1
Seorang ibu memeriksakan anak laki-laki berusia 2 tahun dengan keluhan
1 bulan terakhir tampak lemas dan tidak mau makan. Pasien riwayat
minum ASI ekslusif 6 bulan. Pada usia 7 bulan pasien diberi MPASI bubur
susu 1/2 mangkuk tidak habis, sering dimuntahkan tiap makan. Pasien
tidak suka makan daging atau hati dan sayuran. Pemeriksaan fisik
konjungtiva anemis, lain-lain dbn. Pemeriksaan lab didapatkan Hb 9 g/dL,
Leukosit 4.900, Trombosit 250.000, Hct 32%, MCV 60%, MCH 27%, MCHC
18%. Bagaimanakah penatalaksanaan yang tepat?
a. Pemberian suplemen Fe selama 3 bulan
b. Pemberian suplemen Fe selama 6 bulan
c. Pemberian susu formula dengan Fe dosis tinggi
d. Pemberian makanan padat dengan porsi sedikit tapi sering
e. Pemberian makanan tambahan yang mengandung Fe
Anemia Defisiensi Fe
Seorang ibu memeriksakan anak laki-laki berusia 2 tahun dengan keluhan
1 bulan terakhir tampak lemas dan tidak mau makan. Pasien riwayat
minum ASI ekslusif 6 bulan. Pada usia 7 bulan pasien diberi MPASI bubur
susu 1/2 mangkuk tidak habis, sering dimuntahkan tiap makan. Pasien
tidak suka makan daging atau hati dan sayuran. Pemeriksaan fisik
konjungtiva anemis, lain-lain dbn. Pemeriksaan lab didapatkan Hb 9 g/dL,
Leukosit 4.900, Trombosit, Hct 32%, MCV 60%, MCH 27%, MCHC 18%.
Bagaimanakah penatalaksanaan yang tepat?
a. Pemberian suplemen Fe selama 3 bulan
b. Pemberian suplemen Fe selama 6 bulan
c. Pemberian susu formula dengan Fe dosis tinggi
d. Pemberian makanan padat dengan porsi sedikit tapi sering
e. Pemberian makanan tambahan yang mengandung Fe
Etiologi :
• Asupan Fe yang rendah, riwayat infeksi cacing
Gejala :
• Pucat, 5 L (lemah, letih, lesu, lelah, dan lalai), pica
Pemeriksaan Fisik :
• Anemis, koilonikia (spoon nails), atrofi papil lidah (glositis), stomatitis
angularis, takikardi, gagal jantung
Lab :
• DL (Hb↓, MCV↓, MCH ↓, MCHC ↓), RDW meningkat
• Hapusan darah tepi (hipokrom, mikrositer, anisotosis, poikilositosis,
pencil/ cigar cell)
• GOLD STANDARD : Serum Iron ↓, Serum Ferritin ↓, Saturasi
Transferin↓, TIBC ↑
• Suplementasi dengan preparat Fe dosis 4-6
mg/kgBB/hari
Diagnosis ADB
Kelainan Hemoglobin
Anemia Hemolitik :
• Anemia (+)
Talasemia
• Ikterik (+)
• Hepato/spleno
megali (+) • Mutasi pada gen hemoglobin
Sickle Cell • Eritrosit berbentuk bulan sabit
• Bil. Indirek naik
• Retikulosit naik
AIHA • Terbentuk autoantibodi terhadap eritrosit
• Riwayat transfusi tidak pernah cocok
• Cooms Test (+)
Ekstra
Sel
Ibu Bayi/Ayah
Inkompatibilitas Rh - Rh +
Golongan Darah Ibu Bayi/Ayah
O A atau B atau AB
A B
B A
Etiologi : Talasemia
• Kelainan genetik pada pembentukan rantai globin
Anamnesa :
Pemeriksaan Fisik :
Lab :
Terapi :
• Transfusi PRC bila Hb<7 g/dL atau Hb≥7 g/dL dengan gejala talasemia
3
Anak perempuan usia 10 tahun datang dengan orang tua ke puskesmas
karena sering merasa lelah sejak 1 bulan ini. Riwayat anak selama ini
tidak suka minum susu, sayur dan daging. Keadaan umum tampak lesu
dengan wajah pucat dan tanda vital dalam batas normal. Pada
pemeriksaan fisik terdapat konjungtiva anemis dan telapak tangan
tampak pucat. Pemeriksaan lab Hb 8,6, leukosit 7.000, Hct 25%, trombo
276.000, MCV 75, MCH 25, MCHC 31, retikulosit 1,1. Pemeriksaan
penunjang apakah yang diperlukan pada kasus di atas?
a. SI/TIBC
b. RDW
c. Hapusan darah tepi
d. Hb elektroforesis
e. Tes Coomb’s
Anemia Defisiensi Fe
Anak perempuan usia 10 tahun datang dengan orang tua ke puskesmas
karena sering merasa lelah sejak 1 bulan ini. Riwayat anak selama ini
tidak suka minum susu, sayur dan daging. Keadaan umum tampak lesu
dengan wajah pucat dan tanda vital dalam batas normal. Pada
pemeriksaan fisik terdapat konjungtiva anemis dan telapak tangan
tampak pucat. Pemeriksaan lab Hb 8,6, leukosit 7.000, Hct 25%, trombo
276.000, MCV 75, MCH 25, MCHC 31, retikulosit 1,1. Pemeriksaan
penunjang apakah yang diperlukan pada kasus di atas?
a. SI/TIBC
b. RDW
c. Hapusan darah tepi
d. Hb elektroforesis
e. Tes Coomb’s
Etiologi :
• Asupan Fe yang rendah, riwayat infeksi cacing
Gejala :
• Pucat, 5 L (lemah, letih, lesu, lelah, dan lalai), pica
Pemeriksaan Fisik :
• Anemis, koilonikia (spoon nails), atrofi papil lidah (glositis), stomatitis
angularis, takikardi, gagal jantung
Lab :
• DL (Hb↓, MCV↓, MCH ↓, MCHC ↓), RDW meningkat
• Hapusan darah tepi (hipokrom, mikrositer, anisotosis, poikilositosis,
pencil/ cigar cell)
• GOLD STANDARD : Serum Iron ↓, Serum Ferritin ↓, Saturasi
Transferin↓, TIBC ↑
4
Anak perempuan usia 5 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan keluhan
pucat sejak 1 bulan terakhir. Pasien juga dikeluhkan kulit dan tungkai
sering memar. Pemeriksaan fisik tanda vital dalam batas normal,
konjungtiva anemis, echimosis pada tungkai atas dan bawah, hepar
dan lien tidak teraba besar. Dari pemeriksaan laboratorium Hb 7 g/dl,
Hct 29%, leukosit 2000/uL, trombosit 40.000/uL, MCV 92 fL, MCH 38
fL, MCHC 40 fL. Diagnosis yang mungkin?
a. Anemia aplastik
b. Anemia hemolitk
c. Anemia defsiensi besi
d. Anemia penyakit kronik
e. Anemia pernisiosa
Anak perempuan usia 5 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan keluhan
pucat sejak 1 bulan terakhir. Pasien juga dikeluhkan kulit dan tungkai
sering memar. Pemeriksaan fisik tanda vital dalam batas normal,
konjungtiva anemis, echimosis pada tungkai atas dan bawah, hepar
dan lien tidak teraba besar. Dari pemeriksaan laboratorium Hb 7 g/dl,
Hct 29%, leukosit 2000/uL, trombosit 40.000/uL, MCV 92 fL, MCH 38
fL, MCHC 40 fL. Diagnosis yang mungkin?
a. Anemia aplastik
b. Anemia hemolitk
c. Anemia defsiensi besi
d. Anemia penyakit kronik
e. Anemia pernisiosa
Anemia Aplastik
Anemia
Trombositopenia PANSITOPENIA (KHAS!!)
Leukopeni
5
Seorang anak laki-laki usia 3 tahun diantar oleh ayahnya dengan
keluhan pucat/ lemas sejak 5 bulan yang lalu. Pasien juga
mengeluhkan lemas dan tidak nafsu makan. Pemeriksaan fisik
didapatkan hepar teraba satu jari di bawah costae dan lien
schuffner 3. Hasil lab didapatkan Hb 9, Hct 26, Leu 4.200 Trombo
368.000, MCV 65%, MCH 28%, MCHC 22%. Apakah pemeriksaan
yang tepat dilakukan terhadap pasien?
A. Apusan darah tepi
B. Bone marrow puncture
C. Elektroforesis Hb
D. Sediaan besi
E. Pungsi sumsum tulang belakang
Talasemia
Seorang anak laki-laki usia 3 tahun diantar oleh ayahnya dengan
keluhan pucat/ lemas sejak 5 bulan yang lalu. Pasien juga
mengeluhkan lemas dan tidak nafsu makan. Pemeriksaan fisik
didapatkan hepar teraba satu jari di bawah costae dan lien
schuffner 3. Hasil lab didapatkan Hb 9, Hct 26, Leu 4.200 Trombo
368.000, MCV 65%, MCH 28%, MCHC 22%. Apakah pemeriksaan
yang tepat dilakukan terhadap pasien?
A. Apusan darah tepi
B. Bone marrow puncture
C. Elektroforesis Hb
D. Sediaan besi
E. Pungsi sumsum tulang belakang
Etiologi : Talasemia
• Kelainan genetik pada pembentukan rantai globin
Anamnesa :
Pemeriksaan Fisik :
Lab :
Terapi :
• Transfusi PRC bila Hb<7 g/dL atau Hb≥7 g/dL dengan gejala talasemia
6
Anak laki-laki umur 15 thn datang dengan keluhan pucat, badan
kurus, tubuh pendek tidak sesuai dengan usianya. Pemeriksaan
fisik didapatkan facies colley, anemis dan splenomegali.
Laboratorium: Hb 7, Leukosit 4.300, Trombosit 320.000, MCV 75,
MCH25, MCHC 26, SI normal, TIBC normal. Dari hasil Hb
elektroforesa didapatkan HbF 60%. Diagnosis?
a. Thalasemia
b. Anemia megaloblastik
c. Anemia defisiensi Fe
d. Anemia aplastik
e. Anemia Fanconi
Anak laki-laki umur 15 thn datang dengan keluhan pucat, badan
kurus, tubuh pendek tidak sesuai dengan usianya. Pemeriksaan
fisik didapatkan facies colley, anemis dan splenomegali.
Laboratorium: Hb 7, Leukosit 4.300, Trombosit 320.000, MCV 75,
MCH25, MCHC 26, SI normal, TIBC normal. Dari hasil Hb
elektroforesa didapatkan HbF 60%. Diagnosis?
a. Thalasemia
b. Anemia megaloblastik
c. Anemia defisiensi Fe
d. Anemia aplastik
e. Anemia Fanconi
Hb Elektroforesa
INDIVIDU NORMAL
• HbA (α2β2) : 95%-98%
• HbA2 (α2ϑ2) : 1,5%-3,5%
• HbF (α2ɣ2) : < 2%
TALASEMIA BETA
• HbA turun
Talasemia Talasemia
• HbA2 dan/atau HbF MINOR MAYOR
meningkat
7
An. Laki-laki 1.5 th diantar ibunya ke poliklinik RS dengan keluhan
pucat dan malas bermain sejak 1 bulan yang lalu. Pemeriksaan fisik
didapatkan konjungtiva anemis, hepatosplenomegali dan sklera
ikterik. Hasil DL: Hb 9, Leukosit 4.500, Trombosit 254.000. Apusan
darah tepi di dapatkan sel target dan sel pencil. Apa kemungkinan
klasifikasi anemia pada kasus pasien ini?
a. Anemia normokrom normositik
b. Anemia hipokrom normositik
c. Anemia hiperkrom makrositik
d. Anemia normokrom mikrositik
e. Anemia hipokrom mikrositik
Talasemia
An. Laki-laki 1.5 th diantar ibunya ke poliklinik RS dengan keluhan
pucat dan malas bermain sejak 1 bulan yang lalu. Pemeriksaan fisik
didapatkan konjungtiva anemis, hepatosplenomegali dan sklera
ikterik. Hasil DL: Hb 9, Leukosit 4.500, Trombosit 254.000. Apusan
darah tepi di dapatkan sel target dan sel pencil. Apa kemungkinan
klasifikasi anemia pada kasus pasien ini?
a. Anemia normokrom normositik
b. Anemia hipokrom normositik
c. Anemia hiperkrom makrositik
d. Anemia normokrom mikrositik
e. Anemia hipokrom mikrositik
Etiologi : Talasemia
• Kelainan genetik pada pembentukan rantai globin
Anamnesa :
Pemeriksaan Fisik :
Lab :
Terapi :
• Transfusi PRC bila Hb<7 g/dL atau Hb≥7 g/dL dengan gejala talasemia
8
Seorang bayi laki laki usia 0 hari, dilahirkan beberapa jam yang lalu
secara pervaginan, usia kehamilan cukup bulan, dengan AS 7-9. Namun
pada pemeriksaan fisik ditemukan ikterus kramer III. Dari pemeriksaan
lebih lanjut ternyata didapatkan golongan darah bayi A+ dan ibu B+.
Apakah pemeriksaan penunjang untuk membantu menegakkan
diagnosis?
a. Pemeriksaan hemaglobinuria
b. Pemeriksaan fungsi hati
c. Pemeriksaan fungsi ginjal
d. Direct coomb test
e. Apusan darah tepi
Inkompatibilitas ABO
Seorang bayi laki laki usia 0 hari, dilahirkan beberapa jam yang lalu
secara pervaginan, usia kehamilan cukup bulan, dengan AS 7-9. Namun
pada pemeriksaan fisik ditemukan ikterus kramer III. Dari pemeriksaan
lebih lanjut ternyata didapatkan golongan darah bayi A+ dan ibu B+.
Apakah pemeriksaan penunjang untuk membantu menegakkan
diagnosis?
a. Pemeriksaan hemaglobinuria
b. Pemeriksaan fungsi hati
c. Pemeriksaan fungsi ginjal
d. Direct coomb test
e. Apusan darah tepi
Inkompatibilitas ABO
IBU Antigen Antibodi JANIN / AYAH Antigen Antibodi
O - Anti A, Anti B A A Anti B
B B Anti A
AB A, B -
O - Anti A, Anti B
A A Anti B A A Anti B
B B Anti A
AB A, B -
O - Anti A, Anti B
B B Anti A A A Anti B
B B Anti A
AB A, B -
O - Anti A, Anti B
AB A, B - A A Anti B
B B Anti A
AB A, B -
O - Anti A, Anti B
9
Bayi baru lahir dirujuk oleh bidan ke RS karena tampak pucat dan
ikterik. Riwayat persalinan normal pervaginam, usia kehamilan cukup
bulan, BBL 2.900 gram, AS 8-9. Pemeriksaan tanda vital dalam batas
normal, didapatkan anmeis dan ikterus kramer IV. Pemeriksaan lab :
Hb 6 g/dL, Hct 28%, Eritrosit 2.400.000, Leukosit 9.200, Trombosit
160.000. Ibu pasien memiliki golongan darah O rhesus positif dan bayi
AB rhesus negatif. Apakah diagnosa pasien ini?
a. Anemia hemolitik
b. Asfiksia neonatorum
c. Sepsis neonatorum
d. Inkompatibilitas Rhesus
e. Inkompatibilitas ABO
Bayi baru lahir dirujuk oleh bidan ke RS karena tampak pucat dan
ikterik. Riwayat persalinan normal pervaginam, usia kehamilan cukup
bulan, BBL 2.900 gram, AS 8-9. Pemeriksaan tanda vital dalam batas
normal, didapatkan anmeis dan ikterus kramer IV. Pemeriksaan lab :
Hb 6 g/dL, Hct 28%, Eritrosit 2.400.000, Leukosit 9.200, Trombosit
160.000. Ibu pasien memiliki golongan darah O rhesus positif dan bayi
AB rhesus negatif. Apakah diagnosa pasien ini?
a. Anemia hemolitik
b. Asfiksia neonatorum
c. Sepsis neonatorum
d. Inkompatibilitas Rhesus
e. Inkompatibilitas ABO
Inkompatibilitas ABO
IBU Antigen Antibodi JANIN / AYAH Antigen Antibodi
O - Anti A, Anti B A A Anti B
B B Anti A
AB A, B -
O - Anti A, Anti B
A A Anti B A A Anti B
B B Anti A
AB A, B -
O - Anti A, Anti B
B B Anti A A A Anti B
B B Anti A
AB A, B -
O - Anti A, Anti B
AB A, B - A A Anti B
B B Anti A
AB A, B -
O - Anti A, Anti B
10
Seorang anak perempuan berusia 6 tahun datang bersama ibunya ke
puskesmas dengan keluhan tampak pucat sejak 2 bulan yang lalu.
Keluhan disertai dengan mudah sakit, sering demam, tubuh mudah
lebam dan sering mimisan. Pada pemeriksan fisik ditemukan tampak
pucat dan hepatomegali. Pemeriksaan laboratorium Hb 9, leukosit
67.000, trombosit 130.000, sel blast 26% dan ditemukan gambaran
Auer rod. Diagnosis?
a. Leukimia limfositik kronik
b. Leukimia limfositik akut
c. Leukimia myeloblastik akut
d. Leukimia myeloblastik kronik
e. Anemia aplastik
AML
Seorang anak perempuan berusia 6 tahun datang bersama ibunya ke
puskesmas dengan keluhan tampak pucat sejak 2 bulan yang lalu.
Keluhan disertai dengan mudah sakit, sering demam, tubuh mudah
lebam dan sering mimisan. Pada pemeriksan fisik ditemukan tampak
pucat dan hepatomegali. Pemeriksaan laboratorium Hb 9, leukosit
67.000, trombosit 130.000, sel blast 26% dan ditemukan gambaran
Auer rod. Diagnosis?
a. Leukimia limfositik kronik
b. Leukimia limfositik akut
c. Leukimia myeloblastik akut
d. Leukimia myeloblastik kronik
e. Anemia aplastik
Leukemia
• Gejala dan Tanda : pucat, lemas, perdarahan, demam, BB turun, nyeri
sendi, hepato-slenomegali, pembesaran KGB
• Pemeriksaan penunjang :
– DL : Leukositosis, bisa disertai anemia atau trombositopenia
– Hapusan darah tepi
– Analisa sumsum tulang (gold standard)
• O2 2-4 lpm
DHF gr III dan IV
• Kristaloid (iv) 20 ml/kgBB 30 menit
• Salmonella typhi
Penunjang :
• Salmonella typhi
Penunjang :
Gejala :
• Demam
• Pembengkakan kelenjar parotis dapat terjadi
unilateral atau bilateral, teraba lunak dan nyeri
tekan
• Komplikasi : orchitis, pancreatitis, encephalitis,
meningitis, hilangnya pendengaran, inflamasi
ovarium
Terapi :
• Simptomatis dan suportif (antipiretik/analgetik
dan vitamin)
26
Seorang anak laki-laki 12 tahun dibawa ibunya ke puskesmas dengan
keluhan muncul benjolan di pipi kiri sejak 1 minggu yang lalu, semakin
lama semakin membesar, nyeri dan disertai demam hilang timbul. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan nadi 102 x/menit, napas 22 x/menit, suhu
38,6oC. Berat badan pasien 40 kg. Didapatkan massa pada preaurikuler
sampai mandibula dekstra, kenyal, batas tidak tegas dan nyeri tekan.
Pasien mengaku disekolahnya banyak teman- temannya yang mengalami
keluhan serupa. Terapi yang tepat untuk kasus tersebut?
a. Paracetamol 3 x 500 mg
b. Amoxicilin 3 x 500 mg
c. Asiklovir 4 x 500 mg
d. Asam Mefenamat 3x500 mg
e. Dexametason 3 x 0.5 mg
Dx. Parotitis
Seorang anak laki-laki 12 tahun dibawa ibunya ke puskesmas dengan
keluhan muncul benjolan di pipi kiri sejak 1 minggu yang lalu, semakin
lama semakin membesar, nyeri dan disertai demam hilang timbul. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan nadi 102 x/menit, napas 22 x/menit, suhu
38,6oC. Berat badan pasien 40 kg. Didapatkan massa pada preaurikuler
sampai mandibula dekstra, kenyal, batas tidak tegas dan nyeri tekan.
Pasien mengaku disekolahnya banyak teman- temannya yang mengalami
keluhan serupa. Terapi yang tepat untuk kasus tersebut?
a. Paracetamol 3 x 500 mg
b. Amoxicilin 3 x 500 mg
c. Asiklovir 4 x 500 mg
d. Asam Mefenamat 3x500 mg
e. Dexametason 3 x 0.5 mg
Mumps/Parotitis
Etiologi :
• Infeksi akut pada kelenjar parotis yang
disebabkan oleh famili virus Paramyxovirus
Gejala :
• Demam
• Pembengkakan kelenjar parotis dapat terjadi
unilateral atau bilateral, teraba lunak dan nyeri
tekan
• Komplikasi : orchitis, pancreatitis, encephalitis,
meningitis, hilangnya pendengaran, inflamasi
ovarium
Terapi :
• Simptomatis dan suportif (antipiretik/analgetik
dan vitamin)
Terapi Parotitis Epidemika (Mumps)
• Suportif (cairan dan nutrisi cukup)
• Paracetamol (untuk mengurangi nyeri dan bengkak)
• Tidak ada antivirus untuk mumps
• Terapi imunoglobulin masih diperdebatkan
Gejala :
• Demam
• Pembengkakan kelenjar parotis dapat terjadi
unilateral atau bilateral, teraba lunak dan nyeri
tekan
• Komplikasi : orchitis, pancreatitis, encephalitis,
meningitis, hilangnya pendengaran, inflamasi
ovarium
Terapi :
• Simptomatis dan suportif (antipiretik/analgetik
dan vitamin)
28
Anak laki laki usia 9 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan
benjolan dibawah rahang bawah kanan dan nyeri sejak 2 hari ini.
Benjolan terasa nyeri saat diraba dan nyeri saat mengunyah makanan.
Keluhan juga disertai demam tinggi sejak 3 hari ini. Teman sekolah
pasien juga ada yang memiliki gejala seperti ini. Nadi 100x/m, RR
26x/m, suhu 38OC. Pada pemeriksaan teraba massa 4 cm, nyeri tekan
(+), fluktuasi (-), angulus mandibula dextra tidak teraba. Apakah
komplikasi yang paling sering ditimbulkan?
a. Sistitis
b. Ensefalitis
c. Orchitis
d. Pankreatitis
e. Meningitis
Dx. Parotitis
Anak laki laki usia 9 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan
benjolan dibawah rahang bawah kanan dan nyeri sejak 2 hari ini.
Benjolan terasa nyeri saat diraba dan nyeri saat mengunyah makanan.
Keluhan juga disertai demam tinggi sejak 3 hari ini. Teman sekolah
pasien juga ada yang memiliki gejala seperti ini. Nadi 100x/m, RR
26x/m, suhu 38OC. Pada pemeriksaan teraba massa 4 cm, nyeri tekan
(+), fluktuasi (-), angulus mandibula dextra tidak teraba. Apakah
komplikasi yang paling sering ditimbulkan?
a. Sistitis
b. Ensefalitis
c. Orchitis
d. Pankreatitis
e. Meningitis
Mumps/Parotitis
Etiologi :
• Infeksi akut pada kelenjar parotis yang
disebabkan oleh famili virus Paramyxovirus
Gejala :
• Demam
• Pembengkakan kelenjar parotis dapat terjadi
unilateral atau bilateral, teraba lunak dan nyeri
tekan
• Komplikasi : orchitis, pancreatitis, encephalitis,
meningitis, hilangnya pendengaran, inflamasi
ovarium
Terapi :
• Simptomatis dan suportif (antipiretik/analgetik
dan vitamin)
29
Anak laki-laki 10 tahun dibawa ibunya ke puskesmas dengan
keluhan sering lemas, pucat, dan mudah lelah. Pasien punya
kebiasaan main di luar rumah tanpa alas kaki. Pemeriksaan fisik
didapatkan anemis dan tampak ground itch pada kaki. Apakah
etiologi yang tepat?
a. Ascaris lumbricoides
b. Ancylostoma duodenale
c. Trichuris trichuria
d. Schistosoma hematobium
e. Enterobius vermicularis
Anak laki-laki 10 tahun dibawa ibunya ke puskesmas dengan
keluhan sering lemas, pucat, dan mudah lelah. Pasien punya
kebiasaan main di luar rumah tanpa alas kaki. Pemeriksaan fisik
didapatkan anemis dan tampak ground itch pada kaki. Apakah
etiologi yang tepat?
a. Ascaris lumbricoides
b. Ancylostoma duodenale
c. Trichuris trichuria
d. Schistosoma hematobium
e. Enterobius vermicularis
Hookworm
- Ancylostoma
duodenale
Spesies
- Necator
americanus
Anemia,
mual/muntah,
Gejala gangguan
Klinis pertumbuhan,
ground itch
Bentuk Filariform larva
Infektif
Telur dinding tipis
transparan berisi
Diagnosis ovum/morula
pada bersegmen,
Feses rhabditiform atau
filariform larva
30
Laki-laki usia 35 tahun datang dengan keluhan demam sejak 1 minggu
yang lalu. Demam dirasakan pada malam hari disertai nyeri kepala,
lemah, lesu, mual, nafsu makan menurun dan diare. Penderita tinggal
di dekat Danau Lindu Sulawesi Tengah dan bekerja sebagai nelayan
penangkap ikan. Hasil pemeriksaan feses penderita ditemukan
gambaran sebagai berikut. Apakah etiologi penyakit pasien?
a. Ascariasis lubricoides
b. Tricuris trichuria
c. Ancylostom duodenale
d. Schisctostoma japonicum
e. Schistostoma mansoni
Laki-laki usia 35 tahun datang dengan keluhan demam sejak 1 minggu
yang lalu. Demam dirasakan pada malam hari disertai nyeri kepala,
lemah, lesu, mual, nafsu makan menurun dan diare. Penderita tinggal
di dekat Danau Lindu Sulawesi Tengah dan bekerja sebagai nelayan
penangkap ikan. Hasil pemeriksaan feses penderita ditemukan
gambaran sebagai berikut. Apakah etiologi penyakit pasien?
a. Ascariasis lubricoides
b. Tricuris trichuria
c. Ancylostom duodenale
d. Schisctostoma japonicum
e. Schistostoma mansoni
Schistosoma Schistosoma Schistosoma
japonicum mansoni hematobium
Riwayat kontak dengan siput (berenang di sungai, danau Toba, danau Lindu)
A B C
Diagnosis Hookworm
A B
A & B: Telur Hookworm E
Telur dinding tipis berisi morula bersegmen
C D F
C & D: Rhabditiform larva Hookworm
E & F: Filariform larva Hookworm
33
Anak laki-laki usia 13 tahun datang dengan keluhan nyeri perut,
BAB cair, dan gatal disekitat anus. Sebelumnya pasien mengeluh
adanya peninggian kulit berwarna kemerahan di derah kaki yang
kemudian hilang sendiri dalam 2 hari. Pemeriksaan feses
ditemukan larva langsing panjang tidak berselubung, ujung
posterior bercabang berbentuk huruf W. Spesies apakah yang
meyebabkan keluhan pasien tersebut?
A. Ascaris lumbricoides
B. Ancylostoma duodenale
C. Strongyloides stercoralis
D. Ancylostoma braziliensis
E. Necator americanus
Anak laki-laki usia 13 tahun datang dengan keluhan nyeri perut,
BAB cair, dan gatal disekitat anus. Sebelumnya pasien mengeluh
adanya peninggian kulit berwarna kemerahan di derah kaki yang
kemudian hilang sendiri dalam 2 hari. Pemeriksaan feses
ditemukan larva langsing panjang tidak berselubung, ujung
posterior bercabang berbentuk huruf W. Spesies apakah yang
meyebabkan keluhan pasien tersebut?
A. Ascaris lumbricoides
B. Ancylostoma duodenale
C. Strongyloides stercoralis
D. Ancylostoma braziliensis
E. Necator americanus
Strongyloides Stercoralis
Strongyloides Stercoralis
Cacing dewasa Larva rhabditiform
Cacing jantan: - Panjang ± 225 µm
- Panjang ± 0,75 mm - Mulut terbuka, pendek dan lebar
- Esofagus 1/4 panjang badan, rhabditoid - Esofagus 1/4 panjang badan, bentuk
- Ekor melengkung ke rhabditoid
ventral mempunyai 2 spikulum - Ekor berujung lancip
Cacing betina : - Genital premordial besar
- Panjang ± 1 mm Larva filariform
- Esofagus 1/4 panjang badan, rhabditoid - Panjang < 700 µm
- Uterus berisi telur - Bentuk lansing, tidak berselubung
- Ekor berujung lancip - Mulut tertutup
Telur : Mirip telur cacing tambang, - Esofagus 1/2 panjang badan, filariform
jarang ditemukan oleh karena telurnya
- Ekor ujungnya bercabang dua
langsung pecah mengeluarkan larva
(menyerupai huruf W)
rhabditiform
Strongyloides Stercoralis
Gejala klinis
1. Larva : Bila larva filariform dalam jumlah besar menembus kulit,
timbul rasa gatal,merah dan bengkak yg disebut creeping eruption
(Cutaneous larva migrans)
2. Cacing dewasa :
- Infeksi ringan : biasanya tanpa gejala
- Infeksi berat : rasa sakit di daerah epigastrium, mual, muntah, diare,
konstipasi
Terapi
- Thiabendazol
- Albendazol
- Mebendazol
34
Anak perempuan umur 6 tahun dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan
batuk darah disertai sesak nafas. Ibu pasien juga mengeluhkan pernah
keluar bentukan seperti cacing saat pasien batuk. Stadium parasit
apakah yang dapat menjadi penyebab kondisi pasien tersebut ?
a. Sistiserkosis
b. Mikrofilaria
c. Larva
d. Serkaria
e. Cacing dewasa
Dx. Sindroma Loeffler
Anak perempuan umur 6 tahun dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan
batuk darah disertai sesak nafas. Ibu pasien juga mengeluhkan pernah
keluar bentukan seperti cacing saat pasien batuk. Stadium parasit
apakah yang dapat menjadi penyebab kondisi pasien tersebut ?
a. Sistiserkosis
b. Mikrofilaria
c. Larva
d. Serkaria
e. Cacing dewasa
Ascariasis
Spesies Ascaris
lumbricoides
• Mual, muntah,
kembung, nafsu
makan menurun,
Gejala Klinis BAB keluar cacing
• Gejala Loeflr
Syndrome (batuk
dan sesak)
Bentuk
Telur
Infektif
Telur dinding tebal
3 lapis, lapisan luar
Diagnostik bergelombang
pada Feses (albuminoid), telur
decorticated,
cacing ukuran cm
35
Seorang anak usia 7 tahun dibawa periksa ke dokter dengan keluhan
perut sering kembung, mual kadang muntah. Ibu juga mengeluhkan
pernah keluar cacing ukuran kurang lebih 10 cm saat pasien BAB.
Pemeriksaan fisik tanda vital normal, status nutrisi gizi kurang. Dari
pemeriksaan feses didapatkan gambaran telur dinding tebal dengan
bagian luar albuminoid. Bagaimana metode penyebaran parasit
tersebut?
a. Menelan larva infeksius
b. Menelan telur cacing
c. Telur cacing menembus kulit
d. Larva rabditiform menembus kulit
e. Larva filariiform menembus kulit
Dx. Ascariasis
Seorang anak usia 7 tahun dibawa periksa ke dokter dengan keluhan
perut sering kembung, mual kadang muntah. Ibu juga mengeluhkan
pernah keluar cacing ukuran kurang lebih 10 cm saat pasien BAB.
Pemeriksaan fisik tanda vital normal, status nutrisi gizi kurang. Dari
pemeriksaan feses didapatkan gambaran telur dinding tebal dengan
bagian luar albuminoid. Bagaimana metode penyebaran parasit
tersebut?
a. Menelan larva infeksius
b. Menelan telur cacing
c. Telur cacing menembus kulit
d. Larva rabditiform menembus kulit
e. Larva filariiform menembus kulit
Ascariasis
Spesies Ascaris
lumbricoides
• Mual, muntah,
kembung, nafsu
makan menurun,
Gejala Klinis BAB keluar cacing
• Gejala Loeflr
Syndrome (batuk
dan sesak)
Bentuk
Telur
Infektif
Telur dinding tebal
3 lapis, lapisan luar
Diagnostik bergelombang
pada Feses (albuminoid), telur
decorticated,
cacing ukuran cm
36
Seorang anak perempuan usia 7 tahun, diantar ibunya ke puskesmas
karena sakit perut sejak 3 hari yang lalu. Pasien juga mengeluh mual
namun tidak muntah, kehilangan nafsu makan, lemah dan terkadang ada
diare. Akhir-akhir ini, pasien merasa berat badannya turun. Keluarga
pasien sering menyantap daging babi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
TTV dalam batas normal, konjungtiva anemis (-), sclera ikterik (-). Pada
pemeriksaan mikroskopik feses didapatkan gambaran proglotid. Terapi
yang diberikan pada pasien ini?
a. Albendazole
b. Prazikuantel
c. Pirantel Pamoat
d. Mebendazole
e. Omeprazole
Taenia solium
Seorang anak perempuan usia 7 tahun, diantar ibunya ke puskesmas
karena sakit perut sejak 3 hari yang lalu. Pasien juga mengeluh mual
namun tidak muntah, kehilangan nafsu makan, lemah dan terkadang ada
diare. Akhir-akhir ini, pasien merasa berat badannya turun. Keluarga
pasien sering menyantap daging babi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
TTV dalam batas normal, konjungtiva anemis (-), sclera ikterik (-). Pada
pemeriksaan mikroskopik feses didapatkan gambaran proglotid. Terapi
yang diberikan pada pasien ini?
a. Albendazole
b. Prazikuantel
c. Pirantel Pamoat
d. Mebendazole
e. Omeprazole
Taeniasis
Taenia saginata Taenia solium
Riwayat makan daging Riwayat makan daging babi yang terinfeksi larva
sapi yang terinfeksi larva
Gejala di saluran cerna: Gejala di saluran cerna: Gejala larva ektopik
nyeri perut, mual, nyeri perut, mual, (cysticercosis): kejang,
kembung, nafsu makan kembung, nafsu makan penurunan kesadaran, defisit
turun, BB turun, diare turun, BB turun, diare neurologis
Pemeriksaan feses: Pemeriksaan biopsi organ
Proglotid dengan uterus bersegmen panjang atau atau lumbal pungsi
telur bulat dengan striae radier
▪ Pemeriksaan penunjang :
✓ Urinalisis : lekosit urin (>5/lpb), leukosit esterase (+), nitrit (+), bacteria (+)
✓ Gold standart : kultur urin
46
Anak laki-laki usia 5 tahun diantar ibunya ke Puskesmas dengan keluhan
kencing berbau sejak 2 hari yang lalu disertai rewel dan menangis saat
kencing. Pasien juga dikeluhkan demam sejak 3 hari. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan nadi 90x/m, RR 26x/m, Tax 38,7OC dan nyeri ketok
costovertebrae. Pada pemeriksaan lab : Hb 11,6 g/dl, Hct 37%, Leukosit
22.000, Trombosit 356.000. Pada pemeriksaan urine rutin didapatkan
kencing berwarna kuning keruh dan leukosit 60/lpb. Apakah pengobatan
yang tepat?
a. Ciprofloksasin PO
b. Cefiksim PO
c. Ceftriaxon IV
d. Ampicillin IV
e. Gentamycin IV
ISK Atas (Pyelonefritis)
Anak laki-laki usia 5 tahun diantar ibunya ke Puskesmas dengan keluhan
kencing berbau sejak 2 hari yang lalu disertai rewel dan menangis saat
kencing. Pasien juga dikeluhkan demam sejak 3 hari. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan nadi 90x/m, RR 26x/m, Tax 38,7OC dan nyeri ketok
costovertebrae. Pada pemeriksaan lab : Hb 11,6 g/dl, Hct 37%, Leukosit
22.000, Trombosit 356.000. Pada pemeriksaan urine rutin didapatkan
kencing berwarna kuning keruh dan leukosit 60/lpb. Apakah pengobatan
yang tepat?
a. Ciprofloksasin PO
b. Cefiksim PO
c. Ceftriaxon IV
d. Ampicillin IV
e. Gentamycin IV
Algoritma Tatalaksana ISK
Ampisilin +
Gentamisin
Ceftriaxone Cotrimoxazole
Ampisilin +
Gentamisin
Ceftriaxone Cotrimoxazole
Ampisilin +
Gentamisin
Ceftriaxone Cotrimoxazole
• Berikan Zinc
• Lanjutkan ASI/makanan
BAWA KEMBALI BILA :
✓ Diare bertambah parah, anak tidak bisa minum atau menyusu, atau
malas minum, atau timbul demam, atau ada darah di dalam tinja, ATAU
✓ Tidak ada tanda-tanda tersebut tapi tidak ada perbaikan dalam 5 hari
52
Anak perempuan umur 1 tahun dibawa ke IGD karena diare
>10x/hari sejak 3 hari ini. Keluhan juga disertai muntah setiap
kali makan atau minum. Pemeriksaan fisik anak tampak lemas
dan malas minum. Hasil pemeriksaan lain yang mungkin
ditemukan pada pasien ini adalah..
a. Ubun-ubun cekung, air mata (+)
b. Turgor kulit buruk, air mata (+)
c. Turgor kulit buruk, ubun-ubun datar
d. Mukosa mulut dan lidah kering, air mata (-)
e. Mukosa mulut dan lidah, air mata (-)
Dehidrasi Berat
Anak perempuan umur 1 tahun dibawa ke IGD karena diare
>10x/hari sejak 3 hari ini. Keluhan juga disertai muntah setiap
kali makan atau minum. Pemeriksaan fisik anak tampak lemas
dan malas minum. Hasil pemeriksaan lain yang mungkin
ditemukan pada pasien ini adalah..
a. Ubun-ubun cekung, air mata (+)
b. Turgor kulit buruk, air mata (+)
c. Turgor kulit buruk, ubun-ubun datar
d. Mukosa mulut dan lidah kering, air mata (-)
e. Mukosa mulut dan lidah basah, air mata (-)
Penilaian Derajat Dehidrasi
Tanpa dehidrasi D. Ringan Sedang Dehidrasi Berat
53
Seorang anak usia 1 tahun datang diantar orangtuanya dengan keluhan
diare sejak 2 hari yang lalu. Frekuensi diare 5-7x/hari, cair dan tidak
ada lendir dan darah. Pemeriksaan fisik tanda vital normal, KU baik,
tenang. BB 8 kg. Turgor baik, CRT < 2 detik, bibir mukosa basah. Terapi
yang tepat diberikan pada pasien ini?
a. Rehidrasi 60 ml dalam 2 jam
b. Rehidrasi 60 ml dalam 4 jam
c. Pemberian oralit 50 ml setiap diare
d. Infus cairan 600 ml dalam 6 jam
e. Infus cairan 250 ml dalam 1 jam
Dx. Diare Akut Tanpa Dehidrasi
Seorang anak usia 1 tahun datang diantar orangtuanya dengan keluhan
diare sejak 2 hari yang lalu. Frekuensi diare 5-7x/hari, cair dan tidak
ada lendir dan darah. Pemeriksaan fisik tanda vital normal, KU baik,
tenang. BB 8 kg. Turgor baik, CRT < 2 detik, bibir mukosa basah. Terapi
yang tepat diberikan pada pasien ini?
a. Rehidrasi 60 ml dalam 2 jam
b. Rehidrasi 60 ml dalam 4 jam
c. Pemberian oralit 50 ml setiap diare
d. Infus cairan 600 ml dalam 6 jam
e. Infus cairan 250 ml dalam 1 jam
Rencana Terapi A/Tanpa Dehidrasi
• Cairan oralit diberikan :
• Berikan Zinc
• Lanjutkan ASI/makanan
BAWA KEMBALI BILA :
✓ Diare bertambah parah, anak tidak bisa minum atau menyusu, atau malas
minum, atau timbul demam, atau ada darah di dalam tinja, ATAU
✓ Tidak ada tanda-tanda tersebut tapi tidak ada perbaikan dalam 5 hari
54
Anak perempuan usia 9 bulan datang dibawa ibunya dengan keluhan
BAB cair sejak 1 hari yang lalu. BAB cair >10 kali, lendir dan darah
disangkal. Anak tampak rewel namun masih mau menyusu. Anak
tampak kehausan, mata cekung, turgor kulit kembali lambat, ubun-
ubun besar tidak menonjol. Apakah terapi yang tepat diberikan kepada
pasien?
a. Cairan 75cc/kgBB selama 3 jam, zinc 20 mg, pantau dehidrasi
b. Cairan 75cc/kgBB selama 3 jam, beri antibiotic
d. Lanjutkan ASI, anak bawa pulang
d. Cairan 30cc/kgBB/jam, zinc 20 mg, pantau dehidrasi
e. Cairan 30cc/kgBB/jam, beri antibiotik
Dehidrasi Ringan Sedang
Anak perempuan usia 9 bulan datang dibawa ibunya dengan keluhan
BAB cair sejak 1 hari yang lalu. BAB cair >10 kali, lendir dan darah
disangkal. Anak tampak *rewel namun masih mau menyusu. Anak
*tampak kehausan, mata cekung, *turgor kulit kembali lambat, ubun-
ubun besar tidak menonjol. Apakah terapi yang tepat diberikan kepada
pasien?
a. Cairan 75cc/kgBB selama 3 jam, zinc 20 mg, pantau dehidrasi
b. Cairan 75cc/kgBB selama 3 jam, beri antibiotic
d. Lanjutkan ASI, anak bawa pulang
d. Cairan 30cc/kgBB/jam, zinc 20 mg, pantau dehidrasi
e. Cairan 30cc/kgBB/jam, beri antibiotik
Rencana Terapi B/ Dehidrasi Ringan-Sedang
Shigella dysenteriae
Leukosit dan eritrosit meningkat
Entamoeba hystolitica
• Kista : bulat berinti 4
• Trophozoit : bentuk iregular dengan psudopoda, dapat bergerak, sitoplasma
bergranular dan mengandung eritrosit, inti sel dengan karyosome di tengah
dan kromatin di perifer
58
Seorang perempuan usia 15 tahun datang ke puskesmas dengan
keluhan diare sejak 5 hari. Diare berlendir dan berdarah. Pemeriksaan
fisik TD 110/80 mmHg, Nadi 88x/m, RR 24x/m, Tax 36,7OC, tidak
didapatkan tanda dehidrasi. Dari pemeriksaan feses ditemukan
tropozoid berinti 1 dengan vakuola yang berisi eritrosit. Apakah
diagnsois penyakit pasien?
a. Amubiasis
b. Giardiasis
c. Shigelosis
d. Tricuriasis
e. Taeniasis
Seorang perempuan usia 15 tahun datang ke puskesmas dengan
keluhan diare sejak 5 hari. Diare berlendir dan berdarah. Pemeriksaan
fisik TD 110/80 mmHg, Nadi 88x/m, RR 24x/m, Tax 36,7OC, tidak
didapatkan tanda dehidrasi. Dari pemeriksaan feses ditemukan
tropozoid berinti 1 dengan vakuola yang berisi eritrosit. Apakah
diagnsois penyakit pasien?
a. Amubiasis
b. Giardiasis
c. Shigelosis
d. Tricuriasis
e. Taeniasis
Disentri (Diare Lendir-Darah)
Etiologi Gejala, Tanda, Diagnosis Terapi
Balantidium coli • Riwayat tinggal di sekitar peternakan sapi Metronidazole
• Napas atau muntah bau tinja
• Pemeriksaan feses : tropozoid dan kista berbentuk
bulat memiliki makro dan mikronukleus
Shigella dysenteriae
Leukosit dan eritrosit meningkat
Entamoeba hystolitica
• Kista : bulat berinti 4
• Trophozoit : bentuk iregular dengan psudopoda, dapat bergerak, sitoplasma
bergranular dan mengandung eritrosit, inti sel dengan karyosome di tengah
dan kromatin di perifer
59
Anak berusia 2 tahun dibawa ibunya ke RS IGD karena diare sejak 3
hari sekitar > 5kali/hari. Diare bercampur lendir dan darah. Keluhan
juga disertai demam, nyeri perut yang melilit dan mual muntah.
Pemeriksaan nadi 98x/m, RR 26x/m, suhu 37,8OC, mukosa bukal kering
dan turgor kembali 3 detik. Dari kultur tinja pada agar McConkey
didapatkan bakteri gram negatif, pertumbuhan bakteri baik, koloni
bundar, halus, cembung, berwarna merah bata, fermentasi laktosa (+),
tes indol (+). Bakteri apakah yang kemungkinan menyebabkan kelainan
pada pasien?
a. Enteropathogenic E. coli
b. Enterotoxigenic E. coli
c. Enteroaggregative E. coli
d. Enterohemorrhagic E. coli
e. Enteroinvasive E. coli
Anak berusia 2 tahun dibawa ibunya ke RS IGD karena diare sejak 3
hari sekitar > 5kali/hari. Diare bercampur lendir dan darah. Keluhan
juga disertai demam, nyeri perut yang melilit dan mual muntah.
Pemeriksaan nadi 98x/m, RR 26x/m, suhu 37,8OC, mukosa bukal kering
dan turgor kembali 3 detik. Dari kultur tinja pada agar McConkey
didapatkan bakteri gram negatif, pertumbuhan bakteri baik, koloni
bundar, halus, cembung, berwarna merah bata, fermentasi laktosa (+),
tes indol (+). Bakteri apakah yang kemungkinan menyebabkan kelainan
pada pasien?
a. Enteropathogenic E. coli
b. Enterotoxigenic E. coli
c. Enteroaggregative E. coli
d. Enterohemorrhagic E coli
e. Enteroinvasive E. coli
Escherichia coli
• Bakteri batang Gram negatif tidak berspora
• Flora normal usus, beberapa serotype patogen
• Sifat biologis : fermentasi laktosa, tes positif
terhadap indol, tumbuh baik pada suhu antara
80 C- 460 C, suhu optimum < 370 C
• Antigen : Antigen O (lipopolisakarida), antigen K
(permukaan/amplop), dan antigen H (flagela)
• Kultur:
- Blood Agar Plate : Koloni sedang, abu – abu, smooth, keeping,
haemolytis atau anhaemolytis
- Mac Conkey : Koloni sedang, merah bata atau merah tua, metallic,
smooth, keeping atau sedikit cembung
- EMB Agar : Koloni sedang, smooth, keeping kehijau – hijauan, metalic
- Endo Agar : Koloni besar, bulat, smooth, mera – merah tua, metalic
Karakteristik Diare E coli
Sero Populasi yang berisiko Tipe Watery Bloody
type
ETEC > 1 thn, traveller Non-inflammatory +++ -
EIEC > 1 thn Inflammatory + ++
EPEC < 2 thn, (>> 6 bln) Non-inflammatory +++ +
EHEC 6 bln-10thn, dewasa (>>) Inflammatory + +++
EAEC < 1 thn, traveller Non-inflammatory +++ +
Shigella dysenteriae
Leukosit dan eritrosit meningkat
Entamoeba hystolitica
• Kista : bulat berinti 4
• Trophozoit : bentuk iregular dengan psudopoda, dapat bergerak, sitoplasma
bergranular dan mengandung eritrosit, inti sel dengan karyosome di tengah
dan kromatin di perifer
61
Anak 3 tahun diantar ibunya dengan keluhan diare sejak 2 minggu,
diare 3-5 kali sehari sebanyak 1-2 sendok, cair, ampas sedikit, lendir
(+), darah (+). T = 37,5 oC, Nadi = 120x/mnt, RR = 25X/mnt.
Pemeriksaan fisik anak tampak sadar, air mata kering, mata cekung,
lidah kering, perut kembung, nyeri epigastric, turgor kulit melambat,
CRT 3 detik. Pemeriksaan feses ditemukan kista inti 4 dan bentukan
ireguler dengan vakuola yang banyak mengandung eritrosit. Terapi
yang paling tepat adalah?
a. Ampicilin 20-40 mg/KgBB/hari
b. Tetracyclin 30-40 mg/KgBB/hari
c. Trimetroprim 2-4 mg/KgBB/Hari
d. Chloramphenicol 100 mg/KgBB/hari
e. Metronidazole 30-50 mg/KgBB/hari
DX. DISENTRI AMOEBA (Amoebiasis)
Anak 3 tahun diantar ibunya dengan keluhan diare sejak 2 minggu,
diare 3-5 kali sehari sebanyak 1-2 sendok, cair, ampas sedikit, lendir
(+), darah (+). T = 37,5 oC, Nadi = 120x/mnt, RR = 25X/mnt.
Pemeriksaan fisik anak tampak sadar, air mata kering, mata cekung,
lidah kering, perut kembung, nyeri epigastric, turgor kulit melambat,
CRT 3 detik. Pemeriksaan feses ditemukan kista inti 4 dan bentukan
ireguler dengan vakuola yang banyak mengandung eritrosit. Terapi
yang paling tepat adalah?
a. Ampicilin 20-40 mg/KgBB/hari
b. Tetracyclin 30-40 mg/KgBB/hari
c. Trimetroprim 2-4 mg/KgBB/Hari
d. Chloramphenicol 100 mg/KgBB/hari
e. Metronidazole 30-50 mg/KgBB/hari
62
Anak usia 7 bulan dibawa ke dokter dengan keluhan BAB terus menerus
dengan kostistensi cair, tidak berlendir, tidak berdarah, berbuih dan
berbau asam. BAB keluar sebanyak 3-4 sendok dengan frekuensi 4x
dalam satu hari ini. Riwayat anak minum susu formula sejak 1 minggu,
sebelumnya hanya minum ASI. Riwayat ibu pasien memiliki asma.
Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum anak baik, tidak
didapatkan tanda dehidrasi, perut kembung, bising usus normal.
Apakah kemungkinan penyebab kasus diatas ?
a. Amubiasis
b. Intoleransi laktosa
c. Alergi susu sapi
d. Gastroenteritis
e. Peritonitis
Anak usia 7 bulan dibawa ke dokter dengan keluhan BAB terus menerus
dengan kostistensi cair, tidak berlendir, tidak berdarah, berbuih dan
berbau asam. BAB keluar sebanyak 3-4 sendok dengan frekuensi 4x
dalam satu hari ini. Riwayat anak minum susu formula sejak 1 minggu,
sebelumnya hanya minum ASI. Riwayat ibu pasien memiliki asma.
Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum anak baik, tidak
didapatkan tanda dehidrasi, perut kembung, bising usus normal.
Apakah kemungkinan penyebab kasus diatas ?
a. Amubiasis
b. Intoleransi laktosa
c. Alergi susu sapi
d. Gastroenteritis
e. Peritonitis
Etiologi :
Diare Non Infeksi
• Diare akibat susu formula
Jenis :
• Intoleransi laktosa
• Alergi Susu Sapi
• BAB cair
• Bau asam
• Pantat merah
• Ampas sedikit
• Tinja berbuih
• BAB nyemprot
• Perut kembung, muntah
Alergi Susu Sapi
Definisi Reaksi yang tidak diinginkan yang diperantarai secara imunologis
terhadap protein susu sapi (Reaksi Hipersensitivitas Tipe I)
Protein digestion
Antigen processing
Some Ag enters blood
IgE-Mediated
IgE-receptor
APC
Mast cell
Non-IgE-
Mediated
Histamine
B cell T cell TNF-
IL-5
Diagnosis dan Tatalaksana Alergi Makanan
Diagnosis :
• Anamnesa, Px Fisik (manifestasi di kulit, GIT, saluran napas)
• Penunjang : skin prict test, IgE spesifik, uji eliminasi dan
provokasi (GOLD STANDAR)
Terapi:
• Penghindaran alergen makanan (pada bayi yang mendapat ASI
eksklusif, ibu diet eliminasi alergen)
• Obat-obatan : antagonis H1, kortikosteroid, nebulisasi b-agonis,
epinefrin dan obat suportif lainnya
Konsensus Diagnosis dan Tatalaksana Alergi Makanan Pada Anak,
UKK Alergi Imunologi, IDAI
64
Anak laki-laki usia 10 tahun dibawa ke Puskesmas karena demam dan
lemas. Demam sudah dirasakan sejak 2 hari yang lalu. Ada riwayat
jajan sembarangan. Dua teman sekelasnya juga mengeluhkan hal yang
sama. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/70 mmHg nadi
90x/menit nafas 20x/menit suhu 37,4oC didapatkan sklera ikterik dan
teraba hepar 2 jari bawah arkus kosta dekstra. Apa diagnosis yang
tepat?
a. Hepatitis A
b. Hepatitis B
c. Hepatitis C
d. Hepatitis D
e. Hepatitis E
Anak laki-laki usia 10 tahun dibawa ke Puskesmas karena demam dan
lemas. Demam sudah dirasakan sejak 2 hari yang lalu. Ada riwayat
jajan sembarangan. Dua teman sekelasnya juga mengeluhkan hal yang
sama. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/70 mmHg nadi
90x/menit nafas 20x/menit suhu 37,4oC didapatkan sklera ikterik dan
teraba hepar 2 jari bawah arkus kosta dekstra. Apa diagnosis yang
tepat?
a. Hepatitis A
b. Hepatitis B
c. Hepatitis C
d. Hepatitis D
e. Hepatitis E
HEPATITIS
Hepatitis A (4A) Hepatitis B (3A)
Progress • Infeksi akut • 90% asimptomatis dan muncul
• Asimptomatik >> hepatitis kronis saat dewasa
• Self limiting • Dapat menjadi sirosis
karsinoma
Sederhana
Kompleks
0,2-0,5
68
Anak perempuan usia 2 tahun dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan
lemas sejak 1 hari ini. Riwayat demam sejak 1 minggu terakhir.
Pemeriksaan fisik keadaan umum lethargi, nadi 130x/m, RR 30x/m,
suhu 38 C, kaku kuduk (+). Hasil periksaan LCS didapatkan warna
keruh, leukosit 4500, neutrofil 90%, limfosit 10%, glukosa 10, protein
150. Diagnosis pada pasien adalah?
A. Ensefalitis
B. Meningitis virus
C. Meningitis TB
D. Meningitis bakterial
E. Meningitis fungal
Anak perempuan usia 2 tahun dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan
lemas sejak 1 hari ini. Riwayat demam sejak 1 minggu terakhir.
Pemeriksaan fisik keadaan umum lethargi, nadi 130x/m, RR 30x/m,
suhu 38 C, kaku kuduk (+). Hasil periksaan LCS didapatkan warna
keruh, leukosit 4500, neutrofil 90%, limfosit 10%, glukosa 10, protein
150. Diagnosis pada pasien adalah?
A. Ensefalitis
B. Meningitis virus
C. Meningitis TB
D. Meningitis bakterial
E. Meningitis fungal
ANALISA CAIRAN LUMBAL PUNGSI
Bakteri TB Virus
Meningitis Encephalitis
Sederhana
• < 15 menit
• Tidak berulang dalam 24 jam
• General Seizure
Kompleks
• > 15 menit*
• Berulang dalam 24 jam*
• Focal Seizure atau Fokal menjadi General*
72
Anak perempuan usia 10 tahun dibawa ibunya ke IGD karena kejang 30
menit sebelum masuk rumah sakit. Kejang 1x sekitar 5 menit, awalnya
kejang pada tangan dan kaki, kemudian kaku seluruh tubuh, dan mulut
tidak bisa membuka. Saat pemeriksaan di IGD pasien masih sulit
membuka mulut. Ketika baru selesai pasang infus pasien tiba-tiba kejang
lagi. BB 20 kg. Penatalaksanaan yang tepat ?
a. Diazepam 5 mg perektal
b. Diazepam 10 mg perektal
c. Diazepam 5 mg iv
d. Diazepam 10 mg iv
e. Diazepam 5 mg peroral
Anak perempuan usia 10 tahun dibawa ibunya ke IGD karena kejang 30
menit sebelum masuk rumah sakit. Kejang 1x sekitar 5 menit, awalnya
kejang pada tangan dan kaki, kemudian kaku seluruh tubuh, dan mulut
tidak bisa membuka. Saat pemeriksaan di IGD pasien masih sulit
membuka mulut. Ketika baru selesai pasang infus pasien tiba-tiba kejang
lagi. BB 20 kg. Penatalaksanaan yang tepat ?
a. Diazepam 5 mg perektal
b. Diazepam 10 mg perektal
c. Diazepam 5 mg iv
d. Diazepam 10 mg iv
e. Diazepam 5 mg peroral
ALGORITM TATALAKSANA KEJANG
BB < 12 kg: 5 mg
BB ≥ 12 kg: 10 mg
0,2-0,5
73
Anak laki-laki usia 5 bulan dibawa ke IGD dengan keluhan kejang. Kejang
seluruh tubuh sekitar 10 menit, kejang hanya 1 kali, setelah kejang pasien
menangis. Sebelum kejang diawali demam dengan suhu mencapai 40°C.
Tidak ada riwayat pernah kejang sebelumnya. Pemeriksaan fisik Nadi
120x/m, RR 30x/m, Suhu 39.8OC, lain-lain dalam batas normal,
pemeriksaan neurologi tidak didapatkan kelainan. Apakah terapi
profilaksis kejang yang diberikan pada pasien?
A. Diazepam oral 0,3 mg/kgBB
B. Diazepam rektal 5 mg/kgBB
C. Diazepam 0,3-0,5 mg/kgBB iv
D. Diazepam rektal 15 mg
E. Diazepam 5-10 mg iv
Anak laki-laki usia 5 bulan dibawa ke IGD dengan keluhan kejang. Kejang
seluruh tubuh sekitar 10 menit, kejang hanya 1 kali, setelah kejang pasien
menangis. Sebelum kejang diawali demam dengan suhu mencapai 40°C.
Tidak ada riwayat pernah kejang sebelumnya. Pemeriksaan fisik Nadi
120x/m, RR 30x/m, Suhu 39.8OC, lain-lain dalam batas normal,
pemeriksaan neurologi tidak didapatkan kelainan. Apakah terapi
profilaksis kejang yang diberikan pada pasien?
A. Diazepam oral 0,3 mg/kgBB
B. Diazepam rektal 5 mg/kgBB
C. Diazepam 0,3-0,5 mg/kgBB iv
D. Diazepam rektal 15 mg
E. Diazepam 5-10 mg iv
Terapi Profilaksis pada Kejang Demam
Profilaksis Indikasi :
Remiten 1. Kejang fokal
2. Kejang lama >15 menit
3. Terdapat kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah kejang,
misalnya palsi serebral, hidrosefalus, hemiparesis
Terapi :
- Asam valproat 3-4 mg/kgBB/hari dibagi 1-2 dosis atau
- Fenobarbital 15-40 mg/kgBB/hari dibagi 2-3 dosis
selama 1 tahun
0,2-0,5
75
Anak usia 1,5 tahun dibawa ke IGD dengan kejang. Kejang sudah 2 kali,
kejang pertama 5 jam yang lalu, kejang kedua masih berlangsung.
Riwayat pasien mengalami demam tinggi sejak 2 hari. Pemeriksaan fisik
nadi 100x/mnt, respirasi 28x/mnt, suhu 39OC. Pasien belum pernah
diberikan obat sebelumnya dan saat ini sudah diberikan oksigen.
Apakah penanganan selanjutnya?
a. Diazepam oral
b. Diazepam intra rectal
c. Phenobarbital intravena
d. Asam valproat intravena
e. Phenytoin intravena
Anak usia 1,5 tahun dibawa ke IGD dengan kejang. Kejang sudah 2 kali,
kejang pertama 5 jam yang lalu, kejang kedua masih berlangsung.
Riwayat pasien mengalami demam tinggi sejak 2 hari. Pemeriksaan fisik
nadi 100x/mnt, respirasi 28x/mnt, suhu 39OC. Pasien belum pernah
diberikan obat sebelumnya dan saat ini sudah diberikan oksigen.
Apakah penanganan selanjutnya?
a. Diazepam oral
b. Diazepam intra rectal
c. Phenobarbital intravena
d. Asam valproat intravena
e. Phenytoin intravena
ALGORITM TATALAKSANA KEJANG
BB < 12 kg: 5 mg
BB ≥ 12 kg: 10 mg
0,2-0,5
76
Bayi laki-laki usia 10 hari dibawa ke IGD dengan keluhan kejang 15
menit yang lalu selama kurang lebih 2 menit. Kejang disertai dengan
demam sejak 2 hari. Riwayat bayi lahir di dukun dan ibu tidak pernah
melakukan ANC selama kehamilan. Pemeriksaan fisik nadi 120x/m, rr
30x/m, Tax 39OC, didapatkan mulut mencucu seperti ikan perut teraba
keras dan tonus otot kaku. Apakah kemungkinan diagnosis?
a. Sepsis neonatorum dini
b. Sepsis neonatorum lanjut
c. Defisiensi vitamin K
d. Tetanus neonatorum
e. Meningitis bakterial
Bayi laki-laki usia 10 hari dibawa ke IGD dengan keluhan kejang 15
menit yang lalu selama kurang lebih 2 menit. Kejang disertai dengan
demam sejak 2 hari. Riwayat bayi lahir di dukun dan ibu tidak pernah
melakukan ANC selama kehamilan. Pemeriksaan fisik nadi 120x/m, rr
30x/m, Tax 39OC, didapatkan mulut mencucu seperti ikan, perut teraba
keras dan tonus otot kaku. Apakah kemungkinan diagnosis?
a. Sepsis neonatorum dini
b. Sepsis neonatorum lanjut
c. Defisiensi vitamin K
d. Tetanus neonatorum
e. Meningitis bakterial
Tetanus Neonatorum
• Faktor resiko : riwayat persalinan yang kurang
higienis, perawatan talu pusat yang tidak higienis
• Pemeriksaan fisik :
- Bayi sadar, spasme otot berulang
- Mulut mencucu seperti ikan
- Trismus
- Perut teraba seperti papan
- Opistotonus
- Ekstremitas spastik (boxing position)
• Tatalaksana :
- Diazepan IV 10mg/kgBB/hari
- Human tetanus imunoglobulin 500 IU atau
ATS 5000 IU
- Metronidazole atau Penicilin procaine
77
Bayi usia 3 hari dibawa ibunya ke IGD karena kejang. Riwayat ibu
melahirkan ditolong oleh tenaga non medis, ANC tidak teratur, tidak
mendapatkan vaksin saat hamil. Dari hasil pemeriksaan fisik
didapatkan Nadi 143x/m, RR 52x/m, Suhu 37OC, bayi tampak sadar,
otot-otot kaku, mulut mecucu, tali pusat bau. Apakah pencegahan
yang dapat dilakukan ketika ibu hamil?
a. Injeksi Kortikosteroid
b. Imunisasi TT
c. Vaksinasi DT
d. Pemberian ATS
e. Injeksi Vitamin K
Dx. Tetanus Neonatorum
Bayi usia 3 hari dibawa ibunya ke IGD karena kejang. Riwayat ibu
melahirkan ditolong oleh tenaga non medis, ANC tidak teratur, tidak
mendapatkan vaksin saat hamil. Dari hasil pemeriksaan fisik
didapatkan Nadi 143x/m, RR 52x/m, Suhu 37OC, bayi tampak sadar,
otot-otot kaku, mulut mecucu, tali pusat bau. Apakah pencegahan
yang dapat dilakukan ketika ibu hamil?
a. Injeksi Kortikosteroid
b. Imunisasi TT
c. Vaksinasi DT
d. Pemberian ATS
e. Injeksi Vitamin K
78
Seorang anak umur 10 bulan dibawa ke RS karena belum bisa duduk
pasien lahir secara SC, cukup bulan dengan riwayat ketuban pecah 24
jam sebelumnya. APGAR score 1 menit 2, 5 menit 5. Tidak menunjukan
gambaran dismorfik, lingkar kepala kecil, kelemahan pada keempat
ekstremitas, tonus otot meningkat, kaki posisi menggunting. Diagnosis
yang mungkin?
a. Hipotiroid
b. Cerebal palsy
c. Down sindrom
d. Mental retardasi
e. Muscular distrofi
Seorang anak umur 10 bulan dibawa ke RS karena belum bisa duduk
pasien lahir secara SC, cukup bulan dengan riwayat ketuban pecah 24
jam sebelumnya. APGAR score 1 menit 2, 5 menit 5. Tidak menunjukan
gambaran dismorfik, lingkar kepala kecil, kelemahan pada keempat
ekstremitas, tonus otot meningkat, kaki posisi menggunting. Diagnosis
yang mungkin?
a. Hipotiroid
b. Cerebal palsy
c. Down sindrom
d. Mental retardasi
e. Muscular distrofi
Cerebral Palsy
• Definisi : gangguan fungsi motorik non-
progesif akibat kelainan/lesi pada otak yang
terjadi pada awal kehidupan
• Etiologi : kelainan kongenital, genetik,
inflamasi, infeksi, anoksia, trauma,
metabolik pada masa pre natal, natal atau
post natal
• Terbanyak adalah tipe spastik dengan klinis
gait scissors/ kaki menggunting
• Gejala penyerta : retardasi metal, gangguan
penglihatan dan pendengaran, gangguan
bicara/bahasa
• Tatalaksana : Rehabilitasi medik untuk
meningkatkan ROM
79
Anak prempuan usia 2 tahun dibawa oleh ibunya ke Puskesmas karena
keluhan belum bisa apa-apa sejak lahir. Ketika dipanggil pasien tidak
merespon, belum dapat miring kanan kiri, kesulitan dalam makan dan
minum. Riw. kehamilan normal, persalinan normal pervaginam dengan
lilitan tali pusar, menangis ketika dilahirkan namun sempat biru dan
dirawat beberapa hari di NICU. Pemeriksaan neurologi didapatkan
kontak mata kurang baik, head lag (+), tetraparese, hipertonus, refleks
fisiologi meningkat, babinski (+) bilateral. Apakah diagnosis pasien?
a. Cerebral palsy tipe diplegi
b. Cerebral palsy tipe quadriplegi
c. Cerebral palsy tipe hemiplegia
d. Cerebral palsy tipe ataksik
e. Cerebral palsy tipe athetoid
Anak prempuan usia 2 tahun dibawa oleh ibunya ke Puskesmas karena
keluhan belum bisa apa-apa sejak lahir. Ketika dipanggil pasien tidak
merespon, belum dapat miring kanan kiri, kesulitan dalam makan dan
minum. Riw. kehamilan normal, persalinan normal pervaginam dengan
lilitan tali pusar, menangis ketika dilahirkan namun sempat biru dan
dirawat beberapa hari di NICU. Pemeriksaan neurologi didapatkan
kontak mata kurang baik, head lag (+), tetraparese, hipertonus, refleks
fisiologi meningkat, babinski (+) bilateral. Apakah diagnosis pasien?
a. Cerebral palsy tipe diplegi
b. Cerebral palsy tipe quadriplegi
c. Cerebral palsy tipe hemiplegia
d. Cerebral palsy tipe ataksik
e. Cerebral palsy tipe athetoid
Cerebral Palsy
• Definisi : Gangguan fungsi motorik
non-progesif akibat kelainan/lesi pada
otak yang terjadi pada awal kehidupan
• Etiologi : Kelainan kongenital, genetik,
inflamasi, infeksi, anoksia, trauma,
metabolik pada masa pre natal, natal
atau post natal
• Terbanyak adalah tipe spastik dengan
klinis gait scissors/ kaki menggunting
• Gejala penyerta : retardasi metal,
gangguan penglihatan dan
pendengaran, gangguan bicara/bahasa
• Tatalaksana : Rehabilitasi medik untuk
meningkatkan ROM (menggerakkan
ekstremitas)
80
Anak laki-laki usia 9 bulan dibawa ke poli tumbuh kembang oleh
ibunya untuk evaluasi kemampuan mentalnya. Anak saat ini belum
bisa tengkurap dan belum bisa mengucapkan kata-kata Tubuh pasien
terlihat lebih kecil dibandingkan dengan anak seumurannya, kulit
kering kasar, perut buncit, edema periorbital, fontanela menonjol,
hidung lebar dan datar, lidah pasien terlihat besar. Apakah
kemungkinan diagnosis pada kasus ini?
a. Graves disease
b. Goiter toxic
c. Toxic adenoma
d. Struma non toxic
e. Hipotiroid kongenital
Anak laki-laki usia 9 bulan dibawa ke poli tumbuh kembang oleh
ibunya untuk evaluasi kemampuan mentalnya. Anak saat ini belum
bisa tengkurap dan belum bisa mengucapkan kata-kata Tubuh pasien
terlihat lebih kecil dibandingkan dengan anak seumurannya, kulit
kering kasar, perut buncit, edema periorbital, fontanela menonjol,
hidung lebar dan datar, lidah pasien terlihat besar. Apakah
kemungkinan diagnosis pada kasus ini?
a. Graves disease
b. Goiter toxic
c. Toxic adenoma
d. Struma non toxic
e. Hipotiroid kongenital
Hipotiroid Kongenital
• Etiologi : Bayi lahir di daerah dengan prevalensi kretinisme endemik,
kekurangan yodium, ibu saat hamil mengkonsumsi obat antitiroid
• Keluhan : gangguan pertumbuhan dan perkembangan
Bila skor > 4 maka curiga hipotiroid kongenital, perlu investigasi lebih lanjut
Pedoman Pelayanan Medis IDAI 2011
81
Seorang anak perempuan usia 14 tahun diantar oelh ibunya dengan
keluhan nyeri perut disertai mual dan muntah. Pasien sering terbangun
malam hari untuk BAK dan sering haus. Dari pemeriksan fisik
didaptakan tampak kurus dan turgor kulit sangat lambat. Dari
pemeriksaan lab didapatkan GDS 400 mg/dl, keton (+). Apakah
tatalaksana awal yang tepat?
a. Infus D5%
b. Infus D10%
c. Infus NaCl 3%
d. Rehidrasi RL
e. Insulin bolus
Dx. Ketoasidosis Diabetik
Seorang anak perempuan usia 14 tahun diantar oelh ibunya dengan
keluhan nyeri perut disertai mual dan muntah. Pasien sering terbangun
malam hari untuk BAK dan sering haus. Dari pemeriksan fisik
didaptakan tampak kurus dan turgor kulit sangat lambat. Dari
pemeriksaan lab didapatkan GDS 400 mg/dl, keton (+). Apakah
tatalaksana awal yang tepat?
a. Infus D5%
b. Infus D10%
c. Infus NaCl 3%
d. Rehidrasi RL
e. Insulin bolus
Ketoasidois Diabetik
Anamnesa Riwayat DM (polidipsi, poliuri, polifagi, BB turun),
nyeri perut, mual/muntah, demam atau infeksi
Pemeriksaan Fisik Pernafasan cepat dan dalam (Kussmaul), nafas bau
aseton, tanda dehidrasi, penurunan kesadaran, syok
Penunjang • GDA ≥200 mg/dl
• Ketonemia/ ketonuria
• BGA : pH < 7,3 atau bikarbonat < 15 mmol/L
• Serum elektrolit
Terapi • Rehidrasi kristaloid 20cc/kgBB dalam 1 jam
• Insulin rapid acting 0,05 – 0,1 U/kgBB/jam (iv)
• Koreksi gangguan elektrolit
• Observasi
• Atasi Infeksi
Catatan :
Tanpa gejala: 2 kali GDP > 125 mg/dL
Dengan gejala: GDS > 200 mg/dL
Catatan :
Tanpa gejala: 2 kali GDP > 125 mg/dL
Dengan gejala: GDS > 200 mg/dL
MARASMUS KWARSHIORKOR
MARASMUS KWARSHIORKOR
MARASMUS KWARSHIORKOR
• Penentuan status gizi menggunakan Z score WHO 2006 untuk usia 0-5
tahun dan persentase berat badan ideal Waterlow untuk anak > 5 tahun
• Khusus untuk indeks massa tubuh (IMT), bila usia 0-2 tahun menggunakan
IMT WHO, bila usia 2-18 tahun menggunakan IMT CDC 2000
91
Ibu membawa anak nya usia 2 tahun ke dokter dengang keluhan berat
badan sulit naik. Riwayat anak hanya mau makan sedikit dan minum
air kacang hijau. Pemeriksan fisik anak tampak sangat kurus, iga
gambang, baggy pants. Kesadaran CM, Nadi 100x/m, RR 24x/m, Tax
36,5C. Penatalaksanaan awal yang tepat ?
a. Berikan makanan tambahan F100
b. Larutan D5% oral 50 cc
c. Larutan D10% oral 50 cc
d. Larutan D10% iv 5 cc/kgBB
e. Rehidrasi dengan RL
Gizi buruk + SADAR
Ibu membawa anak nya usia 2 tahun ke dokter dengang keluhan berat
badan sulit naik. Riwayat anak hanya mau makan sedikit dan minum
air kacang hijau. Pemeriksan fisik anak tampak sangat kurus, iga
gambang, baggy pants. Kesadaran CM, Nadi 100x/m, RR 24x/m, Tax
36,5C. Penatalaksanaan awal yang tepat ?
a. Berikan makanan tambahan F100
b. Larutan D5% oral 50 cc
c. Larutan D10% oral 50 cc
d. Larutan D10% iv 5 cc/kgBB
e. Rehidrasi dengan RL
10 Tatalaksana Gizi Buruk
Tata Laksana Awal Gizi Buruk
ATASI HIPOGLIKEMI !
• Onset : < 7 hari (hari ke-2 atau • Onset : muncul pada hari ke 4-7
hari ke-3) dan bisa menetap sampai lebih
• Etiologi : ASI kurang dari 1 bulan
• Terapi : Tambahkan ASI dan • Etiologi : ASI pada ibu tertentu
observasi (kelainan enzim pada ASI),
biasanya akan timbul pada
setiap bayi yang disusukannya
• Terapi : Hentikan ASI
sementara, ganti susu formula
apabila membaik teruskan ASI,
bila tidak dirujuk
104
Bayi laki-laki usia 6 minggu di bawa ke IGD RS dengan keluhan mata
dan kulit kuning sejak 1 minggu terakhir. Ibu pasien juga mengeluhkan
feses berwarna seperti dempul. Riwayat kelahiran bayi lahir spontan di
bidan, BBL 3400 gram, merah, langsung menangis. Pasien memiliki
riwayat kuning saat berumur 10 hari namun sembuh dalam beberapa
hari. Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan lab
didapatkan bilirubin direk 10,2 mg/dl dan bilirubin indirek 0,8 mg/dl.
Apa diagnosis pasien?
a. Atresia bilier
b. Hepatitis neonatal
c. Ikterus fisiologis
d. Infeksi CMV
e. Infeksi toksoplasma
Bayi laki-laki usia 6 minggu di bawa ke IGD RS dengan keluhan mata
dan kulit kuning sejak 1 minggu terakhir. Ibu pasien juga mengeluhkan
feses berwarna seperti dempul. Riwayat kelahiran bayi lahir spontan di
bidan, BBL 3400 gram, merah, langsung menangis. Pasien memiliki
riwayat kuning saat berumur 10 hari namun sembuh dalam beberapa
hari. Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan lab
didapatkan bilirubin direk 10,2 mg/dl dan bilirubin indirek 0,8 mg/dl.
Apa diagnosis pasien?
a. Atresia bilier
b. Hepatitis neonatal
c. Ikterus fisiologis
d. Infeksi CMV
e. Infeksi toksoplasma
Atresia Bilier
• Etiologi : infeksi, malformasi kongenital,
autoimun dll
• Atresia bilier dapat menyebabkan
kerusakan pada duktus biliaris
intra/ekstrahepatal karena obstruktif
kolangiopati yang dapat berlanjut pada
kondisi fibrosis, sirosis dan kegagalan hati
• Gejala dan tanda : ikterus, tinja pucat
seperti dempul (akolik), urin seperti teh
• Lab :
Bil direk > 1 mg/dl bila bil total < 5 mg/dl
atau Bil direk > 20% dari bil total bila bil
total > 5 mg/dl
• Pencitraan : USG (Triangular Cord Sign)
H Hemolitik Anemia
c/ inkompatibilitas golongan darah
H Hipotiroid Kongenital
Fontanela menonjol, makroglosi, hernia umbilikal, konstipasi, bil
indirek >>, T4 turun, TSH meningkat
A Atresia Biliaris
BAB pucat/dempul (acholis), BAK seperti teh, bil direk >>
S Sepsis
MODS
Kecurigaan Besar SEPSIS
< 45
• Bolus D10% 2cc/kgBB lanjut
DENGAN GEJALA maintenance D10% 6mg/kgBB/menit
HIPOGLIKEMIA
110
Bayi laki-laki lahir cukup bulan dengan BBL 4300 gram. Ibu menderita
diabetes tidak terkontrol. Pada pemeriksaan fisik didapatkan bayi cukup
aktif, tidak ada kejang atau kebiruan. Pemeriksaan GDS hasil 25 g/dl.
Bayi segera disusukan ke ibu dan bayi menghisap dengan baik. Tiga jam
kemudian dilakukan pemeriksaan GDS ulang hasil 32 g/dl. Bayi aktif dan
tidak didapatkan tanda hipoglikemi. Apakah tindakan selanjutnya yang
paling tepat dilakukan?
a. Anjurkan ibu tetap menyusui seperti biasanya
b. Naikkan frekuensi dan volume pemberian ASI
c. Pasang infus dan bolus D10% 2cc/kgBB
d. Infus D10% maintenance 6mg/kgBB/menit
e. Pemberian D10% oral 2cc/kgBB per NGT
Hipoglikemi pada Noenatus
Bayi laki-laki lahir cukup bulan dengan BBL 4300 gram. Ibu menderita
diabetes tidak terkontrol. Pada pemeriksaan fisik didapatkan bayi cukup
aktif, tidak ada kejang atau kebiruan. Pemeriksaan GDS hasil 25 g/dl.
Bayi segera disusukan ke ibu dan bayi menghisap dengan baik. Tiga jam
kemudian dilakukan pemeriksaan GDS ulang hasil 32 g/dl. Bayi aktif dan
tidak didapatkan tanda hipoglikemi. Apakah tindakan selanjutnya yang
paling tepat dilakukan?
a. Anjurkan ibu tetap menyusui seperti biasanya
b. Naikkan frekuensi dan volume pemberian ASI
c. Pasang infus dan bolus D10% 2cc/kgBB
d. Infus D10% maintenance 6mg/kgBB/menit
e. Pemberian D10% oral 2cc/kgBB per NGT
HIPOGLIKEMIA NEONATUS
< 45
• Bolus D10% 2cc/kgBB lanjut
DENGAN GEJALA maintenance D10% 6mg/kgBB/menit
HIPOGLIKEMIA
111
Seorang anak laki-laki 2 tahun tiba-tiba sesak hebat disertai
pernapasan cuping hidung dan batuk menggonggong. Sebelumnya 2
hari anak tersebut mengalami batuk pilek dengan panas badan yang
tidak begitu tinggi. Dari pemeriksaan fisik didapatkan frekuensi napas
meningkat dan suara stridor. Apakah diagnosis paling mungkin dari
anak tersebut?
a. Benda asing pada bronkus utama
b. Bronkopneumonia
c. Asma bronkiale
d. Bronkiolitis
e. Sindrom croup
Seorang anak laki-laki 2 tahun tiba-tiba sesak hebat disertai
pernapasan cuping hidung dan batuk menggonggong. Sebelumnya 2
hari anak tersebut mengalami batuk pilek dengan panas badan yang
tidak begitu tinggi. Dari pemeriksaan fisik didapatkan frekuensi napas
meningkat dan suara stridor. Apakah diagnosis paling mungkin dari
anak tersebut?
a. Benda asing pada bronkus utama
b. Bronkopneumonia
c. Asma bronkiale
d. Bronkiolitis
e. Sindrom croup
Sindroma Croup
Gejala • “Batuk menggonggong”
• Sesak
• Demam
• Stridor
Meliputi Laring, Trachea, Bronkus
Terapi • O2 • O2
• Nebul SABA • Nebul SABA
• Kortikosteroid • Antibiotik (Ampisilin)
• Antipiretik bila perlu • Antipiretik bila perlu
114
Anak perempuan 5 tahun datang dengan sesak sejak 2 jam yang
lalu, keluhan disertai demam batuk dan pilek sejak 2 hari yang
lalu. Tanda vital 120/80 N= 120 x/, RR = 40 x/m, Tax = 37,8◦C.
Pemeriksaan fisik didapatkan ronkhi dan wheezing di semua
lapangan paru. Apakah etiologi paling sering dari penyakit
tersebut?
a. Staphylococcus aureus
b. Streptococcus pyogen
c. Moraxella catarrhalis
d. Corynobacterium difteriae
e. Haemofillus influenza
Anak perempuan 5 tahun datang dengan sesak sejak 2 jam yang
lalu, keluhan disertai demam batuk dan pilek sejak 2 hari yang
lalu. Tanda vital 120/80 N= 120 x/, RR = 40 x/m, Tax = 37,8◦C.
Pemeriksaan fisik didapatkan ronkhi dan wheezing di semua
lapangan paru. Apakah etiologi paling sering dari penyakit
tersebut?
a. Staphylococcus aureus
b. Streptococcus pyogen (Streptococcus beta hemolyticus group A)
c. Moraxella catarrhalis
d. Corynobacterium difteriae
e. Haemofillus influenza
Nelson Essential of Pediatric Edisi ke 7
115
Pasien 6 bulan datang dengan keluhan demam tinggi sejak 4 hari
yang lalu. Disertai sesak nafas dan tidak mau menetek.
Pemeriksaan fisik tampak letargi, HR 140x/menit, RR 54x/menit,
T 39.2. Pemeriksaan Lab Hb 10.2, Leukosit 52.000, Trombosit
98.000, Diffcount Eo 1%. Ba 2%, Stab 10%, Seg 80%, Mo 7%.
Apakah tatalaksana yang tepat?
a. Makrolide
b. Aminoglikosida
c. Sefalosporin
d. Golongan sulfa
e. Penisilin
Pneumonia
Pasien 6 bulan datang dengan keluhan demam tinggi sejak 4
hari yang lalu. Disertai sesak nafas dan tidak mau menetek.
Pemeriksaan fisik tampak letargi, HR 140x/menit, RR
54x/menit, T 39.2. Pemeriksaan Lab Hb 10.2, Leukosit 52.000,
Trombosit 98.000, Diffcount Eo 1%. Ba 2%, Stab 10%, Seg 80%,
Mo 7%. Apakah tatalaksana yang tepat?
a. Makrolide
b. Aminoglikosida
c. Sefalosporin
d. Golongan sulfa
e. Penisilin
Pneumonia, PPM IDAI 2011
116
Bayi usia 8 bulan dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan sesak nafas
sejak 1 hari sebelumnuya. Pasien juga dikeluhkan demam dan batuk
yang terus menerus. Dari anamnesis pasien dua hari yang lalu tersedak
dengan biskuit bayi yg dimakannya. Pemeriksaan fisik Nadi 120x/m, RR
56x/m, retraksi intercostal dan subcostal, suara nafas vesikuler
meningkat, ronchi basah di seluruh lapang paru. Diagnosis?
a. Aspirasi pneumonia
b. Asma bronchiale
c. Emboli paru
d. Efusi pleura
e. Emfisema
Bayi usia 8 bulan dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan sesak nafas
sejak 1 hari sebelumnuya. Pasien juga dikeluhkan demam dan batuk
yang terus menerus. Dari anamnesis pasien dua hari yang lalu tersedak
dengan biskuit bayi yg dimakannya. Pemeriksaan fisik Nadi 120x/m, RR
56x/m, retraksi intercostal dan subcostal, suara nafas vesikuler
meningkat, ronchi basah di seluruh lapang paru. Diagnosis?
a. Aspirasi pneumonia
b. Asma bronchiale
c. Emboli paru
d. Efusi pleura
e. Emfisema
117
Seorang anak perempuan usia 13 bulan dibawa ke IGD RS karena sesak
napas dan batuk-batuk sejak 1 hari ini. Keluhan diawali dengan demam
dan pilek sejak 3 hari. Pemeriksaan fisik HR 150x/m, RR 60x/m, Tax
39C, tidak ada sianosis, retraksi ringan dan wheezing di seluruh lapang
paru. Apakah temuan radiologi thoraks yang mungkin ?
a. Gambaran air-trapped
b. Infiltrat di seluruh lapang paru
c. Reticulogranular pattern
d. Corakan bronkovaskular meningkat
e. Gambaran radiologi normal
Dx. Bronchiolitis
Seorang anak perempuan usia 13 bulan dibawa ke IGD RS karena sesak
napas dan batuk-batuk sejak 1 hari ini. Keluhan diawali dengan demam
dan pilek sejak 3 hari. Pemeriksaan fisik HR 150x/m, RR 60x/m, Tax
39C, tidak ada sianosis, retraksi ringan dan wheezing di seluruh lapang
paru. Apakah temuan radiologi thoraks yang mungkin ?
a. Gambaran air-trapped
b. Infiltrat di seluruh lapang paru
c. Reticulogranular pattern
d. Corakan bronkovaskular meningkat
e. Gambaran radiologi normal
Bronkiolitis (3B) Bronkopneumonia (4A)
Usia < 2 tahun Segala usia
Etiologi Virus Bakteri
>> Respiratory Syncytial Virus >> Streptococcus pneumonia
Manifestasi Klinis
Antibiotik rekomendasi :
Manifestasi Klinis
Antibiotik rekomendasi :
gejala TB
Tidak Ada
Follow up rutin
Observasi Lengkapi
pemberian INH
selama 6 bulan
121
Seorang anak laki-laki usia 1 tahun dibawa ke Puskesmas karena batuk
lebih dari 2 minggu. Pemeriksaan fisik anak gizi baik, tanda vital normal
dan lain-lain dalam batas normal. Riwayat ibu pasien menderita TB
dengan BTA positif dan sedang dalam terapi. Setelah dilakukan tuberculin
test timbul indurasi 10 mm. BB pasien 10 kg. Apa tatalaksana pada pasien
ini?
a. Terapi OAT selama 6 bulan
b. Observasi dan diterapi OAT bila ada gejala
c. Diberikan isoniazid 100 mg/hari selama 3 bulan lalu TST diulang
d. Diberikan isoniazid 100 mg/hari selama 6 bulan tanpa mengulang TST
e. Diberikan isoniazid 100 mg/hari selama 6 bulan lalu TST diulang
Skor TB = 7
Seorang anak laki-laki usia 1 tahun dibawa ke Puskesmas karena batuk lebih
dari 2 minggu. Pemeriksaan fisik anak gizi baik, tanda vital normal dan lain-
lain dalam batas normal. Riwayat ibu pasien menderita TB dengan BTA
positif dan sedang dalam terapi . Setelah dilakukan tuberculin test timbul
indurasi 10 mm. BB pasien 10,5 kg. Apa tatalaksana pada pasien ini?
a. Terapi OAT selama 6 bulan
b. Observasi dan diterapi OAT bila ada gejala
c. Diberikan isoniazid 100 mg/hari selama 3 bulan lalu TST diulang
d. Diberikan isoniazid 100 mg/hari selama 6 bulan tanpa mengulang TST
e. Diberikan isoniazid 100 mg/hari selama 6 bulan lalu TST diulang
Juknis Manajemen
dan Tatalaksana TB
Anak, Kemenkes
2016
122
Anak usia 10 tahun datang dengan ibunya ke puskesmas untuk
konsultasi kesehatan. Ibunya BTA (+) dan sedang menjalani
pengobatan TB. Pada pemeriksaan fisik didapatkan status gizi anak
baik, pemeriksaan fisik lain dalam batas normal. Tindakan yang tepat?
a. INH 5 mg/kgBB selama 3 bulan
b. INH 10 mg/kgBB selama 6 bulan
c. Rifampisin 10 mg/kgBB selama 6 bulan
d. Vit. B selam 6 bulan
e. Tidak perlu profilaksis, observasi
Anak > 5 tahun tidak perlu profilaksis INH
gejala TB
Tidak Ada
Follow up rutin
Observasi Lengkapi
pemberian INH
selama 6 bulan
123
Seorang anak usia 7 tahun dibawa ibunya ke UGD RS dengan keluhan
sesak nafas 1 jam SMRS. Pada saat anak di UGD anak tampak rewel
sambil sesekali memanggil ibunya sambil berlari-lari di sekitar IGD.
Pemeriksaan tanda vital TD 110/70, nadi 110x/m, RR. 38x/m, Tax 370C,
wheezing ekspirasi ke kedua lapang paru. Diagnosis ?
a. Asma serangan ringan
b. Asma serangan sedang
c. Asma serangan berat
d. Asma intermiten
e. Asma persisten
Seorang anak usia 7 tahun dibawa ibunya ke UGD RS dengan keluhan
sesak nafas 1 jam SMRS. Pada saat anak di UGD anak tampak rewel
sambil sesekali memanggil ibunya sambil berlari-lari di sekitar IGD.
Pemeriksaan tanda vital TD 110/70, nadi 110x/m, RR. 38x/m, Tax 370C,
wheezing ekspirasi ke kedua lapang paru. Diagnosis ?
a. Asma serangan ringan
b. Asma serangan sedang
c. Asma serangan berat
d. Asma intermiten
e. Asma persisten
Derajat Serangan Asma pada Anak
124
Anak perempuan usia 6 tahun datang dibawa ayahnya ke IGD dengan
keluhan sesak napas yang dialami dua kali dalam sebulan ini. Diantara
serangan tidak ada keluhan batuk. Riwayat alergi dijumpai. Pemeriksaan
fisik suhu tubuh 36.5OC, frek napas 48x/m, nadi 96x/m. Apa klasifikasi
asma yang tepat pada pasien ini?
a. Asma intermiten
b. Asma persisten ringan
c. Asma persisten sedang
d. Asma serangan ringan
e. Asma serangan sedang
Anak perempuan usia 6 tahun datang dibawa ayahnya ke IGD dengan
keluhan sesak napas yang dialami dua kali dalam sebulan ini. Diantara
serangan tidak ada keluhan batuk. Riwayat alergi dijumpai. Pemeriksaan
fisik suhu tubuh 36.5OC, frek napas 48x/m, nadi 96x/m. Apa klasifikasi
asma yang tepat pada pasien ini?
a. Asma intermiten
b. Asma persisten ringan
c. Asma persisten sedang
d. Asma serangan ringan
e. Asma serangan sedang
Klasifikasi Kekerapan Gejala Asma
Pedoman Nasional Asma Anak (PNAA) 2015
Persisten Sedang Gejala asma > 1x/minggu, namun tidak setiap hari
Persisten Sedang Gejala asma > 1x/minggu, namun tidak setiap hari
Gejala :
• Sesak, terutama setelah aktivitas,
sianosis, sering jongkok setelah
aktivitas
Pemeriksaan fisik :
• Sianosis, jari tabuh, RVH, murmur
sistolik pada regio katup pulomnal
Pemeriksaan radiologis :
• Boot shape heart sign
The boot shape heart sign
131
Seorang anak perempuan berusia 9 tahun dibawa orang tuanya ke
poliklinik RS karena mudah lelah dan sering berdebar-debar. Pada
inspeksi tidak tampak sianosis, jari tabuh, dan gangguan tumbuh
kembang. Pada auskultasi didapatkan bunyi jantung S2 splitting, bising
jantung ejeksi sistolik pada ICS IV parasternal kiri. Diagnsosis yang
tepat untuk kasus di atas
a. Tetralogi of fallot
b. Defek septum atrium
c. Transposisi arteri besar
d. Defek septum ventrikel
e. Duktus arteriosus persisten
Seorang anak perempuan berusia 9 tahun dibawa orang tuanya ke
poliklinik RS karena mudah lelah dan sering berdebar-debar. Pada
inspeksi tidak tampak sianosis, jari tabuh, dan gangguan tumbuh
kembang. Pada auskultasi didapatkan bunyi jantung S2 splitting, bising
jantung ejeksi sistolik pada ICS IV parasternal kiri. Diagnsosis yang
tepat untuk kasus di atas
a. Tetralogi of fallot
b. Defek septum atrium
c. Transposisi arteri besar
d. Defek septum ventrikel
e. Duktus arteriosus persisten
Defek Septum Atrium (ASD)
Gejala Klinis :
Pemeriksaan Fisik :
• Sesak
• Kesulitan makan/minum
• Sering ISPA berulang
Pemeriksaan Fisik :
• Murmur kontinyu/machinery di
infraklavikula kiri atau subklavia kiri
atau ICS 2 midclavicular line kiri
133
Seorang anak perempuan usia 4 tahun BB 12 kg datang bersama
ibunya ke Poli Anak RS dengan keluhan tampak kurus dan
pertumbuhan terhambat dibandingkan anak seusianya. Pasien juga
dikeluhkan sering batuk dan berdebar-debar. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan statis gizi kurang, nadi 100x/m reguler, RR 34x/m, sianosis
(-), S1 dan S2 tunggal, bising sistolik tipe ejeksi pada ICS 2-3 parasternal
line sinistra derajat II/6. Apakah kemungkinan diagnosisnya apa?
a. VSD
b. ASD
c. PDA
d. Demam Rematik
e. PJR
Seorang anak perempuan usia 4 tahun BB 12 kg datang bersama
ibunya ke Poli Anak RS dengan keluhan tampak kurus dan
pertumbuhan terhambat dibandingkan anak seusianya. Pasien juga
dikeluhkan sering batuk dan berdebar-debar. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan statis gizi kurang, nadi 100x/m reguler, RR 34x/m, sianosis
(-), S1 dan S2 tunggal, bising sistolik tipe ejeksi pada ICS 2-3 parasternal
line sinistra derajat II/6. Apakah kemungkinan diagnosisnya apa?
a. VSD
b. ASD
c. PDA
d. Demam Rematik
e. PJR
Defek Septum Ventrikel (VSD)
Gejala Klinis :
• Gangguan pertumbuhan
• Sering ISPA berulang, sesak
Pemeriksaan Fisik :
• Murmur sistolik pada ICS 3-4
parasternal line kiri, meluas
sepanjang tepi kiri sternum
• Pada VSD besar dapat terjadi
peningkatan tahanan vaskuler
paru sehingga dapat
menyebabkan takipneu dan
retraksi
• Dapat terjadi sindrom
Eisenmenger (right to left shunt
sianosis)
134
Seorang anak laki laki usia 6 tahun saat bermain bersama temannya
tiba-tiba bibir dan ujung jari sianosis. Riwayat sejak kecil pasien
sering mengalami sianosis pada bibir dan ujung-ujung jari. Pasien
dibawa ke IGD dengan kondisi sesak, kesadaran somnolen, nadi
110x/m, RR 32x/m, suhu 36.5OC, sianosis (+), murmur (+). Apakah
yang dapat ditemukan pada pemeriksaan rongten thoraks pasien?
A. Vaskularisasi paru bertambah
B. Vaskularisasi paru berkurang
C. Atrium kiri dan ventrikel kiri membesar
D. Atrium kanan dan ventrikel kiri membesar
E. Atrium kanan dan ventrikel kanan membesar
TOF
Seorang anak laki laki usia 6 tahun saat bermain bersama temannya
tiba-tiba bibir dan ujung jari sianosis. Riwayat sejak kecil pasien
sering mengalami sianosis pada bibir dan ujung-ujung jari. Pasien
dibawa ke IGD dengan kondisi sesak, kesadaran somnolen, nadi
110x/m, RR 32x/m, suhu 36.5OC, sianosis (+), murmur (+). Apakah
yang dapat ditemukan pada pemeriksaan rongten thoraks pasien?
A. Vaskularisasi paru bertambah
B. Vaskularisasi paru berkurang
C. Atrium kiri dan ventrikel kiri membesar
D. Atrium kanan dan ventrikel kiri membesar
E. Atrium kanan dan ventrikel kanan membesar
Kelainan pada TOF :
• Ventricular septal defect (VSD) Tetralogy of Fallot
• Pulmonary stenosis
• Overriding aorta
• Right ventricular hypertrophy
Gejala :
• Sesak, terutama setelah aktivitas,
sianosis, sering jongkok setelah
aktivitas
Pemeriksaan fisik :
• Sianosis, jari tabuh, RVH, murmur
sistolik pada regio katup pulomnal
Pemeriksaan radiologis :
• Boot shape heart sign
The boot shape heart sign
135
Seorang bayi umur 8 bulan tiba-tiba sesak napas saat sedang menyusu.
Pasien dibawa ke IGD oleh orang tua nya. Saat pemeriksaan di IGD bayi
tampak sianosis, retraksi intercostal dan substernal, RR 50x/m, nadi
120x/m. Tindakan yang tepat adalah?
a. Trakeostomi
b. Nasofaring airway
c. Finger swab
d. Back blows
e. Helmich
Aspirasi pada bayi < 1 tahun Back blows
Seorang bayi umur 8 bulan tiba-tiba sesak napas saat sedang menyusu.
Pasien dibawa ke IGD oleh orang tua nya. Saat pemeriksaan di IGD bayi
tampak sianosis, retraksi intercostal dan substernal, RR 50x/m, nadi
120x/m. Tindakan yang tepat adalah?
a. Trakeostomi
b. Nasofaring airway
c. Finger swab
d. Back blows
e. Helmich