Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PERCOBAAN ENZIM

KATLASE
oleh kelompok 1

TAHUN AJARAN 2023/2024

Judul Kegiatan : Enzim Katalase


Tujuan : Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase.

Alat :
 Rak dan tabung reaksi 10 buah
 Pipet tetes
 Gelas beker 2 buah
 Termometer
 Kertas pH meter
 Lidi yang dipotong 25 cm
 Kertas tisu
 Kertas koran 1 lembar
 Lilin dan korek api

Bahan :
 Ekstrak hati segar, yaitu hati ayam segar yang dihaluskan dengan blender
menjadi seperti bubur
 Air panas
 Es batu
 H2O2 30%
 HCL 5 M dan NaOH 5 M

Cara Kerja :
1. Letakkan kertas koran di atas meja percobaan sebagai alas.
2. Masukkan ekstrak hati ke dalam tabung A, B, C, D, dan E (masing- masing
setinggi 0,5 cm tabung reaksi).
3. Tambahkan HCL sebanyak 10 tetes ke dalam tabung reaksi B, kemudian
ukur PH larutan.
4. Tambahkan NaOH sebanyak 10 tetes ke dalam tabung reaksi C,
kemudian ukur pH lautan.
5. Letakkan tabung reaksi D ke dalam gelas beker yang berisi air panas,
kemudian ukur suhunya.
6. Letakkan tabung reaksi E ke dalam gelas beker yang berisi es batu,
kemudian ukur suhunya.
7. Siapkan larutan H2O2 pada tabung reaksi l, ll, lll, IV, V (masing-masing
setinggi 0,5 cm tabung reaksi) *Hindarkan kulit Anda dari larutan dan
busa H2O2 karena dapat menyebabkan iritasi dan gatal.
8. Tuangkan H2O2 dari tabung reaksi I ke dalam ekstrak hati ke dalam
tabung reaksi A dan segera lakukan uji gelembung gas dengan
menggunakan lidi yang membara.
9. Dengan langkah yang sama, lakukan untuk tabung reaksi II terhadap B, III
terhadap C, IV terhadap D, dan V terhadap E.
10.Catatlah hasil pengamatan Anda ke dalam tabel.
11.Setelah kegiatan selesai, cucilah rak dan tabung reaksi dengan
menggunakan air mengalir.

Tabel Hasil Pengamatan :

Tabun Perlakuan Kondisi Gelembung Nyala Keterangan


g Percobaan Gas Bara
Api
A Hati + H2O2 Netral Gelembung
gas
++++
++++ banyak/nyala
bara api
besar sekali
B Hati + HCL Asam Gelembung
+H2O2 (PH = ) gas tidak
- - ada/nyala
bara api
tidak ada
C Hati + NaOH Basa Gelembung
+ H2O2 (PH = ) ++ ++ gas
sedang/nyala
api sedang
D Hati + H2O2 Panas Gelembung
(dalam air ( derajat + + gas
panas) celcius) sedikit/nyala
bara api kecil
E Hati dingin + Dingin Gelembung
H2O2 ( derajat +++ +++ gas
(dalam es celcius ) banyak/nyala
batu) api besar

Pengisian Data :

++++ = gelembung gas banyak sekali/nyala bara api besar sekali

+++ = gelembung gas banyak/nyala bara api besar

++ = gelembung gas sedang/nyala bara api sedang

+ = gelembung gas sedikit/nyala bara api kecil

- = gelembung gas tidak ada/nyala bara api tidak ada

Pertanyaan :

1. Dari percobaan yang Anda lakukan, tentukan


a. Variabel manipulasi (bebas)
b. Variabel respons (terikat)
c. Variabel kontrol
2. Bandingkan hasil reaksi tabung A, B, C, D, dan E. Manakah yang
menghasilkan gelembung gas paling banyak? Jelaskan alasannya
3. Bandingkan hasil reaksi tabung A, B, C, D, dan E. Manakah yang nyala
bara apinya lebih besar? Jelaskan alasannya
4. Gas apakah yang dihasilkan dari reaksi tersebut?
5. Bandingkan ukuran rata rata gelembung gas yang dihasilkan dari tabung
A, B, C, D, dan E. Apakah perbedaan ukuran gelembung gas menunjukkan
perbedaan kandungan jumlah oksigen?
6. Apakah fungsi enzim katalase yang terdapat pada ekstrak hati?
7. Jelaskan faktor” yang mempengaruhi kerja enzim katalase?
8. Di dalam sel hidup, dihasilkan hidrogen peroksida (H2O2). Hasil dari
bioproses apakah zat tersebut? Apa akibatnya jika di dalam tubuh
terdapat banyak H2O2?
9. Selain di dalam sel hati di mana enzim katalase dapat ditemukan?
10.Selain enzim katalase, tuliskan contoh enzim lainnya yang terlibat dalam
metabolisme dan jelaskan fungsinya masing masing?
11.Bagaimanakah cara kerja enzim pada umumnya?
12.Jelaskan sifat sifat enzim?
13.Jelaskan komponen penyusun enzim?

Jawaban :

1. Berikut jawabannya :
a. Variabel bebas = dalam percobaan tersebut variabel bebasnya adalah
NaOH, HCL, dan suhu.
b. Variabel terikat = banyak gelembung dan percikan-percikan api yang
ditimbulkan
c. Variabel kontrol = H2O2 dan ekstrak hati ayam

2. Pada tabung A hati ayam dengan campuran H2O2 menghasilkan


gelembung gas paling banyak, karena enzim katalase yang dihasilkan hati
akan mereaksikan larutan H2O2 menjadi air dan oksigen. Oksigen inilah
yang kita lihat sebagai gelembung gas pada tabung yang telah di isi hati
ayam. Hal ini yang menyebabkan tabung A menghasilkan gelembung gas
paling banyakadalah karena enzim katalase akan bekerja optimal pada
PH netral.
3. Pada tabung A hati ayam dengan campuran H2O2 memiliki nyala bara api
yang besar sekali karena gelembung gas yang dihasilkan pada tabung A
sangat banyak sehingga membuat nyala bara api menjadi besar sekali.
4. Gas yang dihasilkan dalam percobaan ini adalah gas oksigen
5. Iya
6. Enzim katalase mampu menguraikan senyawa hidrogen peroksida (H,O,)
yang merupakan racun bagi sel-sel tubuh menjadi senyawa H,O dan O,
yang dapat dimanfaatkan kembali oleh tubuh.
7. Berikut faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase:
a. Suhu -> Kecepatan reaksi enzimatik akan meningkat sejalan dengan
meningkatnya suhu sampai pada titik tertentu karena molekul
substrat bergerak lebih cepat dan lebih sering bertumbukan dengan
tempat sisi aktif. Namun, di luar suhu tersebut, laju reaksi enzimatik
akan menurun drastis akibat terputusnya ikatan hidrogen dan ikatan
ionik lainnya yang merangkai molekul enzim. Hal ini menyebabkan
enzim mengalami denaturasi (terjadi perubahan atau modifikasi
terhadap konformasi protein). Setiap enzim memiliki suatu suhu
optimal, yaitu suhu ketika laju reaksi enzim paling cepat. Sebagian
besar enzim manusia memiliki suhu optimal sekitar 35°C-40°C. Pada
suhu di atas dan di bawah optimalnya, aktivitas enzim berkurang.
Pada suhu di bawah 0°C, enzim tidak dapat bekerja tetapi enzim tidak
rusak sehingga jika keadaan suhu normal kembali enzim dapat
bekerja lagi. Pada suhu tinggi di atas 55°C, enzim akan rusak.
b. Derajat Keasaman (PH) -> Sebagian besar enzim memiliki pH optimal
sekitar 6-8. Namun, pepsin (enzim pencernaan dalam lambung)
bekerja paling baik pada lingkungan asam, yaitu pH 2. Tripsin dalam
usus bekerja pada lingkungan basa dengan pH optimal 8.
c. Inhibitor (Zat Penghambat) -> Insektisida seperti DDT (dichloro
diphenyl trichloroethane), dieldrin, endrin, karbamat, dan paration
dapat membunuh hama, hewan, bahkan manusia dengan
menghambat kerja enzim asetilkolinesterase (enzim sistem saraf).
Contoh inhibitor lainnya adalah aspirin yang digunakan sebagai obat.
Aspirin menginhibisi enzim COX-1 dan COX-2 yang memproduksi
pembawa pesan peradangan prostaglandin sehingga dapat menekan
peradangan dan rasa sakit.
d. Aktivator -> Aktivator merupakan molekul yang mempermudah ikatan
antara enzim dengan substrat. Biasanya zat ini bergabung dengan
enzim pada tempat yang disebut sisi alosterik sehingga disebut
efektor alosterik. Penggabungan antara efektor alosterik dan enzim
menyebabkan perubahan pada bentuk molekul enzim sehingga sisi
aktif enzim cocok dengan substrat dan kerja enzim menjadi lebih
efektif. Contohnya, ion klorida (Cl) yang mengaktifkan amilase dalam
saliva (air ludah).
e. Konsentrasi enzim -> Semakin tinggi konsentrasi enzim, semakin
cepat proses terjadinya reaksi. Konsentrasi enzim berbanding lurus
dengan laju reaksi.
f. Konsentrasi substrat -> Jika sisi aktif enzim belum bekerja seluruhnya,
penambahan konsentrasi substrat dapat mempercepat terjadinya
reaksi. Namun, jika semua sisi aktif enzim sudah bekerja,
penambahan konsentrasi substrat tidak akan mempercepat reaksi.
Dengan kata lain, konsentrasi substrat berada pada titik jenuh atau
kecepatan reaksi sudah maksimal.
g. Zat Hasil (Produk) -> Dalam kondisi normal, reaksi awal akan
berlangsung secara cepat. Namun, jika sudah terbentuk penimbunan
produk, laju reaksi akan melemah. Jika penimbunan produk
disingkirkan, reaksi akan kembali cepat.

8. H₂O₂ dalam tubuh terbentuk dari proses sisa metabolisme aerob yang
merupakan produk sampingan yang tidak diinginkan dan berbahaya bagi
tubuh. Contohnya H₂O₂ dapat terbentuk dari pemecahan asam amino
dan asam lemak. Hidrogen peroksida terbentuk dari oksigen yang
mengalami reduksi dua elektron. Pada sistem biologi, hidrogen peroksida
terbentuk dari superoksida. Dua molekul superoksida dapat bereaksi
membentuk hidrogen peroksida dan oksigen 2O₂ + 2H ---> H₂O₂ + O₂.

Bila dalam tubuh tertimbun H₂O₂, sel-sel dalam tubuh terutama organ
hati dapat rusak karena H₂O₂ bersifat racun dalam tubuh. Karena
hidrogen peroksida dapat diubah menjadi radikal hidroksil yang dapat
menyebabkan peroksidasi lipid pada membran sel sehingga terjadi
kerusakan sel. Apabila hati rusak, maka hati tidak dapat menghasilkan
enzim yang dapat menetralkan racun. Sehingga dapat terserang penyakit
dan gangguan seperti :
a. Penyakit fibrosis ginjal progresif.
b. Akatalasia, yaitu terjadinya hemolisis pada sel-sel darah merah.
c. Vitiligo, yaitu penyakit kulit yang ditandai dengan adanya makula
putih yang dapat meluas di beberapa bagian tubuh.
d. Rambut beruban disebabkan tubuh terlalu banyak menghasilkan
hidrogen peroksida. Senyawa ini menghalangi produksi melamin,
yaitu pigmen yang memberikan warna bagi kulit dan rambut.
Banyaknya senyawa hidrogen peroksida yang dihasilkan tidak
seimbang dengan produksi katalase dalam tubuh.

9. Katalase ditemukan di darah, sumsum tulang, membran mukosa, ginjal


dan hati. di dalam organel sel yaitu peroksisome kaya akan enzim
katalase
10.Contoh enzim lainnya :
a. Amilase -> Enzim amilase dibuat oleh organ usus halus, pankreas,
dan kelenjar air liur. Tugasnya memecah karbohidrat atau pati
menjadi glukosa atau gula. Ketika kamu mengunyah makanan yang
mengandung karbohidrat, kelenjar air liur yang berada di bagian
dalam mulut akan memproduksi enzim amilase.

Setelah berhasil tertelan, makanan selanjutnya akan dicerna di bagian


usus halus dengan bantuan enzim amilase yang dibuat oleh organ
pankreas. Enzim ini akan memecah molekul karbohidrat menjadi gula
di dalam usus. Nantinya, gula akan diserap dalam peredaran darah
melalui usus halus.
b. Protease -> Enzim lain yang berperan dalam metabolisme adalah
protease. Tugasnya memecah protein yang terdapat dalam makanan
dalam bentuk asam amino. Enzim ini dibuat pada usus halus,
pankreas, dan lambung. Jenisnya beragam, yaitu tripsin, pepsin yang
menjadi enzim pencernaan paling utama pada organ lambung, dan
enzim kimotripsin.
c. Lipase -> Tugas utama enzim lipase adalah memecah kandungan
lemak dalam makanan dalam bentuk asam lemak dan gliserol,
senyawa gula dengan kandungan alkohol. Lambung dan pankreas
menjadi organ tubuh yang memiliki peran penting dalam produksi
enzim ini.

Selain itu, enzim lipase juga didapat pada ASI. Fungsinya untuk
memudahkan tubuh bayi dalam mencerna molekul lemak ketika
menyusu pada ibu.
d. Malpase -> Selanjutnya, ada enzim maltase yang dibuat dalam usus
halus. Fungsi enzim ini adalah penghancur maltoa. Senyawa gula jenis
ini banyak dijumpai pada tumbuhan, termasuk ubi, gandum, dan biji-
bijian.
e. Laktase -> Kelangsungan proses metabolisme juga tidak lepas dari
peran enzim laktase. Enzim ini berperan untuk memecah gula jenis
laktosa yang banyak terdapat dalam susu dan berbagai produk
olahannya. Seseorang dengan kondisi intoleransi laktosa kerap
dianjurkan untuk mengonsumsi tambahan enzim ini ketika sedang
mengonsumsi susu.
f. Sukrase -> Terakhir adalah enzim sukrase yang dibuat oleh organ usus
halus. Enzim ini berperan untuk memecah sukrosa dalam bentuk gula
yang lebih sederhana, seperti glukosa dan fruktosa. Sukrosa sendiri
menjadi jenis gula yang banyak didapat dari tanaman, termasuk bit
gula, sorgum, dan tebu. Selain itu, gula sukrosa juga terdapat pada
madu dalam jumlah yang sedikit.
11.Enzim memiliki sisi aktif (berbentuk celah atau kantung) yang berfungsi
sebagai katalis. Enzim meningkatkan laju reaksi kimia dengan cara
menurunkan energi aktivasi (EA). Energi aktivasi adalah energi minimum
yang dibutuhkan agar reaksi kimia tertentu dapat terjadi. Energi aktivasi
(EA) yang sangat besar merupakan rintangan terjadinya reaksi sehingga
energi aktivasi tersebut perlu diturunkan. Pada beberapa reaksi
metabolisme, diperlukan energi aktivasi yang terlalu besar sehingga
diperlukan suhu yang tinggi. Namun, suhu yang tinggi akan merusak,
bahkan bisa mematikan sel. Dengan adanya enzim, reaksi dapat
berlangsung tanpa merusak atau mematikan sel. Enzim berbentuk tiga
dimensi dengan sisi aktif yang sangat spesifik sehingga hanya molekul
substrat tertentu yang dapat berikatan. Dengan kata lain, enzim tertentu
dapat bekerja hanya pada substrat tertentu. Mula-mula enzim akan
berikatan dengan substrat. Setelah terbentuk produk, enzim akan
terlepas kembali. Ada dua teori yang dapat menerangkan kerja enzim
terhadap substrat, yaitu teori gembok dengan anak kuncinya (lock and
key theory) dan teori kecocokan yang terinduksi (induced fit theory).
a. Teori Gembok dengan Anak Kuncinya (Lock and Key Theory) -> Bentuk
sisi aktif enzim sangat spesifik sehingga substrat harus memiliki
bentuk molekul tertentu yang sesuai. Enzim akan bergabung dengan
substrat membentuk ikatan kompleks bagaikan gembok dengan anak
kuncinya. Namun, jika bentuk sisi aktif enzim dengan substrat tidak
cocok, tidak akan terjadi ikatan kompleks. Dalam ikatan kompleks,
substrat akan bereaksi dengan energi aktivasi (EA) yang rendah.
Setelah terjadi reaksi dan terbentuk produk, enzim akan terbebaskan.
Ketika sisi aktif enzim sudah kosong kembali tetapi masih tersedia
molekul substrat lainnya, akan terjadi ikatan dan reaksi kembali, dan
seterusnya.
b. Teori Kecocokan Induksi (Induced Fit Theory) -> Enzim mempunyai
bentuk sisi aktif yang fleksibel (bukan bentuk yang kaku). Pada saat
substrat memasuki sisi aktif enzim, bentuk sisi aktif enzim akan
termodifikasi melingkupi substrat sehingga terbentuk ikatan kompleks
antara enzim dengan substrat. Setelah produk terlepas, sisi aktif
enzim akan kembali seperti semula. Jika masih ada substrat yang lain,
akan terjadi ikatan kompleks kembali dan seterusnya.
12. Sifat sifat enzim :
a. Enzim memiliki sifat seperti protein lainnya, yaitu menggumpal jika
dipanaskan. Suhu yang panas akan mengubah struktur dan bentuk
sisi aktif enzim. Pada umumnya, enzim akan rusak pada suhu di atas
50°C. Rusaknya enzim karena panas disebut denaturasi.
b. Enzim bekerja secara spesifik. Enzim hanya bekerja pada substrat
tertentu. Contohnya, enzim ptialin di dalam mulut hanya akan
memengaruhi karbohidrat, meskipun di dalam mulut terdapat protein
dan lemak.
c. Enzim berfungsi sebagai katalis yang akan mempercepat terjadinya
reaksi dengan cara menurunkan energi aktivasi (EA).
d. Enzim dapat digunakan berulang kali karena enzim tidak ikut
bereaksi. Namun, enzim dapat rusak sehingga harus diganti.
e. . Enzim diperlukan dalam jumlah yang sedikit. Enzim tidak ikut
bereaksi sehingga dapat bekerja berulang kali. Selama enzim tersebut
tidak rusak, tidak perlu diganti.
f. Pada umumnya, enzim dapat bekerja bolak-balik atau dua arah
(reversible). Artinya, enzim dapat menguraikan suatu senyawa dan
juga dapat menyusun senyawa itu kembali. Contohnya, maltase yang
memengaruhi maltosa. Jika terdapat maltosa lebih banyak daripada
glukosa, reaksi berlangsung dari kiri ke kanan. Sebaliknya, jika jumlah
glukosa lebih banyak daripada maltosa, maka reaksinya berlangsung
dari kanan ke kiri.
13. Komponen Penyusun Enzim enzim yang lengkap tersusun atas senyawa
protein dan nonprotein. Komponen protein disebut apoenzim. Apoenzim
bersifat labil (mudah berubah) dan dipengaruhi oleh suhu dan pH.
Bagian nonprotein disebut gugus prostetik. Gugus prostetik dapat
berupa ion anorganik maupun senyawa organik kompleks. Gugus
prostetik dari ion anorganik disebut kofaktor, misalnya kalsium (Ca), klor
(CI), natrium (Na), dan kalium (K). Atom logam juga dapat dijadikan
sebagai kofaktor, misalnya seng (Zn), besi (Fe), tembaga (Cu), dan
magnesium (Mg). Kofaktor berfungsi sebagai katalis yang dapat
meningkatkan fungsi enzim, misalnya enzim ptialin dalam air ludah
(saliva) akan bekerja lebih baik jika terdapat ion klorida (CI) dan kalsium
(Ca). Enzim yang terikat dengan kofaktor disebut holoenzim.

Gugus prostetik dari senyawa organik kompleks disebut koenzim,


contohnya vitamin B, (tiamin), B, (riboflavin); B. (niasin), B, (asam
pantotenat), B, (piridoksin) B₁, (asam folat). B, (kobalamin), vitamin H
(biotin), koenzim A, NAD" (nicotinamide adenine dinucleotide), FMN
(flavin mononucleotide), dan FAD (Ravin adenine dinucleotide). Koenzim
berfungsi memindahkan gugus kimia, atom, atau elektron dari satu
enzim ke enzim lainnya. Diagram hubungan komponen penyusun enzim
adalah sebagai berikut.

Anda mungkin juga menyukai