Anda di halaman 1dari 6

I.

Judul Percobaan : Kerja Enzim Katalase pada Hati Ayam

II. Tujuan Percobaan : Mengetahui Faktor-Faktor Yang Memengaruhi


Kerja Enzim Katalase.

III. Dasar Teori :


Enzim adalah molekul komples berbasis protein yang dihasilkan oleh sel-sel. Enzim ikut
terlibat dalam berbagai reaksi biokimia. Tiap-tiap enzim yang terdapat dalam tubuh kita dapat
mempengaruhi reaksi kimia tertentu.

Enzim berperan sebagai katalis organik, enzim mempercepat kecepatan reaksi yang terjadi.
Jika tidak ada enzim, reaksi kimia akan menjadi sangat lambat. Berbagai reaksi juga mungkin
tidak akan terjadi jika tidak terdapat enzim yang tepat di dalam tubuh.

Enzim dapat meningkatkan kecepatan reaksi kimia berkali-kali lipat. Studi telah menemukan
bahwa enzim dapat mempercepat reaksi kimia sampai 10 milyar kali lebih cepat.

Zat kimia yang hadir pada awal proses biokimia disebut sebagai substrat, yang mengalami
perubahan kimia membentuk produk akhir.

Konsentrasi substrat atau enzim dapat berdampak pada aktivitas enzim. Selain itu, kondisi
lingkungan seperti suhu, pH, kehadiran inhibitor, dan yang lainya turut mempengaruhi
aktivitas enzim.

Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim

 Suhu

Semua enzim membutuhkan suhu yang cocok agar dapat bekerja dengan baik. Laju reaksi
biokimia meningkat seiring kenaikan suhu. Hal ini karena panas meningkatkan energi kinetik
dari molekul sehingga menyebabkan jumlah tabrakan diantara molekul-molekul meningkat.

Sedangkan dalam kondisi suhu rendah, reaksi menjadi lambat karena hanya terdapat sedikit
kontak antara substrat dan enzim.

Namun, suhu yang ekstrim juga tidak baik untuk enzim. Di bawah pengaruh suhu yang
sangat tinggi, molekul enzim cenderung terdistorsi, sehingga laju reaksi pun jadi menurun.

Enzim yang terdenaturasi gagal melaksanakan fungsi normalnya. Dalam tubuh manusia, suhu
optimum di mana kebanyakan enzim menjadi sangat aktif berada pada kisaran 35°C sampai
40°C.

Ada juga beberapa enzim yang dapat bekerja lebih baik pada suhu yang lebih rendah daripada
ini.

 Nilai pH
Efisiensi suatu enzim sangat dipengaruhi oleh nilai pH atau derajat keasaman sekitarnya. Ini
karena muatan komponen asam amino enzim berubah bersama dengan perubahan nilai pH.

Secara umum, kebanyakan enzim tetap stabil dan bekerja baik pada kisaran pH 6 dan 8. Tapi,
ada beberapa enzim tertentu yang bekerja dengan baik hanya di lingkungan asam atau basa.

Nilai pH yang menguntungkan bagi enzim tertentu sebenarnya tergantung pada sistem
biologis tempat enzim tersebut bekerja.

Ketika nilai pH menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah, maka struktur dasar enzim dapat
mengalami perubahan.

Sehingga sisi aktif enzim tidak dapat mengikat substrat dengan benar, sehingga aktivitas
enzim menjadi sangat terpengaruhi. Bahkan enzim dapat sampai benar benar berhenti
berfungsi.

 Konsentrasi Substrat

Jelas saja konsentrasi substrat yang lebih tinggi berarti lebih banyak jumlah molekul substrat
yang terlibat dengan aktivitas enzim.

Sedangkan konsentrasi substrat yang rendah berarti lebih sedikit jumlah molekul substrat
yang dapat melekat pada enzim, menyebabkan berkurangnya aktivitas enzim.

Tapi ketika laju enzimatik sudah mencapai maksimum dan enzim sudah dalam kondisi paling
aktif, peningkatan konsentrasi substrat tidak akan memberikan perbedaan dalam aktivitas
enzim.

Dalam kondisi seperti ini, di sisi aktif semua enzim terus terdapat substrat, sehingga tidak ada
tempat untuk substrat ekstra.

 Konsentrasi Enzim

Semakin besar konsentrasi enzim maka kecepatan reaksi akan semakin cepat pula.
Konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi, tentunya selama masih ada
substrat yang perlu diubah menjadi produk.

 Aktivator dan Inhibitor

Aktivator merupakan molekul yang membantu enzim agar mudah berikatan dengan substrat.

Inhibitor adalah substansi yang memiliki kecenderungan untuk menghambat aktivitas enzim.
Inhibitor enzim memiliki dua cara berbeda mengganggu fungsi enzim.

Berdasarkan caranya, inhibitor dibagi menjadi 2 kategori: inhibitor kompetitif dan inhibitor
non-kompetitif.
Inhibitor kompetitif memiliki struktur yang sama dengan molekul substrat, inhibitor ini
melekat pada sisi aktif enzim sehingga menghalangi pembentukan ikatan kompleks enzim-
substrat.

Inhibitor non-kompetitif dapat melekat pada sisi enzim yang bukan merupakan sisi aktif, dan
membentuk kompleks enzim-inhibitor. Inhibitor ini mengubah bentuk/struktur enzim,
sehingga sisi aktif enzim menjadi tidak berfungsi dan substrat tidak dapat berikatan dengan
enzim tersebut.

IV. Alat dan Bahan


o Tabung reaksi

o Pipet tetes

o Gelas ukur

o Satu set alat penumbuk

o Korek api

o Lidi

o Bayam

o Larutan H2O2

o Larutan HCl

o Larutan NaOH

o Akuades

o Spirtus

o Kaki tiga dan kasa

V. Cara Kerja
1. Petik daun pada bayam

2. Haluskan daun bayam dengan alat penumbuk. Tambahkan akuades hingga diperoleh
larutan bayam

3. Siapkan 4 tabung reaksi dan berilah label A,B,C,D

4. Siapkan 2ml larutan bayam, masukkan ke dalam masing-masing tabung. Tambahkan


10 tetes larutan H2O2 ke dalam 3 tabung reaksi tersebut. Tutup tabung A dengan ibu
jari
5. Selanjutnya tambahkan 15 tetes HCl ke dalam tabung reaksi B dan 15 Tetes NaOH
ke dalam tabung reaksi C. Aduk dan segeralah tutup dengan ibu jari.

6. Untuk tabung D, siapkan air di gelas ukur lalu panskan hingga suhu mencapai kurang
lebih 80º lalu masukkan tabung reaksi D dalam waktu 4 menitan. Lalu beri H2O2 10
tetes segeralah tutup dengan ibu jari.

7. Bakarlah lidi hingga terbentuk bara api.

8. Sesudah bara api siap, buka perlahan-lahan tabung reaksi dan letakkan bara api
dengan hati-hati ke dalam mulut tabung reaksi.

9. Amati dengan cermat pembentukan gelembung dan keadaan bara api pada tiap-tiap
tabung reaksi tersebut.

10. Catat perubahan yg terjadi ke dalam tabel berikut

VI. Hasil Pengamatan


Tabung Perlakuan Percobaan Gelembung Bara api
Reaksi
A bayam + H2O2 ++++ Menyala kecil
B bayam + H202 + HCl + Tidak menyala
C bayam + H2O2 + NaOH - Tidak menyala
D bayam + H2O2 (dipanaskan) - Tidak menyala

Keterangan :

- : tidak ada gelembung

+ : sedikit

++ : sedang

+++ : banyak

++++ : banyak sekali


Tabung A ( bayam + H2O2) Tabung B ( bayam + H2O2 + HCl)

Tabung C (bayam + H202 + NaOH) Tabung D (bayam + H202 dipanas)

VII. Pertanyaan
1. Pada perlakuan manakah pembentukan gelembung gas paling banyak? Mengapa
demikian?

2. Gas apakah yang terbentuk dari reaksi tersebut? Jelaskan berdasarkan hasil
percobaan

3. Bagaimana keadaan bara api pada tiap-tiap tabung reaksi?

4. Faktor apakah yg memengaruhi enzim katalase? Jelaskan berdasarkan hasil


percobaan!

5. Bagaimana kesimpulan dari hasil percobaan yang telah anda lakukan?


VIII. Jawaban
1. Pada tabung A ( bayam + H202 ), Karena enzim dapat bekerja optimal pada keadaan
pH netral dan suhu normal (suhu ruangan) sekitar 35-40 derajat Celsius.

2. Gelembung Gas Oksigen (O2 )

3. Tabung A ( menyala )

Tabung B ( tidak menyala )

Tabung C ( tidak menyala )

Tabung D ( tidak menyala )

4. Faktor pH (derajat keasaman) pengaruh terhadap kerja enzim katalase. Saat


ditetesi H2O2 pada ekstrak bayam yang ditetesi HCl sebelumnya dan diberi lidi yang
masih membara, menghasilkan gelembung cukup sedikit. Sedangkan Saat ditetesi
H2O2 pada ekstrak bayami yang ditetesi NaOH sebelumnya dan diberi lidi yang masih
membara, tidak menghasilkan gelembung tetapi berubah warna.

Faktor suhu, saat ditetesi H2O2 pada ekstrak hati yang telah dipanasi sebelumnya
dan diberi lidi yang masih membara, tidak menghasilkan gelembung sama sekali. Ini
dapat terjadi diakibatkan enzim tidak dapat berfungsi jika suhunya terlalu tinggi atau
melampaui batas optimum.

5. Enzim katalase dapat bekerja paling baik hanya di keadaan pH netral dan suhu normal,
dengan kata lain suhu, pH, dan konsentrasi substrat saling memengaruhi kerja enzim.
Jika suhu terlalu tinggi, enzim akan mengalami denaturasi. Jika pH terlalu asam
ataupun basa, enzim tidak dapat bekerja dengan baik.

IX. Kesimpulan
Enzim katalase bisa bekerja dengan baik pada pH netral dan suhu normal, dengan
kata lain pH, suhu dan konsentrasi substrat saling mempengaruhi kerja enzim. jika
suhu semakin rendah, enzim akan rusak, akan dapat bekerja kembali jika suhu sudah
mulai kembali ke normal. Jika suhu terlalu tinggi, enzim akan mengalami denaturasi.
Jika pH terlalu asam ataupun basa, enzim tidak dapat bekerja dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai