Anda di halaman 1dari 27

Identitas

Nama : Tn. D
Jenis Kelamin : Pria
Umur : 73 tahun
Alamat :
Agama : Islam
Perawatan : PJT Lt. 5
No. RM : 1046140
Anamnesis
Pasien datang dengan keluhan benjolan pada perut sebelah kiri
yang dirasakan sejak 7 tahun yang lalu. Awalnya benjolan dirasakan
kecil, semakin lama semakin besar. Benjolan terasa berdenyut.
Keluhan disertai nyeri perut sejak 1 minggu yang lalu. Mual
dirasakan apabila pasien setelah makan. Pasien juga merasakan
nyeri perut apabila pasien mengedan.

Riwayat :
Riwayat di rawat di RS Barru selama 3 hari
Riwayat HT, DM, kolesterol tidak ada
Riwayat merokok tidak ada
Riwayat pasien sering mengangkat barang berat (gaba)
Pemeriksaan fisis
Status generalis
Compos mentis/sakit sedang
Tekanan Darah : 130/80
Nadi : 87x/menit
Pernapasan : 22x/menit
Suhu : 36,7
Pemeriksaan fisis
Kepala : normocephal
Mata : konjungtiva anemis, sklera ikterik tidak ada
Hidung : tidak ada pernapasan cuping hidung, muka tidak
hiperemis, sekret tidak ada
Telinga : simetris, otorrhea (-)
Mulut : bibir tidak sianosis, gusi tidak ada perdarahan, lidah
kotor (-), faring tidak hiperemis
Leher : tidak ada deviasi trakea, tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid dan getah bening
Pemeriksaan fisis
Thorax dan jantung ikuti saja slide yang disebelah

NORMALKAN SAJA LAH


Pemeriksaan fisis
Abdomen
I : Tampak benjolan pada abdomen, warna sama dengan
sekitarnya, ikut gerak napas
A : Peristaltik usus kesan normal
P : nyeri tekan tidak ada, teraba massa berdenyut di epigastrium
hingga regio lumbal kiri
P : timpani, tidak ada asites

EKSTREMITAS IKUTI SAJA SLIDE SEBELAH. KASI NORMAL SAJA


Lab 14-9-2023 (Awal masuk)
• Laboratorium rsws 14.09.2023
• Wbc 7.7
• RBC 1,95
• Hb 5.9
• HCT 18
• Plt 554
• Neut 40,7
• Lymph 46,1
• LED >140
• Ur 59
• Cr 1.16
Lab 19-9-2023
• WBC 10,9
• RBC 2,42
• HB 7,4
• HCT 22
• PLT 120
• Neut 51,8
• Lymph 36
• Ur/Cr 30/0,76
• PT/APTT 11,4/23,1
• Na/K/Cl 126/3,5/95
• Alb 3,3
• SGOT/SGPT 32/11
Lab 21-9-2023
• Na/K/Cl 131/3,1/100
Radiologi
Diagnosis
• Aneurisma aorta abdominalis
• Anemia
• hiponatremia

Tatalaksana
• IVFD RL 24 tpm
• Inj. Metamizole 1 gram/8 jam intravena
• Inj. Ranitidine 50mg /12 jam
• Rencana Aneurysm Repair
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
• Dilatasi patologis segmen aorta akibat tekanan
yang terlalu tinggi yang memiliki
kecenderungan untuk meluas dan pecah.
• 1 kriteria  peningkatan diameter setidaknya
50% lebih besar dari aorta yang normal
• Aneurima aorta dijelaskan berdasarkan
ukuran, lokasi, morfologi dan penyebabnya
Epidemiologi
1. Lebih banuak pada pria. Tetapi prognosis
lebih buruk bila terjadi pada wanita
2. Meningkat pada usia tua  >65 tahun
3. Perokok  5x lebih besar dapat terjadi
aneurisma aorta
4. Faktor lain  emfisema, hipertensi,
hiperlipidemia, riwayat keluarga dengan
aneurisma
Etiologi dan Faktor Resiko
1. Degeneratif (aterosklerosis)
• Usia, riwayat merokok, laki-laki, riwayat keluarga,
hiperlipidemia
1. Kebiasaan gaya hidup
2. Kelainan kongenital
3. Infeksi  sifilis dan tuberculosis
4. Diseksi aorta kronis dan trauma
• Proses diseksi aorta yang melemahkan dinding aorta 
dapat jadi dilatasi dinding aorta
• Trauma benda tajam/tumpul
PATOFISIOLOGI
• CARI SENDIRI MOKO HAHAHAHA
KLASIFIKASI
Diklasifikasikan menjadi 3 :
1. Aneurisma fusiform  umum ditemui. Pelebaran simetris
secara umum, dengan bentuk yang cukup seragam, dan
melibatkan sekeliling dinding aorta
2. Aneurisma saccular (berry)  dilakasi lokal yang melibatkan
hanya sebagian dari keliling dinding aorta, muncul sebagai
kantong yang keluar dari dinding pembuluh darah
3. Pseudoaneurysm / false aortic aneurysm  akumulasi darah
ekstravaskuler disertai disrupsi ketiga lapisan pembuluh
darah. Dindingnya merupakan trombus dan jaringan yang
berdekatan
Gejala klinis
• Biasa asimptomatik
• Diameter >5 cm  nyeri abdomen akut,
hipotensi mendadak, resiko ruptur menjadi
lebih besar
• Nyeri menjalar ke bokong dan kaki
• Tanda syok  gangguan kesadaran, mual
muntah, dll
Pemeriksaan fisik
• Massa yang berpulsasi, luas, tidak nyeri bila
ditekan
• Nyeri abdomen, pinggang, atau skrotum
disertai perut yang berdenyut
• Levido retikularis > emboli arteri tungkai
Pemeriksaan Penunjang
• Foto thorax
Untuk menyingkirkan curiga kepada aneurisma aorta thoracalis. Kalau ada
AAT, didapatkan pelebaran mediastinum dan kompresi trakea atau cabang
bronkus kiri yang tergeser atau tertekan
• USG  mudah dan murah mendeteksi aneurisma aorta. Bagus untuk
mendeteksi aneurisma yang berukuran kecil (<5 cm)
• CT Scan tanpa kontras  pemeriksaan yang akuran dan berguna untuk
deteksi lebih lanjut ukuran dari aneurisma aorta. Dapat juga menentukan
hubungan dengan arteri renalis
• Echocardiography  dapat mengukur aneurisma aorta, aorta thorax yang
dekat dengan jantung
• MRI  mengetahui ukuran, bentuk, lokasi aneurisma
• GOLD STANDAR  aortography (angiography aorta)
Dapat menunjukkan semua bagian anatomi dan bagian aorta yang terlibat
Tatalaksana
1. Observasi
2. Operatif
• Open Repair
• Endovascular Aortic Aneurysm Repair
(EVAR)
Indikasi Operasi
1. Aneurisma >5 cm
2. Pelebaran aneurisma yang progresif
3. Adanya gejala akut  nyeri perut yang
sangat hebat. Adanya pelebaran aneurisma
progresif, ruptur
Operatif  Open Repair
1. Transperitoneal Approach
Mudah dan fleksibel untuk mengeksplor
aneurisma aorta abdominalis, arteri renalis,
kedua arteri iliaca. Dibuat midline incision
abdomen dari xiphoid sampai pubis, panjang
insisi tergantung besar dari aneurisma
Ini poin ke2 open repair
1. Retroperitoneal approach
Dilakukan pada pasien dengan keadaan
abdomen yang kurang mendukung misalnya
aneurisma suprarenal yang luas, horseshoe
kidney, peritoneal dialysis, inflammatory
aneurysm, asites.
Poin ke3
1. Minimal Incision Aortic Surgery (MIAS)
Tidak bisa dilakukan pada pasien yang obesitas
dan pasien yang membutuhkan graft bercabang.
Panjang insisi midline di periumbilikal kurang
dari 12-15 cm, bahkan kurang dari 9 cm insisi
proksimal dari umbilikus
Operatif  Endovascular Aortic Aneurysm
Repair (EVAR)
Stent-graft dimasukkan ke dalam lumen
aneurisma melalui arteri femoralis dan difiksasi
di tempatnya pada leher aorta yang tidak
mengalami aneurisma dan arteri iliaca dengan
melebarkan stent atau balloon-expandable
stents. Beberapa stent-grafts memiliki mata kail,
pin, atau kait untuk fiksasi stent.
PROGNOSIS
• Baik jika dilakukan sebelum terjadi ruptur
• Pasien yang ruptur aneurisma  >50% pasien
meninggal
• Pasien dengan aneurisma >5 cm  3x lebih
besar terjadi ruptur

Anda mungkin juga menyukai