Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRATIKUM BIOKIMIA

PENGARUH SUHU TERHADAP AKTIVITAS ENZIM

Disusun oleh:

NAMA : SYAVA HEMAS KASITHO

NIM : P07134221040

PRODI : ST TLM / III

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

2022
I. Judul Praktikum : Pengaruh Suhu Terhadap Aktivitas Enzim
II. Hari dan tanggal praktikum : Rabu, 28 September 2022
III. Teori singkat :
Enzim adalah suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalisator reaksi-reaksi
biokimia pada makhluk biologi. Zat-zat yang diuraikan oleh reaksi disebut substrat dan
yang baru terbentuk dari reaksi tersebut disebut produk. Spesifitas enzim sangat tinggoh
terhadap susbtratnya dan enzim mempercepat reaksi kimia spesifik tanpa pembentukan
produk samping. Enzim bekerja dalam cairan larutan encer, suhu, dan pH yang sesuai
dengan kondisi fisiologi biologis. Poedjiadi, 2006). Pengaruh suhu terhadap aktivitas
enzim, yaitu pada suhu rendah aktivitas enzim kecil karena tumbukan antar partikel
rendah. Sedangkan dengan adanya peningkatan suhu reaksi enzim yang dikatalisis akan
meningkat pula. Ketika terjadi peningkatan suhu yang melampaui batas tertentu, maka
enzim menjadi tidak stabil dan laju reaksi menurun. Setiap enzim memiliki aktivitas
maksimal pada suhu tertentu. Akibat terjadinya denaturasi, ikatan kimia menjadi putus
dan enzim kehilangan bentuk spesifiknya (Dennison 2002).
IV. Dasar Penguji :
Suhu yang sangat rendah menyebabkan terhentinya kerja enzim secara reversible,
karena dalam keadaan tersebut tidak terjadi benturan antara partikel enzim (E) dan
substrat (S). akibatnya kompleks ES yang sangat penting dalam reaksi enzimatik tidak
terbentuk, sehingga tidak terbentuk produk (P). bila suhu dinaikkan sedikit demi sedikit,
benturan E dan S untuk membentuk kompleks E-S akan makin gencar, sehingga P yang
terbentuk makin banyak. Keadaan ini terjadi sampai pada suhu tertentu, yaitu suhu
optimum.
Suhu yang lebih tinggi dari suhu optimum menyebabkan enzim terdenaturasi.
Akibatnya meskipun benturan E dan S lebih gencar, kompleks E-S tidak terbentuk
karena enzim terdenaturasi. Akibatnya pembentukan produk (P) berkurang. Denaturasi
enzim dapat terjadi irreversible terutama bila suhu lingkungan jauh melampaui suhu
optimum.
V. Reaksi :
Sumber: https://www.slideshare.net/ajmiriskallazi/enzim28ppt29
VI. Pereaksi dan cara pembuatannya :
- Saliva sebagai sumber amylase, tampung dalam tabung kering, encerkan 100X
dengan akuades.
- Larutan amylum 0,4 mg/ml : 13,3 g Na2HPO4 dan 2,5 gram asam benzoate panaskan
dalam 250 ml aquades, kemudian tambahkan 200 mg amilum dalam 5 ml akuades
hingga 500 ml.
- Larutan iodium.
VII. Alat pengujian :
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Mikropipet 1000 mikroliter
4. Mikropipet 200 mikroliter
5. Pipet ukur
6. Pipet pump
7. Pipet tetes
8. Gelas kimia
9. Water bath
10. Tip mikropipet kuning
11. Tip mikropipet biru
12. Spektrofotometer
13. Kuvet
14. Rak kuvet
VIII. Bahan Uji :
1. Saliva
2. Larutan amilum
3. Larutan iodium
4. Aquades
IX. Prosedur Uji :
1. Siapkan alat dan bahan

Tabung 1B 1U 2B 2U 3B 3U 4B 4U 5B 5U 6B 6U

Lart. Amilum 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

(ml)

Inkubasi tiap pasangan tabung pada masing-masing suhu (lihat table di bawah) selama
5 menit.

Saliva encer 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2

(ml)

Campur baik-baik, inkubasi selama 1 menit.

Lart. Iodium 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

(ml)

Akuades (ml) 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8

2. Tabel suhu inkubasi :

Tabung Suhu inkubasi


Tabung 1B dan 1U 00C (bejana berisi es)

Tabung 2B dan 2U 250C (bejana berisi air)

Tabung 3B dan 3U Suhu ruang

Tabung 4B dan 4U 370 C (water bath)

Tabung 5B dan 5U 600C (water bath)

Tabung 6B dan 6U 1000C (water bath)

3. Masukkan setiap cairan sampel pada masing-masing tabung reaksi ke kuvet


4. Masukkan ke dalam spektrofotometer untuk dihitung selisih serapan U dan B
dengan panjang gelombang 680 nm.
X. Hasil Uji :

Keterangan : tabung reaksi urut dari kiri ke kanan (0-100)

Data Hasil Pengujian


Suhu Absorbansi B Absorbansi U ΔA/menit (V)
0℃ 1.311 1.295 0.016
25℃ 0.926 0.894 0.032
Suhu ruang 1.072 1.033 0.039
37℃ 1.009 0.904 0.105
60℃ 1.015 0.962 0.053

100℃ 0.984 0.953 0.051

Grafik :
XI. Pembahasan :
Pada pengamatan yang telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh suhu
terhadap aktivitas enzim sekaligus menentukan suhu optimum dari suatu enzim amilase.
Pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim adalah suhu yang rendah aktivitas enzim
menjadi kecil, karena tumbukan yang terjadi antar partikel rendah. Sedangkan pada
suhu yang tinggi aktivitas enzim menjadi lebih besar, karena tumbukan yang terjadi
antar partikel kuat. Dan ketika terjadi peningkatan suhu yang melebihi batas tertentu,
maka enzim menjadi tidak stabil dan laju reaksi menjadi menurun. Akibat dari suhu
yang melewati batas pada enzim yaitu terjadi denaturasi, ikatan kimia menjadi putus
dan enzim kehilangan bentuk spesifiknya.
Pada percobaan ini, dilakukan suhu yang berbeda. Dari grafik hasil yang
didapatkan membuktikan suhu 0֯ C aktivitas enzim sangat kecil, pada suhu 25 ֯C
aktivitas enzim lebih besar dibandingkan suhu sebelumnya, pada suhu ruang aktivitas
enzim semakin besar lagi, pada suhu 37 ֯C aktivitas enzim sangat kuat, dan pada suhu 60
֯C aktivitas enzim mulai menurun, dan pada suhu 100֯C aktivitas enzim semakin
menurun dibandingkan suhu sebelumnya. Penurunan aktivitas enzim ini, merupakan
akibat dari suhu telah melewati batas atau sering disebut dengan denaturasi.
XII. Kesimpulan :
Suhu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kerja enzim. Dari data
yang didapatkan, enzim akan bereaksi pada suhu 37C karena memiliki kecepatan
reaksi yang optimum. Pada suhu rendah (<37C), enzim tidak akan bereaksi secara
karena memiliki kecepatan yang rendah. Sedangkan pada suhu tinggi (>37C), enzim
akan terdenaturasi (rusak) sehingga kecepatan bereaksinya berkurang.
XIII. Referensi :
Poedjiadi, A. 2006. Dasar-Dasar Biokimia Edisi Revisi. Jakarta: UI Press.
Iswari,R.S., dan Yuniastuti, A. 2006. Biokimia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai