Anda di halaman 1dari 435

INGENIO BATCH 1 2018

1
Seorang ibu memeriksakan anak laki-laki berusia 2 tahun dengan keluhan
1 bulan terakhir tampak lemas dan tidak mau makan. Pasien riwayat
minum ASI ekslusif 6 bulan. Pada usia 7 bulan pasien diberi MPASI bubur
susu 1/2 mangkuk tidak habis, sering dimuntahkan tiap makan. Pasien
tidak suka makan daging atau hati dan sayuran. Pemeriksaan fisik
konjungtiva anemis, lain-lain dbn. Pemeriksaan lab didapatkan Hb 9 g/dL,
Leukosit 4.900, Trombosit 250.000, Hct 32%, MCV 60%, MCH 27%, MCHC
18%. Bagaimanakah penatalaksanaan yang dapat diberikan pada pasien?
a. Pemberian suplemen Fe selama 3 bulan
b. Pemberian suplemen Fe selama 6 bulan
c. Pemberian susu formula dengan Fe dosis tinggi
d. Pemberian makanan padat dengan porsi sedikit tapi sering
e. Pemberian makanan tambahan yang mengandung Fe
Anemia Defisiensi Fe
Seorang ibu memeriksakan anak laki-laki berusia 2 tahun dengan keluhan
1 bulan terakhir tampak lemas dan tidak mau makan. Pasien riwayat
minum ASI ekslusif 6 bulan. Pada usia 7 bulan pasien diberi MPASI bubur
susu 1/2 mangkuk tidak habis, sering dimuntahkan tiap makan. Pasien
tidak suka makan daging atau hati dan sayuran. Pemeriksaan fisik
konjungtiva anemis, lain-lain dbn. Pemeriksaan lab didapatkan Hb 9 g/dL,
Leukosit 4.900, Trombosit, Hct 32%, MCV 60%, MCH 27%, MCHC 18%.
Bagaimanakah penatalaksanaan yang dapat diberikan pada pasien?
a. Pemberian suplemen Fe selama 3 bulan
b. Pemberian suplemen Fe selama 6 bulan
c. Pemberian susu formula dengan Fe dosis tinggi
d. Pemberian makanan padat dengan porsi sedikit tapi sering
e. Pemberian makanan tambahan yang mengandung Fe
 Terapi
– Suplementasi dengan preparat Fe dosis 4-6 mg/kgBB/hari
– Pemberian suplementasi Fe minimal selama 3 bulan
– Transfusi PRC hanya diberikan pada anemia berat dengan kadar
Hb < 4 g/dL

Diagnosis ADB

1 bulan 2-3 bulan

Mulai Terapi Fe Respon (+) Evaluasi


Bila Hb ≥ 2 g/dL
2
Bayi laki-laki usia 6 bulan dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan lemas
dan tidak mau menyusu sejak 1 minggu terakhir. Pemeriksaan fisik
didapatkan facies cooley, anemis, ikterik, spleen teraba schuffner II-III.
Tanda vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan darah didapatkan
gambaran sel target (+) dengan gambaran sel darah merah anisositosis
dan poikilosis. Hb 7,6 gr/dl, leukosit 5.600, trombosit 170.000, MCV 49
fL, MCHC 15 fL. Apakah diagnosis yang memungkinkan?
a. Talasemia minor
b. Talasemia mayor
c. Anemia penyakit kronis
d. Leukimia
e. Anemia hemolitik
Talasemia + gejala PSK
Bayi laki-laki usia 6 bulan dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan lemas
dan tidak mau menyusu sejak 1 minggu terakhir. Pemeriksaan fisik
didapatkan facies cooley, anemis, ikterik, spleen teraba schuffner II-III.
Tanda vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan darah didapatkan
gambaran sel target (+) dengan gambaran sel darah merah anisositosis
dan poikilosis. Hb 7,6 gr/dl, leukosit 5.600, trombosit 170.000, MCV 49
fL, MCHC 15 fL. Apakah diagnosis yang memungkinkan?
a. Talasemia minor
b. Talasemia mayor
c. Anemia penyakit kronis
d. Leukimia
e. Anemia hemolitik
 Etiologi :
Kelainan genetik pada pembentukan rantai globin
 Anamnesa :
Riwayat keluarga talasemia, riwayat transfusi berulang
 Pemeriksaan Fisik :
Pucat, hepatosplenomegali, ikterik, facies cooley/rodent face,
gangguan tumbuh kembang
 Lab :
– Hapusan darah tepi : hipokrom, mikrositer, anisotosis,
poikilositosis, target cell)
– GOLD STANDARD : Hb Elektroforesa/Analisa Hb
 Terapi :
Transfusi PRC bila Hb<7 g/dL atau Hb≥7 g/dL dengan gejala talasemia
Hb Elektroforesa :
INDIVIDU NORMAL
· HbA (α2β2) : 95%-98%
· HbA2 (α2ϑ2) : 1,5%-3,5%
· HbF (α2ɣ2) : < 2%

TALASEMIA ALFA
Hemoglobin NORMAL
· HbA, HbA2 , HbF : turun
· Terdapat HbH (β4) atau Hb
Bart’s (ɣ4)

TALASEMIA BETA
· HbA turun
· HbA2 dan/atau HbF Talasemia Talasemia
meningkat MINOR MAYOR
3
Anak perempuan usia 10 tahun datang dengan orang tua ke puskesmas
karena sering merasa lelah sejak 1 bulan ini. Riwayat anak selama ini
tidak suka minum susu, sayur dan daging. Keadaan umum tampak lesu
dengan wajah pucat dan tanda vital dalam batas normal. Pada
pemeriksaan fisik terdapat konjungtiva anemis dan telapak tangan
tampak pucat. Pemeriksaan lab Hb 8,6, leukosit 7.000, Hct 25%, trombo
276.000, MCV 75, MCH 25, MCHC 31, retikulosit 1,1. Pemeriksaan
penunjang apakah yang diperlukan pada kasus di atas?
a. SI/TIBC
b. RDW
c. Hapusan darah tepi
d. Hb elektroforesis
e. Tes Coomb’s
Anemia Defisiensi Fe
Anak perempuan usia 10 tahun datang dengan orang tua ke puskesmas
karena sering merasa lelah sejak 1 bulan ini. Riwayat anak selama ini
tidak suka minum susu, sayur dan daging. Keadaan umum tampak lesu
dengan wajah pucat dan tanda vital dalam batas normal. Pada
pemeriksaan fisik terdapat konjungtiva anemis dan telapak tangan
tampak pucat. Pemeriksaan lab Hb 8,6, leukosit 7.000, Hct 25%, trombo
276.000, MCV 75, MCH 25, MCHC 31, retikulosit 1,1. Pemeriksaan
penunjang apakah yang diperlukan pada kasus di atas?
a. SI/TIBC
b. RDW
c. Hapusan darah tepi
d. Hb elektroforesis
e. Tes Coomb’s
 Etiologi : asupan Fe yang rendah, riwayat infeksi cacing
 Gejala :
– Pucat, 5 L (lemah, letih, lesu, lelah, dan lalai), pica
 Pemeriksaan Fisik :
– Anemis, koilonikia (spoon nails), atrofi papil lidah (glositis),
stomatitis angularis, takikardi, gagal jantung
 Lab :
– DL (Hb , MCV , MCH , MCHC )
– Hapusan darah tepi (hipokrom, mikrositer, anisotosis,
poikilositosis, pencil/ cigar cell)
– GOLD STANDARD : Serum Iron , Serum Ferritin , TIBC
Soal Bonus
Anak umur 11 tahun datang diantar orang tua dengan keluhan merasa
lemas dan mudah lelah sejak beberapa hari terakhir. Tidak ada riwayat
demam, mual/muntah atau nyeri perut sebelumnya. Pasien memiliki
riwayat operasi lambung halus 1 tahun yang lalu. Pemeriksaan fisik
tanda vital dalam batas normal dan didapatkan konjuntiva anemis.
Pemeriksaan Lab : Hb 8 g/dl, Hct 29%, Leukosit 4.600, Trombosit
230.000, MCV 112 MCH 34. Apakah diagnosis pada anak tersebut?
a. Anemia defisiensi Fe
b. Anemia defisiensi B12 dan asam folat
c. Anemia penyakit kronis
d. Anemia hemolitik
e. Anemia aplastik
Anemia Normokrom Makrositer
Anak umur 11 tahun datang diantar orang tua dengan keluhan merasa
lemas dan mudah lelah sejak beberapa hari terakhir. Tidak ada riwayat
demam, mual/muntah atau nyeri perut sebelumnya. Pasien memiliki
riwayat operasi lambung halus 1 tahun yang lalu. Pemeriksaan fisik
tanda vital dalam batas normal dan didapatkan konjuntiva anemis.
Pemeriksaan Lab : Hb 8 g/dl, Hct 29%, Leukosit 4.600, Trombosit
230.000, MCV 112 MCH 34. Apakah diagnosis pada anak tersebut?
a. Anemia defisiensi Fe
b. Anemia defisiensi B12 dan asam folat
c. Anemia penyakit kronis
d. Anemia hemolitik
e. Anemia aplastik
Absorbsi B12 dan Asam Folat
4
Anak perempuan usia 5 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan keluhan
pucat sejak 1 bulan terakhir. Pasien juga dikeluhkan kulit dan tungkai
sering memar. Pemeriksaan fisik tanda vital dalam batas normal,
konjungtiva anemis, echimosis pada tungkai atas dan bawah, hepar
dan lien tidak teraba besar. Dari pemeriksaan laboratorium Hb 7 g/dl,
Hct 29%, leukosit 2000/uL, trombosit 40.000/uL, MCV 92 fL, MCH 38
fL, MCHC 40 fL. Diagnosis yang mungkin?
a. Anemia aplastik
b. Anemia hemolitk
c. Anemia defsiensi besi
d. Anemia penyakit kronik
e. Anemia pernisiosa
4
Anak perempuan usia 5 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan keluhan
pucat sejak 1 bulan terakhir. Pasien juga dikeluhkan kulit dan tungkai
sering memar. Pemeriksaan fisik tanda vital dalam batas normal,
konjungtiva anemis, echimosis pada tungkai atas dan bawah, hepar
dan lien tidak teraba besar. Dari pemeriksaan laboratorium Hb 7 g/dl,
Hct 29%, leukosit 2000/uL, trombosit 40.000/uL, MCV 92 fL, MCH 38
fL, MCHC 40 fL. Diagnosis yang mungkin?
a. Anemia aplastik
b. Anemia hemolitk
c. Anemia defsiensi besi
d. Anemia penyakit kronik
e. Anemia pernisiosa
Anemia Aplastik (2)
Anemia
Trombositopenia PANSITOPENIA (KHAS!!)
Leukopeni
 Etiologi :
Idiopatik, obat, zak kimia, radiasi, infeksi
 Diagnosis GOLD STANDARD : biopsi sumsum tulang
 Terapi :
Immunosuppressive agents, hematopoietic growth factors,
transfusi, hematopoietic cell transplantation
5
Anak usia 5 tahun datang dengan ibunya dengan keluhan lemas sejak 6
bulan. Pasien juga dikeluhkan tampak pucat sejak 1 tahun terakhir.
Riwayat pasien pernah di tranfusi 1,5 tahun lalu. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan nadi 100x/m, rr 20x/m, Tax 37OC, hepar teraba 3 jari di
bawah arkus costae, limpa teraba schufner IV. Pada hasil lab ditemukan
Hb 6,8 g/dl, Leu 5.600, Tro. 180.000, peningkatan HbA2 dan HbF.
diagnosis adalah?
a. Thalasemia alfa mayor
b. Thalasemia alfa minor
c. Thalasemia beta mayor
d. Thalasemia beta minor
e. Sickle cell disease
5
Anak usia 5 tahun datang dengan ibunya dengan keluhan lemas sejak 6
bulan. Pasien juga dikeluhkan tampak pucat sejak 1 tahun terakhir.
Riwayat pasien pernah di tranfusi 1,5 tahun lalu. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan nadi 100x/m, rr 20x/m, Tax 37OC, hepar teraba 3 jari di
bawah arkus costae, limpa teraba schufner IV. Pada hasil lab ditemukan
Hb 6,8 g/dl, Leu 5.600, Tro. 180.000, peningkatan HbA2 dan HbF.
diagnosis adalah?
a. Thalasemia alfa mayor
b. Thalasemia alfa minor
c. Thalasemia beta mayor
d. Thalasemia beta minor
e. Sickle cell disease
Hb Elektroforesa
INDIVIDU NORMAL
· HbA (α2β2) : 95%-98%
· HbA2 (α2ϑ2) : 1,5%-3,5%
· HbF (α2ɣ2) : < 2%

TALASEMIA ALFA Hemoglobin NORMAL


· HbA, HbA2 , HbF : turun
· Terdapat HbH (β4) atau Hb
Bart’s (ɣ4)

TALASEMIA BETA
· HbA turun
Talasemia Talasemia
· HbA2 dan/atau HbF MINOR MAYOR
meningkat
6
Seorang bayi laki laki usia 0 hari, dilahirkan beberapa jam yang lalu
secara pervaginan, usia kehamilan cukup bulan, dengan AS 7-9. Namun
pada pemeriksaan fisik ditemukan ikterus kramer III. Dari pemeriksaan
lebih lanjut ternyata didapatkan golongan darah bayi A+ dan ibu B+.
Apakah pemeriksaan penunjang untuk membantu menegakkan
diagnosis?
a. Pemeriksaan hemaglobinuria
b. Pemeriksaan fungsi hati
c. Pemeriksaan fungsi ginjal
d. Direct coomb test
e. Apusan darah tepi
Inkompatibilitas ABO
Seorang bayi laki laki usia 0 hari, dilahirkan beberapa jam yang lalu
secara pervaginan, usia kehamilan cukup bulan, dengan AS 7-9. Namun
pada pemeriksaan fisik ditemukan ikterus kramer III. Dari pemeriksaan
lebih lanjut ternyata didapatkan golongan darah bayi A+ dan ibu B+.
Apakah pemeriksaan penunjang untuk membantu menegakkan
diagnosis?
a. Pemeriksaan hemaglobinuria
b. Pemeriksaan fungsi hati
c. Pemeriksaan fungsi ginjal
d. Direct coomb test
e. Apusan darah tepi
Inkompatibilitas ABO
IBU Antigen Antibodi JANIN / AYAH Antigen Antibodi
O - Anti A, Anti B A A Anti B
B B Anti A
AB A, B -
O - Anti A, Anti B
A A Anti B A A Anti B
B B Anti A
AB A, B -
O - Anti A, Anti B
B B Anti A A A Anti B
B B Anti A
AB A, B -
O - Anti A, Anti B
AB A, B - A A Anti B
B B Anti A
AB A, B -
O - Anti A, Anti B
7
Bayi baru lahir dirujuk oleh bidan ke RS karena tampak pucat dan
ikterik. Riwayat persalinan normal pervaginam, usia kehamilan cukup
bulan, BBL 2.900 gram, AS 8-9. Pemeriksaan tanda vital dalam batas
normal, didapatkan anmeis dan ikterus kramer IV. Pemeriksaan lab :
Hb 6 g/dL, Hct 28%, Eritrosit 2.400.000, Leukosit 9.200, Trombosit
160.000. Ibu pasien memiliki golongan darah A rhesus positif dan bayi
AB rhesus positif. Apakah diagnosa pasien ini?
a. Anemia
b. Asfiksia neonatorum
c. Sepsis neonatorum
d. Inkompatibilitas Rhesus
e. Inkompatibilitas ABO
Bayi baru lahir dirujuk oleh bidan ke RS karena tampak pucat dan
ikterik. Riwayat persalinan normal pervaginam, usia kehamilan cukup
bulan, BBL 2.900 gram, AS 8-9. Pemeriksaan tanda vital dalam batas
normal, didapatkan anmeis dan ikterus kramer IV. Pemeriksaan lab :
Hb 6 g/dL, Hct 28%, Eritrosit 2.400.000, Leukosit 9.200, Trombosit
160.000. Ibu pasien memiliki golongan darah A rhesus positif dan bayi
AB rhesus positif. Apakah diagnosa pasien ini?
a. Anemia
b. Asfiksia neonatorum
c. Sepsis neonatorum
d. Inkompatibilitas Rhesus
e. Inkompatibilitas ABO
Inkompatibilitas ABO
IBU Antigen Antibodi JANIN / AYAH Antigen Antibodi
O - Anti A, Anti B A A Anti B
B B Anti A
AB A, B -
O - Anti A, Anti B
A A Anti B A A Anti B
B B Anti A
AB A, B -
O - Anti A, Anti B
B B Anti A A A Anti B
B B Anti A
AB A, B -
O - Anti A, Anti B
AB A, B - A A Anti B
B B Anti A
AB A, B -
O - Anti A, Anti B
8
Seorang bayi berusia 6 hari dibawa ibunya ke RS dengan keluhan kuning.
Bayi saat ini hanya minum ASI, minum baik. Pemeriksan fisik kesadaran
alert dan semua tanda-tanda menunjukkan keadaan masih baik. Pada
pemeriksaan lab didapatkan bilirubin total 14, bilirubin direk 0,7. Ibu
golongan darah O Rh+ anak golongan darah A Rh+. Pada hapusan darah
ditemukan mikrosferosit (+). Diagnosis yang tepat adalah:
a. Breast feeding jaundice
b. Sferositosis herediter
c. Defisiensi enzim G6PD
d. Inkompatibilitas Rhesus
e. Inkompatibilitas ABO
8
Seorang bayi berusia 6 hari dibawa ibunya ke RS dengan keluhan kuning.
Bayi saat ini hanya minum ASI, minum baik. Pemeriksan fisik kesadaran
alert dan semua tanda-tanda menunjukkan keadaan masih baik. Pada
pemeriksaan lab didapatkan bilirubin total 14, bilirubin direk 0,7. Ibu
golongan darah O Rh+ anak golongan darah A Rh+. Pada hapusan darah
ditemukan mikrosferosit (+). Diagnosis yang tepat adalah:
a. Breast feeding jaundice
b. Sferositosis herediter
c. Defisiensi enzim G6PD
d. Inkompatibilitas Rhesus
e. Inkompatibilitas ABO
· Sferositosis Herediter
Kelainan Membran
· Eliptosistosis Herediter

Intra Kelainan Enzim · Defisiensi G6PD


Sel · Defisiensi piruvat kinase

Kelainan Hemoglobin
Anemia Hemolitik :
· Anemia (+)
Talasemia
· Ikterik (+)
· Hepato/spleno
megali (+) · Mutasi pada gen hemoglobin
Sickle Cell · Eritrosit berbentuk bulan sabit
· Bil. Indirek naik
· Retikulosit naik
AIHA · Terbentuk autoantibodi terhadap eritrosit
· Riwayat transfusi tidak pernah cocok
· Cooms Test (+)
Ekstra
Sel
Ibu Bayi/Ayah
Inkompatibilitas Rh - Rh +
Golongan Darah Ibu Bayi/Ayah
O A atau B atau AB
A B
B A
Sferositosis Herediter
· Kelainan genetik berupa anemia hemolitik yang ditandai
dengan adanya eritrosit yang berbentuk sferis.
· Etiologi : kelainan pada protein membran eritrosit
9
Seorang anak perempuan berusia 4 tahun dibawa orang tuanya ke
poliklinik RS dengan keluhan perut membesar sejak 3 bulan lalu. Nafsu
makan menurun dan sering perdarahan gusi. Pasien juga sering
demam namun tidak tinggi disertai batuk dan pilek. Makin lama pasien
tampak pucat, lemah, letih, lesu dan malas bermain. Dari pemeriksaan
fisik didapatkan pasien tampak kurus, hepar membesar, lien scufner IV.
Hb 6,1 g/dl, leukosit 80.000, trombosit 45.000, dari apusan darah tepi
didapatkan sel blast 40%. Pemeriksaan penunjang yang tepat?
a. Lumbal Pungsi
b. HB elektroforesis
c. Bone Marrow Puncture
d. Hapusan darah tepi
e. USG Abdomen
Leukemia
Seorang anak perempuan berusia 4 tahun dibawa orang tuanya ke
poliklinik RS dengan keluhan perut membesar sejak 3 bulan lalu. Nafsu
makan menurun dan sering perdarahan gusi. Pasien juga sering
demam namun tidak tinggi disertai batuk dan pilek. Makin lama pasien
tampak pucat, lemah, letih, lesu dan malas bermain. Dari pemeriksaan
fisik didapatkan pasien tampak kurus, hepar membesar, lien scufner IV.
Hb 6,1 g/dl, leukosit 80.000, trombosit 45.000, dari apusan darah tepi
didapatkan sel blast 40%. Pemeriksaan penunjang yang tepat?
a. Lumbal Pungsi
b. HB elektroforesis
c. Bone Marrow Puncture
d. Hapusan darah tepi
e. USG Abdomen
Leukemia (2)
· Gejala dan Tanda : pucat, lemas, perdarahan, demam, BB turun, nyeri
sendi, hepato-slenomegali, pembesaran KGB
· Pemeriksaan penunjang :
– Leukositosis
Philadelphia
– Bisa disertai anemia atau trombositopenia chromosome

Lymphoblast (+) Myeloblast (+), Auer rods Smudge Cells Hypercelluler


Gejala Leukemia
10
Anak perempuan usia 4 tahun datang dibawa ibunya periksa ke dokter
dengan keluhan perdarahan pada gusi sejak 3 bulan. Pasien juga
dikeluhkan tampak pucat dan lemas. Pemeriksaan fisik tanda vital
dalam batas normal, konjungtiva anemis dan terdapat pembesaran
gusi. Pemeriksaan lab Hb 4 g/dl, Hct 17%, leukosit 100.000 /uL,
trombosit 16.000/uL, limfoblast 25%. Apakah diagnosa pasien ini?
a. Leukemia leukositik akut
b. Leukemia myeloblastik akut
c. Leukemia limfositik akut
d. Leukemia limfositik kronik
e. Myelodisplasia
ALL
Anak perempuan usia 4 tahun datang dibawa ibunya periksa ke dokter
dengan keluhan perdarahan pada gusi sejak 3 bulan. Pasien juga
dikeluhkan tampak pucat dan lemas. Pemeriksaan fisik tanda vital
dalam batas normal, konjungtiva anemis dan terdapat pembesaran
gusi. Pemeriksaan lab Hb 4 g/dl, Hct 17%, leukosit 100.000 /uL,
trombosit 16.000/uL, limfoblast 25%. Apakah diagnosa pasien ini?
a. Leukemia leukositik akut
b. Leukemia myeloblastik akut
c. Leukemia limfositik akut
d. Leukemia limfositik kronik
e. Myelodisplasia
Leukemia
· Gejala dan Tanda : pucat, lemas, perdarahan, demam, BB turun, nyeri
sendi, hepato-slenomegali, pembesaran KGB
· Pemeriksaan penunjang :
– Leukositosis
– Bisa disertai anemia atau trombositopenia

Lymphoblast (+) Myeloblast (+), Auer rods Smudge Cells Hypercelluler


11
Seorang anak laki-laki 8 tahun datang dengan keluhan lutut bengkak
dan kemerahan sejak hari ini. Tidak ada riwayat trauma. Pasien
sebelumnya pernah mengalami perdarahan masif saat dilakukan
sirkumsisi. Riwayat kakak laki-laki pasien yang kini sudah meninggal
juga sering mengalami keluhan serupa. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan hemarthrosis genue dextra dan sinistra, pemeriksaan fisik
lain normal. Hasil lab Hb 12 g/dL, Hct 38%, Leukosit 4.500 mm3,
Trombosit 357.000 mm3. Kelainan apakah yang dialami pasien?
a. Kuantitatif trombosit
b. Kualitatif trombosit
c. Koagulasi
d. Trombosis
e. Pembuluh darah
Hemofilia
Seorang anak laki-laki 8 tahun datang dengan keluhan lutut bengkak
dan kemerahan sejak hari ini. Tidak ada riwayat trauma. Pasien
sebelumnya pernah mengalami perdarahan masif saat dilakukan
sirkumsisi. Riwayat kakak laki-laki pasien yang kini sudah meninggal
juga sering mengalami keluhan serupa. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan hemarthrosis genue dextra dan sinistra, pemeriksaan fisik
lain normal. Hasil lab Hb 12 g/dL, Hct 38%, Leukosit 4.500 mm3,
Trombosit 357.000 mm3 (normal). Kelainan apakah yang dialami
pasien?
a. Kuantitatif trombosit
b. Kualitatif trombosit
c. Koagulasi
d. Trombosis
e. Pembuluh darah
Kelainan Hemostasis dan Koagulasi

Trombosit Faktor Koagulasi Vaskuler


Henoch
ITP Hemofili Defisiensi Vit. K Schonlein
Purpura
· Riwayat post · H. A Defisiensi · Riwayat belum · Purpura di
infeksi Faktor VIII disuntik vitamin ekstremitas
· Purpura pada · H. B Defisiensi K saat lahir bawah atau
kulit dan mukosa Faktor IX · Riwayat ASI daerah yang
· Diturunkan X- kurang terkena
· Trombositopenia
linked recessive · Bayi kecil (1-6 penekanan
· Bleeding time >>
· Riw. keluarga bulan) · Nyeri sendi/otot,
· Coombs Test (+) nyeri perut
· Terapi : Steroid, laki-laki · Defisiensi faktor
· APTT >> II, VII, IX, X · Autoimun
Imunosupresan, Vaskulitis
Transfusi TC · Clotting time >> · PT >> APTT >>
· Clotting time >> · Terapi : Steroid,
· Terapi : Transfusi Imunosupresan
Konsentrat · Terapi : Injeksi
Faktor VIII/IX/ Vitamin K,
Cryoprecipitate/ Transfusi FFP
FFP
Derajat Hemofilia
RINGAN
Perdarahan terjadi akibat trauma berat
(contoh: injeksi, sirkumsisi, cabut gigi, jatuh, dll)
Aktivitas faktor pembekuan 5-25%

SEDANG
Perdarahan terjadi akibat trauma ringan
(contoh: merangkak, berjalan, dll)
aktivitas faktor pembekuan 1-5%

BERAT
Perdarahan terjadi tanpa trauma (spontan)
Aktivitas faktor pembekuan < 1%
12
Anak laki – laki 4 tahun di bawa ibunya ke RS dengan keluhan mimisan
dan timbul bercak-bercak merah pada kulitnya sejak 10 hari yang lalu.
Awalnya pasien demam 1 minggu yang lalu batuk pilek tp sudah sembuh.
Pemeriksaan fisik TD 100/70, nadi 94x/menit, nafas 20x/menit, suhu
afebris. Lab didapatkan Hb 11,4 gr/dl, leukosit 6.300/mm3, trombosit
18.000/mm3. PT dan aPTT normal. Apakah diagnosis pada anak ini?
a. Hemofilia
b. DIC
c. ITP
d. Defisiensi vitamin K
e. Von Willebrand Disease
Trombositopenia ITP
Anak laki – laki 4 tahun di bawa ibunya ke RS dengan keluhan mimisan
dan timbul bercak-bercak merah pada kulitnya sejak 10 hari yang lalu.
Awalnya pasien demam 1 minggu yang lalu batuk pilek tp sudah sembuh.
Pemeriksaan fisik TD 100/70, nadi 94x/menit, nafas 20x/menit, suhu
afebris. Lab didapatkan Hb 11,4 gr/dl, leukosit 6.300/mm3, trombosit
18.000/mm3. PT dan aPTT normal. Apakah diagnosis pada anak ini?
a. Hemofilia
b. DIC
c. ITP
d. Defisiensi vitamin K
e. Von Willebrand Disease
Kelainan Hemostasis dan Koagulasi

Trombosit Faktor Koagulasi Vaskuler


Henoch
ITP Hemofili Defisiensi Vit. K Schonlein
Purpura
· Riwayat post · H. A Defisiensi · Riwayat belum · Purpura di
infeksi Faktor VIII disuntik vitamin ekstremitas
· Purpura pada · H. B Defisiensi K saat lahir bawah atau
kulit dan mukosa Faktor IX · Riwayat ASI daerah yang
· Diturunkan X- kurang terkena
· Trombositopenia
linked recessive · Bayi kecil (1-6 penekanan
· Bleeding time >>
· Riw. keluarga bulan) · Nyeri sendi/otot,
· Coombs Test (+) nyeri perut
· Terapi : Steroid, laki-laki · Defisiensi faktor
· APTT >> II, VII, IX, X · Autoimun
Imunosupresan, Vaskulitis
Transfusi TC · Clotting time >> · PT >> APTT >>
· Clotting time >> · Terapi : Steroid,
· Terapi : Transfusi Imunosupresan
Konsentrat · Terapi : Injeksi
Faktor VIII/IX/ Vitamin K,
Cryoprecipitate/ Transfusi FFP
FFP
13
Bayi laki-laki 5 hari di bawa ibunya ke RS dengan keluhan perdarahan
yang sukar berhenti pada bekas suntikan hepatitis B. Pada pemeriksaan
fisik tampak darah merembes dari bekas suntikan paha kanan, anemis
(+), ikterus(-), hepatomegali(-), splenomegali (-). Riwayat bayi sejak lahir
mendapat susu formula karena ASI tidak keluar. Hasil lab Hb 11, Leukosit
8.500, trombrosit 170.000, PT dan aPTT memanjang. Diagnosis yang
tepat?
a. ITP
b. Hemofilia A
c. Hemofilia B
d. Defisiensi vitamin K
e. DIC
Bayi laki-laki 5 hari di bawa ibunya ke RS dengan keluhan perdarahan
yang sukar berhenti pada bekas suntikan hepatitis B. Pada pemeriksaan
fisik tampak darah merembes dari bekas suntikan paha kanan, anemis
(+), ikterus(-), hepatomegali(-), splenomegali (-). Riwayat bayi sejak lahir
mendapat susu formula karena ASI tidak keluar. Hasil lab Hb 11, Leukosit
8.500, trombrosit 170.000, PT dan aPTT memanjang. Diagnosis yang
tepat?
a. ITP
b. Hemofilia A
c. Hemofilia B
d. Defisiensi vitamin K
e. DIC
Kelainan Hemostasis dan Koagulasi

Trombosit Faktor Koagulasi Vaskuler


Henoch
ITP Hemofili Defisiensi Vit. K Schonlein
Purpura
· Riwayat post · H. A Defisiensi · Riwayat belum · Purpura di
infeksi Faktor VIII disuntik vitamin ekstremitas
· Purpura pada · H. B Defisiensi K saat lahir bawah atau
kulit dan mukosa Faktor IX · Riwayat ASI daerah yang
· Diturunkan X- kurang terkena
· Trombositopenia
linked recessive · Bayi kecil (1-6 penekanan
· Bleeding time >>
· Riw. keluarga bulan) · Nyeri sendi/otot,
· Coombs Test (+) nyeri perut
· Terapi : Steroid, laki-laki · Defisiensi faktor
· APTT >> II, VII, IX, X · Autoimun
Imunosupresan, Vaskulitis
Transfusi TC · Clotting time >> · PT >> APTT >>
· Clotting time >> · Terapi : Steroid,
· Terapi : Transfusi Imunosupresan
Konsentrat · Terapi : Injeksi
Faktor VIII/IX/ Vitamin K,
Cryoprecipitate/ Transfusi FFP
FFP
14
Anak perempuan 15 tahun datang dengan keluhan terdapat bintik-bintik
merah di kedua kakinya. Pasien juga mengeluhkan susah buang air besar,
nyeri sendi namun tidak ada demam. Riwayat 2 minggu sebelumnya
pasien mengalami batuk pilek. Pemeriksaan fisik didapatkan purpura dan
beberapa hematom serta hiperpigmentasi pada pantat dan kedua
ekstermitas bawah. Hasil lab Hb 12, Leukosit 6.500, trombrosit 270.000,
PT dan aPTT normal. Diagnosis?
a. Henoch schonlein purpura
b. ITP
c. DHF
d. Viral infection
e. Measles
Anak perempuan 15 tahun datang dengan keluhan terdapat bintik-bintik
merah di kedua kakinya. Pasien juga mengeluhkan susah buang air besar,
nyeri sendi namun tidak ada demam. Riwayat 2 minggu sebelumnya
pasien mengalami batuk pilek. Pemeriksaan fisik didapatkan purpura dan
beberapa hematom serta hiperpigmentasi pada pantat dan kedua
ekstermitas bawah. Hasil lab Hb 12, Leukosit 6.500, trombrosit 270.000,
PT dan aPTT normal. Diagnosis?
a. Henoch schonlein purpura
b. ITP
c. DHF
d. Viral infection
e. Measles
Kelainan Hemostasis dan Koagulasi

Trombosit Faktor Koagulasi Vaskuler


Henoch
ITP Hemofili Defisiensi Vit. K Schonlein
Purpura
· Riwayat post · H. A Defisiensi · Riwayat belum · Purpura di
infeksi Faktor VIII disuntik vitamin ekstremitas
· Purpura pada · H. B Defisiensi K saat lahir bawah atau
kulit dan mukosa Faktor IX · Riwayat ASI daerah yang
· Diturunkan X- kurang terkena
· Trombositopenia
linked recessive · Bayi kecil (1-6 penekanan
· Bleeding time >>
· Riw. keluarga bulan) · Nyeri sendi/otot,
· Coombs Test (+) nyeri perut
· Terapi : Steroid, laki-laki · Defisiensi faktor
· APTT >> II, VII, IX, X · Autoimun
Imunosupresan, Vaskulitis
Transfusi TC · Clotting time >> · PT >> APTT >>
· Clotting time >> · Terapi : Steroid,
· Terapi : Transfusi Imunosupresan
Konsentrat · Terapi : Injeksi
Faktor VIII/IX/ Vitamin K,
Cryoprecipitate/ Transfusi FFP
FFP
HSP (Henoch-Schonlein Purpura)
Diagnosis HSP :
· Purpura di ekstremitas +
salah satu dari 4 gejala :
 Artrhalgia
 Nyeri abdomen difus
 Proteinuria atau
hematuria
 Biopsi didapatkan
dominasi deposisi IgA
15
Seorang pasien datang dengan periksa ke praktek dokter dengan
keluhan demam mendadak sejak 3 hari ini. Demam disertai nyeri
kepala, nyeri otot, nyeri daerah mata, mual dan muncul bercak-bercak
kemerahan di lengan atas. Pemeriksaan fisik tanda vital dalam batas
normal. Apakah pemeriksaan yang selanjutnya dilakukan?
a. Darah rutin dan NS1
b. Darah dan widal
c. Darah dan Tubex
d. Darah dan IgM
e. Darah dan IgG
Hari 1-3
Seorang pasien datang dengan periksa ke praktek dokter dengan
keluhan demam mendadak sejak 3 hari ini. Demam disertai nyeri
kepala, nyeri otot, nyeri daerah mata, mual dan muncul bercak-bercak
kemerahan di lengan atas. Pemeriksaan fisik tanda vital dalam batas
normal. Apakah pemeriksaan yang selanjutnya dilakukan?
a. Darah rutin dan NS1
b. Darah dan widal
c. Darah dan Tubex
d. Darah dan IgM
e. Darah dan IgG
Infeksi Virus Dengue (4A)
· Etiologi :
Virus Flavivirus serotipe DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4 dengan
perantara nyamuk Aedes aegypti
· Gejala dan tanda :
Demam tinggi mendadak (2-7 hari), nyeri kepala/sendi/otot/perut,
gejala perdarahan kulit/mukosa, hepatomegali, tanda plasma
leakage, tanda syok
· Pemeriksaan penunjang :
- Darah Lengkap
- Hari 1-3 : NS-1
- Hari 5 > : IgM Anti Dengue
16
Seorang anak laki laki umur 7 thn datang diantar ibunya ke IGD dengan
keluhan demam sejak 3 hari. Pasien juga dikeluhkan mimisan sebelum
dibawa ke IGD. Pemeriksaan fisik TD 90/70mmHg, Nadi 138x/m, RR
28x/m, Tax 380C. Hasil lab Hb 14,9, Hct 48%, trombosit 38.000,
Leukosit 2.100. Pasien tampak lemas dan tidak mau minum. Terapi apa
yg berikan ?
a. Cairan koloid 10 mg/kgBB
b. Cairan dextose 5%
c. Cairan kristaloid rumatan
d. Cairan kristaloid 20cc/kg BB
e. Pembemberian antibiotik
DHF grade III
Seorang anak laki laki umur 7 thn datang diantar ibunya ke IGD dengan
keluhan demam sejak 3 hari. Pasien juga dikeluhkan mimisan sebelum
dibawa ke IGD. Pemeriksaan fisik TD 90/70mmHg, Nadi 138x/m, RR
28x/m, Tax 380C. Hasil lab Hb 14,9, Hct 48%, trombosit 38.000,
Leukosit 2.100. Pasien tampak lemas dan tidak mau minum. Terapi apa
yg berikan ?
a. Cairan koloid 10 mg/kgBB
b. Cairan dextose 5%
c. Cairan kristaloid rumatan
d. Cairan kristaloid 20cc/kg BB
e. Pembemberian antibiotik
WHO classification of dengue infections and grading of severity of DHF (2011)
17
Seorang anak perempuan umur 5 tahun dibawa ibunya ke IGD RS dengan
keluhan mimisan sejak 3 jam SMRS. Sebelumnya pasien mengalami
demam 3 hari. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos
mentis, tanda tanda vital TD 110/80 mmHg, nadi 120 kali/menit, RR 22
kali/menit, suhu 38,20C. Pada hasil laboratorium didapatkan trombosit
45.000, hb 13 g/dl, hematokrit 46%, leukosit 3.200. Apa diagnosis pada
pasien tersebut?
a. Demam dengue
b. Demam berdarah dengue derajat I
c. Demam berdarah dengue derajat II
d. Demam berdarah dengue derajat III
e. Demam berdarah dengue derajat IV
TD & nadi normal + perdarahan spontan
Seorang anak perempuan umur 5 tahun dibawa ibunya ke IGD RS dengan
keluhan mimisan sejak 3 jam SMRS. Sebelumnya pasien mengalami
demam 3 hari. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos
mentis, tanda tanda vital TD 110/80 mmHg, nadi 120 kali/menit, RR 22
kali/menit, suhu 38,20C. Pada hasil laboratorium didapatkan trombosit
45.000, hb 13 g/dl, hematokrit 46%, leukosit 3.200. Apa diagnosis pada
pasien tersebut?
a. Demam dengue
b. Demam berdarah dengue derajat I
c. Demam berdarah dengue derajat II
d. Demam berdarah dengue derajat III
e. Demam berdarah dengue derajat IV
WHO classification of dengue infections and grading of severity of DHF (2011)
18
Anak perempuan 7 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan penurunan
kesadaran. Riwayat demam tinggi 4 hari disertai nyeri sendi. Dua hari
yang lalu pasien dikeluhkan mimisan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
TD 80/palpasi, nadi 110x/m , RR 20x/m. Hasil lab : Hb 15 g/dl, Hct 49%,
trombosit 90.000. Diagnosa yang tepat pada pasien ini ?
a. Demam Dengue
b. Demam Berdarah Dengue grade I
c. Demam Berdarah Dengue grade II
d. Demam Berdarah Dengue grade III
e. Demam Berdarah Dengue grade IV
18
Anak perempuan 7 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan penurunan
kesadaran. Riwayat demam tinggi 4 hari disertai nyeri sendi. Dua hari
yang lalu pasien dikeluhkan mimisan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
TD 80/palpasi, nadi 110x/m , RR 20x/m. Hasil lab : Hb 15 g/dl, Hct 49%,
trombosit 90.000. Diagnosa yang tepat pada pasien ini ?
a. Demam Dengue
b. Demam Berdarah Dengue grade I
c. Demam Berdarah Dengue grade II
d. Demam Berdarah Dengue grade III
e. Demam Berdarah Dengue grade IV
WHO classification of dengue infections and grading of severity of DHF (2011)
19
Seorang anak perempuan berumur 9 tahun datang ke IGD dengan keluhan
demam sejak 4 hari. Anak mengeluh pusing dan mual. Pada pemeriksaan
fisik tanda vital dalam batas normal, didapatkan tes Rumple Leede (+).
Hasil lab darah Hb 13 g/dl, Hct 47%, Leukosit 6500, Trombosit 98.000.
Apakah diagnosis dari kasus di atas?
a. Demam dengue
b. Dengue hemorrhagic fever grade I
c. Dengue hemorrhagic fever grade II
d. Dengue hemorrhagic fever grade III
e. Dengue hemorrhagic fever grade IV
19
Seorang anak perempuan berumur 9 tahun datang ke IGD dengan keluhan
demam sejak 4 hari. Anak mengeluh pusing dan mual. Pada pemeriksaan
fisik tanda vital dalam batas normal, didapatkan tes Rumple Leede (+).
Hasil lab darah Hb 13 g/dl, Hct 47%, Leukosit 6500, Trombosit 98.000 .
Apakah diagnosis dari kasus di atas?
a. Demam dengue
b. Dengue hemorrhagic fever grade I
c. Dengue hemorrhagic fever grade II
d. Dengue hemorrhagic fever grade III
e. Dengue hemorrhagic fever grade IV
WHO classification of dengue infections and grading of severity of DHF (2011)
20
Anak laki-laki usia 4 tahun dibawa ayahnya ke RS dengan keluhan
demam tinggi sejak 3 hari, disertai nyeri sendi dan sakit kepala sejak 1
hari yang lalu. Pada pemeriksaan fisik kesadaran komposmentis, TD
95/60mmHg, nadi 110x/m, rr 30x/m, Tax 38,5OC, didapatkan ptekie
pada kedua lengan, tidak ada hepatosplenomegali, akral hangat. Hasil
Lab Hb 11 g/dl, Hct 39%, leukosit 4.000, trombosit 80.000. Apakah
diagnosis pasien?
a. DHF grade I
b. DHF grade II
c. DHF grade III
d. DHF grade IV
e. Demam dengue
20
Anak laki-laki usia 4 tahun dibawa ayahnya ke RS dengan keluhan
demam tinggi sejak 3 hari, disertai nyeri sendi dan sakit kepala sejak 1
hari yang lalu. Pada pemeriksaan fisik kesadaran komposmentis, TD
95/60mmHg, nadi 110x/m, rr 30x/m, Tax 38,5OC, didapatkan ptekie
pada kedua lengan, tidak ada hepatosplenomegali, akral hangat. Hasil
Lab Hb 11 g/dl, Hct 39% (normal), leukosit 4.000, trombosit 80.000.
Apakah diagnosis pasien?
a. DHF grade I
b. DHF grade II
c. DHF grade III
d. DHF grade IV
e. Demam dengue
WHO classification of dengue infections and grading of severity of DHF (2011)
21
Seorang anak 10 tahun dibawa ke IGD dengan demam 3 hari, nyeri
kepala dan nyeri perut. Pemeriksaan fisik TD 70/50 mmHg, Nadi
110x/m, RR 30x/m, Tax 37,8OC. Pada pemeriksaan lab diperoleh Hb 14,
Hct 47%, Leukosit 6.000 sel/mm3, Trombosit 90.000 sel/mm3. Apakah
tatalaksana yang tepat?
a. Infus RL 10 cc/kg dalam 10 menit
b. Infus RL 3 cc/kg dalam 10 menit
c. Infus RL 10 cc/kg dalam 24 jam
d. Infus HES 10 cc/kg dalam 10 menit
e. Infus RL 7 cc/kg dalam 24 jam
DHF Grade III
Seorang anak 10 tahun dibawa ke IGD dengan demam 3 hari, nyeri
kepala dan nyeri perut. Pemeriksaan fisik TD 70/50 mmHg, Nadi
110x/m, RR 30x/m, Tax 37,8OC. Pada pemeriksaan lab diperoleh Hb 14,
Hct 47%, Leukosit 6.000 sel/mm3, Trombosit 90.000 sel/mm3. Apakah
tatalaksana yang tepat?
a. Infus RL 10 cc/kg dalam 10 menit
b. Infus RL 3 cc/kg dalam 10 menit
c. Infus RL 10 cc/kg dalam 24 jam
d. Infus HES 10 cc/kg dalam 10 menit
e. Infus RL 7 cc/kg dalam 24 jam
Penatalaksanaan DHF menurut “Pedoman Pelayanan
Medis IDAI”

· Dosis antara 10-20 mg/kgBB bolus cepat (boleh pake 10 atau 20).
Ada beberapa soal UKMPPD yang pakai pilihan 10 ada yang 20, jadi
perhatikan pilihan jawaban nya.
22
Seorang anak perempuan usia 7 tahun datang dengan ibunya ke
praktek dokter karena keluhan demam sejak 10 hari yang lalu. Demam
naik turun terutama saat malam hari. Keluhan disertai mual muntah
dan kadang nyeri perut. Pasien juga dikeluhkan sulit BAB sejak 3 hari
ini. Pemeriksaan fisik TD 100/60 mmHg, Nadi 80x/m, RR 24x/m, Tax
37,8OC dan terdapat hepatomegali. Hasil lab Widal 1/320, 1/160.
Apakah antibiotik yang dapat diberikan pada pasien ini?
a. Amoxicillin
b. Kloramfenikol
c. Eritromisin
d. Ciprofloxacin
e. Metronidazole
Demam Tifoid
Seorang anak perempuan usia 7 tahun datang dengan ibunya ke
praktek dokter karena keluhan demam sejak 10 hari yang lalu. Demam
naik turun terutama saat malam hari. Keluhan disertai mual muntah
dan kadang nyeri perut. Pasien juga dikeluhkan sulit BAB sejak 3 hari
ini. Pemeriksaan fisik TD 100/60 mmHg, Nadi 80x/m, RR 24x/m, Tax
37,8OC dan terdapat hepatomegali. Hasil lab Widal 1/320, 1/160.
Apakah antibiotik yang dapat diberikan pada pasien ini?
a. Amoxicillin
b. Kloramfenikol
c. Eritromisin
d. Ciprofloxacin
e. Metronidazole
Demam Tifoid (4A)
· Etiologi : Salmonella typhi
· Gejala dan Tanda :
– Demam lebih dari 7 hari, demam remitten (terutama malam
hari), kadang disertai mengigau
– Lidah tifoid (tengah kotor bagian tepi hiperemis), nyeri perut,
kembung, mual muntah, konstipasi, diare lendir darah,
hepatomegali kadang ditemukan
· Penunjang :
– DL (leukopeni, limfositosis relatif)
– Diagnosis : Tes Widal, IgM atau IgG Anti Salmonella
– Gold Standard : Kultur darah pada minggu ke 1-2
Demam Tifoid (4A)
· Terapi :
– Lini 1 : Kloramfenikol 50-100 mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis
selama 10-14 hari
– Lini 2 : Amoksisilin 100 mg/kgBB/ hari dibagi dalam 3 dosis
selama 10 hari
– Lini 3 : Trimetoprim – Sulfametoksazol (Cotrimoxazole)
6mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis selama 10 hari
· Bila klinis tidak ada perbaikan rawat inap :
Ceftriakson 80 mg/kgBB/hari (IV) atau Cefixime 10
mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis (PO)
· Tindakan bedah, bila terjadi komplikasi perforasi usus
23
Seorang anak perempuan 8 tahun diantar oleh ibunya ke puskesmas
dengan keluhan demam sejak 10 hari yang lalu. Demam dirasakan
meningkat terutama malam hari, namun 2 hari terakhir demam
dirasakan terus menerus. Keluhan disertai dengan penurunan nafsu
makan dan diare. Pasien memiliki kebiasaan jajan dipinggir jalan. Pada
pemeriksaan fisik TD: 100/80mmHg, N: 80x/m, R: 18x/m, S: 38,5.
teraba pembesaran hepar 1 jari di bawah arcus costae, lidah eritema
dan tremor. Pemeriksaan penunjang apa yang paling tepat?
a. kultur LCS
b. kultur sputum
c. kultur darah
d. kulltus urine
e. kultur feses
Demam Tifoid
Seorang anak perempuan 8 tahun diantar oleh ibunya ke puskesmas
dengan keluhan demam sejak 10 hari yang lalu. Demam dirasakan
meningkat terutama malam hari, namun 2 hari terakhir demam
dirasakan terus menerus. Keluhan disertai dengan penurunan nafsu
makan dan diare. Pasien memiliki kebiasaan jajan dipinggir jalan. Pada
pemeriksaan fisik TD: 100/80mmHg, N: 80x/m, R: 18x/m, S: 38,5.
teraba pembesaran hepar 1 jari di bawah arcus costae, lidah eritema
dan tremor. Pemeriksaan penunjang apa yang paling tepat?
a. kultur LCS
b. kultur sputum
c. kultur darah
d. kulltus urine
e. kultur feses
Demam Tifoid (4A)
· Etiologi : Salmonella typhi
· Gejala dan Tanda :
– Demam lebih dari 7 hari, demam remitten (terutama malam
hari), kadang disertai mengigau
– Lidah tifoid (tengah kotor bagian tepi hiperemis), nyeri perut,
kembung, mual muntah, konstipasi, diare lendir darah,
hepatomegali kadang ditemukan
· Penunjang :
– DL (leukopeni, limfositosis relatif)
– Diagnosis : Tes Widal, IgM atau IgG Anti Salmonella
– Gold Standard : Kultur darah pada minggu ke 1-2
24
Seorang anak perempuan usia 2 tahun datang dengan keluhan demam
disertai batuk sejak 5 hari. Saat ini muncul kemerahan di kulit namun
tidak disertai gatal. Pasien juga dikeluhkan kedua mata merah dan
berair sejak 1 hari yang lalu. Pada pemeriksaan fisik Nadi 100x/m, RR
28x/m, Tax 38OC, ditemukan conjungtivitis ODS dan makulopapular
eritema kasar pada bagian wajah, leher, badan dan ekstremitas. Hasil
pemeriksaan lain dalam batas normal. Apakah diagnosis yang tepat?
a. Morbili
b. Rubela
c. Mumps
d. Demam Dengue
e. Demam Scarlet
Seorang anak perempuan usia 2 tahun datang dengan keluhan demam
disertai batuk sejak 5 hari. Saat ini muncul kemerahan di kulit namun
tidak disertai gatal. Pasien juga dikeluhkan kedua mata merah dan
berair sejak 1 hari yang lalu. Pada pemeriksaan fisik Nadi 100x/m, RR
28x/m, Tax 38OC, ditemukan conjungtivitis ODS dan makulopapular
eritema kasar pada bagian wajah, leher, badan dan ekstremitas. Hasil
pemeriksaan lain dalam batas normal. Apakah diagnosis yang tepat?
a. Morbili
b. Rubela
c. Mumps
d. Demam Dengue
e. Demam Scarlet
Demam Ruam (4A)
Campak/Morbili/ Rubela Demam
Measles/Rubeola (German measles) Scarlet

Etiologi Virus Virus Streptococcus Beta


Hemolyticus Group A
Gejala dan · Demam · Demam · Demam
Tanda · Ruam makulo- · Ruam makulo- · Ruam papular kasar
papular dari papulardari dan memucat bila
leher/muka ke leher/muka ke ditekan
bawah bawah · Faringitis
· 3C (cough, coryza, · Pembesaran KGB · White strawberry
conjungtivitis) · Ruam hilang 3-4 hari tongue atau Red
· Koplik spot strawberry tongue
· Ruam hilang 7 hari

Komplikasi Diare, Otitis Media, Jarang GNAPS, Demam


Bronkopneumonia Rematik Akut, Penyakit
Jantung Rematik

Terapi TIRAH BARING, CAIRAN DAN NUTRISI CUKUP, ANTIBIOTIK (Golongan


ANTIPIRETIK, VITAMIN A Penisilin)
25
Seorang anak laki-laki usia 7 tahun di bawa ibunya berobat dengan
keluhan demam sejak 2 hari yang lalu disertai batuk pilek. Pasien juga
dikeluhkan bengkak di depan telinga hingga rahang bawah kanan.
Pasien mengeluh merasa nyeri jika memakan makanan yang masam.
Apakah mikroorganisme penyebab kasus diatas?
a. Paramyxovirus
b. Rotavirus
c. Parainfluenza
d. EBV
e. Rhinovirus
Seorang anak laki-laki usia 7 tahun di bawa ibunya berobat dengan
keluhan demam sejak 2 hari yang lalu disertai batuk pilek. Pasien juga
dikeluhkan bengkak di depan telinga hingga rahang bawah kanan.
Pasien mengeluh merasa nyeri jika memakan makanan yang masam.
Apakah mikroorganisme penyebab kasus diatas?
a. Paramyxovirus
b. Rotavirus
c. Parainfluenza
d. EBV
e. Rhinovirus
Mumps / Parotitis (4A)
· Etiologi : infeksi akut pada kelenjar parotis yang disebabkan oleh famili
virus Paramyxovirus
· Gejala :
– Demam
– Pembengkakan kelenjar parotis dapat terjadi unilateral atau
bilateral, teraba lunak dan nyeri tekan
– Komplikasi : orchitis, pancreatitis, encephalitis, meningitis,
hilangnya pendengaran, inflamasi ovarium
· Terapi : Simptomatis dan suportif (antipiretik/analgetik dan vitamin)
26
Seorang anak laki-laki 12 tahun dibawa ibunya ke puskesmas dengan
keluhan muncul benjolan di pipi kiri sejak 1 minggu yang lalu, semakin lama
semakin membesar, nyeri dan disertai demam hilang timbul. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan nadi 102 x/menit, napas 22 x/menit, suhu
38,6oC. Berat badan pasien 40 kg. Didapatkan massa pada preaurikuler
sampai mandibula dekstra, kenyal, batas tidak tegas dan nyeri tekan. Pasien
mengaku disekolahnya banyak teman- temannya yang mengalami keluhan
serupa. Terapi yang tepat untuk kasus tersebut?
a. Paracetamol 3 x 500 mg
b. Amoxicilin 3 x 500 mg
c. Asiklovir 4 x 500 mg
d. Asam Mefenamat 3x500 mg
e. Dexametason 3 x 0.5 mg
Dx. Mumps
Seorang anak laki-laki 12 tahun dibawa ibunya ke puskesmas dengan
keluhan muncul benjolan di pipi kiri sejak 1 minggu yang lalu, semakin lama
semakin membesar, nyeri dan disertai demam hilang timbul. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan nadi 102 x/menit, napas 22 x/menit, suhu
38,6oC. Berat badan pasien 40 kg. Didapatkan massa pada preaurikuler
sampai mandibula dekstra, kenyal, batas tidak tegas dan nyeri tekan. Pasien
mengaku disekolahnya banyak teman- temannya yang mengalami keluhan
serupa. Terapi yang tepat untuk kasus tersebut?
a. Paracetamol 3 x 500 mg
b. Amoxicilin 3 x 500 mg
c. Asiklovir 4 x 500 mg
d. Asam Mefenamat 3x500 mg
e. Dexametason 3 x 0.5 mg
Mumps / Parotitis (4A)
· Etiologi : infeksi akut pada kelenjar parotis yang disebabkan oleh famili
virus Paramyxovirus
· Gejala :
– Demam
– Pembengkakan kelenjar parotis dapat terjadi unilateral atau
bilateral, teraba lunak dan nyeri tekan
– Komplikasi : orchitis, pancreatitis, encephalitis, meningitis,
hilangnya pendengaran, inflamasi ovarium
· Terapi : Simptomatis dan suportif (antipiretik/analgetik dan vitamin)
Terapi Parotitis Epidemika (Mumps)
· Suportif (cairan dan nutrisi cukup)
· Paracetamol (untuk mengurangi nyeri dan bengkak)
· Tidak ada antivirus untuk mumps
· Terapi imunoglobulin masih diperdebatkan

(Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis, IDAI, 2010)


27
Anak laki laki usia 9 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan
benjolan dibawah rahang bawah kanan dan nyeri sejak 2 hari ini.
Benjolan terasa nyeri saat diraba dan nyeri saat mengunyah makanan.
Keluhan juga disertai demam tinggi sejak 3 hari ini. Teman sekolah
pasien juga ada yang memiliki gejala seperti ini. Nadi 100x/m, RR
26x/m, suhu 38OC. Pada pemeriksaan teraba massa 4 cm, nyeri tekan
(+), fluktuasi (-), angulus mandibula dextra tidak teraba. Edukasi apa
yang perlu dilakukan?
a. Komplikasi kedepannya dapat terjadi infertilitas
b. Pencegahan dapat dilakukan dengan vaksinasi measles-rubella
c. Memberikan antibiotik sprektum luas
d. Merujuk ke RS untuk dilakukan penanganan yg tepat
e. Memberitahu apabila penyakit anaknya tidak membahayakan
Dx. Mumps
Anak laki laki usia 9 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan
benjolan dibawah rahang bawah kanan dan nyeri sejak 2 hari ini.
Benjolan terasa nyeri saat diraba dan nyeri saat mengunyah makanan.
Keluhan juga disertai demam tinggi sejak 3 hari ini. Teman sekolah
pasien juga ada yang memiliki gejala seperti ini. Nadi 100x/m, RR
26x/m, suhu 38OC. Pada pemeriksaan teraba massa 4 cm, nyeri tekan
(+), fluktuasi (-), angulus mandibula dextra tidak teraba. Edukasi apa
yang perlu dilakukan?
a. Komplikasi kedepannya dapat terjadi infertilitas
b. Pencegahan dapat dilakukan dengan vaksinasi measles-rubella
c. Memberikan antibiotik sprektum luas
d. Merujuk ke RS untuk dilakukan penanganan yg tepat
e. Memberitahu apabila penyakit anaknya tidak membahayakan
Mumps / Parotitis (4A)
· Etiologi : infeksi akut pada kelenjar parotis yang disebabkan oleh famili
virus Paramyxovirus
· Gejala :
– Demam
– Pembengkakan kelenjar parotis dapat terjadi unilateral atau
bilateral, teraba lunak dan nyeri tekan
– Komplikasi : orchitis, pancreatitis, encephalitis, meningitis,
hilangnya pendengaran, inflamasi ovarium
· Terapi : Simptomatis dan suportif (antipiretik/analgetik dan vitamin)
28
Anak berumur 8 tahun dibawa ibunya ke dokter karena BAB berdarah
sejak 4x hari ini. Anak berkata nyeri perut bila hendak BAB namun
setelah BAB membaik. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi. Ibu khawatir
karena nafsu makan anak menurun dan anak sering bermain-main di
lumpur. Dari hasil pemeriksaan feses didapatkan bentukan telur cacing
seperti tempayan . Apakah komplikasi yang dapat ditimbulkan?
a. Prolaps rekti
b. Malabsorbsi
c. Anemia
d. Mual
e. Loeflr syndrome
28
Anak berumur 8 tahun dibawa ibunya ke dokter karena BAB berdarah
sejak 4x hari ini. Anak berkata nyeri perut bila hendak BAB namun
setelah BAB membaik. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi. Ibu khawatir
karena nafsu makan anak menurun dan anak sering bermain-main di
lumpur. Dari hasil pemeriksaan feses didapatkan bentukan telur cacing
seperti tempayan . Apakah komplikasi yang dapat ditimbulkan?
a. Prolaps rekti
b. Malabsorbsi
c. Anemia
d. Mual
e. Loeflr syndrome
Trichuriasis
Spesies Trichuris
trichuria
Gejala Bagian anus
Klinis menonjol ke
luar (prolaps
recti), diare
berdarah

Bentuk Telur
Infektif

Diagnostik Telur
pada Feses berbentuk
sperti
tempayan/
tong/ barrel
shape
Diagnosis Trichuris trichiura

Telur seperti Tempayan/ Tong/ Barrel Shape


29
Laki-laki usia 35 tahun datang dengan keluhan demam sejak 1 minggu
yang lalu. Demam dirasakan pada malam hari disertai nyeri kepala, lemah,
lesu, mual, nafsu makan menurun dan diare. Penderita tinggal di dekat
Danau Lindu Sulawesi Tengah dan bekerja sebagai nelayan penangkap
ikan. Hasil pemeriksaan feses penderita ditemukan bentukan telur lonjong
dengan operculum dan duri. Apakah etiologi?
a. Ascariasis lubricoides
b. Tricuris trichuria
c. Ancylostom duodenale
d. Schisctostoma japonicum
e. Schistostoma mansoni
29
Laki-laki usia 35 tahun datang dengan keluhan demam sejak 1 minggu
yang lalu. Demam dirasakan pada malam hari disertai nyeri kepala, lemah,
lesu, mual, nafsu makan menurun dan diare. Penderita tinggal di dekat
Danau Lindu Sulawesi Tengah dan bekerja sebagai nelayan penangkap
ikan. Hasil pemeriksaan feses penderita ditemukan bentukan telur lonjong
dengan operculum dan duri. Apakah etiologi?
a. Ascariasis lubricoides
b. Tricuris trichuria
c. Ancylostom duodenale
d. Schisctostoma japonicum
e. Schistostoma mansoni
Schistosoma Schistosoma Schistosoma
japonicum mansoni hematobium
Riwayat kontak dengan siput (berenang di sungai, danau Toba, danau Lindu)

Gejala : diare berdarah Gejala : diare berdarah Gejala : hematuria

Diagnosis : pemeriksaan Diagnosis : pemeriksaan Diagnosis : pemeriksaan


feses didapatkan telur feses didapatkan telur urin didapatkan telur
buat lonjong dengan duri di lonjong dengan duri di
tepi tengah

Terapi : Praziquantel 60 mg/kg/hari (dibagi dalam 3 dosis) selama 1-2 hari


30
Seorang ibu membawa anaknya umur 5 tahun ke Puskesmas dengan
keluhan gatal pada duburnya, gatal semakin dirasakan terutama pada
malam hari. Dari pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Status
lokalis ditemukan ekskoriasi pada anus serta ditemukan parasit kecil
berwarna putih. Pemeriksaan apa yang dapat menunjang diagnosa?
a. Direct test
b. Anal swab
c. Fecal smear
d. Fecal occult blood test
e. Fecal culture
Enterobiasis
Seorang ibu membawa anaknya umur 5 tahun ke Puskesmas dengan
keluhan gatal pada duburnya, gatal semakin dirasakan terutama pada
malam hari. Dari pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Status
lokalis ditemukan ekskoriasi pada anus serta ditemukan parasit kecil
berwarna putih. Pemeriksaan apa yang dapat menunjang diagnosa?
a. Direct test
b. Anal swab
c. Fecal smear
d. Fecal occult blood test
e. Fecal culture
Enterobiasis
Spesies Enterobius
vermicularis/
Oxyuris
vermicularis
Gejala Gatal disekitar
Klinis anus (terutama
malam hari, keluar
cacing berbentuk
seperti parutan
kelapa
Bentuk Telur
Infektif
Diagnostik Pemeriksaan anal
swab : telur
berbentuk
asimetris/plano
konveks
Diagnosis Enterobius

Graham Scotch’s Adhesive tape/ Telur bentuk asimetris/


Anal Swab plano konveks

A B C

A, B: Telur Enterobius. C: Cacing dewasa Enterobius vermicularis


31
Seorang anak laki-laki usia 5 tahun dibawa ibunya ke puskesmas dengan
keluhan diare. Keluhan disertai sakit perut dan kembung, penurunan nafsu
makan dan gatal-gatal di kulit. Dari pemeriksaan fisik dijumpai anak tampak
pucat, konjungtiva palpebra pucat. Dari pemeriksaan lab dijumpai Hb 9,8
g/dl, leukosit 5.400 mm3, hitung jenis eosinofil 7%, basofil 1%, neutrofil
64%, limfosit 12%, dan monosit 16%, trombosit 234.000 mm3. Dari hasil
pemerikssan tinja dan didapatkan gambaran seperti berikut. Apakah terapi
yang tepat ?
a. Albendazol
b. Mebendazol
c. Tiabendazol
d. Pirantel pamoat
e. Leverozin
Hookworm
Seorang anak laki-laki usia 5 tahun dibawa ibunya ke puskesmas dengan
keluhan diare. Keluhan disertai sakit perut dan kembung, penurunan nafsu
makan dan gatal-gatal di kulit. Dari pemeriksaan fisik dijumpai anak tampak
pucat, konjungtiva palpebra pucat. Dari pemeriksaan lab dijumpai Hb 9,8
g/dl, leukosit 5.400 mm3, hitung jenis eosinofil 7%, basofil 1%, neutrofil
64%, limfosit 12%, dan monosit 16%, trombosit 234.000 mm3. Dari hasil
pemerikssan tinja dan didapatkan gambaran seperti berikut. Apakah terapi
yang tepat ?
a. Albendazol
b. Mebendazol
c. Tiabendazol
d. Pirantel pamoat
e. Leverozin
Hookworm
Spesies - Ancylostoma
duodenale
- Necator
americanus
Gejala Anemia,
Klinis mual/muntah,
gangguan
pertumbuhan
Bentuk Filariform larva
Infektif
Diagnostik Telur dinding tipis
pada transparan berisi
Feses ovum/morula
bersegmen,
rhabditiform atau
filariform larva
.

Diagnosis Hookworm

A B
A & B: Telur Hookworm E
Telur dinding tipis berisi morula bersegmen

C D F
C & D: Rhabditiform larva Hookworm
E & F: Filariform larva Hookworm
32
Seorang anak laki-laki umur 12 tahun diantar ibunya ke dokter dengan
keluhan gatal disekitar anus terutama saat malam hari sejak 1 bulan
terakhir. Pasien sering menggaruk-garuk sehingga didapatkan luka
lecet pada sekitar anus nya. Pemeriksaan fisik dalam batas normal.
Dari pemeriksaan adhessive tape ditemukan telur dengan bentuk
asimetris. Etiologi penyakit pasien?
a. Ancylostoma duodenale
b. Necator Americanus
c. Entamoeba hystolitica
d. Trichuris Trichuria
e. Oxyuris vermicularis
32
Seorang anak laki-laki umur 12 tahun diantar ibunya ke dokter dengan
keluhan gatal disekitar anus terutama saat malam hari sejak 1 bulan
terakhir. Pasien sering menggaruk-garuk sehingga didapatkan luka
lecet pada sekitar anus nya. Pemeriksaan fisik dalam batas normal.
Dari pemeriksaan adhessive tape ditemukan telur dengan bentuk
asimetris. Etiologi penyakit pasien?
a. Ancylostoma duodenale
b. Necator Americanus
c. Entamoeba hystolitica
d. Trichuris Trichuria
e. Oxyuris vermicularis
Enterobiasis
Spesies Enterobius
vermicularis/
Oxyuris
vermicularis
Gejala Gatal disekitar
Klinis anus (terutama
malam hari, keluar
cacing berbentuk
seperti parutan
kelapa
Bentuk Telur
Infektif
Diagnostik Pemeriksaan anal
swab : telur
berbentuk
asimetris/plano
konveks
Diagnosis Enterobius

Graham Scotch’s Adhesive tape/ Telur bentuk asimetris/


Anal Swab plano konveks

A B C

A, B: Telur Enterobius. C: Cacing dewasa Enterobius vermicularis


33
Anak perempuan umur 6 tahun dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan
batuk darah disertai sesak nafas. Ibu pasien juga mengeluhkan pernah
keluar bentukan seperti cacing saat pasien batuk. Stadium parasit
apakah yang dapat menjadi penyebab kondisi pasien tersebut ?
a. Sistiserkosis
b. Mikrofilaria
c. Larva
d. Serkaria
e. Cacing dewasa
Sindroma Loeffler A-N-A-S
Anak perempuan umur 6 tahun dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan
batuk darah disertai sesak nafas. Ibu pasien juga mengeluhkan pernah
keluar bentukan seperti cacing saat pasien batuk. Stadium parasit
apakah yang dapat menjadi penyebab kondisi pasien tersebut ?
a. Sistiserkosis
b. Mikrofilaria
c. Larva
d. Serkaria
e. Cacing dewasa
34
Seorang anak umur 4 tahun, BB 12kg, datang dengan keluhan mencret,
perut kembung, mual, muntah. Pada pemeriksaan fisik pasien tampak
lemah dan ditemukan perut pasien kembung. Dari hasil lab feces
terdapat gambaran telur decorticated. Terapi apa yang harus diberikan
pada anak tersebut:
a. Albendazole 100 mg dosis tunggal
b. Albendazole 200 mg dosis tunggal
c. Pirantel pamoat 125 mg dosis tunggal
d. Pirantel pamoat 100 mg dosis tunggal
e. Pirantel pamoat 200 mg dosis tunggal
Ascariasis
Seorang anak umur 4 tahun, BB 12kg, datang dengan keluhan mencret,
perut kembung, mual, muntah. Pada pemeriksaan fisik pasien tampak
lemah dan ditemukan perut pasien kembung. Dari hasil lab feces
terdapat gambaran telur decorticated. Terapi apa yang harus diberikan
pada anak tersebut:
a. Albendazole 100 mg dosis tunggal
b. Albendazole 200 mg dosis tunggal
c. Pirantel pamoat 125 mg dosis tunggal (10 mg/kgBB dosis tunggal)
d. Pirantel pamoat 100 mg dosis tunggal
e. Pirantel pamoat 200 mg dosis tunggal
35
Seorang anak usia 7 tahun dibawa periksa ke dokter dengan keluhan
perut sering kembung, mual kadang muntah. Ibu juga mengeluhkan
pernah keluar cacing ukuran kurang lebih 10 cm saat pasien BAB.
Pemeriksaan fisik tanda vital normal, status nutrisi gizi kurang. Dari
pemeriksaan feses didapatkan gambaran telur dinding tebal dengan
bagian luar albuminoid. Bagaimana metode penyebaran parasit
tersebut?
a. Menelan larva infeksius
b. Menelan telur cacing
c. Telur cacing menembus kulit
d. Larva rabditiform menembus kulit
e. Larva filariiform menembus kulit
Ascariasis
Seorang anak usia 7 tahun dibawa periksa ke dokter dengan keluhan
perut sering kembung, mual kadang muntah. Ibu juga mengeluhkan
pernah keluar cacing ukuran kurang lebih 10 cm saat pasien BAB.
Pemeriksaan fisik tanda vital normal, status nutrisi gizi kurang. Dari
pemeriksaan feses didapatkan gambaran telur dinding tebal dengan
bagian luar albuminoid. Bagaimana metode penyebaran parasit
tersebut?
a. Menelan larva infeksius
b. Menelan telur cacing
c. Telur cacing menembus kulit
d. Larva rabditiform menembus kulit
e. Larva filariiform menembus kulit
Infeksi Cacing (4A)
Nematoda Intestine
a) Makan telur cacing (EAT), bentuk penularan telur
· Enterobius vermicularis
· Ascaris lumbricoides
· Trichuris trichuria

b) Lewat kulit (SANd), bentuk penularan larva


· Strongyloides stercoralis
· Ancylostoma duodenale
· Necator americanus
36
Seorang laki-laki 19 tahun mengeluh BAB cair sejak 3 hari ini. Keluhat
juga disertai nyeri pada epigastrium. Riwayat pasien tinggal di daerah
yang banyak babi hutan selama 2 minggu. Riwayat mandi di rawa,
minum air sungai dan makan dedaunan mentah yang ada di rawa. Dari
pemeriksaan feses didapatkan gambaran sebagai berikut. Apakah
etiologi penyakit pasien?
a. Taenia solium
b. Taenia saginata
c. Fasciola hepatica
d. Schistosoma mansoni
e. Schistosoma hematobium
36
Seorang laki-laki 19 tahun mengeluh BAB cair sejak 3 hari ini. Keluhat
juga disertai nyeri pada epigastrium. Riwayat pasien tinggal di daerah
yang banyak babi hutan selama 2 minggu. Riwayat mandi di rawa,
minum air sungai dan makan dedaunan mentah yang ada di rawa. Dari
pemeriksaan feses didapatkan gambaran sebagai berikut. Apakah
etiologi penyakit pasien?
a. Taenia solium
b. Taenia saginata
c. Fasciola hepatica
d. Schistosoma mansoni
e. Schistosoma hematobium
Trematoda - Fascioliasis
Fascioliasis
Spesies Fasciola hepatica >>, Fasciola gigantica

Gejala Klinis · Akut (parasit migrasi dari duodenum ke liver)


mual, muntah, nyeri perut
· Kronik (parasit mencapai saluran empedu)
inflamasi dan sumbatan pada saluran empedu,
inflamasi pada liver, gall bladder atau pankreas
Bentuk Infektif Metaserkaria yang menempel pada tanaman air

Diagnostik Pemeriksaan feses : telur berbentuk lonjong dengan


operculum

Terapi Triclabendazole
37
Anak perempuaan 12 tahun datang dengan keluhan kaki kanan
bengkak sejak 2 minggu yang lalu. Bengkak dirasakan semakin lama
semakin bertambah berat. Tetangga pasien juga memiliki riwayat
keluhan yang sama. Pada pemeriksaan lokalis didapatkan
limfadenopati inguinal, non-pitting edema dan kulit mengelupas.
Apakah terapi yang tepat?
a. Monocarbamazepin 6mg/kgBB/hari selama 6 hari
b. Monocarbamazepin 6 mg/kgBB/hari selama 12 hari
c. Dicarbamazepin 6 mg/kgBB/hari selama 6 hari
d. Ivermectin 6 mg/kgBB/hari
e. Dicarbamazepin 6mg/kgBB/hari selama 12 hari
Dx. Filariasis
Anak perempuaan 12 tahun datang dengan keluhan kaki kanan
bengkak sejak 2 minggu yang lalu. Bengkak dirasakan semakin lama
semakin bertambah berat. Tetangga pasien juga memiliki riwayat
keluhan yang sama. Pada pemeriksaan lokalis didapatkan
limfadenopati inguinal, non-pitting edema dan kulit mengelupas.
Apakah terapi yang tepat?
a. Monocarbamazepin 6mg/kgBB/hari selama 6 hari
b. Monocarbamazepin 6 mg/kgBB/hari selama 12 hari
c. Dicarbamazepin 6 mg/kgBB/hari selama 6 hari
d. Ivermectin 6 mg/kgBB/hari
e. Dicarbamazepin 6mg/kgBB/hari selama 12 hari
Nematoda - Filariasis
Spesies - Wucheria
bancrofti
- Brugia malayi
- Brugia timori
Gejala Bengkak pada
Klinis kaki, skrotum
Bentuk Larva III
Infektif
Pembawa Nyamuk
Habitat Pembuluh dan
kelenjar limfatik
Diagnostik Hapusan darah
tepi pada malam
hari : mikrofilaria
Terapi DEC, Ivermectin
38
Anak usia 4 tahun dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan bengkak
seluruh tubuh sejak 5 hari. Pasien juga terkadang sesak terutama saat
tidur. Pemeriksaan fisik didapatkan edema anasarka dan asites. Hasil UL:
proteinuria +4, eritrosit (-), sedimen eritrosit (-), oval fat bodies (+). Hasil
lab darah didapatkan albumin 1,2 mg/dl. Apakah diagnosis pasien ini?
a. Sindroma nefritik
b. Sindroma nefrotik
c. GNAPS
d. Kwarshiokor
e. Gagal ginjal akut
38
Anak usia 4 tahun dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan bengkak
seluruh tubuh sejak 5 hari. Pasien juga terkadang sesak terutama saat
tidur. Pemeriksaan fisik didapatkan edema anasarka dan asites. Hasil UL:
proteinuria +4, eritrosit (-), sedimen eritrosit (-), oval fat bodies (+). Hasil
lab darah didapatkan albumin 1,2 mg/dl. Apakah diagnosis pasien ini?
a. Sindroma nefritik
b. Sindroma nefrotik
c. GNAPS
d. Kwarshiokor
e. Gagal ginjal akut
Sindrom Nefrotik (2)

Proteinuria masif  Gejala Klinis :


(dipstick >+2) – Bengkak pada kelopak mata, tungkai,
asites, edema anasarka
– BAK keruh
Hipoalbuminemia
(<2,5 g/dl)  Terbanyak pada anak :
Sindroma Nefrotik Idiopatik dengan
temuan Histopatologi paling banyak
adalah minimal-change nephropathy
Edema
 Terapi :
– Prednison, Imunosupresan
Hiperlipidemia (>200 – Diuretik (furosemid atau spironolakton)
mg/dl), oval fat bodies – Albumin
39
Seorang anak usia 7 tahun datang dengan keluhan kencing berwarna
merah seperti teh. Keluhan ini pertama kali dialami oleh pasien.
Pemeriksaan fisik didapatkan TD 140/90 mmHg, Nadi 90x/m, RR
26x/m, Tax 36,6OC, edema palpebra, edema tangan dan tungkai. Hasil
pemeriksaan urin ditemukan albumin +3, eritrosit 50/lpb, silinder
eritrosit (+). Diagnosa pasien adalah?
a. Glomerulonefritis
b. Sindroma nefrotik
c. Pyeloneftis
d. Akut tubular nekrosis
e. Nefrolithiasis
PHAROH – Sindroma Nefritik
Seorang anak usia 7 tahun datang dengan keluhan kencing berwarna
merah seperti teh. Keluhan ini pertama kali dialami oleh pasien.
Pemeriksaan fisik didapatkan TD 140/90 mmHg, Nadi 90x/m, RR
26x/m, Tax 36,6OC, edema palpebra, edema tangan dan tungkai. Hasil
pemeriksaan urin ditemukan albumin +3, eritrosit 50/lpb, silinder
eritrosit (+). Diagnosa pasien adalah?
a. Glomerulonefritis
b. Sindroma nefrotik
c. Pyeloneftis
d. Akut tubular nekrosis
e. Nefrolithiasis
Glomerulonefritis (Sindroma Nefritik)
· Sekumpulan gejala klinis berupa P-H-A-R-O-H yang terjadi
secara akut
 Proteinuria
 Hematuria
 Azotemia
 Red blood cell cast
 Oliguria
 Hipertensi
40
Anak usia 7 tahun dibawa ke RS oleh ayahnya bengkak di sekitar mata
dan tungkai. Pasien dikeluhkan sejak 3 hari sebelumnya pasien buang
air kecil berwarna merah dan sedikit hanya 2x sehari. Riwayat demam
2 minggu yang lalu pasien mengalami batuk pilek dan nyeri telan,
namun saat ini sudah sembuh. Pada pemeriksaan TD 140/100 mmHg,
N 100 x/m, RR 42 x/m, suhu 36,5⁰C. Hasil laboratorium darah : Hb 9,5,
Leukosit 11.800, trombosit 350.000, Ureum 49, Kreatinin 2,5. Hasil
Urinalisis : nitrit (-), leukosit 4-5/lpb, eritrosit 15-20/lpb, albumin ++.
Diagnosis?
a. Sindroma nefrotik
b. GNAPS
c. GGA prerenal
d. GGA postrenal
e. Sistitis kronis
40
Anak usia 7 tahun dibawa ke RS oleh ayahnya bengkak di sekitar mata
dan tungkai. Pasien dikeluhkan sejak 3 hari sebelumnya pasien buang
air kecil berwarna merah dan sedikit hanya 2x sehari. Riwayat demam
2 minggu yang lalu pasien mengalami batuk pilek dan nyeri telan,
namun saat ini sudah sembuh. Pada pemeriksaan TD 140/100 mmHg,
N 100 x/m, RR 42 x/m, suhu 36,5⁰C. Hasil laboratorium darah : Hb 9,5,
Leukosit 11.800, trombosit 350.000, Ureum 49, Kreatinin 2,5. Hasil
Urinalisis : nitrit (-), leukosit 4-5/lpb, eritrosit 15-20/lpb, albumin ++.
Diagnosis?
a. Sindroma nefrotik
b. GNAPS
c. GGA prerenal
d. GGA postrenal
e. Sistitis kronis
Glomerulonephritis Acute Post Streptococcus
(GNAPS)
Sindrom Nefritik + Riwayat Infeksi Streptococcus Beta Hemolyticus
Group A (scarlet fever, faringitis, infeksi kulit)
Patofisiologi Infeksi Streptococcus Beta Hemolyticus Group A Reaksi Antigen-
Antibodi molecular mimicry “kompleks imun” inflamasi
merusak glomerulus ginjal

Diagnosis · PHAROH (Proteinuria, Hematuria, Azotemia, Red blood cast,


Oliguria, Hipertensi)
· ASTO meningkat
· C3 menurun
Komplikasi Gagal Ginjal Akut, Hipertensi Ensephalopati, Gagal Jantung (ALO)

Terapi · Penicillin (Amoksisilin 50mg/kgBB dibagi 3 dosis) atau bila alergi


berikan eritromisin 30mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis selama 10 hari
· Anti hipertensi
· Furosemid bila edema
41
Anak laki-laki 3 tahun, datang ke RS diantar ibunya dengan keluhan
bengkak seluruh tubuh sejak 1 minggu. Bengkak pertama terjadi 1 tahun
yang lalu dan sembuh sendiri tanpa pengobatan. Pada pemeriksaaan
laboratorium didapatkan kadar albumin yang sangat menurun dan
protein urin yang sangat meningkat. Diagnosis yang paling mungkin?
a. Sindrom nefrotik idiopatik
b. Sindrom nefrotik relaps sering
c. Sindrom nefrotik resisten
d. Sindrom nefrotik primer
e. Sindrom nefrotik relaps jarang
Sembuh sendiri tanpa pengobatan Prednison
Sindroma Nefrotik Idiopatik
Anak laki-laki 3 tahun, datang ke RS diantar ibunya dengan keluhan
bengkak seluruh tubuh sejak 1 minggu. Bengkak pertama terjadi 1 tahun
yang lalu dan sembuh sendiri tanpa pengobatan. Pada pemeriksaaan
laboratorium didapatkan kadar albumin yang sangat menurun dan
protein urin yang sangat meningkat. Diagnosis yang paling mungkin?
a. Sindrom nefrotik idiopatik
b. Sindrom nefrotik relaps sering
c. Sindrom nefrotik resisten
d. Sindrom nefrotik primer
e. Sindrom nefrotik relaps jarang
Sindrom Nefrotik (2)

Proteinuria masif  Gejala Klinis :


(dipstick >+2) – Bengkak pada kelopak mata, tungkai,
asites, edema anasarka
– BAK keruh
Hipoalbuminemia
(<2,5 g/dl)  Terbanyak pada anak :
Sindroma Nefrotik Idiopatik dengan
temuan Histopatologi paling banyak
adalah minimal-change nephropathy
Edema
 Terapi :
– Prednison, Imunosupresan
Hiperlipidemia (>200 – Diuretik (furosemid atau spironolakton)
mg/dl), oval fat bodies – Albumin
42
Anak perempuan usia 8 tahun dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan
bengkak seluruh tubuh sejak 1 minggu ini. Pemeriksaan fisik TD 110/80,
Nadi 90x/m, RR 28x/m, edem pretibial dan edem anasarka. Hasil lab
urinalisis menunjukkan warna keruh, protein +3, eritrosit 2-4/lpb,
leukosit 1-3/lpb. Riwayat pasien pernah mengalami keluhan serupa 1
tahun yang lalu dan saat itu mendapat terapi obat berwarna hijau
selama 8 minggu. Apakah diagnosis yang tepat pada kasus ini?
a. Sindrom nefrotik idiopatik
b. Sindrom nefrotik primer
c. Sindrom nefrotik relaps jarang
d. Sindrom nefrotik relaps sering
e. Sindrom nefrotik resisten
Anak perempuan usia 8 tahun dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan
bengkak seluruh tubuh sejak 1 minggu ini. Pemeriksaan fisik TD 110/80,
Nadi 90x/m, RR 28x/m, edem pretibial dan edem anasarka. Hasil lab
urinalisis menunjukkan warna keruh, protein +3, eritrosit 2-4/lpb,
leukosit 1-3/lpb. Riwayat pasien pernah mengalami keluhan serupa 1
tahun yang lalu dan saat itu mendapat terapi obat berwarna hijau
selama 8 minggu. Apakah diagnosis yang tepat pada kasus ini?
a. Sindrom nefrotik idiopatik
b. Sindrom nefrotik primer
c. Sindrom nefrotik relaps jarang
d. Sindrom nefrotik relaps sering
e. Sindrom nefrotik resisten
Batasan Sindroma Nefrotik

Remisi Proteinuria negatif berturut-turut 3 hari dalam 1


minggu
Relaps Proteinuria ≥ 2+ 3 hari berturut-turut dalam 1 minggu
Jarang < 2x dalam 6 bulan pertama setelah respon awal

Sering ≥ 2x dalam 6 bulan pertama setelah respon awal

Dependen Relaps 2x berurutan setelah dosis steroid diturunkan


Resisten Tidak ada remisi pada pengobatan penuh 4 minggu
43
Anak usia 8 tahun, datang ke IGD dengan keluhan bengkak. Awalnya
bengkak, pada daerah mata di pagi hari, lalu membaik di siang hari.
Namun sejak 3 hari ini memberat, bengkak pada kaki dan tangan.
Pasien juga mengeluh sesak nafas. Pemeriksaan fisik didapatkan TD
110/80, nadi 130x/m, RR 40x/m, ronkhi basah halus pada kedua basal
paru. Hasil pemeriksaan urinalisis : warna keruh, protein +++, eritrosit
(-), leukosit (-). Pemeriksaan albumin darah 1,9 g/dl, ureum 20,
creatinin 0.6. Penatalaksanaan awal yang perlu dilakukan pada pasien ?
a. Penicilin intravena
b. Steroid intravena
c. Furosemide intravena
d. Prednison
e. Hemodialisa
Sindroma Nefrotik
Anak usia 8 tahun, datang ke IGD dengan keluhan bengkak. Awalnya
bengkak, pada daerah mata di pagi hari, lalu membaik di siang hari.
Namun sejak 3 hari ini memberat, bengkak pada kaki dan tangan.
Pasien juga mengeluh sesak nafas. Pemeriksaan fisik didapatkan TD
110/80, nadi 130x/m, RR 40x/m, ronkhi basah halus pada kedua basal
paru. Hasil pemeriksaan urinalisis : warna keruh, protein +++, eritrosit
(-), leukosit (-). Pemeriksaan albumin darah 1,9 g/dl, ureum 20,
creatinin 0.6. Penatalaksanaan awal yang perlu dilakukan pada pasien ?
a. Penicilin intravena
b. Steroid intravena
c. Furosemide intravena
d. Prednison
e. Hemodialisa
Sindrom Nefrotik (2)

Proteinuria masif  Gejala Klinis :


(dipstick >+2) – Bengkak pada kelopak mata, tungkai,
asites, edema anasarka
– BAK keruh
Hipoalbuminemia
(<2,5 g/dl)  Terbanyak pada anak :
Sindroma Nefrotik Idiopatik dengan
temuan Histopatologi paling banyak
adalah minimal-change nephropathy
Edema
 Terapi :
– Prednison, Imunosupresan
Hiperlipidemia (>200 – Diuretik (furosemid atau spironolakton)
mg/dl), oval fat bodies – Albumin
44
Anak laki-laki usia 3 tahun diantar ibunya ke puskesmas dengan
keluhan bengkak pada kedua kelopak mata. Bengkak pada wajah
terlihat pada waktu bangun tidur dan menghilang saat aktivitas. BAK
banyak, tidak nyeri, keruh (+) dan BAB dalam batas normal. Saat ini
pasien terlihat lemas, banyak minum air putih, tanda vital dalam batas
normal. Pemeriksaan urin lengkap didapatkan proteinuria (+++), oval
fat bodies (+), eritrosit (++). Pemeriksaan darah didapatkan kadar
kolesterol 300mg/dl. Terapi apa yang tepat diberikan pada pasien?
a. Prednison
b. Ramipril
c. Furosemid
d. Cimetidine
e. Penisilin prokain
Dx. Sindroma Nefrotik
Anak laki-laki usia 3 tahun diantar ibunya ke puskesmas dengan
keluhan bengkak pada kedua kelopak mata. Bengkak pada wajah
terlihat pada waktu bangun tidur dan menghilang saat aktivitas. BAK
banyak, tidak nyeri, keruh (+) dan BAB dalam batas normal. Saat ini
pasien terlihat lemas, banyak minum air putih, tanda vital dalam batas
normal. Pemeriksaan urin lengkap didapatkan proteinuria (+++), oval
fat bodies (+), eritrosit (++). Pemeriksaan darah didapatkan kadar
kolesterol 300mg/dl. Terapi apa yang tepat diberikan pada pasien?
a. Prednison
b. Ramipril
c. Furosemid
d. Cimetidine
e. Penisilin prokain
Sindrom Nefrotik (2)

Proteinuria masif  Gejala Klinis :


(dipstick >+2) – Bengkak pada kelopak mata, tungkai,
asites, edema anasarka
– BAK keruh
Hipoalbuminemia
(<2,5 g/dl)  Terbanyak pada anak :
Sindroma Nefrotik Idiopatik dengan
temuan Histopatologi paling banyak
adalah minimal-change nephropathy
Edema
 Terapi :
– Prednison, Imunosupresan
Hiperlipidemia (>200 – Diuretik (furosemid atau spironolakton)
mg/dl), oval fat bodies – Albumin
45
Anak laki - laki usia 7 tahun datang bersama orang tuanya dengan
keluhan kencing seperti air cucian daging. Sebelumnya sekitar dua
minggu yang lalu pasien mengalami batuk pilek dan demam namun
sudah sembuh. Pemeriksaan didapatkan TD 130/90 mmHg, Nadi 90x/m,
RR 26x/m, Tax 36,7OC dan edem palpebra, lain-lain dalam batas normal.
Dari hasil pemeriksaan darah didapatkan kadar ASTO 324. Apakah
penatalaksanaan yang tepat untuk kondisi pasien ini?
a. Furosemid oral
b. Captopril oral
c. Nifedipin oral
d. Prednison oral
e. Penicilin oral
GNAPS
Anak laki - laki usia 7 tahun datang bersama orang tuanya dengan
keluhan kencing seperti air cucian daging. Sebelumnya sekitar dua
minggu yang lalu pasien mengalami batuk pilek dan demam namun
sudah sembuh. Pemeriksaan didapatkan TD 130/90 mmHg, Nadi 90x/m,
RR 26x/m, Tax 36,7OC dan edem palpebra, lain-lain dalam batas normal.
Dari hasil pemeriksaan darah didapatkan kadar ASTO 324. Apakah
penatalaksanaan yang tepat untuk kondisi pasien ini?
a. Furosemid oral
b. Captopril oral
c. Nifedipin oral
d. Prednison oral
e. Penicilin oral
Glomerulonephritis Acute Post Streptococcus
(GNAPS)
Sindrom Nefritik + Riwayat Infeksi Streptococcus Beta Hemolyticus
Group A (scarlet fever, faringitis, infeksi kulit)
Patofisiologi Infeksi Streptococcus Beta Hemolyticus Group A Reaksi Antigen-
Antibodi molecular mimicry “kompleks imun” inflamasi
merusak glomerulus ginjal

Diagnosis · PHAROH (Proteinuria, Hematuria, Azotemia, Red blood cast,


Oliguria, Hipertensi)
· ASTO meningkat
· C3 menurun
Komplikasi Gagal Ginjal Akut, Hipertensi Ensephalopati, Gagal Jantung (ALO)

Terapi · Penicillin (Amoksisilin 50mg/kgBB dibagi 3 dosis) atau bila alergi


berikan eritromisin 30mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis selama 10 hari
· Anti hipertensi
· Furosemid bila edema
46
Seorang anak perempuan 6 tahun dibawa kedua orang tuanya ke
dokter dengan keluhan sakit saat buang air kecil. Pasien menjadi malas
buang air kecil. Riwayat demam sejak 2 hari ini. Keadaan umum baik,
kesadaran komposmentis, pemeriksaan fisik tanda vital dalam batas
normal dan nyeri tekan daerah suprapubik (+). Pemeriksaan lab urin
didapat leukosit 10-15/Ipb dan eritrosit 1-2/Ipb. Pemeriksaan
penunjang baku emas untuk penyakit di atas adalah?
a. Urinalisa
b. Darah rutin
c. Kultur urin
d. IVP
e. USG ginjal dan kandung kemih
ISK bawah (Cystitis)
Seorang anak perempuan 6 tahun dibawa kedua orang tuanya ke
dokter dengan keluhan sakit saat buang air kecil. Pasien menjadi malas
buang air kecil. Riwayat demam sejak 2 hari ini. Keadaan umum baik,
kesadaran komposmentis, pemeriksaan fisik tanda vital dalam batas
normal dan nyeri tekan daerah suprapubik (+). Pemeriksaan lab urin
didapat leukosit 10-15/Ipb dan eritrosit 1-2/Ipb. Pemeriksaan
penunjang baku emas untuk penyakit di atas adalah?
a. Urinalisa
b. Darah rutin
c. Kultur urin
d. IVP
e. USG ginjal dan kandung kemih
Infeksi Saluran Kemih
ISK pada neonatus  Gejala tidak spesifik :
Demam, letargi, tidak mau minum,
anoreksia, gagal tumbuh, ikterik
Pielonefritis akut /  Demam, muntah, menggigil, flank pain, BAK
ISK atas bau menyengat
 PF : flank pain (nyeri ketok ginjal/CVA)

Sistitis /  Disuri, frekuensi, mengompol, tidak lampias,


ISK bawah BAK bau menyengat
 PF : nyeri tekan suprapubik
 Pemeriksaan penunjang :
 Urinalisis : lekosit urin (>5/lpb), leukosit esterase (+), nitrit (+),
bacteria (+)
 Gold standart : kultur urin
47
Anak laki-laki usia 5 tahun diantar ibunya ke Puskesmas dengan keluhan
kencing berbau sejak 2 hari yang lalu disertai rewel dan menangis saat
kencing. Pasien juga dikeluhkan demam sejak 3 hari. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan nadi 90x/m, RR 26x/m, Tax 38,7OC dan nyeri ketok
costovertebrae. Pada pemeriksaan lab : Hb 11,6 g/dl, Hct 37%, Leukosit
22.000, Trombosit 356.000. Pada pemeriksaan urine rutin didapatkan
kencing berwarna kuning keruh dan leukosit 60/lpb. Apakah pengobatan
yang tepat?
a. Ciprofloksasin PO
b. Cefiksim PO
c. Ceftriaxon IV
d. Ampicillin IV
e. Gentamycin IV
ISK Atas (Pyelonefritis)
Anak laki-laki usia 5 tahun diantar ibunya ke Puskesmas dengan keluhan
kencing berbau sejak 2 hari yang lalu disertai rewel dan menangis saat
kencing. Pasien juga dikeluhkan demam sejak 3 hari. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan nadi 90x/m, RR 26x/m, Tax 38,7OC dan nyeri ketok
costovertebrae. Pada pemeriksaan lab : Hb 11,6 g/dl, Hct 37%, Leukosit
22.000, Trombosit 356.000. Pada pemeriksaan urine rutin didapatkan
kencing berwarna kuning keruh dan leukosit 60/lpb. Apakah pengobatan
yang tepat?
a. Ciprofloksasin PO
b. Cefiksim PO
c. Ceftriaxon IV
d. Ampicillin IV
e. Gentamycin IV
Algoritma Tatalaksana ISK

Pedoman Pelayanan Medis IDAI, 2011


Jenis dan Dosis Antibiotik untuk ISK
48
Anak perempuan usia 10 tahun datang dengan keluhan sering
mengompol padahal pasien sudah tidak mengompol. Keluhan lain
sering BAK, tidak lampias dan disertai nyeri. Riwayat demam sejak 2
hari ini. TTV:TD 110/80mmHg N 80x/m RR 28x/m Tax 38.7OC.
Pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan pada suprapubis,
ballotement ginjal (-). Hasil urinalisis didapatkan protein (+), leukosit
10-15/lbp, eritrosit 3-5/lbp, nitrit (+). Hasil lab darah didapatkan
Ureum 20, Creatininin 1. Terapi yang tepat?
a. Rawat inap, cotrimozaxole oral 2x 480 mg
b. Rawat inap, cefotaxim intravena 2 x 500 mg
c. Rawat jalan, prednison oral 60 mg/hari
d. Rawat jalan, cefixime oral 100 mg/hari
e. Rawat inap, cefixime oral 100 mg/hari
ISK Bawah (Sistitis)
Anak perempuan usia 10 tahun datang dengan keluhan sering
mengompol padahal pasien sudah tidak mengompol. Keluhan lain
sering BAK, tidak lampias dan disertai nyeri. Riwayat demam sejak 2
hari ini. TTV:TD 110/80mmHg N 80x/m RR 28x/m Tax 38.7OC.
Pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan pada suprapubis,
ballotement ginjal (-). Hasil urinalisis didapatkan protein (+), leukosit
10-15/lbp, eritrosit 3-5/lbp, nitrit (+). Hasil lab darah didapatkan
Ureum 20, Creatininin 1. Terapi yang tepat?
a. Rawat inap, cotrimozaxole oral 2x 480 mg
b. Rawat inap, cefotaxim intravena 2 x 500 mg
c. Rawat jalan, prednison oral 60 mg/hari
d. Rawat jalan, cefixime oral 100 mg/hari
e. Rawat inap, cefixime oral 100 mg/hari
Algoritma Tatalaksana ISK

Pedoman Pelayanan Medis IDAI, 2011


Jenis dan Dosis Antibiotik untuk ISK
49
Seorang anak perempuan usia 5 tahun dibawa orang tuanya ke dokter
karena demam sejak 2 hari, suhu mencapi 39.5 C. Keluhan disertai
nyeri pada pinggang kanan dan mual muntah. Tidak ada riwayat batuk,
pilek atau diare. Pasien memiliki riwayat refluks vesikoureter dan
riwayat infeksi saluran kemih rekuren. Pasien tampak sakit sedang, TD
110/60 mmHg, nadi 150x/m, RR 26xm, suhu 39,8 C, pada pemeriksaan
didapatkan nyeri tekan pada sudut costovertebaral kanan. Apakah
tatalaksana yang tepat pada kasus ini?
a. Pyelografi intravena
b. Ultrasonografi ginjal
c. Terapi antibiotik dan antipiretik oral
d. Terapi antibiotik oral dan pemeriksaan ulang dalam 24 jam
e. Terapi antibiotik intravena
Dx. Pyelonefritis
Seorang anak perempuan usia 5 tahun dibawa orang tuanya ke dokter
karena demam sejak 2 hari, suhu mencapi 39.5 C. Keluhan disertai
nyeri pada pinggang kanan dan mual muntah. Tidak ada riwayat batuk,
pilek atau diare. Pasien memiliki riwayat refluks vesikoureter dan
riwayat infeksi saluran kemih rekuren. Pasien tampak sakit sedang, TD
110/60 mmHg, nadi 150x/m, RR 26xm, suhu 39,8 C, pada pemeriksaan
didapatkan nyeri tekan pada sudut costovertebaral kanan. Apakah
tatalaksana yang tepat pada kasus ini?
a. Pyelografi intravena
b. Ultrasonografi ginjal
c. Terapi antibiotik dan antipiretik oral
d. Terapi antibiotik oral dan pemeriksaan ulang dalam 24 jam
e. Terapi antibiotik intravena
Algoritma Tatalaksana ISK

Pedoman Pelayanan Medis IDAI, 2011


50
Pasien anak usia 3 tahun berat badan 14kg datang ke UGD dibawa
ibunya dengan keluhan diare >10x/hari sejak 2 hari ini. Pasien tampak
lemas sulit dibangunkan, tidak mau minum. Dari pemeriksaan
didapatkan ubun-ubun sangat cekung, mata cowong, turgor kulit
menurun. Tatalaksana yang tepat ?
a. Cairan kristaloid 420 ml dalam ½ jam + 980 ml dalam 2,5 jam
berikutnya
b. Cairan kristaloid 420 ml dalam 1 jam + 980 ml dalam 5 jam
berikutnya
c. Cairan kristaloid diguyur dalam 3 jam
d. Cairan kristaloid 420 ml dalam 1 jam
e. ORS 1050 ml
Diare akut dehidrasi berat
Pasien anak usia 3 tahun berat badan 14kg datang ke UGD dibawa
ibunya dengan keluhan diare >10x/hari sejak 2 hari ini. Pasien tampak
*lemas sulit dibangunkan, *tidak mau minum. Dari pemeriksaan
didapatkan ubun-ubun sangat cekung, mata cowong, turgor kulit
menurun. Tatalaksana yang tepat ?
a. Cairan kristaloid 420 ml dalam ½ jam + 980 ml dalam 2,5 jam
berikutnya
b. Cairan kristaloid 420 ml dalam 1 jam + 980 ml dalam 5 jam
berikutnya
c. Cairan kristaloid diguyur dalam 3 jam
d. Cairan kristaloid 420 ml dalam 1 jam
e. ORS 1050 ml
Penilaian Derajat Dehidrasi
Tanpa dehidrasi D. Ringan Sedang Dehidrasi Berat
Rencana Terapi C/Dehidrasi Berat

Cairan yang digunakan :


RL / Ringer Asetat atau NaCl 0,9%

Semua anak harus mulai diberikan cairan oralit per oral ketika bisa
minum tanpa kesulitan 5ml/kgBB/jam dan diberi Zinc
51
Seorang anak usia 1 tahun datang diantar orangtuanya dengan keluhan
diare sejak 2 hari yang lalu. Frekuensi diare 5-7x/hari, cair dan tidak
ada lendir dan darah. Pemeriksaan fisik tanda vital normal, KU baik,
tenang. BB 8 kg. Turgor baik, CRT < 2 detik, bibir mukosa basah. Terapi
yang tepat diberikan pada pasien ini?
a. Rehidrasi 60 ml dalam 2 jam
b. Rehidrasi 60 ml dalam 4 jam
c. Pemberian oralit 50 ml setiap diare
d. Infus cairan 600 ml dalam 6 jam
e. Infus cairan 250 ml dalam 1 jam
Diare Akut Tanpa Dehidrasi
Seorang anak usia 1 tahun datang diantar orangtuanya dengan keluhan
diare sejak 2 hari yang lalu. Frekuensi diare 5-7x/hari, cair dan tidak
ada lendir dan darah. Pemeriksaan fisik tanda vital normal, KU baik,
tenang. BB 8 kg. Turgor baik, CRT < 2 detik, bibir mukosa basah. Terapi
yang tepat diberikan pada pasien ini?
a. Rehidrasi 60 ml dalam 2 jam
b. Rehidrasi 60 ml dalam 4 jam
c. Pemberian oralit 50 ml setiap diare
d. Infus cairan 600 ml dalam 6 jam
e. Infus cairan 250 ml dalam 1 jam
Rencana Terapi A/Tanpa Dehidrasi

· Cairan oralit diberikan :

· Berikan Zinc

· Lanjutkan ASI/makanan
BAWA KEMBALI BILA :
 Diare bertambah parah, anak tidak bisa minum atau menyusu, atau malas
minum, atau timbul demam, atau ada darah di dalam tinja, ATAU
 Tidak ada tanda-tanda tersebut tapi tidak ada perbaikan dalam 5 hari
52
Anak 5 tahun dibawa ke puskesmas karena keluhan diare sejak 3 hari
yang lalu. Diare 3-5x/ hari konsistensi cair tanpa lendir dan darah.
Keluhan disertai demam, mual dan muntah namun keluhan sudah
tidak ditemukan saat pemeriksaan. Pemeriksaan fisik anak rewel, mata
cekung, air mata minimal, trugor kembali 1-2 detik. Anak tampak
kehausan dan selalu ingin minum. BB 16 kg. Tatalaksana yang tepat?
a. Pemberian oralit 50-100 cc tiap kali diare
b. Oralit 4 gelas selama 3 jam
c. Oralit 6 gelas selama 3 jam
d. Inf kristaloid 480 cc selama 30 menit
e. Inf kristaloid 1.120 cc selama 2,5 jam
Dehidrasi ringan sedang
75 x 16 = 1200 cc selama 3 jam
Anak 5 tahun dibawa ke puskesmas karena keluhan diare sejak 3 hari
yang lalu. Diare 3-5x/ hari konsistensi cair tanpa lendir dan darah.
Keluhan disertai demam, mual dan muntah namun keluhan sudah
tidak ditemukan saat pemeriksaan. Pemeriksaan fisik *anak rewel,
mata cekung, air mata minimal, trugor kembali 1-2 detik. Anak tampak
*kehausan dan selalu ingin minum. BB 16 kg. Tatalaksana yang tepat?
a. Pemberian oralit 50-100 cc tiap kali diare
b. Oralit 4 gelas selama 3 jam
c. Oralit 6 gelas selama 3 jam (@gelas 200cc)
d. Inf kristaloid 480 cc selama 30 menit
e. Inf kristaloid 1.120 cc selama 2,5 jam
Rencana Terapi B/Dehidrasi Ringan-Sedang

75 cc/kgBB diberikan selama 3 jam

· Mulai lanjutkan ASI/makanan dan Zinc


· Bila anak muntah tunggu 10 menit, lalu berikan lagi dengan lebih
lambat
53
Seorang bayi laki-laki usia 13 bulan dibawa oleh orang tuanya dengan
keluhan diare sejak 6 hari. Diare tidak berlendir ataupun berdarah
sebanyak ±15 kali/hari. Pasien tampak lesu dan lemas sejak 6 jam yang
lalu, nadi 150 x/m. Pemeriksaan fisik : ubun-ubun besar cekung, mata
cekung, bibir dan mukosa mulut kering, turgor kulit lambat, akral
dingin, pengisian kapiler > 2 detik. Apakah penatalaksanaan yang tepat
pada kasus tersebut?
a. Rehidrasi oral dengan oralit
b. Rehidrasi intravena 30cc/kgBB dilanjutkan 70cc/kgBB
c. Pemberian antibiotik berupa ampicillin dan kloramfenikol
d. Pemberikan dextrose 5% dan natrium bikarbonat
e. Pemberian RL 20 ml/kgbb infus cepat dan pantau tanda vital
Sudah ada tanda2 syok hipovolemik!
Dx : Syok hipovolemik et causa diare akut dehidrasi berat
Terapi syok : 20cc/kgBB infus cepat
Seorang bayi laki-laki usia 13 bulan dibawa oleh orang tuanya dengan
keluhan diare sejak 6 hari. Diare tidak berlendir ataupun berdarah
sebanyak ±15 kali/hari. *Pasien tampak lesu dan lemas sejak 6 jam
yang lalu, nadi 150 x/m. Pemeriksaan fisik : ubun-ubun besar cekung,
mata cekung, bibir dan mukosa mulut kering, *turgor kulit lambat,
akral dingin, pengisian kapiler > 2 detik. Apakah penatalaksanaan yang
tepat pada kasus tersebut?
a. Rehidrasi oral dengan oralit
b. Rehidrasi intravena 30cc/kgBB dilanjutkan 70cc/kgBB
c. Pemberian antibiotik berupa ampicillin dan kloramfenikol
d. Pemberikan dextrose 5% dan natrium bikarbonat
e. Pemberian RL 20 ml/kgbb infus cepat dan pantau tanda vital
54
Anak usia 2 thn datang ke Puskesmas dengan diare sejak 2 hari. BAB cair
sekitar >10x/hari, tidak disertai darah dan lendir. Muntah tiap minum dan
penurunan berat badan. Pada pemeriksaan fisik anak tampak lemah, nadi
152x/menit, suhu 37OC, napas cepat dan dalam, ubun ubun besar cekung,
mata cowong, turgor kulit kembali sangat lambat. Dokter Puskesmas
mencoba memasang infus namun gagal dan berencana merujuk pasien ke
RS. Jarak ke RS sekitar 12 jam. Apa yang harus dilakukan?
a. Beri air putih melalui mulut 20cc/kg/jam
b. Beri air putih melalui mulut 30cc/kg/jam
c. Beri oralit melalui mulut 10cc/kg/jam
d. Beri oralit melalui NGT 20cc/kg/jam
e. Beri oralit melalui NGT 30cc/kg/jam
DIARE AKUT DEHIDRASI BERAT
Anak usia 2 thn datang ke Puskesmas dengan diare sejak 2 hari. BAB cair
sekitar >10x/hari, tidak disertai darah dan lendir. *Muntah tiap minum dan
penurunan berat badan. Pada pemeriksaan fisik anak tampak *lemah, nadi
152x/menit, suhu 37OC, napas cepat dan dalam, ubun ubun besar cekung,
mata cowong, *turgor kulit kembali sangat lambat. Dokter Puskesmas
mencoba memasang infus namun gagal dan berencana merujuk pasien ke
RS. Jarak ke RS sekitar 12 jam. Apa yang harus dilakukan?
a. Beri air putih melalui mulut 20cc/kg/jam
b. Beri air putih melalui mulut 30cc/kg/jam
c. Beri oralit melalui mulut 10cc/kg/jam
d. Beri oralit melalui NGT 20cc/kg/jam
e. Beri oralit melalui NGT 30cc/kg/jam
Buku Saku Pelayanan Kesehatan
Anak di RS, WHO-Kemenkes 2008
55
Anak laki-laki usia 5 tahun dibawa ibunya ke RS dengan keluhan BAB
cair berdarah sejak 3 hari yang lalu. Keluhan juga disertai nyeri perut
dan demam tinggi. Pemeriksaan fisik nadi 100x/m, rr 30x/m, suhu
38OC, tidak didapatkan tanda dehidrasi. Pemeriksaan penunjang
apakah yang sebaiknya dilakukan untuk membantu menegakkan
diagnosis?
a. Kultur feses
b. Feses lengkap
c. Darah lengkap
d. USG abdomen
e. Foto polos abdomen
55
Anak laki-laki usia 5 tahun dibawa ibunya ke RS dengan keluhan BAB
cair berdarah sejak 3 hari yang lalu. Keluhan juga disertai nyeri perut
dan demam tinggi. Pemeriksaan fisik nadi 100x/m, rr 30x/m, suhu
38OC, tidak didapatkan tanda dehidrasi. Pemeriksaan penunjang
apakah yang sebaiknya dilakukan untuk membantu menegakkan
diagnosis?
a. Kultur feses
b. Feses lengkap
c. Darah lengkap
d. USG abdomen
e. Foto polos abdomen
56
Seorang perempuan usia 15 tahun datang ke puskesmas dengan
keluhan diare sejak 5 hari. Diare berlendir dan berdarah. Pemeriksaan
fisik TD 110/80 mmHg, Nadi 88x/m, RR 24x/m, Tax 36,7OC, tidak
didapatkan tanda dehidrasi. Dari pemeriksaan feses ditemukan
tropozoid berinti 1 dengan vakuola yang berisi eritrosit. Apakah
diagnsois penyakit pasien?
a. Amubiasis
b. Giardiasis
c. Shigelosis
d. Tricuriasis
e. Taeniasis
56
Seorang perempuan usia 15 tahun datang ke puskesmas dengan
keluhan diare sejak 5 hari. Diare berlendir dan berdarah. Pemeriksaan
fisik TD 110/80 mmHg, Nadi 88x/m, RR 24x/m, Tax 36,7OC, tidak
didapatkan tanda dehidrasi. Dari pemeriksaan feses ditemukan
tropozoid berinti 1 dengan vakuola yang berisi eritrosit. Apakah
diagnsois penyakit pasien?
a. Amubiasis
b. Giardiasis
c. Shigelosis
d. Tricuriasis
e. Taeniasis
DISENTRI (Diare Lendir-Darah)
Etiologi Gejala, Tanda, Diagnosis Terapi
Balantidium coli · Riwayat tinggal di sekitar peternakan sapi Metronidazole
· Napas atau muntah bau tinja
· Pemeriksaan feses : tropozoid dan kista
berbentuk bulat memiliki makro dan
mikronukleus
Salmonella · Demam > 7 hari Cloramphenicole
· Diare lendir-darah
· Pemeriksaan penunjang : Widal, IgM anti
Salmonella, Kultur Darah
Shigella dysentri · Diare lendir-darah disertai dehidrasi Cotrimoxazole
· Pasien tampak toksik
· Pemeriksaan feses : leukosit dan eritrosit
meningkat, bakteri gram negatif
Entamoeba hystolytica · Diare lendir-darah, biasanya tanpa Metronidazole
dehidrasi/ringan
· Komplikasi: abses hepar
· Pemeriksaan feses:
- Kista: bulat dengan inti 4
- Tropozoit: bentuk iregular dengan psudopoda,
sitoplasma bergranular mengandung eritrosit,
inti sel dengan karyosome di tengah dan
kromatin di perifer
Gambaran Mikroskopis Feses

Shigella dysenteriae
Leukosit dan eritrosit meningkat

Entamoeba hystolitica
· Kista : bulat berinti 4
· Trophozoit : bentuk iregular dengan psudopoda, dapat bergerak, sitoplasma
bergranular dan mengandung eritrosit, inti sel dengan karyosome di tengah
dan kromatin di perifer
57
Anak berusia 2 tahun dibawa ibunya ke RS IGD karena BAB mencret
dan cair sejak sehari sebelumnya. Keluhan demam disangkal. Tanda-
tanda dehidrasi (+) tetapi anak tidak menunjukkan tanda-tanda nyeri.
BAB tidak berlendir dan tidak berdarah. Dari kultur tinja pada agar
McConkey didapatkan bakteri gram negatif, pertumbuhan bakteri baik,
koloni bundar, halus, cembung, dan memfermentasi laktosa. Bakteri
apakah yang kemungkinan menyebabkan kelainan pada pasien?
a. Enteropathogenic E. coli
b. Enterotoxigenic E. coli
c. Enteroaggregative E. coli
d. Enterohemorrhagic E. coli
e. Enteroinvasive E. coli
57
Anak berusia 2 tahun dibawa ibunya ke RS IGD karena BAB mencret
dan cair sejak sehari sebelumnya. Keluhan demam disangkal. Tanda-
tanda dehidrasi (+) tetapi anak tidak menunjukkan tanda-tanda nyeri.
BAB tidak berlendir dan tidak berdarah. Dari kultur tinja pada agar
McConkey didapatkan bakteri gram negatif, pertumbuhan bakteri baik,
koloni bundar, halus, cembung, dan memfermentasi laktosa. Bakteri
apakah yang kemungkinan menyebabkan kelainan pada pasien?
a. Enteropathogenic E. coli
b. Enterotoxigenic E. coli
c. Enteroaggregative E. coli
d. Enterohemorrhagic E. coli
e. Enteroinvasive E. coli
- DIARE CAIR -
Jenis Nausea Fever Abd Pain Terapi Keterangan Lain
Vomit
Virus Rotavirus + + + Suportif Diare cair, demam
Enterovirus
Adenovirus

ETEC Gram + + + Cotrimoxazole -


(Enterotox negatif
igenic
E.Coli)

Vibrio Gram + + + Tetrasiklin (>8 Diare cair seperti cucian


Cholera negatif tahun), beras, diare masif tanpa
Cotrimoxazole tenesmus, dehidrasi
Karakteristik Diare E coli
Populasi yg berisiko Watery Bloody

ETEC > 1 thn + traveller +++ -


EIEC > 1 thn + ++ (fever)
EPEC < 2 thn, (>> 6 bln) +++ - (mukus)
STEC/EHEC 6 bln-10thn + dws + +++ (afebrile)
EAEC < 1 thn + traveller +++ - (mukus)

ETEC : Enterotoxigenic E coli


EIEC : Enteroinvasive E coli
EPEC : Enteropathogenic E coli
STEC : Shigatoxin producing E coli atau EHEC : Enterohemorrhagic E coli
EAEC : Enteroaggregative E coli
58
Seorang anak usia 13 tahun dibawa ibunya ke dokter karena diare 3
hari dengan frekuensi 6-10 kali/hari. Diare berlendir dan berdarah.
Keluhan juga disertai demam. Keadaan umum tampak sakit sedang,
nadi 120x/m, rr 30x/m, Tax 38,5C, mata cowong, turgor kulit
menurun, perut cembung. Pada pemeriksaan penunjang feses lengkap
didapatkan eritrosit +++, leukosit +++. Terapi yang tepat diberikan
adalah?
a. Amoxycillin
b. Ciprofloxacin
c. Tetrasiklin
d. Metronidazol
e. Cotrimoxazole
Diare lendir&darah, pemeriksaan feses eri +++, leu +++
(hebohhh!!!) DISENTRI BASILER (Shigellosis)
Seorang anak usia 13 tahun dibawa ibunya ke dokter karena diare 3
hari dengan frekuensi 6-10 kali/hari. Diare berlendir dan berdarah.
Keluhan juga disertai demam. Keadaan umum tampak sakit sedang,
nadi 120x/m, rr 30x/m, Tax 38,5C, mata cowong, turgor kulit
menurun, perut cembung. Pada pemeriksaan penunjang feses lengkap
didapatkan eritrosit +++, leukosit +++. Terapi yang tepat diberikan
adalah?
a. Amoxycillin
b. Ciprofloxacin
c. Tetrasiklin
d. Metronidazol
e. Cotrimoxazole
DISENTRI (Diare Lendir-Darah)
Etiologi Gejala, Tanda, Diagnosis Terapi
Balantidium coli · Riwayat tinggal di sekitar peternakan sapi Metronidazole
· Napas atau muntah bau tinja
· Pemeriksaan feses : tropozoid dan kista
berbentuk bulat memiliki makro dan
mikronukleus
Salmonella · Demam > 7 hari Cloramphenicole
· Diare lendir-darah
· Pemeriksaan penunjang : Widal, IgM anti
Salmonella, Kultur Darah
Shigella dysentri · Diare lendir-darah disertai dehidrasi Cotrimoxazole
· Pasien tampak toksik
· Pemeriksaan feses : leukosit dan eritrosit
meningkat, bakteri gram negatif
Entamoeba hystolytica · Diare lendir-darah, biasanya tanpa Metronidazole
dehidrasi/ringan
· Komplikasi: abses hepar
· Pemeriksaan feses:
- Kista: bulat dengan inti 4
- Tropozoit: bentuk iregular dengan psudopoda,
sitoplasma bergranular mengandung eritrosit,
inti sel dengan karyosome di tengah dan
kromatin di perifer
Gambaran Mikroskopis Feses

Shigella dysenteriae
Leukosit dan eritrosit meningkat

Entamoeba hystolitica
· Kista : bulat berinti 4
· Trophozoit : bentuk iregular dengan psudopoda, dapat bergerak, sitoplasma
bergranular dan mengandung eritrosit, inti sel dengan karyosome di tengah
dan kromatin di perifer
59
Seorang anak perempuan usia 5 tahun datang bersama orang tuanya ke
dokter dengan keluhan diare kurang lebih 8x perhari sejak 3 hari ini.
Diare disertai lendir darah. Mual muntah (+) dan demam (+). Pada
pemeriksaan fisik didapakan tanda vital normal, turgor kembali cepat
dan tenesmus. Kemudian dokter melakukan pemeriksaan feses,
didapatkan sepetti gambar dibawah ini. Apakah terapi yang tepat untuk
pasien tersebut?
a. Pirantel pamoat
b. Metronidazol
c. Albendazol
d. Mebendazol
e. Cotrimoxazole
Amoebiasis
Seorang anak perempuan usia 5 tahun datang bersama orang tuanya ke
dokter dengan keluhan diare kurang lebih 8x perhari sejak 3 hari ini.
Diare disertai lendir darah. Mual muntah (+) dan demam (+). Pada
pemeriksaan fisik didapakan tanda vital normal, turgor kembali cepat
dan tenesmus. Kemudian dokter melakukan pemeriksaan feses,
didapatkan sepetti gambar dibawah ini. Apakah terapi yang tepat untuk
pasien tersebut?
a. Pirantel pamoat
b. Metronidazol
c. Albendazol
d. Mebendazol
e. Cotrimoxazole
DISENTRI (Diare Lendir-Darah)
Etiologi Gejala, Tanda, Diagnosis Terapi
Balantidium coli · Riwayat tinggal di sekitar peternakan sapi Metronidazole
· Napas atau muntah bau tinja
· Pemeriksaan feses : tropozoid dan kista
berbentuk bulat memiliki makro dan
mikronukleus
Salmonella · Demam > 7 hari Cloramphenicole
· Diare lendir-darah
· Pemeriksaan penunjang : Widal, IgM anti
Salmonella, Kultur Darah
Shigella dysentri · Diare lendir-darah disertai dehidrasi Cotrimoxazole
· Pasien tampak toksik
· Pemeriksaan feses : leukosit dan eritrosit
meningkat, bakteri gram negatif
Entamoeba hystolytica · Diare lendir-darah, biasanya tanpa Metronidazole
dehidrasi/ringan
· Komplikasi: abses hepar
· Pemeriksaan feses:
- Kista: bulat dengan inti 4
- Tropozoit: bentuk iregular dengan psudopoda,
sitoplasma bergranular mengandung eritrosit,
inti sel dengan karyosome di tengah dan
kromatin di perifer
Gambaran Mikroskopis Feses

Shigella dysenteriae
Leukosit dan eritrosit meningkat

Entamoeba hystolitica
· Kista : bulat berinti 4
· Trophozoit : bentuk iregular dengan psudopoda, dapat bergerak, sitoplasma
bergranular dan mengandung eritrosit, inti sel dengan karyosome di tengah
dan kromatin di perifer
60
Anak 3 tahun diantar ibunya dengan keluhan diare sejak 2 minggu,
diare 3-5 kali sehari sebanyak 1-2 sendok, cair, ampas sedikit, lendir
(+), darah (+). T = 37,5 oC, Nadi = 120x/mnt, RR = 25X/mnt.
Pemeriksaan fisik anak tampak sadar, air mata kering, mata cekung,
lidah kering, perut kembung, nyeri epigastric, turgor kulit melambat,
CRT 3 detik. Pemeriksaan feses ditemukan kista inti 4 dan bentukan
ireguler dengan vakuola yang banyak mengandung eritrosit. Terapi
yang paling tepat adalah?
a. Ampicilin 20-40 mg/KgBB/hari
b. Tetracyclin 30-40 mg/KgBB/hari
c. Trimetroprim 2-4 mg/KgBB/Hari
d. Chloramphenicol 100 mg/KgBB/hari
e. Metronidazole 30-50 mg/KgBB/hari
DISENTRI AMOEBA (Amoebiasis)
Anak 3 tahun diantar ibunya dengan keluhan diare sejak 2 minggu,
diare 3-5 kali sehari sebanyak 1-2 sendok, cair, ampas sedikit, lendir
(+), darah (+). T = 37,5 oC, Nadi = 120x/mnt, RR = 25X/mnt.
Pemeriksaan fisik anak tampak sadar, air mata kering, mata cekung,
lidah kering, perut kembung, nyeri epigastric, turgor kulit melambat,
CRT 3 detik. Pemeriksaan feses ditemukan kista inti 4 dan bentukan
ireguler dengan vakuola yang banyak mengandung eritrosit. Terapi
yang paling tepat adalah?
a. Ampicilin 20-40 mg/KgBB/hari
b. Tetracyclin 30-40 mg/KgBB/hari
c. Trimetroprim 2-4 mg/KgBB/Hari
d. Chloramphenicol 100 mg/KgBB/hari
e. Metronidazole 30-50 mg/KgBB/hari
61
Seorang anak perempuan usia 10 tahun datang ke Puskesmas dengan
keluhan diare cair sejak 3 hari yang lalu, frekuensi 4x/hari disertai lendir
dan darah. Keluhan lain mual, muntah, nyeri perut, dan nafsu makan
menurun. Riwayat pasien tinggal disekitar peternakan sapi perah.
Keadaan umum pasien baik. Pemeriksaan TTV normal. Pemeriksaan
abdomen peristaltik usus meningkat. Pemeriksaan laboratorium feses
didapatkan mikroorganisme bulat dengan 2 buah inti mikro dan
makronukleus. Terapi yang tepat untuk pasien ini?
a. Cefadroksil
b. Metronidazol
c. Co-aminoklav
d. Amoksisilin
e. Cotrimoxasol
DISENTRI et causa Balantidium coli
Seorang anak perempuan usia 10 tahun datang ke Puskesmas dengan
keluhan diare cair sejak 3 hari yang lalu, frekuensi 4x/hari disertai lendir
dan darah. Keluhan lain mual, muntah, nyeri perut, dan nafsu makan
menurun. Riwayat pasien tinggal disekitar peternakan sapi perah.
Keadaan umum pasien baik. Pemeriksaan TTV normal. Pemeriksaan
abdomen peristaltik usus meningkat. Pemeriksaan laboratorium feses
didapatkan mikroorganisme bulat dengan 2 buah inti mikro dan
makronukleus. Terapi yang tepat untuk pasien ini?
a. Cefadroksil
b. Metronidazol
c. Co-aminoklav
d. Amoksisilin
e. Cotrimoxasol
DISENTRI (Diare Lendir-Darah)
Etiologi Gejala, Tanda, Diagnosis Terapi
Balantidium coli · Riwayat tinggal di sekitar peternakan sapi Metronidazole
· Napas atau muntah bau tinja
· Pemeriksaan feses : tropozoid dan kista
berbentuk bulat memiliki makro dan
mikronukleus
Salmonella · Demam > 7 hari Cloramphenicole
· Diare lendir-darah
· Pemeriksaan penunjang : Widal, IgM anti
Salmonella, Kultur Darah
Shigella dysentri · Diare lendir-darah disertai dehidrasi Cotrimoxazole
· Pasien tampak toksik
· Pemeriksaan feses : leukosit dan eritrosit
meningkat, bakteri gram negatif
Entamoeba hystolytica · Diare lendir-darah, biasanya tanpa Metronidazole
dehidrasi/ringan
· Komplikasi: abses hepar
· Pemeriksaan feses:
- Kista: bulat dengan inti 4
- Tropozoit: bentuk iregular dengan psudopoda,
sitoplasma bergranular mengandung eritrosit,
inti sel dengan karyosome di tengah dan
kromatin di perifer
62
Pasien anak usia 7 tahun dibawa oleh ibunya ke IGD karena diare sejak
kemarin sebanyak 20x/hari, keluhan disertai mual dan muntah. Diare cair
seperti cucian beras, lendir (-), darah (-). Pemeriksaan tanda vital nadi
130x/menit, RR 30x/m, TD 90/60 mmHg, Tax. 37,8OC, tampak tanda
dehidrasi dan didapatkan washer woman hands. Diagnosis etiologi pada
pasien adalah?
a. Shigella sp
b. Entamoeba hystolitica
c. Vibrio cholera
d. Enterotoksin E. coli
e. Rotavirus
62
Pasien anak usia 7 tahun dibawa oleh ibunya ke IGD karena diare sejak
kemarin sebanyak 20x/hari, keluhan disertai mual dan muntah. Diare cair
seperti cucian beras, lendir (-), darah (-). Pemeriksaan tanda vital nadi
130x/menit, RR 30x/m, TD 90/60 mmHg, Tax. 37,8OC, tampak tanda
dehidrasi dan didapatkan washer woman hands. Diagnosis etiologi pada
pasien adalah?
a. Shigella sp
b. Entamoeba hystolitica
c. Vibrio cholera
d. Enterotoksin E. coli
e. Rotavirus
- DIARE CAIR -
Jenis Nausea Fever Abd Pain Terapi Keterangan Lain
Vomit
Virus Rotavirus + + + Suportif Diare cair, demam
Enterovirus
Adenovirus

ETEC Gram + + + Cotrimoxazole -


(Enterotox negatif
igenic
E.Coli)

Vibrio Gram + + + Tetrasiklin (>8 Diare cair seperti cucian


Cholera negatif tahun), beras, diare masif tanpa
Cotrimoxazole tenesmus, dehidrasi
63
Seorang anak usia 2 tahun dibawa ibunya ke puskesmas dengan keluhan
diare cair tidak berlendir dan berdarah, ampas sedikit dan berbau asam.
Riwayat minum susu formula sejak lahir karena ASI tidak keluar. Sejak
dua hari ini pasien diare terutama setelah minum susu formula. Keluhan
ini pernah dialami pasien saat usia 1 tahun namun dengan susu formula
yang berbeda. Pemeriksaan fisik tanda vital normal, tidak ada demam,
tidak ada dehidrasi, perut kembung dan anus kemerahan. Apa
kemungkinan diagnosanya?
a. Keracunan makanan
b. Keracunan susu sapi
c. Intoleransi laktosa
d. Alergi susu sapi
e. Shigellosis
Seorang anak usia 2 tahun dibawa ibunya ke puskesmas dengan keluhan
diare cair tidak berlendir dan berdarah, ampas sedikit dan berbau asam.
Riwayat minum susu formula sejak lahir karena ASI tidak keluar. Sejak
dua hari ini pasien diare terutama setelah minum susu formula. Keluhan
ini pernah dialami pasien saat usia 1 tahun namun dengan susu formula
yang berbeda. Pemeriksaan fisik tanda vital normal, tidak ada demam,
tidak ada dehidrasi, perut kembung dan anus kemerahan. Apa
kemungkinan diagnosanya?
a. Keracunan makanan
b. Keracunan susu sapi
c. Intoleransi laktosa
d. Alergi susu sapi
e. Shigellosis
Intoleransi Laktosa
Definisi Gejala klinis akibat tidak terhidrolisnya laktosa secara optimal di
dalam usus halus akibat enzim laktase yang berkurang
Riwayat Laktosa merupakan kandungan terbanyak pada ASI dan susu
formula, sehingga riwayat perubahan pola pemberian ASI/susu
formula penting ditanyakan
Etiologi Primer (Idiopatik) atau Sekunder (Riwayat diare terutama akibat
Rotavirus)
Gejala dan Diare, perut kembung, nyeri perut, muntah, sering flatus, merah
tanda di sekitar anus, dan tinja berbau asam, berbuih
Pemeriksaan Hidrogen breath test
penunjang
Tatalaksana · Pencegahan dehidrasi
· ASI tetap dilanjutkan
· Pertimbangkan pemberian susu formula bebas laktosa

Rekomendasi IDAI 2010


64
Anak usia 7 bulan dibawa ke dokter dengan keluhan BAB terus menerus
dengan kostistensi cair, tidak berlendir, tidak berdarah, berbuih dan
berbau asam. BAB keluar sebanyak 3-4 sendok dengan frekuensi 4x
dalam satu hari ini. Riwayat anak minum susu formula sejak 1 minggu,
sebelumnya hanya minum ASI. Riwayat ibu pasien memiliki asma.
Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum anak baik, tidak
didapatkan tanda dehidrasi, perut kembung, bising usus normal.
Apakah kemungkinan penyebab kasus diatas ?
a. Amubiasis
b. Intoleransi laktosa
c. Alergi susu sapi
d. Gastroenteritis
e. Peritonitis
Anak usia 7 bulan dibawa ke dokter dengan keluhan BAB terus menerus
dengan kostistensi cair, tidak berlendir, tidak berdarah, berbuih dan
berbau asam. BAB keluar sebanyak 3-4 sendok dengan frekuensi 4x
dalam satu hari ini. Riwayat anak minum susu formula sejak 1 minggu,
sebelumnya hanya minum ASI. Riwayat ibu pasien memiliki asma.
Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum anak baik, tidak
didapatkan tanda dehidrasi, perut kembung, bising usus normal.
Apakah kemungkinan penyebab kasus diatas ?
a. Amubiasis
b. Intoleransi laktosa
c. Alergi susu sapi
d. Gastroenteritis
e. Peritonitis
Alergi Susu Sapi
Definisi Reaksi yang tidak diinginkan yang diperantarai secara imunologis
terhadap protein susu sapi (Reaksi Hipersensitivitas Tipe I)
Riwayat · Riwayat minum susu sapi
· Gejala klinis dapat muncul cepat (reaksi tipe cepat) maupun
lama (reaksi tipe lambat) setelah minum susu sapi
· Riwayat alergi/atopi pada keluarga
Gejala dan · Gejala gastrointestinal : diare, kembung, muntah, sering flatus
tanda · Gejala kulit : ruam kemerahan
· Gejala pernapasan : batuk, pilek, sesak
Px penunjang Uji tusuk kulit, kadar IgE

Tatalaksana · Menghindari segala bentuk produk susu sapi


· Untuk bayi yang minum ASI ibu menghindari segala bentuk
produk susu sapi
· Untuk bayi/anak yang minum susu formula susu formula
hipoalergenik/terhidrolisa atau susu formula soya
Diagnosis dan Tatalaksana Alergi Susu Sapi, IDAI 2010
65
Anak laki-laki usia 1 tahun dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan sulit
dibangunkan. Riwayat demam sejak 3 hari ini. Pemeriksaan fisik
keadaan umum lethargi, kaku kuduk (+). Periksa LCS didapatkan warna
keruh, neutrofil 90%, limfosit 10%, glukosa 10, protein 150. Apakah
diagnosis pasien ini ?
a. Ensefalitis
b. Meningitis virus
c. Meningitis TB
d. Meningitis bakterial
e. Meningitis fungal
65
Anak laki-laki usia 1 tahun dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan sulit
dibangunkan. Riwayat demam sejak 3 hari ini. Pemeriksaan fisik
keadaan umum lethargi, kaku kuduk (+). Periksa LCS didapatkan warna
keruh, neutrofil 90%, limfosit 10%, glukosa 10, protein 150. Apakah
diagnosis pasien ini ?
a. Ensefalitis
b. Meningitis virus
c. Meningitis TB
d. Meningitis bakterial
e. Meningitis fungal
LUMBAL PUNGSI
Bakteri TB Virus

Keruh Xantochrom Serous/Jernih

Sel PMN (neutrofil Sel MN (monosit Limfosit >>


>>) limfosit >>)

Protein Protein Protein /N

Glukosa Glukosa Glukosa /N


66
Seorang anak laki-laki, 2 tahun, dibawa ke UGD RS karena rewel dan
menangis keras dan melengking seperti kesakitan. Sehari sebelumnya
panas. Pasien di satu hari ini muntah-muntah. Pemeriksaan: KU baik,
tidak sianosis, N: 130 x/menit, Tax: 39,5OC. Lab: Hb 14, Ht 45%,
Eritrosit 4,5 x 106, Leukosit 15.000, Trombosit 60.000. LCS: warna
keruh, nonne dan pandy positif. Pada pemeriksaan mikroskopis
ditemukan H. influenza. Terapi?
a. Seftriaxon
b. Pirazinamid
c. Rifampisin
d. Amphoterisin B
e. Kotrimoxazol
Meningitis Bakterial
Seorang anak laki-laki, 2 tahun, dibawa ke UGD RS karena rewel dan
menangis keras dan melengking seperti kesakitan. Sehari sebelumnya
panas. Pasien di satu hari ini muntah-muntah. Pemeriksaan: KU baik,
tidak sianosis, N: 130 x/menit, Tax: 39,5OC. Lab: Hb 14, Ht 45%,
Eritrosit 4,5 x 106, Leukosit 15.000, Trombosit 60.000. LCS: warna
keruh, nonne dan pandy positif. Pada pemeriksaan mikroskopis
ditemukan H. influenza. Terapi?
a. Seftriaxon
b. Pirazinamid
c. Rifampisin
d. Amphoterisin B
e. Kotrimoxazol
Infeksi Sistem Saraf Pusat (3B)
Meningitis Encephalitis
· Demam, nyeri kepala, muntah, · Demam, kejang, penurunan
kejang, rewel, malas minum kesadaran, gejala serebral lain
· Kaku kuduk/meningeal sign (+) (tonus spastik, hiperrefleks,
pada anak usia > 1 thn refleks patologis)
· Pada bayi muda tanda khas adalah · Penunjang : LP, CTscan, MRI,
UUB membonjol EEG
· Penunjang : Lumbal pungsi · Terapi :
· Terapi : Virus suportif
Virus suportif Bakterial Ceftriaxon /
Bakterial Ceftriaxon / Cefotaxim Cefotaxim
TB OAT
TB OAT
Kortikosteroid
67
Seorang bayi umur 10 hari datang ke IGD dibawa ibunya dengan
keluhan kejang. Kejang berlangsung selama 20 menit dan terjadi dalam
24 jam. Kejang didahului dengan demam yang tinggi. Setelah kejang
terlihat anak tampak kebingungan. Ibu pasien mengaku 2 hari sebelum
melahirkan ia mengalami infeksi pada kelaminnya. Pada pemeriksaan
didapatkan anak rewel, Nadi 130x/m, Tax 39 °C, RR 30x.m, ubun-ubun
besar menonjol, lain-lain dalam batas normal. Pemeriksaan yang
bertujuan untuk menunjang diagnosis?
a. EEG
b. Lumbal pungsi
c. EMG
d. CT Scan
e. MRI
67
Seorang bayi umur 10 hari datang ke IGD dibawa ibunya dengan
keluhan kejang. Kejang berlangsung selama 20 menit dan terjadi dalam
24 jam. Kejang didahului dengan demam yang tinggi. Setelah kejang
terlihat anak tampak kebingungan. Ibu pasien mengaku 2 hari sebelum
melahirkan ia mengalami infeksi pada kelaminnya. Pada pemeriksaan
didapatkan anak rewel, Nadi 130x/m, Tax 39 °C, RR 30x.m, ubun-ubun
besar menonjol, lain-lain dalam batas normal. Pemeriksaan yang
bertujuan untuk menunjang diagnosis?
a. EEG
b. Lumbal pungsi
c. EMG
d. CT Scan
e. MRI
MENINGITIS
Tanda umum KONTRA INDIKASI LP :
 Mengantuk/ letargi/ tidak sadar Tanda peningkatan TIK
 Minum berkurang - Penurunan kesadaran
 Rewel, tangisan melengking - Apneu
 Episode apnu - Muntah
Tanda spesifik - Tidak terdapat respon
 Kejang motorik terhadap rangsang
 Ubun-ubun membonjol - Parese N.cranialis
- Edema papil
68
Anak berusia 2 tahun dibawa oleh ibunya ke puskesmas karena kejang.
Kejang awalnya mata melirik ke atas kemudian seluruh tubuh kelonjotan.
Selama sehari ini anak telah kejang 3x dengan lama kejang sekitar 10
menit dan pasien sadar diantara kejang. Pemeriksaan fisik, nadi 120x/m,
RR 28x/m, Tax 39OC. Pemeriksaan neurologis dalam batas normal.
Diagnosis ?
a. Kejang demam sederhana
b. Kejang demam komplikata
c. Epilepsi dipicu oleh demam
d. Meningitis
e. Ensefalitis
68
Anak berusia 2 tahun dibawa oleh ibunya ke puskesmas karena kejang.
Kejang awalnya mata melirik ke atas kemudian seluruh tubuh kelonjotan.
Selama sehari ini anak telah kejang 3x dengan lama kejang sekitar 10
menit dan pasien sadar diantara kejang. Pemeriksaan fisik, nadi 120x/m,
RR 28x/m, Tax 39OC. Pemeriksaan neurologis dalam batas normal.
Diagnosis ?
a. Kejang demam sederhana
b. Kejang demam komplikata
c. Epilepsi dipicu oleh demam
d. Meningitis
e. Ensefalitis
Kejang Demam
 Kejang akibat peningkatan suhu tubuh (proses ekstrakranial) setelah
kejang pasien sadar, pemeriksaan neurologis normal
 Prevalesi : usia 6 bulan – 5 tahun

Sederhana
· < 15 menit
· Tidak berulang dalam 24 jam
· General Seizure

Kompleks

· > 15 menit*
· Berulang dalam 24 jam*
· Focal Seizure atau Fokal menjadi General*
69
Seorang anak laki-laki usia 8 tahun dibawa orang tuanya ke IGD dengan
keluhan kejang 1 jam sebelum masuk RS. Kejang berlangsung sekitar
10 menit, kejang menyentak pada tangan kanan. Sebelumnya pasien
pernah kejang 1 kali satu minggu yang lalu. Riwayat pasien juga
mengalami demam sejak 1 minggu yang lalu. Pemeriksaan fisik setelah
kejang anak terbangun, nadi 100x/m, rr 28x/m, Tax 39OC, pemeriksaan
neurologis dalam batas normal. Apakah diagnosis pasien ini ?
a. Kejang demam sederhana
b. Kejang demam kompleks
c. Meningitis
d. Ensefalitis
e. Epilepsi
69
Seorang anak laki-laki usia 8 tahun dibawa orang tuanya ke IGD dengan
keluhan kejang 1 jam sebelum masuk RS. Kejang berlangsung sekitar
10 menit, kejang menyentak pada tangan kanan. Sebelumnya pasien
pernah kejang 1 kali satu minggu yang lalu. Riwayat pasien juga
mengalami demam sejak 1 minggu yang lalu. Pemeriksaan fisik setelah
kejang anak terbangun, nadi 100x/m, rr 28x/m, Tax 39OC, pemeriksaan
neurologis dalam batas normal. Apakah diagnosis pasien ini ?
a. Kejang demam sederhana
b. Kejang demam kompleks
c. Meningitis
d. Ensefalitis
e. Epilepsi
Kejang Demam
 Kejang akibat peningkatan suhu tubuh (proses ekstrakranial) setelah
kejang pasien sadar, pemeriksaan neurologis normal
 Prevalesi : usia 6 bulan – 5 tahun

Sederhana
· < 15 menit
· Tidak berulang dalam 24 jam
· General Seizure

Kompleks

· > 15 menit*
· Berulang dalam 24 jam*
· Focal Seizure atau Fokal menjadi General*
70
Seorang anak 15 bulan dibawa ke IGD dengan keluhan kejang selama 3
menit, ini merupakan kejang pertama kali, didahului riwayat demam.
Kejang seluruh tubuh dan setelah kejang pasien sadar. Pemeriksaan
fisik setelah kejang nadi 130x/m, rr 30x/m, Tax 39OC, pemeriksaan lain
dalam batas normal. Apakah diagnosisnya?
a. Kejang absance
b. Kejang demam sederhana
c. Kejang demam kompleks
d. Epilepsi
e. Gangguan elektrolit
70
Seorang anak 15 bulan dibawa ke IGD dengan keluhan kejang selama 3
menit, ini merupakan kejang pertama kali, didahului riwayat demam.
Kejang seluruh tubuh dan setelah kejang pasien sadar. Pemeriksaan
fisik setelah kejang nadi 130x/m, rr 30x/m, Tax 39OC, pemeriksaan lain
dalam batas normal. Apakah diagnosisnya?
a. Kejang absance
b. Kejang demam sederhana
c. Kejang demam kompleks
d. Epilepsi
e. Gangguan elektrolit
Kejang Demam
 Kejang akibat peningkatan suhu tubuh (proses ekstrakranial) setelah
kejang pasien sadar, pemeriksaan neurologis normal
 Prevalesi : usia 6 bulan – 5 tahun

Sederhana
· < 15 menit
· Tidak berulang dalam 24 jam
· General Seizure

Kompleks

· > 15 menit*
· Berulang dalam 24 jam*
· Focal Seizure atau Fokal menjadi General*
71
Anak perempuan usia 10 tahun dibawa ibunya ke IGD karena kejang 30
menit sebelum masuk rumah sakit. Kejang 1x sekitar 5 menit, awalnya
kejang pada tangan dan kaki, kemudian kaku seluruh tubuh, dan mulut
tidak bisa membuka. Saat pemeriksaan di IGD pasien masih sulit
membuka mulut. Ketika baru selesai pasang infus pasien tiba-tiba kejang
lagi. BB 20 kg. Penatalaksanaan yang tepat ?
a. Diazepam 5 mg perektal
b. Diazepam 10 mg perektal
c. Diazepam 5 mg iv
d. Diazepam 10 mg iv
e. Diazepam 5 mg peroral
71
Anak perempuan usia 10 tahun dibawa ibunya ke IGD karena kejang 30
menit sebelum masuk rumah sakit. Kejang 1x sekitar 5 menit, awalnya
kejang pada tangan dan kaki, kemudian kaku seluruh tubuh, dan mulut
tidak bisa membuka. Saat pemeriksaan di IGD pasien masih sulit
membuka mulut. Ketika baru selesai pasang infus pasien tiba-tiba kejang
lagi. BB 20 kg. Penatalaksanaan yang tepat ?
a. Diazepam 5 mg perektal
b. Diazepam 10 mg perektal
c. Diazepam 5 mg iv
d. Diazepam 10 mg iv
e. Diazepam 5 mg peroral
ALGORITM TATALAKSANA KEJANG
72
Anak perempuan usia 3 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan kejang.
Pasien kejang selama 5 menit, kejang seluruh badan, mata mendelik
keatas, tangan dan kaki menghentak. Didapatkan riwayat demam sejak
3 hari ini. Ini merupakan kejang pertama yang dialami pasien.
Pemeriksaan fisik nadi 100x/m, rr 28x/m, Tax 39,8OC. Di IGD dokter
sudah memberikan diazepam rektal namun kejang belum berhenti.
Apakah tatalaksana selanjutnya?
a. Diazepam 0,3 mg/kgbb (iv)
b. Fenobarbital 20 mg/kg bb diencerkan (iv)
c. Fenobarbital 20 mg/kgbb tanpa diencerkan (iv)
d. Fenitoin 20 mg/kgbb diencerkan (iv)
e. Fenitoin 20 mg/kg bb tanpa diencerkan (iv)
Anak perempuan usia 3 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan kejang.
Pasien kejang selama 5 menit, kejang seluruh badan, mata mendelik
keatas, tangan dan kaki menghentak. Didapatkan riwayat demam sejak
3 hari ini. Ini merupakan kejang pertama yang dialami pasien.
Pemeriksaan fisik nadi 100x/m, rr 28x/m, Tax 39,8OC. Di IGD dokter
sudah memberikan diazepam rektal namun kejang belum berhenti.
Apakah tatalaksana selanjutnya?
a. Diazepam 0,3 mg/kgbb (iv)
b. Fenobarbital 20 mg/kg bb diencerkan (iv)
c. Fenobarbital 20 mg/kgbb tanpa diencerkan (iv)
d. Fenitoin 20 mg/kgbb diencerkan (iv)
e. Fenitoin 20 mg/kg bb tanpa diencerkan (iv)
ALGORITM TATALAKSANA KEJANG
73
Anak usia 1,5 tahun dibawa ke IGD dengan kejang. Kejang sudah 2 kali,
kejang pertama 5 jam yang lalu, kejang kedua masih berlangsung.
Riwayat pasien mengalami demam tinggi sejak 2 hari. Pemeriksaan fisik
nadi 100x/mnt, respirasi 28x/mnt, suhu 39OC. Pasien belum pernah
diberikan obat sebelumnya dan saat ini sudah diberikan oksigen.
Apakah penanganan selanjutnya?
a. Diazepam oral
b. Diazepam intra rectal
c. Phenobarbital intravena
d. Asam valproat intravena
e. Phenytoin intravena
Anak usia 1,5 tahun dibawa ke IGD dengan kejang. Kejang sudah 2 kali,
kejang pertama 5 jam yang lalu, kejang kedua masih berlangsung.
Riwayat pasien mengalami demam tinggi sejak 2 hari. Pemeriksaan fisik
nadi 100x/mnt, respirasi 28x/mnt, suhu 39OC. Pasien belum pernah
diberikan obat sebelumnya dan saat ini sudah diberikan oksigen.
Apakah penanganan selanjutnya?
a. Diazepam oral
b. Diazepam intra rectal
c. Phenobarbital intravena
d. Asam valproat intravena
e. Phenytoin intravena
ALGORITM TATALAKSANA KEJANG
74
Anak perempuan usia 4 tahun dibawa oleh orangtua nya ke IGD karena
kejang. Kejang kurang lebih selama 25 menit dan sampai RS pasien
masih kejang. Telah diberikan diazepan suppositoria namun pasien
masih kejang kemudian diberikan diazepam intravena, pasien masih
tetap kejang. Pemeriksaan fisik kaku kuduk positif, nadi 140x/m, rr
30x/m, suhu 38OC. Apakah tatalaksana yang tepat?
a. Fenobarbital 20mg/kgbb
b. Fenitoin 20 mg/kgbb
c. Diazepam intravena 0,2-0,3 mg/kgbb/kali
d. Langsung ke ICU
e. Rujuk ke RS
74
Anak perempuan usia 4 tahun dibawa oleh orangtua nya ke IGD karena
kejang. Kejang kurang lebih selama 25 menit dan sampai RS pasien
masih kejang. Telah diberikan diazepan suppositoria namun pasien
masih kejang kemudian diberikan diazepam intravena, pasien masih
tetap kejang. Pemeriksaan fisik kaku kuduk positif, nadi 140x/m, rr
30x/m, suhu 38OC. Apakah tatalaksana yang tepat?
a. Fenobarbital 20mg/kgbb
b. Fenitoin 20 mg/kgbb
c. Diazepam intravena 0,2-0,3 mg/kgbb/kali
d. Langsung ke ICU
e. Rujuk ke RS
ALGORITM TATALAKSANA KEJANG
75
Bayi laki-laki usia 10 hari dibawa ke IGD dengan keluhan kejang 15
menit yang lalu selama kurang lebih 2 menit. Kejang disertai dengan
demam sejak 2 hari. Riwayat bayi lahir di dukun dan ibu tidak pernah
melakukan ANC selama kehamilan. Pemeriksaan fisik nadi 120x/m, rr
30x/m, Tax 39OC, didapatkan mulut mencucu seperti ikan perut teraba
keras dan tonus otot kaku. Apakah kemungkinan diagnosis?
a. Sepsis neonatorum dini
b. Sepsis neonatorum lanjut
c. Defisiensi vitamin K
d. Tetanus neonatorum
e. Meningitis bakterial
Bayi laki-laki usia 10 hari dibawa ke IGD dengan keluhan kejang 15
menit yang lalu selama kurang lebih 2 menit. Kejang disertai dengan
demam sejak 2 hari. Riwayat bayi lahir di dukun dan ibu tidak pernah
melakukan ANC selama kehamilan. Pemeriksaan fisik nadi 120x/m, rr
30x/m, Tax 39OC, didapatkan mulut mencucu seperti ikan, perut teraba
keras dan tonus otot kaku. Apakah kemungkinan diagnosis?
a. Sepsis neonatorum dini
b. Sepsis neonatorum lanjut
c. Defisiensi vitamin K
d. Tetanus neonatorum
e. Meningitis bakterial
Tetanus Neonatorum
· Faktor resiko : riwayat persalinan yang kurang
higienis, perawatan talu pusat yang tidak higienis
· Pemeriksaan fisik :
- Bayi sadar, spasme otot berulang
- Mulut mencucu seperti ikan
- Trismus
- Perut teraba seperti papan
- Opistotonus
- Ekstremitas spastik (boxing position)
· Tatalaksana :
- Diazepan IV 10mg/kgBB/hari
- Human tetanus imunoglobulin 500 IU atau
ATS 5000 IU
- Metronidazole atau Penicilin procaine
76
Bayi usia 3 hari dibawa ibunya ke IGD karena kejang. Riwayat ibu
melahirkan ditolong oleh tenaga non medis, ANC tidak teratur, tidak
mendapatkan vaksin saat hamil. Dari hasil pemeriksaan fisik
didapatkan Nadi 143x/m, RR 52x/m, Suhu 37OC, bayi tampak sadar,
otot-otot kaku, mulut mecucu, tali pusat bau. Apakah pencegahan
yang dapat dilakukan ketika ibu hamil?
a. Injeksi Kortikosteroid
b. Imunisasi TT
c. Vaksinasi DT
d. Pemberian ATS
e. Injeksi Vitamin K
Dx. Tetanus Neonatorum
Bayi usia 3 hari dibawa ibunya ke IGD karena kejang. Riwayat ibu
melahirkan ditolong oleh tenaga non medis, ANC tidak teratur, tidak
mendapatkan vaksin saat hamil. Dari hasil pemeriksaan fisik
didapatkan Nadi 143x/m, RR 52x/m, Suhu 37OC, bayi tampak sadar,
otot-otot kaku, mulut mecucu, tali pusat bau. Apakah pencegahan
yang dapat dilakukan ketika ibu hamil?
a. Injeksi Kortikosteroid
b. Imunisasi TT
c. Vaksinasi DT
d. Pemberian ATS
e. Injeksi Vitamin K
77
Seorang anak umur 10 bulan dibawa ke RS karena belum bisa duduk
pasien lahir secara SC, cukup bulan dengan riwayat ketuban pecah 24
jam sebelumnya. APGAR score 1 menit 2, 5 menit 5. Tidak menunjukan
gambaran dismorfik, lingkar kepala kecil, kelemahan pada keempat
ekstremitas, tonus otot meningkat, kaki posisi menggunting. Diagnosis
yang mungkin?
a. Hipotiroid
b. Cerebal palsy
c. Down sindrom
d. Mental retardasi
e. Muscular distrofi
Seorang anak umur 10 bulan dibawa ke RS karena belum bisa duduk
pasien lahir secara SC, cukup bulan dengan riwayat ketuban pecah 24
jam sebelumnya. APGAR score 1 menit 2, 5 menit 5. Tidak menunjukan
gambaran dismorfik, lingkar kepala kecil, kelemahan pada keempat
ekstremitas, tonus otot meningkat, kaki posisi menggunting. Diagnosis
yang mungkin?
a. Hipotiroid
b. Cerebal palsy
c. Down sindrom
d. Mental retardasi
e. Muscular distrofi
Cerebral Palsy (2)

 Gangguan fungsi motorik non progesif


yang didapat pada awal kehidupan
 Riwayat saat lahir : asfiksia,
perdarahan otak, ikterus, infeksi otak
lalu kejang
 Terbanyak adalah tipe spastik dengan
klinis gait scissors / kaki menggunting
 Tatalaksana :
Rehabilitasi medik untuk
meningkatkan ROM (menggerakkan
ekstremitas)
78
Anak laki-laki usia 9 bulan dibawa ke poli tumbuh kembang oleh
ibunya untuk evaluasi kemampuan mentalnya. Anak saat ini belum
bisa tengkurap dan belum bisa mengucapkan kata-kata Tubuh pasien
terlihat lebih kecil dibandingkan dengan anak seumurannya, kulit
kering kasar, perut buncit, edema periorbital, fontanela menonjol,
hidung lebar dan datar, lidah pasien terlihat besar. Apakah
kemungkinan diagnosis pada kasus ini?
a. Graves disease
b. Goiter toxic
c. Toxic adenoma
d. Struma non toxic
e. Hipotiroid kongenital
78
Anak laki-laki usia 9 bulan dibawa ke poli tumbuh kembang oleh
ibunya untuk evaluasi kemampuan mentalnya. Anak saat ini belum
bisa tengkurap dan belum bisa mengucapkan kata-kata Tubuh pasien
terlihat lebih kecil dibandingkan dengan anak seumurannya, kulit
kering kasar, perut buncit, edema periorbital, fontanela menonjol,
hidung lebar dan datar, lidah pasien terlihat besar. Apakah
kemungkinan diagnosis pada kasus ini?
a. Graves disease
b. Goiter toxic
c. Toxic adenoma
d. Struma non toxic
e. Hipotiroid kongenital
Hipotiroid Kongenital
· Etiologi : Bayi lahir di daerah dengan prevalensi kretinisme endemik,
kekurangan yodium, ibu saat hamil mengkonsumsi obat antitiroid
· Gejala dan tanda :

Bila skor > 4 maka curiga hipotiroid kongenital, perlu investigasi lebih lanjut
Pedoman Pelayanan Medis IDAI 2011
79
Seorang anak perempuan usia 14 tahun diantar oelh ibunya dengan
keluhan nyeri perut disertai mual dan muntah. Pasien sering terbangun
malam hari untuk BAK dan sering haus. Dari pemeriksan fisik
didaptakan tampak kurus dan turgor kulit sangat lambat. Dari
pemeriksaan lab didapatkan GDS 400 mg/dl, keton (+). Tatalaksana
awal pada pasien adalah pemberian :
a. D5%
b. D10%
c. Kalium
d. NaCl 3%
e. Ringer Laktat
Ketoasidosis Diabetik
Terapi awal : rehidrasi dengan kristaloid (RL/ RA/
NaCl 0,9%) 20cc/kgBB/jam
Seorang anak perempuan usia 14 tahun diantar oelh ibunya dengan
keluhan nyeri perut disertai mual dan muntah. Pasien sering terbangun
malam hari untuk BAK dan sering haus. Dari pemeriksan fisik
didaptakan tampak kurus dan turgor kulit sangat lambat. Dari
pemeriksaan lab didapatkan GDS 400 mg/dl, keton (+). Tatalaksana
awal pada pasien adalah pemberian :
a. D5%
b. D10%
c. Kalium
d. NaCl 3%
e. Ringer Laktat
Ketoasidois Diabetik
Anamnesa Riwayat DM (polidipsi, poliuri, polifagi, BB turun),
nyeri perut, mual/muntah, demam atau infeksi
Pemeriksaan Fisik Pernafasan cepat dan dalam (Kussmaul), nafas bau
aseton, tanda dehidrasi, penurunan kesadaran, syok
Penunjang · GDA ≥200 mg/dl
· Ketonemia/ ketonuria
· BGA : pH < 7,3 atau bikarbonat < 15 mmol/L
· Serum elektrolit
Terapi · Rehidrasi NaCl 0,9% 20cc/kgBB dalam 1 jam
Insulin rapid acting 0,05 – 0,1 U/kgBB/jam (iv)
· Koreksi gangguan elektrolit
· Observasi
· Atasi Infeksi

Pedoman Pelayanan Medis IDAI, 2011


80
Anak perempuan 7 tahun datang dibawa orang tuanya ke IGD karena
lemas dan lesu. Kesadaran letargi, TD 110/60 mmHg, Nadi 100x/m, RR
23 x/m. Hasil lab GDA 350, hb 11, leukosit 11.000, trombosit 170.000.
Pemeriksaan yang dilakukan selanjutnya adalah :
a. Kolesterol
b. GDS ulang
c. TGT
d. AGD, urin rutin, elektrolit
e. AGD, GDP, elektrolit
DM Tipe 1 + KAD
Anak perempuan 7 tahun datang dibawa orang tuanya ke IGD karena
lemas dan lesu. Kesadaran letargi, TD 110/60 mmHg, Nadi 100x/m, RR
23 x/m. Hasil lab GDA 350, hb 11, leukosit 11.000, trombosit 170.000.
Pemeriksaan yang dilakukan selanjutnya adalah :
a. Kolesterol
b. GDS ulang
c. TGT
d. AGD, urin rutin, elektrolit
e. AGD, GDP, elektrolit
Ketoasidois Diabetik
Anamnesa Riwayat DM (polidipsi, poliuri, polifagi, BB turun),
nyeri perut, mual/muntah, demam atau infeksi
Pemeriksaan Fisik Pernafasan cepat dan dalam (Kussmaul), nafas bau
aseton, tanda dehidrasi, penurunan kesadaran, syok
Penunjang · GDA ≥200 mg/dl
· Ketonemia/ ketonuria
· BGA : pH < 7,3 atau bikarbonat < 15 mmol/L
· Serum elektrolit
Terapi · Rehidrasi NaCl 0,9% 20cc/kgBB dalam 1 jam
Insulin rapid acting 0,05 – 0,1 U/kgBB/jam (iv)
· Koreksi gangguan elektrolit
· Observasi
· Atasi Infeksi

Pedoman Pelayanan Medis IDAI, 2011


81
Seorang pasien laki-laki berusia 5 tahun datang dengan keluhan sering
lemas. Ibu mengatakan pasien menjadi lebih sering makan, sering
kencing, dan lebih mudah merasa haus, namun BB tidak meningkat.
Riwayat 5 bulan yang lalu pasien sempat demam tinggi namun sembuh
dengan sendirinya. Pemeriksaan fisik dan tanda vital dalam batas
normal. Pemeriksaan lab didapatkan GDS 320 g/dl dan urin glukosa +3.
Apa mekanisme penyebab penyakit pada pasien ini?
a. Resistensi insulin
b. Peningkatan penggunaan glukosa darah yang berlebihan
c. Destruksi sel islet beta pankreas
d. Gangguan hepar
e. Kurangnya intake glukosa
81
Seorang pasien laki-laki berusia 5 tahun datang dengan keluhan sering
lemas. Ibu mengatakan pasien menjadi lebih sering makan, sering
kencing, dan lebih mudah merasa haus, namun BB tidak meningkat.
Riwayat 5 bulan yang lalu pasien sempat demam tinggi namun sembuh
dengan sendirinya. Pemeriksaan fisik dan tanda vital dalam batas
normal. Pemeriksaan lab didapatkan GDS 320 g/dl dan urin glukosa +3.
Apa mekanisme penyebab penyakit pada pasien ini?
a. Resistensi insulin
b. Peningkatan penggunaan glukosa darah yang berlebihan
c. Destruksi sel islet beta pankreas
d. Gangguan hepar
e. Kurangnya intake glukosa
Diabetes Melitus Tipe -1 (4A)
· Gejala klinis :
– Polidipsi, poliuri, polifagi
– Penurunan BB dalam waktu cepat dengan gejala lain yang tidak khas
– Mudah lelah
· Penunjang :
– GDA ≥200 mg/dl, GDP ≥126 mg/dl, GD2hPP ≥200 mg/dl
– HbA1c > 6,5%
– Kadar C peptide <<
· Terapi :
– Insulin
– Pengaturan makan, olahraga dan edukasi
· Komplikasi :
KAD, Hipoglikemia
82
Seorang anak 15 thn diantar gurunya ke dokter karena lemas gelisah
sejak 30 menit yang lalu. Anak tidak nyambung saat diajak bicara oleh
gurunya di sekolah. Pemeriksaan fisik kesadaran somnolen, TD 100/70
mmHg, RR 30x/m, suhu 36.5OC, akral hangat, pemeriksaan lain dalam
batas normal. Pemeriksaan darah: GDS 58 mg/dl. Apakah terapi yang
tepat?
a. Larutan glukosa oral dan observasi
b. Infus dextrose dan observasi
c. Infus dextrose dan glukosa oral
d. Inj. glukagon dan observasi
e. Inj. glukagon dan inf. RL
Dx. Hipoglikemia
Seorang anak 15 thn diantar gurunya ke dokter karena lemas gelisah
sejak 30 menit yang lalu. Anak tidak nyambung saat diajak bicara oleh
gurunya di sekolah. Pemeriksaan fisik kesadaran somnolen, TD 100/70
mmHg, RR 30x/m, suhu 36.5OC, akral hangat, pemeriksaan lain dalam
batas normal. Pemeriksaan darah: GDS 58 mg/dl. Apakah terapi yang
tepat?
a. Larutan glukosa oral dan observasi
b. Infus dextrose dan observasi
c. Infus dextrose dan glukosa oral
d. Inj. glukagon dan observasi
e. Inj. glukagon dan inf. RL
Hipoglikemia
Manifestasi Gemetar, lemah, berkeringat dingin, tremor, rewel,
klinis agitasi, gangguan perilaku, penurunan kesadaran, kejang

Penunjang GDA ≤ 70 mg/dL

Terapi · Hipoglikemia ringan/sedang:


- Glukosa oral (gula, permen, jus, sirup)
- Untuk meningkatkan kadar glukosa darah sebanyak
45-65 mg/dL diperlukan glukosa 0,3 g/kgBB
· Hipoglikemia berat:
- Injeksi Glukagon 10-30 mcg/kgBB (sc/im/iv)
- Dekstrosa 10% intravena dengan dosis 2 mL/ kgBB
diikuti infus dekstrosa untuk menstabilkan kadar
glukosa darah antara 100-180 mg/dL

IDAI- Konsensus DM Tipe 1, 2015


83
Anak laki-laki usia 6 tahun datang untuk konsultasi ke dokter dengan
orang tua karena sudah tumbuh rambut pubis dan sudah banyak
berjerawat. Pasien juga dikeluhkan suaranya sudah berubah. Diagnosis
pasien ini?
a. Delayed puberty
b. Pubertas prekoks
c. Chusing syndrom
d. Hirsutisme
e. Hirsutisme
83
Anak laki-laki usia 6 tahun datang untuk konsultasi ke dokter dengan
orang tua karena sudah tumbuh rambut pubis dan sudah banyak
berjerawat. Pasien juga dikeluhkan suaranya sudah berubah. Diagnosis
pasien ini?
a. Delayed puberty
b. Pubertas prekoks
c. Chusing syndrom
d. Hirsutisme
e. Hirsutisme
PUBERTAS PREKOKS
Pubertas prekoks adalah timbulnya tanda-tanda perkembangan seks sekunder
pada anak usia < 8 tahun pada perempuan dan < 9 tahun pada laki-laki
84
Seorang anak umur 5 tahun datang bersama ibunya ke Puskesmas
karena berat badan sulit naik. Ayah pasien baru meninggal 2 bulan yg
lalu dan ibu pasien hanya seorang buruh serabutan. Pada pemeriksaan
fisik ditemukan rambut tipis mudah rontok, mata cowong, otot atrofi,
asites pada perut dan edema pada kedua kaki. Apakah diagnosis
pasien tersebut?
a. Marasmus
b. Kwashiokor
c. Marasmus kwashiokor
d. Gizi kurang
e. Malnutrisi
Seorang anak umur 5 tahun datang bersama ibunya ke Puskesmas
karena berat badan sulit naik. Ayah pasien baru meninggal 2 bulan yg
lalu dan ibu pasien hanya seorang buruh serabutan. Pada pemeriksaan
fisik ditemukan rambut tipis mudah rontok, mata cowong, otot atrofi,
asites pada perut dan edema pada kedua kaki. Apakah diagnosis
pasien tersebut?
a. Marasmus
b. Kwashiokor
c. Marasmus kwashiokor
d. Gizi kurang
e. Malnutrisi
Kekurangan Energi Protein (KEP) (4A)

MARASMUS KWARSHIORKOR

Defisiensi karbohidrat/energi Defisiensi protein


· Terlihat SANGAT KURUS · Edema simetris pada punggung
· Wajah seperti orang tua kaki atau seluruh tubuh
· Kulit kering, dingin, kendor, · Asites
keriput · Hepatomegali
· Atrofi otot · Crazy Pavement Dermatosis
· Iga gambang · Rambut warna seperti rambut
· Subkutan lemak hilang (baggy jagung dan mudah rontok
pants)

MARASMUS KWARSHIORKOR : Gejala Marasmus + EDEMA


85
Anak laki-laki usia 7 tahun datang diantar ibunya periksa ke dokter
dengan keluhan badan lemas dan sulit makan sejak 3 bulan terakhir.
Pasien memiliki BB 17 kg, TB 96cm. Pasien tampak kurus, didapatkan
mata cekung, iga gambang dan atropi otot. Hasil kurva pertumbuhan
BB/TB menunjukkan Z score <-3 SD. Apakah diagnosis pasien ini?
a. Gizi kurang
b. Gizi buruk tipe campuran
c. Marasmus
d. Kwashiorkor
e. Malnutrisi
85
Anak laki-laki usia 7 tahun datang diantar ibunya periksa ke dokter
dengan keluhan badan lemas dan sulit makan sejak 3 bulan terakhir.
Pasien memiliki BB 17 kg, TB 96cm. Pasien tampak kurus, didapatkan
mata cekung, iga gambang dan atropi otot. Hasil kurva pertumbuhan
BB/TB menunjukkan Z score <-3 SD. Apakah diagnosis pasien ini?
a. Gizi kurang
b. Gizi buruk tipe campuran
c. Marasmus
d. Kwashiorkor
e. Malnutrisi
Kekurangan Energi Protein (KEP) (4A)

MARASMUS KWARSHIORKOR

Defisiensi karbohidrat/energi Defisiensi protein


· Terlihat SANGAT KURUS · Edema simetris pada punggung
· Wajah seperti orang tua kaki atau seluruh tubuh
· Kulit kering, dingin, kendor, · Asites
keriput · Hepatomegali
· Atrofi otot · Crazy Pavement Dermatosis
· Iga gambang · Rambut warna seperti rambut
· Subkutan lemak hilang (baggy jagung dan mudah rontok
pants)

MARASMUS KWARSHIORKOR : Gejala Marasmus + EDEMA


86
Anak laki-laki usia 3 tahun dibawa berobat oleh ibunya karena lemas
dan kurus. Anak biasa diberi makan sayur dan nasi, tanpa lauk ikan
ataupun daging. Tampilan klinis anak lemah, rambut merah dan jarang
serta mudah rontok, edema pretibial dan ditemukan “crazy pavement
dermatosis”. Perbaikan nutrisi yang paling tepat untuk pasien ini
adalah?
a. Karbohidrat
b. Vit. B1
c. Vitamin C
d. Protein
e. Lemak jenuh
Dx. Kwarshiorkor
Anak laki-laki usia 3 tahun dibawa berobat oleh ibunya karena lemas
dan kurus. Anak biasa diberi makan sayur dan nasi, tanpa lauk ikan
ataupun daging. Tampilan klinis anak lemah, rambut merah dan jarang
serta mudah rontok, edema pretibial dan ditemukan “crazy pavement
dermatosis”. Perbaikan nutrisi yang paling tepat untuk pasien ini
adalah?
a. Karbohidrat
b. Vit. B1
c. Vitamin C
d. Protein
e. Lemak jenuh
Kekurangan Energi Protein (KEP) (4A)

MARASMUS KWARSHIORKOR

Defisiensi karbohidrat/energi Defisiensi protein


· Terlihat SANGAT KURUS · Edema simetris pada punggung
· Wajah seperti orang tua kaki atau seluruh tubuh
· Kulit kering, dingin, kendor, · Asites
keriput · Hepatomegali
· Atrofi otot · Crazy Pavement Dermatosis
· Iga gambang · Rambut warna seperti rambut
· Subkutan lemak hilang (baggy jagung dan mudah rontok
pants)

MARASMUS KWARSHIORKOR : Gejala Marasmus + EDEMA


87
Seorang anak perempuan usia 5 tahun dibawa orangtuanya ke dokter
anak untuk konsultasi mengenai status gizinya karena anak tampak
kurus dibandingkan teman-teman nya. Setelah dilakukan pemeriksaan
dan diplotkan hasilnya ke kurva pertumbuhan, didapatkan TB/U < -2SD
dan BB/TB 60%. Apakah intepretasi yang tepat ?
a. Tinggi normal, gizi kurang
b. Tinggi normal, gizi baik
c. Perawakan pendek, gizi kurang
d. Perawakan pendek, gizi buruk
e. Perawakan pendek, underweight
Seorang anak perempuan usia 5 tahun dibawa orangtuanya ke dokter
anak untuk konsultasi mengenai status gizinya karena anak tampak
kurus dibandingkan teman-teman nya. Setelah dilakukan pemeriksaan
dan diplotkan hasilnya ke kurva pertumbuhan, didapatkan TB/U < -2SD
dan BB/TB 60%. Apakah intepretasi yang tepat ?
a. Tinggi normal, gizi kurang
b. Tinggi normal, gizi baik
c. Perawakan pendek, gizi kurang
d. Perawakan pendek, gizi buruk
e. Perawakan pendek, underweight
Penentuan status gizi menurut kriteria Waterlow,
WHO 2006, dan CDC 2000

· Penentuan status gizi menggunakan Z score WHO 2006 untuk usia 0-5
tahun dan persentase berat badan ideal Waterlow untuk anak > 5 tahun
· Khusus untuk indeks massa tubuh (IMT), bila usia 0-2 tahun menggunakan
IMT WHO, bila usia 2-18 tahun menggunakan IMT CDC 2000
88
Ibu membawa anak nya usia 2 tahun ke dokter dengang keluhan berat
badan sulit naik. Riwayat anak hanya mau makan sedikit dan minum
air kacang hijau. Pemeriksan fisik anak tampak sangat kurus, iga
gambang, baggy pants. Kesadaran CM, Nadi 100x/m, RR 24x/m, Tax
36,5C. Penatalaksanaan yang tepat ?
a. Berikan makanan tambahan F100
b. Larutan D5% oral 50 cc
c. Larutan D10% oral 50 cc
d. Larutan D10% iv 5 cc/kgBB
e. Rehidrasi dengan RL
Gizi buruk + SADAR
Ibu membawa anak nya usia 2 tahun ke dokter dengang keluhan berat
badan sulit naik. Riwayat anak hanya mau makan sedikit dan minum
air kacang hijau. Pemeriksan fisik anak tampak sangat kurus, iga
gambang, baggy pants. Kesadaran CM, Nadi 100x/m, RR 24x/m, Tax
36,5C. Penatalaksanaan yang tepat ?
a. Berikan makanan tambahan F100
b. Larutan D5% oral 50 cc
c. Larutan D10% oral 50 cc
d. Larutan D10% iv 5 cc/kgBB
e. Rehidrasi dengan RL
Tata Laksana Awal Gizi Buruk
ATASI HIPOGLIKEMI !

JIKA PASIEN SADAR


50 cc larutan D10% oral atau larutan gula 10%

JIKA PASIEN TIDAK SADAR / TIDAK BISA MINUM


5cc/kgBB larutan D10% bolus iv

JIKA PASIEN SYOK


5cc/kgBB larutan D10% bolus iv Infus RLD5% 15cc/kgBB 1 jam
89
Seorang anak laki-laki usia 2 tahun dirawat di puskesmas dengan
diagnosis marasmus. Kemudian keadaan anak tersebut memburuk.
Anak tampak lemah, berkeringat dingin dan sulit dibangunkan. Dari
pemeriksaan gula darah sesaat didapatkan 30 mg/dl. Tatalaksana yang
tepat untuk kondisi pasien tersebut?
a. D10% 5 cc/kgBB bolus iv
b. D10% 5 cc/kgBB PO
c. D10% 2 cc/kgBB bolus iv
d. D40% 1 cc/kgBB bolus iv
e. D5% dalam NS 5 cc/kgBB bolus iv
Gizi buruk + TIDAK SADAR
Seorang anak laki-laki usia 2 tahun dirawat di puskesmas dengan
diagnosis marasmus. Kemudian keadaan anak tersebut memburuk.
Anak tampak lemah, berkeringat dingin dan sulit dibangunkan. Dari
pemeriksaan gula darah sesaat didapatkan 30 mg/dl. Tatalaksana yang
tepat untuk kondisi pasien tersebut?
a. D10% 5 cc/kgBB bolus iv
b. D10% 5 cc/kgBB PO
c. D10% 2 cc/kgBB bolus iv
d. D40% 1 cc/kgBB bolus iv
e. D5% dalam NS 5 cc/kgBB bolus iv
Tata Laksana Awal Gizi Buruk
ATASI HIPOGLIKEMI !

JIKA PASIEN SADAR


50 cc larutan D10% oral atau larutan gula 10%

JIKA PASIEN TIDAK SADAR / TIDAK BISA MINUM


5cc/kgBB larutan D10% bolus iv

JIKA PASIEN SYOK


5cc/kgBB larutan D10% bolus iv Infus RLD5% 15cc/kgBB 1 jam
90
Anak laki-laki 2 tahun dibawa ibunya ke PKM karena terlihat sangat
lemas dan tidak mau minum susu. Pemeriksaan fisik anak tampak
apatis, BB 7 kg, TB 79 cm, tampak wajah seperti orang tua, iga
gambang, perut buncit, dan edema pada kedua tungkai bawah.
Pernyataan yang benar mengenai tatalaksana pasein, kecuali :
a. Fase rehabilitasi diberikan F-100
b. Fase stabilisasi diberikan F-75
c. Koreksi elektrolit dan menangani infeksi pada fase stabilisasi
d. Penanganan hipoglikemi, hipotermi, dan dehidrasi pada fase
stabilisasi
e. Terbagi dalam 3 fase yaitu fase resusitasi, stabilisasi, dan transisi
90
Anak laki-laki 2 tahun dibawa ibunya ke PKM karena terlihat sangat
lemas dan tidak mau minum susu. Pemeriksaan fisik anak tampak
apatis, BB 7 kg, TB 79 cm, tampak wajah seperti orang tua, iga
gambang, perut buncit, dan edema pada kedua tungkai bawah.
Pernyataan yang benar mengenai tatalaksana pasein, kecuali :
a. Fase rehabilitasi diberikan F-100
b. Fase stabilisasi diberikan F-75
c. Koreksi elektrolit dan menangani infeksi pada fase stabilisasi
d. Penanganan hipoglikemi, hipotermi, dan dehidrasi pada fase
stabilisasi
e. Terbagi dalam 3 fase yaitu fase resusitasi, stabilisasi, dan transisi
91
Seorang bayi usia 4 bulan datang ke puskesmas untuk imunisasi. Dari
buku KMS diketahui bayi sudah mendapatkan Hepatitis B0, Polio 0 dan
BCG. Keadaan umum bayi baik, berat badan bayi naik sesuai dengaan
kurva pertumbuhan, serta pemeriksaan fisik lain dalam batas normal.
Maka imunisasi apakah yang saat ini diberikan ?
a. DPT-HB-Hib 1, Polio 1
b. DPT-HB-Hib 2, Polio 2
c. Polio 2
d. DPT-HB-Hib 2
e. Hepatitis B 2
91
Seorang bayi usia 4 bulan datang ke puskesmas untuk imunisasi. Dari
buku KMS diketahui bayi sudah mendapatkan Hepatitis B0, Polio 0 dan
BCG. Keadaan umum bayi baik, berat badan bayi naik sesuai dengaan
kurva pertumbuhan, serta pemeriksaan fisik lain dalam batas normal.
Maka imunisasi apakah yang saat ini diberikan ?
a. DPT-HB-Hib 1, Polio 1
b. DPT-HB-Hib 2, Polio 2
c. Polio 2
d. DPT-HB-Hib 2
e. Hepatitis B 2
“Jadwal Imunisasi IDAI 2014”
USIA (bulan) IMUNISASI
0 Hepatitis B 0, Polio 0
1-3 BCG
2 DPT-Hepatitis B-Hib 1, Polio 1, PCV 1, Rotavirus 1
4 DPT-Hepatitis B-Hib 2, Polio 2, PCV 2, Rotavirus 2
6 DPT-Hepatitis B-Hib 3, Polio 3, PCV 3, Rotavirus 3
>6 Influenza (diulang setiap tahun)
9 Campak
12 Varicella
15 MMR
24 Tifoid, Hepatitis A, DPT, Polio, Campak
· Bila belum diimunisasi BCG≥3 bulan, maka harus Test Mantoux/ Tuberkulin
· Bila sudah MMR saat usia 15 bulan, tidak perlu Campak saat usia 24 bulan. MMR
ulangan saat usia 5 tahun.
· Untuk anak > 7 tahun, vaksin DPT yang diberikan adalah dalam bentuk Td
92
Seorang ibu baru saja melahirkan bayi nya secara pervaginam. Bayi
lahir dengan AS 7-9, cukup bulan, BBL 300 g. Diketahui hasil lab ibu
HBsAg (+). Apa tindakan awal yang diberikan kepada bayi untuk
profilaksis ?
a. Vaksin hepatitis B
b. Imunoglobulin hepatitis B
c. Vaksin dan imunoglobulin hepatitis B
d. Tidak menyusui
e. Menjauhkan anak dari ibunya untuk sementara
92
Seorang ibu baru saja melahirkan bayi nya secara pervaginam. Bayi
lahir dengan AS 7-9, cukup bulan, BBL 300 g. Diketahui hasil lab ibu
HBsAg (+). Apa tindakan awal yang diberikan kepada bayi untuk
profilaksis ?
a. Vaksin hepatitis B
b. Imunoglobulin hepatitis B
c. Vaksin dan imunoglobulin hepatitis B
d. Tidak menyusui
e. Menjauhkan anak dari ibunya untuk sementara
Hepatitis B pada bayi baru lahir
93
Anak laki-laki 4 th datang dengan keluhan batuk tidak kunjung
membaik sejak 2 minggu lalu. Saat anak mengalami batuk, batuk
dirasakan terus-menerus serta diikuti suara whoop untuk menarik
nafas dan terkadang diikuti dengan muntah. Riwayat imunisasi tidak
lengkap. Pemeriksaan ditemukan perdarahan subkonjungtiva tanpa
hiperemis faring dan tonsil kesan normal. Apa vaksin yang tidak
diberikan pada pasien ini?
a. Rubella
b. Pneumococcal
c. Hemofilus influenza b
d. DPT
e. Campak
93
Anak laki-laki 4 th datang dengan keluhan batuk tidak kunjung
membaik sejak 2 minggu lalu. Saat anak mengalami batuk, batuk
dirasakan terus-menerus serta diikuti suara whoop untuk menarik
nafas dan terkadang diikuti dengan muntah. Riwayat imunisasi tidak
lengkap. Pemeriksaan ditemukan perdarahan subkonjungtiva tanpa
hiperemis faring dan tonsil kesan normal. Apa vaksin yang tidak
diberikan pada pasien ini?
a. Rubella
b. Pneumococcal
c. Hemofilus influenza b
d. DPT
e. Campak
Pertusis (4A)
· Etiologi : Bordetella pertussis (cocobaccill gram negative)
· Manifestasi Klinis
 Fase catarrhal : low grade fever, ISPA ringan, mata merah
 Fase paroxysmal : whooping cough (batuk paroksismal disertai
nada yang meninggi/melengking), batuk yang sering hingga anak
sulit bernafas dan pada akhir batuk anak menarik nafas dengan
cepat, pada bayi seringkali diikuti muntah dan apnea
 Fase convalescence : batuk berkurang
PF : Tidak ditemukan Rh dan Wh
· Antibiotik rekomendasi : Erythromycin 12,5 mg/kgBB/kali 4 kali
sehari selama 14 hari
94
Anak 3 bulan. Keluhan utama kejang dan demam tinggi. Anak tersebut
mendapat vaksin DPT, hep B, dan polio. Preparat mana yang paling
mungkin menyebabkan keluhan di atas?
a. Difteri
b. Pertusis
c. Tetanus
d. Hep B
e. Polio
94
Anak 3 bulan. Keluhan utama kejang dan demam tinggi. Anak tersebut
mendapat vaksin DPT, hep B, dan polio. Preparat mana yang paling
mungkin menyebabkan keluhan di atas?
a. Difteri
b. Pertusis
c. Tetanus
d. Hep B
e. Polio
95
Seorang anak usia 3 bulan dibawa ibunya untuk imunisasi. Riwayat
persalinan ibu dibantu oleh dukun dan sampai saat ini bayi belum
pernah mendapat imunisasi. Apa tindakan yang anda lakukan?
a. Periksa mantoux test
b. Periksa radiologi
c. Langsung imunisasi BCG
d. Bilas lambung
e. Periksa darah lengkap
Bayi ≥ 3 bulan belum BCG Mantoux test dulu

Seorang anak usia 3 bulan dibawa ibunya untuk imunisasi. Riwayat


persalinan ibu dibantu oleh dukun dan sampai saat ini bayi belum
pernah mendapat imunisasi. Apa tindakan yang anda lakukan?
a. Periksa mantoux test
b. Periksa radiologi
c. Langsung imunisasi BCG
d. Bilas lambung
e. Periksa darah lengkap
96
Ibu datang membawa anknya berusia 12 tahun dengan kaki kiri lemah,
reflex fisiologis kaki kiri menurun, ruang gerak kaki kiri terbatas, kaki
kanan luas, reflex patologi (-) tonus otot eutonus. Ibu tersebut
mengaku anaknya belum diimunisasi untuk mencegah penyakit
tersebut. Imunisasi apa yang dimaksud ?
a. Polio
b. Campak
c. DPT
d. Tetanus
e. HB
96
Ibu datang membawa anknya berusia 12 tahun dengan kaki kiri lemah,
reflex fisiologis kaki kiri menurun, ruang gerak kaki kiri terbatas, kaki
kanan luas, reflex patologi (-) tonus otot eutonus. Ibu tersebut
mengaku anaknya belum diimunisasi untuk mencegah penyakit
tersebut. Imunisasi apa yang dimaksud ?
a. Polio
b. Campak
c. DPT
d. Tetanus
e. HB
97
Anak umur 15 bulan dibawa ibunya ke RS untuk imunisasi. Ibu
menunjukkan KMS dan diketahui anak telah mendapat imunisasi BCG,
polio 4x, DPT 2x, Hepatitis B 2x. Tindakan yang tepat ?
a. Berikan vaksinasi MMR, DPT dan hepatitis B saat ini
b. Berikan vaksinasi DPT dan hepatitis B saat ini, campak berikan lagi
saat usia 24 bulan
c. Berikan vaksinasi DPT dan hepatitis B saat ini, campak tidak usah
diberikan lagi
d. Berikan vaksinasi campak
e. Usia pasien sudah terlambat untuk vaksinasi
97
Anak umur 15 bulan dibawa ibunya ke RS untuk imunisasi. Ibu
menunjukkan KMS dan diketahui anak telah mendapat imunisasi BCG,
polio 4x, DPT 2x, Hepatitis B 2x. Tindakan yang tepat ?
a. Berikan vaksinasi MMR, DPT dan hepatitis B saat ini
b. Berikan vaksinasi DPT dan hepatitis B saat ini, campak berikan lagi
saat usia 24 bulan
c. Berikan vaksinasi DPT dan hepatitis B saat ini, campak tidak usah
diberikan lagi
d. Berikan vaksinasi campak
e. Usia pasien sudah terlambat untuk vaksinasi
“Jadwal Imunisasi IDAI 2014”
USIA (bulan) IMUNISASI
0 Hepatitis B 0, Polio 0
1-3 BCG
2 DPT-Hepatitis B-Hib 1, Polio 1, PCV 1, Rotavirus 1
4 DPT-Hepatitis B-Hib 2, Polio 2, PCV 2, Rotavirus 2
6 DPT-Hepatitis B-Hib 3, Polio 3, PCV 3, Rotavirus 3
>6 Influenza (diulang setiap tahun)
9 Campak
12 Varicella
15 MMR
24 Tifoid, Hepatitis A, DPT, Polio, Campak
· Bila belum diimunisasi BCG≥3 bulan, maka harus Test Mantoux/ Tuberkulin
· Bila sudah MMR saat usia 15 bulan, tidak perlu Campak saat usia 24 bulan. MMR
ulangan saat usia 5 tahun.
· Untuk anak > 7 tahun, vaksin DPT yang diberikan adalah dalam bentuk Td
98
Anak perempuan usia 15 tahun dibawa ke dokter umum oleh ibunya
dengan keluhan bintik-bintik kemerahan berisi air pada pipi dan
wajahnya. Didapatkan demam sebelum bintik muncul. Pemeriksaan fisik
kesadaran compos mentis, TD 110/80 mmHg, Nadi 92x/m, RR 20 x/m,
suhu 38oC. Tampak efloresensi papul kemerahan, vesikel dan krusta di
perut dan dada. Untuk mencegah penyakit tersebut, diberikan imunisasi
pada?
a. Dosis tunggal pada usia 9 bulan
b. Dosis tunggal pada usia di atas 11 bulan
c. 2 x pada usia 9 bulan dan 12 bulan
d. 2 x pada usia 12 bulan dan 24 bulan
e. 2 x pada usia 16 bulan dan 23 bulan
98
Anak perempuan usia 15 tahun dibawa ke dokter umum oleh ibunya
dengan keluhan bintik-bintik kemerahan berisi air pada pipi dan
wajahnya. Didapatkan demam sebelum bintik muncul. Pemeriksaan fisik
kesadaran compos mentis, TD 110/80 mmHg, Nadi 92x/m, RR 20 x/m,
suhu 38oC. Tampak efloresensi papul kemerahan, vesikel dan krusta di
perut dan dada. Untuk mencegah penyakit tersebut, diberikan imunisasi
pada?
a. Dosis tunggal pada usia 9 bulan
b. Dosis tunggal pada usia di atas 11 bulan
c. 2 x pada usia 9 bulan dan 12 bulan
d. 2 x pada usia 12 bulan dan 24 bulan
e. 2 x pada usia 16 bulan dan 23 bulan
“Jadwal Imunisasi IDAI 2014”
USIA (bulan) IMUNISASI
0 Hepatitis B 0, Polio 0
1-3 BCG
2 DPT-Hepatitis B-Hib 1, Polio 1, PCV 1, Rotavirus 1
4 DPT-Hepatitis B-Hib 2, Polio 2, PCV 2, Rotavirus 2
6 DPT-Hepatitis B-Hib 3, Polio 3, PCV 3, Rotavirus 3
>6 Influenza (diulang setiap tahun)
9 Campak
12 Varicella
15 MMR
24 Tifoid, Hepatitis A, DPT, Polio, Campak
· Bila belum diimunisasi BCG≥3 bulan, maka harus Test Mantoux/ Tuberkulin
· Bila sudah MMR saat usia 15 bulan, tidak perlu Campak saat usia 24 bulan. MMR
ulangan saat usia 5 tahun.
· Untuk anak > 7 tahun, vaksin DPT yang diberikan adalah dalam bentuk Td
99
Bayi lahir dari seorang ibu G5P4004Ab0 usia kehamilan 28 minggu, bayi
lahir tidak menangis dan bernapas, kemudian dilakukan resusitasi
berupa pemberian kehangatan, pembersihan jalan nafas, keringkan dan
rangsang taktil. Setelah resusitasi awal 30 detik didapatkan bayi tetap
tidak bernapas dan denyut jantung 40x/menit. Tindakan awal yang
paling tepat dilakukan adalah?
a. Hisap lendir
b. Berikan oksigen
c. Ventilasi tekanan positif
d. Kompresi jantung
e. Ventilasi tekanan positif + kompresi jantung
99
Bayi lahir dari seorang ibu G5P4004Ab0 usia kehamilan 28 minggu, bayi
lahir tidak menangis dan bernapas, kemudian dilakukan resusitasi
berupa pemberian kehangatan, pembersihan jalan nafas, keringkan dan
rangsang taktil. Setelah resusitasi awal 30 detik didapatkan bayi tetap
tidak bernapas dan denyut jantung 40x/menit. Tindakan awal yang
paling tepat dilakukan adalah?
a. Hisap lendir
b. Berikan oksigen
c. Ventilasi tekanan positif
d. Kompresi jantung
e. Ventilasi tekanan positif + kompresi jantung
100
Seorang bayi laki-laki lahir pervaginam usia kehamilan 42 minggu di RS.
Bayi lahir tidak menangis spontan dan tonus otot jelek. Telah dilakukan
penanganan awal oleh dokter. Kemudian dievaluasi, bayi belum
bernafas spontan, tampak sianosis, dan FJ 96x/m. Dokter memutuskan
untuk melalukan VTP selama 30 detik, kemudian FJ turun menjadi
50x/m. Tindakan selanjutnya ?
a. Melakukan koreksi VTP
b. Melakukan kompresi dada
c. Melakukan VTP + kompresi
d. Memberikan epinephrine
e. Melakukan intubasi endotrakea
100
Seorang bayi laki-laki lahir pervaginam usia kehamilan 42 minggu di RS.
Bayi lahir tidak menangis spontan dan tonus otot jelek. Telah dilakukan
penanganan awal oleh dokter. Kemudian dievaluasi, bayi belum
bernafas spontan, tampak sianosis, dan FJ 96x/m. Dokter memutuskan
untuk melalukan VTP selama 30 detik, kemudian FJ turun menjadi
50x/m. Tindakan selanjutnya ?
a. Melakukan koreksi VTP
b. Melakukan kompresi dada
c. Melakukan VTP + kompresi
d. Memberikan epinephrine
e. Melakukan intubasi endotrakea
101
Seorang bayi laki-laki lahir secara pervaginam dengan BBL 1160 gram usia
kehamilan 30 minggu. APGAR score 6 pada menit ke 1. Saat ini bayi
tampak kebiruan, tidak menangis dan tonus otot lemas. Apakah tindakan
pertolongan pertama yang dilakukan terhadap bayi tersebut ?
a. VTP
b. VTP + kompresi dada
c. Berikan oksigen aliran bebas 95%
d. Lakukan 5 langkah awal resusitasi
e. Pasang akses intravena segera
101
Seorang bayi laki-laki lahir secara pervaginam dengan BBL 1160 gram usia
kehamilan 30 minggu. APGAR score 6 pada menit ke 1. Saat ini bayi
tampak kebiruan, tidak menangis dan tonus otot lemas. Apakah tindakan
pertolongan pertama yang dilakukan terhadap bayi tersebut ?
a. VTP
b. VTP + kompresi dada
c. Berikan oksigen aliran bebas 95%
d. Lakukan 5 langkah awal resusitasi
e. Pasang akses intravena segera
102
Seorang bayi dilahirkan di puskesmas secara sungsang, usia kehamilan
cukup bulan, BBL 2300 gram. Bayi lahir dalam keadaan tidak bernapas
dan tidak ada denyut jantung. Telah dilakukan tindakan resusitasi
berupa ventilasi tekanan positif, kompresi dada dan pemberian obat-
obatan selama 10 menit. Bayi tetap tidak bernapas dan tidak ada
denyut jantung. Apakah tindakan yang harus dilakukan ?
a. Meneruskan resusitasi 15 menit lagi
b. Menghentikan resusitasi
c. Merujuk bayi ke RS terdekat
d. Melakukan koreksi VTP dan kompresi dada
e. Mengulang tindakan resusitasi dari awal
102
Seorang bayi dilahirkan di puskesmas secara sungsang, usia kehamilan
cukup bulan, BBL 2300 gram. Bayi lahir dalam keadaan tidak bernapas
dan tidak ada denyut jantung. Telah dilakukan tindakan resusitasi
berupa ventilasi tekanan positif, kompresi dada dan pemberian obat-
obatan selama 10 menit. Bayi tetap tidak bernapas dan tidak ada
denyut jantung. Apakah tindakan yang harus dilakukan ?
a. Meneruskan resusitasi 15 menit lagi
b. Menghentikan resusitasi
c. Merujuk bayi ke RS terdekat
d. Melakukan koreksi VTP dan kompresi dada
e. Mengulang tindakan resusitasi dari awal
103
Bayi 17 hari dibawa ibunya ke dokter karena kuning satu badan sejak 3
hari ini. Riwayat demam disangkal. BAB warna coklat dan urin warna
kuning jernih. Pemeriksaan fisik bayi tampak aktif, mau menetek,
sklera ikterik, ikterus kramer III. Pemeriksaan penunjang bilirubin total
17. Apa yang harus dilakukan pada bayi ini?
a. Fototerapi
b. Transfusi tukar
c. Medikamentosa
d. Suportif
e. Observasi
Hari ke-15, bil total 17 Ikterus Patologis
Bayi 17 hari dibawa ibunya ke dokter karena kuning satu badan sejak 3
hari ini. Riwayat demam disangkal. BAB warna coklat dan urin warna
kuning jernih. Pemeriksaan fisik bayi tampak aktif, mau menetek,
sklera ikterik, ikterus kramer III. Pemeriksaan penunjang bilirubin total
17. Apa yang harus dilakukan pada bayi ini?
a. Fototerapi
b. Transfusi tukar
c. Medikamentosa
d. Suportif
e. Observasi
Ikterus Neonatorum

Ikterus Fisiologis Ikterus ASI Ikterus Patologis


· Hari 2 – 2 minggu · Saat lahir atau H 1
· Bil Direk < 2 mg/dl · Kenaikan kadar Bil
· Bil Total ≤ 12 mg/dl cepat (>5 mg/dl per
hari)
· Bayi prematur
· Menetap pada usia ≥ 2
Etiologi : minggu
o Jumlah RBCs >> · Bil Direk > 2 mg/dl
o Waktu hidup RBCs << · Etiologi : ChHAMS
o Enzim hepar immatur
o Sirkulasi
enterohepatal >>
TATALAKSANA
IKTERUS FISIOLOGIS IKTERUS PATOLOGIS
 Observasi  FOTOTERAPI
 Teruskan ASI  Bila gagal ada gejala Kern Ikterik
 TRANSFUSI TUKAR
104
Bayi laki-laki usia 6 minggu di bawa ke IGD RS dengan keluhan mata
dan kulit kuning sejak 1 minggu terakhir. Ibu pasien juga mengeluhkan
feses berwarna seperti dempul. Riwayat kelahiran bayi lahir spontan di
bidan, BBL 3400 gram, merah, langsung menangis. Pasien memiliki
riwayat kuning saat berumur 10 hari namun sembuh dalam beberapa
hari. Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan lab
didapatkan bilirubin direk 10,2 mg/dl dan bilirubin indirek 0,8 mg/dl.
Apa diagnosis pasien?
a. Atresia bilier
b. Hepatitis neonatal
c. Ikterus fisiologis
d. Infeksi CMV
e. Infeksi toksoplasma
104
Bayi laki-laki usia 6 minggu di bawa ke IGD RS dengan keluhan mata
dan kulit kuning sejak 1 minggu terakhir. Ibu pasien juga mengeluhkan
feses berwarna seperti dempul. Riwayat kelahiran bayi lahir spontan di
bidan, BBL 3400 gram, merah, langsung menangis. Pasien memiliki
riwayat kuning saat berumur 10 hari namun sembuh dalam beberapa
hari. Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan lab
didapatkan bilirubin direk 10,2 mg/dl dan bilirubin indirek 0,8 mg/dl.
Apa diagnosis pasien?
a. Atresia bilier
b. Hepatitis neonatal
c. Ikterus fisiologis
d. Infeksi CMV
e. Infeksi toksoplasma
Atresia Bilier
· Etiologi : infeksi, malformasi kongenital,
autoimun dll
· Atresia bilier dapat menyebabkan
kerusakan pada duktus biliaris
intra/ekstrahepatal karena obstruktif
kolangiopati yang dapat berlanjut pada
kondisi fibrosis, sirosis dan kegagalan hati
· Gejala dan tanda : ikterus, tinja pucat
seperti dempul (akolik), urin seperti teh
· Lab :
Bil direk > 1 mg/dl bila bil total < 5 mg/dl
atau Bil direk > 20% dari bil total bila bil
total > 5 mg/dl
· Pencitraan : USG (Triangular Cord Sign)

Pedoman Pelayanan Medis IDAI, 2011


105
Bayi perempuan umur 6 hari dibawa ibunya ke puskesmas karena
demam. Ibu pasien mengeluhkan kulit anaknya menjadi lebih kuning.
Bayi terlihat lemah dan malas menetek. Bayi lahir secara pervaginam
di bidan, BBL 2800 gr, usia kehamilan 38 minggu, dengan riwayat ibu
mengalami pecah ketuban >24 jam. Pemeriksaan fisik bayi lemah, HR
156x/m, frekuensi napas 60x/m, suhu 38OC, ikterus Kramer 5. Hasil lab
Hb 13, Leukosit 19.000, Trombosit 435.000. Apakah kemungkinan
penyebab ikterus pada bayi ini ?
a. Anemia hemolitik
b. Inkompatibilitas Rhesus
c. Sindroma Criggler Najjar
d. Dehidrasi
e. Sepsis
105
Bayi perempuan umur 6 hari dibawa ibunya ke puskesmas karena
demam. Ibu pasien mengeluhkan kulit anaknya menjadi lebih kuning.
Bayi terlihat lemah dan malas menetek. Bayi lahir secara pervaginam
di bidan, BBL 2800 gr, usia kehamilan 38 minggu, dengan riwayat ibu
mengalami pecah ketuban >24 jam. Pemeriksaan fisik bayi lemah, HR
156x/m, frekuensi napas 60x/m, suhu 38OC, ikterus Kramer 5. Hasil lab
Hb 13, Leukosit 19.000, Trombosit 435.000. Apakah kemungkinan
penyebab ikterus pada bayi ini ?
a. Anemia hemolitik
b. Inkompatibilitas Rhesus
c. Sindroma Criggler Najjar
d. Dehidrasi
e. Sepsis
IKTERUS PATOLOGIS !!!
C Cephal Hematoma
Benjolan di kepala akibat trauma lahir, bil indirek >>

H Hemolitik Anemia
c/ inkompatibilitas golongan darah

H Hipotiroid Kongenital
Fontanela menonjol, makroglosi, hernia umbilikal, konstipasi, bil
indirek >>, T4 turun, TSH meningkat

A Atresia Biliaris
BAB pucat/dempul (acholis), BAK seperti teh, bil direk >>

M Breast Milk Jaundice


ASI eksklusif

S Sepsis
MODS
106
Seorang bayi lahir secara pervaginam di bidan dengan usia kehamilan
cukup bulan dan BBL 2800 gram. Bayi lahir tidak menangis dan tonus
lunglai. Ketuban berwarna hijau keruh berbau busuk. Riwayat ibu pasien
mengalami demam sejak 2 hari sebelum melahirkan. Pada pemeriksaan
fisim didapatkan sianosis, retraksi dalam dan rhonci pada kedua lapang
paru. Apakah kemungkinan diagnosis?
a. Transient Tachipneu of the newborn
b. Meconial aspiration syndrome
c. Pulmo dysplasia
d. Paten ductus arteriosus
e. Hyalin membrane disease
106
Seorang bayi lahir secara pervaginam di bidan dengan usia kehamilan
cukup bulan dan BBL 2800 gram. Bayi lahir tidak menangis dan tonus
lunglai. Ketuban berwarna hijau keruh berbau busuk. Riwayat ibu pasien
mengalami demam sejak 2 hari sebelum melahirkan. Pada pemeriksaan
fisim didapatkan sianosis, retraksi dalam dan rhonci pada kedua lapang
paru. Apakah kemungkinan diagnosis?
a. Transient Tachipneu of the newborn
b. Meconial aspiration syndrome
c. Pulmo dysplasia
d. Paten ductus arteriosus
e. Hyalin membrane disease
ASFIKSIA NEONATORUM
Sindroma Aspirasi Hyalin Transient Pneumonia
Mekoneum Membrane Tanchypnea of
(MAS) Disease (RDS) Newborn (TTN)
Usia Posterm atau Prematur Aterm Semua usia
Aterm
Patofis Menghisap Defisiensi Lahir SC sisa Infeksi
Ketuban keruh surfaktan cairan paru tdk intrauterin/
hijau keluar Intrapartum/
postpartum
X Ray Patchy infiltrate, Air bronchogram, Normal Infiltrat,
garis - garis kasar reticulogranular konsolidasi
pada kedua paru pattern/ground
glass appearance,
white lung
107
Bayi umur 2 hari dirawat di ruang neonatus dilaporkan mengalami sesak
napas. Bayi lahir cukup bulan, BBL 2800 gram, AS 7-9. Riwayat ibu
mengalami pecah ketuban dini >24 jam. Pemeriksaan fisik didapatkan HR
150x/m, RR 70x/m, Tax 37OC, retraksi pada dada (+), merintih, ronki pada
seluruh lapang paru. Kemungkinan diagnosi ?
a. Sindroma aspirasi mekoneum
b. Transient tachypneu of newborn
c. Neonatal pneumonia
d. Hyalin membrane disease
e. Sepsis neonatorum
107
Bayi umur 2 hari dirawat di ruang neonatus dilaporkan mengalami sesak
napas. Bayi lahir cukup bulan, BBL 2800 gram, AS 7-9. Riwayat ibu
mengalami pecah ketuban dini >24 jam. Pemeriksaan fisik didapatkan HR
150x/m, RR 70x/m, Tax 37OC, retraksi pada dada (+), merintih, ronki pada
seluruh lapang paru. Kemungkinan diagnosi ?
a. Sindroma aspirasi mekoneum
b. Transient tachypneu of newborn
c. Neonatal pneumonia
d. Hyalin membrane disease
e. Sepsis neonatorum
ASFIKSIA NEONATORUM
Sindroma Aspirasi Hyalin Transient Pneumonia
Mekoneum Membrane Tanchypnea of
(MAS) Disease (RDS) Newborn (TTN)
Usia Posterm atau Prematur Aterm Semua usia
Aterm
Patofis Menghisap Defisiensi Lahir SC sisa Infeksi
Ketuban keruh surfaktan cairan paru tdk intrauterin/
hijau keluar Intrapartum/
postpartum
X Ray Patchy infiltrate, Air bronchogram, Normal Infiltrat,
garis - garis kasar reticulogranular konsolidasi
pada kedua paru pattern/ground
glass appearance,
white lung
108
Seorang bayi lahir pervaginam dengan usia kehamilan 29 minggu, berat
bdan lahir 2700 gram, AS 6-9. Namun setengah jam kemudian bayi
tampak sesak, didapatkan retraksi dada dan sianosis. Apa diagnosis paling
mungkin pada bayi ini ?
a. Transient Takipneu of the Newborn
b. Hialin membrane disease
c. Sepsis neonatorum
d. Mekonial Aspirasi
e. Pneumonia
108
Seorang bayi lahir pervaginam dengan usia kehamilan 29 minggu, berat
bdan lahir 2700 gram, AS 6-9. Namun setengah jam kemudian bayi
tampak sesak, didapatkan retraksi dada dan sianosis. Apa diagnosis paling
mungkin pada bayi ini ?
a. Transient Takipneu of the Newborn
b. Hialin membrane disease
c. Sepsis neonatorum
d. Mekonial Aspirasi
e. Pneumonia
ASFIKSIA NEONATORUM
Sindroma Aspirasi Hyalin Transient Pneumonia
Mekoneum Membrane Tanchypnea of
(MAS) Disease (RDS) Newborn (TTN)
Usia Posterm atau Prematur Aterm Semua usia
Aterm
Patofis Menghisap Defisiensi Lahir SC sisa Infeksi
Ketuban keruh surfaktan cairan paru tdk intrauterin/
hijau keluar Intrapartum/
postpartum
X Ray Patchy infiltrate, Air bronchogram, Normal Infiltrat,
garis - garis kasar reticulogranular konsolidasi
pada kedua paru pattern/ground
glass appearance,
white lung
109
Seorang bayi dirujuk dari bidan, bayi lahir spontan dengan usia
kehamilan 32 minggu. Sesaat setelah kelahiran, bayi tampak sesak, RR
65x/m, HR 140x/m, pada auskultasi paru normal dan tidak diapatkan
suara tambahan. Foto thoraks didapatkan gambaran retikulogranular
ground glass apperance. Kemungkinan diagnosis ?
a. Transient Tachypnea of The Newborn
b. Meconium Aspiration Syndrome
c. Sepsis neonatorum
d. Pneumonia
e. Hyalin Membran Disease
109
Seorang bayi dirujuk dari bidan, bayi lahir spontan dengan usia
kehamilan 32 minggu. Sesaat setelah kelahiran, bayi tampak sesak, RR
65x/m, HR 140x/m, pada auskultasi paru normal dan tidak diapatkan
suara tambahan. Foto thoraks didapatkan gambaran retikulogranular
ground glass apperance. Kemungkinan diagnosis ?
a. Transient Tachypnea of The Newborn
b. Meconium Aspiration Syndrome
c. Sepsis neonatorum
d. Pneumonia
e. Hyalin Membran Disease
ASFIKSIA NEONATORUM
Sindroma Aspirasi Hyalin Transient Pneumonia
Mekoneum Membrane Tanchypnea of
(MAS) Disease (RDS) Newborn (TTN)
Usia Posterm atau Prematur Aterm Semua usia
Aterm
Patofis Menghisap Defisiensi Lahir SC sisa Infeksi
Ketuban keruh surfaktan cairan paru tdk intrauterin/
hijau keluar Intrapartum/
postpartum
X Ray Patchy infiltrate, Air bronchogram, Normal Infiltrat,
garis - garis kasar reticulogranular konsolidasi
pada kedua paru pattern/ground
glass appearance,
white lung
Hyalin Membrane Disease
· Derajat 1
Pola retikulogranular /
Ground Glass
Appearance
· Derajat 2
Air bronchogram
· Derajat 3
Sama dengan derajat 2
namun lebih berat,
dengan mediastinum
melebar
· Derajat 4
Kolaps seluruh paru
sehingga paru tampak
putih (white lung)
110
Bayi baru lahir 5 jam yang lalu dibawa orang tua nya ke IGD karena
kejang dan lemas. Riwayat persalinan ditolong oleh bidan, cukup
bulan, BBL 4000 g, APGAR skor 9/10. Pemeriksaan fisik didapatkan
kesadaran apatis, hipotoni, kadar gula darah bayi 35 mg/dl. Ibu riwayat
DM. Tatalaksana yang tepat ?
a. D10% 2cc/kgBB (iv)
b. D10% 2cc/kgBB/menit (iv)
c. D10% 6 mg/kgBB (iv)
d. D10% 6 mg/kgBB/menit (iv)
e. D40% 2cc/kgBB (iv)
110
Bayi baru lahir 5 jam yang lalu dibawa orang tua nya ke IGD karena
kejang dan lemas. Riwayat persalinan ditolong oleh bidan, cukup
bulan, BBL 4000 g, APGAR skor 9/10. Pemeriksaan fisik didapatkan
kesadaran apatis, hipotoni, kadar gula darah bayi 35 mg/dl. Ibu riwayat
DM. Tatalaksana yang tepat ?
a. D10% 2cc/kgBB (iv)
b. D10% 2cc/kgBB/menit (iv)
c. D10% 6 mg/kgBB (iv)
d. D10% 6 mg/kgBB/menit (iv)
e. D40% 2cc/kgBB (iv)
HIPOGLIKEMIA

Bayi besar (>


Cyanosis, apnea,
4000gr), Ibu DM
Glukosa darah hypothermia,
(hiperinsulinemia ec
hypotonia, poor
< 40 mg/dL hiperplasia
feeding, lethargy,
langerhans), bayi
and seizures
KMK, bayi prematur
TERAPI :

· Sadar dan masih bisa minum


<45 TANPA
berikan ASI
GEJALA · Tidak bisa minum Infus D10%
HIPOGLIKEMIA 6mg/kgBB/menit

< 45
· Bolus D10% 2cc/kgBB lanjut
DENGAN GEJALA maintenance D10% 6mg/kgBB/menit
HIPOGLIKEMIA
111
Seorang anak laki-laki berusia 1 tahun diantar ibunya ke IGD RS karena
batuk berdahak selama 1 minggu. Batuk melengking, hingga anak
tampak biru. Dari pemeriksaan fisik didapatkan nadi 100x/m, RR
32x/m, suhu 38 OC, tidak didapatkan retraksi, auskultasi paru suara
napas vesikular, Rh (-), Wh (-). Apakah kemungkinan diagnosis dari
pasien?
a. Epiglotitis
b. Faringitis
c. Difteri
d. Pertusis
e. Laringitis
111
Seorang anak laki-laki berusia 1 tahun diantar ibunya ke IGD RS karena
batuk berdahak selama 1 minggu. Batuk melengking, hingga anak
tampak biru. Dari pemeriksaan fisik didapatkan nadi 100x/m, RR
32x/m, suhu 38 OC, tidak didapatkan retraksi, auskultasi paru suara
napas vesikular, Rh (-), Wh (-). Apakah kemungkinan diagnosis dari
pasien?
a. Epiglotitis
b. Faringitis
c. Difteri
d. Pertusis
e. Laringitis
Pertusis (4A)
· Etiologi : Bordetella pertussis (cocobaccill gram negative)
· Manifestasi Klinis
 Fase catarrhal : demam ringan, batuk pilek ringan, mata merah
(fase infeksius)
 Fase paroxysmal : whooping cough, batuk paroksismal disertai
nada yang meninggi/melengking, batuk yang sering hingga anak
sulit bernafas/sianosis, pada akhir batuk anak menarik nafas
dengan cepat, pada bayi seringkali diikuti muntah dan apnea
 Fase convalescence : batuk berkurang
· Antibiotik rekomendasi : Erythromycin 50 mg/kgBB/hari atau
Ampisilin 100 mg/kgBB/hari
112
Anak usia 1 tahun datang dengan keluhan sesak disertai demam, batuk
berdahak. Tidak ada riwayat sesak sebelumnya. Pemeriksaan fisik nadi
140 kali/menit, frekuensi napas 30x/m. Perkusi hipersonor, auskultasi
terdengar mengi dan rhonki basah kasar nyaring, ekspirasi
memanjang, gambaran rontgen hiperaerasi dengan infiltrat
peribronchial. Riwayat keluarga atopi (-). Etiologi kasus tersebut ?
a. Respiratory Syncytial Virus
b. Streptococus pneumoni
c. H.influenza
d. Stapilococus aureus
e. Kliebsiela
Bronchiolitis
Anak usia 1 tahun datang dengan keluhan sesak disertai demam, batuk
berdahak. Tidak ada riwayat sesak sebelumnya. Pemeriksaan fisik nadi
140 kali/menit, frekuensi napas 30x/m. Perkusi hipersonor, auskultasi
terdengar mengi dan rhonki basah kasar nyaring, ekspirasi
memanjang, gambaran rontgen hiperaerasi dengan infiltrat
peribronchial. Riwayat keluarga atopi (-). Etiologi kasus tersebut ?
a. Respiratory Syncytial Virus
b. Streptococus pneumoni
c. H.influenza
d. Stapilococus aureus
e. Kliebsiela
Bronkiolitis Bronkopneumonia
Usia < 2 tahun Segala usia
Etiologi Virus Bakteri
>> Respiratory Syncytial Virus >> Streptococcus pneumonia

Gejala · Riwayat ISPA · Riwayat ISPA


dan · Wheezing +++, ronkhi +/- · Rhonki +++, wheezing +/-
tanda · Gejala berat (takipneu, sianosis, · Gejala berat (takipneu, sianosis,
retraksi) retraksi)

Chest · Hiperinflasi paru Infiltrat, konsolidasi, penebalan


X- Ray · Hiperaerasi paru pleura, efusi, abses dll
· Air trapping
· Diameter AP membesar
· Penebalan atau infiltrat
peribronkial
Terapi · O2 · O2
· Nebul SABA · Nebul SABA
· Kortikosteroid · Antibiotik (Ampisilin)
· Antipiretik bila perlu · Antipiretik bila perlu
113
Anak laki-laki berusia 9 bulan datang ke praktek dokter dengan keluhan
sesak nafas disertai demam sejak 2 hari yang lalu. Dari pemeriksaan
fisik didapatkan RR 68x/menit, nadi 102x/menit, suhu 38°6 C. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan pernafasan cuping hidung, perkusi redup
pada kedua lapangan paru, suara vesikular meningkat, dan rhonki
kasar pada kedua paru. Diagnosis pasien ini adalah?
a. Bronkopneumonia
b. Bronkiolitis
c. Bronkiektasis
d. Bronkitis
e. Serangan asma
113
Anak laki-laki berusia 9 bulan datang ke praktek dokter dengan keluhan
sesak nafas disertai demam sejak 2 hari yang lalu. Dari pemeriksaan
fisik didapatkan RR 68x/menit, nadi 102x/menit, suhu 38°6 C. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan pernafasan cuping hidung, perkusi redup
pada kedua lapangan paru, suara vesikular meningkat, dan rhonki
kasar pada kedua paru. Diagnosis pasien ini adalah?
a. Bronkopneumonia
b. Bronkiolitis
c. Bronkiektasis
d. Bronkitis
e. Serangan asma
Bronkiolitis Bronkopneumonia
Usia < 2 tahun Segala usia
Etiologi Virus Bakteri
>> Respiratory Syncytial Virus >> Streptococcus pneumonia

Gejala · Riwayat ISPA · Riwayat ISPA


dan · Wheezing +++, ronkhi +/- · Rhonki +++, wheezing +/-
tanda · Gejala berat (takipneu, sianosis, · Gejala berat (takipneu, sianosis,
retraksi) retraksi)

Chest · Hiperinflasi paru Infiltrat, konsolidasi, penebalan


X- Ray · Hiperaerasi paru pleura, efusi, abses dll
· Air trapping
· Diameter AP membesar
· Penebalan atau infiltrat
peribronkial
Terapi · O2 · O2
· Nebul SABA · Nebul SABA
· Kortikosteroid · Antibiotik (Ampisilin)
· Antipiretik bila perlu · Antipiretik bila perlu
114
Bayi usia 8 bulan dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan sesak nafas
sejak 1 hari sebelumnuya. Pasien juga dikeluhkan demam dan batuk
yang terus menerus. Dari anamnesis pasien dua hari yang lalu tersedak
dengan biskuit bayi yg dimakannya. Pemeriksaan fisik Nadi 120x/m, RR
56x/m, retraksi intercostal dan subcostal, suara nafas vesikuler
meningkat, ronchi basah di seluruh lapang paru. Diagnosis?
a. Aspirasi pneumonia
b. Asma bronchiale
c. Emboli paru
d. Efusi pleura
e. Emfisema
114
Bayi usia 8 bulan dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan sesak nafas
sejak 1 hari sebelumnuya. Pasien juga dikeluhkan demam dan batuk
yang terus menerus. Dari anamnesis pasien dua hari yang lalu tersedak
dengan biskuit bayi yg dimakannya. Pemeriksaan fisik Nadi 120x/m, RR
56x/m, retraksi intercostal dan subcostal, suara nafas vesikuler
meningkat, ronchi basah di seluruh lapang paru. Diagnosis?
a. Aspirasi pneumonia
b. Asma bronchiale
c. Emboli paru
d. Efusi pleura
e. Emfisema
115
Seorang anak perempuan usia 13 bulan dibawa ke IGD RS karena sesak
napas dan batuk-batuk sejak 1 hari ini. Keluhan diawali dengan demam
dan pilek sejak 3 hari. Pemeriksaan fisik HR 150x/m, RR 60x/m, Tax
39C, tidak ada sianosis, retraksi ringan dan wheezing di seluruh lapang
paru. Apakah temuan radiologi thoraks yang mungkin ?
a. Gambaran air-trapped
b. Infiltrat di seluruh lapang paru
c. Reticulogranular pattern
d. Corakan bronkovaskular meningkat
e. Gambaran radiologi normal
Dx. Bronchiolitis
Seorang anak perempuan usia 13 bulan dibawa ke IGD RS karena sesak
napas dan batuk-batuk sejak 1 hari ini. Keluhan diawali dengan demam
dan pilek sejak 3 hari. Pemeriksaan fisik HR 150x/m, RR 60x/m, Tax
39C, tidak ada sianosis, retraksi ringan dan wheezing di seluruh lapang
paru. Apakah temuan radiologi thoraks yang mungkin ?
a. Gambaran air-trapped
b. Infiltrat di seluruh lapang paru
c. Reticulogranular pattern
d. Corakan bronkovaskular meningkat
e. Gambaran radiologi normal
Bronkiolitis (3B) Bronkopneumonia (4A)
Usia < 2 tahun Segala usia
Etiologi Virus Bakteri
>> Respiratory Syncytial Virus >> Streptococcus pneumonia

Gejala · Riwayat ISPA · Riwayat ISPA


dan · Wheezing +++, ronkhi +/- · Rhonki +++, wheezing +/-
tanda · Gejala berat (takipneu, sianosis, · Gejala berat (takipneu, sianosis,
retraksi) retraksi)

Chest · Hiperinflasi paru Infiltrat, konsolidasi, penebalan


X- Ray · Hiperaerasi paru pleura, efusi, abses dll
· Air trapping
· Diameter AP membesar
· Penebalan atau infiltrat
peribronkial
Terapi · O2 · O2
· Nebul SABA · Nebul SABA
· Kortikosteroid · Antibiotik (Ampisilin)
· Antipiretik bila perlu · Antipiretik bila perlu
116
Seorang bayi berusia 3 bulan dibawa ke IGD oleh ibunya dengan
keluhan sesak napas sejak 1 hari ini. Keluhan ini disertai dengan mengi.
Sebelumnya pasien juga mengalami demam, batuk dan pilek selama 2
hari. Tidak ada riwayat atopi. Riwayat bayi lahir prematur dengan BBL
2000 gram, lahir spontan langsung menangis, ditolong oleh dokter di
RS. Dari pemeriksaan fisik didapatkan nadi 140x/m, RR 48x/m, suhu
37.8C, ekspirasi memanjang dan wheezing. Apakah tatalaksana awal
yang tepat untuk pasien tersebut?
A. Antibiotik
B. Antipiretik
C. Inhalasi bronkodilator
D. Inhalasi NaCl 0,9%
E. Rehidrasi RL
Dx. Bronchiolitis
Seorang bayi berusia 3 bulan dibawa ke IGD oleh ibunya dengan
keluhan sesak napas sejak 1 hari ini. Keluhan ini disertai dengan mengi.
Sebelumnya pasien juga mengalami demam, batuk dan pilek selama 2
hari. Tidak ada riwayat atopi. Riwayat bayi lahir prematur dengan BBL
2000 gram, lahir spontan langsung menangis, ditolong oleh dokter di
RS. Dari pemeriksaan fisik didapatkan nadi 140x/m, RR 48x/m, suhu
37.8C, ekspirasi memanjang dan wheezing. Apakah tatalaksana awal
yang tepat untuk pasien tersebut?
A. Antibiotik
B. Antipiretik
C. Inhalasi bronkodilator
D. Inhalasi NaCl 0,9%
E. Rehidrasi RL
Bronkiolitis (3B) Bronkopneumonia (4A)
Usia < 2 tahun Segala usia
Etiologi Virus Bakteri
>> Respiratory Syncytial Virus >> Streptococcus pneumonia

Gejala · Riwayat ISPA · Riwayat ISPA


dan · Wheezing +++, ronkhi +/- · Rhonki +++, wheezing +/-
tanda · Gejala berat (takipneu, sianosis, · Gejala berat (takipneu, sianosis,
retraksi) retraksi)

Chest · Hiperinflasi paru Infiltrat, konsolidasi, penebalan


X- Ray · Hiperaerasi paru pleura, efusi, abses dll
· Air trapping
· Diameter AP membesar
· Penebalan atau infiltrat
peribronkial
Terapi · O2 · O2
· Nebul SABA · Nebul SABA
· Kortikosteroid · Antibiotik (Ampisilin)
· Antipiretik bila perlu · Antipiretik bila perlu
117
Seorang anak laki-laki usia 5 tahun dibawa ibunya ke puskesmas dengan
keluhan demam tanpa sebab yang jelas dan batuk sudah 3 minggu,
selain itu ada penurunan berat badan drastis 2 minggu terakhir. Nenek
yang tinggal serumah dengan pasien mengalami batuk sudah 1 bulan
namun tidak berobat. Apa pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan
pada anak ini ?
a. Uji tuberkulin
b. Sputum BTA
c. Biopsi
d. Hapusan darah tepi
e. Foto thorax
Skor TB ?
Seorang anak laki-laki usia 5 tahun dibawa ibunya ke puskesmas dengan
keluhan demam tanpa sebab yang jelas dan batuk sudah 3 minggu,
selain itu ada penurunan berat badan drastis 2 minggu terakhir. Nenek
yang tinggal serumah dengan pasien mengalami batuk sudah 1 bulan
namun tidak berobat. Apa pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan
pada anak ini ?
a. Uji tuberkulin
b. Sputum BTA
c. Biopsi
d. Hapusan darah tepi
e. Foto thorax
“Skor TB Anak”
Juknis Menejemen TB Anak, Depkes 2013
118
Anak usia 5 tahun datang dibawa ibunya karena ingin periksa. Riwayat
nenek yang tinggal serumah BTA (+) dan sedang menjalani pengobatan
TB. Kondisi anak gizi baik, tidak ada keluhan, pemeriksaan fisik dalam
batas normal. Hasil tes Mantoux pasien ini 12mm. Apakah interpretasi
tes Mantoux tersebut?
a. Pasien tidak terinfeksi TB
b. Pasien dalam masa inkubasi TB
c. Pasien terinfeksi TB
d. Pasien sedang menderita penyakit TB
e. Pasien memiliki imunitas terhadap TB
Kontak BTA + Mantoux, Tanpa Gejala
Anak usia 5 tahun datang dibawa ibunya karena ingin periksa. Riwayat
nenek yang tinggal serumah BTA (+) dan sedang menjalani pengobatan
TB. Kondisi anak gizi baik, tidak ada keluhan, pemeriksaan fisik dalam
batas normal. Hasil tes Mantoux pasien ini 12mm. Apakah interpretasi
tes Mantoux tersebut?
a. Pasien tidak terinfeksi TB
b. Pasien dalam masa inkubasi TB
c. Pasien terinfeksi TB
d. Pasien sedang menderita penyakit TB
e. Pasien memiliki imunitas terhadap TB
“Diagnosis TB Anak”
Kontak TB BTA (+) Tuberkulin (+) Gejala Terapi
RESIKO TB + - - INH profilaksis
primer (3-6 bulan)
INFEKSI + + - INH profilaksis
LATEN TB sekunder (6-12
bulan)
SAKIT TB + + + OAT 2RHZ/4RH
selama 6 bulan

*INH profilaksis dosis 5-10 mg/kgBB/hari


*Hanya diberikan pada anak usia < 5 tahun atau anak dengan imunokompromais
(HIV, pengguna steroid sistemik jangka panjang)

(Pedoman Pelayanan Medis IDAI, 2011)


119
Anak usia 10 tahun datang dengan ibunya ke puskesmas untuk
konsultasi kesehatan. Ibunya BTA (+) dan sedang menjalani
pengobatan TB. Pada pemeriksaan fisik didapatkan status gizi anak
baik, pemeriksaan fisik lain dalam batas normal. Tindakan yang tepat?
a. INH 5 mg/kgBB selama 3 bulan
b. INH 10 mg/kgBB selama 6 bulan
c. Rifampisin 10 mg/kgBB selama 6 bulan
d. Vit. B selam 6 bulan
e. Tidak perlu profilaksis, observasi
Anak > 5 tahun tidak perlu profilaksis INH

Anak usia 10 tahun datang dengan ibunya ke puskesmas untuk


konsultasi kesehatan. Ibunya BTA (+) dan sedang menjalani
pengobatan TB. Pada pemeriksaan fisik didapatkan status gizi anak
baik, pemeriksaan fisik lain dalam batas normal. Tindakan yang tepat?
a. INH 5 mg/kgBB selama 3 bulan
b. INH 10 mg/kgBB selama 6 bulan
c. Rifampisin 10 mg/kgBB selama 6 bulan
d. Vit. B selam 6 bulan
e. Tidak perlu profilaksis, observasi
Algortima Diagnosis dan
Tatalaksana TB Anak
120
Seorang anak laki-laki usia 1 tahun dibawa ke Puskesmas karena batuk
sejak 5 hari. Pemeriksaan fisik anak gizi baik, tanda vital normal dan lain-
lain dalam batas normal. Riwayat ibu pasien menderita TB dengan BTA
positif dan sedang dalam terapi. Setelah dilakukan tuberculin test timbul
indurasi 10 mm. BB pasien 10 kg. Apa tatalaksana pada pasien ini?
a. Terapi OAT 4 regimen selama 6 bulan
b. Observasi dan diterapi OAT bila ada gejala
c. Diberikan isoniazid 100 mg/hari selama 3 bulan lalu TST diulang
d. Diberikan isoniazid 100 mg/hari selama 6 bulan tanpa mengulang TST
e. Diberikan isoniazid 100 mg/hari selama 6 bulan lalu TST diulang
Skor TB = 6 (INFEKSI TB) INH Profilaksis
Sekunder 5-10mg/kgBB selama 6-12 bulan
Seorang anak laki-laki usia 1 tahun dibawa ke Puskesmas karena batuk sejak
5 hari (batuk 5 hari belum termasuk gejala dalam skor TB). Pemeriksaan
fisik anak gizi baik, tanda vital normal dan lain-lain dalam batas normal.
Riwayat ibu pasien menderita TB dengan BTA positif dan sedang dalam
terapi (skor 3). Setelah dilakukan tuberculin test timbul indurasi 10 mm
(skor 3). BB pasien 10,5 kg. Apa tatalaksana pada pasien ini?
a. Terapi OAT 4 regimen selama 6 bulan
b. Observasi dan diterapi OAT bila ada gejala
c. Diberikan isoniazid 100 mg/hari selama 3 bulan lalu TST diulang
d. Diberikan isoniazid 100 mg/hari selama 6 bulan tanpa mengulang TST
e. Diberikan isoniazid 100 mg/hari selama 6 bulan lalu TST diulang
“Diagnosis TB Anak”
Kontak TB BTA (+) Tuberkulin (+) Gejala Terapi
RESIKO TB + - - INH profilaksis
primer (3-6 bulan)
INFEKSI + + - INH profilaksis
LATEN TB sekunder (6-12
bulan)
SAKIT TB + + + OAT 2RHZ/4RH
selama 6 bulan

*INH profilaksis dosis 5-10 mg/kgBB/hari


*Hanya diberikan pada anak usia < 5 tahun atau anak dengan imunokompromais
(HIV, pengguna steroid sistemik jangka panjang)

(Pedoman Pelayanan Medis IDAI, 2011)


121
Seorang anak usia 7 tahun dibawa ibunya ke UGD RS dengan keluhan
sesak nafas 1 jam SMRS. Pada saat anak di UGD anak tampak rewel
sambil sesekali memanggil ibunya sambil berlari-lari di sekitar IGD.
Pemeriksaan tanda vital TD 110/70, nadi 110x/m, RR. 38x/m, Tax 370C,
wheezing ekspirasi ke kedua lapang paru. Diagnosis ?
a. Asma serangan ringan
b. Asma serangan sedang
c. Asma serangan berat
d. Asma intermiten
e. Asma persisten
121
Seorang anak usia 7 tahun dibawa ibunya ke UGD RS dengan keluhan
sesak nafas 1 jam SMRS. Pada saat anak di UGD anak tampak rewel
sambil sesekali memanggil ibunya sambil berlari-lari di sekitar IGD.
Pemeriksaan tanda vital TD 110/70, nadi 110x/m, RR. 38x/m, Tax 370C,
wheezing ekspirasi ke kedua lapang paru. Diagnosis ?
a. Asma serangan ringan
b. Asma serangan sedang
c. Asma serangan berat
d. Asma intermiten
e. Asma persisten
Derajat Serangan Asma pada Anak
122
Anak perempuan usia 6 tahun datang dibawa ayahnya ke IGD dengan
keluhan sesak napas yang dialami dua kali dalam sebulan ini. Diantara
serangan tidak ada keluhan batuk. Riwayat alergi dijumpai. Pemeriksaan
fisik suhu tubuh 36.5OC, frek napas 48x/m, nadi 96x/m. Apa klasifikasi
asma yang tepat pada pasien ini?
a. Asma intermiten
b. Asma persisten ringan
c. Asma persisten sedang
d. Asma serangan ringan
e. Asma serangan sedang
122
Anak perempuan usia 6 tahun datang dibawa ayahnya ke IGD dengan
keluhan sesak napas yang dialami dua kali dalam sebulan ini. Diantara
serangan tidak ada keluhan batuk. Riwayat alergi dijumpai. Pemeriksaan
fisik suhu tubuh 36.5OC, frek napas 48x/m, nadi 96x/m. Apa klasifikasi
asma yang tepat pada pasien ini?
a. Asma intermiten
b. Asma persisten ringan
c. Asma persisten sedang
d. Asma serangan ringan
e. Asma serangan sedang
Klasifikasi Kekerapan Gejala Asma
Pedoman Nasioanal Asma Anak (PNAA) 2015

Derajat Asma Uraian Kekerapan Gejala Asma

Intermitten Gejala asma <6x/tahun atau jarak antar gejala >6 mg

Persisten Ringan Gejala asma >1x/bulan, <1x/minggu

Persisten Sedang Gejala asma > 1x/minggu, namun tidak setiap hari

Persisten Berat Gejala asma terjadi hampir setiap hari


123
Seorang anak usia 10 tahun datang dengan keluhan sesak napas disertai
batuk. Jika sedang batuk, disertai napas cuping hidung dan mengganggu
aktivitas. Anak tersebut diketahui sering sesak napas sejak usia 5 tahun.
Dalam 2 minggu terakhir anak hampir setiap malam mengalami sesak
napas. Hasil pemeriksaan tes fungsi paru PEV 65%. Apakah diagnosis
untuk anak tersebut?
a. Asma intermitten
b. Asma persisten ringan
c. Asma persisten sedang
d. Asma persisten berat
e. Status asmatikum
Klasifikasi kekerapan asma
Seorang anak usia 10 tahun datang dengan keluhan sesak napas disertai
batuk. Jika sedang batuk, disertai napas cuping hidung dan mengganggu
aktivitas. Anak tersebut diketahui sering sesak napas sejak usia 5 tahun.
Dalam 2 minggu terakhir anak hampir setiap malam mengalami sesak
napas. Hasil pemeriksaan tes fungsi paru PEV 65%. Apakah diagnosis
untuk anak tersebut?
a. Asma intermitten
b. Asma persisten ringan
c. Asma persisten sedang
d. Asma persisten berat
e. Status asmatikum
Klasifikasi Kekerapan Gejala Asma

Derajat Asma Uraian Kekerapan Gejala Asma

Intermitten Gejala asma <6x/tahun atau jarak antar gejala >6 mg

Persisten Ringan Gejala asma >1x/bulan, <1x/minggu

Persisten Sedang Gejala asma > 1x/minggu, namun tidak setiap hari

Persisten Berat Gejala asma terjadi hampir setiap hari


124
Seorang anak laki-laki usia 10 tahun datang dengan keluhan sesak nafas
sejak 4 jam yang lalu. Pasien harus duduk tegak, tampak gelisah namun
masih bisa menceritakan keluhannya namun dengan kalimat terputus-
putus. Nadi 100x/m, RR 38x/m, Tax 36,5OC. Di temukan wheezing
ekspirasi. Dokter sudah memberikan beta agonis 2 kali namun respon
parsial. Diagnosa?
a. Asma persisten
b. Asma serangan rigan
c. Asma serangan sedang
d. Asma serangan berat
e. Asma tidak terkontrol
Ingat penilaian derajat serangan asma!
Seorang anak laki-laki usia 10 tahun datang dengan keluhan sesak nafas
sejak 4 jam yang lalu. Pasien harus duduk tegak, tampak gelisah namun
masih bisa menceritakan keluhannya namun dengan kalimat terputus-
putus. Nadi 100x/m, RR 38x/m, Tax 36,5OC. Di temukan wheezing
ekspirasi. Dokter sudah memberikan beta agonis 2 kali namun respon
parsial. Diagnosa?
a. Asma persisten
b. Asma serangan rigan
c. Asma serangan sedang
d. Asma serangan berat
e. Asma tidak terkontrol
Penilaian derajad serangan asma berdasarkan
respon paska nebul SABA
125
Anak 12 tahun datang ke IGD dengan batuk dan sesak selama 2 hari.
Keluhan terutama dirasakan pada malam hari. Pasien sering
mengalami gejala yang serupa. Orangtua anak sudah memberikan obat
warung yang biasanya dapat menangani gejala tersebut, tapi gejala
tidak membaik. Pemeriksaan fisik Nadi 120x/m, RR 40x/m, Tax 36OC,
wheezing (+/+). Di IGD, dokter melakukan penanganan sesuai WHO
namun tidak ada perbaikan gejala. Apa diagnosis pasien ini?
a. Asma serangan ringan
b. Asma serangan sedang
c. Asma serangan berat
d. Status asmatikus
e. Asma episodik
125
Anak 12 tahun datang ke IGD dengan batuk dan sesak selama 2 hari.
Keluhan terutama dirasakan pada malam hari. Pasien sering
mengalami gejala yang serupa. Orangtua anak sudah memberikan obat
warung yang biasanya dapat menangani gejala tersebut, tapi gejala
tidak membaik. Pemeriksaan fisik Nadi 120x/m, RR 40x/m, Tax 36OC,
wheezing (+/+). Di IGD, dokter melakukan penanganan sesuai WHO
namun tidak ada perbaikan gejala. Apa diagnosis pasien ini?
a. Asma serangan ringan
b. Asma serangan sedang
c. Asma serangan berat
d. Status asmatikus
e. Asma episodik
Penilaian derajad serangan asma berdasarkan
respon paska nebul SABA
126
Anak laki-laki usia 9 tahun datang dengan keluhan sesak nafas sejak 1
jam yang lalu. Pada pemeriksaan ditemukan wheezing pada seluruh
lapang paru. Pada saat datang pasien tidak dapat berbicara dalam
kalimat, tetapi hanya dalam frasa beberapa kata dan ia memilih untuk
duduk dibanding berbaring. Ibu pasien mengaku keluhan ini berulang
2x dalam 1 bulan terakhir. Diagnosis ?
a. asma persisten sedang denga serangan berat
b. asma persisten ringan dengan serangan sedang
c. asma persisten sedang dengan serangan ringan
d. asma intermitten dengan serangan sedang
e. asma persisten berat dengan serangan ringan
126
Anak laki-laki usia 9 tahun datang dengan keluhan sesak nafas sejak 1
jam yang lalu. Pada pemeriksaan ditemukan wheezing pada seluruh
lapang paru. Pada saat datang pasien tidak dapat berbicara dalam
kalimat, tetapi hanya dalam frasa beberapa kata dan ia memilih untuk
duduk dibanding berbaring. Ibu pasien mengaku keluhan ini berulang
2x dalam 1 bulan terakhir. Diagnosis ?
a. asma persisten sedang denga serangan berat
b. asma persisten ringan dengan serangan sedang
c. asma persisten sedang dengan serangan ringan
d. asma intermitten dengan serangan sedang
e. asma persisten berat dengan serangan ringan
Klasifikasi Kekerapan Gejala Asma

Derajat Asma Uraian Kekerapan Gejala Asma

Intermitten Gejala asma <6x/tahun atau jarak antar gejala >6 mg

Persisten Ringan Gejala asma >1x/bulan, <1x/minggu

Persisten Sedang Gejala asma > 1x/minggu, namun tidak setiap hari

Persisten Berat Gejala asma terjadi hampir setiap hari


Derajat Serangan Asma pada Anak
127
Seorang anak laki-laki usia 9 tahun datang dibawa orang tuanya ke IGD
dengan keluhan sesak nafas sejak 2 jam SMRS. Keluhan sesak disertai
batuk pilek sejak 3 hari. Pemeriksaan fisik kesadaran komposmentis,
nadi 120x/m, RR 34x/m, Tax 36OC. Riwayat asma (+), pasien sering
menggunakan obat asma hirup dirumah, namun kali ini sesak tidak
berkurang. Apakah tatalaksana yang tepat saat pasien di IGD?
a. Inhalasi salbutamol
b. Inhalasi steroid
c. Inhalasi ipratropium
d. Injeksi dexamethason
e. Salbutamol oral + steroid oral
127
Seorang anak laki-laki usia 9 tahun datang dibawa orang tuanya ke IGD
dengan keluhan sesak nafas sejak 2 jam SMRS. Keluhan sesak disertai
batuk pilek sejak 3 hari. Pemeriksaan fisik kesadaran komposmentis,
nadi 120x/m, RR 34x/m, Tax 36OC. Riwayat asma (+), pasien sering
menggunakan obat asma hirup dirumah, namun kali ini sesak tidak
berkurang. Apakah tatalaksana yang tepat saat pasien di IGD?
a. Inhalasi salbutamol
b. Inhalasi steroid
c. Inhalasi ipratropium
d. Injeksi dexamethason
e. Salbutamol oral + steroid oral
2. Tata laksana di fasyankes/UGD
· Jika tersedia periksa saturasi oksigen dengan pulse oximetry,
lakukan pemeriksaan spirometri, analisa gas darah dan
rontgen thoraks
· Tatalaksana serangan asma di UGD sesuai dengan algoritma
berikut

Pedoman Nasioanal Asma Anak (PNAA) IDAI 2015


128
Pasien anak usia 8 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas
sejak 3 jam yg lalu. Riwayat asma (+). Pemeriksaanfisik terdapat
wheezing di kedua lapang paru. Pasien sudah diberikan salbutamol MDI
1 jam SMRS, kemudian 30 menit setelah itu kembali sesak. Bagaimana
tatalaksana 30 menit selanjutnya?
a. Salbutamol MDI kembali
b. Salbutamol MDI kembali ke-2 + prednisone oral
c. Salbutamol MDI kembali ke-2 + prednisone iv
d. Salbutamol oral
e. Glukokortikoid inhalasi
128
Pasien anak usia 8 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas
sejak 3 jam yg lalu. Riwayat asma (+). Pemeriksaanfisik terdapat
wheezing di kedua lapang paru. Pasien sudah diberikan salbutamol MDI
1 jam SMRS, kemudian 30 menit setelah itu kembali sesak. Bagaimana
tatalaksana 30 menit selanjutnya?
a. Salbutamol MDI kembali
b. Salbutamol MDI kembali ke-2 + prednisone oral
c. Salbutamol MDI kembali ke-2 + prednisone iv
d. Salbutamol oral
e. Glukokortikoid inhalasi
129
Seorang ibu mengantarkan anaknya yang berusia 10 tahun ke UGD RS
karena ujung jari tangan dan bibir anaknya tampak kebiruan. Keluhan ini
diperberat jika anak menangis atau setelah melakukan aktivitas yang
berat. Keluhan seperti ini sudah lama muncul sejak anaknya balita. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan TD 100/70 mmHg, RR 24x/mnt, HR
120x/mnt dan suhu 36,7 OC. Pemeriksaan jantung didapatkan adanya
suara murmur ejeksi end sistolik pada sela intercostal 4 kiri. Hasil rontgen
ditemukan jantung berbentuk bootshape. Apakah diagnosa?
a. Tetralogi of fallot
b. Ventricular septal defect
c. Atrial septal defect
d. Koartasio aorta
e. Patent ductus arteriosus
129
Seorang ibu mengantarkan anaknya yang berusia 10 tahun ke UGD RS
karena ujung jari tangan dan bibir anaknya tampak kebiruan. Keluhan ini
diperberat jika anak menangis atau setelah melakukan aktivitas yang
berat. Keluhan seperti ini sudah lama muncul sejak anaknya balita. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan TD 100/70 mmHg, RR 24x/mnt, HR
120x/mnt dan suhu 36,7 OC. Pemeriksaan jantung didapatkan adanya
suara murmur ejeksi end sistolik pada sela intercostal 4 kiri. Hasil rontgen
ditemukan jantung berbentuk bootshape. Apakah diagnosa?
a. Tetralogi of fallot
b. Ventricular septal defect
c. Atrial septal defect
d. Koartasio aorta
e. Patent ductus arteriosus
Tetralogy of Fallot
Kelainan pada TOF :
1. Ventricular septal defect (VSD)
2. Pulmonary stenosis
3. Overriding aorta
4. Right ventricular hypertrophy

· Gejala : sesak, terutama setelah


aktivitas, sianosis, sering jongkok
setelah aktivitas
· Pemeriksaan fisik : sianosis, jari
tabuh, RVH, murmur sistolik pada
regio katup pulomnal
· Pemeriksaan radiologis : bootshape
130
Pasien anak laki-laki usia 10 tahun datang diantar ibunya ke RS dengan
keluhan kebiruan pada bibir dan ujung jari. Hal ini terutama dialami
pasien saat menangis dan bermain. Pasien memiliki pertumbuhan
yang kurang berkembang. Pada pemeriksaan tanda vital normal,
sianosis pada mukosa bibir dan ujung ekstremitas, hipertrofi ventrikel
kanan dan adanya murmur ejection sistolik grade 3/6 di ICS 2 kiri. Apa
diagnosis pasien tersebut ?
a. TOF
b. Stenosis pulmonal
c. Sindrom Eisemenger
d. Transposisi arteri besar
e. Koarktasio aorta
130
Pasien anak laki-laki usia 10 tahun datang diantar ibunya ke RS dengan
keluhan kebiruan pada bibir dan ujung jari. Hal ini terutama dialami
pasien saat menangis dan bermain. Pasien memiliki pertumbuhan
yang kurang berkembang. Pada pemeriksaan tanda vital normal,
sianosis pada mukosa bibir dan ujung ekstremitas, hipertrofi ventrikel
kanan dan adanya murmur ejection sistolik grade 3/6 di ICS 2 kiri. Apa
diagnosis pasien tersebut ?
a. TOF
b. Stenosis pulmonal
c. Sindrom Eisemenger
d. Transposisi arteri besar
e. Koarktasio aorta
Tetralogy of Fallot
Kelainan pada TOF :
1. Ventricular septal defect (VSD)
2. Pulmonary stenosis
3. Overriding aorta
4. Right ventricular hypertrophy

· Gejala : sesak, terutama setelah


aktivitas, sianosis, sering jongkok
setelah aktivitas
· Pemeriksaan fisik : sianosis, jari
tabuh, RVH, murmur sistolik pada
regio katup pulomnal
· Pemeriksaan radiologis : bootshape
131
Seorang anak perempuan berusia 9 tahun dibawa orang tuanya ke
poliklinik RS karena mudah lelah dan sering berdebar-debar. Pada
inspeksi tidak tampak sianosis, jari tabuh, dan gangguan tumbuh
kembang. Pada auskultasi didapatkan bunyi jantung S2 splitting, bising
jantung ejeksi sistolik pada ICS IV parasternal kiri. Diagnsosis yang
tepat untuk kasus di atas
a. Tetralogi of fallot
b. Defek septum atrium
c. Transposisi arteri besar
d. Defek septum ventrikel
e. Duktus arteriosus persisten
131
Seorang anak perempuan berusia 9 tahun dibawa orang tuanya ke
poliklinik RS karena mudah lelah dan sering berdebar-debar. Pada
inspeksi tidak tampak sianosis, jari tabuh, dan gangguan tumbuh
kembang. Pada auskultasi didapatkan bunyi jantung S2 splitting, bising
jantung ejeksi sistolik pada ICS IV parasternal kiri. Diagnsosis yang
tepat untuk kasus di atas
a. Tetralogi of fallot
b. Defek septum atrium
c. Transposisi arteri besar
d. Defek septum ventrikel
e. Duktus arteriosus persisten
Defek Septum Atrium (ASD)
· Gejala Klinis :
– Sebagian besar asimptomatik
– Gangguan pertumbuhan
– Sesak, sering ISPA berulang
· Pemeriksaan Fisik :
– Bunyi jantung S2 melebar dan
menetap pada saat inspirasi maupun
ekspirasi (splitting)
– Murmur sistolik pada area katup
pulmonal (ICS 2 parasternal line kiri)
atau murmur diastolik pada area
trikuspid (ICS 3-4 parasternal line kiri)
132
Bayi usia 1 minggu dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan sesak dan
tidak mau menetek sejak 1 hari yang lalu. Riwayat sebelumnya lahir
prematur usia kehamilan 35 minggu dan sempat dirawat di ruang
intensif menggunakan CPAP selama 3 hari. Pada pemeriksaan fisik bayi
terlihat sesak, sianosis (-), bunyi jantung I-II tunggal, didapatkan bising
kontinyu pada subklavia kiri. Apakah diagnosis bayi tersebut?
a. PDA
b. ASD
c. VSD
d. Stenosis Pulmonal
e. TOF
132
Bayi usia 1 minggu dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan sesak dan
tidak mau menetek sejak 1 hari yang lalu. Riwayat sebelumnya lahir
prematur usia kehamilan 35 minggu dan sempat dirawat di ruang
intensif menggunakan CPAP selama 3 hari. Pada pemeriksaan fisik bayi
terlihat sesak, sianosis (-), bunyi jantung I-II tunggal, didapatkan bising
kontinyu pada subklavia kiri. Apakah diagnosis bayi tersebut?
a. PDA
b. ASD
c. VSD
d. Stenosis Pulmonal
e. TOF
Patent Duktus Arteriosus (PDA)
· Gejala Klinis :
– Sesak
– Kesulitan makan/minum
– Sering ISPA berulang
· Pemeriksaan Fisik :
– Murmur kontinyu/machinery di
infraklavikula kiri atau subklavia kiri
atau ICS 2 midclavicular line kiri
133
Seorang anak perempuan usia 4 tahun BB 12 kg datang bersama
ibunya ke Poli Anak RS dengan keluhan tampak kurus dan
pertumbuhan terhambat dibandingkan anak seusianya. Pasien juga
dikeluhkan sering batuk dan berdebar-debar. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan statis gizi kurang, nadi 100x/m reguler, RR 34x/m, sianosis
(-), S1 dan S2 tunggal, bising sistolik tipe ejeksi pada ICS 2-3 parasternal
line sinistra derajat II/6. Apakah kemungkinan diagnosisnya apa?
a. VSD
b. ASD
c. PDA
d. Demam Rematik
e. PJR
133
Seorang anak perempuan usia 4 tahun BB 12 kg datang bersama
ibunya ke Poli Anak RS dengan keluhan tampak kurus dan
pertumbuhan terhambat dibandingkan anak seusianya. Pasien juga
dikeluhkan sering batuk dan berdebar-debar. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan statis gizi kurang, nadi 100x/m reguler, RR 34x/m, sianosis
(-), S1 dan S2 tunggal, bising sistolik tipe ejeksi pada ICS 2-3 parasternal
line sinistra derajat II/6. Apakah kemungkinan diagnosisnya apa?
a. VSD
b. ASD
c. PDA
d. Demam Rematik
e. PJR
Defek Septum Ventrikel (VSD)
· Gejala Klinis :
– Gangguan pertumbuhan
– Sering ISPA berulang, sesak
· Pemeriksaan Fisik :
– Murmur sistolik pada ICS 3-4
parasternal line kiri, meluas
sepanjang tepi kiri sternum
– Pada VSD besar dapat terjadi
peningkatan tahanan vaskuler paru
sehingga dapat menyebabkan
takipneu dan retraksi
134
Seorang bayi laki-laki berusia 6 hari dibawa ke IGD oleh ibunya dengan
keluhan sesak nafas yang semakin memberat dan sulit minum sejak
usia 3 hari. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran bayi alert, rr
62x/m, suhu 36OC, denyut nadi dan perfusi ekstremitas bawah tidak
teraba sedangkan ekstremitas atas normal, ekstremitas atas tampak
lebih merah dibandingkan ektremitas bawah. Pemeriksaan auskultasi
jantung didapatkan S2 mengeras, bising ejeksi sistolik lembut di linea
parasternal kiri atas. Pemeriksaan rontgen tampak jantung sedikit
membesar dan edema paru. Apa diagnosis pasien ini?
a. VSD
b. Coartation of aorta
c. ASD
d. PDA
e. TGA
134
Seorang bayi laki-laki berusia 6 hari dibawa ke IGD oleh ibunya dengan
keluhan sesak nafas yang semakin memberat dan sulit minum sejak
usia 3 hari. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran bayi alert, rr
62x/m, suhu 36OC, denyut nadi dan perfusi ekstremitas bawah tidak
teraba sedangkan ekstremitas atas normal, ekstremitas atas tampak
lebih merah dibandingkan ektremitas bawah. Pemeriksaan auskultasi
jantung didapatkan S2 mengeras, bising ejeksi sistolik lembut di linea
parasternal kiri atas. Pemeriksaan rontgen tampak jantung sedikit
membesar dan edema paru. Apa diagnosis pasien ini?
a. VSD
b. Coartation of aorta
c. ASD
d. PDA
e. TGA
Coarctasio Aorta
· Coarctasio aorta (CoA) adalah
bentuk penyakit jantung
kongenital dimana terjadi
penyempitan pada segmen aorta
· Gejala dan tanda:
- Sesak napas, kesulitan minum
- Tekanan darah di ekstremitas
atas > ekstremitas bawah
- Nadi lebih keras di ekstremitas
atas dibanding ekstremitas
bawah
- Sianosis pada ekstremitas
bawah
- Suara jantung S2 mengeras,
kardiomegali
135
Seorang bayi umur 8 bulan tiba-tiba sesak napas saat sedang menyusu.
Pasien dibawa ke IGD oleh orang tua nya. Saat pemeriksaan di IGD bayi
tampak sianosis, retraksi intercostal dan substernal, RR 50x/m, nadi
120x/m. Tindakan yang tepat adalah?
a. Trakeostomi
b. Nasofaring airway
c. Finger swab
d. Back blows
e. Helmich
Aspirasi pada bayi < 1 tahun Back blows
Seorang bayi umur 8 bulan tiba-tiba sesak napas saat sedang menyusu.
Pasien dibawa ke IGD oleh orang tua nya. Saat pemeriksaan di IGD bayi
tampak sianosis, retraksi intercostal dan substernal, RR 50x/m, nadi
120x/m. Tindakan yang tepat adalah?
a. Trakeostomi
b. Nasofaring airway
c. Finger swab
d. Back blows
e. Helmich

Anda mungkin juga menyukai