Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

“Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kerja


Enzim”

OLEH:
 HENDI SETIAWAN
 SHARIFAH AINI NABILA
 SYAHRINA UTAMI FERDISON
 TRI ADITYA SEPTIAN
XII MIPA 1
TA. 2017/2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Metabolisme yang merupakan reaksi kimia memiliki biokatalisator yang disebut dengan
enzim. Enzim adalah senyawa yang dibentuk oleh sel tubuh organisme yang terdiri atas protein
atau suatu senyawa yang berikatan dengan protein. Di dalam sel, enzim diproduksi oleh organel
badan mikro peroksisok. Enzim merupakan zat yang membantu semua kegiatan yang dilakukan
sel. Enzim mempunyai dua fungsi pokok yaitu mempercepat reaksi tetapi tidak ikut bereaksi dan
mengatur sejumlah reaksi yang berbeda-beda dalam waktu yang sama.
Kegunaan enzim katalase adalah menguraikan Hidrogen Peroksida (H2O2) yang memiliki
sifat oksidator kuat dan merupakan senyawa racun dalam tubuh yang terbentuk pada proses
pencernaan makanan. Dengan adanya enzim katalase, senyawa Hidrogen Peroksida (H2O2) dapat
diuraikan menjadi air (H2O) dan oksigen (O2) yang tidak berbahaya ditandai dengan timbulnya
gelembung.
1.2 Rumusan Masalah
·         Bagaimanakah cara kerja enzim katalase?
·         Bagaimanakah pengaruh H2O2 terhadap mekanisme kerja enzim katalase?
·         Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase?
1.3 Tujuan
·         Mengetahui cara kerja enzim katalase
·         Mengetahui pengaruh H2O2 terhadap mekanisme kerja enzim katalase
·         Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase
1.4 Manfaat Penelitian
·         Dapat mengetahui cara kerja enzim katalase
·         Dapat mengetahui pengaruh H2O2 terhadap mekanisme kerja enzim katalase
·         Dapat Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase

1.5  Hipotesis
·         Karena enzim katalase terbentuk atas senyawa protein, maka enzim ini juga memiliki ciri-ciri
yang sama dengan protein. Kerja enzim akan sangat dipengaruhi oleh faktor suhu, konsentrasi
enzim. dan derajat keasaman lingkungannya.
·       Enzim katalase berpengaruh terhadap penguraian racun H2O2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
Katalase adalah enzim yang dapat menguraikan hidrogen peroksida (H 2O2) yang tidak
baik bagi tubuh makhluk hidup menjadi air (H2O) dan oksigen (O2) yang sama sekali tidak
berbahaya. Selain itu, enzim ini di dalam tubuh manusia juga menguraikan zat-zat oksidatif
lainnya seperti fenol, asam format, maupun alkohol yang juga berbahaya bagi tubuh manusia.
Katalase terdapat hampir di semua makhluk hidup. Enzim ini diproduksi oleh sel di bagian badan
mikro, yaitu Perioksisom. Bagi sel, enzim ini adalah bodyguard yang melindungi bagian dalam
sel dari kondisi oksidatif yang bagi kebanyakan orgnisme ekuivalen dengan kerusakan.
Enzim katalase dari mamalia hanya dapat berfungsi di antara suhu 37 - 40 ℃. Jika suhu
terlalu rendah, maka enzim ini akan berhenti bekerja, tetapi tidak mengalami kerusakan dan akan
bekerja kembali jika suhu telah normal. Jika suhu terlalu tinggi, enzim ini akan mengalami
denaturasi sehingga tidak dapat dipakai kembali.

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan dilakukan yaitu praktikum.
3.2. Variabel penelitian
a) Variabel bebas
 Ekstrak hati ayam
 Konsentrasi HCl
 Konsentrasi NaOH
 Konsentrasi suhu
b) Variabel terikat
Munculnya gelembung gas dan menyalanya api
c) Variabel terkontrol
Konsentrasi H2O2
3.3. Alat dan Bahan
A. Alat
 Rak dan tabung reaksi 10 buah
 Pipet tetes
 Gelas beker 2 buah
 Termometer
 Kertas pH meter
 Lidi yang dipotong ±25 cm
 Kertas tissu
 Kertas koran 1 lembar
 Lilin dan korek api
B. Bahan
 Ekstrak hati segar, yaitu hati ayam segar yang dihaluskan menjadi bubur /
ekstrak wortel.
 Air panas
 Es batu
 H2O2 30%
 HCl 5 M dan NaOH
3.4. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Kamis/ 7 September 2017
Tempat : Laboratorium Biologi SMA Negeri 4 Padang
3.5. Langkah Kerja
1. Letakkan kertas koran di atas meja sebagai alas
2. Masukkan ekstrak hati ke dalam tabung reaksi A, B, C, D dan E (masing-masing
0,5 cm tabung reaksi)
3. Tambahkan larutan HCl sebanyak 10 tetes ke dalam tabung reaksi B, kemudian
ukur pH larutan
4. Tambahkan larutan NaOH sebanyak 10 tetes ke dalam tabung reaksi C, kemudian
ukur pH larutan
5. Letakkan tabung reaksi D ke dalam gelas beker yang berisi air panas, kemudian
ukur suhunya
6. Letakkan tabung reaksi E ke dalam gelas beker yang berisi es batu, kemudian
ukur suhunya
7. Siapkan larutan H2O2 pada tabung reaksi I, II, III, IV dan V (masing-masing
setinggi 0,5 cm tabung reaksi). Perhatian: hindarkan kulit anda dari larutan dan
busa H2O2 karenaa dapat menyebabkan iritasi dan rasa gatal
8. Tuangkan H2O2 dari tabung reaksi I dalam ekstrak hati pada tabung reaksi A dan
segera lakukan uji gelembung gas dengan menggunakan lidi yang membara
9. Dengan langkah yang sama, lakukan untuk tabung reaksi II terhadap B, III
terhadap C, IV terhadap D dan V terhadap E
10. Catat hasil pengamatan anda ke dalam tabel
11. Setelah kegiatan selesai, cucilah rak dan tabung reaksi dengan menggunakan
sabun
12. Lakukan cara no 1-11 untuk ekstrak wortel
Hasil Pengamatan
a. Hati Ayam
Tabun Perlakuan Kondisi Gelembung Nyala Ket.
g percobaan gas bara api
A Hati + H2O2 Netral ++++ +++
B Hati + H2O2+ HCl Asam ++ +++
(pH=1)
C Hati + H2O2+ Basa +++ ++++
NaOH (pH=11)
D Hati + H2O2 Panas ++ -
(dalam air panas) (55℃)
E Hati + H2O2 Dingin + -
(dalam batu es) (8℃)
b. Wortel
Tabun Perlakuan Kondisi Gelembung Nyala Ket.
g percobaan gas bara api
A Wortel + H2O2 Netral +++ ++
B Wortel + H2O2+ Asam +++ +++
HCl (pH=0)
C Wortel + H2O2+ Basa + -
NaOH (pH=8)
D Wortel + H2O2 Panas +++ -
(dalam air panas) (53℃)
E Wortel + H2O2 Dingin +++ -
(dalam batu es) (12℃)
Pengisian data:
++++ = Gelembung gas banyak sekali / nyala api besar sekali
+++ = Gelembung gas banyak / nyala api besar
++ = Gelembung gas sedang / nyala api sedang
+ = Gelembung gas sedikit / nyala api kecil
- = Gelembung gas tidak ada / nyala api tidak ada
3.6. Pertanyaan
1. Dari percobaan anda lakukan, tentukan
a. Variabel manipulatif (bebas) = Ekstrak hati ayam, Konsentrasi HCl,
Konsentrasi NaOH, Konsentrasi suhu
b. Variabel respon (terikat) = Munculnya gelembung gas dan
menyalanya api
c. Variabel kontrol = konsentrasi H2O2
2. Bandingkan hasil reaksi tabung A, B, C, D dan E. Manakah yang menghasilkan
gelembung gas paling banyak? Jelaskan alasannya!
Jawab:
Pada perlakuan tabung A saat diberi larutan H2O2. Karena, saat diberikan larutan
H2O2 terjadi gelembung-gelembung udara yang banyak membuktikan bahwa
enzim katalase yang terdapat di dalam hati ayam mengubah H 2O2 menjadi H2O
(air), sedangkan pada waktu dimasukkan lidi membara ke dalamnya, timbul nyala
api,berarti H2O2 juga diuraikan menjadi oksigen (O2).
3. Bandingkan hasil reaksi tabung A, B, C, D dan E. Manakah yang menghasilkan
nyala bara api paling besar? Jelaskan alasannya!
Jawab:
Pada tabung C karena

4. Gas apakah yang dihasilkan dari reaksi tersebut?


Jawab:
Gelembung gas oksigen (O2) karena apabila hati di tambah H 2O2 lalu di
buka,maka akan timbul gelembung gas O2 pada waktu dimasukkan lidi membara
ke dalamnya, timbul nyala api.  Hal ini membuktikan bahwa H2O2 juga diuraikan
menjadi oksigen (O2).
5. Bandingkan ukuran rata-rata gelembung gas yang dihasilkan dari tabung A, B, C,
D dan E! Apakah perbedaannya ukuran gelembung gas menunjukkan perbedaan
kandungan oksigennya?
Jawab:
- Tabung berisikan H2O2 memiliki ukuran gelembung yang besar. Tabung
berisikan NaOH memiliki ukuran gelembung yang kecil. Tabung berisikan H 2SO4
memiliki ukuran gelembung yang kecil. Tabung yang berada di dalam air panas
memiliki ukuran gelembung yan kecil. Tabung yang berada di dalam es batu
memiliki ukuran gelembung yang kecil.
- Menurut kami, perbedaan ukuran gelembung gas tidak menunjukkan perbedaan
kandungan oksigennya. Tetapi yang menunjukkan perbedaan kandungan
oksigennya adalah jumlah gelembung yang dihasilkan.
6. Jelaskan fungsi enzim dalam ekstrak hati?
Jawab:
Fungsi enzim katalase adalah untuk mempercepat reaksi penguraian peroksida
(H2O2) menjadi air (H2O) dan oksigen (O2). Penguraian peroksida (H2O) ditandai
dengan timbulnya gelembung
Bentuk reaksi kimianya adalah: 2 H2O2 –> 2 H2O + O2
7. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase?
Jawab:
a. Konsentrasi enzim
Seperti pada katalis lain, kecepatan suatu reaksi yang menggunakan enzim
tergantung pada konsentrasi enzim tersebut. Pada suatu konsentrasi substrat
tertentu, kecepatan reaksi bertambah dengan bertambahnya konsentrasi enzim.
b. Konsentrasi substrat
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa dengan konsentrasi enzim yang tetap,
maka pertambahan konsentrasi substrat akan menaikkan kecepatan reaksi.
Untuk dapat terjadi kompleks enzim substrat, diperlukan adanya kontak antara
enzim dengan substrat.Kontak ini terjadi pada suatu tempat atau bagian enzim
yang disebut bagian aktif.Pada konsentrasi substrat rendah, bagian aktif enzim
ini hanya menampung sedikit substrat.Bila konsentrasi substrat diperbesar,
makin banyak substrat yang dapat berhubungan dengan enzim pada bagian
aktif tersebut.Dengan demikian, konsentrasi kompleks enzim substrat makin
besar dan hal ini menyebabkan makin besarnya kecepatan reaksi.Namun
dalam keadaan ini, bertambah besarnya konsentrasi susbstrat tidak
menyebabkan bertambah besarnya konsentrasi kompleks enzim substrat,
sehingga jumlah hasil reaksinya pun tidak bertambah besar.
c. Suhu
Oleh karena reaksi kimia dapat dipengaruhi oleh suhu, maka reaksi yang
menggunakan katalis enzim dapat dipengaruhi oleh suhu.Pada suhu rendah
reaksi kimia berlangsung lambat, sedangkan pada suhu yang lebih tinggi
reaksi berlangsung lebih cepat. Disamping itu, karena enzim itu adalah suatu
protein, maka kenaikan suhu dapat menyebabkan terjadinya proses denaturasi.
Apabila terjadi proses denaturasi, maka bagian aktif enzim akan terganggu
dan dengan demikian konsentrasi efektif enzim menjadi berkurang dan
kecepatan reaksinya pun akan menurun.
Kenaikan suhu sebelum terjadinya proses denaturasi dapat menaikkan
kecepatan reaksi.
Peningkatan suhu meningkatkan reaksi enzim yang terkatalisis dan yang tidak
terkatalisis dengan cara meningkatkan energi kinetic dan frekuensi tubrukan
dari besarnya molekul. Bagaimanapun energy panas dapat meningkatkan
energy kinetic dari enzim ke titik yang mana kelebihan energy pelindung
untuk dapat mengganggu interaksi non-kovalen yang berfungsi mengatur
struktur tiga dimensi dari enzim.Cincin polipeptida kemudian mulai terbuka
atau terdenaturasi, yang disertai dengan pengurangan kecepatan dari aktivitas
katalisis.Pada temperatur tertentu sebuah enzim berada dalam keadaan stabil,
konformasi, kompetensor katalisis tergantung suhu normal sel, yang mana
enzim itu berada.Enzim pada umumnya stabil pada temperatur 45-
55oC.Sebaliknya, enzim pada mikroorganisme termofilik yang berada pada
sumber mata air panas gunung berapi, atau pada lubang hidrotermal bawah
laut dapat stabil pada suhu kurang lebih 100oC.
d. Pengaruh pH
Seperti protein pada umumnya, struktur ion enzim tergantung pada pH
lingkungannya.Enzim dapat berbentuk ion positif, ion negatif, atau ion
bermuatan ganda. Dengan demikian perubahan pH lingkungan akan
berpengaruh terhadap efektivitas bagian aktif enzim dalam membentuk
kompleks enzim substrat. Disamping pengaruh terhadap struktur ion pada
enzim, pH rendah, atau pH tinggi dapat pula menyebabkan terjadinya proses
denaturasi dan ini akan mengakibatkan menurunnya aktifitas enzim. Terdapat
suatu nilai pH tertentu atau daerah pH yang dapat menyebabkan kecepatan
reaksi paling tinggi.pH tersebut dinamakan pH optimum.
e. Pengaruh Inhibitor
1. Hambatan Reversibel
Molekul atau ion yang dapat menghambat reaksi dinamakan
inhibitor.Hambatan terhadap aktivitas enzim dalam suatu reaksi kimia
mempunyai arti yang penting, karena hambatan tersebut merupakan
mekanisme pengaturan reaksi-reaksi yang terjadi pada tubuh.Disamping itu
hambatan dapat memberikan gambaran lebih jelas tentang mekanisme kerja
enzim.Hambatan reversible dapat berupa hambatan bersaing atau hambatan
tidak bersaing.
Hambatan bersaingdisebabkan karena adanya molekul yang mirip dengan
substrat, yang dapat pula membentuk kompleks, yaitu kompleks enzim
inhibitor. Pembentukan kompleks enzim inhibitor ini sama dengan
pembentukan kompleks enzim substrat,
yaitu melalui penggabungan inhibitor dengan enzim pada bagian aktif enzim.
Dengan demikian terjadi persaingan antara inhibitor dengan substrat terhadap
bagian aktif enzim.Inhibitor yang menyebabkan hambatan bersaing disebut
inhibitor bersaing. Inhibitor bersaing menghalangi terbentuknya kompleks
enzim substrat dengan cara membentuk kompleks enzim inhibitor yang tidak
dapat membentuk hasil reaksi P. Dengan demikian adanya inhibitor bersaing
dapat mengurangi peluang bagi terbentuknya kompleks enzim substrat dan hal
ini menyebabkan berkurangnya kecepatan reaksi.
Hambatan tidak bersaingtidak dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi substrat
dan inhibitor yang melakukannya disebut inhibitor tidak bersaing.Dalam hal
ini inhibitor dapat bergabung dengan enzim pada suatu bagian enzim diluar
bagian aktif.
Penggabungan antara inhibitor dengan enzim ini terjadi pada enzim bebas,
atau pada enzim yang telah mengikat substrat yaitu kompleks enzim substrat.
2. Hambatan Irreversibel
Hambatan irreversible ini dapat terjadi karena inhibitor bereaksi tidak
reversible dengan bagian tertentu pada enzim, sehingga mengakibatkan
berubahnya bentuk enzim.Dengan demikian mengurangi aktivitas katalitik
enzim tersebut.
a. Konsentrasi Ion Hidrogen
Kecepatan dari hampir semua reaksi enzim yang terkatalisis menunjukkan
ketergantungan yang signifikan dari konsentrasi ion hydrogen.Kebanyakan
enzim intraseluler menunjukkan aktivitas optimal pada nilai pH 5 dan
9.Hubungan dari aktivitas konsentrasi ion H menunjukkan keseimbangan
antara denaturasi enzim pada pH yang tinggi dan rendah serta efek pada
enzim, substrat, atau keduanya.
b. Ion Logam
Ion-ion logam, yang menjalankan peranan katalitik dan structural pada
lebih seperempat dari semua enzim yang dikenal dapat pula mengisi peranan
pengatur, khususnya bagi reaksi dimana ATP merupakan substrat. Kalau
kompleks ATP ion logam tersebut merupakan substrat, aktifitas maksimal
secara khas akan terlihat pada rasio molar ATP terhadap logam di sekitar satu.
Kelebihan logam atau kelebihan ATP merupakan hambatan karena senyawa-
senyawa nukleosida di– dan trifosfat membentuk kompleks yang stabil
dengan kation-kation dwi-valensi, konsentrasi intraseluler nukleotida dapat
mempengaruhi konsentrasi intraseluler ion-ion logam bebas dan dengan
demikian mempengaruhi pula aktivitas enzim-enzim tertentu.
c. Efektor Alosterik
Aktivitas katalitik enzim-enzim pengatur tertentu diatur oleh efektor
alosterik berbobot molekul rendah yang umumnya tanpa atau mempunyai
sedikit kemiripan structural dengan substrat ataupun koenzim bagi enzim yang
diatur itu.Inhibisi umpan balik merupakan istilah yang mengacu pada
penghambatan aktivitas suatu enzim dalam lintasan biosintesis oleh produk
akhir dari lintasan terakhir.

8. Di dalam sel hidup, dihasilkan hidrogen peroksida (H2O2). Hasil dari bioproses
apakah zat tersebut? Apa akibatnya jika di dalam tubuh terdapat banyak H2O2?
Jawab:
Peroksid dihasilkan pada proses ekskresi, apaila tidak ada enzim katalase maka
racun di dalam tubuh tidak akan terurai yang mengakibatkan racun akan
tertimbun di dalam tubuh dan akan menyebabkan berbagai macam penyakit.
9. Selain dalam sel hati, dimanakah enzim katalase dapat ditemukan?
Jawab:
Selain di dalam sel hati ,katalase ditemukan di darah, sumsum tulang, membran
mukosa, ginjal, dan juga didalam organel sel yaitu peroksisome kaya akan enzim
katalase.
10. Selain enzim katalase, tuliskan contoh enzim lainnya yang terlibat dalam
metabolisme dan jelaskan fungsinya masing-masing!
Jawab:
 Enzim oksidase
Enzim oksidase berfungsi mempergiat penggabungan O 2 dengan suatu
substrat yang pada saat bersamaan juga mereduksikan O 2, sehingga
terbentuk H2O. Enzim hidrase. Enzim hidrase berfungsimenambah atau
mengurangi air dari suatu senyawa tanpa menyebabkan terurainya
senyawa yang bersangkutan. Contoh: fumarase, enolase, akonitase.
 Enzim dehidrogenase.
Enzim dehidrogenase berfungsi memindahkan hidrogen dari suatu zat ke
zat yang lain. Enzim transphosforilase. Enzim transphosforilase berfungsi
memindahkan H3PO4 dari molekul satu ke molekul lain dengan bantuan
ion Mg2+.
 Enzim karboksilase.
Enzim karboksilase berfungsi dalam pengubahan asam organik secara
bolak-balik. Contoh pengubahan asam piruvat menjadi asetaldehida
dibantu oleh karboksilase piruvat.
 Enzim desmolase.
Enzim desmolase berfungsi membantu dalam pemindahan atau
penggabungan ikatan karbon. Contohnya, aldolase dalam pemecahan
fruktosa menjadi gliseraldehida dan dehidroksiaseton.
 Enzim peroksida.
Enzim peroksida berfungsi membantu mengoksidasi senyawa fenolat,
sedangkan oksigen yang dipergunakan diambil dari H2O2.
3.7. Dokumentasi
WORTEL

S_6694194825293.mp4
BAB IV
KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah kami lakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa enzim
katalase berperan dalam menguraikan racun dari H2O2 menjadi H2O2 dan O2.
a. Aktivitas Enzim dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut.
- Suhu, dimana enzim katalase tidak akan bekerja optimal pada suhu tinggi. karena
kita ketahui bahwa enzim katalase akan bekerja pada suhu netral.
- Derajat Keasaman pH, dimana enzim katalase akan bekerja optimal pada pH
netral. sedangkan pada keadaan pH < 7 (asam) dan pH > 7 (basa) tidak dapat
menguraikan secara optimal.
b. Semakin besar konsentrasi enzim katalase, maka semakin banyak molekul substrat yang
dapat dipecahkan.
c. Enzim katalase juga terdapat didalam organel selain hati yaitu jantung
d. Semua organ dalam tubuh mengandung enzim katalase yang konsentrasi terbesarnya
terdapat di hati dan dengan adanya enzim katalase yang terdapat dalam sel akan
menguraikan peroksida air ini sehingga tidak merugikan sel.

DAFTAR PUSTAKA

 Anonim. 2012.Enzim Katalase.http://agungsaputro00.wordpress.com/


 ______. 2008. Laporan Enzim Katalase. http://mr-fabio2.blogspot.com/
 Syamsuri, Istamar. 2007. Biologi 3 A untuk SMA kelas XII Semester I. Malang: Penerbit
Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai