OLEH:
NIM : 20117051
PRODI : D4 TLM 2B
BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2019/2020
UJI AKTIVITAS ENZIM
Setiap enzim dapat bekerja dengan efektif pada suhu tertentu dan aktivitasnya akan
berkurang jika berada pada kondisi di bawah atau di atas titik tersebut. Kondisi yang
menyebabkan kerja enzim menjadi efektif ini disebut kondisi optimal. Sebagian besar
enzim pada manusia mempunyai suhu optimal yang mendekati suhu tubuh (30 derajat
celcius- 40derajat celcius). Pada suhu tinggi (>50 derajat celcius), enzim dapat rusak dan
pada suhu rendah (0 derajat celcius), enzim menjadi tidak aktif (Poedjiadi,2009)
Prosedur Kerja:
a. Disiapkan 4 tabung reaksi
b. Setiap tabung diisi larutan pati 2ml, kemudian ditambahkan 1 ml enzim
c. 1). Tabung I disimpan dalam lemari es 15 menit
2). Tabung II disimpan dalam suhu kamar 15 menit
3). Tabung III disimpan dalam suhu 40 derajat celcius selama 15 menit
4). Tabung IV disimpan dalam suhu 74 derajat celcius selama 15 menit
d. diuji dengan larutan iodium
e. diuji dengan larutan benedict
Prosedur Kerja :
a. Disiapkan 3 tabung dan poeselein
b. Tabung I diisi 2 ml HCl 1% ditambah 2ml pati kemudian ditambahkan 1 ml enzim
lalu diaduk dan didiamkan selama 15 menit
c. Tabung II diisi 2 ml aquadest ditambah 2ml pati kemudian ditambahkan 1 ml enzim
lalu diaduk dan didiamkan selama 15 menit
d. Tabung III diisi 2 ml Na2CO3 ditambah 2ml pati kemudian ditambahkan 1 ml enzim
lalu diaduk dan didiamkan selama 15 menit
e. Di uji didalam porselein dengan iodium sampai tidak terjadi perubahan
f. Di uji dengan larutan benedict dan diamati perubahan warna pada tabung.
Prosedur Kerja:
a. Disiapkan 3 tabung
b. Tabung I diisi 8 ml larutan pati ditambah 2 ml enzim disimpan selama15 menit
c. Tabung II diisi 4 ml larutan pati ditambah 2 ml enzim disimpan selama15 menit
d. Tabung III diisi 2 ml larutan pati ditambah 2 ml enzim disimpan selama15 menit
e. Diuji dengan larutan iodium sampai warna iodium tidak berubah
f. Diuji dengan larutan benedict dan diamati mana yang terjadi hemolisa terlebih
dahulu.
5. Percobaan Uji Aktifasi Enzim dari jurnal Putra, Aditya, dkk. 2016,Jurnal
Pengaruh Suhu dan pH Terhadap Aktifitas Enzim. 1 (1), 49-54
A. Pengaruh pH Terhadap Aktivitas Enzim
Sebanyak3 buah tabung reaksi yang bersih dan kering di sediakan. Kemudian masing-
masing tabung di isi dengan 2 ml HCl 0,1M, 2 ml aquades, dan 2 ml Na2CO3 1%.Lalu
kedalam masing-masing tabung ditambahkan 2 ml amilum dan 1 ml enzim amilase.Lalu
kedalam masing-masing tabung di tambahkan cairan saliva.
Berdasarkan hasil percobaan pada tabung kedua, larutan di isi amilum dan enzim amilase
dan di tetesi aquades sehingga larutan pada tabung menjadi netral.Setelah di inkubasi
pada suhu 37C, larutan kemudian di tetesi larutan iodium dan menghasilkan warna
kuning yang mengindikasikan telah terjadi titik akromatik.Enzim amilase tidak
mengalami denaturasi pada pH netral dan mampu memecah amilum.
Berdasarkan hasil percobaan pada tabung ketiga, larutan di isi amilum dan enzim amilase
dan di tetesi Na2CO3 yang membuat kondisi pada tabung menjadi basa.Ketika di tetesi
iodium, larutan menghasilkan warna kuning pucat dan tidak menunjukkan adanya titik
akromatik.Hal ini di karenakan enzim amilase mengalami denaturasi pada kondisi basa
dan mengakibatkan enzim amylase tidak dapat memecah amilum.
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa pada tabung
pertama yang berisi larutan amilum 2% dan enzim amilase (saliva) yang di simpan dalam
wadah es (150C), terjadi perubahan warna pada uji iodium dan uji benedict. Seharusnya
pada suhu ini tidak terjadi perubahan warna. Hal ini disebabkan oleh enzim yang ada
pada keadaan suhu rendah terhenti secara reversible sehingga tidak terjadinya proses
hidrolisis pada
amilum.Berdasarkan hasil percobaan pada tabung kedua yang berisi larutan amilum 2%
dan enzim amilase (saliva) yang di simpan pada suhu kamar (250C), terjadi perubahan
warna pada uji iodium dan uji benedict. Hal ini terjadi karena pada suhu kamar, kenaikan
suhu lingkungan akan meningkatkan energy kinetik enzim dan frekuensi tumbukan antara
molekul enzim dengan substrat, sehingga enzim aktif dan keaktifannya menyebabkan
amilum dapat terhidrolisis sehingga terjadi perubahan warna pada kedua uji tersebut.
Berdasarkan hasil percobaan pada tabung ketiga yang berisi larutan amilum 2% dan
enzim amilase (saliva) yang di masukkan kedalam water bath (370C), terjadi perubahan
warna pada uji iodium dan uji benedict.Hal ini disebabkan enzim memiliki suhu optimal,
sehingga pada suhu ini aktivitas enzim berjalan maksimal yang mengakibatkan
terhidrolisisnya amilum.
Berdasarkan hasil percobaan pada tabung keempat yang berisi larutan amilum 2% dan
enzim amilase (saliva) yang di masukkan kedalam penangas air (800C), terjadi perubahan
warna pada uji iodium dan uji benedict. Hal ini terjadi karena enzim mengalami
denaturasi irreversible yang pada suhu awal mengalami perubahan kenaikan sebelum
terjadinya proses denaturasi dapat menaikkan kecepatan reaksi, namun kenaikan suhu
pada saat mulai terjadinya proses denaturasi akan mengurangi kecepatan reaksi.
Kesimpulan dari percobaan tersebut adalah enzim amylase bekerja optimal pada suhu 37
derajat celcius dan pada pH 7.
DAFTAR PUSTAKA
Poedjaji, Anna dan Supriyanti, F.M Titin.2009. Dasar – Dasar Biokimia. Jakrta: Erlangga
Putra, Aditya, dkk. 2016,Jurnal Pengaruh Suhu dan pH Terhadap Aktifitas Enzim. 1 (1),
49-54
Rochmah, S. N., Sri Widayati, Mazrikhatul Miah. 2009. Biologi : SMA dan MA Kelas
XII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Soewoto Hafiz, dkk. 2000. Biokimia eksperimen laboratorium. Jakarta: Widya Medika