Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM URINALISA DAN CAIRAN TUBUH

Pemriksaan Bilirubin Dengan Metode Rosin dan Harrison

Disusun Oleh:

Nana: Syava Hemas Kasitho

NIM: P07134221040

Kelas: ST TLM Semester II Reguler

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

JURUSAN TEKNOLOGII LABORATORIUM MEDIS

POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA

2022
I. Hari, Tanggal : Selasa, 23 Agustus 2022
II. Praktikum Ke : 7 (Tujuh)
III. Jenis Pemeriksaan : Bilirubin
IV. Metode : Rosin dan Harrison
V. Dasar Teori :
Urine atau air seni adalah sisa yang disekresikan oleh ginjal yang
kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinalisis.
Ekskresi urine diperlukan untuk membuang molekulmolekul sisa dalam
darah yang disaring oleh ginjal untuk menjaga homeostasis cairan tubuh.
Dalam mempertahankan homeostasis tubuh, peran urine sangat penting
karena sebagai pembuang cairan oleh tubuh adalah melalui proses sekresi
urine (Wahyundari, 2016). Sehingga komposisi urine dapat mencerminkan
kemampuan ginjal untuk menahan dan menyerap bahan-bahan yang
penting untuk metabolisme dasar dan mempertahankan homeostasis tubuh.
Normalnya jumlah bahan yang terdapat dalam urine selama 24 jam adalah
35 gram bahan organik dan 25 gram bahan anorganik (Ma’arufah, 2004).
Urinalisis adalah pemeriksaan spesimen urine secara fisik, kimia
dan mikroskopik (Hardjoeno, dan Fitriyani, 2007). Urinalisis tidak hanya
menggambarkan gangguan keadaan intrinsik ginjal, tetapi juga memberi
11 bukti yang penting tidak hanya pada kondisi kerusakan primer dari
ginjal dan taktus urinearius. Perubahan pada urine mungkin menjadi
pertanda yang pertama kali muncul pada penyakit vaskuler yang serius
(Bishop dkk, 1996). Pemeriksaan urinalisis merupakan pemeriksaan yang
sering dikerjakan pada praktik dokter sehari-hari, apalagi kasus urologi.
Pemeriksaan rutin terhadap bilirubin urin dalam strip reagen
menggunakan reaksi diazo. Bilirubin bereaksi dengan garam diazoniu
dalam suasana asam menghasilkan azodye, dengan warna mulai dari
coklat atau merah. Reaksi warna strip reagen untuk bilirubin lebih sulit
diinterpretasikan daripada reaksi strip reagen untuk analit lainnya dan
mudah dipengaruhi oleh pigmen lain yang ada dalam urine (Strasinger dan
Lorenzo, 2008).
VI. Alat & Bahan
VI.1 Rosin
VI.1.1 Tabung reaksi
VI.1.2 Urin
VI.1.3 Reagen iodium 1% (1 gram iodium
dilarutkan dalam 100 ml aquades)
VI.2 Harrison
VI.2.1 Tabung reaksi
VI.2.2 Urin
VI.2.3 5 ml larutan BaCl12 10%
VI.2.4 Kertas saring
VI.2.5 Corong
VI.2.6 Reagen fouchet (0,9 gram FeCl3
filarutkan kedalam rikorasetat 25%
sampai 100ml).
VII. Cara Kerja
VII.1 Rosin
VII.1.1 Mengisi tabung reaksi dengan 2 ml urin
VII.1.2 Menambahkan 1 ml Iodium lewat
dinding tabung (sehingga terbenuk 2
lapisan)
VII.1.3 Mengamati perbedaan larutan.
VII.2 Harrison
VII.2.1 Mengisi tabung reaksi dengan 5 ml urin
VII.2.2 Menambahkan 5 ml BaCl12 10%,
kemudian dicampur dan kemudian
disaring dengan kerrtas saring. (dengan
bantuan corong)
VII.2.3 Kertas saring dibuka dan membiarkan
presipant kertas saring sampai kering.
VII.2.4 Menambahkan 1 tetes reagen fouchet
pada presipant
VIII. Hasil
VIII.1 Rosin : (-) Negatif
Tidak terbentuk warna ke hijauan pada perbatasan
kedua larutan.
VIII.2 Harrison : (-) Negatif
Tidak timbu warna kehijauan atau kebiruan pada
larutan.
IX. Kesimpulan
Dari percobaan di atas dapat disimpulkan bahwa urin tersebut
negatif dari billirubin.
X. Lampiran Gambar Hasil Percobaan
X.1 Rosin

X.2 Harrison

Anda mungkin juga menyukai