Anda di halaman 1dari 458

Pembahasan Soal Fase Cepat

Ilmu Kesehatan Anak


BATCH 2 2019
1
Seorang bayi perempuan usia 6 bulan dibawa ibunya ke puskesmas
dengan keluhan bayi tampak pucat sejak 3 hari. Bayi mendapatkan ASI
eksklusif, namun bayi minum ASI hanya sekitar 100-150 cc/hari, karena
ibu bekerja 8 jam setiap hari. Dari pemeriksaan fisik didapatkan bayi
aktif, konjungtiva dan ekstremitas anemis, tidak ditemukan
organomegali. Pemeriksaan penunjang menunjukkan kadar hemoglobin
dibawah nilai normal berdasarkan usia dan didapatkan anemia mikrositik
hipokromik. Apa yang perlu diberikan atau diketahui oleh ibu ?
a. Menghentikan pemberian ASI eksklusif
b. Pemberian suplemen zat besi
c. Skrining anemia
d. Pemberian MPASI dini
e. Pemberian susu formula
ADB
Seorang bayi perempuan usia 6 bulan dibawa ibunya ke puskesmas
dengan keluhan bayi tampak pucat sejak 3 hari. Bayi mendapatkan ASI
eksklusif, namun bayi minum ASI hanya sekitar 100-150 cc/hari, karena
ibu bekerja 8 jam setiap hari. Dari pemeriksaan fisik didapatkan bayi aktif,
konjungtiva dan ekstremitas anemis, tidak ditemukan organomegali.
Pemeriksaan penunjang menunjukkan kadar hemoglobin dibawah nilai
normal berdasarkan usia dan didapatkan anemia mikrositik hipokromik.
Apa yang perlu diberikan atau diketahui oleh ibu ?
a. Menghentikan pemberian ASI eksklusif
b. Pemberian suplemen zat besi
c. Skrining anemia
d. Pemberian MPASI dini
e. Pemberian susu formula
Etiologi :
• Asupan Fe yang rendah, riwayat infeksi cacing

Gejala :
• Pucat, 5 L (lemah, letih, lesu, lelah, dan lalai), pica

Pemeriksaan Fisik :
• Anemis, koilonikia (spoon nails), atrofi papil lidah (glositis), stomatitis
angularis, takikardi, gagal jantung

Lab :
• DL (Hb↓, MCV↓, MCH ↓, MCHC ↓)
• Hapusan darah tepi (hipokrom, mikrositer, anisotosis, poikilositosis,
pencil/ cigar cell)
• GOLD STANDARD : Serum Iron ↓, Serum Ferritin ↓, Sa Transferin ↓,
TIBC ↑
• Suplementasi dengan preparat Fe dosis 4-6
mg/kgBB/hari
Terapi • Pemberian suplementasi Fe minimal selama 3 bulan
• Transfusi PRC hanya diberikan pada anemia berat
dengan kadar Hb < 4 g/dL

Diagnosis ADB

1 bulan 2-3 bulan

Mulai Terapi Fe Respon (+) Evaluasi


Bila Hb ≥ 2 g/dL
2
Seorang anak 7 tahun dibawa orang tuanya ke dokter dengan keluhan
pucat dan lemas sejak 1 bulan terakhir. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan nadi 92x/m, RR 26x/m, Tax 36, konjungtiva anemis, hepar
teraba 2 jari di bawah arcus costae, lien Schuffner II. Dari pemeriksaan
laboratorium didapatkan Hb 8 g/dL, Hct 32%, Leukosit 4.600, Trombosit
378.000. Hapusan darah tepi terdapat gambaran sel pensil dan sel
target. Apakah proses yang mendasari anemia pada pasien ini?
a. Defisiensi besi
b. Hemoglobinopati
c. Defisiensi asam folat
d. Defisiensi B12
e. Autoimun
Talasemia
Seorang anak 7 tahun dibawa orang tuanya ke dokter dengan keluhan
pucat dan lemas sejak 1 bulan terakhir. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan nadi 92x/m, RR 26x/m, Tax 36, konjungtiva anemis, hepar
teraba 2 jari di bawah arcus costae, lien Schuffner II. Dari pemeriksaan
laboratorium didapatkan Hb 8 g/dL, Hct 32%, Leukosit 4.600, Trombosit
378.000. Hapusan darah tepi terdapat gambaran sel pensil dan sel
target. Apakah proses yang mendasari anemia pada pasien ini?
a. Defisiensi besi
b. Hemoglobinopati
c. Defisiensi asam folat
d. Defisiensi B12
e. Autoimun
• Sferositosis Herediter
Kelainan Membran
• Eliptosistosis Herediter

Intra Kelainan Enzim • Defisiensi G6PD


Sel • Defisiensi piruvat kinase

Kelainan Hemoglobin
Anemia Hemolitik :
• Anemia (+)
Talasemia
• Ikterik (+)
• Hepato/spleno
megali (+) • Mutasi pada gen hemoglobin
Sickle Cell • Eritrosit berbentuk bulan sabit
• Bil. Indirek naik
• Retikulosit naik
AIHA • Terbentuk autoantibodi terhadap eritrosit
• Riwayat transfusi tidak pernah cocok
• Cooms Test (+)
Ekstra
Sel
Ibu Bayi/Ayah
Inkompatibilitas Rh - Rh +
Golongan Darah Ibu Bayi/Ayah
O A atau B atau AB
A B
B A
Etiologi : Talasemia
• Kelainan genetik pada pembentukan rantai globin

Anamnesa :

• Riwayat keluarga talasemia, riwayat transfusi berulang

Pemeriksaan Fisik :

• Pucat, hepatosplenomegali, ikterik, facies cooley/rodent face, gangguan


tumbuh kembang

Lab :

• Hapusan darah tepi : anemia hipokrom, mikrositer, anisotosis,


poikilositosis, target cell
• Gold standard : Hb Elektroforesa/Analisa Hb

Terapi :

• Transfusi PRC bila Hb<7 g/dL atau Hb≥7 g/dL dengan gejala talasemia
3
Bayi baru lahir dirujuk oleh bidan ke RS karena tampak pucat dan
ikterik. Riwayat persalinan normal pervaginam, usia kehamilan
cukup bulan, BBL 2.900 gram, AS 8-9. Pemeriksaan tanda vital dalam
batas normal, didapatkan anemis dan ikterus kramer IV.
Pemeriksaan lab : Hb 9 g/dL, Hct 28%, Eritrosit 2.400.000, Leukosit
9.200, Trombosit 160.000. Ibu pasien memiliki golongan darah A
rhesus positif dan bayi AB rhesus positif. Apakah diagnosa pasien ini?
a. Anemia
b. Asfiksia neonatorum
c. Sepsis neonatorum
d. Hydrops fetalis
e. Hemolytic disease of newborn
Inkompatibilitas ABO
Bayi baru lahir dirujuk oleh bidan ke RS karena tampak pucat dan
ikterik. Riwayat persalinan normal pervaginam, usia kehamilan
cukup bulan, BBL 2.900 gram, AS 8-9. Pemeriksaan tanda vital dalam
batas normal, didapatkan anemis dan ikterus kramer IV.
Pemeriksaan lab : Hb 9 g/dL, Hct 28%, Eritrosit 2.400.000, Leukosit
9.200, Trombosit 160.000. Ibu pasien memiliki golongan darah A
rhesus positif dan bayi AB rhesus positif. Apakah diagnosa pasien ini?
a. Anemia
b. Asfiksia neonatorum
c. Sepsis neonatorum
d. Hydrops fetalis (inkompatibilitas rhesus)
e. Hemolytic disease of newborn (HDN)
4
Seorang wanita umur 25 tahun datang ke dokter dengan keluhan
sering lemas sejak 1 bulan terakhir dan dirasakan makin berat.
Pasien juga sering mengeluh mimisan sejak 1 bulan ini.
Pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis, ptekie pada kulit,
hepar dan lien tidak teraba. Hasil lab darah menunjukkan Hb. 7
g/dl, Leukosit 2.400, Trombosit 96.000. Apakah jenis anemia yang
dialami pasien?
a. Anemia hemolitik
b. Anemia hipokrom mikrositer
c. Anemia normokrom normositer
d. Anemia normokrom makrositer
e. Anemia normokrom mikrositer

Anemia Aplastik
Seorang wanita umur 25 tahun datang ke dokter dengan keluhan
sering lemas sejak 1 bulan terakhir dan dirasakan makin berat.
Pasien juga sering mengeluh mimisan sejak 1 bulan ini.
Pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis, ptekie pada kulit,
hepar dan lien tidak teraba. Hasil lab darah menunjukkan Hb. 7
g/dl, Leukosit 2.400, Trombosit 96.000. Apakah jenis anemia yang
dialami pasien?
a. Anemia hemolitik
b. Anemia hipokrom mikrositer
c. Anemia normokrom normositer
d. Anemia normokrom makrositer
e. Anemia normokrom mikrositer

Anemia Aplastik
Etiologi Idiopatik, obat, zak kimia, radiasi, infeksi

Diagnosis Pansitopenia, Anemia Normokrom Normositer

Gold Standart : Biopsi sumsum tulang

Terapi Immunosuppressive agents, hematopoietic growth


factors, transfusi, hematopoietic cell transplantation
5
Seorang pasien umur 12 tahun datang dengan keluhan lemas
dan lesu. Pada pemeriksaan fisik ditemukan konjungtiva anemis
(+), organomegali (-). Pasien diketahui sering meminum obat anti
nyeri untuk nyeri sendi yang dialaminya. Pada pemeriksaan lab
didapatkan Hb 9, MCV 110, MCH32, MCHC 30, Leukosit 4.500,
Trombosit 235.000. Apakah kemungkinan diagnosis pasien ini?
a. Anemia defisiensi besi
b. Anemia penyakit kronis
c. Anemia sideroblastik
d. Anemia megaloblastik
e. Anemia aplastik
Seorang pasien umur 12 tahun datang dengan keluhan lemas
dan lesu. Pada pemeriksaan fisik ditemukan konjungtiva anemis
(+), organomegali (-). Pasien diketahui sering meminum obat anti
nyeri untuk nyeri sendi yang dialaminya. Pada pemeriksaan lab
didapatkan Hb 9, MCV 110, MCH32, MCHC 30, Leukosit 4.500,
Trombosit 235.000. Apakah kemungkinan diagnosis pasien ini?
a. Anemia defisiensi besi
b. Anemia penyakit kronis Riwayat minum obat antinyeri 
c. Anemia sideroblastik resiko gastritis  gangguan
penyerapan asam folat atau B12
d. Anemia megaloblastik
e. Anemia aplastik
6
Anak laki-laki umur 15 thn datang dengan keluhan pucat, badan
kurus, tubuh pendek tidak sesuai dengan usianya. Pemeriksaan
fisik didapatkan facies colley, anemis dan splenomegali.
Laboratorium: Hb 7, Leukosit 4.300, Trombosit 320.000, MCV 75,
MCH25, MCHC 26, SI normal, TIBC normal. Dari hasil Hb
elektroforesa didapatkan HbF 60%. Diagnosis?
a. Thalasemia
b. Anemia megaloblastik
c. Anemia defisiensi Fe
d. Anemia aplastik
e. Anemia Fanconi
Anak laki-laki umur 15 thn datang dengan keluhan pucat, badan
kurus, tubuh pendek tidak sesuai dengan usianya. Pemeriksaan
fisik didapatkan facies colley, anemis dan splenomegali.
Laboratorium: Hb 7, Leukosit 4.300, Trombosit 320.000, MCV 75,
MCH25, MCHC 26, SI normal, TIBC normal. Dari hasil Hb
elektroforesa didapatkan HbF 60%. Diagnosis?
a. Thalasemia
b. Anemia megaloblastik
c. Anemia defisiensi Fe
d. Anemia aplastik
e. Anemia Fanconi
Hb Elektroforesa
INDIVIDU NORMAL
• HbA (α2β2) : 95%-98%
• HbA2 (α2ϑ2) : 1,5%-3,5%
• HbF (α2ɣ2) : < 2%

TALASEMIA ALFA Hemoglobin NORMAL


• HbA, HbA2 , HbF : turun
• Terdapat HbH (β4) atau Hb
Bart’s (ɣ4)

TALASEMIA BETA
• HbA turun
Talasemia Talasemia
• HbA2 dan/atau HbF MINOR MAYOR
meningkat
7
An. Laki-laki 1.5 th diantar ibunya ke poliklinik RS dengan keluhan
pucat dan malas bermain sejak 1 bulan yang lalu. Pemeriksaan fisik
didapatkan konjungtiva anemis, hepatosplenomegali dan sklera
ikterik. Hasil DL: Hb 9, Leukosit 4.500, Trombosit 254.000. Apusan
darah tepi di dapatkan sel target dan sel pencil. Apa kemungkinan
klasifikasi anemia pada kasus pasien ini?
a. Anemia normokrom normositik
b. Anemia hipokrom normositik
c. Anemia hiperkrom makrositik
d. Anemia normokrom mikrositik
e. Anemia hipokrom mikrositik
Talasemia
An. Laki-laki 1.5 th diantar ibunya ke poliklinik RS dengan keluhan
pucat dan malas bermain sejak 1 bulan yang lalu. Pemeriksaan fisik
didapatkan konjungtiva anemis, hepatosplenomegali dan sklera
ikterik. Hasil DL: Hb 9, Leukosit 4.500, Trombosit 254.000. Apusan
darah tepi di dapatkan sel target dan sel pencil. Apa kemungkinan
klasifikasi anemia pada kasus pasien ini?
a. Anemia normokrom normositik
b. Anemia hipokrom normositik
c. Anemia hiperkrom makrositik
d. Anemia normokrom mikrositik
e. Anemia hipokrom mikrositik
Etiologi : Talasemia
• Kelainan genetik pada pembentukan rantai globin

Anamnesa :

• Riwayat keluarga talasemia, riwayat transfusi berulang

Pemeriksaan Fisik :

• Pucat, hepatosplenomegali, ikterik, facies cooley/rodent face, gangguan


tumbuh kembang

Lab :

• Hapusan darah tepi : anemia hipokrom, mikrositer, anisotosis,


poikilositosis, target cell
• Gold standard : Hb Elektroforesa/Analisa Hb

Terapi :

• Transfusi PRC bila Hb<7 g/dL atau Hb≥7 g/dL dengan gejala talasemia
8
Seorang bayi laki laki usia 0 hari, dilahirkan beberapa jam yang lalu
secara pervaginan, usia kehamilan cukup bulan, dengan AS 7-9.
Namun pada pemeriksaan fisik ditemukan ikterus kramer III. Dari
pemeriksaan lebih lanjut ternyata didapatkan golongan darah bayi
A+ dan ibu B+. Apakah pemeriksaan penunjang untuk membantu
menegakkan diagnosis?
a. Pemeriksaan hemaglobinuria
b. Pemeriksaan fungsi hati
c. Pemeriksaan fungsi ginjal
d. Direct coomb test
e. Apusan darah tepi
Inkompatibilitas ABO
Seorang bayi laki laki usia 0 hari, dilahirkan beberapa jam yang lalu
secara pervaginan, usia kehamilan cukup bulan, dengan AS 7-9.
Namun pada pemeriksaan fisik ditemukan ikterus kramer III. Dari
pemeriksaan lebih lanjut ternyata didapatkan golongan darah bayi
A+ dan ibu B+. Apakah pemeriksaan penunjang untuk membantu
menegakkan diagnosis?
a. Pemeriksaan hemaglobinuria
b. Pemeriksaan fungsi hati
c. Pemeriksaan fungsi ginjal
d. Direct coomb test
e. Apusan darah tepi
Inkompatibilitas ABO
IBU Antigen Antibodi JANIN / AYAH Antigen Antibodi
O - Anti A, Anti B A A Anti B
B B Anti A
AB A, B -
O - Anti A, Anti B
A A Anti B A A Anti B
B B Anti A
AB A, B -
O - Anti A, Anti B
B B Anti A A A Anti B
B B Anti A
AB A, B -
O - Anti A, Anti B
AB A, B - A A Anti B
B B Anti A
AB A, B -
O - Anti A, Anti B
9
Bayi baru lahir dirujuk oleh bidan ke RS karena tampak pucat dan
ikterik. Riwayat persalinan normal pervaginam, usia kehamilan cukup
bulan, BBL 2.900 gram, AS 8-9. Pemeriksaan tanda vital dalam batas
normal, didapatkan anmeis dan ikterus kramer IV. Pemeriksaan lab :
Hb 6 g/dL, Hct 28%, Eritrosit 2.400.000, Leukosit 9.200, Trombosit
160.000. Ibu pasien memiliki golongan darah O rhesus positif dan bayi
AB rhesus negatif. Apakah diagnosa pasien ini?
a. Anemia hemolitik
b. Asfiksia neonatorum
c. Sepsis neonatorum
d. Inkompatibilitas Rhesus
e. Inkompatibilitas ABO
Bayi baru lahir dirujuk oleh bidan ke RS karena tampak pucat dan
ikterik. Riwayat persalinan normal pervaginam, usia kehamilan cukup
bulan, BBL 2.900 gram, AS 8-9. Pemeriksaan tanda vital dalam batas
normal, didapatkan anmeis dan ikterus kramer IV. Pemeriksaan lab :
Hb 6 g/dL, Hct 28%, Eritrosit 2.400.000, Leukosit 9.200, Trombosit
160.000. Ibu pasien memiliki golongan darah O rhesus positif dan bayi
AB rhesus negatif. Apakah diagnosa pasien ini?
a. Anemia hemolitik
b. Asfiksia neonatorum
c. Sepsis neonatorum
d. Inkompatibilitas Rhesus
e. Inkompatibilitas ABO
Inkompatibilitas ABO
IBU Antigen Antibodi JANIN / AYAH Antigen Antibodi
O - Anti A, Anti B A A Anti B
B B Anti A
AB A, B -
O - Anti A, Anti B
A A Anti B A A Anti B
B B Anti A
AB A, B -
O - Anti A, Anti B
B B Anti A A A Anti B
B B Anti A
AB A, B -
O - Anti A, Anti B
AB A, B - A A Anti B
B B Anti A
AB A, B -
O - Anti A, Anti B
10
Seorang anak perempuan berusia 6 tahun datang bersama ibunya ke
puskesmas dengan keluhan tampak pucat sejak 2 bulan yang lalu.
Keluhan disertai dengan mudah sakit, sering demam, tubuh mudah
lebam dan sering mimisan. Pada pemeriksan fisik ditemukan tampak
pucat dan hepatomegali. Pemeriksaan laboratorium Hb 9, leukosit
67.000, trombosit 130.000, sel blast 26% dan ditemukan gambaran
Auer rod. Diagnosis?
a. Leukimia limfositik kronik
b. Leukimia limfositik akut
c. Leukimia myeloblastik akut
d. Leukimia myeloblastik kronik
e. Anemia aplastik
AML
Seorang anak perempuan berusia 6 tahun datang bersama ibunya ke
puskesmas dengan keluhan tampak pucat sejak 2 bulan yang lalu.
Keluhan disertai dengan mudah sakit, sering demam, tubuh mudah
lebam dan sering mimisan. Pada pemeriksan fisik ditemukan tampak
pucat dan hepatomegali. Pemeriksaan laboratorium Hb 9, leukosit
67.000, trombosit 130.000, sel blast 26% dan ditemukan gambaran
Auer rod. Diagnosis?
a. Leukimia limfositik kronik
b. Leukimia limfositik akut
c. Leukimia myeloblastik akut
d. Leukimia myeloblastik kronik
e. Anemia aplastik
Leukemia
• Gejala dan Tanda : pucat, lemas, perdarahan, demam, BB turun, nyeri
sendi, hepato-slenomegali, pembesaran KGB
• Pemeriksaan penunjang :
– DL : Leukositosis, bisa disertai anemia atau trombositopenia
– Hapusan darah tepi
– Analisa sumsum tulang (gold standard)

Lymphoblast (+) Myeloblast (+), Auer rods Smudge Cells Hypercelluler


11
Anak laki-laki umur 12 tahun dibawa ke IGD karena darah terus
merembes dari luka post sirkumsisi dua jam yang lalu. Riwayat
pasien sering mengalami lebam pada sendi kaki. Riwayat yang sama
pada kakak laki-laki pasien. TD 110/70 mmHg, N 90x/m, R 24x/m, S
36,8OC. Kelainan faktor pembekuan apakah yang menjadi penyebab
kondisi pasien?
a. Faktor pembekuan VII
b. Faktor pembekuan VIII
c. Faktor pembekuan X
d. Faktor pembekuan V
e. Faktor pembekuan von willlebrand
Hemofili
Anak laki-laki umur 12 tahun dibawa ke IGD karena darah terus
merembes dari luka post sirkumsisi dua jam yang lalu. Riwayat
pasien sering mengalami lebam pada sendi kaki. Riwayat yang sama
pada kakak laki-laki pasien. TD 110/70 mmHg, N 90x/m, R 24x/m, S
36,8OC. Kelainan faktor pembekuan apakah yang menjadi penyebab
kondisi pasien?
a. Faktor pembekuan VII
b. Faktor pembekuan VIII
c. Faktor pembekuan X
d. Faktor pembekuan V
e. Faktor pembekuan von willlebrand
Kelainan Hemostasis dan Koagulasi
Trombosit Faktor Koagulasi Vaskuler

Henoch Schonlein
ITP Hemofili Defisiensi Vit. K
Purpura
• Riwayat post • H. A : Defisiensi • Riwayat belum • Purpura di
infeksi Faktor VIII disuntik vitamin ekstremitas
• Purpura pada • H. B : Defisiensi K saat lahir bawah atau
kulit dan mukosa Faktor IX • Riwayat ASI daerah yang
• Diturunkan X- kurang terkena
• Trombositopenia
linked recessive • Bayi kecil (1-6 penekanan
• Bleeding time >>
• Riw. keluarga bulan) • Nyeri sendi/otot,
• Coombs Test (+) nyeri perut
• Terapi : Steroid, laki-laki • Defisiensi faktor
• APTT >> II, VII, IX, X • Autoimun
Imunosupresan, Vaskulitis
Transfusi TC • Clotting time >> • PT >> APTT >>
• Clotting time >> • Terapi : Steroid,
• Terapi : Transfusi Imunosupresan
Konsentrat • Terapi : Injeksi
Faktor VIII/IX/ Vitamin K,
Cryoprecipitate/ Transfusi FFP
FFP
12
Bayi laki-laki 5 hari di bawa ibunya ke RS dengan keluhan perdarahan
yang sukar berhenti pada bekas suntikan hepatitis B. Pada pemeriksaan
fisik tampak darah merembes dari bekas suntikan paha kanan, anemis
(+), ikterus(-), hepatomegali(-), splenomegali (-). Riwayat bayi sejak lahir
mendapat susu formula karena ASI tidak keluar. Hasil lab Hb 11, Leukosit
8.500, trombrosit 170.000, BT normal, CT memanjang, PT dan aPTT
memanjang. Diagnosis yang tepat?
a. ITP
b. Hemofilia A
c. Hemofilia B
d. Defisiensi vitamin K
e. DIC
Bayi laki-laki 5 hari di bawa ibunya ke RS dengan keluhan perdarahan
yang sukar berhenti pada bekas suntikan hepatitis B. Pada pemeriksaan
fisik tampak darah merembes dari bekas suntikan paha kanan, anemis
(+), ikterus(-), hepatomegali(-), splenomegali (-). Riwayat bayi sejak lahir
mendapat susu formula karena ASI tidak keluar. Hasil lab Hb 11, Leukosit
8.500, trombrosit 170.000, BT normal, CT memanjang, PT dan aPTT
memanjang. Diagnosis yang tepat?
a. ITP
b. Hemofilia A
c. Hemofilia B
d. Defisiensi vitamin K
e. DIC
Kelainan Hemostasis dan Koagulasi

Trombosit Faktor Koagulasi Vaskuler


Henoch
ITP Hemofili Defisiensi Vit. K Schonlein
Purpura
• Riwayat post • H. A  Defisiensi • Riwayat belum • Purpura di
infeksi Faktor VIII disuntik vitamin ekstremitas
• Purpura pada • H. B  Defisiensi K saat lahir bawah atau
kulit dan mukosa Faktor IX • Riwayat ASI daerah yang
• Diturunkan X- kurang terkena
• Trombositopenia
linked recessive • Bayi kecil (1-6 penekanan
• Bleeding time >>
• Riw. keluarga bulan) • Nyeri sendi/otot,
• Coombs Test (+) nyeri perut
• Terapi : Steroid, laki-laki • Defisiensi faktor
• APTT >> II, VII, IX, X • Autoimun
Imunosupresan, Vaskulitis
Transfusi TC • Clotting time >> • PT >> APTT >>
• Clotting time >> • Terapi : Steroid,
• Terapi : Transfusi Imunosupresan
Konsentrat • Terapi : Injeksi
Faktor VIII/IX/ Vitamin K,
Cryoprecipitate/ Transfusi FFP
FFP
13
Anak laki-laki usia 10 tahun dibawa ibunya ke puskesmas dengan keluhan
muncul bintik-bintik kemerahan di kedua kaki sejak 3 hari yang lalu.
Keluhan disertai dengan nyeri sendi, mual, muntah, dan BAB hitam. Riwayat
sebelumnya pasien batuk dan pilek. Pasien pernah mengalami keluhan
serupa 6 bulan yang lalu namun keluhan saat ini lebih berat. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan palpable purpura dan makula eritematosus
pada kedua ekstremitas bawah. Hasil lab Hb. 12 g/dl, Hct 36%, Leukosit
4.700, Trombosit 412.000, dan peningkatan laju endap darah. Apakah
diagnosis pasien?
a. Idiopathic thrombocytopenic purpura
b. Thrombotic thrombocytopenic purpura
c. Henoch schenloin purpura
d. Iritable bowel disease
e. Diseminate Intravascular Coagulation
Anak laki-laki usia 10 tahun dibawa ibunya ke puskesmas dengan keluhan
muncul bintik-bintik kemerahan di kedua kaki sejak 3 hari yang lalu.
Keluhan disertai dengan nyeri sendi, mual, muntah, dan BAB hitam. Riwayat
sebelumnya pasien batuk dan pilek. Pasien pernah mengalami keluhan
serupa 6 bulan yang lalu namun keluhan saat ini lebih berat. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan palpable purpura dan makula eritematosus
pada kedua ekstremitas bawah. Hasil lab Hb. 12 g/dl, Hct 36%, Leukosit
4.700, Trombosit 412.000, dan peningkatan laju endap darah. Apakah
diagnosis pasien?
a. Idiopathic thrombocytopenic purpura
b. Thrombotic thrombocytopenic purpura
c. Henoch schenloin purpura
d. Iritable bowel disease
e. Diseminate Intravascular Coagulation
Kelainan Hemostasis dan Koagulasi

Trombosit Faktor Koagulasi Vaskuler


Henoch
ITP Hemofili Defisiensi Vit. K Schonlein
Purpura
• Riwayat post • H. A  Defisiensi • Riwayat belum • Purpura di
infeksi Faktor VIII disuntik vitamin ekstremitas
• Purpura pada • H. B  Defisiensi K saat lahir bawah atau
kulit dan mukosa Faktor IX • Riwayat ASI daerah yang
• Diturunkan X- kurang terkena
• Trombositopenia
linked recessive • Bayi kecil (1-6 penekanan
• Bleeding time >>
• Riw. keluarga bulan) • Nyeri sendi/otot,
• Coombs Test (+) nyeri perut
• Terapi : Steroid, laki-laki • Defisiensi faktor
• APTT >> II, VII, IX, X • Autoimun
Imunosupresan, Vaskulitis
Transfusi TC • Clotting time >> • PT >> APTT >>
• Clotting time >> • Terapi : Steroid,
• Terapi : Transfusi Imunosupresan
Konsentrat • Terapi : Injeksi
Faktor VIII/IX/ Vitamin K,
Cryoprecipitate/ Transfusi FFP
FFP
Henoch-Schonlein Purpura
14
Seorang anak laki laki umur 7 thn datang diantar ibunya ke IGD dengan
keluhan demam sejak 3 hari. Pasien juga dikeluhkan mimisan sebelum
dibawa ke IGD. Pemeriksaan fisik TD 90/70mmHg, Nadi 138x/m, RR
28x/m, Tax 380C. Hasil lab Hb 14,9, Hct 48%, trombosit 38.000,
Leukosit 2.100. Pasien tampak lemas dan tidak mau minum. Terapi apa
yg berikan ?
a. Cairan koloid 10 mg/kgBB
b. Cairan dextose 5%
c. Cairan kristaloid rumatan
d. Cairan kristaloid 20cc/kg BB
e. Pembemberian antibiotik
Dx. DHF grade III
Seorang anak laki laki umur 7 thn datang diantar ibunya ke IGD dengan
keluhan demam sejak 3 hari. Pasien juga dikeluhkan mimisan sebelum
dibawa ke IGD. Pemeriksaan fisik TD 90/70mmHg, Nadi 138x/m, RR
28x/m, Tax 380C. Hasil lab Hb 14,9, Hct 48%, trombosit 38.000,
Leukosit 2.100. Pasien tampak lemas dan tidak mau minum. Terapi apa
yg berikan ?
a. Cairan koloid 10 mg/kgBB
b. Cairan dextose 5%
c. Cairan kristaloid rumatan
d. Cairan kristaloid 20cc/kg BB
e. Pembemberian antibiotik
WHO classification of dengue infections and grading of severity of DHF (2011)
Tatalaksana
• Rehidrasi Oral
• Paracetamol
Demam Dengue • Cairan intravena bila: muntah, tidak
mau minum, demam tinggi,
dehidrasi, peningkatan Hct berkala

Cairan kristaloid (iv)


DHF gr I dan II
(10-7-5-3) ml/kgBB 1 jam

• O2 2-4 lpm
DHF gr III dan IV
• Kristaloid (iv) 20 ml/kgBB 30 menit

Cairan Kristaloid : Ringer Lactat, Ringer Asetat, NaCl 0,9%


15
Seorang anak perempuan umur 5 tahun dibawa ibunya ke IGD RS dengan
keluhan mimisan sejak 3 jam SMRS. Sebelumnya pasien mengalami
demam 3 hari. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos
mentis, tanda tanda vital TD 110/80 mmHg, nadi 120 kali/menit, RR 22
kali/menit, suhu 38,20C. Pada hasil laboratorium didapatkan trombosit
45.000, hb 13 g/dl, hematokrit 46%, leukosit 3.200. Apa diagnosis pada
pasien tersebut?
a. Demam dengue
b. Demam berdarah dengue derajat I
c. Demam berdarah dengue derajat II
d. Demam berdarah dengue derajat III
e. Demam berdarah dengue derajat IV
TD & nadi normal + perdarahan spontan
Seorang anak perempuan umur 5 tahun dibawa ibunya ke IGD RS dengan
keluhan mimisan sejak 3 jam SMRS. Sebelumnya pasien mengalami
demam 3 hari. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos
mentis, tanda tanda vital TD 110/80 mmHg, nadi 120 kali/menit, RR 22
kali/menit, suhu 38,20C. Pada hasil laboratorium didapatkan trombosit
45.000, hb 13 g/dl, hematokrit 46%, leukosit 3.200. Apa diagnosis pada
pasien tersebut?
a. Demam dengue
b. Demam berdarah dengue derajat I
c. Demam berdarah dengue derajat II
d. Demam berdarah dengue derajat III
e. Demam berdarah dengue derajat IV
WHO classification of dengue infections and grading of severity of DHF (2011)
16
Anak perempuan 7 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan penurunan
kesadaran. Riwayat demam tinggi 4 hari disertai nyeri sendi. Dua hari
yang lalu pasien dikeluhkan mimisan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
TD 80/palpasi, nadi 110x/m , RR 20x/m. Hasil lab : Hb 15 g/dl, Hct 49%,
trombosit 90.000. Diagnosa yang tepat pada pasien ini ?
a. Demam Dengue
b. Demam Berdarah Dengue grade I
c. Demam Berdarah Dengue grade II
d. Demam Berdarah Dengue grade III
e. Demam Berdarah Dengue grade IV
Anak perempuan 7 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan penurunan
kesadaran. Riwayat demam tinggi 4 hari disertai nyeri sendi. Dua hari
yang lalu pasien dikeluhkan mimisan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
TD 80/palpasi, nadi 110x/m , RR 20x/m. Hasil lab : Hb 15 g/dl, Hct 49%,
trombosit 90.000. Diagnosa yang tepat pada pasien ini ?
a. Demam Dengue
b. Demam Berdarah Dengue grade I
c. Demam Berdarah Dengue grade II
d. Demam Berdarah Dengue grade III
e. Demam Berdarah Dengue grade IV
WHO classification of dengue infections and grading of severity of DHF (2011)
17
Seorang anak perempuan berumur 9 tahun datang ke IGD dengan keluhan
demam sejak 4 hari. Anak mengeluh pusing dan mual. Pada pemeriksaan
fisik tanda vital dalam batas normal, didapatkan tes Rumple Leede (+).
Hasil lab darah Hb 13 g/dl, Hct 47%, Leukosit 6500, Trombosit 98.000.
Apakah diagnosis dari kasus di atas?
a. Demam dengue
b. Dengue hemorrhagic fever grade I
c. Dengue hemorrhagic fever grade II
d. Dengue hemorrhagic fever grade III
e. Dengue hemorrhagic fever grade IV
Seorang anak perempuan berumur 9 tahun datang ke IGD dengan keluhan
demam sejak 4 hari. Anak mengeluh pusing dan mual. Pada pemeriksaan
fisik tanda vital dalam batas normal, didapatkan tes Rumple Leede (+).
Hasil lab darah Hb 13 g/dl, Hct 47%, Leukosit 6500, Trombosit 98.000.
Apakah diagnosis dari kasus di atas?
a. Demam dengue
b. Dengue hemorrhagic fever grade I
c. Dengue hemorrhagic fever grade II
d. Dengue hemorrhagic fever grade III
e. Dengue hemorrhagic fever grade IV
WHO classification of dengue infections and grading of severity of DHF (2011)
18
Anak laki-laki usia 4 tahun dibawa ayahnya ke RS dengan keluhan
demam tinggi sejak 3 hari, disertai nyeri sendi dan sakit kepala sejak 1
hari yang lalu. Pada pemeriksaan fisik kesadaran komposmentis, TD
95/60mmHg, nadi 110x/m, rr 30x/m, Tax 38,5OC, didapatkan ptekie
pada kedua lengan, tidak ada hepatosplenomegali, akral hangat. Hasil
Lab Hb 11 g/dl, Hct 39%, leukosit 4.000, trombosit 80.000. Apakah
diagnosis pasien?
a. DHF grade I
b. DHF grade II
c. DHF grade III
d. DHF grade IV
e. Demam dengue
Anak laki-laki usia 4 tahun dibawa ayahnya ke RS dengan keluhan
demam tinggi sejak 3 hari, disertai nyeri sendi dan sakit kepala sejak 1
hari yang lalu. Pada pemeriksaan fisik kesadaran komposmentis, TD
95/60mmHg, nadi 110x/m, rr 30x/m, Tax 38,5OC, didapatkan ptekie
pada kedua lengan, tidak ada hepatosplenomegali, akral hangat. Hasil
Lab Hb 11 g/dl, Hct 39% (normal), leukosit 4.000, trombosit 80.000.
Apakah diagnosis pasien?
a. DHF grade I
b. DHF grade II
c. DHF grade III
d. DHF grade IV
e. Demam dengue
WHO classification of dengue infections and grading of severity of DHF (2011)
19
Seorang anak perempuan usia 7 tahun datang dengan ibunya ke
praktek dokter karena keluhan demam sejak 10 hari yang lalu. Demam
naik turun terutama saat malam hari. Keluhan disertai mual muntah
dan kadang nyeri perut. Pasien juga dikeluhkan sulit BAB sejak 3 hari
ini. Pemeriksaan fisik TD 100/60 mmHg, Nadi 80x/m, RR 24x/m, Tax
37,8OC dan terdapat hepatomegali. Hasil lab Widal 1/320, 1/160.
Apakah antibiotik yang dapat diberikan pada pasien ini?
a. Amoxicillin
b. Kloramfenikol
c. Eritromisin
d. Ciprofloxacin
e. Metronidazole
Dx. Demam Tifoid
Seorang anak perempuan usia 7 tahun datang dengan ibunya ke
praktek dokter karena keluhan demam sejak 10 hari yang lalu. Demam
naik turun terutama saat malam hari. Keluhan disertai mual muntah
dan kadang nyeri perut. Pasien juga dikeluhkan sulit BAB sejak 3 hari
ini. Pemeriksaan fisik TD 100/60 mmHg, Nadi 80x/m, RR 24x/m, Tax
37,8OC dan terdapat hepatomegali. Hasil lab Widal 1/320, 1/160.
Apakah antibiotik yang dapat diberikan pada pasien ini?
a. Amoxicillin
b. Kloramfenikol
c. Eritromisin
d. Ciprofloxacin
e. Metronidazole
Demam Tifoid (4A)
Etiologi :

• Salmonella typhi

Gejala dan Tanda :

• Demam lebih dari 7 hari, demam remitten (terutama malam hari),


kadang disertai mengigau
• Lidah tifoid (tengah kotor bagian tepi hiperemis), nyeri perut,
kembung, mual muntah, konstipasi, diare lendir darah, hepatomegali
kadang ditemukan, bradikardi relatif

Penunjang :

• DL (leukopeni, limfositosis relatif)


• Diagnosis : Tes Widal, IgM atau IgG Anti Salmonella
• Gold Standard : Kultur darah pada minggu ke 1-2
Demam Tifoid (4A)
Terapi :

• Lini 1 : Kloramfenikol 50-100 mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis


selama 10-14 hari
• Lini 2 : Amoksisilin 100 mg/kgBB/ hari dibagi dalam 3 dosis selama 10
hari
• Lini 3 : Trimetoprim – Sulfametoksazol (Cotrimoxazole) 6mg/kgBB/hari
dibagi dalam 2 dosis selama 10 hari

Bila klinis tidak ada perbaikan  rawat inap :

• Ceftriakson 80 mg/kgBB/hari (IV) atau Cefixime 10 mg/kgBB/hari dibagi


dalam 2 dosis (PO)
• Tindakan bedah, bila terjadi komplikasi perforasi usus
20
Anak laki-laki umur 7 tahun dibawa ke dokter karena demam sejak
8 hari dan demam naik terus menerus seprti anak tangga terutama
saat malam hari. Keluhan juga disertai mual dan nyeri perut.
Pemeriksaan fisik didapatkan bradikadi relatif, suhu aksila 38OC.
Apakah tanda patognomonis lain yang dapat ditemukan pada
pasien ini?
a. Rose pot
b. Koplik spot
c. Nodul subkutan
d. Artritis
e. Kolonichia
Demam Tifoid
Anak laki-laki umur 7 tahun dibawa ke dokter karena demam sejak
8 hari dan demam naik terus menerus seprti anak tangga terutama
saat malam hari. Keluhan juga disertai mual dan nyeri perut.
Pemeriksaan fisik didapatkan bradikadi relatif, suhu aksila 38OC.
Apakah tanda patognomonis lain yang dapat ditemukan pada
pasien ini?
a. Rose pot
b. Koplik spot
c. Nodul subkutan
d. Artritis
e. Kolonichia
Demam Tifoid
Etiologi :

• Salmonella typhi

Gejala dan Tanda :

• Demam lebih dari 7 hari, demam remitten (terutama malam hari),


kadang disertai mengigau
• Lidah tifoid (tengah kotor bagian tepi hiperemis), nyeri perut,
kembung, mual muntah, konstipasi, diare lendir darah, hepatomegali
kadang ditemukan, bradikardi relatif, Rose spot

Penunjang :

• DL (leukopeni, limfositosis relatif)


• Diagnosis : Tes Widal, IgM atau IgG Anti Salmonella
• Gold Standard : Kultur darah pada minggu ke 1-2
Rose Spot
21
Anak laki-laki 7 tahun datang bersama orang tuanya ke dokter dengan
keluhan demam sejak 3 hari yang lalu. Demam terus menerus, turun
dengan penurun panas. Demam disertai dengan timbul bintik-bintik
merah di tangan dan kaki dengan berbagai ukuran dan lesi lebih tinggi
dari kulit sekitarnya. Nadi 94x/m, RR 22x/m, suhu 38OC. Hasil lab Hb 11
g/dl, Hct 31%, leukosit 9.000 sel/mm3, trombosit 235.000 sel/mm3.
Apakah diagnosis pasien ini?
a. Demam dengue
b. Idiopatik trombositopenia purpura
c. Henoch schonlein purpura
d. Demam tifoid
e. Viral exanthema
Anak laki-laki 7 tahun datang bersama orang tuanya ke dokter
dengan keluhan demam sejak 3 hari yang lalu. Demam terus
menerus, turun dengan penurun panas. Demam disertai dengan
timbul bintik-bintik merah di tangan dan kaki dengan berbagai
ukuran dan lesi lebih tinggi dari kulit sekitarnya (ruam
makulopapular eritema). Nadi 94x/m, RR 22x/m, suhu 38OC. Hasil
lab Hb 11 g/dl, Hct 31%, leukosit 9.000 sel/mm3, trombosit 235.000
sel/mm3. Apakah diagnosis pasien ini?
a. Demam dengue
b. Idiopatik trombositopenia purpura
c. Henoch schonlein purpura
d. Demam tifoid
e. Viral exanthem
Viral Exanthem / Demam Ruam
Viral Exanthema / Demam Ruam
22
Anak perempuan umur 7 tahun dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan
bercak merah di seluruh tubuh. Keluhan awalnya mulai dari belakang
telinga, kening kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Dijumpai bercak
putih di mukosa mulut. Pasien juga dikeluhkan demam sejak 4 hari
yang lalu. Apa diagnosa pasien ini?
A. Kawasaki disease
B. Rubella
C. Impetigo
D. Measles
E. Demam scarlet
Anak perempuan umur 7 tahun dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan
bercak merah di seluruh tubuh. Keluhan awalnya mulai dari belakang
telinga, kening kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Dijumpai bercak
putih di mukosa mulut. Pasien juga dikeluhkan demam sejak 4 hari
yang lalu. Apa diagnosa pasien ini?
A. Kawasaki disease
B. Rubella
C. Impetigo
D. Measles
E. Demam scarlet
Demam Ruam
Campak/Morbili/ Rubela Demam
Measles/Rubeola (German measles) Scarlet

Etiologi Virus Virus Streptococcus Beta


Hemolyticus Group A
Gejala dan • Demam • Demam • Demam
Tanda • Ruam makulo- • Ruam makulo- • Ruam papular kasar
papular dari papulardari dan memucat bila
leher/muka ke leher/muka ke ditekan
bawah bawah • Faringitis
• 3C (cough, coryza, • Limfadenopati • White strawberry
conjungtivitis) • Ruam hilang 3-4 hari tongue atau Red
• Koplik spot strawberry tongue
• Ruam hilang 7 hari

Komplikasi Diare, Otitis Media, Jarang GNAPS, Demam


Bronkopneumonia Rematik Akut, Penyakit
Jantung Rematik

Terapi TIRAH BARING, CAIRAN DAN NUTRISI CUKUP, ANTIBIOTIK (Golongan


ANTIPIRETIK, VITAMIN A Penisilin)
23
Seorang anak laki-laki usia 7 tahun di bawa ibunya berobat dengan
keluhan demam sejak 2 hari yang lalu disertai batuk pilek. Pasien juga
dikeluhkan bengkak di depan telinga hingga rahang bawah kanan.
Pasien mengeluh merasa nyeri jika memakan makanan yang masam.
Pemeriksaan fisik didapatkan suhu febris, edema pada daerah pre
aurikular hingga submandibula kanan, teraba lunak, nyeri tekan (+).
Apakah mikroorganisme penyebab kasus diatas?
a. Paramyxovirus
b. Rotavirus
c. Parainfluenza
d. EBV
e. Rhinovirus
Dx. Parotitis
Seorang anak laki-laki usia 7 tahun di bawa ibunya berobat dengan
keluhan demam sejak 2 hari yang lalu disertai batuk pilek. Pasien juga
dikeluhkan bengkak di depan telinga hingga rahang bawah kanan.
Pasien mengeluh merasa nyeri jika memakan makanan yang masam.
Pemeriksaan fisik didapatkan suhu febris, edema pada daerah pre
aurikular hingga submandibula kanan, teraba lunak, nyeri tekan (+).
Apakah mikroorganisme penyebab kasus diatas?
a. Paramyxovirus
b. Rotavirus
c. Parainfluenza
d. EBV
e. Rhinovirus
Mumps/Parotitis
Etiologi :
• Infeksi akut pada kelenjar parotis yang
disebabkan oleh famili virus Paramyxovirus

Gejala :
• Demam
• Pembengkakan kelenjar parotis dapat terjadi
unilateral atau bilateral, teraba lunak dan nyeri
tekan
• Komplikasi : orchitis, pancreatitis, encephalitis,
meningitis, hilangnya pendengaran, inflamasi
ovarium

Terapi :
• Simptomatis dan suportif (antipiretik/analgetik
dan vitamin)
24
Seorang anak laki-laki 12 tahun dibawa ibunya ke puskesmas dengan
keluhan muncul benjolan di pipi kiri sejak 1 minggu yang lalu, semakin
lama semakin membesar, nyeri dan disertai demam hilang timbul. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan nadi 102 x/menit, napas 22 x/menit, suhu
38,6oC. Berat badan pasien 40 kg. Didapatkan massa pada preaurikuler
sampai mandibula dekstra, kenyal, batas tidak tegas dan nyeri tekan.
Pasien mengaku disekolahnya banyak teman- temannya yang mengalami
keluhan serupa. Terapi yang tepat untuk kasus tersebut?
a. Paracetamol 3 x 500 mg
b. Amoxicilin 3 x 500 mg
c. Asiklovir 4 x 500 mg
d. Asam Mefenamat 3x500 mg
e. Dexametason 3 x 0.5 mg
Dx. Parotitis
Seorang anak laki-laki 12 tahun dibawa ibunya ke puskesmas dengan
keluhan muncul benjolan di pipi kiri sejak 1 minggu yang lalu, semakin
lama semakin membesar, nyeri dan disertai demam hilang timbul. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan nadi 102 x/menit, napas 22 x/menit, suhu
38,6oC. Berat badan pasien 40 kg. Didapatkan massa pada preaurikuler
sampai mandibula dekstra, kenyal, batas tidak tegas dan nyeri tekan.
Pasien mengaku disekolahnya banyak teman- temannya yang mengalami
keluhan serupa. Terapi yang tepat untuk kasus tersebut?
a. Paracetamol 3 x 500 mg
b. Amoxicilin 3 x 500 mg
c. Asiklovir 4 x 500 mg
d. Asam Mefenamat 3x500 mg
e. Dexametason 3 x 0.5 mg
Mumps/Parotitis
Etiologi :
• Infeksi akut pada kelenjar parotis yang
disebabkan oleh famili virus Paramyxovirus

Gejala :
• Demam
• Pembengkakan kelenjar parotis dapat terjadi
unilateral atau bilateral, teraba lunak dan nyeri
tekan
• Komplikasi : orchitis, pancreatitis, encephalitis,
meningitis, hilangnya pendengaran, inflamasi
ovarium

Terapi :
• Simptomatis dan suportif (antipiretik/analgetik
dan vitamin)
Terapi Parotitis Epidemika (Mumps)
• Suportif (cairan dan nutrisi cukup)
• Paracetamol (untuk mengurangi nyeri dan bengkak)
• Tidak ada antivirus untuk mumps
• Terapi imunoglobulin masih diperdebatkan

(Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis, IDAI, 2010)


25
Seorang laki-laki umur 25 tahun dating dengan keluhan sering
lemas sejak 1 bulan terakhir. Keluhan juga disertai mual dan
muntah. Pemeriksaan fisik TD 120/80 mmHg, Nadi 88x/m, RR
24x/m, Tax 36,5OC, didapatkan konjungtiva anemis. Hasil
pemeriksaan feses didapatkan gambar berikut ini. Bagaimanakah
metode penularan penyakit tersebut?
a. Menelan telur cacing
b. Larva rhabditiform menembus kulit
c. Larva filariform menembus kulit
d. Serkaria menembus kulit
e. Mikrofilaria masuk ke dalam darah
melalui gigitan nyamuk
Infeksi Hookworm
Seorang laki-laki umur 25 tahun dating dengan keluhan sering
lemas sejak 1 bulan terakhir. Keluhan juga disertai mual dan
muntah. Pemeriksaan fisik TD 120/80 mmHg, Nadi 88x/m, RR
24x/m, Tax 36,5OC, didapatkan konjungtiva anemis. Hasil
pemeriksaan feses didapatkan gambar berikut ini. Bagaimanakah
metode penularan penyakit tersebut?
a. Menelan telur cacing
b. Larva rhabditiform menembus kulit
c. Larva filariform menembus kulit
d. Serkaria menembus kulit
e. Mikrofilaria masuk ke dalam darah
melalui gigitan nyamuk
Infeksi Hookworm
- Ancylostoma
duodenale
Spesies
- Necator
americanus
Anemia,
mual/muntah,
Gejala gangguan
Klinis pertumbuhan

Bentuk Filariform larva


Infektif
Telur dinding tipis
transparan berisi
Diagnostik ovum/morula
pada bersegmen,
Feses rhabditiform atau
filariform larva
.
Diagnosis Hookworm

A B

A & B: Telur Hookworm E


Telur dinding tipis berisi morula bersegmen

F
C D
E & F: Filariform larva Hookworm
C & D: Rhabditiform larva Hookworm
26
Laki-laki usia 35 tahun datang dengan keluhan demam sejak 1 minggu
yang lalu. Demam dirasakan pada malam hari disertai nyeri kepala,
lemah, lesu, mual, nafsu makan menurun dan diare. Penderita tinggal
di dekat Danau Lindu Sulawesi Tengah dan bekerja sebagai nelayan
penangkap ikan. Hasil pemeriksaan feses penderita ditemukan
gambaran sebagai berikut. Apakah etiologi penyakit pasien?
a. Ascariasis lubricoides
b. Tricuris trichuria
c. Ancylostom duodenale
d. Schisctostoma japonicum
e. Schistostoma mansoni
Laki-laki usia 35 tahun datang dengan keluhan demam sejak 1 minggu
yang lalu. Demam dirasakan pada malam hari disertai nyeri kepala,
lemah, lesu, mual, nafsu makan menurun dan diare. Penderita tinggal
di dekat Danau Lindu Sulawesi Tengah dan bekerja sebagai nelayan
penangkap ikan. Hasil pemeriksaan feses penderita ditemukan
gambaran sebagai berikut. Apakah etiologi penyakit pasien?
a. Ascariasis lubricoides
b. Tricuris trichuria
c. Ancylostom duodenale
d. Schisctostoma japonicum
e. Schistostoma mansoni
Schistosoma Schistosoma Schistosoma
japonicum mansoni hematobium
Riwayat kontak dengan siput (berenang di sungai, danau Toba, danau Lindu)

Gejala : diare berdarah Gejala : diare berdarah Gejala : hematuria

Diagnosis : pemeriksaan Diagnosis : pemeriksaan Diagnosis : pemeriksaan


feses didapatkan telur feses didapatkan telur urin didapatkan telur
buat lonjong dengan duri di lonjong dengan duri di
lateral medial

Terapi : Praziquantel 60 mg/kg/hari (dibagi dalam 3 dosis) selama 1-2 hari


27
Seorang ibu membawa anaknya umur 5 tahun ke Puskesmas dengan
keluhan gatal pada duburnya, gatal semakin dirasakan terutama pada
malam hari. Dari pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Status
lokalis ditemukan ekskoriasi pada anus serta ditemukan parasit kecil
berwarna putih. Pemeriksaan apa yang dapat menunjang diagnosa?
a. Direct test
b. Anal swab
c. Fecal smear
d. Fecal occult blood test
e. Fecal culture
Dx. Enterobiasis
Seorang ibu membawa anaknya umur 5 tahun ke Puskesmas dengan
keluhan gatal pada duburnya, gatal semakin dirasakan terutama pada
malam hari. Dari pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Status
lokalis ditemukan ekskoriasi pada anus serta ditemukan parasit kecil
berwarna putih. Pemeriksaan apa yang dapat menunjang diagnosa?
a. Direct test
b. Anal swab
c. Fecal smear
d. Fecal occult blood test
e. Fecal culture
Enterobiasis
Spesies Enterobius
vermicularis/
Oxyuris
vermicularis
Gejala Gatal disekitar
Klinis anus (terutama
malam hari, keluar
cacing berbentuk
seperti parutan
kelapa
Bentuk Telur
Infektif
Diagnostik Pemeriksaan anal
swab : telur
berbentuk
asimetris/plano
konveks
Diagnosis Enterobius

Graham Scotch’s Adhesive tape/ Telur bentuk asimetris/


Anal Swab plano konveks

A B C

A, B: Telur Enterobius. C: Cacing dewasa Enterobius vermicularis


28
Anak perempuan umur 12 tahun dikeluhkan sakit perut dan diare
sejak seminggu yang lalu. Pasien juga tidak nafsu makan dan berat
badan menurun. Riwayat pasien 2 minggu yang lalu liburan ke
daerah Sulawesi Tengah dan bermain di sawah. Pada pemeriksaan
tinja ditemukan telur seperti pada gambar berikut.
Apakah terapi yang diberikan?
a. Albendazole 400 mg selama 3 hari
b. Pirantel pamoat 10 mg/kgBB
c. Mebendazole 3 x 100mg selama 3 hari
d. Prazikuantel 60 mg/kgBB/hari
e. DEC 6mg/kgBB/hari 12 hari
Schistosomiasis
Anak perempuan umur 12 tahun dikeluhkan sakit perut dan diare
sejak seminggu yang lalu. Pasien juga tidak nafsu makan dan berat
badan menurun. Riwayat pasien 2 minggu yang lalu liburan ke
daerah Sulawesi Tengah dan bermain di sawah. Pada pemeriksaan
tinja ditemukan telur seperti pada gambar berikut.
Apakah terapi yang diberikan?
a. Albendazole 400 mg selama 3 hari
b. Pirantel pamoat 10 mg/kgBB
c. Mebendazole 3 x 100mg selama 3 hari
d. Prazikuantel 60 mg/kgBB/hari
e. DEC 6mg/kgBB/hari 12 hari
Trematoda-Schistosomiasis

Schistosoma sp.

Port d entry Kulit

Bentuk Cercaria
Infektif
Habitat Pleksus venosus
intestine dan
vesika urinaria
Pembawa Siput

Gejala Diare darah,


hematuria

Terapi Praziquantel
Schistosoma Schistosoma Schistosoma
japonicum mansoni hematobium
Riwayat kontak dengan siput (berenang di sungai, danau Toba, danau Lindu)

Gejala : diare berdarah Gejala : diare berdarah Gejala : hematuria

Diagnosis : pemeriksaan Diagnosis : pemeriksaan Diagnosis : pemeriksaan


feses didapatkan telur buat feses didapatkan telur urin didapatkan telur
lonjong dengan duri di tepi lonjong dengan duri di
tengah

Terapi : Praziquantel 60 mg/kg/hari (dibagi dalam 3 dosis) selama 1-2 hari


29
Anak laki-laki usia 13 tahun datang dengan keluhan nyeri perut,
BAB cair, dan gatal disekitat anus. Sebelumnya pasien mengeluh
adanya peninggian kulit berwarna kemerahan di derah kaki yang
kemudian hilang sendiri dalam 2 hari. Pemeriksaan feses
ditemukan larva langsing panjang tidak berselubung, ujung
posterior bercabang berbentuk huruf W. Spesies apakah yang
meyebabkan keluhan pasien tersebut?
A. Ascaris lumbricoides
B. Ancylostoma duodenale
C. Strongyloides stercoralis
D. Ancylostoma braziliensis
E. Necator americanus
Anak laki-laki usia 13 tahun datang dengan keluhan nyeri perut,
BAB cair, dan gatal disekitat anus. Sebelumnya pasien mengeluh
adanya peninggian kulit berwarna kemerahan di derah kaki yang
kemudian hilang sendiri dalam 2 hari. Pemeriksaan feses
ditemukan larva langsing panjang tidak berselubung, ujung
posterior bercabang berbentuk huruf W. Spesies apakah yang
meyebabkan keluhan pasien tersebut?
A. Ascaris lumbricoides
B. Ancylostoma duodenale
C. Strongyloides stercoralis
D. Ancylostoma braziliensis
E. Necator americanus
Strongyloides Stercoralis
Strongyloides Stercoralis
Cacing dewasa Larva rhabditiform
Cacing jantan: - Panjang ± 225 µm
- Panjang ± 0,75 mm - Mulut terbuka, pendek dan lebar
- Esofagus 1/4 panjang badan, rhabditoid - Esofagus 1/4 panjang badan, bentuk
- Ekor melengkung ke rhabditoid
ventral mempunyai 2 spikulum - Ekor berujung lancip
Cacing betina : - Genital premordial besar
- Panjang ± 1 mm Larva filariform
- Esofagus 1/4 panjang badan, rhabditoid - Panjang < 700 µm
- Uterus berisi telur - Bentuk lansing, tidak berselubung
- Ekor berujung lancip - Mulut tertutup
Telur : Mirip telur cacing tambang, - Esofagus 1/2 panjang badan, filariform
jarang ditemukan oleh karena telurnya
- Ekor ujungnya bercabang dua
langsung pecah mengeluarkan larva
(menyerupai huruf W)
rhabditiform
Strongyloides Stercoralis
Gejala klinis
1. Larva : Bila larva filariform dalam jumlah besar menembus kulit,
timbul rasa gatal,merah dan bengkak yg disebut creeping eruption
(Cutaneous larva migrans)
2. Cacing dewasa :
- Infeksi ringan : biasanya tanpa gejala
- Infeksi berat : rasa sakit di daerah epigastrium, mual, muntah, diare,
konstipasi

Terapi
- Thiabendazol
- Albendazol
- Mebendazol
30
Anak perempuan umur 6 tahun dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan
batuk darah disertai sesak nafas. Ibu pasien juga mengeluhkan pernah
keluar bentukan seperti cacing saat pasien batuk. Stadium parasit
apakah yang dapat menjadi penyebab kondisi pasien tersebut ?
a. Sistiserkosis
b. Mikrofilaria
c. Larva
d. Serkaria
e. Cacing dewasa
Dx. Sindroma Loeffler
Anak perempuan umur 6 tahun dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan
batuk darah disertai sesak nafas. Ibu pasien juga mengeluhkan pernah
keluar bentukan seperti cacing saat pasien batuk. Stadium parasit
apakah yang dapat menjadi penyebab kondisi pasien tersebut ?
a. Sistiserkosis
b. Mikrofilaria
c. Larva
d. Serkaria
e. Cacing dewasa
Ascariasis
Spesies Ascaris
lumbricoides
• Mual, muntah,
kembung, nafsu
makan menurun,
Gejala Klinis BAB keluar cacing
• Gejala Loeflr
Syndrome (batuk
dan sesak)
Bentuk
Telur
Infektif
Telur dinding tebal
3 lapis, lapisan luar
Diagnostik bergelombang
pada Feses (albuminoid), telur
decorticated,
cacing ukuran cm
31
Seorang anak usia 7 tahun dibawa periksa ke dokter dengan keluhan
perut sering kembung, mual kadang muntah. Ibu juga mengeluhkan
pernah keluar cacing ukuran kurang lebih 10 cm saat pasien BAB.
Pemeriksaan fisik tanda vital normal, status nutrisi gizi kurang. Dari
pemeriksaan feses didapatkan gambaran telur dinding tebal dengan
bagian luar albuminoid. Bagaimana metode penyebaran parasit
tersebut?
a. Menelan larva infeksius
b. Menelan telur cacing
c. Telur cacing menembus kulit
d. Larva rabditiform menembus kulit
e. Larva filariiform menembus kulit
Dx. Ascariasis
Seorang anak usia 7 tahun dibawa periksa ke dokter dengan keluhan
perut sering kembung, mual kadang muntah. Ibu juga mengeluhkan
pernah keluar cacing ukuran kurang lebih 10 cm saat pasien BAB.
Pemeriksaan fisik tanda vital normal, status nutrisi gizi kurang. Dari
pemeriksaan feses didapatkan gambaran telur dinding tebal dengan
bagian luar albuminoid. Bagaimana metode penyebaran parasit
tersebut?
a. Menelan larva infeksius
b. Menelan telur cacing
c. Telur cacing menembus kulit
d. Larva rabditiform menembus kulit
e. Larva filariiform menembus kulit
Ascariasis
Spesies Ascaris
lumbricoides
• Mual, muntah,
kembung, nafsu
makan menurun,
Gejala Klinis BAB keluar cacing
• Gejala Loeflr
Syndrome (batuk
dan sesak)
Bentuk
Telur
Infektif
Telur dinding tebal
3 lapis, lapisan luar
Diagnostik bergelombang
pada Feses (albuminoid), telur
decorticated,
cacing ukuran cm
32
Seorang anak perempuan usia 7 tahun, diantar ibunya ke puskesmas
karena sakit perut sejak 3 hari yang lalu. Pasien juga mengeluh mual
namun tidak muntah, kehilangan nafsu makan, lemah dan terkadang ada
diare. Akhir-akhir ini, pasien merasa berat badannya turun. Keluarga
pasien sering menyantap daging babi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
TTV dalam batas normal, konjungtiva anemis (-), sclera ikterik (-). Pada
pemeriksaan mikroskopik feses didapatkan gambaran proglotid. Terapi
yang diberikan pada pasien ini?
a. Albendazole
b. Prazikuantel
c. Pirantel Pamoat
d. Mebendazole
e. Omeprazole
Taenia solium
Seorang anak perempuan usia 7 tahun, diantar ibunya ke puskesmas
karena sakit perut sejak 3 hari yang lalu. Pasien juga mengeluh mual
namun tidak muntah, kehilangan nafsu makan, lemah dan terkadang ada
diare. Akhir-akhir ini, pasien merasa berat badannya turun. Keluarga
pasien sering menyantap daging babi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
TTV dalam batas normal, konjungtiva anemis (-), sclera ikterik (-). Pada
pemeriksaan mikroskopik feses didapatkan gambaran proglotid. Terapi
yang diberikan pada pasien ini?
a. Albendazole
b. Prazikuantel
c. Pirantel Pamoat
d. Mebendazole
e. Omeprazole
Taeniasis
Taenia saginata Taenia solium
Riwayat makan daging Riwayat makan daging babi yang terinfeksi larva
sapi yang terinfeksi larva
Gejala di saluran cerna: Gejala di saluran cerna: Gejala larva ektopik
nyeri perut, mual, nyeri perut, mual, (cysticercosis): kejang,
kembung, nafsu makan kembung, nafsu makan penurunan kesadaran, defisit
turun, BB turun, diare turun, BB turun, diare neurologis
Pemeriksaan feses: Pemeriksaan biopsi organ
Proglotid dengan uterus bersegmen panjang atau atau lumbal pungsi
telur bulat dengan striae radier

Praziquantel 10-20 mg/kgBB dosis tunggal Albendazole 15 mg/kgBB


(untuk T. saginata dan T. solium) dosis tunggal kombinasi
dengan praziquantel dan
steroid untuk T.solium dgn
gejala ektopik
33
Anak perempuaan 12 tahun datang dengan keluhan kaki kanan
bengkak sejak 2 minggu yang lalu. Bengkak dirasakan semakin lama
semakin bertambah berat. Tetangga pasien juga memiliki riwayat
keluhan yang sama. Pada pemeriksaan lokalis didapatkan
limfadenopati inguinal, non-pitting edema dan kulit mengelupas.
Apakah terapi yang tepat?
a. Diethylcarbamazine citrate 6 mg/kgBB/hari selama 6 hari
b. Diethylcarbamazine citrate 6 mg/kgBB/hari selama 12 hari
c. Diethylcarbamazine citrate 6 mg/kgBB dosis tunggal
d. Ivermectin 200-400 µg/kg selama 6 hari
e. Ivermectin 200-400 µg/kg/hari selama 12 hari
Dx. Filariasis
Anak perempuaan 12 tahun datang dengan keluhan kaki kanan
bengkak sejak 2 minggu yang lalu. Bengkak dirasakan semakin lama
semakin bertambah berat. Tetangga pasien juga memiliki riwayat
keluhan yang sama. Pada pemeriksaan lokalis didapatkan
limfadenopati inguinal, non-pitting edema dan kulit mengelupas.
Apakah terapi yang tepat?
a. Diethylcarbamazine citrate 6 mg/kgBB/hari selama 6 hari
b. Diethylcarbamazine citrate 6 mg/kgBB/hari selama 12 hari
c. Diethylcarbamazine citrate 6 mg/kgBB dosis tunggal
d. Ivermectin 200-400 µg/kg selama 6 hari
e. Ivermectin 200-400 µg/kg/hari selama 12 hari
Filariasis
Spesies - Wucheria
bancrofti
- Brugia malayi
- Brugia timori
Gejala Bengkak pada
Klinis kaki, skrotum
Bentuk Larva III
Infektif
Pembawa Nyamuk
Habitat Pembuluh dan
kelenjar limfatik
Diagnostik Hapusan darah
tepi pada malam
hari : mikrofilaria
Terapi Albendazole 400
mg dt kombinasi
dgn DEC atau
Ivermectin
34
Anak laki-laki umur 6 tahun datang ke IGD diantar oleh ibunya
dengan keluhan bengkak pada seluruh tubuh, sebelumnya
didahului dengan bengak pada kelopak mata, wajah, lalu ke kedua
tungkai. Riwayat pasien pernah mengalami keluhan yang sama 1
tahun yang lalu namun sembuh sendiri. TD 110/70 mmHg, N 84
x/m, RR 32x/m, Suhu 37,5OC, disertai edema anasarka.
Pemeriksaan urin didapatkan proteinuria +4, eritrosit 3-4/LPB,
leukosit (-). Dari keluhan tersebut kemungkinan diagnosis pasien?
a. Sindroma nefrotik idiopatik
b. Sindroma nefrotik relaps jarang
c. Sindroma nefrotik relpas sering
d. Sindroma nefrotik resisten steroid
e. Sindroma nefrotik dependen steroid
Anak laki-laki umur 6 tahun datang ke IGD diantar oleh ibunya
dengan keluhan bengkak pada seluruh tubuh, sebelumnya
didahului dengan bengak pada kelopak mata, wajah, lalu ke kedua
tungkai. Riwayat pasien pernah mengalami keluhan yang sama 1
tahun yang lalu namun sembuh sendiri. TD 110/70 mmHg, N 84
x/m, RR 32x/m, Suhu 37,5OC, disertai edema anasarka.
Pemeriksaan urin didapatkan proteinuria +4, eritrosit 3-4/LPB,
leukosit (-). Dari keluhan tersebut kemungkinan diagnosis pasien?
a. Sindroma nefrotik idiopatik
b. Sindroma nefrotik relaps jarang
c. Sindroma nefrotik relpas sering
d. Sindroma nefrotik resisten steroid
e. Sindroma nefrotik dependen steroid
Sindrom Nefrotik
Proteinuria masif Gejala Klinis :
(dipstick >+2) • Bengkak pada kelopak mata, tungkai, asites,
edema anasarka
• BAK keruh
Hipoalbuminemia
(<2,5 g/dl) Terbanyak pada anak :
• Sindroma Nefrotik Idiopatik dengan temuan
Histopatologi paling banyak adalah minimal-
change nephropathy
Edema
Terapi :
• Prednison, Imunosupresan
Hiperlipidemia (>200 • Diuretik (furosemid atau spironolakton)
mg/dl), oval fat bodies • Albumin
Batasan Sindroma Nefrotik

Remisi Proteinuria negatif berturut-turut 3 hari dalam 1 minggu


Relaps Proteinuria ≥ 2+ 3 hari berturut-turut dalam 1 minggu

Jarang < 2x dalam 6 bulan pertama setelah respon awal

Sering ≥ 2x dalam 6 bulan pertama setelah respon awal

Dependen Relaps 2x berurutan setelah dosis steroid diturunkan

Resisten Tidak ada remisi pada pengobatan penuh 4 minggu


35
Anak usia 7 tahun dibawa ke RS oleh ayahnya bengkak di sekitar mata
dan tungkai. Pasien dikeluhkan sejak 3 hari sebelumnya pasien buang
air kecil berwarna merah dan sedikit hanya 2x sehari. Riwayat demam
2 minggu yang lalu pasien mengalami batuk pilek dan nyeri telan,
namun saat ini sudah sembuh. Pada pemeriksaan TD 140/100 mmHg,
N 100 x/m, RR 42 x/m, suhu 36,5⁰C. Hasil laboratorium darah : Hb 9,5,
Leukosit 11.800, trombosit 350.000, Ureum 49, Kreatinin 2,5. Hasil
Urinalisis : nitrit (-), leukosit 4-5/lpb, eritrosit 15-20/lpb, albumin ++.
Diagnosis?
a. Sindroma nefrotik
b. GNAPS
c. GGA prerenal
d. GGA postrenal
e. Sistitis kronis
Anak usia 7 tahun dibawa ke RS oleh ayahnya bengkak di sekitar mata
dan tungkai. Pasien dikeluhkan sejak 3 hari sebelumnya pasien buang
air kecil berwarna merah dan sedikit hanya 2x sehari. Riwayat demam
2 minggu yang lalu pasien mengalami batuk pilek dan nyeri telan,
namun saat ini sudah sembuh. Pada pemeriksaan TD 140/100 mmHg,
N 100 x/m, RR 42 x/m, suhu 36,5⁰C. Hasil laboratorium darah : Hb 9,5,
Leukosit 11.800, trombosit 350.000, Ureum 49, Kreatinin 2,5. Hasil
Urinalisis : nitrit (-), leukosit 4-5/lpb, eritrosit 15-20/lpb, albumin ++.
Diagnosis?
a. Sindroma nefrotik
b. GNAPS
c. GGA prerenal
d. GGA postrenal
e. Sistitis kronis
Glomerulonephritis Acute Post Streptococcus
(GNAPS)

Sindrom Nefritik + Riwayat Infeksi Streptococcus Beta Hemolyticus Group A (scarlet


fever, faringitis, infeksi kulit)

Patofisiologi Infeksi Streptococcus Beta Hemolyticus Group A  Reaksi Antigen-


Antibodi  molecular mimicry  “kompleks imun”  inflamasi 
merusak glomerulus ginjal

Diagnosis • PHAROH (Proteinuria, Hematuria, Azotemia, Red blood cast, Oliguria,


Hipertensi)
• ASTO meningkat
• C3 menurun

Komplikasi Gagal Ginjal Akut, Hipertensi Ensephalopati, Gagal Jantung (ALO)

Terapi • Penicillin (Amoksisilin 50mg/kgBB dibagi 3 dosis) atau bila alergi


berikan eritromisin 30mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis selama 10 hari
• Anti hipertensi
• Furosemid bila edema
36
Seorang anak usia 10 tahun datang dgn keluhan BAK berwarna
kemerahan sejak 3 hari yg lalu. Riwayat nyeri tenggorokan 2 minggu
yang lalu sembuh sendiri. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD
140/90 mmHg, nadi 88x/m, RR 26x/m, suhu 36OC, edema minimal
pretibial. Pada pemeriksaan urin dipstick didapatkan BJ 1.035, darah
+3, protein +2. Apakah etiologi kasus di atas?
A. Retensi Na akibat GFR menurun
B. Hipoalbuminemia akibat proteinuria masif
C. Ekspansi cairan ekstravaskuler akibat proteinuria masif
D. Deposit kompleks antigen-antibodi
E. Tekanan onkotik menurun karena proteinuria
Dx. GNAPS
Seorang anak usia 10 tahun datang dgn keluhan BAK berwarna
kemerahan sejak 3 hari yg lalu. Riwayat nyeri tenggorokan 2 minggu
yang lalu sembuh sendiri. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD
140/90 mmHg, nadi 88x/m, RR 26x/m, suhu 36OC, edema minimal
pretibial. Pada pemeriksaan urin dipstick didapatkan BJ 1.035, darah
+3, protein +2. Apakah etiologi kasus di atas?
A. Retensi Na akibat GFR menurun
B. Hipoalbuminemia akibat proteinuria masif
C. Ekspansi cairan ekstravaskuler akibat proteinuria masif
D. Deposit kompleks antigen-antibodi
E. Tekanan onkotik menurun karena proteinuria
Glomerulonephritis Acute Post Streptococcus
(GNAPS)

Sindrom Nefritik + Riwayat Infeksi Streptococcus Beta Hemolyticus Group A (scarlet


fever, faringitis, infeksi kulit)

Patofisiologi Infeksi Streptococcus Beta Hemolyticus Group A  Reaksi Antigen-


Antibodi  molecular mimicry  “kompleks imun”  inflamasi 
merusak glomerulus ginjal

Diagnosis • PHAROH (Proteinuria, Hematuria, Azotemia, Red blood cast, Oliguria,


Hipertensi)
• ASTO meningkat
• C3 menurun

Komplikasi Gagal Ginjal Akut, Hipertensi Ensephalopati, Gagal Jantung (ALO)

Terapi • Penicillin (Amoksisilin 50mg/kgBB dibagi 3 dosis) atau bila alergi


berikan eritromisin 30mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis selama 10 hari
• Anti hipertensi
• Furosemid bila edema
37
Anak laki-laki 5 tahun datang bersama ibunya ke dokter dengan
keluhan bengkak pada kelopak mata dan kedua tungkai sejak 1 bulan.
Pasien juga dikeluhkan kencing keruh berbuih. Pemeriksaan fisik TD
100/70 mmHg, napas 24x/mnt, nadi 108x/mnt, piting edema pada
kedua ekstemitas bawah (+). Hasil lab kreatinin 1.4, ureum 46. Hasil
UL didapatkan protein (+3), eritrosit (+1). Apakah terapi yang tepat?
A. Prednison 2 mg/kgBB/hri
B. Prednisolon 1 mg/kgBB/hri
C. Metilprednisolon 2 mg/kgBB/hri
D. Deksametason 2 mg/kgBB/hri
E. Betametason 1 mg/kgBB/hri
Anak laki-laki 5 tahun datang bersama ibunya ke dokter dengan
keluhan bengkak pada kelopak mata dan kedua tungkai sejak 1 bulan.
Pasien juga dikeluhkan kencing keruh berbuih. Pemeriksaan fisik TD
100/70 mmHg, napas 24x/mnt, nadi 108x/mnt, piting edema pada
kedua ekstemitas bawah (+). Hasil lab kreatinin 1.4, ureum 46. Hasil
UL didapatkan protein (+3), eritrosit (+1). Apakah terapi yang tepat?
A. Prednison 2 mg/kgBB/hri
B. Prednisolon 1 mg/kgBB/hri
C. Metilprednisolon 2 mg/kgBB/hri
D. Deksametason 2 mg/kgBB/hri
E. Betametason 1 mg/kgBB/hri
Sindrom Nefrotik (2)
Proteinuria masif Gejala Klinis :
(dipstick >+2) • Bengkak pada kelopak mata, tungkai, asites,
edema anasarka
• BAK keruh
Hipoalbuminemia
(<2,5 g/dl) Terbanyak pada anak :
• Sindroma Nefrotik Idiopatik dengan temuan
Histopatologi paling banyak adalah minimal-
change nephropathy
Edema
Terapi :
• Prednison, Imunosupresan
Hiperlipidemia (>200 • Diuretik (furosemid atau spironolakton)
mg/dl), oval fat bodies • Albumin
Terapi Kortikosteroid pada Sindrom Nefrotik
• Terapi inisial steroid sesuai dengan anjuran ISKDC adalah diberikan prednison
60 mg/m2 LPB/hari atau 2 mg/kgbb/hari (maksimal 80 mg/hari) dalam dosis
terbagi, untuk menginduksi remisi.
• Prednison dosis penuh (full dose) inisial diberikan selama 4 minggu. Bila
terjadi remisi dalam 4 minggu pertama, dilanjutkan dengan 4 minggu kedua
dengan dosis 40 mg/m2 LPB (2/3 dosis awal) atau 1,5 mg/kgbb/hari, secara
alternating (selang sehari), 1 x sehari setelah makan pagi.
• Bila setelah 4 minggu pengobatan steroid dosis penuh, tidak terjadi remisi,
pasien dinyatakan sebagai resisten steroid
Konsensus Tatalaksana Sindroma Nefrotik, IDAI, 2012
38
Seorang anak usia 7 tahun 10 bulan datang ke RS diantar oleh ayahnya
dengan keluhan pipis berwarna seperti teh diikuti keluhan pusing, mual
dan muntah. Sebelumnya pasien memiliki riwayat batuk dan nyeri
tenggorokan dan didiagnosis oleh dokter sebagai tonsilofaringitis. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan edema palpebra dan pitting edema tidak
terlalu nyata, tensi 140/90 Nadi 98x/m RR 21x/m Suhu 36,1OC. Apa
yang harus ditambahkan agar diagnosis menjadi pasti?
a. Peningkatan antigen Staphylococcus
b. Peningkatan kadar kolesterol total 350 mg/dl
c. Protein urin +4
d. Albumin darah 1,5 mg/dl
e. Penurunan kadar komplemen C3
Dx. GNAPS
Seorang anak usia 7 tahun 10 bulan datang ke RS diantar oleh ayahnya
dengan keluhan pipis berwarna seperti teh diikuti keluhan pusing, mual
dan muntah. Sebelumnya pasien memiliki riwayat batuk dan nyeri
tenggorokan dan didiagnosis oleh dokter sebagai tonsilofaringitis. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan edema palpebra dan pitting edema tidak
terlalu nyata, tensi 140/90 Nadi 98x/m RR 21x/m Suhu 36,1OC. Apa
yang harus ditambahkan agar diagnosis menjadi pasti?
a. Peningkatan antigen Staphylococcus
b. Peningkatan kadar kolesterol total 350 mg/dl
c. Protein urin +4
d. Albumin darah 1,5 mg/dl
e. Penurunan kadar komplemen C3
Glomerulonephritis Acute Post Streptococcus
(GNAPS)

Sindrom Nefritik + Riwayat Infeksi Streptococcus Beta Hemolyticus Group A (scarlet


fever, faringitis, infeksi kulit)

Patofisiologi Infeksi Streptococcus Beta Hemolyticus Group A  Reaksi Antigen-


Antibodi  molecular mimicry  “kompleks imun”  inflamasi 
merusak glomerulus ginjal

Diagnosis • PHAROH (Proteinuria, Hematuria, Azotemia, Red blood cast, Oliguria,


Hipertensi)
• ASTO meningkat
• C3 menurun

Komplikasi Gagal Ginjal Akut, Hipertensi Ensephalopati, Gagal Jantung (ALO)

Terapi • Penicillin (Amoksisilin 50mg/kgBB dibagi 3 dosis) atau bila alergi


berikan eritromisin 30mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis selama 10 hari
• Anti hipertensi
• Furosemid bila edema
39
Anak usia 8 tahun, datang ke IGD dengan keluhan bengkak. Awalnya
bengkak, pada daerah mata di pagi hari, lalu membaik di siang hari.
Namun sejak 3 hari ini memberat, bengkak pada kaki dan tangan.
Pasien juga mengeluh sesak nafas. Pemeriksaan fisik didapatkan TD
110/80, nadi 130x/m, RR 40x/m, ronkhi basah halus pada kedua basal
paru. Hasil pemeriksaan urinalisis : warna keruh, protein +++, eritrosit
(-), leukosit (-). Pemeriksaan albumin darah 1,9 g/dl, ureum 20,
creatinin 0.6. Penatalaksanaan awal yang perlu dilakukan pada pasien ?
a. Penicilin intravena
b. Steroid intravena
c. Furosemide intravena
d. Prednison
e. Hemodialisa
Dx. Sindroma Nefrotik
Anak usia 8 tahun, datang ke IGD dengan keluhan bengkak. Awalnya
bengkak, pada daerah mata di pagi hari, lalu membaik di siang hari.
Namun sejak 3 hari ini memberat, bengkak pada kaki dan tangan.
Pasien juga mengeluh sesak nafas. Pemeriksaan fisik didapatkan TD
110/80, nadi 130x/m, RR 40x/m, ronkhi basah halus pada kedua basal
paru. Hasil pemeriksaan urinalisis : warna keruh, protein +++, eritrosit
(-), leukosit (-). Pemeriksaan albumin darah 1,9 g/dl, ureum 20,
creatinin 0.6. Penatalaksanaan awal yang perlu dilakukan pada pasien ?
a. Penicilin intravena
b. Steroid intravena
c. Furosemide intravena
d. Prednison
e. Hemodialisa
Sindrom Nefrotik (2)
Proteinuria masif Gejala Klinis :
(dipstick >+2) • Bengkak pada kelopak mata, tungkai, asites,
edema anasarka
• BAK keruh
Hipoalbuminemia
(<2,5 g/dl) Terbanyak pada anak :
• Sindroma Nefrotik Idiopatik dengan temuan
Histopatologi paling banyak adalah minimal-
change nephropathy
Edema
Terapi :
• Prednison, Imunosupresan
Hiperlipidemia (>200 • Diuretik (furosemid atau spironolakton)
mg/dl), oval fat bodies • Albumin
40
Seorang anak laki-laki usia 10 tahun datang dengan ibunya ke dokter
dengan keluhan bengkak. Bengkak awalnya muncul di sekitar mata
kemudian pada kedua kaki. Pemeriksaan fisik tanda vital dalam batas
normal, didapatkan edema preorbita dan pretibial. Hasil lab urinalisa
didapatkan protein +3, eritrosit +1. Apakah tatalaksana non farmakologi
untuk pasien tersebut?
a. Pembatasan asupan cairan
b. Diet rendah lemak
c. Diet tinggi kalori tinggi protein
d. Diet rendah protein
e. Diet rendah garam
Dx. Sindrom Nefrotik
Seorang anak laki-laki usia 10 tahun datang dengan ibunya ke dokter
dengan keluhan bengkak. Bengkak awalnya muncul di sekitar mata
kemudian pada kedua kaki. Pemeriksaan fisik tanda vital dalam batas
normal, didapatkan edema preorbita dan pretibial. Hasil lab urinalisa
didapatkan protein +3, eritrosit +1. Apakah tatalaksana non farmakologi
untuk pasien tersebut?
a. Pembatasan asupan cairan
b. Diet rendah lemak
c. Diet tinggi kalori tinggi protein
d. Diet rendah protein
e. Diet rendah garam
Tatalaksana Sindrom Nefrotik
1. Diet
• Diet cukup protein, normal sesuai dengan RDA (recommended daily
allowances) yaitu 2 g/kgBB/hari
• Diet rendah garam (1-2 g/hari) bila ada edema
2. Diuretik
• Loop diuretic seperti furosemid 1-2 mg/kgBB/hari, bila perlu
dikombinasikan dengan spironolakton (antagonis aldosteron, diuretik
hemat kalium) 2-3 mg/kgBB/hari
• Bila pemberian diuretik tidak berhasil mengurangi edema (edema
refrakter), biasanya disebabkan oleh hipovolemia atau
hipoalbuminemia berat (kadar albumin ≤ 1 g/dL), dapat diberikan
infus albumin 20-25% dengan dosis 1 g/kgBB selama 4 jam, dan
diakhiri dengan pemberian furosemid intravena 1-2 mg/kgBB.
Tatalaksana Sindrom Nefrotik
3. Prednison

Konsensus Tatalaksana Sindroma Nefrotik, IDAI, 2012


41
Seorang anak perempuan 6 tahun dibawa kedua orang tuanya ke
dokter dengan keluhan sakit saat buang air kecil. Pasien menjadi malas
buang air kecil. Riwayat demam sejak 2 hari ini. Keadaan umum baik,
kesadaran komposmentis, pemeriksaan fisik tanda vital dalam batas
normal dan nyeri tekan daerah suprapubik (+). Pemeriksaan lab urin
didapat leukosit 10-15/Ipb dan eritrosit 1-2/Ipb. Pemeriksaan
penunjang baku emas untuk penyakit di atas adalah?
a. Urinalisa
b. Darah rutin
c. Kultur urin
d. IVP
e. USG ginjal dan kandung kemih
ISK bawah (Cystitis)
Seorang anak perempuan 6 tahun dibawa kedua orang tuanya ke
dokter dengan keluhan sakit saat buang air kecil. Pasien menjadi malas
buang air kecil. Riwayat demam sejak 2 hari ini. Keadaan umum baik,
kesadaran komposmentis, pemeriksaan fisik tanda vital dalam batas
normal dan nyeri tekan daerah suprapubik (+). Pemeriksaan lab urin
didapat leukosit 10-15/Ipb dan eritrosit 1-2/Ipb. Pemeriksaan
penunjang baku emas untuk penyakit di atas adalah?
a. Urinalisa
b. Darah rutin
c. Kultur urin
d. IVP
e. USG ginjal dan kandung kemih
Infeksi Saluran Kemih
ISK pada neonatus  Gejala tidak spesifik :
Demam, letargi, tidak mau minum, anoreksia, gagal
tumbuh, ikterik

Pielonefritis akut /  Demam, muntah, menggigil, flank pain, BAK bau


ISK atas menyengat
 PF : flank pain (nyeri ketok ginjal/CVA)

Sistitis /  Disuri, frekuensi, mengompol, tidak lampias, BAK


ISK bawah bau menyengat
 PF : nyeri tekan suprapubik

 Pemeriksaan penunjang :
 Urinalisis : lekosit urin (>5/lpb), leukosit esterase (+), nitrit (+), bacteria (+)
 Gold standart : kultur urin
42
Anak laki-laki usia 5 tahun diantar ibunya ke Puskesmas dengan keluhan
kencing berbau sejak 2 hari yang lalu disertai rewel dan menangis saat
kencing. Pasien juga dikeluhkan demam sejak 3 hari. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan nadi 90x/m, RR 26x/m, Tax 38,7OC dan nyeri ketok
costovertebrae. Pada pemeriksaan lab : Hb 11,6 g/dl, Hct 37%, Leukosit
22.000, Trombosit 356.000. Pada pemeriksaan urine rutin didapatkan
kencing berwarna kuning keruh dan leukosit 60/lpb. Apakah pengobatan
yang tepat?
a. Ciprofloksasin PO
b. Cefiksim PO
c. Ceftriaxon IV
d. Ampicillin IV
e. Gentamycin IV
ISK Atas (Pyelonefritis)
Anak laki-laki usia 5 tahun diantar ibunya ke Puskesmas dengan keluhan
kencing berbau sejak 2 hari yang lalu disertai rewel dan menangis saat
kencing. Pasien juga dikeluhkan demam sejak 3 hari. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan nadi 90x/m, RR 26x/m, Tax 38,7OC dan nyeri ketok
costovertebrae. Pada pemeriksaan lab : Hb 11,6 g/dl, Hct 37%, Leukosit
22.000, Trombosit 356.000. Pada pemeriksaan urine rutin didapatkan
kencing berwarna kuning keruh dan leukosit 60/lpb. Apakah pengobatan
yang tepat?
a. Ciprofloksasin PO
b. Cefiksim PO
c. Ceftriaxon IV
d. Ampicillin IV
e. Gentamycin IV
Algoritma Tatalaksana ISK

Ampisilin +
Gentamisin
Ceftriaxone Cotrimoxazole

Pedoman Pelayanan Medis IDAI, 2011


Jenis dan Dosis Antibiotik untuk ISK
43
Anak perempuan usia 10 tahun datang dengan keluhan sering
mengompol padahal pasien sudah tidak mengompol. Keluhan lain
sering BAK, tidak lampias dan disertai nyeri. Riwayat demam sejak 2
hari ini. TTV:TD 110/80mmHg N 80x/m RR 28x/m Tax 38.7 OC.
Pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan pada suprapubis,
ballotement ginjal (-). Hasil urinalisis didapatkan protein (+), leukosit
10-15/lbp, eritrosit 3-5/lbp, nitrit (+). Hasil lab darah didapatkan
Ureum 20, Creatininin 1. Terapi yang tepat?
a. Rawat inap, cotrimozaxole oral 2x 480 mg
b. Rawat inap, cefotaxim intravena 2 x 500 mg
c. Rawat jalan, prednison oral 60 mg/hari
d. Rawat jalan, cefixime oral 100 mg/hari
e. Rawat inap, cefixime oral 100 mg/hari
ISK Bawah (Sistitis)
Anak perempuan usia 10 tahun datang dengan keluhan sering
mengompol padahal pasien sudah tidak mengompol. Keluhan lain
sering BAK, tidak lampias dan disertai nyeri. Riwayat demam sejak 2
hari ini. TTV:TD 110/80mmHg N 80x/m RR 28x/m Tax 38.7 OC.
Pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan pada suprapubis,
ballotement ginjal (-). Hasil urinalisis didapatkan protein (+), leukosit
10-15/lbp, eritrosit 3-5/lbp, nitrit (+). Hasil lab darah didapatkan
Ureum 20, Creatininin 1. Terapi yang tepat?
a. Rawat inap, cotrimozaxole oral 2x 480 mg
b. Rawat inap, cefotaxim intravena 2 x 500 mg
c. Rawat jalan, prednison oral 60 mg/hari
d. Rawat jalan, cefixime oral 100 mg/hari
e. Rawat inap, cefixime oral 100 mg/hari
Algoritma Tatalaksana ISK

Ampisilin +
Gentamisin
Ceftriaxone Cotrimoxazole

Pedoman Pelayanan Medis IDAI, 2011


Jenis dan Dosis Antibiotik untuk ISK
44
Anak laki-laki usia 3 tahun dibawa ke Puskesmas karena ada benjolan
tidak nyeri di perut kiri atas. Keluhan dialami sejak usia 2 tahun, makin
lama makin membesar. Pemeriksan fisik didapatkan masa ukuran
4x7cm di hipokondrium kiri, tidak nyeri, terfiksir dan permukaan rata.
Pada pemeriksaan penunjang didapatkan hematuria mikrositik dan
anemia normokrom normositer. Apakah diagnosis pasien?
a. Neuroblastoma
b. Nefroblastoma
c. Hepatoblastoma
d. Limfoma maligna
e. Ginjal polikistik
Anak laki-laki usia 3 tahun dibawa ke Puskesmas karena ada benjolan
tidak nyeri di perut kiri atas. Keluhan dialami sejak usia 2 tahun, makin
lama makin membesar. Pemeriksan fisik didapatkan masa ukuran
4x7cm di hipokondrium kiri, tidak nyeri, terfiksir dan permukaan rata.
Pada pemeriksaan penunjang didapatkan hematuria mikrositik dan
anemia normokrom normositer. Apakah diagnosis pasien?
a. Neuroblastoma
b. Nefroblastoma
c. Hepatoblastoma
d. Limfoma maligna
e. Ginjal polikistik
Wilms’ tumor (nephroblastoma)
• Keganasan pada ginjal yang sering
terjadi pada anak
• Gejala dan tanda:
- Nyeri perut dan masa pada bagian
perut
- Hematuria gross
- Anemia
- ISK
- Demam
- Hipotensi / Hipertensi
- Gejala respirasi, terkait dengan
metastase
45
Seorang anak dibawa ke IGD dengan keluhan diare sejak 10 hari
kurang lebih 5-6x/hari. Diare tidak berdarah dan berlendir.
Pemeriksaan fisik didapatkan anak tidak mau minum, somnolen,
dan turgor kembali sangat lambat. Apakah diagnosis pasien?
a. Diare akut dehidrasi ringan
b. Diare akut dehidrasi ringan sedang
c. Diare akut dehidrasi sedang
d. Diare akut dehidrasi berat
e. Diare kronik dehidrasi berat
Seorang anak dibawa ke IGD dengan keluhan diare sejak 10 hari
kurang lebih 5-6x/hari. Diare tidak berdarah dan berlendir.
Pemeriksaan fisik didapatkan anak tidak mau minum, somnolen,
dan turgor kembali sangat lambat. Apakah diagnosis pasien?
a. Diare akut dehidrasi ringan
b. Diare akut dehidrasi ringan sedang
c. Diare akut dehidrasi sedang
d. Diare akut dehidrasi berat
e. Diare kronik dehidrasi berat
Penilaian Derajat Dehidrasi
Tanpa dehidrasi D. Ringan Sedang Dehidrasi Berat
46
Seorang anak 3 tahun mengeluh diare 5-6 kali, diare cair dan
seperti air cucian beras. Dari pemeriksaan feses didapatkan bakteri
berbentuk batang, gram negatif dan berflagella. Bagaimana
mekanisme bakteri tersebut dapat menyebabkan diare ?
a. Toksin yang meningkatkan aktivitas enzim adenilat siklase
b. Toksin yang meningkankan peristaltik usus
c. Kuman yang menghambat protein kanal natrium dan clorida di
usus
d. Kuman yang menghambat protein kanal air di usus
e. Kuman yang merusak mukosa vili usus
Vibrio cholera

Seorang anak 3 tahun mengeluh diare 5-6 kali, diare cair dan
seperti air cucian beras. Dari pemeriksaan feses didapatkan bakteri
berbentuk batang, gram negatif dan berflagella. Bagaimana
mekanisme bakteri tersebut dapat menyebabkan diare ?
a. Toksin yang meningkatkan aktivitas enzim adenilat siklase
b. Toksin yang meningkankan peristaltik usus
c. Kuman yang menghambat protein kanal natrium dan clorida di
usus
d. Kuman yang menghambat protein kanal air di usus
e. Kuman yang merusak mukosa vili usus
47
Anak perempuan umur 1 tahun dibawa ke IGD karena diare
>10x/hari sejak 3 hari ini. Keluhan juga disertai muntah setiap
kali makan atau minum. Pemeriksaan fisik anak tampak lemas
dan malas minum. Hasil pemeriksaan lain yang mungkin
ditemukan pada pasien ini adalah..
a. Ubun-ubun cekung, air mata (+)
b. Turgor kulit buruk, air mata (+)
c. Turgor kulit buruk, ubun-ubun datar
d. Mukosa mulut dan lidah kering, air mata (-)
e. Mukosa mulut dan lidah basah, air mata (-)
Dehidrasi Berat
Anak perempuan umur 1 tahun dibawa ke IGD karena diare
>10x/hari sejak 3 hari ini. Keluhan juga disertai muntah setiap
kali makan atau minum. Pemeriksaan fisik anak tampak lemas
dan malas minum. Hasil pemeriksaan lain yang mungkin
ditemukan pada pasien ini adalah..
a. Ubun-ubun cekung, air mata (+)
b. Turgor kulit buruk, air mata (+)
c. Turgor kulit buruk, ubun-ubun datar
d. Mukosa mulut dan lidah kering, air mata (-)
e. Mukosa mulut dan lidah basah, air mata (-)
Penilaian Derajat Dehidrasi
Tanpa dehidrasi D. Ringan Sedang Dehidrasi Berat
48
Anak perempuan usia 9 bulan datang dibawa ibunya dengan keluhan
BAB cair sejak 1 hari yang lalu. BAB cair >10 kali, lendir dan darah
disangkal. Anak tampak rewel namun masih mau menyusu. Anak
tampak kehausan, mata cekung, turgor kulit kembali lambat, ubun-
ubun besar tidak menonjol. Apakah terapi yang tepat diberikan kepada
pasien?
a. Cairan 75cc/kgBB selama 3 jam, zinc 20 mg, pantau dehidrasi
b. Cairan 75cc/kgBB selama 3 jam, beri antibiotic
d. Lanjutkan ASI, anak bawa pulang
d. Cairan 30cc/kgBB/jam, zinc 20 mg, pantau dehidrasi
e. Cairan 30cc/kgBB/jam, beri antibiotik
Dehidrasi Ringan Sedang
Anak perempuan usia 9 bulan datang dibawa ibunya dengan keluhan
BAB cair sejak 1 hari yang lalu. BAB cair >10 kali, lendir dan darah
disangkal. Anak tampak *rewel namun masih mau menyusu. Anak
*tampak kehausan, mata cekung, *turgor kulit kembali lambat, ubun-
ubun besar tidak menonjol. Apakah terapi yang tepat diberikan kepada
pasien?
a. Cairan 75cc/kgBB selama 3 jam, zinc 20 mg, pantau dehidrasi
b. Cairan 75cc/kgBB selama 3 jam, beri antibiotic
d. Lanjutkan ASI, anak bawa pulang
d. Cairan 30cc/kgBB/jam, zinc 20 mg, pantau dehidrasi
e. Cairan 30cc/kgBB/jam, beri antibiotik
Rencana Terapi B/ Dehidrasi Ringan-Sedang

ORALIT 75 cc/kgBB diberikan selama 3 jam

• Mulai lanjutkan ASI/makanan dan Zinc


• Bila anak muntah tunggu 10 menit, lalu berikan lagi dengan lebih
lambat
49
Anak usia 2 thn datang ke Puskesmas dengan diare sejak 2 hari. BAB cair
sekitar >10x/hari, tidak disertai darah dan lendir. Muntah tiap minum dan
penurunan berat badan. Pada pemeriksaan fisik anak tampak lemah, nadi
152x/menit, suhu 37OC, napas cepat dan dalam, ubun ubun besar cekung,
mata cowong, turgor kulit kembali sangat lambat. Dokter Puskesmas
mencoba memasang infus namun gagal dan berencana merujuk pasien ke
RS. Jarak ke RS sekitar 12 jam. Apa yang harus dilakukan?
a. Beri air putih melalui mulut 20cc/kg/jam
b. Beri air putih melalui mulut 30cc/kg/jam
c. Beri oralit melalui mulut 10cc/kg/jam
d. Beri oralit melalui NGT 20cc/kg/jam
e. Beri oralit melalui NGT 30cc/kg/jam
DIARE AKUT DEHIDRASI BERAT
Anak usia 2 thn datang ke Puskesmas dengan diare sejak 2 hari. BAB cair
sekitar >10x/hari, tidak disertai darah dan lendir. *Muntah tiap minum dan
penurunan berat badan. Pada pemeriksaan fisik anak tampak *lemah, nadi
152x/menit, suhu 37OC, napas cepat dan dalam, ubun ubun besar cekung,
mata cowong, *turgor kulit kembali sangat lambat. Dokter Puskesmas
mencoba memasang infus namun gagal dan berencana merujuk pasien ke
RS. Jarak ke RS sekitar 12 jam. Apa yang harus dilakukan?
a. Beri air putih melalui mulut 20cc/kg/jam
b. Beri air putih melalui mulut 30cc/kg/jam
c. Beri oralit melalui mulut 10cc/kg/jam
d. Beri oralit melalui NGT 20cc/kg/jam
e. Beri oralit melalui NGT 30cc/kg/jam
Buku Saku Pelayanan Kesehatan
Anak di RS, WHO-Kemenkes 2008
50
Anak laki-laki usia 5 tahun dibawa ibunya ke RS dengan keluhan BAB
cair berdarah sejak 3 hari yang lalu. Keluhan juga disertai nyeri perut
dan demam tinggi. Pemeriksaan fisik nadi 100x/m, rr 30x/m, suhu
38OC, tidak didapatkan tanda dehidrasi. Pemeriksaan penunjang
apakah yang sebaiknya dilakukan untuk membantu menegakkan
diagnosis?
a. Kultur feses
b. Feses lengkap
c. Darah lengkap
d. USG abdomen
e. Foto polos abdomen
Anak laki-laki usia 5 tahun dibawa ibunya ke RS dengan keluhan BAB
cair berdarah sejak 3 hari yang lalu. Keluhan juga disertai nyeri perut
dan demam tinggi. Pemeriksaan fisik nadi 100x/m, rr 30x/m, suhu
38OC, tidak didapatkan tanda dehidrasi. Pemeriksaan penunjang
apakah yang sebaiknya dilakukan untuk membantu menegakkan
diagnosis?
a. Kultur feses
b. Feses lengkap
c. Darah lengkap
d. USG abdomen
e. Foto polos abdomen
51
Seorang anak usia 13 tahun dibawa ibunya ke dokter karena diare 3
hari dengan frekuensi 6-10 kali/hari. Diare berlendir dan berdarah.
Keluhan juga disertai demam. Keadaan umum tampak sakit sedang,
nadi 120x/m, rr 30x/m, Tax 38,5C, mata cowong, turgor kulit
menurun, perut cembung. Pada pemeriksaan penunjang feses
lengkap didapatkan eritrosit +++, leukosit +++. Terapi yang tepat
diberikan adalah?
a. Amoxycillin
b. Ciprofloxacin
c. Tetrasiklin
d. Metronidazol
e. Cotrimoxazole
Seorang anak usia 13 tahun dibawa ibunya ke dokter karena diare 3
hari dengan frekuensi 6-10 kali/hari. Diare berlendir dan berdarah.
Keluhan juga disertai demam. Keadaan umum tampak sakit sedang,
nadi 120x/m, rr 30x/m, Tax 38,5C, mata cowong, turgor kulit
menurun, perut cembung. Pada pemeriksaan penunjang feses
lengkap didapatkan eritrosit +++, leukosit +++. Terapi yang tepat
diberikan adalah?
a. Amoxycillin
b. Ciprofloxacin
c. Tetrasiklin
d. Metronidazol
e. Cotrimoxazole
DISENTRI (Diare Lendir-Darah)
Etiologi Gejala, Tanda, Diagnosis Terapi
Balantidium coli • Riwayat tinggal di sekitar peternakan sapi Metronidazole
• Napas atau muntah bau tinja
• Pemeriksaan feses : tropozoid dan kista
berbentuk bulat memiliki makro dan
mikronukleus
Salmonella • Demam > 7 hari Cloramphenicole
• Diare lendir-darah
• Pemeriksaan penunjang : Widal, IgM anti
Salmonella, Kultur Darah
Shigella dysentri • Diare lendir-darah disertai dehidrasi Cotrimoxazole
• Pasien tampak toksik
• Pemeriksaan feses : leukosit dan eritrosit
meningkat, bakteri gram negatif
Entamoeba hystolytica • Diare lendir-darah, biasanya tanpa Metronidazole
dehidrasi/ringan
• Komplikasi: abses hepar
• Pemeriksaan feses:
- Kista: bulat dengan inti 4
- Tropozoit: bentuk iregular dengan psudopoda,
sitoplasma bergranular mengandung eritrosit,
inti sel dengan karyosome di tengah dan
kromatin di perifer
Gambaran Mikroskopis Feses

Shigella dysenteriae
Leukosit dan eritrosit meningkat

Entamoeba hystolitica
• Kista : bulat berinti 4
• Trophozoit : bentuk iregular dengan psudopoda, dapat bergerak, sitoplasma
bergranular dan mengandung eritrosit, inti sel dengan karyosome di tengah
dan kromatin di perifer
52
Seorang perempuan usia 15 tahun datang ke puskesmas dengan
keluhan diare sejak 5 hari. Diare berlendir dan berdarah. Pemeriksaan
fisik TD 110/80 mmHg, Nadi 88x/m, RR 24x/m, Tax 36,7OC, tidak
didapatkan tanda dehidrasi. Dari pemeriksaan feses ditemukan
tropozoid berinti 1 dengan vakuola yang berisi eritrosit. Apakah
diagnsois penyakit pasien?
a. Amubiasis
b. Giardiasis
c. Shigelosis
d. Tricuriasis
e. Taeniasis
Seorang perempuan usia 15 tahun datang ke puskesmas dengan
keluhan diare sejak 5 hari. Diare berlendir dan berdarah. Pemeriksaan
fisik TD 110/80 mmHg, Nadi 88x/m, RR 24x/m, Tax 36,7OC, tidak
didapatkan tanda dehidrasi. Dari pemeriksaan feses ditemukan
tropozoid berinti 1 dengan vakuola yang berisi eritrosit. Apakah
diagnsois penyakit pasien?
a. Amubiasis
b. Giardiasis
c. Shigelosis
d. Tricuriasis
e. Taeniasis
Disentri (Diare Lendir-Darah)
Etiologi Gejala, Tanda, Diagnosis Terapi
Balantidium coli • Riwayat tinggal di sekitar peternakan sapi Metronidazole
• Napas atau muntah bau tinja
• Pemeriksaan feses : tropozoid dan kista berbentuk
bulat memiliki makro dan mikronukleus

Salmonella • Demam > 7 hari Cloramphenicole


• Diare lendir-darah
• Pemeriksaan penunjang : Widal, IgM anti Salmonella,
Kultur Darah
Shigella dysentri • Diare lendir-darah, disertai dehidrasi Cotrimoxazole
• Pasien tampak toksik (demam, nyeri perut, lemas)
• Pemeriksaan feses : leukosit dan eritrosit meningkat,
bakteri gram negatif
Entamoeba • Diare lendir-darah, gejala ringan, tanpa Metronidazole
hystolytica dehidrasi/ringan-sedang
• Komplikasi: abses hepar
• Pemeriksaan feses:
- Kista: bulat dengan inti 4
- Tropozoit: bentuk iregular dengan psudopoda,
sitoplasma bergranular mengandung eritrosit, inti
sel dengan karyosome di tengah dan kromatin di
perifer
Gambaran Mikroskopis Feses

Shigella dysenteriae
Leukosit dan eritrosit meningkat

Entamoeba hystolitica
• Kista : bulat berinti 4
• Trophozoit : bentuk iregular dengan psudopoda, dapat bergerak, sitoplasma
bergranular dan mengandung eritrosit, inti sel dengan karyosome di tengah
dan kromatin di perifer
53
Anak berusia 2 tahun dibawa ibunya ke RS IGD karena diare sejak 3
hari sekitar > 5kali/hari. Diare cair, ampas sedikit, lendir/darah (-).
Keluhan juga disertai demam, nyeri perut yang melilit dan mual
muntah. Pemeriksaan nadi 98x/m, RR 26x/m, suhu 37,8OC, mukosa
bukal kering dan turgor kembali 3 detik. Dari kultur tinja pada agar
McConkey didapatkan bakteri gram negatif, pertumbuhan bakteri baik,
koloni bundar, halus, cembung, berwarna merah bata, fermentasi
laktosa (+), tes indol (+). Bakteri apakah yang kemungkinan
menyebabkan kelainan pada pasien?
a. Enteropathogenic E. coli
b. Enterotoxigenic E. coli
c. Enteroaggregative E. coli
d. Enterohemorrhagic E. coli
e. Enteroinvasive E. coli
Anak berusia 2 tahun dibawa ibunya ke RS IGD karena diare sejak 3
hari sekitar > 5kali/hari. Diare cair, ampas sedikit, lendir/darah (-).
Keluhan juga disertai demam, nyeri perut yang melilit dan mual
muntah. Pemeriksaan nadi 98x/m, RR 26x/m, suhu 37,8OC, mukosa
bukal kering dan turgor kembali 3 detik. Dari kultur tinja pada agar
McConkey didapatkan bakteri gram negatif, pertumbuhan bakteri baik,
koloni bundar, halus, cembung, berwarna merah bata, fermentasi
laktosa (+), tes indol (+). Bakteri apakah yang kemungkinan
menyebabkan kelainan pada pasien?
a. Enteropathogenic E. coli
b. Enterotoxigenic E. coli
c. Enteroaggregative E. coli
d. Enterohemorrhagic E. coli
e. Enteroinvasive E. coli
Escherichia coli
• Bakteri batang Gram negatif tidak berspora
• Flora normal usus, beberapa serotype patogen
• Sifat biologis : fermentasi laktosa, tes positif
terhadap indol, tumbuh baik pada suhu antara
80 C- 460 C, suhu optimum < 370 C
• Antigen : Antigen O (lipopolisakarida), antigen K
(permukaan/amplop), dan antigen H (flagela)
• Kultur:
- Blood Agar Plate : Koloni sedang, abu – abu, smooth, keeping,
haemolytis atau anhaemolytis
- Mac Conkey : Koloni sedang, merah bata atau merah tua, metallic,
smooth, keeping atau sedikit cembung
- EMB Agar : Koloni sedang, smooth, keeping kehijau – hijauan, metalic
- Endo Agar : Koloni besar, bulat, smooth, mera – merah tua, metalic
Karakteristik Diare E coli
Sero Populasi yang berisiko Tipe Watery Bloody
type
ETEC > 1 thn, traveller Non-inflammatory +++ -
EIEC > 1 thn Inflammatory + ++
EPEC < 2 thn, (>> 6 bln) Non-inflammatory +++ +
EHEC 6 bln-10thn, dewasa (>>) Inflammatory + +++
EAEC < 1 thn, traveller Non-inflammatory +++ +

ETEC (Enterotoxigenic E coli), EIEC (Enteroinvasive E coli), EPEC (Enteropathogenic


E coli), EHEC (Enterohemorrhagic E coli), EAEC (Enteroaggregative E coli)
54
Seorang anak perempuan usia 5 tahun datang bersama orang tuanya ke
dokter dengan keluhan diare kurang lebih 8x perhari sejak 3 hari ini.
Diare disertai lendir darah. Mual muntah (+) dan demam (+). Pada
pemeriksaan fisik didapakan tanda vital normal, turgor kembali cepat
dan tenesmus. Kemudian dokter melakukan pemeriksaan feses,
didapatkan sepetti gambar dibawah ini. Apakah terapi yang tepat untuk
pasien tersebut?
a. Pirantel pamoat
b. Metronidazol
c. Albendazol
d. Mebendazol
e. Cotrimoxazole
Amoebiasis
Seorang anak perempuan usia 5 tahun datang bersama orang tuanya ke
dokter dengan keluhan diare kurang lebih 8x perhari sejak 3 hari ini.
Diare disertai lendir darah. Mual muntah (+) dan demam (+). Pada
pemeriksaan fisik didapakan tanda vital normal, turgor kembali cepat
dan tenesmus. Kemudian dokter melakukan pemeriksaan feses,
didapatkan sepetti gambar dibawah ini. Apakah terapi yang tepat untuk
pasien tersebut?
a. Pirantel pamoat
b. Metronidazol
c. Albendazol
d. Mebendazol
e. Cotrimoxazole
Disentri (Diare Lendir-Darah)
Etiologi Gejala, Tanda, Diagnosis Terapi
Balantidium coli • Riwayat tinggal di sekitar peternakan sapi Metronidazole
• Napas atau muntah bau tinja
• Pemeriksaan feses : tropozoid dan kista berbentuk
bulat memiliki makro dan mikronukleus

Salmonella • Demam > 7 hari Cloramphenicole


• Diare lendir-darah
• Pemeriksaan penunjang : Widal, IgM anti Salmonella,
Kultur Darah
Shigella dysentri • Diare lendir-darah, disertai dehidrasi Cotrimoxazole
• Pasien tampak toksik (demam, nyeri perut, lemas)
• Pemeriksaan feses : leukosit dan eritrosit meningkat,
bakteri gram negatif
Entamoeba • Diare lendir-darah, gejala ringan, tanpa Metronidazole
hystolytica dehidrasi/ringan-sedang
• Komplikasi: abses hepar
• Pemeriksaan feses:
- Kista: bulat dengan inti 4
- Tropozoit: bentuk iregular dengan psudopoda,
sitoplasma bergranular mengandung eritrosit, inti
sel dengan karyosome di tengah dan kromatin di
perifer
Gambaran Mikroskopis Feses

Shigella dysenteriae
Leukosit dan eritrosit meningkat

Entamoeba hystolitica
• Kista : bulat berinti 4
• Trophozoit : bentuk iregular dengan psudopoda, dapat bergerak, sitoplasma
bergranular dan mengandung eritrosit, inti sel dengan karyosome di tengah
dan kromatin di perifer
55
Anak usia 7 bulan dibawa ke dokter dengan keluhan BAB terus menerus
dengan kostistensi cair, tidak berlendir, tidak berdarah, berbuih dan
berbau asam. BAB keluar sebanyak 3-4 sendok dengan frekuensi 4x
dalam satu hari ini. Riwayat anak minum susu formula sejak 1 minggu,
sebelumnya hanya minum ASI. Riwayat ibu pasien memiliki asma.
Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum anak baik, tidak
didapatkan tanda dehidrasi, perut kembung, bising usus normal.
Apakah kemungkinan penyebab kasus diatas ?
a. Amubiasis
b. Intoleransi laktosa
c. Alergi susu sapi
d. Gastroenteritis
e. Peritonitis
Anak usia 7 bulan dibawa ke dokter dengan keluhan BAB terus menerus
dengan kostistensi cair, tidak berlendir, tidak berdarah, berbuih dan
berbau asam. BAB keluar sebanyak 3-4 sendok dengan frekuensi 4x
dalam satu hari ini. Riwayat anak minum susu formula sejak 1 minggu,
sebelumnya hanya minum ASI. Riwayat ibu pasien memiliki asma.
Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum anak baik, tidak
didapatkan tanda dehidrasi, perut kembung, bising usus normal.
Apakah kemungkinan penyebab kasus diatas ?
a. Amubiasis
b. Intoleransi laktosa
c. Alergi susu sapi
d. Gastroenteritis
e. Peritonitis
Etiologi :
Diare Non Infeksi
• Diare akibat susu formula

Jenis :

• Intoleransi laktosa
• Alergi Susu Sapi

Gejala dan Tanda :

• BAB cair
• Bau asam
• Pantat merah
• Ampas sedikit
• Tinja berbuih
• BAB nyemprot
• Perut kembung, muntah
Alergi Susu Sapi
Definisi Reaksi yang tidak diinginkan yang diperantarai secara imunologis
terhadap protein susu sapi (Reaksi Hipersensitivitas Tipe I)

Riwayat • Riwayat minum susu sapi


• Gejala klinis dapat muncul cepat (reaksi tipe cepat) maupun lama
(reaksi tipe lambat) setelah minum susu sapi
• Riwayat alergi/atopi pada keluarga

Gejala dan • Gejala gastrointestinal : diare, kembung, muntah, sering flatus


tanda • Gejala kulit : ruam kemerahan
• Gejala pernapasan : batuk, pilek, sesak

Px penunjang Uji tusuk kulit, kadar IgE, uji eliminasi provokasi

Tatalaksana • Menghindari segala bentuk produk susu sapi


• Untuk bayi yang minum ASI  ibu menghindari segala bentuk produk
susu sapi
• Untuk bayi/anak yang minum susu formula  susu formula
hipoalergenik/terhidrolisa atau susu formula soya
Diagnosis dan Tatalaksana Alergi Susu Sapi, IDAI 2010
56
Bayi laki-laki usia 1 bulan datang bersama ibunya untuk konsultasi ke
dokter dengan keluhan kemerahan pada kedua pipi sejak 1 minggu
terakhir. Pasien saat ini hanya mendapatkan ASI eksklusif. Riwayat
ayah pasien sering bersin-bersin pada pagi hari. Pemeriksaan fisik
didapatakan ruam makulopapular eritema pada kedua pipi hingga
leher, pemeriksaan jantung paru dan abdomen dalam batas normal.
Tatalaksana yang dilakukan adalah?
a. Ibu diet eliminasi produk susu sapi, telur dan kacang
b. Tidak ada pembatasan diet
c. Susu diganti dengan susu kedelai
d. Susu digantikan dengan makanan pendamping ASI
e. Susu diganti dengan susu hipoalergenik
Alergi makanan pada bayi ASI
Bayi laki-laki usia 1 bulan datang bersama ibunya untuk konsultasi ke
dokter dengan keluhan kemerahan pada kedua pipi sejak 1 minggu
terakhir. Pasien saat ini hanya mendapatkan ASI eksklusif. Riwayat
ayah pasien sering bersin-bersin pada pagi hari. Pemeriksaan fisik
didapatakan ruam makulopapular eritema pada kedua pipi hingga
leher, pemeriksaan jantung paru dan abdomen dalam batas normal.
Tatalaksana yang dilakukan adalah?
a. Ibu diet eliminasi produk susu sapi, telur dan kacang
b. Tidak ada pembatasan diet
c. Susu diganti dengan susu kedelai
d. Susu digantikan dengan makanan pendamping ASI
e. Susu diganti dengan susu hipoalergenik
ALERGI MAKANAN
• Reaksi simpang makanan yang disebabkan oleh respon imun
spesifik terhadap makanan
• Klasifikasi alergi makanan:
- IgE mediated (tipe cepat): urtikaria/angioedema,
anafilaksis, oral allergy syndrome
- Non-IgE mediated (tipe lambat): dietary-protein
enterocolitis, dietary-protein enteropathy, dietary protein
proctitis, celiac disease, dermatitis herpetiformis
- Tipe campuran: dermatitis atopic, eosinophilic
gastroesophagitis
Makanan yang sering menyebabkan alergi
Bayi Anak Anak lebih tua / dewasa
Susu sapi Susu sapi Kacang-kacangan
Telur Telur Tree nut
Kacang-kacangan Kacang-kacangan Ikan
Susu soya Susu soya Kerang
Gandum
Tree nut (walnut, kacang
mente, dll)
Ikan
Kerang
Diagnosis dan Tatalaksana Alergi Makanan
Diagnosis :
• Anamnesa, Px Fisik (manifestasi di kulit, GIT, saluran napas)
• Penunjang : skin prict test, IgE spesifik, uji eliminasi dan
provokasi (GOLD STANDAR)

Terapi:
• Penghindaran alergen makanan (pada bayi yang mendapat ASI
eksklusif, ibu diet eliminasi alergen)
• Obat-obatan : antagonis H1, kortikosteroid, nebulisasi b-agonis,
epinefrin dan obat suportif lainnya
Konsensus Diagnosis dan Tatalaksana Alergi Makanan Pada Anak,
UKK Alergi Imunologi, IDAI
57
Seorang pasien laki-laki umur 6 tahun dibawa orangtuanya ke IGD
karena keluhan nyeri perut, muntah serta diare setelah makan
makanan kaleng. Pemeriksaan fisik didapatkan mulut kering dan
kelemahan otot kelopak mata dan wajah. Apakah kemungkinan
penyebab kondisi pasien?
a. Toksin botulinum
b. Toksin clostridium
c. Enterotoksin
d. Shigatoksin
e. Intoleransi makanan
Seorang pasien laki-laki umur 6 tahun dibawa orangtuanya ke IGD
karena keluhan nyeri perut, muntah serta diare setelah makan
makanan kaleng. Pemeriksaan fisik didapatkan mulut kering dan
kelemahan otot kelopak mata dan wajah. Apakah kemungkinan
penyebab kondisi pasien?
a. Toksin botulinum
b. Toksin clostridium
c. Enterotoksin
d. Shigatoksin
e. Intoleransi makanan
BOTULISM
58
Anak 10 tahun datang diantar oleh ibunya dengan keluhan anak
tampak kuning sejak 1 hari yang lalu. Kencing berwarna seperti air teh.
Selain itu anak juga tampak lemas, mual muntah. Sebelumnya teman
satu kelasnya juga mengalami hal yang sama. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan vital sign nadi 102x/menit, rr 24x/m, suhu 37,2OC, sklera
ikterik +/+, nyeri tekan hipokondrium kanan. Pada pemeriksaan lab
yang pasti dapat ditemukan adalah:
A. HbsAg (+)
B. HbeAg (+)
C. IgM-anti HAV (+)
D. HBV antigen (+)
E. Anti-HBc
Hepatitis A
Anak 10 tahun datang diantar oleh ibunya dengan keluhan anak
tampak kuning sejak 1 hari yang lalu. Kencing berwarna seperti air teh.
Selain itu anak juga tampak lemas, mual muntah. Sebelumnya teman
satu kelasnya juga mengalami hal yang sama. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan vital sign nadi 102x/menit, rr 24x/m, suhu 37,2OC, sklera
ikterik +/+, nyeri tekan hipokondrium kanan. Pada pemeriksaan lab
yang pasti dapat ditemukan adalah:
A. HbsAg (+)
B. HbeAg (+)
C. IgM-anti HAV (+)
D. HBV antigen (+)
E. Anti-HBc
HEPATITIS
Hepatitis A (4A) Hepatitis B (3A)
Progress • Infeksi akut • 90% asimptomatis dan muncul
• Asimptomatik >> hepatitis kronis saat dewasa
• Self limiting • Dapat menjadi sirosis 
karsinoma

Transmisi Fecal-Oral (anak jajan Darah, Seksual, Perinatal


sembarangan)
Klinis • Asimptomatis • Akut : asimptomatis
• Simptomatis (anoreksia, • Bila ada gejala : Seperti hepatitis
vomit, ikterik) A akut tapi lebih berat

Terapi Suportif Antivirus


59
Seorang ibu membawa anaknya umur 6 bulan ke IGD dengan
keluhan sulit dibangunkan sejak satu hari ini. Sebelumnya anak
dikeluhkan kejang dan muntah. Riwayat anak mengalami demam 3
hari yang lalu dan ibu memberinya obat penurun panas berupa
ASPIRIN. Pemeriksaan Lumbal Pungsi dalam batas normal.
Pemeriksaan CT Scan Kepala didapatkan edema otak. Hasil Lab:
SGOT/SGPT, AMILASE, LIPASE meningkat. Apakah kemungkinan
diagnosis pasien?
a. Sindrom Reye
b. Ensefalitis
c. Meningitis
d. Serosis hepatis
e. Hepatitis
Seorang ibu membawa anaknya umur 6 bulan ke IGD dengan
keluhan sulit dibangunkan sejak satu hari ini. Sebelumnya anak
dikeluhkan kejang dan muntah. Riwayat anak mengalami demam 3
hari yang lalu dan ibu memberinya obat penurun panas berupa
ASPIRIN. Pemeriksaan Lumbal Pungsi dalam batas normal.
Pemeriksaan CT Scan Kepala didapatkan edema otak. Hasil Lab:
SGOT/SGPT, AMILASE, LIPASE meningkat. Apakah kemungkinan
diagnosis pasien?
a. Sindrom Reye
b. Ensefalitis
c. Meningitis
d. Serosis hepatis
e. Hepatitis
Sindrom Reye
• Sindrom kerusakan otak yang ditandai dengan ensefalopati dan
gangguan fungsi hepar
• Etiologi berkaitan dengan infeksi virus atau penggunaan obat
aspirin/asam salisilat
• Gejala dan Tanda
60
Anak laki-laki usia 5,5 bln dibawa ibunya ke IGD karena kejang seluruh
tubuh saat di rumah. Kejang berlangsung sekitar 3 menit dan ini
merupakan kejang pertama kali. Pasien dikeluhkan mengalami kejang
sebanyak 3 kali sejak tadi malam. Riwayat demam sejak 2 hari ini
disertai batuk pilek. Pemeriksaan fisik di IGD anak sudah tidak kejang,
nadi 110x/m, rr 36x/m, suhu 38.9OC. Pemeriksaan neurologis tidak
didapatkan kelainan. Diagnosis?
a. Epilepsi
b. KDS
c. KDK
d. Meningitis
e. Ensefalitis
Anak laki-laki usia 5,5 bln dibawa ibunya ke IGD karena kejang seluruh
tubuh saat di rumah. Kejang berlangsung sekitar 3 menit dan ini
merupakan kejang pertama kali. Pasien dikeluhkan mengalami kejang
sebanyak 3 kali sejak tadi malam. Riwayat demam sejak 2 hari ini
disertai batuk pilek. Pemeriksaan fisik di IGD anak sudah tidak kejang,
nadi 110x/m, rr 36x/m, suhu 38.9OC. Pemeriksaan neurologis tidak
didapatkan kelainan. Diagnosis?
a. Epilepsi
b. KDS
c. KDK
d. Meningitis
e. Ensefalitis
Kejang Demam
 Kejang akibat peningkatan suhu tubuh (proses ekstrakranial) 
sebelum/setelah kejang pasien sadar, pemeriksaan neurologis
normal
 Prevalesi >> usia 6 bulan – 5 tahun

Sederhana

• Lama kejang < 15 menit


• Tidak berulang dalam 24 jam
• General Seizure

Kompleks

• Lama kejang > 15 menit*


• Berulang dalam 24 jam*
• Focal Seizure atau Fokal menjadi General*
61
Anak 4 tahun mengalami kejang seluruh tubuh. Kejang disertai
demam. Ini merupakan yang pertama kali. Di rumah sudah diberikan
diazepam per rektal oleh orangtuanya. Sewaktu sampai di RS, pasien
kembali kejang dan perawat memberikan diazepam per rektal. Jika
pasien kejang kembali, terapi apa yang diberikan?
A. Diazepam rektal 10 mg
B. Diazepam oral 0,3-0,5 mg/kgBB
C. Fenitoin bolus IV 15-20 mg/kgBB
D. Fenobarbital IV 10-20 mg/kg BB
E. Diazepam IV 0,3-0,5 mg/kgBB
Anak 4 tahun mengalami kejang seluruh tubuh. Kejang disertai
demam. Ini merupakan yang pertama kali. Di rumah sudah diberikan
diazepam per rektal oleh orangtuanya. Sewaktu sampai di RS, pasien
kembali kejang dan perawat memberikan diazepam per rektal. Jika
pasien kejang kembali, terapi apa yang diberikan?
A. Diazepam rektal 10 mg
B. Diazepam oral 0,3-0,5 mg/kgBB
C. Fenitoin bolus IV 15-20 mg/kgBB
D. Fenobarbital IV 10-20 mg/kg BB
E. Diazepam IV 0,3-0,5 mg/kgBB
ALGORITM TATALAKSANA KEJANG
BB < 12 kg: 5 mg
BB ≥ 12 kg: 10 mg

0,2-0,5
62
Anak perempuan usia 2 tahun dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan
lemas sejak 1 hari ini. Riwayat demam sejak 1 minggu terakhir.
Pemeriksaan fisik keadaan umum lethargi, nadi 130x/m, RR 30x/m,
suhu 38 C, kaku kuduk (+). Hasil periksaan LCS didapatkan warna
keruh, leukosit 4500, neutrofil 90%, limfosit 10%, glukosa 10, protein
150. Diagnosis pada pasien adalah?
A. Ensefalitis
B. Meningitis virus
C. Meningitis TB
D. Meningitis bakterial
E. Meningitis fungal
Anak perempuan usia 2 tahun dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan
lemas sejak 1 hari ini. Riwayat demam sejak 1 minggu terakhir.
Pemeriksaan fisik keadaan umum lethargi, nadi 130x/m, RR 30x/m,
suhu 38 C, kaku kuduk (+). Hasil periksaan LCS didapatkan warna
keruh, leukosit 4500, neutrofil 90%, limfosit 10%, glukosa 10, protein
150. Diagnosis pada pasien adalah?
A. Ensefalitis
B. Meningitis virus
C. Meningitis TB
D. Meningitis bakterial
E. Meningitis fungal
ANALISA CAIRAN LUMBAL PUNGSI
Bakteri TB Virus

Keruh Xantochrom Serous/Jernih

Sel PMN (neutrofil Sel MN (monosit Limfosit >>


>>) limfosit >>)

Protein Protein Protein N

Glukosa Glukosa Glukosa N


63
Anak laki-laki umur 5 tahun dibawa ke dokter karena keluhan kaki
kanan tiba-tiba lemah sejak 1 hari ini. Tidak ada keluhan demam
atau nyeri sendi. Riwayat pasien mengalami diare dua minggu yang
lalu namun saat ini sudah sembuh. Pemeriksaan fisik didapatkan
hipotonus pada ekstremitas bawah dekstra. Riwayat imunisasi (-).
Diagnosis?
a. GBS
b. Miastenia gravis
c. Poliomyelitis
d. Bells palsy
e. DMD
Poliomyelitis
Anak laki-laki umur 5 tahun dibawa ke dokter karena keluhan kaki
kanan tiba-tiba lemah sejak 1 hari ini. Tidak ada keluhan demam
atau nyeri sendi. Riwayat pasien mengalami diare dua minggu yang
lalu namun saat ini sudah sembuh. Pemeriksaan fisik didapatkan
hipotonus pada ekstremitas bawah dekstra. Riwayat imunisasi (-).
Diagnosis?
a. GBS
b. Miastenia gravis
c. Poliomyelitis
d. Bells palsy
e. DMD
Poliomyelitis
64
Anak perempuan usia 2 minggu dibawa ibunya ke Poli Klinik
dengan keluhan benjolan di punggung sejak lahir. Pada
pemeriksaan fisik tanda vital dalam batas normal, pemeriksaan
neurologi tidak ditemukan defisit neurologi, tidak ada kelemahan
pada esktremitas. Apakah diagnosis kasus diatas?
A. Spina bifida oculta
B. Spina bifida dengan meningokel
C. Spina bifida dengan Mielokel
D. Spina bifida dengan Meningomielokel
E. Spina bifida dengan Mieskhisis
Anak perempuan usia 2 minggu dibawa ibunya ke Poli Klinik
dengan keluhan benjolan di punggung sejak lahir. Pada
pemeriksaan fisik tanda vital dalam batas normal, pemeriksaan
neurologi tidak ditemukan defisit neurologi, tidak ada kelemahan
pada esktremitas (benjolan saja tidak ada keterlibatan myelum).
Apakah diagnosis kasus diatas?
A. Spina bifida oculta
B. Spina bifida dengan meningokel
C. Spina bifida dengan mielokel
D. Spina bifida dengan meningomielokel
E. Spina bifida dengan mieskhisis
Tipe Spina Bifida
65
Seorang bayi umur 10 hari datang ke IGD dibawa ibunya dengan
keluhan kejang. Kejang berlangsung selama 20 menit dan terjadi dalam
24 jam. Kejang didahului dengan demam yang tinggi. Setelah kejang
terlihat anak tampak kebingungan. Ibu pasien mengaku 2 hari sebelum
melahirkan ia mengalami infeksi pada kelaminnya. Pada pemeriksaan
didapatkan anak rewel, Nadi 130x/m, Tax 39 °C, RR 30x.m, ubun-ubun
besar menonjol, lain-lain dalam batas normal. Pemeriksaan yang
bertujuan untuk menunjang diagnosis?
a. EEG
b. Lumbal pungsi
c. EMG
d. CT Scan
e. MRI
Meningitis
Seorang bayi umur 10 hari datang ke IGD dibawa ibunya dengan
keluhan kejang. Kejang berlangsung selama 20 menit dan terjadi dalam
24 jam. Kejang didahului dengan demam yang tinggi. Setelah kejang
terlihat anak tampak kebingungan. Ibu pasien mengaku 2 hari sebelum
melahirkan ia mengalami infeksi pada kelaminnya. Pada pemeriksaan
didapatkan anak rewel, Nadi 130x/m, Tax 39 °C, RR 30x.m, ubun-ubun
besar menonjol, lain-lain dalam batas normal. Pemeriksaan yang
bertujuan untuk menunjang diagnosis?
a. EEG
b. Lumbal pungsi
c. EMG
d. CT Scan
e. MRI
MENINGITIS
Tanda umum KONTRA INDIKASI LP :
 Mengantuk/ letargi/ tidak sadar Tanda peningkatan TIK
 Minum berkurang - Penurunan kesadaran
 Rewel, tangisan melengking - Apneu
 Episode apnu - Muntah
Tanda spesifik - Tidak terdapat respon
 Kejang motorik terhadap rangsang
 Ubun-ubun membonjol - Parese N.cranialis
- Edema papil
66
Seorang anak 15 bulan dibawa ke IGD dengan keluhan kejang selama 3
menit, ini merupakan kejang pertama kali, didahului riwayat demam.
Kejang seluruh tubuh dan setelah kejang pasien sadar. Pemeriksaan
fisik setelah kejang nadi 130x/m, rr 30x/m, Tax 39OC, pemeriksaan lain
dalam batas normal. Apakah diagnosisnya?
a. Kejang absance
b. Kejang demam sederhana
c. Kejang demam kompleks
d. Epilepsi
e. Gangguan elektrolit
Seorang anak 15 bulan dibawa ke IGD dengan keluhan kejang selama 3
menit, ini merupakan kejang pertama kali, didahului riwayat demam.
Kejang seluruh tubuh dan setelah kejang pasien sadar. Pemeriksaan
fisik setelah kejang nadi 130x/m, rr 30x/m, Tax 39OC, pemeriksaan lain
dalam batas normal. Apakah diagnosisnya?
a. Kejang absance
b. Kejang demam sederhana
c. Kejang demam kompleks
d. Epilepsi
e. Gangguan elektrolit
Kejang Demam
 Kejang akibat peningkatan suhu tubuh (proses ekstrakranial)  setelah
kejang pasien sadar, pemeriksaan neurologis normal
 Prevalesi : usia 6 bulan – 5 tahun

Sederhana

• < 15 menit
• Tidak berulang dalam 24 jam
• General Seizure

Kompleks

• > 15 menit*
• Berulang dalam 24 jam*
• Focal Seizure atau Fokal menjadi General*
67
Anak perempuan usia 10 tahun dibawa ibunya ke IGD karena kejang 30
menit sebelum masuk rumah sakit. Kejang 1x sekitar 5 menit, awalnya
kejang pada tangan dan kaki, kemudian kaku seluruh tubuh, dan mulut
tidak bisa membuka. Saat pemeriksaan di IGD pasien masih sulit
membuka mulut. Ketika baru selesai pasang infus pasien tiba-tiba kejang
lagi. BB 20 kg. Penatalaksanaan yang tepat ?
a. Diazepam 5 mg perektal
b. Diazepam 10 mg perektal
c. Diazepam 5 mg iv
d. Diazepam 10 mg iv
e. Diazepam 5 mg peroral
Anak perempuan usia 10 tahun dibawa ibunya ke IGD karena kejang 30
menit sebelum masuk rumah sakit. Kejang 1x sekitar 5 menit, awalnya
kejang pada tangan dan kaki, kemudian kaku seluruh tubuh, dan mulut
tidak bisa membuka. Saat pemeriksaan di IGD pasien masih sulit
membuka mulut. Ketika baru selesai pasang infus pasien tiba-tiba kejang
lagi. BB 20 kg. Penatalaksanaan yang tepat ?
a. Diazepam 5 mg perektal
b. Diazepam 10 mg perektal
c. Diazepam 5 mg iv
d. Diazepam 10 mg iv
e. Diazepam 5 mg peroral
ALGORITM TATALAKSANA KEJANG
BB < 12 kg: 5 mg
BB ≥ 12 kg: 10 mg

0,2-0,5
68
Anak laki-laki usia 5 bulan dibawa ke IGD dengan keluhan kejang. Kejang
seluruh tubuh sekitar 10 menit, kejang hanya 1 kali, setelah kejang pasien
menangis. Sebelum kejang diawali demam dengan suhu mencapai 40°C.
Tidak ada riwayat pernah kejang sebelumnya. Pemeriksaan fisik Nadi
120x/m, RR 30x/m, Suhu 39.8OC, lain-lain dalam batas normal,
pemeriksaan neurologi tidak didapatkan kelainan. Apakah terapi
profilaksis kejang yang diberikan pada pasien?
A. Diazepam oral 0,3 mg/kgBB
B. Diazepam rektal 5 mg/kgBB
C. Diazepam 0,3-0,5 mg/kgBB iv
D. Diazepam rektal 15 mg
E. Diazepam 5-10 mg iv
Anak laki-laki usia 5 bulan dibawa ke IGD dengan keluhan kejang. Kejang
seluruh tubuh sekitar 10 menit, kejang hanya 1 kali, setelah kejang pasien
menangis. Sebelum kejang diawali demam dengan suhu mencapai 40°C.
Tidak ada riwayat pernah kejang sebelumnya. Pemeriksaan fisik Nadi
120x/m, RR 30x/m, Suhu 39.8OC, lain-lain dalam batas normal,
pemeriksaan neurologi tidak didapatkan kelainan. Apakah terapi
profilaksis kejang yang diberikan pada pasien?
A. Diazepam oral 0,3 mg/kgBB
B. Diazepam rektal 5 mg/kgBB
C. Diazepam 0,3-0,5 mg/kgBB iv
D. Diazepam rektal 15 mg
E. Diazepam 5-10 mg iv
Terapi Profilaksis pada Kejang Demam
Profilaksis Indikasi :
Remiten 1. Kejang fokal
2. Kejang lama >15 menit
3. Terdapat kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah kejang,
misalnya palsi serebral, hidrosefalus, hemiparesis
Terapi :
- Asam valproat 3-4 mg/kgBB/hari dibagi 1-2 dosis atau
- Fenobarbital 15-40 mg/kgBB/hari dibagi 2-3 dosis
selama 1 tahun

Profilaksis Indikasi  Kejang dengan kondisi berikut :


Intermiten 1. Kelainan neurologis berat, misalnya palsi serebral
2. Berulang 4 kali atau lebih dalam setahun
3. Usia <6 bulan
4. Bila kejang terjadi pada suhu tubuh kurang dari 39OC
5. Apabila pada episode kejang demam sebelumnya, suhu tubuh
meningkat dengan cepat
Terapi :
Diazepam oral 0,3 mg/kgBB atau Diazepam per rectal 0,5 mg/kgBB
sebanyak 3 kali sehari pada saat demam > 39°C
Konsensus Kejang Demam UKK Neurologi IDAI, 2016
69
Anak perempuan usia 3 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan kejang.
Pasien kejang selama 5 menit, kejang seluruh badan, mata mendelik
keatas, tangan dan kaki menghentak. Didapatkan riwayat demam sejak
3 hari ini. Ini merupakan kejang pertama yang dialami pasien.
Pemeriksaan fisik nadi 100x/m, rr 28x/m, Tax 39,8OC. Di IGD dokter
sudah memberikan diazepam rektal namun kejang belum berhenti.
Apakah tatalaksana selanjutnya?
a. Diazepam 0,3 mg/kgbb (iv)
b. Fenobarbital 20 mg/kg bb diencerkan (iv)
c. Fenobarbital 20 mg/kgbb tanpa diencerkan (iv)
d. Fenitoin 20 mg/kgbb diencerkan (iv)
e. Fenitoin 20 mg/kg bb tanpa diencerkan (iv)
Anak perempuan usia 3 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan kejang.
Pasien kejang selama 5 menit, kejang seluruh badan, mata mendelik
keatas, tangan dan kaki menghentak. Didapatkan riwayat demam sejak
3 hari ini. Ini merupakan kejang pertama yang dialami pasien.
Pemeriksaan fisik nadi 100x/m, rr 28x/m, Tax 39,8OC. Di IGD dokter
sudah memberikan diazepam rektal namun kejang belum berhenti.
Apakah tatalaksana selanjutnya?
a. Diazepam 0,3 mg/kgbb (iv)
b. Fenobarbital 20 mg/kg bb diencerkan (iv)
c. Fenobarbital 20 mg/kgbb tanpa diencerkan (iv)
d. Fenitoin 20 mg/kgbb diencerkan (iv)
e. Fenitoin 20 mg/kg bb tanpa diencerkan (iv)
ALGORITM TATALAKSANA KEJANG
BB < 12 kg: 5 mg
BB ≥ 12 kg: 10 mg

0,2-0,5
70
Seorang bayi usia 8 bulan dibawa ibunya ke IGD RS dengan keluhan
kejang 2 kali saat di rumah 1 jam sebelumnya. Riwayat demam 1 hari
yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nadi 140x/m, rr 30x/m,
suhu 38,7 C, tidak didapatkan tanda peningkatan intrakranial,
permeriksaan neurologis lain dbn. Hasil lab Hb 11,2 g/dL, Leukosit
14.200 /uL, Trombosit 412.000 /uL, GDS 96 mg/dl, serum eletrolit dbn.
Manakah pernyataan yang sesuai dengan kasus pasien?
A. Dianjurkan untuk pemeriksaan EEG dan CT scan kepala
B. Prognosis semakin baik bila durasi demam dan munculnya kejang
berlangsung singkat
C. Semakin tinggi demam saat kejang maka prognosis semakin jelek
D. Riwayat kejang dalam keluarga mempengaruhi prognosis
E. Pesien kemungkinan besar menderita epilepsi
Kejang Demam
Seorang bayi usia 8 bulan dibawa ibunya ke IGD RS dengan keluhan
kejang 2 kali saat di rumah 1 jam sebelumnya. Riwayat demam 1 hari
yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nadi 140x/m, rr 30x/m,
suhu 38,7 C, tidak didapatkan tanda peningkatan intrakranial,
permeriksaan neurologis lain dbn. Hasil lab Hb 11,2 g/dL, Leukosit
14.200 /uL, Trombosit 412.000 /uL, GDS 96 mg/dl, serum eletrolit dbn.
Manakah pernyataan yang sesuai dengan kasus pasien?
A. Dianjurkan untuk pemeriksaan EEG dan CT scan kepala
B. Prognosis semakin baik bila durasi demam dan munculnya kejang
berlangsung singkat
C. Semakin tinggi demam saat kejang maka prognosis semakin jelek
D. Riwayat kejang dalam keluarga mempengaruhi prognosis
E. Pesien kemungkinan besar menderita epilepsi
71
Anak usia 5 tahun dibawa oleh orang tuanya ke poliklinik karena
sulit berjalan sejak kecil. Riwayat keluhan yang sama pada kedua
orang tua pasien disangkal. Pada pemeriksaan fisik terlihat anak
memposisikan kakinya terlalu lebar ketika berjalan. Anak juga
terlihat selalu berjinjit. Ditemukan gower sign (+). Apakah kelainan
yang menyebabkan kondisi pasien ini?
a. Autosomal dominan
b. Autosomal resesif
c. X-linked dominan
d. X-linked resesif
e. Crossing over
Duchenne muscular dystrophy
Anak usia 5 tahun dibawa oleh orang tuanya ke poliklinik karena
sulit berjalan sejak kecil. Riwayat keluhan yang sama pada kedua
orang tua pasien disangkal. Pada pemeriksaan fisik terlihat anak
memposisikan kakinya terlalu lebar ketika berjalan. Anak juga
terlihat selalu berjinjit. Ditemukan gower sign (+). Apakah kelainan
yang menyebabkan kondisi pasien ini?
a. Autosomal dominan
b. Autosomal resesif
c. X-linked dominan
d. X-linked resesif
e. Crossing over
Duchenne muscular dystrophy
• Duchenne muscular dystrophy is the most common
hereditary neuromuscular disease
• The abnormal gene is at the Xp21 locus and is one of the
largest genes (X-linked recessive)
• Its characteristic clinical features are progressive weakness,
intellectual impairment, hypertrophy of the calves, and
proliferation of connective tissue in muscle.
72
Seorang bayi laki-laki usia 2 hari dirujuk oleh bidan ke RS karena
badan kaku, tidak mau menyusu, mulut kaku. Riwayat bayi lahir
ditolong dukun beranak. Pemeriksaan fisik didapatkan tonus otot
spasme, trismus dan pada umbilicus bayi tercium bau busuk dan
tampak ada pus. Apa tatalaksana awal yang dilakukan?
a. Bersihkan talipusat dengan Nacl 0,9%
b Diazepam dan ATS
c. Injeksi TT
d. Pemberian antibiotik
e. Injeksi vit K
Tetanus Neonatorum
Seorang bayi laki-laki usia 2 hari dirujuk oleh bidan ke RS karena
badan kaku, tidak mau menyusu, mulut kaku. Riwayat bayi lahir
ditolong dukun beranak. Pemeriksaan fisik didapatkan tonus otot
spasme, trismus dan pada umbilicus bayi tercium bau busuk dan
tampak ada pus. Apa tatalaksana awal yang dilakukan?
a. Bersihkan talipusat dengan Nacl 0,9%
b Diazepam dan ATS
c. Injeksi TT
d. Pemberian antibiotik
e. Injeksi vit K
Tetanus Neonatorum
Faktor resiko :
• Riwayat persalinan yang kurang higienis, perawatan
talu pusat yang tidak higienis

Pemeriksaan fisik :
• Bayi sadar, spasme otot berulang
• Mulut mencucu seperti ikan
• Trismus
• Perut teraba seperti papan
• Opistotonus
• Ekstremitas spastik (boxing position)

Tatalaksana :
• Diazepan IV 10mg/kgBB/hari
• Human tetanus imunoglobulin 500 IU atau ATS
5000 IU
• Metronidazole atau Penicilin procaine
73
Bayi usia 3 hari dibawa ibunya ke IGD karena kejang. Riwayat ibu
melahirkan ditolong oleh tenaga non medis, ANC tidak teratur, tidak
mendapatkan vaksin saat hamil. Dari hasil pemeriksaan fisik
didapatkan Nadi 143x/m, RR 52x/m, Suhu 37OC, bayi tampak sadar,
otot-otot kaku, mulut mecucu, tali pusat bau. Apakah pencegahan
yang dapat dilakukan ketika ibu hamil?
a. Injeksi Kortikosteroid
b. Imunisasi TT
c. Vaksinasi DT
d. Pemberian ATS
e. Injeksi Vitamin K
Dx. Tetanus Neonatorum
Bayi usia 3 hari dibawa ibunya ke IGD karena kejang. Riwayat ibu
melahirkan ditolong oleh tenaga non medis, ANC tidak teratur, tidak
mendapatkan vaksin saat hamil. Dari hasil pemeriksaan fisik
didapatkan Nadi 143x/m, RR 52x/m, Suhu 37OC, bayi tampak sadar,
otot-otot kaku, mulut mecucu, tali pusat bau. Apakah pencegahan
yang dapat dilakukan ketika ibu hamil?
a. Injeksi Kortikosteroid
b. Imunisasi TT
c. Vaksinasi DT
d. Pemberian ATS
e. Injeksi Vitamin K
74
Anak prempuan usia 2 tahun dibawa oleh ibunya ke Puskesmas karena
keluhan belum bisa apa-apa sejak lahir. Ketika dipanggil pasien tidak
merespon, belum dapat miring kanan kiri, kesulitan dalam makan dan
minum. Riw. kehamilan normal, persalinan normal pervaginam dengan
lilitan tali pusar, menangis ketika dilahirkan namun sempat biru dan
dirawat beberapa hari di NICU. Pemeriksaan neurologi didapatkan
kontak mata kurang baik, head lag (+), tetraparese, hipertonus, refleks
fisiologi meningkat, babinski (+) bilateral. Apakah diagnosis pasien?
a. Cerebral palsy tipe diplegi
b. Cerebral palsy tipe quadriplegi
c. Cerebral palsy tipe hemiplegia
d. Cerebral palsy tipe ataksik
e. Cerebral palsy tipe athetoid
Anak prempuan usia 2 tahun dibawa oleh ibunya ke Puskesmas karena
keluhan belum bisa apa-apa sejak lahir. Ketika dipanggil pasien tidak
merespon, belum dapat miring kanan kiri, kesulitan dalam makan dan
minum. Riw. kehamilan normal, persalinan normal pervaginam dengan
lilitan tali pusar, menangis ketika dilahirkan namun sempat biru dan
dirawat beberapa hari di NICU. Pemeriksaan neurologi didapatkan
kontak mata kurang baik, head lag (+), tetraparese, hipertonus, refleks
fisiologi meningkat, babinski (+) bilateral. Apakah diagnosis pasien?
a. Cerebral palsy tipe diplegi
b. Cerebral palsy tipe quadriplegi
c. Cerebral palsy tipe hemiplegia
d. Cerebral palsy tipe ataksik
e. Cerebral palsy tipe athetoid
Cerebral Palsy
• Definisi : Gangguan fungsi motorik
non-progesif akibat kelainan/lesi pada
otak yang terjadi pada awal kehidupan
• Etiologi : Kelainan kongenital, genetik,
inflamasi, infeksi, anoksia, trauma,
metabolik pada masa pre natal, natal
atau post natal
• Terbanyak adalah tipe spastik dengan
klinis gait scissors/ kaki menggunting
• Gejala penyerta : retardasi metal,
gangguan penglihatan dan
pendengaran, gangguan bicara/bahasa
• Tatalaksana : Rehabilitasi medik untuk
meningkatkan ROM (menggerakkan
ekstremitas)
75
Anak laki-laki usia 9 bulan dibawa ke poli tumbuh kembang oleh
ibunya untuk evaluasi kemampuan mentalnya. Anak saat ini belum
bisa tengkurap dan belum bisa mengucapkan kata-kata Tubuh pasien
terlihat lebih kecil dibandingkan dengan anak seumurannya, kulit
kering kasar, perut buncit, edema periorbital, fontanela menonjol,
hidung lebar dan datar, lidah pasien terlihat besar. Apakah
kemungkinan diagnosis pada kasus ini?
a. Graves disease
b. Goiter toxic
c. Toxic adenoma
d. Struma non toxic
e. Hipotiroid kongenital
Anak laki-laki usia 9 bulan dibawa ke poli tumbuh kembang oleh
ibunya untuk evaluasi kemampuan mentalnya. Anak saat ini belum
bisa tengkurap dan belum bisa mengucapkan kata-kata Tubuh pasien
terlihat lebih kecil dibandingkan dengan anak seumurannya, kulit
kering kasar, perut buncit, edema periorbital, fontanela menonjol,
hidung lebar dan datar, lidah pasien terlihat besar. Apakah
kemungkinan diagnosis pada kasus ini?
a. Graves disease
b. Goiter toxic
c. Toxic adenoma
d. Struma non toxic
e. Hipotiroid kongenital
Hipotiroid Kongenital
• Etiologi : Bayi lahir di daerah dengan prevalensi kretinisme endemik,
kekurangan yodium, ibu saat hamil mengkonsumsi obat antitiroid
• Keluhan : gangguan pertumbuhan dan perkembangan

Bila skor > 4 maka curiga hipotiroid kongenital, perlu investigasi lebih lanjut
Pedoman Pelayanan Medis IDAI 2011
76
Seorang anak perempuan usia 14 tahun diantar oelh ibunya dengan
keluhan nyeri perut disertai mual dan muntah. Pasien sering terbangun
malam hari untuk BAK dan sering haus. Dari pemeriksan fisik
didaptakan tampak kurus dan turgor kulit sangat lambat. Dari
pemeriksaan lab didapatkan GDS 400 mg/dl, keton (+). Apakah
tatalaksana awal yang tepat?
a. Infus D5%
b. Infus D10%
c. Infus NaCl 3%
d. Rehidrasi RL
e. Insulin bolus
Dx. Ketoasidosis Diabetik
Seorang anak perempuan usia 14 tahun diantar oelh ibunya dengan
keluhan nyeri perut disertai mual dan muntah. Pasien sering terbangun
malam hari untuk BAK dan sering haus. Dari pemeriksan fisik
didaptakan tampak kurus dan turgor kulit sangat lambat. Dari
pemeriksaan lab didapatkan GDS 400 mg/dl, keton (+). Apakah
tatalaksana awal yang tepat?
a. Infus D5%
b. Infus D10%
c. Infus NaCl 3%
d. Rehidrasi RL
e. Insulin bolus
Ketoasidois Diabetik
Anamnesa Riwayat DM (polidipsi, poliuri, polifagi, BB turun),
nyeri perut, mual/muntah, demam atau infeksi
Pemeriksaan Fisik Pernafasan cepat dan dalam (Kussmaul), nafas bau
aseton, tanda dehidrasi, penurunan kesadaran, syok
Penunjang • GDA ≥200 mg/dl
• Ketonemia/ ketonuria
• BGA : pH < 7,3 atau bikarbonat < 15 mmol/L
• Serum elektrolit
Terapi • Rehidrasi kristaloid 20cc/kgBB dalam 1 jam
• Insulin rapid acting 0,05 – 0,1 U/kgBB/jam (iv)
• Koreksi gangguan elektrolit
• Observasi
• Atasi Infeksi

Pedoman Pelayanan Medis IDAI, 2011


77
Anak laki-laki umur 15 thn datang dengan orang tuanya karena keluhan
lemas sejak 1 minggu yll. Pasien juga mengalami penurunan bb 4 kg
selama 1 bulan. Kedua orang tua memiliki riwayat DM. Tanda vital
dalam batas normal. GDS: 380 mg/dl. Apakah pemeriksaan penunjang
yg tepat?
A. C peptide
B. Keton darah
C. TTGO
D. GDP dan GD2PP
E. HbA1c
Anak laki-laki umur 15 thn datang dengan orang tuanya karena keluhan
lemas sejak 1 minggu yll. Pasien juga mengalami penurunan bb 4 kg
selama 1 bulan. Kedua orang tua memiliki riwayat DM. Tanda vital
dalam batas normal. GDS: 380 mg/dl. Apakah pemeriksaan penunjang
yg tepat?
A. C peptide
B. Keton darah
C. TTGO
D. GDP dan GD2PP
E. HbA1c
Diabetes Melitus Tipe -1 (4A)
• Gejala klinis :
– Polidipsi, poliuri, polifagi
– Penurunan BB dalam waktu cepat dengan gejala lain yang tidak khas
– Mudah lelah
• Penunjang :
– GDA ≥200 mg/dl, GDP ≥126 mg/dl, GD2hPP ≥200 mg/dl
– HbA1c > 6,5% (tiap 3 bulan untuk evaluasi)
– Kadar C peptide rendah (untuk melihat fungsi sel β residu yang masih
menghasilkan insulin, untuk membedakan DM tipe 1 dan 2)
– Petanda imunologi (autoantibodi) seperti ICAs, GAD, IAA
• Terapi :
– Insulin
– Pengaturan makan, olahraga dan edukasi
Diagnosis DM
Diagnosis DM dapat ditegakkan apabila memenuhi salah satu kriteria
sebagai berikut:
1. Ditemukannya gejala klinis poliuria, polidipsia, nokturia, enuresis,
penurunan berat badan, polifagia, dan kadar glukosa plasma sewaktu
≥ 200 mg/ dL. Atau
2. Kadar glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dL. Atau
3. Kadar glukosa plasma ≥ 200 mg/ dL pada jam ke-2 TTGO (Tes
Tolerasansi Glukosa Oral). Atau
4. HbA1c >6.5% (dengan standar NGSP dan DCCT)

Catatan :
Tanpa gejala: 2 kali GDP > 125 mg/dL
Dengan gejala: GDS > 200 mg/dL

Konsensus Nasional Pengelolaan Diabetes Mellitus Tipe 1, IDAI, 2015


Diagnosis DM
Diagnosis DM dapat ditegakkan apabila memenuhi salah satu kriteria
sebagai berikut:
1. Ditemukannya gejala klinis poliuria, polidipsia, nokturia, enuresis,
penurunan berat badan, polifagia, dan kadar glukosa plasma sewaktu
≥ 200 mg/ dL. Atau
2. Kadar glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dL. Atau
3. Kadar glukosa plasma ≥ 200 mg/ dL pada jam ke-2 TTGO (Tes
Tolerasansi Glukosa Oral). Atau
4. HbA1c >6.5% (dengan standar NGSP dan DCCT)

Catatan :
Tanpa gejala: 2 kali GDP > 125 mg/dL
Dengan gejala: GDS > 200 mg/dL

Konsensus Nasional Pengelolaan Diabetes Mellitus Tipe 1, IDAI, 2015


78
Seorang pasien laki-laki berusia 5 tahun datang dengan keluhan sering
lemas. Ibu mengatakan pasien menjadi lebih sering makan, sering
kencing, dan lebih mudah merasa haus, namun BB tidak meningkat.
Riwayat 5 bulan yang lalu pasien sempat demam tinggi namun sembuh
dengan sendirinya. Pemeriksaan fisik dan tanda vital dalam batas
normal. Pemeriksaan lab didapatkan GDS 320 g/dl dan urin glukosa +3.
Apa mekanisme penyebab penyakit pada pasien ini?
a. Resistensi insulin
b. Peningkatan penggunaan glukosa darah yang berlebihan
c. Destruksi sel islet beta pankreas
d. Gangguan hepar
e. Kurangnya intake glukosa
Dx. DM Tipe 1
Seorang pasien laki-laki berusia 5 tahun datang dengan keluhan sering
lemas. Ibu mengatakan pasien menjadi lebih sering makan, sering
kencing, dan lebih mudah merasa haus, namun BB tidak meningkat.
Riwayat 5 bulan yang lalu pasien sempat demam tinggi namun sembuh
dengan sendirinya. Pemeriksaan fisik dan tanda vital dalam batas
normal. Pemeriksaan lab didapatkan GDS 320 g/dl dan urin glukosa +3.
Apa mekanisme penyebab penyakit pada pasien ini?
a. Resistensi insulin
b. Peningkatan penggunaan glukosa darah yang berlebihan
c. Destruksi sel islet beta pankreas
d. Gangguan hepar
e. Kurangnya intake glukosa
79
Anak laki-laki usia 6 thn datang ke dokter dengan keluhan lemas sejak
2 minggu. Keluhan disertai sering BAK, cepat haus dan lapar, mual
muntah, gangguang penglihatan. Pemeriksaan tanda vital dbn. Hasil
lab GDS 412, islet cell antibody (+), insulin antibody (+). Apakah terapi
yg tepat ?
A. Pengaturan diet
B. Edukasi
C. Metformin
D. Glibenclamide
E. Insulin
Dx. DM Tipe 1
Anak laki-laki usia 6 thn datang ke dokter dengan keluhan lemas sejak
2 minggu. Keluhan disertai sering BAK, cepat haus dan lapar, mual
muntah, gangguang penglihatan. Pemeriksaan tanda vital dbn. Hasil
lab GDS 412, islet cell antibody (+), insulin antibody (+). Apakah terapi
yg tepat ?
A. Pengaturan diet
B. Edukasi
C. Metformin
D. Glibenclamide
E. Insulin
Diabetes Melitus Tipe -1 (4A)
• Gejala klinis :
– Polidipsi, poliuri, polifagi
– Penurunan BB dalam waktu cepat dengan gejala lain yang tidak khas
– Mudah lelah
• Penunjang :
– GDA ≥200 mg/dl, GDP ≥126 mg/dl, GD2hPP ≥200 mg/dl
– HbA1c > 6,5% (tiap 3 bulan untuk evaluasi)
– Kadar C peptide rendah (untuk melihat fungsi sel β residu yang masih
menghasilkan insulin, untuk membedakan DM tipe 1 dan 2)
– Petanda imunologi (autoantibodi) seperti ICAs, GAD, IAA
• Terapi :
– Insulin
– Pengaturan makan, olahraga dan edukasi
80
Seorang anak perempuan umur 5 tahun dibawa ke IGD karena
penurunan kesadaran. Sebelumnya pasien demam dan batuk sejak 2
hari yang lalu. Pada pemeriksaan didapatkan kesadaran apatis, nadi
120x/m, rr 36x/m, suhu 38.5OC. Pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan GDS: 350. Pemeriksaan urin didapatkan glukosa +3, keton
+2. Pemeriksaan analisa gas darah pH 7.2, bikarbonat 10. Apakah
diagnosis yang tepat?
a. Koma hiperosmolar non ketotik
b. Diabetes tipe 1
c. Diabetes tipe 2
d. Ketoasidosis diabetikum
e. Hiperglikemia
Seorang anak perempuan umur 5 tahun dibawa ke IGD karena
penurunan kesadaran. Sebelumnya pasien demam dan batuk sejak 2
hari yang lalu. Pada pemeriksaan didapatkan kesadaran apatis, nadi
120x/m, rr 36x/m, suhu 38.5OC. Pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan GDS: 350. Pemeriksaan urin didapatkan glukosa +3, keton
+2. Pemeriksaan analisa gas darah pH 7.2, bikarbonat 10. Apakah
diagnosis yang tepat?
a. Koma hiperosmolar non ketotik
b. Diabetes tipe 1
c. Diabetes tipe 2
d. Ketoasidosis diabetikum
e. Hiperglikemia
Ketoasidois Diabetik
Anamnesa Riwayat DM (polidipsi, poliuri, polifagi, BB turun),
nyeri perut, mual/muntah, demam atau infeksi
Pemeriksaan Fisik Pernafasan cepat dan dalam (Kussmaul), nafas bau
aseton, tanda dehidrasi, penurunan kesadaran, syok
Penunjang • GDA ≥200 mg/dl
• Ketonemia/ ketonuria
• BGA : pH < 7,3 atau bikarbonat < 15 mmol/L
• Serum elektrolit
Terapi • Rehidrasi NaCl 0,9% 20cc/kgBB dalam 1 jam
Insulin rapid acting 0,05 – 0,1 U/kgBB/jam (iv)
• Koreksi gangguan elektrolit
• Observasi
• Atasi Infeksi

Pedoman Pelayanan Medis IDAI, 2011


81
Seorang anak 15 thn diantar gurunya ke dokter karena lemas gelisah
sejak 30 menit yang lalu. Anak tidak nyambung saat diajak bicara oleh
gurunya di sekolah. Pemeriksaan fisik kesadaran somnolen, TD 100/70
mmHg, RR 30x/m, suhu 36.5OC, akral hangat, pemeriksaan lain dalam
batas normal. Pemeriksaan darah: GDS 58 mg/dl. Apakah terapi yang
tepat?
a. Larutan glukosa oral dan observasi
b. Infus dextrose dan observasi
c. Infus dextrose dan glukosa oral
d. Inj. glukagon dan observasi
e. Inj. glukagon dan inf. RL
Dx. Hipoglikemia
Seorang anak 15 thn diantar gurunya ke dokter karena lemas gelisah
sejak 30 menit yang lalu. Anak tidak nyambung saat diajak bicara oleh
gurunya di sekolah. Pemeriksaan fisik kesadaran somnolen, TD 100/70
mmHg, RR 30x/m, suhu 36.5OC, akral hangat, pemeriksaan lain dalam
batas normal. Pemeriksaan darah: GDS 58 mg/dl. Apakah terapi yang
tepat?
a. Larutan glukosa oral dan observasi
b. Infus dextrose dan observasi
c. Infus dextrose dan glukosa oral
d. Inj. glukagon dan observasi
e. Inj. glukagon dan inf. RL
Hipoglikemia
Manifestasi Gemetar, lemah, berkeringat dingin, tremor, rewel,
klinis agitasi, gangguan perilaku, penurunan kesadaran, kejang

Penunjang GDA ≤ 70 mg/dL

Terapi • Hipoglikemia ringan/sedang:


- Glukosa oral (gula, permen, jus, sirup)
- Untuk meningkatkan kadar glukosa darah sebanyak
45-65 mg/dL diperlukan glukosa 0,3 g/kgBB
• Hipoglikemia berat:
- Dekstrosa 10% intravena dengan dosis 2 mL/ kgBB
diikuti infus dekstrosa untuk menstabilkan kadar
glukosa darah antara 100-180 mg/dL
- Injeksi Glukagon 10-30 mcg/kgBB (sc/im/iv)

IDAI- Konsensus DM Tipe 1, 2015


82
Seorang anak umur 5 tahun datang bersama ibunya ke Puskesmas
karena berat badan sulit naik. Ayah pasien baru meninggal 2 bulan yg
lalu dan ibu pasien hanya seorang buruh serabutan. Pada pemeriksaan
fisik ditemukan rambut tipis mudah rontok, mata cowong, otot atrofi,
asites pada perut dan edema pada kedua kaki. Apakah diagnosis
pasien tersebut?
a. Marasmus
b. Kwashiokor
c. Marasmus kwashiokor
d. Gizi kurang
e. Malnutrisi
Seorang anak umur 5 tahun datang bersama ibunya ke Puskesmas
karena berat badan sulit naik. Ayah pasien baru meninggal 2 bulan yg
lalu dan ibu pasien hanya seorang buruh serabutan. Pada pemeriksaan
fisik ditemukan rambut tipis mudah rontok, mata cowong, otot atrofi,
asites pada perut dan edema pada kedua kaki. Apakah diagnosis
pasien tersebut?
a. Marasmus
b. Kwashiokor
c. Marasmus kwashiokor
d. Gizi kurang
e. Malnutrisi
Kekurangan Energi Protein (KEP) (4A)

MARASMUS KWARSHIORKOR

Defisiensi karbohidrat/energi Defisiensi protein


• Terlihat SANGAT KURUS • Edema simetris pada punggung
• Wajah seperti orang tua kaki atau seluruh tubuh
• Kulit kering, dingin, kendor, • Asites
keriput • Hepatomegali
• Atrofi otot • Crazy Pavement Dermatosis
• Iga gambang • Rambut warna seperti rambut
• Subkutan lemak hilang (baggy jagung dan mudah rontok
pants)

MARASMUS KWARSHIORKOR : Gejala Marasmus + EDEMA


83
Anak laki-laki usia 7 tahun datang diantar ibunya periksa ke dokter
dengan keluhan badan lemas dan sulit makan sejak 3 bulan terakhir.
Pasien memiliki BB 17 kg, TB 96cm. Pasien tampak kurus, didapatkan
mata cekung, iga gambang dan atropi otot. Hasil kurva pertumbuhan
BB/TB menunjukkan Z score <-3 SD. Apakah diagnosis pasien ini?
a. Gizi kurang
b. Gizi buruk tipe campuran
c. Marasmus
d. Kwashiorkor
e. Malnutrisi
Anak laki-laki usia 7 tahun datang diantar ibunya periksa ke dokter
dengan keluhan badan lemas dan sulit makan sejak 3 bulan terakhir.
Pasien memiliki BB 17 kg, TB 96cm. Pasien tampak kurus, didapatkan
mata cekung, iga gambang dan atropi otot. Hasil kurva pertumbuhan
BB/TB menunjukkan Z score <-3 SD. Apakah diagnosis pasien ini?
a. Gizi kurang
b. Gizi buruk tipe campuran
c. Marasmus
d. Kwashiorkor
e. Malnutrisi
Kekurangan Energi Protein (KEP) (4A)

MARASMUS KWARSHIORKOR

Defisiensi karbohidrat/energi Defisiensi protein


• Terlihat SANGAT KURUS • Edema simetris pada punggung
• Wajah seperti orang tua kaki atau seluruh tubuh
• Kulit kering, dingin, kendor, • Asites
keriput • Hepatomegali
• Atrofi otot • Crazy Pavement Dermatosis
• Iga gambang • Rambut warna seperti rambut
• Subkutan lemak hilang (baggy jagung dan mudah rontok
pants)

MARASMUS KWARSHIORKOR : Gejala Marasmus + EDEMA


84
Anak laki-laki usia 3 tahun dibawa berobat oleh ibunya karena lemas
dan kurus. Anak biasa diberi makan sayur dan nasi, tanpa lauk ikan
ataupun daging. Tampilan klinis anak lemah, rambut merah dan jarang
serta mudah rontok, edema pretibial dan ditemukan “crazy pavement
dermatosis”. Perbaikan nutrisi yang paling tepat untuk pasien ini
adalah?
a. Karbohidrat
b. Vit. B1
c. Vitamin C
d. Protein
e. Lemak jenuh
Dx. Kwarshiorkor
Anak laki-laki usia 3 tahun dibawa berobat oleh ibunya karena lemas
dan kurus. Anak biasa diberi makan sayur dan nasi, tanpa lauk ikan
ataupun daging. Tampilan klinis anak lemah, rambut merah dan jarang
serta mudah rontok, edema pretibial dan ditemukan “crazy pavement
dermatosis”. Perbaikan nutrisi yang paling tepat untuk pasien ini
adalah?
a. Karbohidrat
b. Vit. B1
c. Vitamin C
d. Protein
e. Lemak jenuh
Kekurangan Energi Protein (KEP) (4A)

MARASMUS KWARSHIORKOR

Defisiensi karbohidrat/energi Defisiensi protein


• Terlihat SANGAT KURUS • Edema simetris pada punggung
• Wajah seperti orang tua kaki atau seluruh tubuh
• Kulit kering, dingin, kendor, • Asites
keriput • Hepatomegali
• Atrofi otot • Crazy Pavement Dermatosis
• Iga gambang • Rambut warna seperti rambut
• Subkutan lemak hilang (baggy jagung dan mudah rontok
pants)

MARASMUS KWARSHIORKOR : Gejala Marasmus + EDEMA


85
Seorang anak perempuan usia 5 tahun dibawa orangtuanya ke dokter
anak untuk konsultasi mengenai status gizinya karena anak tampak
kurus dibandingkan teman-teman nya. Setelah dilakukan pemeriksaan
dan diplotkan hasilnya ke kurva pertumbuhan, didapatkan TB/U < -2SD
dan BB/TB < -3SD. Apakah intepretasi yang tepat ?
a. Tinggi normal, gizi kurang
b. Tinggi normal, gizi baik
c. Perawakan pendek, gizi kurang
d. Perawakan pendek, gizi buruk
e. Perawakan pendek, underweight
Seorang anak perempuan usia 5 tahun dibawa orangtuanya ke dokter
anak untuk konsultasi mengenai status gizinya karena anak tampak
kurus dibandingkan teman-teman nya. Setelah dilakukan pemeriksaan
dan diplotkan hasilnya ke kurva pertumbuhan, didapatkan TB/U < -2SD
dan BB/TB < -3SD. Apakah intepretasi yang tepat ?
a. Tinggi normal, gizi kurang
b. Tinggi normal, gizi baik
c. Perawakan pendek, gizi kurang
d. Perawakan pendek, gizi buruk
e. Perawakan pendek, underweight
Indikator Pertumbuhan
Z-score
TB/U BB/U BB/TB BMI/U

Di atas +3 Obese Obese


(kegemukan) (kegemukan)
Di atas +2 Overweight Overweight
+2 (BB lebih) (BB lebih)
Di atas +1 Possible risk of Possible risk
overweight of overweight
(Berisiko (Berisiko
BB lebih) BB lebih)
Median (nol)
Perawakan, Berat Badan,
Di bawah -1
Gizi Baik
-2
Di bawah -2 Perawakan BB kurang Gizi kurang Gizi kurang
pendek

Di bawah -3 Perawakan BB sangat Gizi buruk Gizi buruk


sangat pendek kurang
Penentuan status gizi menurut kriteria Waterlow,
WHO 2006, dan CDC 2000

• Penentuan status gizi menggunakan Z score WHO 2006 untuk usia 0-5
tahun dan persentase berat badan ideal Waterlow untuk anak > 5 tahun
• Khusus untuk indeks massa tubuh (IMT), bila usia 0-2 tahun menggunakan
IMT WHO, bila usia 2-18 tahun menggunakan IMT CDC 2000
86
Ibu membawa anak nya usia 2 tahun ke dokter dengang keluhan berat
badan sulit naik. Riwayat anak hanya mau makan sedikit dan minum
air kacang hijau. Pemeriksan fisik anak tampak sangat kurus, iga
gambang, baggy pants. Kesadaran CM, Nadi 100x/m, RR 24x/m, Tax
36,5C. Penatalaksanaan awal yang tepat ?
a. Berikan makanan tambahan F100
b. Larutan D5% oral 50 cc
c. Larutan D10% oral 50 cc
d. Larutan D10% iv 5 cc/kgBB
e. Rehidrasi dengan RL
Gizi buruk + SADAR
Ibu membawa anak nya usia 2 tahun ke dokter dengang keluhan berat
badan sulit naik. Riwayat anak hanya mau makan sedikit dan minum
air kacang hijau. Pemeriksan fisik anak tampak sangat kurus, iga
gambang, baggy pants. Kesadaran CM, Nadi 100x/m, RR 24x/m, Tax
36,5C. Penatalaksanaan awal yang tepat ?
a. Berikan makanan tambahan F100
b. Larutan D5% oral 50 cc
c. Larutan D10% oral 50 cc
d. Larutan D10% iv 5 cc/kgBB
e. Rehidrasi dengan RL
10 Tatalaksana Gizi Buruk
Tata Laksana Awal Gizi Buruk
ATASI HIPOGLIKEMI !

JIKA PASIEN SADAR


50 cc larutan D10% oral atau larutan gula 10%

JIKA PASIEN TIDAK SADAR / TIDAK BISA MINUM


5cc/kgBB larutan D10% bolus iv

JIKA PASIEN SYOK


5cc/kgBB larutan D10% bolus iv  Infus RLD5% 15cc/kgBB 1 jam
87
Seorang anak laki-laki usia 2 tahun dirawat di puskesmas dengan
diagnosis marasmus. Kemudian keadaan anak tersebut memburuk.
Anak tampak lemah, berkeringat dingin dan sulit dibangunkan. Dari
pemeriksaan gula darah sesaat didapatkan 30 mg/dl. Tatalaksana yang
tepat untuk kondisi pasien tersebut?
a. D10% 5 cc/kgBB bolus iv
b. D10% 5 cc/kgBB PO
c. D10% 2 cc/kgBB bolus iv
d. D40% 1 cc/kgBB bolus iv
e. D5% dalam NS 5 cc/kgBB bolus iv
Gizi buruk + TIDAK SADAR
Seorang anak laki-laki usia 2 tahun dirawat di puskesmas dengan
diagnosis marasmus. Kemudian keadaan anak tersebut memburuk.
Anak tampak lemah, berkeringat dingin dan sulit dibangunkan. Dari
pemeriksaan gula darah sesaat didapatkan 30 mg/dl. Tatalaksana yang
tepat untuk kondisi pasien tersebut?
a. D10% 5 cc/kgBB bolus iv
b. D10% 5 cc/kgBB PO
c. D10% 2 cc/kgBB bolus iv
d. D40% 1 cc/kgBB bolus iv
e. D5% dalam NS 5 cc/kgBB bolus iv
10 Tatalaksana Gizi Buruk
Tata Laksana Awal Gizi Buruk
ATASI HIPOGLIKEMI !

JIKA PASIEN SADAR


50 cc larutan D10% oral atau larutan gula 10%

JIKA PASIEN TIDAK SADAR / TIDAK BISA MINUM


5cc/kgBB larutan D10% bolus iv

JIKA PASIEN SYOK


5cc/kgBB larutan D10% bolus iv  Infus RLD5% 15cc/kgBB 1 jam
88
Anak laki-laki 2 tahun dibawa ibunya ke PKM karena terlihat sangat
lemas dan tidak mau minum susu. Pemeriksaan fisik anak tampak
apatis, BB 7 kg, TB 79 cm, tampak wajah seperti orang tua, iga
gambang, perut buncit, dan edema pada kedua tungkai bawah.
Pernyataan yang benar mengenai tatalaksana pasein, kecuali :
a. Tatalaksana awal dengan pemberian D10%
b. Atasi hipoglikemi, hipotermi dan dehidrasi
c. Pemberian antibiotik profilaksis selama 14 hari
d. Suplementas Fe diberikan pada minggu ke-2
e. Pemberian makanan fase stabilisasi dengan F75
Anak laki-laki 2 tahun dibawa ibunya ke PKM karena terlihat sangat
lemas dan tidak mau minum susu. Pemeriksaan fisik anak tampak
apatis, BB 7 kg, TB 79 cm, tampak wajah seperti orang tua, iga
gambang, perut buncit, dan edema pada kedua tungkai bawah.
Pernyataan yang benar mengenai tatalaksana pasein, kecuali :
a. Tatalaksana awal dengan pemberian D10%
b. Atasi hipoglikemi, hipotermi dan dehidrasi
c. Pemberian antibiotik profilaksis selama 14 hari
d. Suplementas Fe diberikan pada minggu ke-2
e. Pemberian makanan fase stabilisasi dengan F75
10 Tatalaksana Gizi Buruk
89
Anak perempuan usia 12 bulan datang diantar kedua orang tua
karena belum bisa merangkak, anak belum bisa mengambil benda-
benda kecil dengan jarinya, anak belum bisa bicara, jika dipanggil
anak tidak menoleh dan jika anak menginginkan sesuatu hanya dapat
menangis. Pemeriksaan telinga dan mata dalam batas normal.
Diagnosis yang tepat adalah?
A. Global development delay
B. Autisme
C. ADHD
D. Gangguan motorik
E. Tuli sensorineural
Anak perempuan usia 12 bulan datang diantar kedua orang tua
karena belum bisa merangkak, anak belum bisa mengambil benda-
benda kecil dengan jarinya, anak belum bisa bicara, jika dipanggil
anak tidak menoleh dan jika anak menginginkan sesuatu hanya dapat
menangis. Pemeriksaan telinga dan mata dalam batas normal.
Diagnosis yang tepat adalah?
A. Global development delay
B. Autisme
C. ADHD
D. Gangguan motorik
E. Tuli sensorineural
Jenis-jenis Gangguan Perkembangan
1. Global Developmental Delay (GDD)
Keterlambatan perkembangan pada dua atau lebih domain
perkembangan (pada anak usia < 5 tahun)

2. Specific Developmental Delay


Keterlambatan perkembangan pada salah satu domain:
- Motorik
- Bicara/ Bahasa
- Personal Sosial
90
Anak perempuan usia 6 tahun datang ke RS diantar ibunya dengan
keluhan payudara membesar lebih besar dari ukuran biasa. Tumbuh
rambut kemaluan sejak 1 bulan yang lalu. Pemeriksaan maturitas
seksual didapatkan M2, P1. Saat dilakukan pemeriksaan didapatkan
kadar LH meningkat. Apakah diagnosis pasien?
a. Pubertas prekoks dependent GnRH
b. Pubertas prekoks independent GnRH
c. Pubertas inisial
d. Pubertas prekoks perifer
e. Precoccial pseudopuberty
Anak perempuan usia 6 tahun datang ke RS diantar ibunya dengan
keluhan payudara membesar lebih besar dari ukuran biasa. Tumbuh
rambut kemaluan sejak 1 bulan yang lalu. Pemeriksaan maturitas
seksual didapatkan M2, P1. Saat dilakukan pemeriksaan didapatkan
kadar LH meningkat. Apakah diagnosis pasien?
a. Pubertas prekoks dependent GnRH
b. Pubertas prekoks independent GnRH
c. Pubertas inisial
d. Pubertas prekoks perifer
e. Precoccial pseudopuberty
Pubertas Prekoks
• Definisi : munculnya tanda seks sekunder pada anak usia < 9
tahun (laki-laki) dan < 8 tahun (perempuan)
• Manifestasi klinis : akselerasi pertumbuhan liner, majunya usia
tulang, munculnya tanda seks sekunder
• Etiologi :
1. Pubertas prekoks sentral (GnRH dependent)
2. Pubertas prekoks perifer (GnRH independent)
Pubertas prekoks sentral (GnRH dependent)
• Stimulasi hormon gonad berasal dari sekresi
GnRH oleh hipotalamus (aksis hipotalamus-
hipofisis - gonad)
• Kadar estrogen/testosteron meningkat akibat
peningkatan LH/FSH dan GnRH

Pubertas prekoks perifer (GnRH independent)


• Stimulasi hormon gonad bukan akibat sekresi
gonadotropin hipofisis akan tetapi berasal dari
sebab endogen (gonad atau ekstragonad) atau
sebab eksogen.
• Kadar estrogen / testosteron meningkat tanpa
disertai peningkatan LH/ FSH dan GnRH
91
Seorang bayi usia 2 bulan datang ke puskesmas untuk imunisasi. Dari
buku KMS diketahui bayi sudah mendapatkan Hepatitis B0, Polio 0 dan
BCG. Keadaan umum bayi baik, berat badan bayi naik sesuai dengaan
kurva pertumbuhan, serta pemeriksaan fisik lain dalam batas normal.
Maka imunisasi apakah yang saat ini diberikan ?
a. DPT-HB-Hib 1, Polio 1
b. DPT-HB-Hib 2, Polio 2
c. Polio 2
d. DPT-HB-Hib 2
e. Hepatitis B 2
Seorang bayi usia 2 bulan datang ke puskesmas untuk imunisasi. Dari
buku KMS diketahui bayi sudah mendapatkan Hepatitis B0, Polio 0 dan
BCG. Keadaan umum bayi baik, berat badan bayi naik sesuai dengaan
kurva pertumbuhan, serta pemeriksaan fisik lain dalam batas normal.
Maka imunisasi apakah yang saat ini diberikan ?
a. DPT-HB-Hib 1, Polio 1
b. DPT-HB-Hib 2, Polio 2
c. Polio 2
d. DPT-HB-Hib 2
e. Hepatitis B 2
92
Anak laki-laki umur 5 tahun dibawa ke dokter karena keluhan kaki
kanan tiba-tiba lemah sejak 1 hari ini. Tidak ada keluhan demam
atau nyeri sendi. Riwayat pasien mengalami diare dua minggu yang
lalu namun saat ini sudah sembuh. Pemeriksaan fisik didapatkam
hipotonus pada ekstremitas bawah dekstra. Riwayat imunisasi (-).
Vaksin yang sebaiknya diberikan untuk pencegahan penyakit di
atas, diberikan melalui?
a. Per oral
b. Intramuskular
c. Subcutan
d. Intracutan
e. Intravena
Poliomyelitis
Anak laki-laki umur 5 tahun dibawa ke dokter karena keluhan kaki
kanan tiba-tiba lemah sejak 1 hari ini. Tidak ada keluhan demam
atau nyeri sendi. Riwayat pasien mengalami diare dua minggu yang
lalu namun saat ini sudah sembuh. Pemeriksaan fisik didapatkam
hipotonus pada ekstremitas bawah dekstra. Riwayat imunisasi (-).
Vaksin yang sebaiknya diberikan untuk pencegahan penyakit di
atas, diberikan melalui?
a. Per oral
*Vaksin Polio ada dua bentuk yaitu OPV
b. Intramuskular
(Oral Polio Vaccine) dan IPV (Injected Polio
c. Subcutan Vaccine), namun yang hingga saat ini
d. Intracutan masuk di program pemerintah adalah OPV
e. Intravena
Dosis dan Cara Pemberian Vaksin
Jenis Imunisasi Dosis Cara Pemberian

Hepatitis B 0 0,5 ml IM

DPT, DPT-HB-Hib 0,5 ml IM

Polio OPV 2 tetes OPV : Oral


IPV 0,5 ml IPV : IM
BCG 0,05 ml Intracutan

Campak 0,5 ml Subcutan


93
Bayi usia 6 minggu datang ke PKM untuk imunisasi. Namun saat
ini bayi sedang demam 39OC dan malas menetek. Apa tindakan
selanjutnya ?
A. Konsultasi langsung ke SpA tentang keadaan pasien
B. Lanjutkan sesuai jadwal imunisasi
C. Tunda imunisasi tunggu 3 hingga 4 hari, berikan antipiretik
D. Berikan setengah dosis imunisasi dulu berdasarkan jadwal
imunisasi
E. Berikan imunisasi selang seminggu
Bayi usia 6 minggu datang ke PKM untuk imunisasi. Namun saat
ini bayi sedang demam 39OC dan malas menetek. Apa tindakan
selanjutnya ?
A. Konsultasi langsung ke SpA tentang keadaan pasien
B. Lanjutkan sesuai jadwal imunisasi
C. Tunda imunisasi tunggu 3 hingga 4 hari, berikan antipiretik
D. Berikan setengah dosis imunisasi dulu berdasarkan jadwal
imunisasi
E. Berikan imunisasi selang seminggu
Kontraindikasi Bukan Kontraindikasi
• Reaksi anafilaksis vaksin sebelumnya • Reaksi lokal ringan-sedang
(radang) di lokasi penyuntikan

• DEMAM TINGGI atau sakit berat yang • Sakit RINGAN (batuk pilek, diare,
perlu perawatan rawat inap di RS demam ringan)
• KALAU sudah pernah varicella TIDAK • Sedang terapi antibiotik
PERLU vaksin varicella • Masa penyembuhan
• Prematuritas
• KALAU diduga kena campak masih
• Terpajan penyakit menular
PERLU vaksin campak
• Riw alergi penisilin / lain yang
• Kontraindikasi BCG : pasien TB, spesifik
Mantoux test (+), pasien HIV, • Ibu hamil
imunodefisiensi, gizi buruk • Penghuni rumah tidak divaksin
94
Seorang anak umur 3 tahun dibawa ibunya datang ke IGD dengan
keluhan demam dan nyeri telan. Pasien juga mengalami batuk pilek
sejak 3 hari ini. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tonsil T2/T3,
selaput membran putih yang mudah berdarah jika digores dengan
spatula lidah. Usia berapa pertama kalinya anak diberikan vaksin
untuk pencegahan penyakit tersebut?
a. 0 bulan
b. 1 bulan
c. 2 bulan
d. 3 bulan
e. 4 bulan
Dipteri  Vaksin DPT
Seorang anak umur 3 tahun dibawa ibunya datang ke IGD dengan
keluhan demam dan nyeri telan. Pasien juga mengalami batuk pilek
sejak 3 hari ini. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tonsil T2/T3,
selaput membran putih yang mudah berdarah jika digores dengan
spatula lidah. Usia berapa pertama kalinya anak diberikan vaksin
untuk pencegahan penyakit tersebut?
a. 0 bulan
b. 1 bulan
c. 2 bulan
d. 3 bulan
e. 4 bulan
95
Seorang anak usia 3 bulan dibawa ibunya untuk imunisasi. Riwayat
persalinan ibu dibantu oleh dukun dan sampai saat ini bayi belum
pernah mendapat imunisasi. Apa tindakan yang anda lakukan?
a. Periksa mantoux test
b. Periksa radiologi
c. Langsung imunisasi BCG
d. Bilas lambung
e. Periksa darah lengkap
Bayi ≥ 3 bulan belum BCG  Mantoux test dulu

Seorang anak usia 3 bulan dibawa ibunya untuk imunisasi. Riwayat


persalinan ibu dibantu oleh dukun dan sampai saat ini bayi belum
pernah mendapat imunisasi. Apa tindakan yang anda lakukan?
a. Periksa mantoux test
b. Periksa radiologi
c. Langsung imunisasi BCG
d. Bilas lambung
e. Periksa darah lengkap
96
Pasien anak laki-laki usia 11 bulan datang dengan keluhan demam
disertai muncul ruam kemerahan di wajah dan badan sejak satu
hari ini. Keluhan juga disertai dengan batuk pilek sejak 3 hari ini.
Pemeriksaan fisik Nadi 100x/m, RR 30x/m, Suhu 38OC, ruam
makulopapular eritema, faring hiperemis, lain-lain dalam batas
normal. Riwayat pasien belum pernah mendapatkan vaksin
Campak. Kapan pasien diberikan imunisasi Campak?
a. Tidak perlu vaksin Campak lagi
b. Segera setelah pasien sembuh
c. Usia 15 bulan
d. Usia 18 bulan
e. Usia 2 tahun
Campak
Pasien anak laki-laki usia 11 bulan datang dengan keluhan demam
disertai muncul ruam kemerahan di wajah dan badan sejak satu
hari ini. Keluhan juga disertai dengan batuk pilek sejak 3 hari ini.
Pemeriksaan fisik Nadi 100x/m, RR 30x/m, Suhu 38OC, ruam
makulopapular eritema, faring hiperemis, lain-lain dalam batas
normal. Riwayat pasien belum pernah mendapatkan vaksin
Campak. Kapan pasien diberikan imunisasi Campak?
a. Tidak perlu vaksin Campak lagi
b. Segera setelah pasien sembuh
c. Usia 15 bulan - MMR
d. Usia 18 bulan
e. Usia 2 tahun
Prinsip Catch-Up Imunisasi
Kontraindikasi Bukan Kontraindikasi
• Reaksi anafilaksis vaksin sebelumnya • Reaksi lokal ringan-sedang
(radang) di lokasi penyuntikan

• DEMAM TINGGI atau sakit berat yang • Sakit RINGAN (batuk pilek, diare,
perlu perawatan rawat inap di RS demam ringan)
• KALAU sudah pernah varicella TIDAK • Sedang terapi antibiotik
PERLU vaksin varicella • Masa penyembuhan
• Prematuritas
• KALAU diduga kena campak masih
• Terpajan penyakit menular
PERLU vaksin campak
• Riw alergi penisilin / lain yang
• Kontraindikasi BCG : pasien TB, spesifik
Mantoux test (+), pasien HIV, • Ibu hamil
imunodefisiensi, gizi buruk • Penghuni rumah tidak divaksin
97
Anak perempuan usia 15 tahun dibawa ke dokter umum oleh ibunya
dengan keluhan bintik-bintik kemerahan berisi air pada pipi dan
wajahnya. Didapatkan demam sebelum bintik muncul. Pemeriksaan fisik
kesadaran compos mentis, TD 110/80 mmHg, Nadi 92x/m, RR 20 x/m,
suhu 38oC. Tampak efloresensi papul kemerahan, vesikel dan krusta di
perut dan dada. Untuk mencegah penyakit tersebut, diberikan imunisasi
pada?
a. Dosis tunggal pada usia 9 bulan
b. Dosis tunggal pada usia di atas 11 bulan
c. 2 x pada usia 9 bulan dan 12 bulan
d. 2 x pada usia 12 bulan dan 24 bulan
e. 2 x pada usia 16 bulan dan 23 bulan
Varicella
Anak perempuan usia 15 tahun dibawa ke dokter umum oleh ibunya
dengan keluhan bintik-bintik kemerahan berisi air pada pipi dan
wajahnya. Didapatkan demam sebelum bintik muncul. Pemeriksaan fisik
kesadaran compos mentis, TD 110/80 mmHg, Nadi 92x/m, RR 20 x/m,
suhu 38oC. Tampak efloresensi papul kemerahan, vesikel dan krusta di
perut dan dada. Untuk mencegah penyakit tersebut, diberikan imunisasi
pada?
a. Dosis tunggal pada usia 9 bulan
b. Dosis tunggal pada usia di atas 11 bulan
c. 2 x pada usia 9 bulan dan 12 bulan
d. 2 x pada usia 12 bulan dan 24 bulan
e. 2 x pada usia 16 bulan dan 23 bulan
98
Seorang bayi laki-laki lahir pervaginam usia kehamilan 42 minggu di RS.
Bayi lahir tidak menangis spontan dan tonus otot jelek. Telah dilakukan
penanganan awal oleh dokter. Kemudian dievaluasi, bayi belum
bernafas spontan, tampak sianosis, dan FJ 96x/m. Dokter memutuskan
untuk melalukan VTP selama 30 detik, kemudian FJ turun menjadi
50x/m. Tindakan selanjutnya ?
a. Melakukan koreksi VTP
b. Melakukan kompresi dada
c. Melakukan VTP + kompresi
d. Memberikan epinephrine
e. Melakukan intubasi endotrakea
Seorang bayi laki-laki lahir pervaginam usia kehamilan 42 minggu di RS.
Bayi lahir tidak menangis spontan dan tonus otot jelek. Telah dilakukan
penanganan awal oleh dokter. Kemudian dievaluasi, bayi belum
bernafas spontan, tampak sianosis, dan FJ 96x/m. Dokter memutuskan
untuk melalukan VTP selama 30 detik, kemudian FJ turun menjadi
50x/m. Tindakan selanjutnya ?
a. Melakukan koreksi VTP
b. Melakukan kompresi dada
c. Melakukan VTP + kompresi
d. Memberikan epinephrine
e. Melakukan intubasi endotrakea
99
Bayi 17 hari dibawa ibunya ke dokter karena kuning satu badan sejak 3
hari ini. Riwayat demam disangkal. BAB warna coklat dan urin warna
kuning jernih. Pemeriksaan fisik bayi tampak aktif, mau menetek,
sklera ikterik, ikterus kramer III. Pemeriksaan penunjang bilirubin total
17. Apa yang harus dilakukan pada bayi ini?
a. Fototerapi
b. Transfusi tukar
c. Medikamentosa
d. Suportif
e. Observasi
Hari ke-15, bil total 17  Ikterus Patologis
Bayi 17 hari dibawa ibunya ke dokter karena kuning satu badan sejak 3
hari ini. Riwayat demam disangkal. BAB warna coklat dan urin warna
kuning jernih. Pemeriksaan fisik bayi tampak aktif, mau menetek,
sklera ikterik, ikterus kramer III. Pemeriksaan penunjang bilirubin total
17. Apa yang harus dilakukan pada bayi ini?
a. Fototerapi
b. Transfusi tukar
c. Medikamentosa
d. Suportif
e. Observasi
Ikterus Neonatorum
Ikterus Ikterus
Ikterus ASI
Fisiologis Patologis
• Hari ke 2 – 2 • Breast Feeding • Hari ke- 0 atau ke-
minggu Jaundice 1
• Peningkatan Bil • Breast Milk • Menetap pada usia
Indirek Jaundice ≥ 2 minggu
• Bil Direk ≤ 20% dari • Bayi prematur
Bil Total • Bil Direk > 20% dari
Bil Total
• Etiologi : ChHAMS
TATALAKSANA
IKTERUS FISIOLOGIS IKTERUS PATOLOGIS
 Observasi  FOTOTERAPI
 Teruskan ASI  Bila gagal ada gejala Kern Ikterik
 TRANSFUSI TUKAR
100
Seorang bayi berusia 4 hari dibawa ke dokter karena kuning sejak 2
hari yang lalu. Bayi lahir cukup bulan tanpa komplikasi. Selama ini bayi
minum ASI dengan kuat sekitar 5-6x/hari. Pemeriksaan fisik nadi
130x/m, RR 30x/m, suhu 36.5OC pemeriksaan lain dalam batas normal.
Hasil lab bilirubin total 7.5 mg/dl, bilirubin indirek 6 mg/dl. Apakah
terapi yang tepat?
a. Pasang infus dan rehidrasi
b. Berikan susu formula tambahan
c. Fototerapi
d. Transfusi tukar
e. Berikan ASI lebih sering
Ikterus Fisiologis - Breast Feeding Jaundice
Seorang bayi berusia 4 hari dibawa ke dokter karena kuning sejak 2
hari yang lalu. Bayi lahir cukup bulan tanpa komplikasi. Selama ini bayi
minum ASI dengan kuat sekitar 5-6x/hari. Pemeriksaan fisik nadi
130x/m, RR 30x/m, suhu 36.5OC pemeriksaan lain dalam batas normal.
Hasil lab bilirubin total 7.5 mg/dl, bilirubin indirek 6 mg/dl. Apakah
terapi yang tepat?
a. Pasang infus dan rehidrasi
b. Berikan susu formula tambahan
c. Fototerapi
d. Transfusi tukar
e. Berikan ASI lebih sering
Ikterus ASI

Breast Feeding Jaundice Breast Milk Jaundice

• Onset : < 7 hari (hari ke-2 atau • Onset : muncul pada hari ke 4-7
hari ke-3) dan bisa menetap sampai lebih
• Etiologi : ASI kurang dari 1 bulan
• Terapi : Tambahkan ASI dan • Etiologi : ASI pada ibu tertentu
observasi (kelainan enzim pada ASI),
biasanya akan timbul pada
setiap bayi yang disusukannya
• Terapi : Hentikan ASI
sementara, ganti susu formula
apabila membaik teruskan ASI,
bila tidak dirujuk
101
Bayi laki-laki usia 6 minggu di bawa ke IGD RS dengan keluhan mata
dan kulit kuning sejak 1 minggu terakhir. Ibu pasien juga mengeluhkan
feses berwarna seperti dempul. Riwayat kelahiran bayi lahir spontan di
bidan, BBL 3400 gram, merah, langsung menangis. Pasien memiliki
riwayat kuning saat berumur 10 hari namun sembuh dalam beberapa
hari. Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan lab
didapatkan bilirubin direk 10,2 mg/dl dan bilirubin indirek 0,8 mg/dl.
Apa diagnosis pasien?
a. Atresia bilier
b. Hepatitis neonatal
c. Ikterus fisiologis
d. Infeksi CMV
e. Infeksi toksoplasma
Bayi laki-laki usia 6 minggu di bawa ke IGD RS dengan keluhan mata
dan kulit kuning sejak 1 minggu terakhir. Ibu pasien juga mengeluhkan
feses berwarna seperti dempul. Riwayat kelahiran bayi lahir spontan di
bidan, BBL 3400 gram, merah, langsung menangis. Pasien memiliki
riwayat kuning saat berumur 10 hari namun sembuh dalam beberapa
hari. Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan lab
didapatkan bilirubin direk 10,2 mg/dl dan bilirubin indirek 0,8 mg/dl.
Apa diagnosis pasien?
a. Atresia bilier
b. Hepatitis neonatal
c. Ikterus fisiologis
d. Infeksi CMV
e. Infeksi toksoplasma
Atresia Bilier
• Etiologi : infeksi, malformasi kongenital,
autoimun dll
• Atresia bilier dapat menyebabkan
kerusakan pada duktus biliaris
intra/ekstrahepatal karena obstruktif
kolangiopati yang dapat berlanjut pada
kondisi fibrosis, sirosis dan kegagalan hati
• Gejala dan tanda : ikterus, tinja pucat
seperti dempul (akolik), urin seperti teh
• Lab :
Bil direk > 1 mg/dl bila bil total < 5 mg/dl
atau Bil direk > 20% dari bil total bila bil
total > 5 mg/dl
• Pencitraan : USG (Triangular Cord Sign)

Pedoman Pelayanan Medis IDAI, 2011


102
Bayi laki laki usia 17 hari dibawa ke dokter karena keluhan kuning dan
lemas. Ibu juga mengeluhkan bayi malas menentek sejak 2 hari ini.
Riwayat persalinan pervaginam, BBL 2.300 gram, uk 30 minggu. Riwayat
mendapatkan terapi sinar selama 3 hari kehidupan pertamanya, namun
orang tua pasien memutuskan pulang paksa. Pemeriksaan fisik bayi
tampak lemas, hipotoni, ikterus Kramer 5. Hasil lab bilirubin total 21,
bilirubin indirek 18. Diagnosa pasien ini adalah?
a. Sepsis
b. Kern icterus
c. Atresia bilier
d. Hemolisis of newborn
e. DIC
Bayi laki laki usia 17 hari dibawa ke dokter karena keluhan kuning dan
lemas. Ibu juga mengeluhkan bayi malas menentek sejak 2 hari ini.
Riwayat persalinan pervaginam, BBL 2.300 gram, uk 30 minggu. Riwayat
mendapatkan terapi sinar selama 3 hari kehidupan pertamanya, namun
orang tua pasien memutuskan pulang paksa. Pemeriksaan fisik bayi
tampak lemas, hipotoni, ikterus Kramer 5. Hasil lab bilirubin total 21,
bilirubin indirek 18. Diagnosa pasien ini adalah?
a. Sepsis
b. Kern icterus
c. Atresia bilier
d. Hemolisis of newborn
e. DIC
Kernicterus (Bilirubin Encephalopathy)

“Bilirubin Indirek” menembus BBB  Otak


103
Bayi perempuan umur 6 hari dibawa ibunya ke puskesmas karena
demam. Ibu pasien mengeluhkan kulit anaknya menjadi lebih kuning.
Bayi terlihat lemah dan malas menetek. Bayi lahir secara pervaginam
di bidan, BBL 2800 gr, usia kehamilan 38 minggu, dengan riwayat ibu
mengalami pecah ketuban >24 jam. Pemeriksaan fisik bayi lemah, HR
156x/m, frekuensi napas 60x/m, suhu 38OC, ikterus Kramer 5. Hasil lab
Hb 13, Leukosit 19.000, Trombosit 435.000. Apakah kemungkinan
penyebab ikterus pada bayi ini ?
a. Anemia hemolitik
b. Inkompatibilitas Rhesus
c. Sindroma Criggler Najjar
d. Dehidrasi
e. Sepsis neonatorum
Bayi perempuan umur 6 hari dibawa ibunya ke puskesmas karena
demam. Ibu pasien mengeluhkan kulit anaknya menjadi lebih kuning.
Bayi terlihat lemah dan malas menetek. Bayi lahir secara pervaginam
di bidan, BBL 2800 gr, usia kehamilan 38 minggu, dengan riwayat ibu
mengalami pecah ketuban >24 jam. Pemeriksaan fisik bayi lemah, HR
156x/m, frekuensi napas 60x/m, suhu 38OC, ikterus Kramer 5. Hasil lab
Hb 13, Leukosit 19.000, Trombosit 435.000. Apakah kemungkinan
penyebab ikterus pada bayi ini ?
a. Anemia hemolitik
b. Inkompatibilitas Rhesus
c. Sindroma Criggler Najjar
d. Dehidrasi
e. Sepsis neonatorum
IKTERUS PATOLOGIS !!!
C Cephal Hematoma
Benjolan di kepala akibat trauma lahir, bil indirek >>

H Hemolitik Anemia
c/ inkompatibilitas golongan darah

H Hipotiroid Kongenital
Fontanela menonjol, makroglosi, hernia umbilikal, konstipasi, bil
indirek >>, T4 turun, TSH meningkat

A Atresia Biliaris
BAB pucat/dempul (acholis), BAK seperti teh, bil direk >>

M Breast Milk Jaundice


ASI eksklusif

S Sepsis
MODS
Kecurigaan Besar SEPSIS

• Ibu dengan riwayat infeksi rahim, demam


Bayi usia 0-3 intrapartum, ketuban pecah dini
hari • Bayi dengan ≥ 2 gejala kategori A atau ≥ 3
gejala kategori B

Bayi usia > 3 • Bayi dengan ≥ 2 gejala kategori A atau ≥ 3


hari gejala kategori B
Kategori A Kategori B

Kesulitan bernapas (apneu, takipneu, Tremor


retraksi, merintih saat ekspirasi, sianosis
sentral)

Kejang Lethargi atau lunglai

Penurunan kesadaran Mnegantuk, aktivitas berkurang

Suhu tubuh tidak normal Rewel, muntah, perut kembung

Persalinan di lingkungan yang kurang Tanda-tanda muncul sesudah hari ke


higienis empat

Perburukan kondisi dengan cepat Air ketuban bercampur mekoneum

Malas minum, sebelum nya minum


dengan baik
104
Seorang bayi dirujuk dari bidan, bayi lahir spontan dengan usia
kehamilan 32 minggu. Sesaat setelah kelahiran, bayi tampak sesak, RR
65x/m, HR 140x/m, pada auskultasi paru normal dan tidak diapatkan
suara tambahan. Foto thoraks didapatkan gambaran retikulogranular
ground glass apperance. Kemungkinan diagnosis ?
a. Transient Tachypnea of The Newborn
b. Meconium Aspiration Syndrome
c. Sepsis neonatorum
d. Pneumonia
e. Hyalin Membran Disease
Seorang bayi dirujuk dari bidan, bayi lahir spontan dengan usia
kehamilan 32 minggu. Sesaat setelah kelahiran, bayi tampak sesak, RR
65x/m, HR 140x/m, pada auskultasi paru normal dan tidak diapatkan
suara tambahan. Foto thoraks didapatkan gambaran retikulogranular
ground glass apperance. Kemungkinan diagnosis ?
a. Transient Tachypnea of The Newborn
b. Meconium Aspiration Syndrome
c. Sepsis neonatorum
d. Pneumonia
e. Hyalin Membran Disease
ASFIKSIA NEONATORUM
Sindroma Aspirasi Hyalin Transient Pneumonia
Mekoneum Membrane Tanchypnea of
(MAS) Disease (RDS) Newborn (TTN)
Usia Posterm atau Prematur Aterm Semua usia
Aterm
Patofis Menghisap Defisiensi Lahir SC  sisa “DEMAM”
Ketuban keruh surfaktan cairan paru tdk Etiologi:
hijau keluar Infeksi
intrauterin/
Intrapartum/
postpartum
X Ray Patchy infiltrate, Air bronchogram, Normal Infiltrat,
garis - garis kasar reticulogranular konsolidasi
pada kedua paru pattern/ground
glass appearance,
white lung
Hyalin Membrane Disease
• Derajat 1
Pola retikulogranular /
Ground Glass
Appearance
• Derajat 2
Air bronchogram
• Derajat 3
Sama dengan derajat 2
namun lebih berat,
dengan mediastinum
melebar
• Derajat 4
Kolaps seluruh paru
sehingga paru tampak
putih (white lung)
105
Bayi baru lahir 5 jam yang lalu dibawa orang tua nya ke IGD karena
kejang dan lemas. Riwayat persalinan ditolong oleh bidan, cukup
bulan, BBL 4000 g, APGAR skor 9/10. Pemeriksaan fisik didapatkan
kesadaran apatis, hipotoni, kadar gula darah bayi 35 mg/dl. Ibu riwayat
DM. Tatalaksana yang tepat ?
a. D10% 2cc/kgBB (iv)
b. D10% 2cc/kgBB/menit (iv)
c. D10% 6 mg/kgBB (iv)
d. D10% 6 mg/kgBB/menit (iv)
e. D40% 2cc/kgBB (iv)
Hipoglikemi pada Neonatus
Bayi baru lahir 5 jam yang lalu dibawa orang tua nya ke IGD karena
kejang dan lemas. Riwayat persalinan ditolong oleh bidan, cukup
bulan, BBL 4000 g, APGAR skor 9/10. Pemeriksaan fisik didapatkan
kesadaran apatis, hipotoni, kadar gula darah bayi 35 mg/dl. Ibu riwayat
DM. Tatalaksana yang tepat ?
a. D10% 2cc/kgBB (iv)
b. D10% 2cc/kgBB/menit (iv)
c. D10% 6 mg/kgBB (iv)
d. D10% 6 mg/kgBB/menit (iv)
e. D40% 2cc/kgBB (iv)
HIPOGLIKEMIA NEONATUS

Bayi besar (>


Cyanosis, apnea,
4000gr), Ibu DM
Glukosa darah hypothermia,
(hiperinsulinemia ec
hypotonia, poor
< 40 mg/dL hiperplasia
feeding, lethargy,
langerhans), bayi
and seizures
KMK, bayi prematur
TERAPI

<45 TANPA • Sadar dan masih bisa minum 


berikan ASI
GEJALA • Tidak bisa minum  Infus D10%
HIPOGLIKEMIA 6mg/kgBB/menit

< 45
• Bolus D10% 2cc/kgBB  lanjut
DENGAN GEJALA maintenance D10% 6mg/kgBB/menit
HIPOGLIKEMIA
106
Bayi laki-laki lahir cukup bulan dengan BBL 4300 gram. Ibu menderita
diabetes tidak terkontrol. Pada pemeriksaan fisik didapatkan bayi cukup
aktif, tidak ada kejang atau kebiruan. Pemeriksaan GDS hasil 25 g/dl.
Bayi segera disusukan ke ibu dan bayi menghisap dengan baik. Tiga jam
kemudian dilakukan pemeriksaan GDS ulang hasil 32 g/dl. Bayi aktif dan
tidak didapatkan tanda hipoglikemi. Apakah tindakan selanjutnya yang
paling tepat dilakukan?
a. Anjurkan ibu tetap menyusui seperti biasanya
b. Naikkan frekuensi dan volume pemberian ASI
c. Pasang infus dan bolus D10% 2cc/kgBB
d. Infus D10% maintenance 6mg/kgBB/menit
e. Pemberian D10% oral 2cc/kgBB per NGT
Hipoglikemi pada Noenatus
Bayi laki-laki lahir cukup bulan dengan BBL 4300 gram. Ibu menderita
diabetes tidak terkontrol. Pada pemeriksaan fisik didapatkan bayi cukup
aktif, tidak ada kejang atau kebiruan. Pemeriksaan GDS hasil 25 g/dl.
Bayi segera disusukan ke ibu dan bayi menghisap dengan baik. Tiga jam
kemudian dilakukan pemeriksaan GDS ulang hasil 32 g/dl. Bayi aktif dan
tidak didapatkan tanda hipoglikemi. Apakah tindakan selanjutnya yang
paling tepat dilakukan?
a. Anjurkan ibu tetap menyusui seperti biasanya
b. Naikkan frekuensi dan volume pemberian ASI
c. Pasang infus dan bolus D10% 2cc/kgBB
d. Infus D10% maintenance 6mg/kgBB/menit
e. Pemberian D10% oral 2cc/kgBB per NGT
HIPOGLIKEMIA NEONATUS

Bayi besar (>


Cyanosis, apnea,
4000gr), Ibu DM
Glukosa darah hypothermia,
(hiperinsulinemia ec
hypotonia, poor
< 40 mg/dL hiperplasia
feeding, lethargy,
langerhans), bayi
and seizures
KMK, bayi prematur
TERAPI :

<45 TANPA • Sadar dan masih bisa minum 


berikan ASI
GEJALA • Tidak bisa minum  Infus D10%
HIPOGLIKEMIA 6mg/kgBB/menit

< 45
• Bolus D10% 2cc/kgBB  lanjut
DENGAN GEJALA maintenance D10% 6mg/kgBB/menit
HIPOGLIKEMIA
107
Anak usia 10 bulan diantar ibunya ke IGD dengan keluhan sesak
napas sejak 1 hari yang lalu. Sesak disertai batuk, demam dan
suara parau. TTV HR 150 x/menit Tax 39C, RR 40x/menit.
Pemeriksaan fisik wheezing (-) Rhonki (-) stridor inspirasi (+)
retraksi (+). Diagnosis?
a. Trakeitis
b. Bronkitis
c. Bronkiolitis
d. Peneumonia
e. Croup
Anak usia 10 bulan diantar ibunya ke IGD dengan keluhan sesak
napas sejak 1 hari yang lalu. Sesak disertai batuk, demam dan
suara parau. TTV HR 150 x/menit Tax 39C, RR 40x/menit.
Pemeriksaan fisik wheezing (-) rhonki (-) stridor inspirasi (+)
retraksi (+). Diagnosis?
a. Trakeitis
b. Bronkitis
c. Bronkiolitis
d. Peneumonia
e. Croup
Sindroma Croup
Gejala • Batuk menggonggong
• Sesak
• Demam
• Stridor

Meliputi Laring, Trachea, Bronkus

Temuan Edema subglotis


Klinis

Etiologi Virus RSV

X Ray Cervical AP : steeple sign

Terapi • Nebul epinefrin


• Kortikosteroid (po/im)
108
Bayi perempuan usia 6 bulan datang dengan keluhan sesak
napas sejak 2 hari yang lalu. Keluhan diawali demam dan batuk
pilek sejak 3 hari yang lalu. Pemeriksaan fisik kesan hipertermi,
didapatkan wheezing dan rhonki basah nyaring pada kedua
lapang paru. Pada pemeriksaan rontgen thoraks didapatkan
hiperaerasi dan patchy infiltrat. Apakah diagnosis pasien?
A. Bronkopneumonia
B. Bronkiolitis
C. Bronkitis
D. Asma bronkial
E. Sindroma croup
Bayi perempuan usia 6 bulan datang dengan keluhan sesak
napas sejak 2 hari yang lalu. Keluhan diawali demam dan batuk
pilek sejak 3 hari yang lalu. Pemeriksaan fisik kesan hipertermi,
didapatkan wheezing dan rhonki basah nyaring pada kedua
lapang paru. Pada pemeriksaan rontgen thoraks didapatkan
hiperaerasi dan patchy infiltrat. Apakah diagnosis pasien?
A. Bronkopneumonia
B. Bronkiolitis
C. Bronkitis
D. Asma bronkial
E. Sindroma croup
Bronkiolitis Bronkopneumonia
Usia < 2 tahun Segala usia
Etiologi Virus Bakteri
>> Respiratory Syncytial Virus >> Streptococcus pneumonia

Gejala • Didahului riwayat ISPA • Didahului riwayat ISPA


dan • Batuk, sesak, demam • Batuk, sesak, demam
tanda • Wheezing +++, ronkhi +/- • Rhonki +++, wheezing +/-

Chest • Hiperinflasi paru • Infiltrat


Menandakan
X- Ray • Hiperaerasi paru proses sumbatan
• Konsolidasi
• Air trapping di bronkiolus • Penebalan pleura, efusi
• Diameter AP membesar • Abses dll
• Penebalan atau infiltrat
peribronkial

Terapi • O2 • O2
• Nebul SABA • Nebul SABA
• Kortikosteroid • Antibiotik (Ampisilin)
• Antipiretik bila perlu • Antipiretik bila perlu
109
Anak perempuan 5 tahun datang dengan sesak sejak 2 jam yang
lalu, keluhan disertai demam batuk dan pilek sejak 2 hari yang
lalu. Tanda vital 120/80 N= 120 x/, RR = 40 x/m, Tax = 37,8◦C.
Pemeriksaan fisik didapatkan ronkhi dan wheezing di semua
lapangan paru. Apakah etiologi paling sering dari penyakit
tersebut?
a. Staphylococcus aureus
b. Streptococcus pyogen
c. Moraxella catarrhalis
d. Corynobacterium difteriae
e. Haemofillus influenza
Anak perempuan 5 tahun datang dengan sesak sejak 2 jam yang
lalu, keluhan disertai demam batuk dan pilek sejak 2 hari yang
lalu. Tanda vital 120/80 N= 120 x/, RR = 40 x/m, Tax = 37,8◦C.
Pemeriksaan fisik didapatkan ronkhi dan wheezing di semua
lapangan paru. Apakah etiologi paling sering dari penyakit
tersebut?
a. Staphylococcus aureus
b. Streptococcus pyogen
c. Moraxella catarrhalis
d. Corynobacterium difteriae
e. Haemofillus influenza
Nelson Essential of Pediatric Edisi ke 7
110
Pasien 6 bulan datang dengan keluhan demam tinggi sejak 4 hari
yang lalu. Disertai sesak nafas dan tidak mau menetek.
Pemeriksaan fisik tampak letargi, HR 140x/menit, RR 54x/menit,
T 39.2. Pemeriksaan Lab Hb 10.2, Leukosit 52.000, Trombosit
98.000, Diffcount Eo 1%. Ba 2%, Stab 10%, Seg 80%, Mo 7%.
Apakah tatalaksana yang tepat?
a. Makrolide
b. Aminoglikosida
c. Sefalosporin
d. Golongan sulfa
e. Penisilin
Pneumonia
Pasien 6 bulan datang dengan keluhan demam tinggi sejak 4
hari yang lalu. Disertai sesak nafas dan tidak mau menetek.
Pemeriksaan fisik tampak letargi, HR 140x/menit, RR
54x/menit, T 39.2. Pemeriksaan Lab Hb 10.2, Leukosit 52.000,
Trombosit 98.000, Diffcount Eo 1%. Ba 2%, Stab 10%, Seg 80%,
Mo 7%. Apakah tatalaksana yang tepat?
a. Makrolide
b. Aminoglikosida
c. Sefalosporin
d. Golongan sulfa
e. Penisilin
Pneumonia, PPM IDAI 2011
111
Anak perempuan usia 3 tahun dibawa oleh ibunya dengan keluhan
batuk sejak 1 bulan ini. Pasien juga dikeluhkan demam dan keringat
dingin pada malam hari sejak 2 minggu terakhir. Berat badan anak
sulit naik meskipun makan banyak. Riwayat ayah pasien TB dengan
BTA (+) dan sedang menjalani pengobatan TB. Tindakan apakah
yang harus dilakukan?
a. Foto toraks dan BTA
b. Foto toraks dan uji tuberkulin
c. Uji tuberkulin dan skoring TB
d. Skoring TB dan terapi OAT
e. Skoring TB dan profilaksis INH
Skor TB = 6
Anak perempuan usia 3 tahun dibawa oleh ibunya dengan keluhan
batuk sejak 1 bulan ini. Pasien juga dikeluhkan demam dan keringat
dingin pada malam hari sejak 2 minggu terakhir. Berat badan anak
sulit naik meskipun makan banyak. Riwayat ayah pasien TB dengan
BTA (+) dan sedang menjalani pengobatan TB. Tindakan apakah
yang harus dilakukan?
a. Foto toraks dan BTA
b. Foto toraks dan uji tuberkulin
c. Uji tuberkulin dan skoring TB
d. Skoring TB dan terapi OAT
e. Skoring TB dan profilaksis INH
Juknis Manajemen
dan Tatalaksana TB
Anak, Kemenkes
2016
112
Seorang anak perempuan usia 13 bulan dibawa ke IGD RS karena sesak
napas dan batuk-batuk sejak 1 hari ini. Keluhan diawali dengan demam
dan pilek sejak 3 hari. Pemeriksaan fisik HR 150x/m, RR 60x/m, Tax
39C, tidak ada sianosis, retraksi ringan dan wheezing di seluruh lapang
paru. Apakah temuan radiologi thoraks yang mungkin ?
a. Gambaran air-trapped
b. Infiltrat di seluruh lapang paru
c. Reticulogranular pattern
d. Corakan bronkovaskular meningkat
e. Gambaran radiologi normal
Dx. Bronchiolitis
Seorang anak perempuan usia 13 bulan dibawa ke IGD RS karena sesak
napas dan batuk-batuk sejak 1 hari ini. Keluhan diawali dengan demam
dan pilek sejak 3 hari. Pemeriksaan fisik HR 150x/m, RR 60x/m, Tax
39C, tidak ada sianosis, retraksi ringan dan wheezing di seluruh lapang
paru. Apakah temuan radiologi thoraks yang mungkin ?
a. Gambaran air-trapped
b. Infiltrat di seluruh lapang paru
c. Reticulogranular pattern
d. Corakan bronkovaskular meningkat
e. Gambaran radiologi normal
Bronkiolitis (3B) Bronkopneumonia (4A)
Usia < 2 tahun Segala usia
Etiologi Virus Bakteri
>> Respiratory Syncytial Virus >> Streptococcus pneumonia

Gejala • Riwayat ISPA • Riwayat ISPA


dan • Wheezing +++, ronkhi +/- • Rhonki +++, wheezing +/-
tanda • Gejala berat (takipneu, sianosis, • Gejala berat (takipneu, sianosis,
retraksi) retraksi)

Chest • Hiperinflasi paru Infiltrat, konsolidasi, penebalan


X- Ray • Hiperaerasi paru pleura, efusi, abses dll
• Air trapping
• Diameter AP membesar
• Penebalan atau infiltrat
peribronkial
Terapi • O2 • O2
• Nebul SABA • Nebul SABA
• Kortikosteroid • Antibiotik (Ampisilin)
• Antipiretik bila perlu • Antipiretik bila perlu
113
Anak laki-laki 4 tahun datang dibawa ke IGD oleh ibunya dengan
keluhan batuk berat sejak dua minggu. Batuk terus-menerus
hingga sulit bernapas dan saat batuk terjadi wajah pasien
menjadi merah kebiruan. Disaat tidak batuk, keadaaan pasien
biasa saja. Tanda vital TD 130/80 mmHg, HR 120 x/menit RR: 30
x/menit,Suhu 37.2OC. Riwayat imunisasi tidak diketahui. Apakah
pemeriksaan penunjang untuk menegakan diagnosis?
A. PCR
B. Kultur sekret nasofaring
C. Tes serologi
D. Rontgen dada
E. Kultur darah
Pertusis
Anak laki-laki 4 tahun datang dibawa ke IGD oleh ibunya dengan
keluhan batuk berat sejak dua minggu. Batuk terus-menerus
hingga sulit bernapas dan saat batuk terjadi wajah pasien
menjadi merah kebiruan. Disaat tidak batuk, keadaaan pasien
biasa saja. Tanda vital TD 130/80 mmHg, HR 120 x/menit RR: 30
x/menit,Suhu 37.2OC. Riwayat imunisasi tidak diketahui. Apakah
pemeriksaan penunjang untuk menegakan diagnosis?
A. PCR
B. Kultur sekret nasofaring
C. Tes serologi
D. Rontgen dada
E. Kultur darah
Pertusis
Etiologi :

• Bordetella pertussis (cocobaccill gram negative)

Manifestasi Klinis

• Fase catarrhal : demam ringan, batuk pilek ringan, mata merah


(fase infeksius)
• Fase paroxysmal : whooping cough, batuk paroksismal disertai
nada yang meninggi/melengking, batuk yang sering hingga
anak sulit bernafas/sianosis, pada akhir batuk anak menarik
nafas dengan cepat, pada bayi seringkali diikuti muntah dan
apnea
• Fase convalescence : batuk berkurang

Antibiotik rekomendasi :

• Erythromycin 50 mg/kgBB/hari atau Ampisilin 100


mg/kgBB/hari
114
Seorang anak perempuan usia 1 tahun 10 bulan dibawa orang
tuanya ke IGD RS karena batuk berat selama 3 minggu ini. Keluhan
batuk disertai muntah. Riwayat imunisasi hanya BCG. Pada
pemeriksaan fisik TD 90/60mmHg, Nadi 120x/menit, RR 60x/menit
dan suhu 36OC. Batuk paroksismal diikuti suara whoop saat
inspirasi. Diagnosisnya adalah ?
a. Pertusis fase katarhal
b. Pertusis fase inisiasi
c. Pertusis fase paroksismal
d. Pertusis fase kovalen
e. Pertusis fase rekovalen
Seorang anak perempuan usia 1 tahun 10 bulan dibawa orang
tuanya ke IGD RS karena batuk berat selama 3 minggu ini. Keluhan
batuk disertai muntah. Riwayat imunisasi hanya BCG. Pada
pemeriksaan fisik TD 90/60mmHg, Nadi 120x/menit, RR 60x/menit
dan suhu 36OC. Batuk paroksismal diikuti suara whoop saat
inspirasi. Diagnosisnya adalah ?
a. Pertusis fase katarhal
b. Pertusis fase inisiasi
c. Pertusis fase paroksismal
d. Pertusis fase kovalen
e. Pertusis fase rekovalen
Pertusis
Etiologi :

• Bordetella pertussis (cocobaccill gram negative)

Manifestasi Klinis

• Fase catarrhal : demam ringan, batuk pilek ringan, mata merah


(fase infeksius)
• Fase paroxysmal : whooping cough, batuk paroksismal disertai
nada yang meninggi/melengking, batuk yang sering hingga anak
sulit bernafas/sianosis, pada akhir batuk anak menarik nafas
dengan cepat, pada bayi seringkali diikuti muntah dan apnea
• Fase convalescence : batuk berkurang

Antibiotik rekomendasi :

• Erythromycin 50 mg/kgBB/hari atau Ampisilin 100


mg/kgBB/hari
115
Anak usia 2 tahun datang dengan ibunya ke puskesmas untuk
konsultasi kesehatan. Ibunya BTA (+) dan sedang menjalani
pengobatan TB. Pada pemeriksaan fisik didapatkan status gizi anak
baik, pemeriksaan fisik lain dalam batas normal. Tindakan yang tepat?
a. INH profilaksis selama 3 bulan
b. INH profilaksis selama 6 bulan
c. Rifampisin selama 6 bulan
d. Vit. B6 selam 6 bulan
e. Tidak perlu profilaksis, observasi
Kontak TB (+), Balita < 5 tahun  PP INH

Anak usia 2 tahun datang dengan ibunya ke puskesmas untuk


konsultasi kesehatan. Ibunya BTA (+) dan sedang menjalani
pengobatan TB. Pada pemeriksaan fisik didapatkan status gizi anak
baik, pemeriksaan fisik lain dalam batas normal. Tindakan yang tepat?
a. INH profilaksis selama 3 bulan
b. INH profilaksis selama 6 bulan
c. Rifampisin selama 6 bulan
d. Vit. B6 selam 6 bulan
e. Tidak perlu profilaksis, observasi
Alur Investigasi Kontak TB
Anak berkontak dengan
Juknis TB Anak 2016 pasien TB

gejala TB

Tidak Ada

Umur > 5 thn dan Umur < 5 thn atau


HIV (-) HIV (+)

Tidak perlu PP INH PP INH

Follow up rutin

Timbul gejala atau tanda TB YA Lihat alur


diagnosis TB pada
Anak
TIDAK

Observasi Lengkapi
pemberian INH
selama 6 bulan
116
Seorang ibu datang ke dokter dengan membawa anaknya berumur
1 minggu. Ibu sedang mengkonsumsi obat TB selama 3 bulan.
Pasien datang karena takut anaknya tertular TB. Pemeriksaan fisik
bayi dalam batas normal, bayi aktif menyusui. Apa yg seharusnya
pasien lakukan?
a. Pasien tetap memberikan ASI dan anak diberikan profilaksis INH
b. Pasien tetap memberikan ASI dan anak diberikan OAT
c. Pasien tetap memberikan ASI dan anak tidak diberikan
profilaksis INH karena tidak akan menular
d. Pasien tidak memberikan ASI tapi diganti dgn susu formula
e. Pasien tidak memberikan ASI dan anak diberikan profilaksis INH
Kontak TB (+), Tanpa Gejala, Usia < 5 tahun 
INH Profilaksis
Seorang ibu datang ke dokter dengan membawa anaknya berumur
1 minggu. Ibu sedang mengkonsumsi obat TB selama 3 bulan.
Pasien datang karena takut anaknya tertular TB. Pemeriksaan fisik
bayi dalam batas normal, bayi aktif menyusui. Apa yg seharusnya
pasien lakukan?
a. Pasien tetap memberikan ASI dan anak diberikan profilaksis INH
b. Pasien tetap memberikan ASI dan anak diberikan OAT
c. Pasien tetap memberikan ASI dan anak tidak diberikan
profilaksis INH karena tidak akan menular
d. Pasien tidak memberikan ASI tapi diganti dgn susu formula
e. Pasien tidak memberikan ASI dan anak diberikan profilaksis INH
Alur Investigasi Kontak TB
Anak berkontak dengan
pasien TB

gejala TB

Tidak Ada

Umur > 5 thn dan Umur < 5 thn atau Juknis Manajemen
HIV (-) HIV (+) dan Tatalaksana TB
Tidak perlu PP INH PP INH Anak, Kemenkes
2016
Follow up rutin

Timbul gejala atau tanda TB YA Lihat alur diagnosis


TB pada Anak
TIDAK

Observasi Lengkapi
pemberian INH
selama 6 bulan
117
Seorang anak usia 7 tahun dibawa ibunya ke UGD RS dengan keluhan
sesak nafas 1 jam SMRS. Pada saat anak di UGD anak tampak rewel
sambil sesekali memanggil ibunya sambil berlari-lari di sekitar IGD.
Pemeriksaan tanda vital TD 110/70, nadi 110x/m, RR. 38x/m, Tax 370C,
wheezing ekspirasi ke kedua lapang paru. Diagnosis ?
a. Asma serangan ringan
b. Asma serangan sedang
c. Asma serangan berat
d. Asma intermiten
e. Asma persisten
Seorang anak usia 7 tahun dibawa ibunya ke UGD RS dengan keluhan
sesak nafas 1 jam SMRS. Pada saat anak di UGD anak tampak rewel
sambil sesekali memanggil ibunya sambil berlari-lari di sekitar IGD.
Pemeriksaan tanda vital TD 110/70, nadi 110x/m, RR. 38x/m, Tax 370C,
wheezing ekspirasi ke kedua lapang paru. Diagnosis ?
a. Asma serangan ringan
b. Asma serangan sedang
c. Asma serangan berat
d. Asma intermiten
e. Asma persisten
Derajat Serangan Asma pada Anak
118
Anak perempuan usia 6 tahun datang dibawa ayahnya ke IGD dengan
keluhan sesak napas yang dialami dua kali dalam sebulan ini. Diantara
serangan tidak ada keluhan batuk. Riwayat alergi dijumpai. Pemeriksaan
fisik suhu tubuh 36.5OC, frek napas 48x/m, nadi 96x/m. Apa klasifikasi
asma yang tepat pada pasien ini?
a. Asma intermiten
b. Asma persisten ringan
c. Asma persisten sedang
d. Asma serangan ringan
e. Asma serangan sedang
Anak perempuan usia 6 tahun datang dibawa ayahnya ke IGD dengan
keluhan sesak napas yang dialami dua kali dalam sebulan ini. Diantara
serangan tidak ada keluhan batuk. Riwayat alergi dijumpai. Pemeriksaan
fisik suhu tubuh 36.5OC, frek napas 48x/m, nadi 96x/m. Apa klasifikasi
asma yang tepat pada pasien ini?
a. Asma intermiten
b. Asma persisten ringan
c. Asma persisten sedang
d. Asma serangan ringan
e. Asma serangan sedang
Klasifikasi Kekerapan Gejala Asma
Pedoman Nasional Asma Anak (PNAA) 2015

Derajat Asma Uraian Kekerapan Gejala Asma

Intermitten Gejala asma <6x/tahun atau jarak antar gejala >6 mg

Persisten Ringan Gejala asma >1x/bulan, <1x/minggu

Persisten Sedang Gejala asma > 1x/minggu, namun tidak setiap hari

Persisten Berat Gejala asma terjadi hampir setiap hari


119
Seorang anak laki-laki usia 10 tahun datang dengan keluhan sesak
nafas sejak 4 jam yang lalu. Pasien harus duduk tegak, tampak
gelisah namun masih bisa menceritakan keluhannya namun dengan
kalimat terputus-putus. Nadi 100x/m, RR 38x/m, Tax 36,5OC. Di
temukan wheezing ekspirasi. Dokter sudah memberikan beta
agonis 3 kali namun respon parsial. Apakah tatalaksana berikutnya?
a. Observasi 2 jam bila membaik pasien boleh pulang
b. Nebuli salbutamol ulang
c. Rawat inap sehari, nebul rutin salbutamol tiap 6 jam,
d. Rawai inap, nebul rutin, steroid iv, aminofilin iv
e. Ranap inap di ICU, ventilator
Asma Serangan Sedang
Seorang anak laki-laki usia 10 tahun datang dengan keluhan sesak
nafas sejak 4 jam yang lalu. Pasien harus duduk tegak, tampak
gelisah namun masih bisa menceritakan keluhannya namun dengan
kalimat terputus-putus. Nadi 100x/m, RR 38x/m, Tax 36,5OC. Di
temukan wheezing ekspirasi. Dokter sudah memberikan beta
agonis 3 kali namun respon parsial. Apakah tatalaksana berikutnya?
a. Observasi 2 jam bila membaik pasien boleh pulang
b. Nebuli salbutamol ulang
c. Rawat inap sehari, nebul rutin salbutamol tiap 6 jam,
d. Rawai inap, nebul rutin, steroid iv, aminofilin iv
e. Ranap inap di ICU, ventilator
Penilaian derajad serangan asma berdasarkan respon
paska nebul SABA
120
Pasien laki-laki usia 11 tahun datang ke RS dengan keluhan sesak
nafas sejak satu hari ini. Riwayat asma (+). Pemeriksaan fisik TD
100/70 mmHg, Nadi 110x/m, RR 40x/m. Didapatkan wheezing pada
seluruh lapang paru. Di IGD pasien sudah dilakukan pemasangan
O2 2 lpm dan nebulisasi salbutamol tetapi keluhan tidak berkurang.
Apa yang harus dilakukan selanjutnya?
a. Kortikosteroid IV
b. Nebulisasi salbutamol kedua
c. Rawat inap + lakukan nebulisasi salbutamol lagi
d. Naikkan O2 4 lpm
e. Aminofilin IV
120
Pasien laki-laki usia 11 tahun datang ke RS dengan keluhan sesak
nafas sejak satu hari ini. Riwayat asma (+). Pemeriksaan fisik TD
100/70 mmHg, Nadi 110x/m, RR 40x/m. Didapatkan wheezing pada
seluruh lapang paru. Di IGD pasien sudah dilakukan pemasangan
O2 2 lpm dan nebulisasi salbutamol tetapi keluhan tidak berkurang.
Apa yang harus dilakukan selanjutnya?
a. Kortikosteroid IV
b. Nebulisasi salbutamol kedua
c. Rawat inap + lakukan nebulisasi salbutamol lagi
d. Naikkan O2 4 lpm
e. Aminofilin IV
121
Anak 12 tahun datang ke IGD dengan batuk dan sesak selama 2 hari.
Keluhan terutama dirasakan pada malam hari. Pasien sering
mengalami gejala yang serupa. Orangtua anak sudah memberikan obat
warung yang biasanya dapat menangani gejala tersebut, tapi gejala
tidak membaik. Pemeriksaan fisik Nadi 120x/m, RR 40x/m, Tax 36OC,
wheezing (+/+). Di IGD, dokter melakukan penanganan sesuai WHO
namun tidak ada perbaikan gejala. Apa diagnosis pasien ini?
a. Asma serangan ringan
b. Asma serangan sedang
c. Asma serangan berat
d. Status asmatikus
e. Asma episodik
Anak 12 tahun datang ke IGD dengan batuk dan sesak selama 2 hari.
Keluhan terutama dirasakan pada malam hari. Pasien sering
mengalami gejala yang serupa. Orangtua anak sudah memberikan obat
warung yang biasanya dapat menangani gejala tersebut, tapi gejala
tidak membaik. Pemeriksaan fisik Nadi 120x/m, RR 40x/m, Tax 36OC,
wheezing (+/+). Di IGD, dokter melakukan penanganan sesuai WHO
namun tidak ada perbaikan gejala. Apa diagnosis pasien ini?
a. Asma serangan ringan
b. Asma serangan sedang
c. Asma serangan berat
d. Status asmatikus
e. Asma episodik
Penilaian derajad serangan asma berdasarkan
respon paska nebul SABA
122
Seorang anak perempuan usia 15 tahun datang ke IGD dengan
keluhan sesak nafas berat sejak 2 jam yang lalu. Riwayat batuk pilek
sejak 3 hari ini. Pasien memiliki riwayat sesak sebelumnya, sesak
terutama bila cuaca dingin. Pemeriksaan fisik TD 110/80, nadi 90x/m,
RR 34x/m, suhu 36OC, terdapat wheezing pada seluruh lapang paru.
Telah diberikan bronkodilator inhalasi 3x namun tidak ada
perubahan. Apakah tatalaksana yang tepat?
A. Salbutamol inhalasi
B. Steroid inhalasi
C. Steroid intravena
D. Teofilin intravena
E. Adrenalin intravena
Seorang anak perempuan usia 15 tahun datang ke IGD dengan
keluhan sesak nafas berat sejak 2 jam yang lalu. Riwayat batuk pilek
sejak 3 hari ini. Pasien memiliki riwayat sesak sebelumnya, sesak
terutama bila cuaca dingin. Pemeriksaan fisik TD 110/80, nadi 90x/m,
RR 34x/m, suhu 36OC, terdapat wheezing pada seluruh lapang paru.
Telah diberikan bronkodilator inhalasi 3x namun tidak ada
perubahan. Apakah tatalaksana yang tepat?
A. Salbutamol inhalasi
B. Steroid inhalasi
C. Steroid intravena
D. Teofilin intravena
E. Adrenalin intravena
123
Anak laki-laki usia 7 tahun dibawa ibunya ke dokter dengan
keluhan bibir nya sering kebiruan. Saat ini anak sering biru
terutama saat minum atau setelah aktivitas. Keluhan biru tidak
muncul sejak lahir. Riwayat anak sering batuk pilek berulang
terkadang disertai sesak napas. TD 100/70, nadi 88x/m, RR 28x/m,
suhu 36.5OC. Dari auskultasi didapatkan bising pansistolik pada ICS
III parasternal line sinistra. Apakah diagnosis yang tepat?
A. Ventricel septal defect
B. Patent ductus arteriosus
C. Arterial septal defect
D. Tetralogy of fallot
E. Double outlet right ventricle
Anak laki-laki usia 7 tahun dibawa ibunya ke dokter dengan
keluhan bibir nya sering kebiruan. Saat ini anak sering biru
terutama saat minum atau setelah aktivitas. Keluhan biru tidak
muncul sejak lahir. Riwayat anak sering batuk pilek berulang
terkadang disertai sesak napas. TD 100/70, nadi 88x/m, RR 28x/m,
suhu 36.5OC. Dari auskultasi didapatkan bising pansistolik pada ICS
III parasternal line sinistra. Apakah diagnosis yang tepat?
A. Ventricel septal defect
B. Patent ductus arteriosus
C. Arterial septal defect
D. Tetralogy of fallot
E. Double outlet right ventricle
Kelainan pada TOF :
• Ventricular septal defect (VSD) Tetralogy of Fallot
• Pulmonary stenosis
• Overriding aorta
• Right ventricular hypertrophy

Gejala :
• Sesak, terutama setelah aktivitas,
sianosis, sering jongkok setelah
aktivitas

Pemeriksaan fisik :
• Sianosis, jari tabuh, RVH, murmur
sistolik pada regio katup pulomnal

Pemeriksaan radiologis :
• Boot shape heart sign
124
Anak perempuan 5 tahun dikeluhkan sering terasa dingin pada kaki.
Pasien juga dikeluhkan berat badan nya sulit naik sejak kecil.
Pemeriksaan fisik tidak ada sianosis, didapatkan murmur
holosistolik di SIC III dan IV linea parasternal sinistra. Apakah
kemungkinan diagnosis pasien?
a. VSD
b. PAD
c. ASD
d. Koartio aorta
e. TOF
Anak perempuan 5 tahun dikeluhkan sering terasa dingin pada kaki.
Pasien juga dikeluhkan berat badan nya sulit naik sejak kecil.
Pemeriksaan fisik tidak ada sianosis, didapatkan murmur
holosistolik di SIC III dan IV linea parasternal sinistra. Apakah
kemungkinan diagnosis pasien?
a. VSD
b. PAD
c. ASD
d. Koartio aorta
e. TOF
Defek Septum Ventrikel (VSD)
Gejala Klinis :
• Gangguan pertumbuhan
• Sering ISPA berulang, sesak

Pemeriksaan Fisik :
• Murmur sistolik pada ICS 3-4
parasternal line kiri, meluas
sepanjang tepi kiri sternum
• Pada VSD besar dapat terjadi
peningkatan tahanan vaskuler
paru sehingga dapat
menyebabkan takipneu dan
retraksi
125
Bayi usia 1 minggu dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan sesak dan
tidak mau menetek sejak 1 hari yang lalu. Riwayat sebelumnya lahir
prematur usia kehamilan 35 minggu dan sempat dirawat di ruang
intensif menggunakan CPAP selama 3 hari. Pada pemeriksaan fisik bayi
terlihat sesak, sianosis (-), bunyi jantung I-II tunggal, didapatkan bising
kontinyu pada subklavia kiri. Apakah diagnosis bayi tersebut?
a. PDA
b. ASD
c. VSD
d. Stenosis Pulmonal
e. TOF
Bayi usia 1 minggu dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan sesak dan
tidak mau menetek sejak 1 hari yang lalu. Riwayat sebelumnya lahir
prematur usia kehamilan 35 minggu dan sempat dirawat di ruang
intensif menggunakan CPAP selama 3 hari. Pada pemeriksaan fisik bayi
terlihat sesak, sianosis (-), bunyi jantung I-II tunggal, didapatkan bising
kontinyu pada subklavia kiri. Apakah diagnosis bayi tersebut?
a. PDA
b. ASD
c. VSD
d. Stenosis Pulmonal
e. TOF
Patent Duktus Arteriosus (PDA)
Gejala Klinis :

• Sesak
• Kesulitan makan/minum
• Sering ISPA berulang

Pemeriksaan Fisik :

• Murmur kontinyu/machinery di
infraklavikula kiri atau subklavia kiri
atau ICS 2 midclavicular line kiri
126
Seorang anak perempuan usia 4 tahun BB 12 kg datang bersama
ibunya ke Poli Anak RS dengan keluhan tampak kurus dan
pertumbuhan terhambat dibandingkan anak seusianya. Pasien juga
dikeluhkan sering batuk dan berdebar-debar. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan statis gizi kurang, nadi 100x/m reguler, RR 34x/m, sianosis
(-), S1 dan S2 tunggal, bising sistolik tipe ejeksi pada ICS 2-3 parasternal
line sinistra derajat II/6. Apakah kemungkinan diagnosisnya apa?
a. VSD
b. ASD
c. PDA
d. Demam Rematik
e. PJR
Seorang anak perempuan usia 4 tahun BB 12 kg datang bersama
ibunya ke Poli Anak RS dengan keluhan tampak kurus dan
pertumbuhan terhambat dibandingkan anak seusianya. Pasien juga
dikeluhkan sering batuk dan berdebar-debar. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan statis gizi kurang, nadi 100x/m reguler, RR 34x/m, sianosis
(-), S1 dan S2 tunggal, bising sistolik tipe ejeksi pada ICS 2-3 parasternal
line sinistra derajat II/6. Apakah kemungkinan diagnosisnya apa?
a. VSD
b. ASD
c. PDA
d. Demam Rematik
e. PJR
Defek Septum Ventrikel (VSD)
Gejala Klinis :
• Gangguan pertumbuhan
• Sering ISPA berulang, sesak

Pemeriksaan Fisik :
• Murmur sistolik pada ICS 3-4
parasternal line kiri, meluas
sepanjang tepi kiri sternum
• Pada VSD besar dapat terjadi
peningkatan tahanan vaskuler
paru sehingga dapat
menyebabkan takipneu dan
retraksi
127
Seorang anak laki laki usia 6 tahun saat bermain bersama temannya
tiba-tiba bibir dan ujung jari sianosis. Riwayat sejak kecil pasien
sering mengalami sianosis pada bibir dan ujung-ujung jari. Pasien
dibawa ke IGD dengan kondisi sesak, kesadaran somnolen, nadi
110x/m, RR 32x/m, suhu 36.5OC, sianosis (+), murmur (+). Apakah
yang dapat ditemukan pada pemeriksaan rongten thoraks pasien?
A. Vaskularisasi paru bertambah
B. Vaskularisasi paru berkurang
C. Atrium kiri dan ventrikel kiri membesar
D. Atrium kanan dan ventrikel kiri membesar
E. Atrium kanan dan ventrikel kanan membesar
TOF
Seorang anak laki laki usia 6 tahun saat bermain bersama temannya
tiba-tiba bibir dan ujung jari sianosis. Riwayat sejak kecil pasien
sering mengalami sianosis pada bibir dan ujung-ujung jari. Pasien
dibawa ke IGD dengan kondisi sesak, kesadaran somnolen, nadi
110x/m, RR 32x/m, suhu 36.5OC, sianosis (+), murmur (+). Apakah
yang dapat ditemukan pada pemeriksaan rongten thoraks pasien?
A. Vaskularisasi paru bertambah
B. Vaskularisasi paru berkurang
C. Atrium kiri dan ventrikel kiri membesar
D. Atrium kanan dan ventrikel kiri membesar
E. Atrium kanan dan ventrikel kanan membesar
Kelainan pada TOF :
• Ventricular septal defect (VSD) Tetralogy of Fallot
• Pulmonary stenosis
• Overriding aorta
• Right ventricular hypertrophy

Gejala :
• Sesak, terutama setelah aktivitas,
sianosis, sering jongkok setelah
aktivitas

Pemeriksaan fisik :
• Sianosis, jari tabuh, RVH, murmur
sistolik pada regio katup pulomnal

Pemeriksaan radiologis :
• Boot shape heart sign
The boot shape heart sign
128
Pasien anak perempuan usia 7 tahun dibawa ke dokter dengan
keluhan sulit berjalan sejak 3 bulan ini, kedua lutut juga dikeluhkan
bengkak. Pasien tidak mau sekolah karena susah berjalan sehingga
tidak bisa mengikuti olahraga. Pemeriksaan fisik kedua lutut
bengkak, gait sulit dinilai. Pemerikdaan lab ANA test (+), LED 120.
Apakah diagnosis pasien?
a. SLE
b. Rheumatoid arthritis
c. Juvenil idiopathic arthritis
d. Osteomyelitis
e. Septic arthritis
Pasien anak perempuan usia 7 tahun dibawa ke dokter dengan
keluhan sulit berjalan sejak 3 bulan ini, kedua lutut juga dikeluhkan
bengkak. Pasien tidak mau sekolah karena susah berjalan sehingga
tidak bisa mengikuti olahraga. Pemeriksaan fisik kedua lutut
bengkak, gait sulit dinilai. Pemerikdaan lab ANA test (+), LED 120.
Apakah diagnosis pasien?
a. SLE
b. Rheumatoid arthritis
c. Juvenil idiopathic arthritis
d. Osteomyelitis
e. Septic arthritis
Juvenil idiopathic arthritis (JIA)
Diagnosis JIA berdasarkan International League of
Association for Rheumatology (ILAR)
129
Anak laki-laki 13 tahun diantar ke puskesmas oleh ibunya dengan
keluhan pertumbuhan yang lambat dan tidak mampu berdiri
sendiri. Riwayat patah tulang pada usia 5 bulan. Pemeriksaan fisik
didapatkan kedua kaki melengkung, kraniotapes, bengkak, serta
penebalan pada pergelangan tangan dan kaki. Apakah etiologi
kasus tersebut?
a. Aktivitas berlebihan dari osteoblast
b. Defisensi vitamin D
c. Defisiensi asam folat
d. Peningkatan remodelling osteoklas
e. Ketidakseimbangan osteoblast dan osteoklas
Rachitis
Anak laki-laki 13 tahun diantar ke puskesmas oleh ibunya dengan
keluhan pertumbuhan yang lambat dan tidak mampu berdiri
sendiri. Riwayat patah tulang pada usia 5 bulan. Pemeriksaan fisik
didapatkan kedua kaki melengkung, kraniotapes, bengkak, serta
penebalan pada pergelangan tangan dan kaki. Apakah etiologi
kasus tersebut?
a. Aktivitas berlebihan dari osteoblast
b. Defisensi vitamin D
c. Defisiensi asam folat
d. Peningkatan remodelling osteoklas
e. Ketidakseimbangan osteoblast dan osteoklas
Rachitis
• Definisi: gangguan mineralisasi
dan kalsifikasi tulang sebelum
menutupnya lempeng epifisis
yang terjadi akibat defisiensi
vitamin D, kalsium atau fosfor
• Faktor resiko : Intake vitamin D
kurang saat pre natal maupun
post natal, malabsorbsi
• Gejala dan tanda: pendek, dahi
menonjol, deformitas tulang dan
sendi (bowed leg/“O”, knocked
knee, dll)
• Tatalaksana: makanan, paparan
sinar matahari, suplementasi,
operatif
130
Anak perempuan usia 7 tahun dibawa ke dokter dengan keluhan
sesak napas sejak 3 hari yang lalu. Pasien juga sering mengeluh
nyeri pada hampir semua sendi serta sering sariawan berwarna
putih pada lidah. Hasil pemeriksaan fisik tanda vital dalam batas
normal, didapatkan perikarditis. Hasil lab ANA tes (+), anti DS DNA
(+). Apakah diagnosis pada pasien?
a. Systemic Lupus Erythematosus
b. Reumatoid Arthritis
c. Juvenile Idiopathic Arthtritis
c. Henoch Schonlein Purpura
d. Sytemic Sklerosis
Anak perempuan usia 7 tahun dibawa ke dokter dengan keluhan
sesak napas sejak 3 hari yang lalu. Pasien juga sering mengeluh
nyeri pada hampir semua sendi serta sering sariawan berwarna
putih pada lidah. Hasil pemeriksaan fisik tanda vital dalam batas
normal, didapatkan perikarditis. Hasil lab ANA tes (+), anti DS DNA
(+). Apakah diagnosis pada pasien?
a. Systemic Lupus Erythematosus
b. Reumatoid Arthritis
c. Juvenile Idiopathic Arthtritis
c. Henoch Schonlein Purpura
d. Sytemic Sklerosis
131
Seorang anak usia 10 tahun dibawa ke UGD karena pingsan setelah
mendapat injeksi penisilin. Pasien mengalami penurunan
kesadaran, akral dingin, denyut nadi teraba lemah, tekanan darah
70/palpasi, pasien nampak sesak dan terdengar suara mengorok.
Penanganan awal yang harus diberikan adalah?
a. Injeksi adrenalin 1:1000 (IM)
b. Injeksi adrenalin 1:10.000 (IM)
c. Injeksi adrenalin 1:10.000 (IV)
d. Injeksi dexamethason (IV)
e. Injeksi methylprednisolon (IV)
Syok Anafilaktik
Seorang anak usia 10 tahun dibawa ke UGD karena pingsan setelah
mendapat injeksi penisilin. Pasien mengalami penurunan
kesadaran, akral dingin, denyut nadi teraba lemah, tekanan darah
70/palpasi, pasien nampak sesak dan terdengar suara mengorok.
Penanganan awal yang harus diberikan adalah?
a. Injeksi adrenalin 1:1000 (IM)
b. Injeksi adrenalin 1:10.000 (IM)
c. Injeksi adrenalin 1:10.000 (IV)
d. Injeksi dexamethason (IV)
e. Injeksi methylprednisolon (IV)
1. Have a written emergency protocol
2. Remove exposure to the trigger
Tatalaksana 3.
1. Protokol emergensi
4.
2. Hindarkan/hentikan paparan alergen
5.
3. Nilai CAB
4. Panggil bantuan
6.
5. Adrenalin 0,3-0,5 ml dari larutan
1:1000 secara intramuskular, dapat
7.
diulangi 5-10 menit
6. Posisi trendelenburg atau berbaring
dengan kedua tungkai diangkat 8.
7. Pemberian oksigen 3-5 lpm
8. Pemasangan infus 9.

9. RJP bila henti jantung


10
10. Monitor dan evaluasi
TERAPI TAMBAHAN
• Kortikosteroid untuk semua kasus berat, berulang, dan
pasien dengan asma
- Methyl prednisolone 125 – 250 mg IV
- Dexamethasone 20 mg IV
- Hydrocortisone 100 – 500 mg IV pelan
• Inhalasi short acting β2-agonist pada bronkospasme berat
• Vasopressor IV
• Antihistamin IV
• Bila keadaan stabil, dapat mulai diberikan kortikosteroid
dan antihistamin
132
Seorang bayi laki-laki usia 11 jam dibawa ibunya ke PKM karena
dirujuk oleh bidan. Bayi lahir cukup bulan, BB normal, sesuai masa
kehamilan. Pemeriksaan fisik tampak defek dinding abdomen,
kemerahan disebelah kiri umbilikus dan hanya tertutup selaput tipis.
Tidak terdapat massa otot abdomen diatasnya. Bagaimana tindakan
yg paling tepat?
a. Segera rujuk ke RS terdekat
b. Pasang infus dan segera rujuk ke RS terdekat
c. Pasang infus, pasang NGT dan rujuk ke RS terdekat
d. Tutup dengan kasa NaCl, jaga kehangatan dan rujuk ke RS
e. Pasang infus, tutup dengan kasa NaCl dan rujuk ke RS
Omphalocele
Seorang bayi laki-laki usia 11 jam dibawa ibunya ke PKM karena
dirujuk oleh bidan. Bayi lahir cukup bulan, BB normal, sesuai masa
kehamilan. Pemeriksaan fisik tampak defek dinding abdomen,
kemerahan disebelah kiri umbilikus dan hanya tertutup selaput tipis.
Tidak terdapat massa otot abdomen diatasnya. Bagaimana tindakan
yg paling tepat?
a. Segera rujuk ke RS terdekat
b. Pasang infus dan segera rujuk ke RS terdekat
c. Pasang infus, pasang NGT dan rujuk ke RS terdekat
d. Tutup dengan kasa NaCl, jaga kehangatan dan rujuk ke RS
e. Pasang infus, tutup dengan kasa NaCl dan rujuk ke RS
Omphalocele
• An omphalocele is a herniation or protrusion of the abdominal
contents into the base of the umbilical cord, the sac is covered with
peritoneum without overlying skin
• Immediate surgical repair, before infection has taken place and
before the tissues have been damaged by drying (saline-soaked
sterile dressings should be applied immediately) or by rupture of
the sac, is essential for survival.
133
Seorang bayi 2 bulan dibawa ke dokter karena ada benjolan di leher
sejak lahir. Pemeriksaan fisik didapatkan masa lunak di trigonum
coli posterior, transiluminasi (+). Anda akan merujuk ke dokter
spesialis. Kemungkinan yang akan dilakukan oleh dokter spesialis
adalah?
a. Observasi
b. Insisi drainase
c. Aspirasi cairan
d. Pembedahan
e. Kemoterapi
Hygroma Colli
Seorang bayi 2 bulan dibawa ke dokter karena ada benjolan di leher
sejak lahir. Pemeriksaan fisik didapatkan masa lunak di trigonum
coli posterior, transiluminasi (+). Anda akan merujuk ke dokter
spesialis. Kemungkinan yang akan dilakukan oleh dokter spesialis
adalah?
a. Observasi
b. Insisi drainase
c. Aspirasi cairan
d. Pembedahan
e. Kemoterapi
Cystic Hygroma
• Cystic hygroma is a fluid-filled sac that results from a blockage in
the lymphatic system
• It is most commonly located in the neck (trigonum colli posterior) 
Hygroma Colli
• Treatment : surgery
134
Seorang ibu membawa anak perempuannya ke klinik dengan
keluhan belum menstruasi hingga umurnya mencapai 16 tahun.
Riwayat kakak pasien menstruasi usia 12 tahun. Pemeriksaan fisik
didapatkan anak dengan perawakan pendek, leher pendek dan
lebar, tidak terdapat pembesaran payudara dan rambut pubis.
Apakah kemungkinan diagnosis pasien?
a.Sindrom Turner
b.Sindrom Klinefelter
c.Sindrom Jacobs
d.Sindrom Down
e.Sindrom Edward
Seorang ibu membawa anak perempuannya ke klinik dengan
keluhan belum menstruasi hingga umurnya mencapai 16 tahun.
Riwayat kakak pasien menstruasi usia 12 tahun. Pemeriksaan fisik
didapatkan anak dengan perawakan pendek, leher pendek dan
lebar, tidak terdapat pembesaran payudara dan rambut pubis.
Apakah kemungkinan diagnosis pasien?
a.Sindrom Turner
b.Sindrom Klinefelter
c.Sindrom Jacobs
d.Sindrom Down
e.Sindrom Edward
Sindrom Turner (X0) Sindrom Klinefelter (XXY)
135
Seorang laki-laki 25 tahun mengeluh ukuran penis kecil, suara
lembut, dan merasa sangat pemalu. Dari analisa kromosom
didapatkan 47XXY. Apakah diagnosa pada pasien diatas?
a. Sindroma Turner
b. Sindroma Klinifelter
c. Sindroma Down
d. Sindroma Edward
e. Pubertas prekoks
135
Seorang laki-laki 25 tahun mengeluh ukuran penis kecil, suara
lembut, dan merasa sangat pemalu. Dari analisa kromosom
didapatkan 47XXY. Apakah diagnosa pada pasien diatas?
a. Sindroma Turner
b. Sindroma Klinifelter
c. Sindroma Down
d. Sindroma Edward
e. Pubertas prekoks
Sindrom Turner (X0) Sindrom Klinefelter (XXY)

Anda mungkin juga menyukai