak mengeluhkan adanya rasa sakit. Dan
pada pemeriksaan objektif juga terlihat tes perkusi negatif, tes palpasi negatif,
mobilitas negatif, dan tumpatan sementara masih baik. Tumpatan sementara dibuka
menggunakan diamond bur bulat, saluran akar diirigasi dengan NaOCl 2,5% larutan
EDTA (Smear clear, Sybron) dan digenangi larutan klorhexidin 2% (Bisco) selama +
1 menit kemudian dikeringkan dengan paper point. Teknik pengisian dengan teknik
single cone. Pasien diminta untuk kontrol satu bulan kemudian, untuk observasi
Kunjungan ketiga, jika pasien tidak mengeluhkan rasa sakit. Pada pemeriksaan
objektif tes perkusi negatif, tes palpasi negatif, mobilitas negatif, tumpatan sementara
masih baik. Selanjutnya pasien melakukan foto radiografis dan terlihat penyembuhan
jaringan periodontal Pasien diminta untuk kontrol satu bulan lagi untuk observasi
13
Kunjungan keempat, jika pasien tidak mengeluhkan rasa sakit. Pada pemeriksaan
objektif tes perkusi negatif, tes palpasi negatif, mobilitas negatif, tumpatan sementara
masih baik kemudian dilakukan pengambilan foto radiograf untuk observasi kondisi
tulang alveolar gigi 36. Restorasi akhir dilakukan menggunakan resin komposit
Jika perawatan non bedah tidak mengarah ke arah kesembuhan, maka dilakukan
4. Pembuatan flap. Bentuk flap tergantung pada besar, letak lesi dan gigi yang
dirawat
5. Flap dibuka dengan periostel elevator dan ditahan dengan tissue refraktor
6. Pembuatan tulang alveolar yang menutupi lesi dengan bar yang tajam
suture)
14
10. Interuksi pada pasien dan kontrol selama 24 jam. Jahitan dapat dibuka
11. Dilakukan kontrol secara bertahap dengan mengadakan rontgen foto untuk
c. Prognosis
Prognosis dari kasus ini adalah baik karena sisa jaringan gigi masih banyak, saluran
15
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
oleh Simring & Goldberg. Lesi endodontik adalah inflamasi yang diakibatkan oleh
keberadaan agen berbahaya dalam saluran akar gigi. Lesi periodontal merupakan
inflamasi akibat akumulasi plak dan kalkulus pada permukaan gigi. Lesi endodontik
dan periodontal yang muncul serentak pada gigi yang sama disebut lesi endoperio.
bedah. Bahan dressing saluran akar menggunakan campuran Ca(OH) dan gliserin
penyembuhan.
16
DAFTAR PUSTAKA
6. Mhairi R. The pathogenesis and treatment of endo-perio lesions. CPD Dent 2001;2:95-9
7. Peeran SW, Thiruneervannan M, Abdalla KA, Mugrabi MH. Endo-perio lesions. Int J Sci
case report.
17