Disusun Oleh :
Annisa Nurwidia
M.D.Gentur Wibowo
Revana Rizki
Riko Danar Dwi Saputra
Selvika Octaviani
Sifa Rahmawati
II. TUJUAN
Mengetahui factor-factor yang mempengaruhi kerja enzim katalase
III. DASAR TEORI
Enzim adalah molekul komples berbasis protein yang dihasilkan oleh sel-sel. Enzim
ikut terlibat dalam berbagai reaksi biokimia. Tiap-tiap enzim yang terdapat dalam tubuh
kita dapat mempengaruhi reaksi kimia tertentu.
Enzim berperan sebagai katalis organik, enzim mempercepat kecepatan reaksi yang
terjadi. Jika tidak ada enzim, reaksi kimia akan menjadi sangat lambat. Berbagai reaksi
juga mungkin tidak akan terjadi jika tidak terdapat enzim yang tepat di dalam tubuh.
Enzim dapat meningkatkan kecepatan reaksi kimia berkali-kali lipat. Studi telah
menemukan bahwa enzim dapat mempercepat reaksi kimia sampai 10 milyar kali lebih
cepat. Zat kimia yang hadir pada awal proses biokimia disebut sebagai substrat, yang
mengalami perubahan kimia membentuk produk akhir.
Konsentrasi substrat atau enzim dapat berdampak pada aktivitas enzim. Selain itu,
kondisi lingkungan seperti suhu, pH, kehadiran inhibitor, dll turut mempengaruhi
aktivitas enzim.
Dibawah ini dibahas lebih lanjut mengenai masing-masing faktor yang mempengaruhi
aktivitas enzim:
· Suhu
Semua enzim membutuhkan suhu yang cocok agar dapat bekerja dengan biak. Laju
reaksi biokimia meningkat seiring kenaikan suhu. Hal ini karena panas meningkatkan
energi kinetik dari molekul sehingga menyebabkan jumlah tabrakan diantara molekul-
molekul meningkat.
Sedangkan dalam kondisi suhu rendah, reaksi menjadi lambat karena hanya terdapat
sedikit kontak antara substrat dan enzim.
Namun, suhu yang ekstrim juga tidak baik untuk enzim. Di bawah pengaruh suhu yang
sangat tinggi, molekul enzim cenderung terdistorsi, sehingga laju reaksi pun jadi
menurun. Enzim yang terdenaturasi gagal melaksanakan fungsi normalnya. Dalam
tubuh manusia, suhu optimum di mana kebanyakan enzim menjadi sangat aktif berada
pada kisaran 35°C sampai 40°C. Ada juga beberapa enzim yang dapat bekerja lebih
baik pada suhu yang lebih rendah daripada ini.
· Nilai pH
Efisiensi suatu enzim sangat dipengaruhi oleh nilai pH atau derajat keasaman
sekitarnya. Ini karena muatan komponen asam amino enzim berubah bersama dengan
perubahan nilai pH. Secara umum, kebanyakan enzim tetap stabil dan bekerja baik pada
kisaran pH 6 dan 8. Tapi, ada beberapa enzim tertentu yang bekerja dengan baik hanya
di lingkungan asam atau basa.
Nilai pH yang menguntungkan bagi enzim tertentu sebenarnya tergantung pada sistem
biologis tempat enzim tersebut bekerja. Ketika nilai pH menjadi terlalu tinggi atau
terlalu rendah, maka struktur dasar enzim dapat mengalami perubahan. Sehingga sisi
aktif enzim tidak dapat mengikat substrat dengan benar, sehingga aktivitas enzim
menjadi sangat terpengaruhi. Bahkan enzim dapat sampai benar-benar berhenti
berfungsi.
· Konsentrasi Substrat
Jelas saja konsentrasi substrat yang lebih tinggi berarti lebih banyak jumlah molekul
substrat yang terlibat dengan aktivitas enzim. Sedangkan konsentrasi substrat yang
rendah berarti lebih sedikit jumlah molekul substrat yang dapat melekat pada enzim,
menyebabkan berkurangnya aktivitas enzim.
Tapi ketika laju enzimatik sudah mencapai maksimum dan enzim sudah dalam kondisi
paling aktif, peningkatan konsentrasi substrat tidak akan memberikan perbedaan dalam
aktivitas enzim. Dalam kondisi seperti ini, di sisi aktif semua enzim terus terdapat
substrat, sehingga tidak ada tempat untuk substrat ekstra.
· Konsentrasi Enzim
Semakin besar konsentrasi enzim maka kecepatan reaksi akan semakin cepat pula.
Konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi, tentunya selama masih
ada substrat yang perlu diubah menjadi produk.
Inhibitor kompetitif memiliki struktur yang sama dengan molekul substrat, inhibitor ini
melekat pada sisi aktif enzim sehingga menghalangi pembentukan ikatan kompleks
enzim-substrat.
Inhibitor non-kompetitif dapat melekat pada sisi enzim yang bukan merupakan sisi
aktif, dan membentuk kompleks enzim-inhibitor. Inhibitor ini mengubah
bentuk/struktur enzim, sehingga sisi aktif enzim menjadi tidak berfungsi dan substrat
tidak dapat berikatan dengan enzim tersebut.(Hendry,2016)
IV. ALAT DAN BAHAN
Alat Bahan
1) Beaker Glass 1) Ekstrak hati ayam segar
2) Korek api 2) Air
3) Rak tabung reaksi 3) Es batu
4) Tabung reaksi 4) H2O2
5) Pembakar spirtus 5) HCl 5M
6) Koran 6) NaOH 5M
7) Tissue 7) pH meter
8) Pipet tetes
9) Kaki tiga
10) Lidi
11) Termometer
V. CARA KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam percobaan.
2. Melabeli tabung reaksi A,B,C,D, dan E dan pipet tetes.
3. Meletakan koran diatas meja percobaan sebagai alas.
4. Memasukan ekstrak hati ayam ke dalam tabung reaksi A,B,C,D, dan E ( masing-
masing setinggi 0,5cm )
5. Menambahkan HCl sebanyak 10 tetes ke dalam tabung reaksi B, kemudian ukur
pH larutan.
6. Menambahkan NaOH sebanyak 10 tetes ke dalam tabung reaksi C, kemudian
ukur pH larutan.
7. Meletakan tabung reaksi D ke dalam gelas beker yang berisi air panas,
kemudian ukur suhunya.
8. Meletakan tabung reaksi E ke dalam gelas beker berisi es batu, kemudian ukur
suhunya.
9. Meneteskan larutan H2O2 ke dalam tabung reaksi A,B,C,D dan E sebanyak 3
tetes.
10. Mengamati gelembung gas yang dihasilkan pada setiap tabung reaksi lalu catat
hasil pengamatan.
11. Melakukan uji nyala api dengan membakar lidi sampai ada bara api, lalu
masukan kedalam setiap tabung reaksi, amati dan catat hasil pengamatan.
12. Mencuci kembali alat yang telah digunakan selama praktikum.
VI. HASIL PENGAMATAN
Percobaan Kelompok 2
Tabung Perlakuan Percobaan Kondisi Gelembung Gas Nyala Api Keterangan
Percobaan Kelompok 3
Tabung Perlakuan Percobaan Kondisi Gelembung Gas Nyala Api Keterangan
Percobaan Kelompok 5
Tabung Perlakuan Percobaan Kondisi Gelembung Gas Nyala Api Keterangan
Keterangan :
+ + + + = Gelembung gas banyak sekali/nyala api besar sekali
+ + + = Gelembung gas banyak /nyala api besar
++ = Gelembung gas sedang/nyala api besar sedang
+ = Gelembung gas sedikit/nyala api kecil
- = Gelembung gas tidak ada/nyala api tidak ada
VII. PEMBAHASAN
VIII. JAWABAN PERTANYAAN
1. Dari percobaan yang anda lakukan, tentukan :
- Variabel Bebas : NaOH, HCl, dan suhu
- Variabel Terikat : Banyak gelembung dan nyala bara api
- Variabel Kontrol : H2O2 dan ektrak hati ayam
b. Konsentrasi Substrat
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa dengan konsentrasi enzim yang tetap, maka
pertambahan konsentrasi substrat akan menaikkan kecepatan reaksi.
Untuk dapat terjadi kompleks enzim substrat, diperlukan adanya kontak antara enzim
dengan substrat.Kontak ini terjadi pada suatu tempat atau bagian enzim yang disebut
bagian aktif.Pada konsentrasi substrat rendah, bagian aktif enzim ini hanya
menampung sedikit substrat.Bila konsentrasi substrat diperbesar, makin banyak
substrat yang dapat berhubungan dengan enzim pada bagian aktif tersebut.Dengan
demikian, konsentrasi kompleks enzim substrat makin besar dan hal ini menyebabkan
makin besarnya kecepatan reaksi.Namun dalam keadaan ini, bertambah besarnya
konsentrasi susbstrat tidak menyebabkan bertambah besarnya konsentrasi kompleks
enzim substrat, sehingga jumlah hasil reaksinya pun tidak bertambah besar.
c. Suhu
Oleh karena reaksi kimia dapat dipengaruhi oleh suhu, maka reaksi yang
menggunakan katalis enzim dapat dipengaruhi oleh suhu.Pada suhu rendah reaksi
kimia berlangsung lambat, sedangkan pada suhu yang lebih tinggi reaksi berlangsung
lebih cepat. Disamping itu, karena enzim itu adalah suatu protein, maka kenaikan
suhu dapat menyebabkan terjadinya proses denaturasi. Apabila terjadi proses
denaturasi, maka bagian aktif enzim akan terganggu dan dengan demikian konsentrasi
efektif enzim menjadi berkurang dan kecepatan reaksinya pun akan menurun.
Kenaikan suhu sebelum terjadinya proses denaturasi dapat menaikkan kecepatan
reaksi.
Peningkatan suhu meningkatkan reaksi enzim yang terkatalisis dan yang tidak
terkatalisis dengan cara meningkatkan energi kinetic dan frekuensi tubrukan dari
besarnya molekul. Bagaimanapun energy panas dapat meningkatkan energy kinetic
dari enzim ke titik yang mana kelebihan energy pelindung untuk dapat mengganggu
interaksi non-kovalen yang berfungsi mengatur struktur tiga dimensi dari
enzim.Cincin polipeptida kemudian mulai terbuka atau terdenaturasi, yang disertai
dengan pengurangan kecepatan dari aktivitas katalisis.Pada temperatur tertentu
sebuah enzim berada dalam keadaan stabil, konformasi, kompetensor katalisis
tergantung suhu normal sel, yang mana enzim itu berada.Enzim pada umumnya stabil
pada temperatur 45-55oC.Sebaliknya, enzim pada mikroorganisme termofilik yang
berada pada sumber mata air panas gunung berapi, atau pada lubang hidrotermal
bawah laut dapat stabil pada suhu kurang lebih 100oC.
d. Pengaruh Ph
Seperti protein pada umumnya, struktur ion enzim tergantung pada pH
lingkungannya.Enzim dapat berbentuk ion positif, ion negatif, atau ion bermuatan
ganda. Dengan demikian perubahan pH lingkungan akan berpengaruh terhadap
efektivitas bagian aktif enzim dalam membentuk kompleks enzim substrat. Disamping
pengaruh terhadap struktur ion pada enzim, pH rendah, atau pH tinggi dapat pula
menyebabkan terjadinya proses denaturasi dan ini akan mengakibatkan menurunnya
aktifitas enzim. Terdapat suatu nilai pH tertentu atau daerah pH yang dapat
menyebabkan kecepatan reaksi paling tinggi.pH tersebut dinamakan pH optimum.
e. Pengaruh Inhibator
1) Hambatan Reversibel
Molekul atau ion yang dapat menghambat reaksi dinamakan inhibitor.Hambatan
terhadap aktivitas enzim dalam suatu reaksi kimia mempunyai arti yang penting,
karena hambatan tersebut merupakan mekanisme pengaturan reaksi-reaksi yang
terjadi pada tubuh.Disamping itu hambatan dapat memberikan gambaran lebih jelas
tentang mekanisme kerja enzim.Hambatan reversible dapat berupa hambatan bersaing
atau hambatan tidak bersaing.
Hambatan bersaing
Disebabkan karena adanya molekul yang mirip dengan substrat, yang dapat pula
membentuk kompleks, yaitu kompleks enzim inhibitor. Pembentukan kompleks
enzim inhibitor ini sama dengan pembentukan kompleks enzim substrat,
yaitu melalui penggabungan inhibitor dengan enzim pada bagian aktif enzim. Dengan
demikian terjadi persaingan antara inhibitor dengan substrat terhadap bagian aktif
enzim.Inhibitor yang menyebabkan hambatan bersaing disebut inhibitor bersaing.
Inhibitor bersaing menghalangi terbentuknya kompleks enzim substrat dengan cara
membentuk kompleks enzim inhibitor yang tidak dapat membentuk hasil reaksi P.
Dengan demikian adanya inhibitor bersaing dapat mengurangi peluang bagi
terbentuknya kompleks enzim substrat dan hal ini menyebabkan berkurangnya
kecepatan reaksi.
Hambatan tidak bersaing
Tidak dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi substrat dan inhibitor yang
melakukannya disebut inhibitor tidak bersaing.Dalam hal ini inhibitor dapat
bergabung dengan enzim pada suatu bagian enzim diluar bagian aktif.
Penggabungan antara inhibitor dengan enzim ini terjadi pada enzim bebas, atau pada
enzim yang telah mengikat substrat yaitu kompleks enzim substrat.
2) Hambatan Irreversibel
Hambatan irreversible ini dapat terjadi karena inhibitor bereaksi tidak reversible
dengan bagian tertentu pada enzim, sehingga mengakibatkan berubahnya bentuk
enzim.Dengan demikian mengurangi aktivitas katalitik enzim tersebut.
a) Konsentrasi Ion Hidrogen
Kecepatan dari hampir semua reaksi enzim yang terkatalisis menunjukkan
ketergantungan yang signifikan dari konsentrasi ion hydrogen.Kebanyakan enzim
intraseluler menunjukkan aktivitas optimal pada nilai pH 5 dan 9.Hubungan dari
aktivitas konsentrasi ion H menunjukkan keseimbangan antara denaturasi enzim pada
pH yang tinggi dan rendah serta efek pada enzim, substrat, atau keduanya.
b) Ion Logam
Ion-ion logam, yang menjalankan peranan katalitik dan structural pada lebih
seperempat dari semua enzim yang dikenal dapat pula mengisi peranan pengatur,
khususnya bagi reaksi dimana ATP merupakan substrat. Kalau kompleks ATP ion
logam tersebut merupakan substrat, aktifitas maksimal secara khas akan terlihat pada
rasio molar ATP terhadap logam di sekitar satu. Kelebihan logam atau kelebihan ATP
merupakan hambatan karena senyawa-senyawa nukleosida di– dan trifosfat
membentuk kompleks yang stabil dengan kation-kation dwi-valensi, konsentrasi
intraseluler nukleotida dapat mempengaruhi konsentrasi intraseluler ion-ion logam
bebas dan dengan demikian mempengaruhi pula aktivitas enzim-enzim tertentu.
c) Efektor Alosterik
Aktivitas katalitik enzim-enzim pengatur tertentu diatur oleh efektor alosterik
berbobot molekul rendah yang umumnya tanpa atau mempunyai sedikit kemiripan
structural dengan substrat ataupun koenzim bagi enzim yang diatur itu.Inhibisi umpan
balik merupakan istilah yang mengacu pada penghambatan aktivitas suatu enzim
dalam lintasan biosintesis oleh produk akhir dari lintasan terakhir.
8. Di dalam sel hidup, dihasilkan hidrogen peroksida (H2O2). Hasil dari bioproses
apakah zat tersebut? Apa akibatnya jika di dalam tubuh terdapat banyak H2O2
- Peroksid dihasilkan pada proses ekskresi, apaila tidak ada enzim katalase maka
racun di dalam tubuh tidak akan terurai yang mengakibatkan racun akan tertimbun di
dalam tubuh dan akan menyebabkan berbagai macam penyakit.
10. Selain enzim katalase, sebutkan contoh enzim lainya yang terlibat dalam
metabolisme dan jelaskan fungsinya masing masing!
- Enzim oksidase.
Enzim oksidase berfungsi mempergiat penggabungan O2 dengan suatu substrat yang
pada saat bersamaan juga mereduksikan O2, sehingga terbentuk H2O. Enzim hidrase.
Enzim hidrase berfungsi
menambah atau mengurangi air dari suatu senyawa tanpa menyebabkan terurainya
senyawa yang bersangkutan. Contoh: fumarase, enolase, akonitase.
- Enzim dehidrogenase.
Enzim dehidrogenase berfungsi memindahkan hidrogen dari suatu zat ke zat yang
lain. Enzim transphosforilase. Enzim transphosforilase berfungsi memindahkan
H3PO4 dari molekul satu ke molekul lain dengan bantuan ion Mg2+.
- Enzim karboksilase.
Enzim karboksilase berfungsi dalam pengubahan asam organik secara bolak-balik.
Contoh pengubahan asam piruvat menjadi asetaldehida dibantu oleh karboksilase
piruvat.
- Enzim desmolase.
Enzim desmolase berfungsi membantu dalam pemindahan atau penggabungan ikatan
karbon. Contohnya, aldolase dalam pemecahan fruktosa menjadi gliseraldehida dan
dehidroksiaseton.
- Enzim peroksida.
Enzim peroksida berfungsi membantu mengoksidasi senyawa fenolat, sedangkan
oksigen yang dipergunakan diambil dari H2O2.
LAMPIRAN