Gejala :
• Pucat, 5 L (lemah, letih, lesu, lelah, dan lalai), pica
Pemeriksaan Fisik :
• Anemis, koilonikia (spoon nails), atrofi papil lidah (glositis), stomatitis
angularis, takikardi, gagal jantung
Lab :
• DL (Hb↓, MCV↓, MCH ↓, MCHC ↓)
• Hapusan darah tepi (hipokrom, mikrositer, anisotosis, poikilositosis,
pencil/ cigar cell)
• GOLD STANDARD : Serum Iron ↓, Serum Ferritin ↓, Sa Transferin ↓,
TIBC ↑
• Suplementasi dengan preparat Fe dosis 4-6
mg/kgBB/hari
Terapi • Pemberian suplementasi Fe minimal selama 3 bulan
• Transfusi PRC hanya diberikan pada anemia berat
dengan kadar Hb < 4 g/dL
Diagnosis ADB
Kelainan Hemoglobin
Anemia Hemolitik :
• Anemia (+)
Talasemia
• Ikterik (+)
• Hepato/spleno
megali (+) • Mutasi pada gen hemoglobin
Sickle Cell • Eritrosit berbentuk bulan sabit
• Bil. Indirek naik
• Retikulosit naik
AIHA • Terbentuk autoantibodi terhadap eritrosit
• Riwayat transfusi tidak pernah cocok
• Cooms Test (+)
Ekstra
Sel
Ibu Bayi/Ayah
Inkompatibilitas Rh - Rh +
Golongan Darah Ibu Bayi/Ayah
O A atau B atau AB
A B
B A
Etiologi : Talasemia
• Kelainan genetik pada pembentukan rantai globin
Anamnesa :
Pemeriksaan Fisik :
Lab :
Terapi :
• Transfusi PRC bila Hb<7 g/dL atau Hb≥7 g/dL dengan gejala talasemia
3
Bayi baru lahir dirujuk oleh bidan ke RS karena tampak pucat dan
ikterik. Riwayat persalinan normal pervaginam, usia kehamilan
cukup bulan, BBL 2.900 gram, AS 8-9. Pemeriksaan tanda vital dalam
batas normal, didapatkan anemis dan ikterus kramer IV.
Pemeriksaan lab : Hb 9 g/dL, Hct 28%, Eritrosit 2.400.000, Leukosit
9.200, Trombosit 160.000. Ibu pasien memiliki golongan darah A
rhesus positif dan bayi AB rhesus positif. Apakah diagnosa pasien ini?
a. Anemia
b. Asfiksia neonatorum
c. Sepsis neonatorum
d. Hydrops fetalis
e. Hemolytic disease of newborn
Inkompatibilitas ABO
Bayi baru lahir dirujuk oleh bidan ke RS karena tampak pucat dan
ikterik. Riwayat persalinan normal pervaginam, usia kehamilan
cukup bulan, BBL 2.900 gram, AS 8-9. Pemeriksaan tanda vital dalam
batas normal, didapatkan anemis dan ikterus kramer IV.
Pemeriksaan lab : Hb 9 g/dL, Hct 28%, Eritrosit 2.400.000, Leukosit
9.200, Trombosit 160.000. Ibu pasien memiliki golongan darah A
rhesus positif dan bayi AB rhesus positif. Apakah diagnosa pasien ini?
a. Anemia
b. Asfiksia neonatorum
c. Sepsis neonatorum
d. Hydrops fetalis (inkompatibilitas rhesus)
e. Hemolytic disease of newborn (HDN)
4
Seorang wanita umur 25 tahun datang ke dokter dengan keluhan
sering lemas sejak 1 bulan terakhir dan dirasakan makin berat.
Pasien juga sering mengeluh mimisan sejak 1 bulan ini.
Pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis, ptekie pada kulit,
hepar dan lien tidak teraba. Hasil lab darah menunjukkan Hb. 7
g/dl, Leukosit 2.400, Trombosit 96.000. Apakah jenis anemia yang
dialami pasien?
a. Anemia hemolitik
b. Anemia hipokrom mikrositer
c. Anemia normokrom normositer
d. Anemia normokrom makrositer
e. Anemia normokrom mikrositer
•
Anemia Aplastik
Seorang wanita umur 25 tahun datang ke dokter dengan keluhan
sering lemas sejak 1 bulan terakhir dan dirasakan makin berat.
Pasien juga sering mengeluh mimisan sejak 1 bulan ini.
Pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis, ptekie pada kulit,
hepar dan lien tidak teraba. Hasil lab darah menunjukkan Hb. 7
g/dl, Leukosit 2.400, Trombosit 96.000. Apakah jenis anemia yang
dialami pasien?
a. Anemia hemolitik
b. Anemia hipokrom mikrositer
c. Anemia normokrom normositer
d. Anemia normokrom makrositer
e. Anemia normokrom mikrositer
•
Anemia Aplastik
Etiologi Idiopatik, obat, zak kimia, radiasi, infeksi
TALASEMIA BETA
• HbA turun
Talasemia Talasemia
• HbA2 dan/atau HbF MINOR MAYOR
meningkat
7
An. Laki-laki 1.5 th diantar ibunya ke poliklinik RS dengan keluhan
pucat dan malas bermain sejak 1 bulan yang lalu. Pemeriksaan fisik
didapatkan konjungtiva anemis, hepatosplenomegali dan sklera
ikterik. Hasil DL: Hb 9, Leukosit 4.500, Trombosit 254.000. Apusan
darah tepi di dapatkan sel target dan sel pencil. Apa kemungkinan
klasifikasi anemia pada kasus pasien ini?
a. Anemia normokrom normositik
b. Anemia hipokrom normositik
c. Anemia hiperkrom makrositik
d. Anemia normokrom mikrositik
e. Anemia hipokrom mikrositik
Talasemia
An. Laki-laki 1.5 th diantar ibunya ke poliklinik RS dengan keluhan
pucat dan malas bermain sejak 1 bulan yang lalu. Pemeriksaan fisik
didapatkan konjungtiva anemis, hepatosplenomegali dan sklera
ikterik. Hasil DL: Hb 9, Leukosit 4.500, Trombosit 254.000. Apusan
darah tepi di dapatkan sel target dan sel pencil. Apa kemungkinan
klasifikasi anemia pada kasus pasien ini?
a. Anemia normokrom normositik
b. Anemia hipokrom normositik
c. Anemia hiperkrom makrositik
d. Anemia normokrom mikrositik
e. Anemia hipokrom mikrositik
Etiologi : Talasemia
• Kelainan genetik pada pembentukan rantai globin
Anamnesa :
Pemeriksaan Fisik :
Lab :
Terapi :
• Transfusi PRC bila Hb<7 g/dL atau Hb≥7 g/dL dengan gejala talasemia
8
Seorang bayi laki laki usia 0 hari, dilahirkan beberapa jam yang lalu
secara pervaginan, usia kehamilan cukup bulan, dengan AS 7-9.
Namun pada pemeriksaan fisik ditemukan ikterus kramer III. Dari
pemeriksaan lebih lanjut ternyata didapatkan golongan darah bayi
A+ dan ibu B+. Apakah pemeriksaan penunjang untuk membantu
menegakkan diagnosis?
a. Pemeriksaan hemaglobinuria
b. Pemeriksaan fungsi hati
c. Pemeriksaan fungsi ginjal
d. Direct coomb test
e. Apusan darah tepi
Inkompatibilitas ABO
Seorang bayi laki laki usia 0 hari, dilahirkan beberapa jam yang lalu
secara pervaginan, usia kehamilan cukup bulan, dengan AS 7-9.
Namun pada pemeriksaan fisik ditemukan ikterus kramer III. Dari
pemeriksaan lebih lanjut ternyata didapatkan golongan darah bayi
A+ dan ibu B+. Apakah pemeriksaan penunjang untuk membantu
menegakkan diagnosis?
a. Pemeriksaan hemaglobinuria
b. Pemeriksaan fungsi hati
c. Pemeriksaan fungsi ginjal
d. Direct coomb test
e. Apusan darah tepi
Inkompatibilitas ABO
IBU Antigen Antibodi JANIN / AYAH Antigen Antibodi
O - Anti A, Anti B A A Anti B
B B Anti A
AB A, B -
O - Anti A, Anti B
A A Anti B A A Anti B
B B Anti A
AB A, B -
O - Anti A, Anti B
B B Anti A A A Anti B
B B Anti A
AB A, B -
O - Anti A, Anti B
AB A, B - A A Anti B
B B Anti A
AB A, B -
O - Anti A, Anti B
9
Bayi baru lahir dirujuk oleh bidan ke RS karena tampak pucat dan
ikterik. Riwayat persalinan normal pervaginam, usia kehamilan cukup
bulan, BBL 2.900 gram, AS 8-9. Pemeriksaan tanda vital dalam batas
normal, didapatkan anmeis dan ikterus kramer IV. Pemeriksaan lab :
Hb 6 g/dL, Hct 28%, Eritrosit 2.400.000, Leukosit 9.200, Trombosit
160.000. Ibu pasien memiliki golongan darah O rhesus positif dan bayi
AB rhesus negatif. Apakah diagnosa pasien ini?
a. Anemia hemolitik
b. Asfiksia neonatorum
c. Sepsis neonatorum
d. Inkompatibilitas Rhesus
e. Inkompatibilitas ABO
Bayi baru lahir dirujuk oleh bidan ke RS karena tampak pucat dan
ikterik. Riwayat persalinan normal pervaginam, usia kehamilan cukup
bulan, BBL 2.900 gram, AS 8-9. Pemeriksaan tanda vital dalam batas
normal, didapatkan anmeis dan ikterus kramer IV. Pemeriksaan lab :
Hb 6 g/dL, Hct 28%, Eritrosit 2.400.000, Leukosit 9.200, Trombosit
160.000. Ibu pasien memiliki golongan darah O rhesus positif dan bayi
AB rhesus negatif. Apakah diagnosa pasien ini?
a. Anemia hemolitik
b. Asfiksia neonatorum
c. Sepsis neonatorum
d. Inkompatibilitas Rhesus
e. Inkompatibilitas ABO
Inkompatibilitas ABO
IBU Antigen Antibodi JANIN / AYAH Antigen Antibodi
O - Anti A, Anti B A A Anti B
B B Anti A
AB A, B -
O - Anti A, Anti B
A A Anti B A A Anti B
B B Anti A
AB A, B -
O - Anti A, Anti B
B B Anti A A A Anti B
B B Anti A
AB A, B -
O - Anti A, Anti B
AB A, B - A A Anti B
B B Anti A
AB A, B -
O - Anti A, Anti B
10
Seorang anak perempuan berusia 6 tahun datang bersama ibunya ke
puskesmas dengan keluhan tampak pucat sejak 2 bulan yang lalu.
Keluhan disertai dengan mudah sakit, sering demam, tubuh mudah
lebam dan sering mimisan. Pada pemeriksan fisik ditemukan tampak
pucat dan hepatomegali. Pemeriksaan laboratorium Hb 9, leukosit
67.000, trombosit 130.000, sel blast 26% dan ditemukan gambaran
Auer rod. Diagnosis?
a. Leukimia limfositik kronik
b. Leukimia limfositik akut
c. Leukimia myeloblastik akut
d. Leukimia myeloblastik kronik
e. Anemia aplastik
AML
Seorang anak perempuan berusia 6 tahun datang bersama ibunya ke
puskesmas dengan keluhan tampak pucat sejak 2 bulan yang lalu.
Keluhan disertai dengan mudah sakit, sering demam, tubuh mudah
lebam dan sering mimisan. Pada pemeriksan fisik ditemukan tampak
pucat dan hepatomegali. Pemeriksaan laboratorium Hb 9, leukosit
67.000, trombosit 130.000, sel blast 26% dan ditemukan gambaran
Auer rod. Diagnosis?
a. Leukimia limfositik kronik
b. Leukimia limfositik akut
c. Leukimia myeloblastik akut
d. Leukimia myeloblastik kronik
e. Anemia aplastik
Leukemia
• Gejala dan Tanda : pucat, lemas, perdarahan, demam, BB turun, nyeri
sendi, hepato-slenomegali, pembesaran KGB
• Pemeriksaan penunjang :
– DL : Leukositosis, bisa disertai anemia atau trombositopenia
– Hapusan darah tepi
– Analisa sumsum tulang (gold standard)
Henoch Schonlein
ITP Hemofili Defisiensi Vit. K
Purpura
• Riwayat post • H. A : Defisiensi • Riwayat belum • Purpura di
infeksi Faktor VIII disuntik vitamin ekstremitas
• Purpura pada • H. B : Defisiensi K saat lahir bawah atau
kulit dan mukosa Faktor IX • Riwayat ASI daerah yang
• Diturunkan X- kurang terkena
• Trombositopenia
linked recessive • Bayi kecil (1-6 penekanan
• Bleeding time >>
• Riw. keluarga bulan) • Nyeri sendi/otot,
• Coombs Test (+) nyeri perut
• Terapi : Steroid, laki-laki • Defisiensi faktor
• APTT >> II, VII, IX, X • Autoimun
Imunosupresan, Vaskulitis
Transfusi TC • Clotting time >> • PT >> APTT >>
• Clotting time >> • Terapi : Steroid,
• Terapi : Transfusi Imunosupresan
Konsentrat • Terapi : Injeksi
Faktor VIII/IX/ Vitamin K,
Cryoprecipitate/ Transfusi FFP
FFP
12
Bayi laki-laki 5 hari di bawa ibunya ke RS dengan keluhan perdarahan
yang sukar berhenti pada bekas suntikan hepatitis B. Pada pemeriksaan
fisik tampak darah merembes dari bekas suntikan paha kanan, anemis
(+), ikterus(-), hepatomegali(-), splenomegali (-). Riwayat bayi sejak lahir
mendapat susu formula karena ASI tidak keluar. Hasil lab Hb 11, Leukosit
8.500, trombrosit 170.000, BT normal, CT memanjang, PT dan aPTT
memanjang. Diagnosis yang tepat?
a. ITP
b. Hemofilia A
c. Hemofilia B
d. Defisiensi vitamin K
e. DIC
Bayi laki-laki 5 hari di bawa ibunya ke RS dengan keluhan perdarahan
yang sukar berhenti pada bekas suntikan hepatitis B. Pada pemeriksaan
fisik tampak darah merembes dari bekas suntikan paha kanan, anemis
(+), ikterus(-), hepatomegali(-), splenomegali (-). Riwayat bayi sejak lahir
mendapat susu formula karena ASI tidak keluar. Hasil lab Hb 11, Leukosit
8.500, trombrosit 170.000, BT normal, CT memanjang, PT dan aPTT
memanjang. Diagnosis yang tepat?
a. ITP
b. Hemofilia A
c. Hemofilia B
d. Defisiensi vitamin K
e. DIC
Kelainan Hemostasis dan Koagulasi
• O2 2-4 lpm
DHF gr III dan IV
• Kristaloid (iv) 20 ml/kgBB 30 menit
• Salmonella typhi
Penunjang :
• Salmonella typhi
Penunjang :
Gejala :
• Demam
• Pembengkakan kelenjar parotis dapat terjadi
unilateral atau bilateral, teraba lunak dan nyeri
tekan
• Komplikasi : orchitis, pancreatitis, encephalitis,
meningitis, hilangnya pendengaran, inflamasi
ovarium
Terapi :
• Simptomatis dan suportif (antipiretik/analgetik
dan vitamin)
24
Seorang anak laki-laki 12 tahun dibawa ibunya ke puskesmas dengan
keluhan muncul benjolan di pipi kiri sejak 1 minggu yang lalu, semakin
lama semakin membesar, nyeri dan disertai demam hilang timbul. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan nadi 102 x/menit, napas 22 x/menit, suhu
38,6oC. Berat badan pasien 40 kg. Didapatkan massa pada preaurikuler
sampai mandibula dekstra, kenyal, batas tidak tegas dan nyeri tekan.
Pasien mengaku disekolahnya banyak teman- temannya yang mengalami
keluhan serupa. Terapi yang tepat untuk kasus tersebut?
a. Paracetamol 3 x 500 mg
b. Amoxicilin 3 x 500 mg
c. Asiklovir 4 x 500 mg
d. Asam Mefenamat 3x500 mg
e. Dexametason 3 x 0.5 mg
Dx. Parotitis
Seorang anak laki-laki 12 tahun dibawa ibunya ke puskesmas dengan
keluhan muncul benjolan di pipi kiri sejak 1 minggu yang lalu, semakin
lama semakin membesar, nyeri dan disertai demam hilang timbul. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan nadi 102 x/menit, napas 22 x/menit, suhu
38,6oC. Berat badan pasien 40 kg. Didapatkan massa pada preaurikuler
sampai mandibula dekstra, kenyal, batas tidak tegas dan nyeri tekan.
Pasien mengaku disekolahnya banyak teman- temannya yang mengalami
keluhan serupa. Terapi yang tepat untuk kasus tersebut?
a. Paracetamol 3 x 500 mg
b. Amoxicilin 3 x 500 mg
c. Asiklovir 4 x 500 mg
d. Asam Mefenamat 3x500 mg
e. Dexametason 3 x 0.5 mg
Mumps/Parotitis
Etiologi :
• Infeksi akut pada kelenjar parotis yang
disebabkan oleh famili virus Paramyxovirus
Gejala :
• Demam
• Pembengkakan kelenjar parotis dapat terjadi
unilateral atau bilateral, teraba lunak dan nyeri
tekan
• Komplikasi : orchitis, pancreatitis, encephalitis,
meningitis, hilangnya pendengaran, inflamasi
ovarium
Terapi :
• Simptomatis dan suportif (antipiretik/analgetik
dan vitamin)
Terapi Parotitis Epidemika (Mumps)
• Suportif (cairan dan nutrisi cukup)
• Paracetamol (untuk mengurangi nyeri dan bengkak)
• Tidak ada antivirus untuk mumps
• Terapi imunoglobulin masih diperdebatkan
A B
F
C D
E & F: Filariform larva Hookworm
C & D: Rhabditiform larva Hookworm
26
Laki-laki usia 35 tahun datang dengan keluhan demam sejak 1 minggu
yang lalu. Demam dirasakan pada malam hari disertai nyeri kepala,
lemah, lesu, mual, nafsu makan menurun dan diare. Penderita tinggal
di dekat Danau Lindu Sulawesi Tengah dan bekerja sebagai nelayan
penangkap ikan. Hasil pemeriksaan feses penderita ditemukan
gambaran sebagai berikut. Apakah etiologi penyakit pasien?
a. Ascariasis lubricoides
b. Tricuris trichuria
c. Ancylostom duodenale
d. Schisctostoma japonicum
e. Schistostoma mansoni
Laki-laki usia 35 tahun datang dengan keluhan demam sejak 1 minggu
yang lalu. Demam dirasakan pada malam hari disertai nyeri kepala,
lemah, lesu, mual, nafsu makan menurun dan diare. Penderita tinggal
di dekat Danau Lindu Sulawesi Tengah dan bekerja sebagai nelayan
penangkap ikan. Hasil pemeriksaan feses penderita ditemukan
gambaran sebagai berikut. Apakah etiologi penyakit pasien?
a. Ascariasis lubricoides
b. Tricuris trichuria
c. Ancylostom duodenale
d. Schisctostoma japonicum
e. Schistostoma mansoni
Schistosoma Schistosoma Schistosoma
japonicum mansoni hematobium
Riwayat kontak dengan siput (berenang di sungai, danau Toba, danau Lindu)
A B C
Schistosoma sp.
Bentuk Cercaria
Infektif
Habitat Pleksus venosus
intestine dan
vesika urinaria
Pembawa Siput
Terapi Praziquantel
Schistosoma Schistosoma Schistosoma
japonicum mansoni hematobium
Riwayat kontak dengan siput (berenang di sungai, danau Toba, danau Lindu)
Terapi
- Thiabendazol
- Albendazol
- Mebendazol
30
Anak perempuan umur 6 tahun dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan
batuk darah disertai sesak nafas. Ibu pasien juga mengeluhkan pernah
keluar bentukan seperti cacing saat pasien batuk. Stadium parasit
apakah yang dapat menjadi penyebab kondisi pasien tersebut ?
a. Sistiserkosis
b. Mikrofilaria
c. Larva
d. Serkaria
e. Cacing dewasa
Dx. Sindroma Loeffler
Anak perempuan umur 6 tahun dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan
batuk darah disertai sesak nafas. Ibu pasien juga mengeluhkan pernah
keluar bentukan seperti cacing saat pasien batuk. Stadium parasit
apakah yang dapat menjadi penyebab kondisi pasien tersebut ?
a. Sistiserkosis
b. Mikrofilaria
c. Larva
d. Serkaria
e. Cacing dewasa
Ascariasis
Spesies Ascaris
lumbricoides
• Mual, muntah,
kembung, nafsu
makan menurun,
Gejala Klinis BAB keluar cacing
• Gejala Loeflr
Syndrome (batuk
dan sesak)
Bentuk
Telur
Infektif
Telur dinding tebal
3 lapis, lapisan luar
Diagnostik bergelombang
pada Feses (albuminoid), telur
decorticated,
cacing ukuran cm
31
Seorang anak usia 7 tahun dibawa periksa ke dokter dengan keluhan
perut sering kembung, mual kadang muntah. Ibu juga mengeluhkan
pernah keluar cacing ukuran kurang lebih 10 cm saat pasien BAB.
Pemeriksaan fisik tanda vital normal, status nutrisi gizi kurang. Dari
pemeriksaan feses didapatkan gambaran telur dinding tebal dengan
bagian luar albuminoid. Bagaimana metode penyebaran parasit
tersebut?
a. Menelan larva infeksius
b. Menelan telur cacing
c. Telur cacing menembus kulit
d. Larva rabditiform menembus kulit
e. Larva filariiform menembus kulit
Dx. Ascariasis
Seorang anak usia 7 tahun dibawa periksa ke dokter dengan keluhan
perut sering kembung, mual kadang muntah. Ibu juga mengeluhkan
pernah keluar cacing ukuran kurang lebih 10 cm saat pasien BAB.
Pemeriksaan fisik tanda vital normal, status nutrisi gizi kurang. Dari
pemeriksaan feses didapatkan gambaran telur dinding tebal dengan
bagian luar albuminoid. Bagaimana metode penyebaran parasit
tersebut?
a. Menelan larva infeksius
b. Menelan telur cacing
c. Telur cacing menembus kulit
d. Larva rabditiform menembus kulit
e. Larva filariiform menembus kulit
Ascariasis
Spesies Ascaris
lumbricoides
• Mual, muntah,
kembung, nafsu
makan menurun,
Gejala Klinis BAB keluar cacing
• Gejala Loeflr
Syndrome (batuk
dan sesak)
Bentuk
Telur
Infektif
Telur dinding tebal
3 lapis, lapisan luar
Diagnostik bergelombang
pada Feses (albuminoid), telur
decorticated,
cacing ukuran cm
32
Seorang anak perempuan usia 7 tahun, diantar ibunya ke puskesmas
karena sakit perut sejak 3 hari yang lalu. Pasien juga mengeluh mual
namun tidak muntah, kehilangan nafsu makan, lemah dan terkadang ada
diare. Akhir-akhir ini, pasien merasa berat badannya turun. Keluarga
pasien sering menyantap daging babi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
TTV dalam batas normal, konjungtiva anemis (-), sclera ikterik (-). Pada
pemeriksaan mikroskopik feses didapatkan gambaran proglotid. Terapi
yang diberikan pada pasien ini?
a. Albendazole
b. Prazikuantel
c. Pirantel Pamoat
d. Mebendazole
e. Omeprazole
Taenia solium
Seorang anak perempuan usia 7 tahun, diantar ibunya ke puskesmas
karena sakit perut sejak 3 hari yang lalu. Pasien juga mengeluh mual
namun tidak muntah, kehilangan nafsu makan, lemah dan terkadang ada
diare. Akhir-akhir ini, pasien merasa berat badannya turun. Keluarga
pasien sering menyantap daging babi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
TTV dalam batas normal, konjungtiva anemis (-), sclera ikterik (-). Pada
pemeriksaan mikroskopik feses didapatkan gambaran proglotid. Terapi
yang diberikan pada pasien ini?
a. Albendazole
b. Prazikuantel
c. Pirantel Pamoat
d. Mebendazole
e. Omeprazole
Taeniasis
Taenia saginata Taenia solium
Riwayat makan daging Riwayat makan daging babi yang terinfeksi larva
sapi yang terinfeksi larva
Gejala di saluran cerna: Gejala di saluran cerna: Gejala larva ektopik
nyeri perut, mual, nyeri perut, mual, (cysticercosis): kejang,
kembung, nafsu makan kembung, nafsu makan penurunan kesadaran, defisit
turun, BB turun, diare turun, BB turun, diare neurologis
Pemeriksaan feses: Pemeriksaan biopsi organ
Proglotid dengan uterus bersegmen panjang atau atau lumbal pungsi
telur bulat dengan striae radier
Pemeriksaan penunjang :
Urinalisis : lekosit urin (>5/lpb), leukosit esterase (+), nitrit (+), bacteria (+)
Gold standart : kultur urin
42
Anak laki-laki usia 5 tahun diantar ibunya ke Puskesmas dengan keluhan
kencing berbau sejak 2 hari yang lalu disertai rewel dan menangis saat
kencing. Pasien juga dikeluhkan demam sejak 3 hari. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan nadi 90x/m, RR 26x/m, Tax 38,7OC dan nyeri ketok
costovertebrae. Pada pemeriksaan lab : Hb 11,6 g/dl, Hct 37%, Leukosit
22.000, Trombosit 356.000. Pada pemeriksaan urine rutin didapatkan
kencing berwarna kuning keruh dan leukosit 60/lpb. Apakah pengobatan
yang tepat?
a. Ciprofloksasin PO
b. Cefiksim PO
c. Ceftriaxon IV
d. Ampicillin IV
e. Gentamycin IV
ISK Atas (Pyelonefritis)
Anak laki-laki usia 5 tahun diantar ibunya ke Puskesmas dengan keluhan
kencing berbau sejak 2 hari yang lalu disertai rewel dan menangis saat
kencing. Pasien juga dikeluhkan demam sejak 3 hari. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan nadi 90x/m, RR 26x/m, Tax 38,7OC dan nyeri ketok
costovertebrae. Pada pemeriksaan lab : Hb 11,6 g/dl, Hct 37%, Leukosit
22.000, Trombosit 356.000. Pada pemeriksaan urine rutin didapatkan
kencing berwarna kuning keruh dan leukosit 60/lpb. Apakah pengobatan
yang tepat?
a. Ciprofloksasin PO
b. Cefiksim PO
c. Ceftriaxon IV
d. Ampicillin IV
e. Gentamycin IV
Algoritma Tatalaksana ISK
Ampisilin +
Gentamisin
Ceftriaxone Cotrimoxazole
Ampisilin +
Gentamisin
Ceftriaxone Cotrimoxazole
Seorang anak 3 tahun mengeluh diare 5-6 kali, diare cair dan
seperti air cucian beras. Dari pemeriksaan feses didapatkan bakteri
berbentuk batang, gram negatif dan berflagella. Bagaimana
mekanisme bakteri tersebut dapat menyebabkan diare ?
a. Toksin yang meningkatkan aktivitas enzim adenilat siklase
b. Toksin yang meningkankan peristaltik usus
c. Kuman yang menghambat protein kanal natrium dan clorida di
usus
d. Kuman yang menghambat protein kanal air di usus
e. Kuman yang merusak mukosa vili usus
47
Anak perempuan umur 1 tahun dibawa ke IGD karena diare
>10x/hari sejak 3 hari ini. Keluhan juga disertai muntah setiap
kali makan atau minum. Pemeriksaan fisik anak tampak lemas
dan malas minum. Hasil pemeriksaan lain yang mungkin
ditemukan pada pasien ini adalah..
a. Ubun-ubun cekung, air mata (+)
b. Turgor kulit buruk, air mata (+)
c. Turgor kulit buruk, ubun-ubun datar
d. Mukosa mulut dan lidah kering, air mata (-)
e. Mukosa mulut dan lidah basah, air mata (-)
Dehidrasi Berat
Anak perempuan umur 1 tahun dibawa ke IGD karena diare
>10x/hari sejak 3 hari ini. Keluhan juga disertai muntah setiap
kali makan atau minum. Pemeriksaan fisik anak tampak lemas
dan malas minum. Hasil pemeriksaan lain yang mungkin
ditemukan pada pasien ini adalah..
a. Ubun-ubun cekung, air mata (+)
b. Turgor kulit buruk, air mata (+)
c. Turgor kulit buruk, ubun-ubun datar
d. Mukosa mulut dan lidah kering, air mata (-)
e. Mukosa mulut dan lidah basah, air mata (-)
Penilaian Derajat Dehidrasi
Tanpa dehidrasi D. Ringan Sedang Dehidrasi Berat
48
Anak perempuan usia 9 bulan datang dibawa ibunya dengan keluhan
BAB cair sejak 1 hari yang lalu. BAB cair >10 kali, lendir dan darah
disangkal. Anak tampak rewel namun masih mau menyusu. Anak
tampak kehausan, mata cekung, turgor kulit kembali lambat, ubun-
ubun besar tidak menonjol. Apakah terapi yang tepat diberikan kepada
pasien?
a. Cairan 75cc/kgBB selama 3 jam, zinc 20 mg, pantau dehidrasi
b. Cairan 75cc/kgBB selama 3 jam, beri antibiotic
d. Lanjutkan ASI, anak bawa pulang
d. Cairan 30cc/kgBB/jam, zinc 20 mg, pantau dehidrasi
e. Cairan 30cc/kgBB/jam, beri antibiotik
Dehidrasi Ringan Sedang
Anak perempuan usia 9 bulan datang dibawa ibunya dengan keluhan
BAB cair sejak 1 hari yang lalu. BAB cair >10 kali, lendir dan darah
disangkal. Anak tampak *rewel namun masih mau menyusu. Anak
*tampak kehausan, mata cekung, *turgor kulit kembali lambat, ubun-
ubun besar tidak menonjol. Apakah terapi yang tepat diberikan kepada
pasien?
a. Cairan 75cc/kgBB selama 3 jam, zinc 20 mg, pantau dehidrasi
b. Cairan 75cc/kgBB selama 3 jam, beri antibiotic
d. Lanjutkan ASI, anak bawa pulang
d. Cairan 30cc/kgBB/jam, zinc 20 mg, pantau dehidrasi
e. Cairan 30cc/kgBB/jam, beri antibiotik
Rencana Terapi B/ Dehidrasi Ringan-Sedang
Shigella dysenteriae
Leukosit dan eritrosit meningkat
Entamoeba hystolitica
• Kista : bulat berinti 4
• Trophozoit : bentuk iregular dengan psudopoda, dapat bergerak, sitoplasma
bergranular dan mengandung eritrosit, inti sel dengan karyosome di tengah
dan kromatin di perifer
52
Seorang perempuan usia 15 tahun datang ke puskesmas dengan
keluhan diare sejak 5 hari. Diare berlendir dan berdarah. Pemeriksaan
fisik TD 110/80 mmHg, Nadi 88x/m, RR 24x/m, Tax 36,7OC, tidak
didapatkan tanda dehidrasi. Dari pemeriksaan feses ditemukan
tropozoid berinti 1 dengan vakuola yang berisi eritrosit. Apakah
diagnsois penyakit pasien?
a. Amubiasis
b. Giardiasis
c. Shigelosis
d. Tricuriasis
e. Taeniasis
Seorang perempuan usia 15 tahun datang ke puskesmas dengan
keluhan diare sejak 5 hari. Diare berlendir dan berdarah. Pemeriksaan
fisik TD 110/80 mmHg, Nadi 88x/m, RR 24x/m, Tax 36,7OC, tidak
didapatkan tanda dehidrasi. Dari pemeriksaan feses ditemukan
tropozoid berinti 1 dengan vakuola yang berisi eritrosit. Apakah
diagnsois penyakit pasien?
a. Amubiasis
b. Giardiasis
c. Shigelosis
d. Tricuriasis
e. Taeniasis
Disentri (Diare Lendir-Darah)
Etiologi Gejala, Tanda, Diagnosis Terapi
Balantidium coli • Riwayat tinggal di sekitar peternakan sapi Metronidazole
• Napas atau muntah bau tinja
• Pemeriksaan feses : tropozoid dan kista berbentuk
bulat memiliki makro dan mikronukleus
Shigella dysenteriae
Leukosit dan eritrosit meningkat
Entamoeba hystolitica
• Kista : bulat berinti 4
• Trophozoit : bentuk iregular dengan psudopoda, dapat bergerak, sitoplasma
bergranular dan mengandung eritrosit, inti sel dengan karyosome di tengah
dan kromatin di perifer
53
Anak berusia 2 tahun dibawa ibunya ke RS IGD karena diare sejak 3
hari sekitar > 5kali/hari. Diare cair, ampas sedikit, lendir/darah (-).
Keluhan juga disertai demam, nyeri perut yang melilit dan mual
muntah. Pemeriksaan nadi 98x/m, RR 26x/m, suhu 37,8OC, mukosa
bukal kering dan turgor kembali 3 detik. Dari kultur tinja pada agar
McConkey didapatkan bakteri gram negatif, pertumbuhan bakteri baik,
koloni bundar, halus, cembung, berwarna merah bata, fermentasi
laktosa (+), tes indol (+). Bakteri apakah yang kemungkinan
menyebabkan kelainan pada pasien?
a. Enteropathogenic E. coli
b. Enterotoxigenic E. coli
c. Enteroaggregative E. coli
d. Enterohemorrhagic E. coli
e. Enteroinvasive E. coli
Anak berusia 2 tahun dibawa ibunya ke RS IGD karena diare sejak 3
hari sekitar > 5kali/hari. Diare cair, ampas sedikit, lendir/darah (-).
Keluhan juga disertai demam, nyeri perut yang melilit dan mual
muntah. Pemeriksaan nadi 98x/m, RR 26x/m, suhu 37,8OC, mukosa
bukal kering dan turgor kembali 3 detik. Dari kultur tinja pada agar
McConkey didapatkan bakteri gram negatif, pertumbuhan bakteri baik,
koloni bundar, halus, cembung, berwarna merah bata, fermentasi
laktosa (+), tes indol (+). Bakteri apakah yang kemungkinan
menyebabkan kelainan pada pasien?
a. Enteropathogenic E. coli
b. Enterotoxigenic E. coli
c. Enteroaggregative E. coli
d. Enterohemorrhagic E. coli
e. Enteroinvasive E. coli
Escherichia coli
• Bakteri batang Gram negatif tidak berspora
• Flora normal usus, beberapa serotype patogen
• Sifat biologis : fermentasi laktosa, tes positif
terhadap indol, tumbuh baik pada suhu antara
80 C- 460 C, suhu optimum < 370 C
• Antigen : Antigen O (lipopolisakarida), antigen K
(permukaan/amplop), dan antigen H (flagela)
• Kultur:
- Blood Agar Plate : Koloni sedang, abu – abu, smooth, keeping,
haemolytis atau anhaemolytis
- Mac Conkey : Koloni sedang, merah bata atau merah tua, metallic,
smooth, keeping atau sedikit cembung
- EMB Agar : Koloni sedang, smooth, keeping kehijau – hijauan, metalic
- Endo Agar : Koloni besar, bulat, smooth, mera – merah tua, metalic
Karakteristik Diare E coli
Sero Populasi yang berisiko Tipe Watery Bloody
type
ETEC > 1 thn, traveller Non-inflammatory +++ -
EIEC > 1 thn Inflammatory + ++
EPEC < 2 thn, (>> 6 bln) Non-inflammatory +++ +
EHEC 6 bln-10thn, dewasa (>>) Inflammatory + +++
EAEC < 1 thn, traveller Non-inflammatory +++ +
Shigella dysenteriae
Leukosit dan eritrosit meningkat
Entamoeba hystolitica
• Kista : bulat berinti 4
• Trophozoit : bentuk iregular dengan psudopoda, dapat bergerak, sitoplasma
bergranular dan mengandung eritrosit, inti sel dengan karyosome di tengah
dan kromatin di perifer
55
Anak usia 7 bulan dibawa ke dokter dengan keluhan BAB terus menerus
dengan kostistensi cair, tidak berlendir, tidak berdarah, berbuih dan
berbau asam. BAB keluar sebanyak 3-4 sendok dengan frekuensi 4x
dalam satu hari ini. Riwayat anak minum susu formula sejak 1 minggu,
sebelumnya hanya minum ASI. Riwayat ibu pasien memiliki asma.
Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum anak baik, tidak
didapatkan tanda dehidrasi, perut kembung, bising usus normal.
Apakah kemungkinan penyebab kasus diatas ?
a. Amubiasis
b. Intoleransi laktosa
c. Alergi susu sapi
d. Gastroenteritis
e. Peritonitis
Anak usia 7 bulan dibawa ke dokter dengan keluhan BAB terus menerus
dengan kostistensi cair, tidak berlendir, tidak berdarah, berbuih dan
berbau asam. BAB keluar sebanyak 3-4 sendok dengan frekuensi 4x
dalam satu hari ini. Riwayat anak minum susu formula sejak 1 minggu,
sebelumnya hanya minum ASI. Riwayat ibu pasien memiliki asma.
Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum anak baik, tidak
didapatkan tanda dehidrasi, perut kembung, bising usus normal.
Apakah kemungkinan penyebab kasus diatas ?
a. Amubiasis
b. Intoleransi laktosa
c. Alergi susu sapi
d. Gastroenteritis
e. Peritonitis
Etiologi :
Diare Non Infeksi
• Diare akibat susu formula
Jenis :
• Intoleransi laktosa
• Alergi Susu Sapi
• BAB cair
• Bau asam
• Pantat merah
• Ampas sedikit
• Tinja berbuih
• BAB nyemprot
• Perut kembung, muntah
Alergi Susu Sapi
Definisi Reaksi yang tidak diinginkan yang diperantarai secara imunologis
terhadap protein susu sapi (Reaksi Hipersensitivitas Tipe I)
Terapi:
• Penghindaran alergen makanan (pada bayi yang mendapat ASI
eksklusif, ibu diet eliminasi alergen)
• Obat-obatan : antagonis H1, kortikosteroid, nebulisasi b-agonis,
epinefrin dan obat suportif lainnya
Konsensus Diagnosis dan Tatalaksana Alergi Makanan Pada Anak,
UKK Alergi Imunologi, IDAI
57
Seorang pasien laki-laki umur 6 tahun dibawa orangtuanya ke IGD
karena keluhan nyeri perut, muntah serta diare setelah makan
makanan kaleng. Pemeriksaan fisik didapatkan mulut kering dan
kelemahan otot kelopak mata dan wajah. Apakah kemungkinan
penyebab kondisi pasien?
a. Toksin botulinum
b. Toksin clostridium
c. Enterotoksin
d. Shigatoksin
e. Intoleransi makanan
Seorang pasien laki-laki umur 6 tahun dibawa orangtuanya ke IGD
karena keluhan nyeri perut, muntah serta diare setelah makan
makanan kaleng. Pemeriksaan fisik didapatkan mulut kering dan
kelemahan otot kelopak mata dan wajah. Apakah kemungkinan
penyebab kondisi pasien?
a. Toksin botulinum
b. Toksin clostridium
c. Enterotoksin
d. Shigatoksin
e. Intoleransi makanan
BOTULISM
58
Anak 10 tahun datang diantar oleh ibunya dengan keluhan anak
tampak kuning sejak 1 hari yang lalu. Kencing berwarna seperti air teh.
Selain itu anak juga tampak lemas, mual muntah. Sebelumnya teman
satu kelasnya juga mengalami hal yang sama. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan vital sign nadi 102x/menit, rr 24x/m, suhu 37,2OC, sklera
ikterik +/+, nyeri tekan hipokondrium kanan. Pada pemeriksaan lab
yang pasti dapat ditemukan adalah:
A. HbsAg (+)
B. HbeAg (+)
C. IgM-anti HAV (+)
D. HBV antigen (+)
E. Anti-HBc
Hepatitis A
Anak 10 tahun datang diantar oleh ibunya dengan keluhan anak
tampak kuning sejak 1 hari yang lalu. Kencing berwarna seperti air teh.
Selain itu anak juga tampak lemas, mual muntah. Sebelumnya teman
satu kelasnya juga mengalami hal yang sama. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan vital sign nadi 102x/menit, rr 24x/m, suhu 37,2OC, sklera
ikterik +/+, nyeri tekan hipokondrium kanan. Pada pemeriksaan lab
yang pasti dapat ditemukan adalah:
A. HbsAg (+)
B. HbeAg (+)
C. IgM-anti HAV (+)
D. HBV antigen (+)
E. Anti-HBc
HEPATITIS
Hepatitis A (4A) Hepatitis B (3A)
Progress • Infeksi akut • 90% asimptomatis dan muncul
• Asimptomatik >> hepatitis kronis saat dewasa
• Self limiting • Dapat menjadi sirosis
karsinoma
Sederhana
Kompleks
0,2-0,5
62
Anak perempuan usia 2 tahun dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan
lemas sejak 1 hari ini. Riwayat demam sejak 1 minggu terakhir.
Pemeriksaan fisik keadaan umum lethargi, nadi 130x/m, RR 30x/m,
suhu 38 C, kaku kuduk (+). Hasil periksaan LCS didapatkan warna
keruh, leukosit 4500, neutrofil 90%, limfosit 10%, glukosa 10, protein
150. Diagnosis pada pasien adalah?
A. Ensefalitis
B. Meningitis virus
C. Meningitis TB
D. Meningitis bakterial
E. Meningitis fungal
Anak perempuan usia 2 tahun dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan
lemas sejak 1 hari ini. Riwayat demam sejak 1 minggu terakhir.
Pemeriksaan fisik keadaan umum lethargi, nadi 130x/m, RR 30x/m,
suhu 38 C, kaku kuduk (+). Hasil periksaan LCS didapatkan warna
keruh, leukosit 4500, neutrofil 90%, limfosit 10%, glukosa 10, protein
150. Diagnosis pada pasien adalah?
A. Ensefalitis
B. Meningitis virus
C. Meningitis TB
D. Meningitis bakterial
E. Meningitis fungal
ANALISA CAIRAN LUMBAL PUNGSI
Bakteri TB Virus
Sederhana
• < 15 menit
• Tidak berulang dalam 24 jam
• General Seizure
Kompleks
• > 15 menit*
• Berulang dalam 24 jam*
• Focal Seizure atau Fokal menjadi General*
67
Anak perempuan usia 10 tahun dibawa ibunya ke IGD karena kejang 30
menit sebelum masuk rumah sakit. Kejang 1x sekitar 5 menit, awalnya
kejang pada tangan dan kaki, kemudian kaku seluruh tubuh, dan mulut
tidak bisa membuka. Saat pemeriksaan di IGD pasien masih sulit
membuka mulut. Ketika baru selesai pasang infus pasien tiba-tiba kejang
lagi. BB 20 kg. Penatalaksanaan yang tepat ?
a. Diazepam 5 mg perektal
b. Diazepam 10 mg perektal
c. Diazepam 5 mg iv
d. Diazepam 10 mg iv
e. Diazepam 5 mg peroral
Anak perempuan usia 10 tahun dibawa ibunya ke IGD karena kejang 30
menit sebelum masuk rumah sakit. Kejang 1x sekitar 5 menit, awalnya
kejang pada tangan dan kaki, kemudian kaku seluruh tubuh, dan mulut
tidak bisa membuka. Saat pemeriksaan di IGD pasien masih sulit
membuka mulut. Ketika baru selesai pasang infus pasien tiba-tiba kejang
lagi. BB 20 kg. Penatalaksanaan yang tepat ?
a. Diazepam 5 mg perektal
b. Diazepam 10 mg perektal
c. Diazepam 5 mg iv
d. Diazepam 10 mg iv
e. Diazepam 5 mg peroral
ALGORITM TATALAKSANA KEJANG
BB < 12 kg: 5 mg
BB ≥ 12 kg: 10 mg
0,2-0,5
68
Anak laki-laki usia 5 bulan dibawa ke IGD dengan keluhan kejang. Kejang
seluruh tubuh sekitar 10 menit, kejang hanya 1 kali, setelah kejang pasien
menangis. Sebelum kejang diawali demam dengan suhu mencapai 40°C.
Tidak ada riwayat pernah kejang sebelumnya. Pemeriksaan fisik Nadi
120x/m, RR 30x/m, Suhu 39.8OC, lain-lain dalam batas normal,
pemeriksaan neurologi tidak didapatkan kelainan. Apakah terapi
profilaksis kejang yang diberikan pada pasien?
A. Diazepam oral 0,3 mg/kgBB
B. Diazepam rektal 5 mg/kgBB
C. Diazepam 0,3-0,5 mg/kgBB iv
D. Diazepam rektal 15 mg
E. Diazepam 5-10 mg iv
Anak laki-laki usia 5 bulan dibawa ke IGD dengan keluhan kejang. Kejang
seluruh tubuh sekitar 10 menit, kejang hanya 1 kali, setelah kejang pasien
menangis. Sebelum kejang diawali demam dengan suhu mencapai 40°C.
Tidak ada riwayat pernah kejang sebelumnya. Pemeriksaan fisik Nadi
120x/m, RR 30x/m, Suhu 39.8OC, lain-lain dalam batas normal,
pemeriksaan neurologi tidak didapatkan kelainan. Apakah terapi
profilaksis kejang yang diberikan pada pasien?
A. Diazepam oral 0,3 mg/kgBB
B. Diazepam rektal 5 mg/kgBB
C. Diazepam 0,3-0,5 mg/kgBB iv
D. Diazepam rektal 15 mg
E. Diazepam 5-10 mg iv
Terapi Profilaksis pada Kejang Demam
Profilaksis Indikasi :
Remiten 1. Kejang fokal
2. Kejang lama >15 menit
3. Terdapat kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah kejang,
misalnya palsi serebral, hidrosefalus, hemiparesis
Terapi :
- Asam valproat 3-4 mg/kgBB/hari dibagi 1-2 dosis atau
- Fenobarbital 15-40 mg/kgBB/hari dibagi 2-3 dosis
selama 1 tahun
0,2-0,5
70
Seorang bayi usia 8 bulan dibawa ibunya ke IGD RS dengan keluhan
kejang 2 kali saat di rumah 1 jam sebelumnya. Riwayat demam 1 hari
yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nadi 140x/m, rr 30x/m,
suhu 38,7 C, tidak didapatkan tanda peningkatan intrakranial,
permeriksaan neurologis lain dbn. Hasil lab Hb 11,2 g/dL, Leukosit
14.200 /uL, Trombosit 412.000 /uL, GDS 96 mg/dl, serum eletrolit dbn.
Manakah pernyataan yang sesuai dengan kasus pasien?
A. Dianjurkan untuk pemeriksaan EEG dan CT scan kepala
B. Prognosis semakin baik bila durasi demam dan munculnya kejang
berlangsung singkat
C. Semakin tinggi demam saat kejang maka prognosis semakin jelek
D. Riwayat kejang dalam keluarga mempengaruhi prognosis
E. Pesien kemungkinan besar menderita epilepsi
Kejang Demam
Seorang bayi usia 8 bulan dibawa ibunya ke IGD RS dengan keluhan
kejang 2 kali saat di rumah 1 jam sebelumnya. Riwayat demam 1 hari
yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nadi 140x/m, rr 30x/m,
suhu 38,7 C, tidak didapatkan tanda peningkatan intrakranial,
permeriksaan neurologis lain dbn. Hasil lab Hb 11,2 g/dL, Leukosit
14.200 /uL, Trombosit 412.000 /uL, GDS 96 mg/dl, serum eletrolit dbn.
Manakah pernyataan yang sesuai dengan kasus pasien?
A. Dianjurkan untuk pemeriksaan EEG dan CT scan kepala
B. Prognosis semakin baik bila durasi demam dan munculnya kejang
berlangsung singkat
C. Semakin tinggi demam saat kejang maka prognosis semakin jelek
D. Riwayat kejang dalam keluarga mempengaruhi prognosis
E. Pesien kemungkinan besar menderita epilepsi
71
Anak usia 5 tahun dibawa oleh orang tuanya ke poliklinik karena
sulit berjalan sejak kecil. Riwayat keluhan yang sama pada kedua
orang tua pasien disangkal. Pada pemeriksaan fisik terlihat anak
memposisikan kakinya terlalu lebar ketika berjalan. Anak juga
terlihat selalu berjinjit. Ditemukan gower sign (+). Apakah kelainan
yang menyebabkan kondisi pasien ini?
a. Autosomal dominan
b. Autosomal resesif
c. X-linked dominan
d. X-linked resesif
e. Crossing over
Duchenne muscular dystrophy
Anak usia 5 tahun dibawa oleh orang tuanya ke poliklinik karena
sulit berjalan sejak kecil. Riwayat keluhan yang sama pada kedua
orang tua pasien disangkal. Pada pemeriksaan fisik terlihat anak
memposisikan kakinya terlalu lebar ketika berjalan. Anak juga
terlihat selalu berjinjit. Ditemukan gower sign (+). Apakah kelainan
yang menyebabkan kondisi pasien ini?
a. Autosomal dominan
b. Autosomal resesif
c. X-linked dominan
d. X-linked resesif
e. Crossing over
Duchenne muscular dystrophy
• Duchenne muscular dystrophy is the most common
hereditary neuromuscular disease
• The abnormal gene is at the Xp21 locus and is one of the
largest genes (X-linked recessive)
• Its characteristic clinical features are progressive weakness,
intellectual impairment, hypertrophy of the calves, and
proliferation of connective tissue in muscle.
72
Seorang bayi laki-laki usia 2 hari dirujuk oleh bidan ke RS karena
badan kaku, tidak mau menyusu, mulut kaku. Riwayat bayi lahir
ditolong dukun beranak. Pemeriksaan fisik didapatkan tonus otot
spasme, trismus dan pada umbilicus bayi tercium bau busuk dan
tampak ada pus. Apa tatalaksana awal yang dilakukan?
a. Bersihkan talipusat dengan Nacl 0,9%
b Diazepam dan ATS
c. Injeksi TT
d. Pemberian antibiotik
e. Injeksi vit K
Tetanus Neonatorum
Seorang bayi laki-laki usia 2 hari dirujuk oleh bidan ke RS karena
badan kaku, tidak mau menyusu, mulut kaku. Riwayat bayi lahir
ditolong dukun beranak. Pemeriksaan fisik didapatkan tonus otot
spasme, trismus dan pada umbilicus bayi tercium bau busuk dan
tampak ada pus. Apa tatalaksana awal yang dilakukan?
a. Bersihkan talipusat dengan Nacl 0,9%
b Diazepam dan ATS
c. Injeksi TT
d. Pemberian antibiotik
e. Injeksi vit K
Tetanus Neonatorum
Faktor resiko :
• Riwayat persalinan yang kurang higienis, perawatan
talu pusat yang tidak higienis
Pemeriksaan fisik :
• Bayi sadar, spasme otot berulang
• Mulut mencucu seperti ikan
• Trismus
• Perut teraba seperti papan
• Opistotonus
• Ekstremitas spastik (boxing position)
Tatalaksana :
• Diazepan IV 10mg/kgBB/hari
• Human tetanus imunoglobulin 500 IU atau ATS
5000 IU
• Metronidazole atau Penicilin procaine
73
Bayi usia 3 hari dibawa ibunya ke IGD karena kejang. Riwayat ibu
melahirkan ditolong oleh tenaga non medis, ANC tidak teratur, tidak
mendapatkan vaksin saat hamil. Dari hasil pemeriksaan fisik
didapatkan Nadi 143x/m, RR 52x/m, Suhu 37OC, bayi tampak sadar,
otot-otot kaku, mulut mecucu, tali pusat bau. Apakah pencegahan
yang dapat dilakukan ketika ibu hamil?
a. Injeksi Kortikosteroid
b. Imunisasi TT
c. Vaksinasi DT
d. Pemberian ATS
e. Injeksi Vitamin K
Dx. Tetanus Neonatorum
Bayi usia 3 hari dibawa ibunya ke IGD karena kejang. Riwayat ibu
melahirkan ditolong oleh tenaga non medis, ANC tidak teratur, tidak
mendapatkan vaksin saat hamil. Dari hasil pemeriksaan fisik
didapatkan Nadi 143x/m, RR 52x/m, Suhu 37OC, bayi tampak sadar,
otot-otot kaku, mulut mecucu, tali pusat bau. Apakah pencegahan
yang dapat dilakukan ketika ibu hamil?
a. Injeksi Kortikosteroid
b. Imunisasi TT
c. Vaksinasi DT
d. Pemberian ATS
e. Injeksi Vitamin K
74
Anak prempuan usia 2 tahun dibawa oleh ibunya ke Puskesmas karena
keluhan belum bisa apa-apa sejak lahir. Ketika dipanggil pasien tidak
merespon, belum dapat miring kanan kiri, kesulitan dalam makan dan
minum. Riw. kehamilan normal, persalinan normal pervaginam dengan
lilitan tali pusar, menangis ketika dilahirkan namun sempat biru dan
dirawat beberapa hari di NICU. Pemeriksaan neurologi didapatkan
kontak mata kurang baik, head lag (+), tetraparese, hipertonus, refleks
fisiologi meningkat, babinski (+) bilateral. Apakah diagnosis pasien?
a. Cerebral palsy tipe diplegi
b. Cerebral palsy tipe quadriplegi
c. Cerebral palsy tipe hemiplegia
d. Cerebral palsy tipe ataksik
e. Cerebral palsy tipe athetoid
Anak prempuan usia 2 tahun dibawa oleh ibunya ke Puskesmas karena
keluhan belum bisa apa-apa sejak lahir. Ketika dipanggil pasien tidak
merespon, belum dapat miring kanan kiri, kesulitan dalam makan dan
minum. Riw. kehamilan normal, persalinan normal pervaginam dengan
lilitan tali pusar, menangis ketika dilahirkan namun sempat biru dan
dirawat beberapa hari di NICU. Pemeriksaan neurologi didapatkan
kontak mata kurang baik, head lag (+), tetraparese, hipertonus, refleks
fisiologi meningkat, babinski (+) bilateral. Apakah diagnosis pasien?
a. Cerebral palsy tipe diplegi
b. Cerebral palsy tipe quadriplegi
c. Cerebral palsy tipe hemiplegia
d. Cerebral palsy tipe ataksik
e. Cerebral palsy tipe athetoid
Cerebral Palsy
• Definisi : Gangguan fungsi motorik
non-progesif akibat kelainan/lesi pada
otak yang terjadi pada awal kehidupan
• Etiologi : Kelainan kongenital, genetik,
inflamasi, infeksi, anoksia, trauma,
metabolik pada masa pre natal, natal
atau post natal
• Terbanyak adalah tipe spastik dengan
klinis gait scissors/ kaki menggunting
• Gejala penyerta : retardasi metal,
gangguan penglihatan dan
pendengaran, gangguan bicara/bahasa
• Tatalaksana : Rehabilitasi medik untuk
meningkatkan ROM (menggerakkan
ekstremitas)
75
Anak laki-laki usia 9 bulan dibawa ke poli tumbuh kembang oleh
ibunya untuk evaluasi kemampuan mentalnya. Anak saat ini belum
bisa tengkurap dan belum bisa mengucapkan kata-kata Tubuh pasien
terlihat lebih kecil dibandingkan dengan anak seumurannya, kulit
kering kasar, perut buncit, edema periorbital, fontanela menonjol,
hidung lebar dan datar, lidah pasien terlihat besar. Apakah
kemungkinan diagnosis pada kasus ini?
a. Graves disease
b. Goiter toxic
c. Toxic adenoma
d. Struma non toxic
e. Hipotiroid kongenital
Anak laki-laki usia 9 bulan dibawa ke poli tumbuh kembang oleh
ibunya untuk evaluasi kemampuan mentalnya. Anak saat ini belum
bisa tengkurap dan belum bisa mengucapkan kata-kata Tubuh pasien
terlihat lebih kecil dibandingkan dengan anak seumurannya, kulit
kering kasar, perut buncit, edema periorbital, fontanela menonjol,
hidung lebar dan datar, lidah pasien terlihat besar. Apakah
kemungkinan diagnosis pada kasus ini?
a. Graves disease
b. Goiter toxic
c. Toxic adenoma
d. Struma non toxic
e. Hipotiroid kongenital
Hipotiroid Kongenital
• Etiologi : Bayi lahir di daerah dengan prevalensi kretinisme endemik,
kekurangan yodium, ibu saat hamil mengkonsumsi obat antitiroid
• Keluhan : gangguan pertumbuhan dan perkembangan
Bila skor > 4 maka curiga hipotiroid kongenital, perlu investigasi lebih lanjut
Pedoman Pelayanan Medis IDAI 2011
76
Seorang anak perempuan usia 14 tahun diantar oelh ibunya dengan
keluhan nyeri perut disertai mual dan muntah. Pasien sering terbangun
malam hari untuk BAK dan sering haus. Dari pemeriksan fisik
didaptakan tampak kurus dan turgor kulit sangat lambat. Dari
pemeriksaan lab didapatkan GDS 400 mg/dl, keton (+). Apakah
tatalaksana awal yang tepat?
a. Infus D5%
b. Infus D10%
c. Infus NaCl 3%
d. Rehidrasi RL
e. Insulin bolus
Dx. Ketoasidosis Diabetik
Seorang anak perempuan usia 14 tahun diantar oelh ibunya dengan
keluhan nyeri perut disertai mual dan muntah. Pasien sering terbangun
malam hari untuk BAK dan sering haus. Dari pemeriksan fisik
didaptakan tampak kurus dan turgor kulit sangat lambat. Dari
pemeriksaan lab didapatkan GDS 400 mg/dl, keton (+). Apakah
tatalaksana awal yang tepat?
a. Infus D5%
b. Infus D10%
c. Infus NaCl 3%
d. Rehidrasi RL
e. Insulin bolus
Ketoasidois Diabetik
Anamnesa Riwayat DM (polidipsi, poliuri, polifagi, BB turun),
nyeri perut, mual/muntah, demam atau infeksi
Pemeriksaan Fisik Pernafasan cepat dan dalam (Kussmaul), nafas bau
aseton, tanda dehidrasi, penurunan kesadaran, syok
Penunjang • GDA ≥200 mg/dl
• Ketonemia/ ketonuria
• BGA : pH < 7,3 atau bikarbonat < 15 mmol/L
• Serum elektrolit
Terapi • Rehidrasi kristaloid 20cc/kgBB dalam 1 jam
• Insulin rapid acting 0,05 – 0,1 U/kgBB/jam (iv)
• Koreksi gangguan elektrolit
• Observasi
• Atasi Infeksi
Catatan :
Tanpa gejala: 2 kali GDP > 125 mg/dL
Dengan gejala: GDS > 200 mg/dL
Catatan :
Tanpa gejala: 2 kali GDP > 125 mg/dL
Dengan gejala: GDS > 200 mg/dL
MARASMUS KWARSHIORKOR
MARASMUS KWARSHIORKOR
MARASMUS KWARSHIORKOR
• Penentuan status gizi menggunakan Z score WHO 2006 untuk usia 0-5
tahun dan persentase berat badan ideal Waterlow untuk anak > 5 tahun
• Khusus untuk indeks massa tubuh (IMT), bila usia 0-2 tahun menggunakan
IMT WHO, bila usia 2-18 tahun menggunakan IMT CDC 2000
86
Ibu membawa anak nya usia 2 tahun ke dokter dengang keluhan berat
badan sulit naik. Riwayat anak hanya mau makan sedikit dan minum
air kacang hijau. Pemeriksan fisik anak tampak sangat kurus, iga
gambang, baggy pants. Kesadaran CM, Nadi 100x/m, RR 24x/m, Tax
36,5C. Penatalaksanaan awal yang tepat ?
a. Berikan makanan tambahan F100
b. Larutan D5% oral 50 cc
c. Larutan D10% oral 50 cc
d. Larutan D10% iv 5 cc/kgBB
e. Rehidrasi dengan RL
Gizi buruk + SADAR
Ibu membawa anak nya usia 2 tahun ke dokter dengang keluhan berat
badan sulit naik. Riwayat anak hanya mau makan sedikit dan minum
air kacang hijau. Pemeriksan fisik anak tampak sangat kurus, iga
gambang, baggy pants. Kesadaran CM, Nadi 100x/m, RR 24x/m, Tax
36,5C. Penatalaksanaan awal yang tepat ?
a. Berikan makanan tambahan F100
b. Larutan D5% oral 50 cc
c. Larutan D10% oral 50 cc
d. Larutan D10% iv 5 cc/kgBB
e. Rehidrasi dengan RL
10 Tatalaksana Gizi Buruk
Tata Laksana Awal Gizi Buruk
ATASI HIPOGLIKEMI !
Hepatitis B 0 0,5 ml IM
• DEMAM TINGGI atau sakit berat yang • Sakit RINGAN (batuk pilek, diare,
perlu perawatan rawat inap di RS demam ringan)
• KALAU sudah pernah varicella TIDAK • Sedang terapi antibiotik
PERLU vaksin varicella • Masa penyembuhan
• Prematuritas
• KALAU diduga kena campak masih
• Terpajan penyakit menular
PERLU vaksin campak
• Riw alergi penisilin / lain yang
• Kontraindikasi BCG : pasien TB, spesifik
Mantoux test (+), pasien HIV, • Ibu hamil
imunodefisiensi, gizi buruk • Penghuni rumah tidak divaksin
94
Seorang anak umur 3 tahun dibawa ibunya datang ke IGD dengan
keluhan demam dan nyeri telan. Pasien juga mengalami batuk pilek
sejak 3 hari ini. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tonsil T2/T3,
selaput membran putih yang mudah berdarah jika digores dengan
spatula lidah. Usia berapa pertama kalinya anak diberikan vaksin
untuk pencegahan penyakit tersebut?
a. 0 bulan
b. 1 bulan
c. 2 bulan
d. 3 bulan
e. 4 bulan
Dipteri Vaksin DPT
Seorang anak umur 3 tahun dibawa ibunya datang ke IGD dengan
keluhan demam dan nyeri telan. Pasien juga mengalami batuk pilek
sejak 3 hari ini. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tonsil T2/T3,
selaput membran putih yang mudah berdarah jika digores dengan
spatula lidah. Usia berapa pertama kalinya anak diberikan vaksin
untuk pencegahan penyakit tersebut?
a. 0 bulan
b. 1 bulan
c. 2 bulan
d. 3 bulan
e. 4 bulan
95
Seorang anak usia 3 bulan dibawa ibunya untuk imunisasi. Riwayat
persalinan ibu dibantu oleh dukun dan sampai saat ini bayi belum
pernah mendapat imunisasi. Apa tindakan yang anda lakukan?
a. Periksa mantoux test
b. Periksa radiologi
c. Langsung imunisasi BCG
d. Bilas lambung
e. Periksa darah lengkap
Bayi ≥ 3 bulan belum BCG Mantoux test dulu
• DEMAM TINGGI atau sakit berat yang • Sakit RINGAN (batuk pilek, diare,
perlu perawatan rawat inap di RS demam ringan)
• KALAU sudah pernah varicella TIDAK • Sedang terapi antibiotik
PERLU vaksin varicella • Masa penyembuhan
• Prematuritas
• KALAU diduga kena campak masih
• Terpajan penyakit menular
PERLU vaksin campak
• Riw alergi penisilin / lain yang
• Kontraindikasi BCG : pasien TB, spesifik
Mantoux test (+), pasien HIV, • Ibu hamil
imunodefisiensi, gizi buruk • Penghuni rumah tidak divaksin
97
Anak perempuan usia 15 tahun dibawa ke dokter umum oleh ibunya
dengan keluhan bintik-bintik kemerahan berisi air pada pipi dan
wajahnya. Didapatkan demam sebelum bintik muncul. Pemeriksaan fisik
kesadaran compos mentis, TD 110/80 mmHg, Nadi 92x/m, RR 20 x/m,
suhu 38oC. Tampak efloresensi papul kemerahan, vesikel dan krusta di
perut dan dada. Untuk mencegah penyakit tersebut, diberikan imunisasi
pada?
a. Dosis tunggal pada usia 9 bulan
b. Dosis tunggal pada usia di atas 11 bulan
c. 2 x pada usia 9 bulan dan 12 bulan
d. 2 x pada usia 12 bulan dan 24 bulan
e. 2 x pada usia 16 bulan dan 23 bulan
Varicella
Anak perempuan usia 15 tahun dibawa ke dokter umum oleh ibunya
dengan keluhan bintik-bintik kemerahan berisi air pada pipi dan
wajahnya. Didapatkan demam sebelum bintik muncul. Pemeriksaan fisik
kesadaran compos mentis, TD 110/80 mmHg, Nadi 92x/m, RR 20 x/m,
suhu 38oC. Tampak efloresensi papul kemerahan, vesikel dan krusta di
perut dan dada. Untuk mencegah penyakit tersebut, diberikan imunisasi
pada?
a. Dosis tunggal pada usia 9 bulan
b. Dosis tunggal pada usia di atas 11 bulan
c. 2 x pada usia 9 bulan dan 12 bulan
d. 2 x pada usia 12 bulan dan 24 bulan
e. 2 x pada usia 16 bulan dan 23 bulan
98
Seorang bayi laki-laki lahir pervaginam usia kehamilan 42 minggu di RS.
Bayi lahir tidak menangis spontan dan tonus otot jelek. Telah dilakukan
penanganan awal oleh dokter. Kemudian dievaluasi, bayi belum
bernafas spontan, tampak sianosis, dan FJ 96x/m. Dokter memutuskan
untuk melalukan VTP selama 30 detik, kemudian FJ turun menjadi
50x/m. Tindakan selanjutnya ?
a. Melakukan koreksi VTP
b. Melakukan kompresi dada
c. Melakukan VTP + kompresi
d. Memberikan epinephrine
e. Melakukan intubasi endotrakea
Seorang bayi laki-laki lahir pervaginam usia kehamilan 42 minggu di RS.
Bayi lahir tidak menangis spontan dan tonus otot jelek. Telah dilakukan
penanganan awal oleh dokter. Kemudian dievaluasi, bayi belum
bernafas spontan, tampak sianosis, dan FJ 96x/m. Dokter memutuskan
untuk melalukan VTP selama 30 detik, kemudian FJ turun menjadi
50x/m. Tindakan selanjutnya ?
a. Melakukan koreksi VTP
b. Melakukan kompresi dada
c. Melakukan VTP + kompresi
d. Memberikan epinephrine
e. Melakukan intubasi endotrakea
99
Bayi 17 hari dibawa ibunya ke dokter karena kuning satu badan sejak 3
hari ini. Riwayat demam disangkal. BAB warna coklat dan urin warna
kuning jernih. Pemeriksaan fisik bayi tampak aktif, mau menetek,
sklera ikterik, ikterus kramer III. Pemeriksaan penunjang bilirubin total
17. Apa yang harus dilakukan pada bayi ini?
a. Fototerapi
b. Transfusi tukar
c. Medikamentosa
d. Suportif
e. Observasi
Hari ke-15, bil total 17 Ikterus Patologis
Bayi 17 hari dibawa ibunya ke dokter karena kuning satu badan sejak 3
hari ini. Riwayat demam disangkal. BAB warna coklat dan urin warna
kuning jernih. Pemeriksaan fisik bayi tampak aktif, mau menetek,
sklera ikterik, ikterus kramer III. Pemeriksaan penunjang bilirubin total
17. Apa yang harus dilakukan pada bayi ini?
a. Fototerapi
b. Transfusi tukar
c. Medikamentosa
d. Suportif
e. Observasi
Ikterus Neonatorum
Ikterus Ikterus
Ikterus ASI
Fisiologis Patologis
• Hari ke 2 – 2 • Breast Feeding • Hari ke- 0 atau ke-
minggu Jaundice 1
• Peningkatan Bil • Breast Milk • Menetap pada usia
Indirek Jaundice ≥ 2 minggu
• Bil Direk ≤ 20% dari • Bayi prematur
Bil Total • Bil Direk > 20% dari
Bil Total
• Etiologi : ChHAMS
TATALAKSANA
IKTERUS FISIOLOGIS IKTERUS PATOLOGIS
Observasi FOTOTERAPI
Teruskan ASI Bila gagal ada gejala Kern Ikterik
TRANSFUSI TUKAR
100
Seorang bayi berusia 4 hari dibawa ke dokter karena kuning sejak 2
hari yang lalu. Bayi lahir cukup bulan tanpa komplikasi. Selama ini bayi
minum ASI dengan kuat sekitar 5-6x/hari. Pemeriksaan fisik nadi
130x/m, RR 30x/m, suhu 36.5OC pemeriksaan lain dalam batas normal.
Hasil lab bilirubin total 7.5 mg/dl, bilirubin indirek 6 mg/dl. Apakah
terapi yang tepat?
a. Pasang infus dan rehidrasi
b. Berikan susu formula tambahan
c. Fototerapi
d. Transfusi tukar
e. Berikan ASI lebih sering
Ikterus Fisiologis - Breast Feeding Jaundice
Seorang bayi berusia 4 hari dibawa ke dokter karena kuning sejak 2
hari yang lalu. Bayi lahir cukup bulan tanpa komplikasi. Selama ini bayi
minum ASI dengan kuat sekitar 5-6x/hari. Pemeriksaan fisik nadi
130x/m, RR 30x/m, suhu 36.5OC pemeriksaan lain dalam batas normal.
Hasil lab bilirubin total 7.5 mg/dl, bilirubin indirek 6 mg/dl. Apakah
terapi yang tepat?
a. Pasang infus dan rehidrasi
b. Berikan susu formula tambahan
c. Fototerapi
d. Transfusi tukar
e. Berikan ASI lebih sering
Ikterus ASI
• Onset : < 7 hari (hari ke-2 atau • Onset : muncul pada hari ke 4-7
hari ke-3) dan bisa menetap sampai lebih
• Etiologi : ASI kurang dari 1 bulan
• Terapi : Tambahkan ASI dan • Etiologi : ASI pada ibu tertentu
observasi (kelainan enzim pada ASI),
biasanya akan timbul pada
setiap bayi yang disusukannya
• Terapi : Hentikan ASI
sementara, ganti susu formula
apabila membaik teruskan ASI,
bila tidak dirujuk
101
Bayi laki-laki usia 6 minggu di bawa ke IGD RS dengan keluhan mata
dan kulit kuning sejak 1 minggu terakhir. Ibu pasien juga mengeluhkan
feses berwarna seperti dempul. Riwayat kelahiran bayi lahir spontan di
bidan, BBL 3400 gram, merah, langsung menangis. Pasien memiliki
riwayat kuning saat berumur 10 hari namun sembuh dalam beberapa
hari. Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan lab
didapatkan bilirubin direk 10,2 mg/dl dan bilirubin indirek 0,8 mg/dl.
Apa diagnosis pasien?
a. Atresia bilier
b. Hepatitis neonatal
c. Ikterus fisiologis
d. Infeksi CMV
e. Infeksi toksoplasma
Bayi laki-laki usia 6 minggu di bawa ke IGD RS dengan keluhan mata
dan kulit kuning sejak 1 minggu terakhir. Ibu pasien juga mengeluhkan
feses berwarna seperti dempul. Riwayat kelahiran bayi lahir spontan di
bidan, BBL 3400 gram, merah, langsung menangis. Pasien memiliki
riwayat kuning saat berumur 10 hari namun sembuh dalam beberapa
hari. Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan lab
didapatkan bilirubin direk 10,2 mg/dl dan bilirubin indirek 0,8 mg/dl.
Apa diagnosis pasien?
a. Atresia bilier
b. Hepatitis neonatal
c. Ikterus fisiologis
d. Infeksi CMV
e. Infeksi toksoplasma
Atresia Bilier
• Etiologi : infeksi, malformasi kongenital,
autoimun dll
• Atresia bilier dapat menyebabkan
kerusakan pada duktus biliaris
intra/ekstrahepatal karena obstruktif
kolangiopati yang dapat berlanjut pada
kondisi fibrosis, sirosis dan kegagalan hati
• Gejala dan tanda : ikterus, tinja pucat
seperti dempul (akolik), urin seperti teh
• Lab :
Bil direk > 1 mg/dl bila bil total < 5 mg/dl
atau Bil direk > 20% dari bil total bila bil
total > 5 mg/dl
• Pencitraan : USG (Triangular Cord Sign)
H Hemolitik Anemia
c/ inkompatibilitas golongan darah
H Hipotiroid Kongenital
Fontanela menonjol, makroglosi, hernia umbilikal, konstipasi, bil
indirek >>, T4 turun, TSH meningkat
A Atresia Biliaris
BAB pucat/dempul (acholis), BAK seperti teh, bil direk >>
S Sepsis
MODS
Kecurigaan Besar SEPSIS
< 45
• Bolus D10% 2cc/kgBB lanjut
DENGAN GEJALA maintenance D10% 6mg/kgBB/menit
HIPOGLIKEMIA
106
Bayi laki-laki lahir cukup bulan dengan BBL 4300 gram. Ibu menderita
diabetes tidak terkontrol. Pada pemeriksaan fisik didapatkan bayi cukup
aktif, tidak ada kejang atau kebiruan. Pemeriksaan GDS hasil 25 g/dl.
Bayi segera disusukan ke ibu dan bayi menghisap dengan baik. Tiga jam
kemudian dilakukan pemeriksaan GDS ulang hasil 32 g/dl. Bayi aktif dan
tidak didapatkan tanda hipoglikemi. Apakah tindakan selanjutnya yang
paling tepat dilakukan?
a. Anjurkan ibu tetap menyusui seperti biasanya
b. Naikkan frekuensi dan volume pemberian ASI
c. Pasang infus dan bolus D10% 2cc/kgBB
d. Infus D10% maintenance 6mg/kgBB/menit
e. Pemberian D10% oral 2cc/kgBB per NGT
Hipoglikemi pada Noenatus
Bayi laki-laki lahir cukup bulan dengan BBL 4300 gram. Ibu menderita
diabetes tidak terkontrol. Pada pemeriksaan fisik didapatkan bayi cukup
aktif, tidak ada kejang atau kebiruan. Pemeriksaan GDS hasil 25 g/dl.
Bayi segera disusukan ke ibu dan bayi menghisap dengan baik. Tiga jam
kemudian dilakukan pemeriksaan GDS ulang hasil 32 g/dl. Bayi aktif dan
tidak didapatkan tanda hipoglikemi. Apakah tindakan selanjutnya yang
paling tepat dilakukan?
a. Anjurkan ibu tetap menyusui seperti biasanya
b. Naikkan frekuensi dan volume pemberian ASI
c. Pasang infus dan bolus D10% 2cc/kgBB
d. Infus D10% maintenance 6mg/kgBB/menit
e. Pemberian D10% oral 2cc/kgBB per NGT
HIPOGLIKEMIA NEONATUS
< 45
• Bolus D10% 2cc/kgBB lanjut
DENGAN GEJALA maintenance D10% 6mg/kgBB/menit
HIPOGLIKEMIA
107
Anak usia 10 bulan diantar ibunya ke IGD dengan keluhan sesak
napas sejak 1 hari yang lalu. Sesak disertai batuk, demam dan
suara parau. TTV HR 150 x/menit Tax 39C, RR 40x/menit.
Pemeriksaan fisik wheezing (-) Rhonki (-) stridor inspirasi (+)
retraksi (+). Diagnosis?
a. Trakeitis
b. Bronkitis
c. Bronkiolitis
d. Peneumonia
e. Croup
Anak usia 10 bulan diantar ibunya ke IGD dengan keluhan sesak
napas sejak 1 hari yang lalu. Sesak disertai batuk, demam dan
suara parau. TTV HR 150 x/menit Tax 39C, RR 40x/menit.
Pemeriksaan fisik wheezing (-) rhonki (-) stridor inspirasi (+)
retraksi (+). Diagnosis?
a. Trakeitis
b. Bronkitis
c. Bronkiolitis
d. Peneumonia
e. Croup
Sindroma Croup
Gejala • Batuk menggonggong
• Sesak
• Demam
• Stridor
Terapi • O2 • O2
• Nebul SABA • Nebul SABA
• Kortikosteroid • Antibiotik (Ampisilin)
• Antipiretik bila perlu • Antipiretik bila perlu
109
Anak perempuan 5 tahun datang dengan sesak sejak 2 jam yang
lalu, keluhan disertai demam batuk dan pilek sejak 2 hari yang
lalu. Tanda vital 120/80 N= 120 x/, RR = 40 x/m, Tax = 37,8◦C.
Pemeriksaan fisik didapatkan ronkhi dan wheezing di semua
lapangan paru. Apakah etiologi paling sering dari penyakit
tersebut?
a. Staphylococcus aureus
b. Streptococcus pyogen
c. Moraxella catarrhalis
d. Corynobacterium difteriae
e. Haemofillus influenza
Anak perempuan 5 tahun datang dengan sesak sejak 2 jam yang
lalu, keluhan disertai demam batuk dan pilek sejak 2 hari yang
lalu. Tanda vital 120/80 N= 120 x/, RR = 40 x/m, Tax = 37,8◦C.
Pemeriksaan fisik didapatkan ronkhi dan wheezing di semua
lapangan paru. Apakah etiologi paling sering dari penyakit
tersebut?
a. Staphylococcus aureus
b. Streptococcus pyogen
c. Moraxella catarrhalis
d. Corynobacterium difteriae
e. Haemofillus influenza
Nelson Essential of Pediatric Edisi ke 7
110
Pasien 6 bulan datang dengan keluhan demam tinggi sejak 4 hari
yang lalu. Disertai sesak nafas dan tidak mau menetek.
Pemeriksaan fisik tampak letargi, HR 140x/menit, RR 54x/menit,
T 39.2. Pemeriksaan Lab Hb 10.2, Leukosit 52.000, Trombosit
98.000, Diffcount Eo 1%. Ba 2%, Stab 10%, Seg 80%, Mo 7%.
Apakah tatalaksana yang tepat?
a. Makrolide
b. Aminoglikosida
c. Sefalosporin
d. Golongan sulfa
e. Penisilin
Pneumonia
Pasien 6 bulan datang dengan keluhan demam tinggi sejak 4
hari yang lalu. Disertai sesak nafas dan tidak mau menetek.
Pemeriksaan fisik tampak letargi, HR 140x/menit, RR
54x/menit, T 39.2. Pemeriksaan Lab Hb 10.2, Leukosit 52.000,
Trombosit 98.000, Diffcount Eo 1%. Ba 2%, Stab 10%, Seg 80%,
Mo 7%. Apakah tatalaksana yang tepat?
a. Makrolide
b. Aminoglikosida
c. Sefalosporin
d. Golongan sulfa
e. Penisilin
Pneumonia, PPM IDAI 2011
111
Anak perempuan usia 3 tahun dibawa oleh ibunya dengan keluhan
batuk sejak 1 bulan ini. Pasien juga dikeluhkan demam dan keringat
dingin pada malam hari sejak 2 minggu terakhir. Berat badan anak
sulit naik meskipun makan banyak. Riwayat ayah pasien TB dengan
BTA (+) dan sedang menjalani pengobatan TB. Tindakan apakah
yang harus dilakukan?
a. Foto toraks dan BTA
b. Foto toraks dan uji tuberkulin
c. Uji tuberkulin dan skoring TB
d. Skoring TB dan terapi OAT
e. Skoring TB dan profilaksis INH
Skor TB = 6
Anak perempuan usia 3 tahun dibawa oleh ibunya dengan keluhan
batuk sejak 1 bulan ini. Pasien juga dikeluhkan demam dan keringat
dingin pada malam hari sejak 2 minggu terakhir. Berat badan anak
sulit naik meskipun makan banyak. Riwayat ayah pasien TB dengan
BTA (+) dan sedang menjalani pengobatan TB. Tindakan apakah
yang harus dilakukan?
a. Foto toraks dan BTA
b. Foto toraks dan uji tuberkulin
c. Uji tuberkulin dan skoring TB
d. Skoring TB dan terapi OAT
e. Skoring TB dan profilaksis INH
Juknis Manajemen
dan Tatalaksana TB
Anak, Kemenkes
2016
112
Seorang anak perempuan usia 13 bulan dibawa ke IGD RS karena sesak
napas dan batuk-batuk sejak 1 hari ini. Keluhan diawali dengan demam
dan pilek sejak 3 hari. Pemeriksaan fisik HR 150x/m, RR 60x/m, Tax
39C, tidak ada sianosis, retraksi ringan dan wheezing di seluruh lapang
paru. Apakah temuan radiologi thoraks yang mungkin ?
a. Gambaran air-trapped
b. Infiltrat di seluruh lapang paru
c. Reticulogranular pattern
d. Corakan bronkovaskular meningkat
e. Gambaran radiologi normal
Dx. Bronchiolitis
Seorang anak perempuan usia 13 bulan dibawa ke IGD RS karena sesak
napas dan batuk-batuk sejak 1 hari ini. Keluhan diawali dengan demam
dan pilek sejak 3 hari. Pemeriksaan fisik HR 150x/m, RR 60x/m, Tax
39C, tidak ada sianosis, retraksi ringan dan wheezing di seluruh lapang
paru. Apakah temuan radiologi thoraks yang mungkin ?
a. Gambaran air-trapped
b. Infiltrat di seluruh lapang paru
c. Reticulogranular pattern
d. Corakan bronkovaskular meningkat
e. Gambaran radiologi normal
Bronkiolitis (3B) Bronkopneumonia (4A)
Usia < 2 tahun Segala usia
Etiologi Virus Bakteri
>> Respiratory Syncytial Virus >> Streptococcus pneumonia
Manifestasi Klinis
Antibiotik rekomendasi :
Manifestasi Klinis
Antibiotik rekomendasi :
gejala TB
Tidak Ada
Follow up rutin
Observasi Lengkapi
pemberian INH
selama 6 bulan
116
Seorang ibu datang ke dokter dengan membawa anaknya berumur
1 minggu. Ibu sedang mengkonsumsi obat TB selama 3 bulan.
Pasien datang karena takut anaknya tertular TB. Pemeriksaan fisik
bayi dalam batas normal, bayi aktif menyusui. Apa yg seharusnya
pasien lakukan?
a. Pasien tetap memberikan ASI dan anak diberikan profilaksis INH
b. Pasien tetap memberikan ASI dan anak diberikan OAT
c. Pasien tetap memberikan ASI dan anak tidak diberikan
profilaksis INH karena tidak akan menular
d. Pasien tidak memberikan ASI tapi diganti dgn susu formula
e. Pasien tidak memberikan ASI dan anak diberikan profilaksis INH
Kontak TB (+), Tanpa Gejala, Usia < 5 tahun
INH Profilaksis
Seorang ibu datang ke dokter dengan membawa anaknya berumur
1 minggu. Ibu sedang mengkonsumsi obat TB selama 3 bulan.
Pasien datang karena takut anaknya tertular TB. Pemeriksaan fisik
bayi dalam batas normal, bayi aktif menyusui. Apa yg seharusnya
pasien lakukan?
a. Pasien tetap memberikan ASI dan anak diberikan profilaksis INH
b. Pasien tetap memberikan ASI dan anak diberikan OAT
c. Pasien tetap memberikan ASI dan anak tidak diberikan
profilaksis INH karena tidak akan menular
d. Pasien tidak memberikan ASI tapi diganti dgn susu formula
e. Pasien tidak memberikan ASI dan anak diberikan profilaksis INH
Alur Investigasi Kontak TB
Anak berkontak dengan
pasien TB
gejala TB
Tidak Ada
Umur > 5 thn dan Umur < 5 thn atau Juknis Manajemen
HIV (-) HIV (+) dan Tatalaksana TB
Tidak perlu PP INH PP INH Anak, Kemenkes
2016
Follow up rutin
Observasi Lengkapi
pemberian INH
selama 6 bulan
117
Seorang anak usia 7 tahun dibawa ibunya ke UGD RS dengan keluhan
sesak nafas 1 jam SMRS. Pada saat anak di UGD anak tampak rewel
sambil sesekali memanggil ibunya sambil berlari-lari di sekitar IGD.
Pemeriksaan tanda vital TD 110/70, nadi 110x/m, RR. 38x/m, Tax 370C,
wheezing ekspirasi ke kedua lapang paru. Diagnosis ?
a. Asma serangan ringan
b. Asma serangan sedang
c. Asma serangan berat
d. Asma intermiten
e. Asma persisten
Seorang anak usia 7 tahun dibawa ibunya ke UGD RS dengan keluhan
sesak nafas 1 jam SMRS. Pada saat anak di UGD anak tampak rewel
sambil sesekali memanggil ibunya sambil berlari-lari di sekitar IGD.
Pemeriksaan tanda vital TD 110/70, nadi 110x/m, RR. 38x/m, Tax 370C,
wheezing ekspirasi ke kedua lapang paru. Diagnosis ?
a. Asma serangan ringan
b. Asma serangan sedang
c. Asma serangan berat
d. Asma intermiten
e. Asma persisten
Derajat Serangan Asma pada Anak
118
Anak perempuan usia 6 tahun datang dibawa ayahnya ke IGD dengan
keluhan sesak napas yang dialami dua kali dalam sebulan ini. Diantara
serangan tidak ada keluhan batuk. Riwayat alergi dijumpai. Pemeriksaan
fisik suhu tubuh 36.5OC, frek napas 48x/m, nadi 96x/m. Apa klasifikasi
asma yang tepat pada pasien ini?
a. Asma intermiten
b. Asma persisten ringan
c. Asma persisten sedang
d. Asma serangan ringan
e. Asma serangan sedang
Anak perempuan usia 6 tahun datang dibawa ayahnya ke IGD dengan
keluhan sesak napas yang dialami dua kali dalam sebulan ini. Diantara
serangan tidak ada keluhan batuk. Riwayat alergi dijumpai. Pemeriksaan
fisik suhu tubuh 36.5OC, frek napas 48x/m, nadi 96x/m. Apa klasifikasi
asma yang tepat pada pasien ini?
a. Asma intermiten
b. Asma persisten ringan
c. Asma persisten sedang
d. Asma serangan ringan
e. Asma serangan sedang
Klasifikasi Kekerapan Gejala Asma
Pedoman Nasional Asma Anak (PNAA) 2015
Persisten Sedang Gejala asma > 1x/minggu, namun tidak setiap hari
Gejala :
• Sesak, terutama setelah aktivitas,
sianosis, sering jongkok setelah
aktivitas
Pemeriksaan fisik :
• Sianosis, jari tabuh, RVH, murmur
sistolik pada regio katup pulomnal
Pemeriksaan radiologis :
• Boot shape heart sign
124
Anak perempuan 5 tahun dikeluhkan sering terasa dingin pada kaki.
Pasien juga dikeluhkan berat badan nya sulit naik sejak kecil.
Pemeriksaan fisik tidak ada sianosis, didapatkan murmur
holosistolik di SIC III dan IV linea parasternal sinistra. Apakah
kemungkinan diagnosis pasien?
a. VSD
b. PAD
c. ASD
d. Koartio aorta
e. TOF
Anak perempuan 5 tahun dikeluhkan sering terasa dingin pada kaki.
Pasien juga dikeluhkan berat badan nya sulit naik sejak kecil.
Pemeriksaan fisik tidak ada sianosis, didapatkan murmur
holosistolik di SIC III dan IV linea parasternal sinistra. Apakah
kemungkinan diagnosis pasien?
a. VSD
b. PAD
c. ASD
d. Koartio aorta
e. TOF
Defek Septum Ventrikel (VSD)
Gejala Klinis :
• Gangguan pertumbuhan
• Sering ISPA berulang, sesak
Pemeriksaan Fisik :
• Murmur sistolik pada ICS 3-4
parasternal line kiri, meluas
sepanjang tepi kiri sternum
• Pada VSD besar dapat terjadi
peningkatan tahanan vaskuler
paru sehingga dapat
menyebabkan takipneu dan
retraksi
125
Bayi usia 1 minggu dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan sesak dan
tidak mau menetek sejak 1 hari yang lalu. Riwayat sebelumnya lahir
prematur usia kehamilan 35 minggu dan sempat dirawat di ruang
intensif menggunakan CPAP selama 3 hari. Pada pemeriksaan fisik bayi
terlihat sesak, sianosis (-), bunyi jantung I-II tunggal, didapatkan bising
kontinyu pada subklavia kiri. Apakah diagnosis bayi tersebut?
a. PDA
b. ASD
c. VSD
d. Stenosis Pulmonal
e. TOF
Bayi usia 1 minggu dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan sesak dan
tidak mau menetek sejak 1 hari yang lalu. Riwayat sebelumnya lahir
prematur usia kehamilan 35 minggu dan sempat dirawat di ruang
intensif menggunakan CPAP selama 3 hari. Pada pemeriksaan fisik bayi
terlihat sesak, sianosis (-), bunyi jantung I-II tunggal, didapatkan bising
kontinyu pada subklavia kiri. Apakah diagnosis bayi tersebut?
a. PDA
b. ASD
c. VSD
d. Stenosis Pulmonal
e. TOF
Patent Duktus Arteriosus (PDA)
Gejala Klinis :
• Sesak
• Kesulitan makan/minum
• Sering ISPA berulang
Pemeriksaan Fisik :
• Murmur kontinyu/machinery di
infraklavikula kiri atau subklavia kiri
atau ICS 2 midclavicular line kiri
126
Seorang anak perempuan usia 4 tahun BB 12 kg datang bersama
ibunya ke Poli Anak RS dengan keluhan tampak kurus dan
pertumbuhan terhambat dibandingkan anak seusianya. Pasien juga
dikeluhkan sering batuk dan berdebar-debar. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan statis gizi kurang, nadi 100x/m reguler, RR 34x/m, sianosis
(-), S1 dan S2 tunggal, bising sistolik tipe ejeksi pada ICS 2-3 parasternal
line sinistra derajat II/6. Apakah kemungkinan diagnosisnya apa?
a. VSD
b. ASD
c. PDA
d. Demam Rematik
e. PJR
Seorang anak perempuan usia 4 tahun BB 12 kg datang bersama
ibunya ke Poli Anak RS dengan keluhan tampak kurus dan
pertumbuhan terhambat dibandingkan anak seusianya. Pasien juga
dikeluhkan sering batuk dan berdebar-debar. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan statis gizi kurang, nadi 100x/m reguler, RR 34x/m, sianosis
(-), S1 dan S2 tunggal, bising sistolik tipe ejeksi pada ICS 2-3 parasternal
line sinistra derajat II/6. Apakah kemungkinan diagnosisnya apa?
a. VSD
b. ASD
c. PDA
d. Demam Rematik
e. PJR
Defek Septum Ventrikel (VSD)
Gejala Klinis :
• Gangguan pertumbuhan
• Sering ISPA berulang, sesak
Pemeriksaan Fisik :
• Murmur sistolik pada ICS 3-4
parasternal line kiri, meluas
sepanjang tepi kiri sternum
• Pada VSD besar dapat terjadi
peningkatan tahanan vaskuler
paru sehingga dapat
menyebabkan takipneu dan
retraksi
127
Seorang anak laki laki usia 6 tahun saat bermain bersama temannya
tiba-tiba bibir dan ujung jari sianosis. Riwayat sejak kecil pasien
sering mengalami sianosis pada bibir dan ujung-ujung jari. Pasien
dibawa ke IGD dengan kondisi sesak, kesadaran somnolen, nadi
110x/m, RR 32x/m, suhu 36.5OC, sianosis (+), murmur (+). Apakah
yang dapat ditemukan pada pemeriksaan rongten thoraks pasien?
A. Vaskularisasi paru bertambah
B. Vaskularisasi paru berkurang
C. Atrium kiri dan ventrikel kiri membesar
D. Atrium kanan dan ventrikel kiri membesar
E. Atrium kanan dan ventrikel kanan membesar
TOF
Seorang anak laki laki usia 6 tahun saat bermain bersama temannya
tiba-tiba bibir dan ujung jari sianosis. Riwayat sejak kecil pasien
sering mengalami sianosis pada bibir dan ujung-ujung jari. Pasien
dibawa ke IGD dengan kondisi sesak, kesadaran somnolen, nadi
110x/m, RR 32x/m, suhu 36.5OC, sianosis (+), murmur (+). Apakah
yang dapat ditemukan pada pemeriksaan rongten thoraks pasien?
A. Vaskularisasi paru bertambah
B. Vaskularisasi paru berkurang
C. Atrium kiri dan ventrikel kiri membesar
D. Atrium kanan dan ventrikel kiri membesar
E. Atrium kanan dan ventrikel kanan membesar
Kelainan pada TOF :
• Ventricular septal defect (VSD) Tetralogy of Fallot
• Pulmonary stenosis
• Overriding aorta
• Right ventricular hypertrophy
Gejala :
• Sesak, terutama setelah aktivitas,
sianosis, sering jongkok setelah
aktivitas
Pemeriksaan fisik :
• Sianosis, jari tabuh, RVH, murmur
sistolik pada regio katup pulomnal
Pemeriksaan radiologis :
• Boot shape heart sign
The boot shape heart sign
128
Pasien anak perempuan usia 7 tahun dibawa ke dokter dengan
keluhan sulit berjalan sejak 3 bulan ini, kedua lutut juga dikeluhkan
bengkak. Pasien tidak mau sekolah karena susah berjalan sehingga
tidak bisa mengikuti olahraga. Pemeriksaan fisik kedua lutut
bengkak, gait sulit dinilai. Pemerikdaan lab ANA test (+), LED 120.
Apakah diagnosis pasien?
a. SLE
b. Rheumatoid arthritis
c. Juvenil idiopathic arthritis
d. Osteomyelitis
e. Septic arthritis
Pasien anak perempuan usia 7 tahun dibawa ke dokter dengan
keluhan sulit berjalan sejak 3 bulan ini, kedua lutut juga dikeluhkan
bengkak. Pasien tidak mau sekolah karena susah berjalan sehingga
tidak bisa mengikuti olahraga. Pemeriksaan fisik kedua lutut
bengkak, gait sulit dinilai. Pemerikdaan lab ANA test (+), LED 120.
Apakah diagnosis pasien?
a. SLE
b. Rheumatoid arthritis
c. Juvenil idiopathic arthritis
d. Osteomyelitis
e. Septic arthritis
Juvenil idiopathic arthritis (JIA)
Diagnosis JIA berdasarkan International League of
Association for Rheumatology (ILAR)
129
Anak laki-laki 13 tahun diantar ke puskesmas oleh ibunya dengan
keluhan pertumbuhan yang lambat dan tidak mampu berdiri
sendiri. Riwayat patah tulang pada usia 5 bulan. Pemeriksaan fisik
didapatkan kedua kaki melengkung, kraniotapes, bengkak, serta
penebalan pada pergelangan tangan dan kaki. Apakah etiologi
kasus tersebut?
a. Aktivitas berlebihan dari osteoblast
b. Defisensi vitamin D
c. Defisiensi asam folat
d. Peningkatan remodelling osteoklas
e. Ketidakseimbangan osteoblast dan osteoklas
Rachitis
Anak laki-laki 13 tahun diantar ke puskesmas oleh ibunya dengan
keluhan pertumbuhan yang lambat dan tidak mampu berdiri
sendiri. Riwayat patah tulang pada usia 5 bulan. Pemeriksaan fisik
didapatkan kedua kaki melengkung, kraniotapes, bengkak, serta
penebalan pada pergelangan tangan dan kaki. Apakah etiologi
kasus tersebut?
a. Aktivitas berlebihan dari osteoblast
b. Defisensi vitamin D
c. Defisiensi asam folat
d. Peningkatan remodelling osteoklas
e. Ketidakseimbangan osteoblast dan osteoklas
Rachitis
• Definisi: gangguan mineralisasi
dan kalsifikasi tulang sebelum
menutupnya lempeng epifisis
yang terjadi akibat defisiensi
vitamin D, kalsium atau fosfor
• Faktor resiko : Intake vitamin D
kurang saat pre natal maupun
post natal, malabsorbsi
• Gejala dan tanda: pendek, dahi
menonjol, deformitas tulang dan
sendi (bowed leg/“O”, knocked
knee, dll)
• Tatalaksana: makanan, paparan
sinar matahari, suplementasi,
operatif
130
Anak perempuan usia 7 tahun dibawa ke dokter dengan keluhan
sesak napas sejak 3 hari yang lalu. Pasien juga sering mengeluh
nyeri pada hampir semua sendi serta sering sariawan berwarna
putih pada lidah. Hasil pemeriksaan fisik tanda vital dalam batas
normal, didapatkan perikarditis. Hasil lab ANA tes (+), anti DS DNA
(+). Apakah diagnosis pada pasien?
a. Systemic Lupus Erythematosus
b. Reumatoid Arthritis
c. Juvenile Idiopathic Arthtritis
c. Henoch Schonlein Purpura
d. Sytemic Sklerosis
Anak perempuan usia 7 tahun dibawa ke dokter dengan keluhan
sesak napas sejak 3 hari yang lalu. Pasien juga sering mengeluh
nyeri pada hampir semua sendi serta sering sariawan berwarna
putih pada lidah. Hasil pemeriksaan fisik tanda vital dalam batas
normal, didapatkan perikarditis. Hasil lab ANA tes (+), anti DS DNA
(+). Apakah diagnosis pada pasien?
a. Systemic Lupus Erythematosus
b. Reumatoid Arthritis
c. Juvenile Idiopathic Arthtritis
c. Henoch Schonlein Purpura
d. Sytemic Sklerosis
131
Seorang anak usia 10 tahun dibawa ke UGD karena pingsan setelah
mendapat injeksi penisilin. Pasien mengalami penurunan
kesadaran, akral dingin, denyut nadi teraba lemah, tekanan darah
70/palpasi, pasien nampak sesak dan terdengar suara mengorok.
Penanganan awal yang harus diberikan adalah?
a. Injeksi adrenalin 1:1000 (IM)
b. Injeksi adrenalin 1:10.000 (IM)
c. Injeksi adrenalin 1:10.000 (IV)
d. Injeksi dexamethason (IV)
e. Injeksi methylprednisolon (IV)
Syok Anafilaktik
Seorang anak usia 10 tahun dibawa ke UGD karena pingsan setelah
mendapat injeksi penisilin. Pasien mengalami penurunan
kesadaran, akral dingin, denyut nadi teraba lemah, tekanan darah
70/palpasi, pasien nampak sesak dan terdengar suara mengorok.
Penanganan awal yang harus diberikan adalah?
a. Injeksi adrenalin 1:1000 (IM)
b. Injeksi adrenalin 1:10.000 (IM)
c. Injeksi adrenalin 1:10.000 (IV)
d. Injeksi dexamethason (IV)
e. Injeksi methylprednisolon (IV)
1. Have a written emergency protocol
2. Remove exposure to the trigger
Tatalaksana 3.
1. Protokol emergensi
4.
2. Hindarkan/hentikan paparan alergen
5.
3. Nilai CAB
4. Panggil bantuan
6.
5. Adrenalin 0,3-0,5 ml dari larutan
1:1000 secara intramuskular, dapat
7.
diulangi 5-10 menit
6. Posisi trendelenburg atau berbaring
dengan kedua tungkai diangkat 8.
7. Pemberian oksigen 3-5 lpm
8. Pemasangan infus 9.