Disusun :
Nama : Wahyuni Minatus Zahroh
NIM : 1808076018
Jurusan : Pendidikan Kimia 5A
PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2020
REAKSI ENZIMATIS PANKREATIK LIPASE
A. Tujuan
Tujuan praktikum pada percobaan ini untuk mengetahui kinerja pankreatik
lipase
B. Dasar Teori
Enzim merupakan biokatalisator yang mempercepat jalannya reaksi tanpa ikut
dengan cara menurunkan energi aktivasi. Enzim merupakan senyawa protein
sehingga sifat protein masih melekat pada enzim, mudah rusak bila dipanaskan
lebih dari 60 C, umumnya enzim bekerja mengkatalis reaksi satu arah, meskipun ada
yang mengkatalis reaksi dua arah, bekerja spesifik karena sisi aktif enzim sesuai
dengan permukaan subtrat tertentu, umumnya enzim tidak dapat bekerja tanpa
adanya suatu zat non protein tambahan yang disebut kofaktor, bekerja didalam sel
(endoenzim) dan diluar sel (eksoenzim). (Calhoum:1933).
Enzim sangatlah spesifik, baik terhadap reaksi yang dikatalisnya maupun
terhadap reaktan yang diolahnya, yang disebut substrat. Suatu enzim biasanya
mengkatalis satu reaksi kimia saja, atau seperngkat reaksi yang sejenis. Dalam
reaksi enzimatis, jarang sekali terjadi reaksi sampingan yang menyebabkan
terbantuknya hasil sampingan tidak berguna. Ini berbeda reaksi non enzimatik.
Tingkat spesifikasi terhadap substrat biasanya tinggi dan kerap kali mutlak (Stryer,
2000).
Enzim adalah salah satu ciptaan Allah, fungsi enzim pada makhluk hidup sebagai
katalis. Walupun dalam konsentrasi yang sedikit, enzim memilki kemampuan untuk
mempercepat reaksi kimiawi tanpa enzim itu sendiri atau berubah setelah reaksi
selesai ( Pelczar dan Chan, 2008). Allah SWT berfirman dalam QS. As Shad ayat 27
Enzim lipase diklasifikasikan dalam enzim hidrolase yaitu enzim yang memecah
ikatan ester pada lemak, sehingga terjadi asam lemak dan gliserol. Lipase adalah
enzim yang dapat larut dalam air dan bekerja dengan mengkatalisis hidrolisis ikatan
ester dalam substrat lipid yang tidak larut dalam air seperti trigliserida berantai
panjang. Secara umum proses pemutusan ikatan ester oleh lipase yaitu
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim, diantaranya sebagai
berikut :
1. Suhu :
Enzim tidak dapat bekerja secara optimal apabila suhu lingkungan terlalu
rendah atau terlalu tinggi. Jika suhu lingkungan mencapai 0°C atau lebih rendak
lagi, enzim tidak aktif. Jika suhu lingkungan mencapai 40°C atau lebih, enzim
akan mengalami denaturasi (rusak). Suhu optimal enzim bagi masing-masing
organisme berbeda-beda. Untuk hewan berdarah dingin, suhu optimal enzim
adalah 25°C, sementara suhu optimal hewan berdarah panas, termasuk manusia
adalah 37°C
2. pH (Tingkat Keasaman)
setiap enzim mempunyai pH optimal masing-masing sesuai dengan “tempat
kerjanya”. Misalnya enzim pepsin, karena bekerja di lambung yang bersuasana
asam, memiliki pH optimal 2. Contoh lain, enzim ptialin, karena bekerja di mulut
yang bersuasana basa, memiliki pH optimal 7,5-8
3. Aktivator dan Inhibitor
Aktivator adalah zat yang dapat mengaktifkan dan menggiatkan kerja enzim.
Contohnya ion klorida, yang dapat mengaktifkan enzim amilase. Inhibitor adalah
zat yang dapat menghambat kerja enzim. Berdasarkan cara kerjanya, inhibitor
terbagi dua, inhibitor kompetitif dan inhibitor nonkompetitif. Inhibitor
kompetitif adalah inhibitor yang bersaing aktif dengan substrat untuk
mendapatkan situs aktif enzim, contohnya sianida bersaing dengan oksigen
dalam peningkatan Hb. Sementara itu, inhibitor nonkompetitif adalah inhibot
yang melekan pada sisi lain selain situs aktif pada enzim yang lama kelamaan
dapat mengubah sisi aktif enzim
4. Konsentrasi Enzim dan Substrat
Semakin tinggi konsentrasi enzim akan semakin mempercepat terjadinya reaksi
dan konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi. Jika sudah
mencapai titik jenuhnya, maka konsentrasi substrat berbanding terbalik dengan
kecepatan reaksi (Winarno, 2010).
Enzim bekerja dengan cara menempel pada permukaan molekul zat-zat yang
bereaksi dan dengan demikian mempercepat proses reaksi. Percepatan terjadi
karena enzim menurunkan energi pengaktifan yang dengan sendirinya akan
mempermudah terjdinya reaksi. Sebagian besar enzim bekerja secara khas, yang
artinya setiap jenis enzim hanya dapat bekerja pada satu macam senyawa atau
reaksi kimia. Hal ini disebabkan perbedaan struktur kimia tiap enzim yang bersifat
tetap. (Lehninger, 1982).
Cara Menangani :
1. Apabila terkena mata, segera siram mata dengan air mengalir kurang lebih
selama 15 menit, jika masih terasa perih segera dapatkan pertolongan medis
2. Apabila terhirup, cari udah terbuka dan perbanyak menghirup oksigen dan
dapatkan pertolongan medis
3. Apabila terkena kulit, segera lepas pakaian yang terkontaminasi, siram dengan
air mengalir kurang lebih selama 15 menit dan dapatkan pertolongan medis
E. Cara Kerja
1. Persiapan Enzim
Vitazym
Hasil
2. Persiapan sampel
Kunyit
Hasil
3. Langkah pengujian
Sampel
Hasil
F. HASIL PENGAMATAN
Waktu
Indikator Volume enzim mulai
Tabung Volume susu
kunyit pankreatik berubah
warna
Tabung 1 2 sdm 1 sdt dan 1 sdm 23 detik
(Tanpa berwarna
pemansan kuning peka
enzim)
Tabung 2 2 sdm 1 sdt dan 1 sdm Tidak
(Enzim yang berwarna mengalami
telah kuning pekat perubahan
dipanaskan)
G. Pertanyan
1. Jelaskan fungsi dari enzim lipase!
Jawab:
a. Mengatur Reaksi Kimia
Reaksi kimia bisa terjadi secara alami di dalam tubuh. Akan tetapi tanpa
adanya bantuan dari enzim lipase, reaksi kimia akan berlangsung sangat
lambat.
H. Pembahasan
Pada praktikum kali ini yaitu reaksi enzimatis pankreatik lipase yang bertujuan
untuk mengetahui kinerja pankreatik lipase. Untuk mengetahui hal tersebut,
digunakan beberapa perlakuan dalam kegiatan praktikum ini. Diantaranya adalah
dilakukan pemanasan pada ektstark pankreasi.
Suhu merupakan salah satu faktor penentu efesiensifitas kerja enzim, enzim
pada dasarnya adalah senyawa biomolekular kompleks yang salah satu
komponennya adalah protein yang akan mengalami perubahan struktur dan fungsi
jika diberi perlakuan pemanasan. Sebaliknya suhu yang rendah mampu mengganggu
kerja enzim, hal ini dikarenakan semua reaksi kimia khususnya yang berlangsung
didalam tubuh memerlukan suhu optimum yang dipersyaratkan untuk terjadinya
reaksi, karena suhu optimum ini akan membuat partikel-partikel atau molekul
molekul substrat atau reaktan menjadi lebih cepat sehingga banyak terjadi
tumbukan antar molekul substrat yang menghasikan produk, dan kerja enzim
didalam reaksi biokimiawi adalah menurunkan energi aktivasi yang diperlukan oleh
suatu substrat untuk mencapai keadaan transisional. Jika suhu naik, maka benturan
antara molekul bertambah, sehingga reaksi kimia akan meningkat, dan sebaliknya.
Bila diberi perlakuan termal berlebihan dapat menyebabkan denaturasi koenzim
(kompenen enzim yang berupa protein).
Denaturasi adalah kerusakan struktural dari sebuah makromolekul (enzim
amilase) yang disebabkan beberapa faktor sehingga dapat mengganggu kinerja dari
si enzim. Akibatnya, aktivitas enzim terhambat dalam memecah lipid menjadi asam
lemak dan gliserol karena pengaruh pemanasan pada enzim yang melebihi suhu
optimum.
Langkah pertama pada percobaan reaksi enzimatis pankreatik lipase yaitu
menggerus 1 tablet ekstrak pankreas hal ini bertujuan agar proses pelarutan pada
ektrak pankreas lebih cepat, kemudian ditambahkan dengan 2 sdm air. Selanjutnya
disaring dan diambil filtratnya. Filtrat dari ektrak pankreas dibagi menjadi dua
dengan salah satunya dipanaskan hal ini sebagai pembanding untuk membedakan
kinerja dari enzim.
Selanjunya menyiapkan sampel (emulsi lemak) yang akan diuji dengan ekstrak
pankreas. Perlakuan yang dilakukan dengan menggunakan kunyit sebagai indikator
alami dan ditambahkan dengan 2 sdm susu. Setelah penyiapan emulsi lemak,
selanjutnya dilakukan penyiapan untuk uji aktivitas enzim lipase pada kondisi yang
berbeda-beda. Dimana tabung 1 berisi larutan pankreatik dan emulsi lemak tanpa
pemanasan. Dan tabung 2 berisi larutan pankreatik (yang sudah dididihkan) dan
emulsi lemak. Kemudian dilakukan inkubasi dalam suhu 37 oC selama kurang lebih 5
menit. Penginkubasian dilakukan bertujuan untuk mengetahui aktivitas enzim pada
suhu optimumnya yaitu 37oC. Emulsi lemak berfungsi sebagai substrat lipid yang
nantinya akan dipecah menjadi asam lemak dan gliserol dengan bantuan enzim
lipase. Pada percobaan yang telah saya lakukan didapatkan hasil pada tabung 1
mengalami perubahan warna yang semula kuning menjadi kuning kemerahan dalam
waktu 23 detik. Dan pada tabung 2 tidak mengalami perubahan warna. Perubahan
warna ini menunjukkan penginkubasian pada suhu 37 oC menyebabkan aktivitas
enzim lipase menjadi optimal sehingga mempercepat reaksi pemecahannya. Pada
tabung 2 tidak mengalami perubahan warna, dikarenakan enzim rusak bila
mengalami pemanasan yang melebihi suhu optimumnya. Karenan menyebabkan
konformasi dari enzim berubah. Sehingga aktifitas enzim terhambat dalam
memecah lipid menjadi asam lemak dan gliserol karena pengaruh pemanasan yang
melebihi suhu optimumnya. Reaksi pemecahan lipid oleh enzim lipase yaitu :
I. Kesimpulan
Lipase adalah enzim yang memiliki tugas memecah lemak menjadi asam lemak
dan gliserol (zat gula yang mengandung alkohol). Reaksi enzimatis pada pankreatik
lipase dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu suhu, pH, dan substrat. Pada suhu
diatas tinggi atau akibat pemanasan enzim akan rusak, konformasi enzim berubah
(dari yang sebelumnya melipat menjadi terbuka) sehingga tidak dapat
menghidrolisis atau memecah lemak. Diluar suhu optimum yaitu 37oC aktivitas
enzim menjadi tidak maksimal. Bila suhu terlalu rendah, enzim menjadi tidak aktif,
karena tidak terjadi benturan antara molekul enzim dengan substrat. Sedangkan bila
suhu terlalu tinggi, dimana benturan yang terjadi semakin banyak maka struktur
tiga dimensi dari enzim tersebut akan terganggu sehingga enzim akan mengalami
denaturasi, atau dapat dikatakan enzim akan kehilangan sifat alamiahnya.
Daftar Pustaka
Anna, Poedjaji. 2005. Penetuan Kondisi Optimum Fermentasi Aspergillus Orzae untuk
Isolasi Enzim Lipase pada Medium Pati Biji Nangka. Riau : FKIP UNRI
Darmajana dan Agustina. 2008. Pengaruh Konsentrasi Enzim lipase Terhadap Sifat
Hidayat, Meilinah. 2014. Chemica at Natura Acta : Pengujian Aktivitas Inhibitor Lipase
Ekstrak Etanol Dan Hasil Fraksionasi Dari Kedelai Detam 1 Dan Daun Jati
Belanda. Vol 2 No. 1
Lehninger AL. 1982. Dasar – Dasar Bikomia Jilid 1. Maggy Thenawijaya, penerjemah.
Jakarta : Erlangga
Universitas Cendrawasih
Soewoto, hafiz, dkk. 2000. Biokimia Eksperimen Laboratorium. Jakarta : Widya medika
Zhiszhuang ,X, Reginald S, AdrianT. 2006. A Quantitative Starch-Iodine Method For For