Anda di halaman 1dari 41

PEMERIKSAAN PROTEIN URINE

No. Kode : SPO/UKP/RJ/01 Ditetapkan Oleh


LOGO Kepala Puskesmas

SPO
Nama.
NIP:.
Terbitan : 01
No. Revisi : 00
Tgl. Mulai Berlaku : 24/11/2014
Halaman : 1/ 3.

I. PELAKSANA : Staf Labor


II. METODE : Rebus
III. PRINSIP : Protein dalam urine jika dipanaskan akan mengalami
denaturasi dan

Tidak akan hilang dengan penambahan


CH3COOH 6 %

IV. BAHAN / SAMPEL : Urine


V. REAGENSIA : ASAM ASETAT ( CH3COOH ) 6%
VI. ALAT :
Tabung reaksi
Rak
Pipet tetes
Waterbath

VII. LANGKAH KERJA :


I. Masukkan 5 ml urine kedalam tabung reaksi
II. Panaskan dalam waterbath sampai mendidih pada suhu
100c selama 5 menit
III. Bila timbul kekeruhan atau endapan ditambahkan 2-4 tetes
asam asetat 6%
IV. Kemudian dipanaskan lagi sampai mendidih
V. Amati hasilnya dalam waktu 5 menit

VIII. PELAPORAN
Negatif : Tidak adanya kekurahan
Positif (+) : Adanya kekeruhan disertai butir
butir yang halus
Positif (++) : Kekeruhan yang jelas disertai butir
butir kasar
Positif ( +++ ) : Berkabut dan disertai berkeping keeping
Positif ( ++++) : Seluruh urine menggumpal seperti putih
telur

IX. DOKUMENT TERKAIT


Alur pengambilan bahan pemeriksaan
Distribusi bahan pemeriksaan
Penyerahan hasil pemeriksaan
Hasil pemeriksaan
X. REFERENSI
Petunjuk pemeriksaan urine Dep Kes RI,Puslabkes 1992

UPT PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT BIREM BAYEUN

INSTRUKSI KERJA PEMERIKSAAN REDUKSI

I PELAKSANA : Staf Labor

II METODE : Rebus

III PRINSIP : Glukosa dapat mereduksi ion kupri dalam larutan alkalis
sehingga

Terjadi perubahan warna ( Benedict ).

IV BAHAN / SAMPEL: Urine

V REAGENSIA : BENEDICT

VI ALAT :

Tabung reaksi
Rak
Pipet tetes
Waterbath

VII LANGKAH KERJA :

1. Masukkan 5 ml atau 2,5 ml reagen Benedict kedalam tabung


reaksi

2. Tambahkan 8 tetes urine kedalamnya ( untuk 5 ml reagen )


atau 4 tetes

Urine ( untuk 2,5 ml reagen )

3. Masukkan tabung reaksi reaksi kedalam air


mendidih selama 5 menit atau

Panaskan perlahan lahan diatas api selama lebih


kurang 2 menit ( dijaga

Jangan sampai mendidih).

4. Angkatlah dan kocok isi tabung

5. Bacalah hasil reduksinya

VII. PELAPORAN

Negatif : Larutan tetap berwarna biru jernih atau


sedikit kehijau hijauan dan agak keruh
Positif (+) : Hijau , kekuning kuningan dan
keruh
Positif (++) : Kuning keruh
Positif ( +++ ) : Jingga atau warna lumpur keruh
Positif ( ++++) : Merah keruh

VII> DOKUMENT TERKAIT


Alur pengambilan bahan pemeriksaan
Distribusi bahan pemeriksaan
Penyerahan hasil pemeriksaan
Hasil pemeriksaan

UPT PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT BIREM BAYEUN

INSTRUKSI KERJA CARA MENGGUNAKAN CENTRIFUGER

I. PELAKSANA : Staf Labor

II. CARA KERJA :


I. Panaskan voltage listrik dilaboratorium sesuai dengan
yang di perkenankan untuk centrifuge
II. Masukkan tabung sampel dalam wadah centrifuge
dengan baik
III. Tutup penutup centrifuge dengan baik
IV. Atur waktu yang diinginkan dengan memutar tombol
pengatur waktu
V. Atur kecepatan dengan memutar tombol 3000 rpm
selama menit.
VI. Centrifuger akan berhenti secara otomatis jika waktu
yang diinginkan sudah mencapai batas.

III. DOKUMEN TERKAIT


FR.IV / U.06 : Formulir Pemakaian Alat
FR.IV / U.03 : Formulir Kalibrasi Eksternal
FR.IV / U.05 : Catatan Riwayat Alat dan pencatatan

IV. REFERENSI
Petunjuk pemeriksaan urine Dep Kes RI,Puslabkes 1992
UPT PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT BIREM BAYEUN

INSTRUKSI KERJA PEMERIKSAAN BILIRUBINE URINE

I.PELAKSANA : Staf Labor

II.METODE : Rosin

III.PRINSIP : Bilirubin dioksidasi oleh iodium akan


membentuk cincin berwarna

hijau

IV.BAHAN / SAMPEL : Urine

V.REAGENSIA : Iodium 1%

VI.ALAT :

Tabung reaksi
Rak
Pipet tetes

VII. LANGKAH KERJA :

I. Masukkan 5 ml urine kedalam tabung reaksi

II. Melalui dinding tabung tambahkan iodium 1 %


secukupnya sampai

Membentuk dua lapisan

III. Amati hasilnya dalam waktu 5 menit

VIII. PELAPORAN

Negatif : Tidak adanya cincin berwarna hijau


Positif (+) : Bila terbentuknya cincin berwarna
hijau antara dua
lapisan

V. DOKUMEN TERKAIT
FR.IV / U.06 : Formulir Pemakaian Alat
FR.IV / U.03 : Formulir Kalibrasi Eksternal
FR.IV / U.05 : Catatan Riwayat Alat dan pencatatan

VI. REFERENSI
Petunjuk pemeriksaan urine Dep Kes RI,Puslabkes 1992
UPT PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT BIREM BAYEUN

INSTRUKSI KERJA SEDIMEN URINE

I PELAKSANA : Staf Labor

II METODE : Mikroskopis

III PRINSIP : Untuk mengetahui adanya kerusakan system


urinaria IV BAHAN / SAMPEL : Urine

V REAGENSIA :-

VI ALAT :

Tabung sentrifufe
Rak
Pipet tetes
Mikroskop
Kaca Objek Glass
Cover Glass
Sentrifuge

VII LANGKAH KERJA :

1. Masukkan 5 ml kedalam tabung sentrifuge

2. Kemudian masukkan kedalam sentrifuge dan putar pada


kecepatan 2500

Rpm selama 5 menit

3. Bagian atas dibuang ( supernatant ) lalu endapan di


kocok sedikit dan

Diambil dengan pipet tetes , lalu teteskan diatas


objek glass tutup dengan

Cover glass kemudian diperiksa dibawah mikroskop


dengan pembesaran

Menggunakan objektif lens 10x dan 40x

4. Dan Laporka hasil per lapangan pandang

VII. PELAPORAN

Jumlah Eritrosit : /lpb


Jumlah Leokosit : / lpb
Jumlah Epitel : / lpb
Jumlah sel Kristal : / lpk { disebutkan jenis sedimen dan
dilaporkan dalam
Jumlah positif (+) }

VIII DOKUMENT TERKAIT


Alur pengambilan bahan pemeriksaan
Distribusi bahan pemeriksaan
Penyerahan hasil pemeriksaan
Hasil pemeriksaan

UPT PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT BIREM BAYEUN

INSTRUKSI KERJA PENGOPERASIAN WATER BATH

I PELAKSANA : Staf Labor

II LANGKAH KERJA :

1. Isi aquades kedalam alat waterbath


2. Hubungkan alat dengan arus listrik
3. Atur temperature sesuai yang kita inginkan
4. Masukkan sampel sampai waktu yang telah
ditentukan
5. Setelah selesai inkubaso keluarkan sampel dan
alat dimatikan

III DOKUMENT TERKAIT

1. FR.IV/U.02 : Formulir Pencatatan


Suhu Alat
2. FR.IV/U.03 : Formulir Kalibrasi
External
3. FR.IV/U.04 : Formulir Kalibrasi
Internal
4. FR.IV/U.05 : Formulir Catatan
Riwayat Alat
5. FR.IV/U.06 : Formulir
WaktuPemakaian Alat
6. FR.IV/U.09 : Formulir Pencatatan
Kondisi Peralatan

IV REFERENSI

Instruction Manual Water Bath


UPT PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT BIREM BAYEUN

INSTRUKSI KERJA PEWARNAAN GIEMSA SEDIAAN DARAH TEBAL &


TIPIS

UNTUK IDENTIFIKASI MIKROSKOPIS MALARIA

I PELAKSANA : Staf Labor

II PRINSIP : Giemsa adalah tepung zat warna yang terdiri dari warna
eosin yang

Member warna pada sediaan. Methylen azur


member warna pada inti

Parasit dan Methylen blue yang member


warna pada semua

sitoplasma

III Metode : Pewarnaan Giemsa

IV Sampel : Sediaan Darah Tebal dan Tipis

V REAGENSIA :

Larutan Giemsa stock


Larutan Buffer PH 7,2
Larutan Methanol

VI ALAT :

Beker Glass
Rak Pewarnaan
Pipet tetes
Botol Penyemprot
Tissu

VII LANGKAH KERJA :

1. Sediaan darah tebal difiksasi dengan aquades

2. Sediaan darah tipis difiksasi dengan methanol

3. Letakkan sediaan pada rak pewarnaan atau tempat


datar dengan posisi

Sediaan menghadap keatas


4. Siapkan larutan giemsa 3 % ( 3 ml Giemsa stock
dengan

97 ml Buffer )

5. Tuangkan larutan giemsa tersebut sampai menutupi


seluruh permukaan

Objek glass, biarkan selama 30 45 menit

6 Bila waktu pewarnaan sudah cukup , angkat sediaan


dan larutan giemsa

Dibuang dengan air yang mengalir sampai endapan /


sisa zat warna terlepas

Dari sediaan

7 Biarkan sediaan mengering pada suhu kamar

8 Sediaan darah siap dilihat dibawah


mikroskop

VIII DOKUMENT TERKAIT

1. FR.IV/PP-P :Daftar permintaan pemeriksaan


parasiotologi
2. FR.IV /AD-04 : Formulir Permintaan Pemeriksaan
3. FR>IV/HP-P01 : Hasil Pemeriksaan Parasitologi

IX REFERENSI

Direktorat Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang,Dirjen


PP dan PL
Kemenkes RI 2011
UPT PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT BIREM BAYEUN

INSTRUKSI KERJA PEMBUATAN SEDIAAN DAHAK UNTUK

IDENTIFIKASI BASIL TAHAN ASAM ( BTA )

I PELAKSANA : Staf Labor

II BAHAN / SAMPEL : Sputum

III ALAT :

Kaca sediaan yang baru , bersih


Aplikatordari bamboo / lidi lancip / lidi ujung tidak rata
Lampu spirtus / Bunsen
Wadah pembuangan berisi desinfektan
Wadah pembuangan untuk aplikator
Safety Cabinet
Pensil 2B

IV LANGKAH KERJA

Pemberian nomor identitas sediaan


Kaca sediaan dipegang pada kedua sisinya untuk
menghindari sidik
Jari pada bahan sedian
Setiap kaca sediaan diberi nomor identitas sediaan
sesuai dengan
Identitas laboratorium dengan menggunakan pensil
kaca
Pada nomor identitas sediaan ditambahkan huruf A,B,
atau C
A : menunjukkan dahak sewaktu pertama , B : untuk
dahak pagi
Dan c untuk dahak sewaktu kedua
Pembuatan sediaan apus dahak
A. Dari bahan langsung
a. Ambil pot dahak
b. Buka pot dengan hati hati untuk menghindari
droplet ( percikan dahak )
c. Ambil contoh uji dahak pada bagian yang
purulen dengan lidi
d. Apuskan dahak diatas kaca sediaan pada
permukaan yang sama dengan nomor identitas
e. Apusan bentuk oval 2x 3 cm kemudian ratakan
dengan gerakan spiral kecil kecil
f. Keringkan didalam suhu kamar
g. Lidi langsung dibuangkedalam botol
berisidesinfektan
h. Lakukan fiksasi
Gunakan pinset atau penjepit kayu untuk
memegang kaca
Pastikan apusan menghadap keatas
Lewatkan 3x melalui api dari lampu spirtus.
Pemanasan yang berlebihan akan merusak hasil

B. Cara penanganan dahak yang bercampur darah


a. Dahak dengan darah sedikit
Pilih bagian dahak yang tidak mengandung
darah, dan buat sediaan seperti biasa
b. Dahak dengan darah sedang
Buat sediaan, kemudian fiksasi , genangi
dengan air bersih/ aquades lalu digoyang
sampai warna merah darah hilang.Lalu air
dibuang dan bilas lagi dengan air kemudian
diwarnai dengan Ziehl Neelsen

V DOKUMEN TERKAIT

FR.IV/PP-B : Daftar Permintaan Pemeriksaan bakteriologi


FR.IV/ B.01 :Penerimaan Bahan Pemeriksaan
UPT PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT BIREM BAYEUN

INSTRUKSI KERJA PEWARNAAN BASIL TAHAN ASAM ( BTA)

I PELAKSANA : Staf Labor

II PRINSIP : Basil Tahan Asam akan memberikan warna merah


pada

Pewarnaan Ziehl Neelsen

III METODE : Ziehl Neelsen

IV BAHAN / SAMPEL : Sputum

V REAGENSIA :

Botol gelas berwarna coklat berisi larutan Carbol Fuchsin ZN 0,3


%
Botol gelas berwarna coklat berisi larutan asam alcohol (HCL-
alkohol 3 % )
BBotol gelas berwarna coklat berisi larutan Methylene blue ZN
0,3 %

VI KONTROL

VII ALAT

Rak pewarnaan
VIII Rak untuk pengecatan slide ( yang dapat digunakan untuk 12 slide
atau lebih )

Pipet / Pinset
Pengukur waktu ( timer )
Lampu spiritus
Air yang mengalir berupa air ledeng atau botol semprot
Objek gelas yang baru
Ose / sengkelit

IX LANGKAH KERJA :

Cara pewarnaan
Pewarnaan sediaan yang telah difiksasi, disusun diatas rak
pewarnaan maksimum sekitar 12 slide. Harus ada jarak antara
tiap sediaan untuk mencegah terjadinya kontaminasi antar
sediaan
Letakkan sediaan dahak yang telah difiksasi pada rak
dengan apusan dahak menghadap ke atas
Genangi seluruh permukaan sediaan dengan carbol
fuchsin
( saring zat warna setiap kali akan melakukan
pewarnaan sediaan )
Panaskan dengan nyala api spiritus sampai keluar uap
zat warna tidak boleh mendidih atau kering. Diamkan
selama minimal menit
Bilas sediaan dengan air mengalir pelan sampai zat
warna yang bebas terbuang. Jangan ada percikan
kesediaan lain.
Miringkan sediaan menggunakan penjepit kayu atau
pinset untuk membuang air
Genangi sediaan dengan asam alcohol 3 sampai tidak
tampak warna merah Carbol Fuchsin . Jangan ada
percikan kesediaan lain.
Genangipermukaan sediaan dengan Methylen blue
selama 10 20 detik
Bilas sediaan dengan air mengalir
Miringkan sediaan untuk mengalirkan air
Keringkan sediaan pada rak pengering
Setelah kering sediaan siap dibaca / diperiksa

XI. INTERPRESTASI :
Bakteri Tahan Asam berwarna merah bentuk batang
Bakteri yang tidak tahan asam berwarna biru

XII.DOKUMEN TERKAIT

FR.IV/PP-B : Daftar Permintaan Pemeriksaan bakteriologi


FR.IV/ HB.B :Hasil Pemeriksaan Bakteriologi
FR.IV / U.01 : Penerimaan bahan pemeriksaan

REFERENSI :

Depkes RI Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan


Depkes RI Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan 2012
UPT PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT BIREM BAYEUN

INSTRUKSI KERJA PEMERIKSAAN SEDIAAN DAHAK BTA

I PELAKSANA : Staf Labor

II METODE : Mikroskopis

III BAHAN / SAMPEL : Apusan Dahak :

IV REAGENSIA :-

Oil imersi / Xylol

V KONTROL

VI ALAT :

Mukroskopis Binokuler
Pipet Tetes
VII LANGKAH KERJA :

1. Letakkan sediaan diatas meja mikroskopis, permukaan


sediaan mnghadap keatas . Gunakan lensa objektif 10x
untuk menetapkan focus dan menemukan lapangan
pandang. Periksa sediaan untuk menentukan kualitas
sediaan . Pada sediaan dahak umumnya ditemukan lebih
banyak sel leokosit atau sel radang.

2. Teteskan 1 tetes minyak imersi , aplikator minyak imersi


tidak boleh
Menyentuh kaca objek. Tetesan harus jatuh bebas
kepermukaan sediaan
Apus agar aplikator minyak imersi tidak terkontaminasi
dengan sediaan.

3. Putarlah lensa objektif 100x dengan hati hati keatas sediaan


apus. [ jangan
Sekali kali lensa menyentuh kaca sediaan ]

4. Sesuaikan focus dengan hati hati sampai sel terlihat jelas

5. Lakukan pembacaan sediaan apus sepanjang garis tengah


dari ujung kiri kekanan ataupun sebaliknya

6. Laporkan hasil pemeriksaan mikroskopis dengan mengacu


kepada skala International Union Against To Lung Disease
[ IUATLD ]

VIII Pembacaan hasil

Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapangan pandang :


Negatif
Ditemukan 1- 9 BTA dalam 100 lapangan pandang :
Scanty [ dituliskan jumlah BTA yang
ditemukan ]
Ditemukan 10 99 BTA dalam 100 lapangan pandang : 1+
Ditemukan 10 99 BTA dalam 100 lapangan pandang : 2+
[periksa minimal 50 lapangan pandang ]
Ditemukan > 10 BTA dalam 1 lapangan pandang : 3+
[periksa minimal 20 lapangan pandang ]

Setelah selesai pembacaan, bersihkan minyak dari sediaan apus


dengan meletakkan

Bagian yang berminyak diatas tissue atau kertas penyerap.

Sebelum menguji sediaan apus selanjutnya , bersihkan lensa


objektif dengan

Menggunakan kertas lensa. Setelah menyelesaikan pembacaan


semua sediaan bersihkan

Lensa objektif dengan kertas lensa yang dibasahi eter alcohol.

IX . DOKUMEN TERKAIT :

FR.IV/U.01 : Formulir Penerimaan bahan pemeriksaan


FR.IV/PP.B : Daftar permintaan pemeriksaan
Bakteriologi
FR.IV/HP.B : Formulir Hasil pemeriksaan Bakteriologi
X. REFERENSI :

Standar Operasional Prosedur Pemeriksaan Mikroskopis TB,


Kemenkes RI
, Dirjen Bina Upaya Kesehatan , Dirjen Pengendalian Penyakit
dan Penyehatan Lingkungan, Jakarta , 2012
SKALA IUATLD

o Negatif : Tidak ditemukan BTA minimal dalam 100 lapang


pandang
o Scanty : 1 9 BTA dalam 100 lapang pandang [ tuliskan
jumlah BTA
Yang ditemukan ]
o 1+ : 10 99 BTA dalam 100 lapang pandang
o 2+ : 1 10 BTA setiap 1 lapang pandang [ periksa
minimal 50
Lapang pandang
o 3+ : > 10 BTA di 1 lapang pandang
[periksa minimal 20 lapang pandang ]

UPT PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT BIREM BAYEUN

INSTRUKSI KERJA CARA MENGGUNAKAN MIKROSKOP BINOKULER

I PELAKSANA : Staf Labor

II PRINSIP : Cahaya sinar lampu diterima oleh cermin.


Sinar diteruskan ke

Diafragma, kondensor dan kaca


sediaan pada bahan yang

Diperiksa. Sinar dari lensa objektif


dipantulkan melalui tubus ke
Lensa mata dan diterima oleh retina
maka objek terlihat.

III SAMPEL : Sediaan yang akan diperiksa

IV REAGENSIA : Minyak Imersi

V ALAT :

Mikroskopis binokuler
Kertas lensa / tissue toilet

VI LANGKAH KERJA :

1. Pastikan bahwa voltage listrik dilaboratorium sesuai dengan


yang
Diperkenankan untuk mikroskop, bila perlu gunakan alat
untuk melindungi
Voltage.
2. Sebelum menyalakan lampu, periksa apakah pengatur
voltage sudah berada pada intensitas yang minimal . Begitu
dinyalakan , maka voltage
Dinaikkan perlahan lahan hingga mencapai intensitas
yang diperlukan.
3. Letakkan sediaan yang sudah diwarnai diatas meja
mikroskopis. Pastikan
Posisi sediaan menghadap keatas , dan jepitlah sediaan
dengan penjepit
Sediaan pada meja sediaan.
4. Putarlah lempeng objektif ke objektif 10x dan naikkan meja
setinggi
Mungkin, atur focus dengan menggunakan pengatur kasar
untuk menurunkan meja
5. Atur jarak antara mata kiri dan mata kanan hingga
bayangannya menjadi satu
6. Fokuskan bayangan dengan mata kanan dengan cara
melihat kedalam tabung mata kanan dan sesuaikan dengan
menggunakan pengatur halus
7. Fokuskan bayangan dengan mata kiri dengan cara melihat
kedalam tabung mata kiri dan memutar cincin dioptik.
8. Pastikan bahwa kondensur hamper berada pada posisi
tertingginya
9. Buka diafragma kondensor sampai 70 80 % untuk
menyesuaikan kontras sehingga lapangan pandang cukup
diterangi
10.Letakkan 1 2 tetes minyak imersi diatas sediaan dan putar
lempeng objek ke objektif 100 x
11.Fokuskan dengan menggunakan pengatur halus
12.Tingkatkan sinar dengan memindahkan pengatur voltage
sampai diperoleh cahaya yang terang tapi tidak menyilaukan
13.Bila sediaan sudah di baca, putar objektif 100x menjauhi
sediaan dan tempatkan objektif 10 x diatas sediaan
14.Longgarkan penjepit sediaan dan lepaskan sediaaan
15.Bila sudah selesai , kembalikan pengatur voltage ke minimal
dan matikan mikroskop.
16.Bersihkan dengan hati hati lensa 100 x dari minyak imersi
dengan menggunakan kertas lensa atau tissue toilet yang
halus
17.Setiap selesai bekerja , bersihkan keseluruhan mikroskop
dengan tissue toilet dan tutup plastic mikroskop

VII. DOKUMEN TERKAIT :

FR.IV/U.02 : Formulir Ukur Suhu Kelembaban


ruangan
FR.IV/U.06 : Formulir Waktu pemakaian Alat

VIII REFERENSI :

Diagnosis Tuberkolosis secara Laboratorium dengan


Pemeriksaan Mikroskopis Dahak, Richard Lumb, Gunawan
Yamin, & Ivan Bastian
Buku pegangan untuk kursus singkat deteksi dan pemantauan
tuberkolosis
UPT PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT BIREM BAYEUN

INSTRUKSI KERJA CARA MENGGUNAKAN MIKROSKOP BINOKULER

I PELAKSANA : Staf Labor

II PRINSIP : Mikroskop yang baik memberikan hasil


yang akurat

III SAMPEL :

Silica Gel
Kertas Lensa

IV REAGENSIA :

I. Kertas lensa
II. Eter alkohol

V ALAT :

Lemari + lampu 5 watt

VI LANGKAH KERJA :

1. Untuk membersihkan lensa sebaiknya gunakan Ethyl Eter / Eter


Alkohol atau
Pembersih yang sesuai anjuran pabrik. Beberapa bahan
pembersih dapat merusak permukaan lensa atau melarutkan
perekat lensa setelah digunakan beberapa waktu
2. Jangan sesekali menyentuh permukaan bola lampu dengan
tangan telanjang , karena lemak kulit yang tertinggal akan
mengurangi terangnya sinar.
3. Gunakan kertas tissue / kertas lensa / pembungkus lampu untuk
memegang bola lampu saat memasangnya ke mikroskop.
4. Sebaiknya selalu tersedia cadangan lampu dan sekering.
Pastikan voltase yang digunakan sesuai, 110 v atau 220 v dan
bila mana perlu gunakan stabilisator voltase
5. Harus ada ventilasi yang cukup agar panas yang dihasilkan
lampu dapat diatasi. Sebelum menyalakan lampu, utarlah
regulator voltase ke minimum.
6. Okuler harus tetap pada tempatnya, jamur atau debu dapat
masuk melalui lubang kosong tempat objektif bila lensa tidak
terpasang. Bila lensa ada yang hilang, tutup rapat dengan
penutup yang tersedia.
7. Bila gambar terlihat buram atau ada bintik hitam , periksa
adanya debu atau kotoran pada lensa objektif , okuler, kondensur
dan kaca sumber cahaya. Bintik hitam bergerak bila okuler
diputar, berarti debu pada okuler. Bintik hitam bila sediaan
digerakkan, berarti debu pada kaca sediaan
8. Debu pada lensa dapat dihilangkan dengan menggunakan sikat
halus atau dengan meniupkan udara dengan penghembus udara
diatas permukaan lensa

VII. DOKUMEN TERKAIT :

FR.IV/U.02 : Formulir Ukur Suhu Kelembaban


ruangan
FR.IV/U.0 : Formulir Catatan riwayat alat dan
pencatatan kondisi
alat
FR.IV/U.06 : Formulir Waktu pemakaian Alat

VIII REFERENSI :

Standar Prosedur Operasional Pemeriksaan Mikroskopis TB,


Kemenkes RI , Dirjen Bina Upaya Kesehatan , Dirjen
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, 2012
UPT PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT BIREM BAYEUN

INSTRUKSI KERJA UNTUK SEDIAAN DARAH MALARIA

I PELAKSANA : Staf Labor

II PRINSIP : Dengan mewarnai menggunakan larutan Giemsa yang


sesuai pHnya

Akan dapat dibedakan antara parasit dengan


latar belakangnya,

Dimana Plasmodium berinti merah dan


sitoplasma berwarna biru,

Sedangkan latar belakang berwarna


lembayung

III Metode : Mikroskopis

IV Sampel : Sediaan Darah malaria yang sudah diwarnai

V REAGENSIA : Oil Imersi

VI ALAT : Mikroskop

VII LANGKAH KERJA :

1. Letakkan sediaan darah malaria dimeja sediaan mikroskop

2. Atur cahaya dengan menaikkan kondensor dan membuka


diafragma

3. Amati SD tebal melalui lensa okuler dengan


menggunakan lensa objektif

10 x 10. Putar micrometer untuk memfokuskan


lapangan pandang

4. Bila lapangan pandang tersebut . Bila belum focus,


micrometer diputar

Sehingga lapangan pandang menjadi jelas

5. Amati lapangan pandang tersebut. Bila belum focus,


micrometer diputar

Sehingga lapangan pandang menjadi jelas

6 Pemeriksaan dilakukan dari arah kiri kearah kanan,


bergerak seperti spiral

7 Pemeriksaan SD tebal dinyatakan negative bila tidak


ditemukan parasit

Dalam 200 lapngan pandang. Bila ditemukan parasit


dilanjutkan dengan

Penghitungan jumlah parasit

8 Untuk validasi hasil dilakukan dengan pengamatan


penilaian oleh orang
Kedua
Catat hasil pada buku harian lab dan formulir hasil
permintaan pemeriksaan
VIII INTERPRESTASI HASIL

Plasmodium falciparum [ Bentuk tropozoit ]


Ciri ciri :
Inti berwarna merah
Sitoplasma berwarna biru bentuk kecil, halus ,
rapi, beraturan

Plasmodium falciparum [ Bentuk gametosit ]


Ciri ciri :
Inti berwarna merah
Sitoplasma bentuk seperti pisang
Pigmen menggumpal kehitaman

Plasmodium vivax [ Bentuk tropozoit ]


Ciri ciri :
Inti berwarna merah
Sitoplasma berwarna biru bentuk tidak beraturan,
kadang kadang ada bayangan

Plasmodium vivax [ Bentuk gametosit ]


Ciri ciri :
Inti berwarna merah besar
Sitoplasma berwarna biru bentuk bulat tidak ada
vakuola
Terdapat banyak pigmen , berwarna kunung
tengguli

IX. PELAPORAN :

Penemuan parasit malaria dilaporkan dengan menggunakan symbol


sebagai berikut :

Plasmodium falciparum hanya berbentuk cincin : Pf


Plasmodium falciparum bentuk cincin dan gametosit : Pf + g
Plasmodium falciparum hanya gametosit : Pfg
Plasmodium vivax untuk stadium : Pv
Plasmodium malariae untuk semua stadium : Pm
Plasmodium ovale untuk semua stadium : Po
Tidak ada parasit : Negatif
Infeksi campuran : Mix

X. DOKUMEN TERKAIT :

1.FR.IV/PP-P :Daftar permintaan pemeriksaan


parasiotologi

2.FR.IV /AD-04 : Formulir Permintaan Pemeriksaan

3.FR.IV/HP-P01 : Hasil Pemeriksaan Parasitologi

IX REFERENSI

Direktorat Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang,Dirjen


PP dan PL
Kemenkes RI 2011

Buku Panduan Diagnosis Mikroskopi Malaria, Dep Parasitologi


Medis USNAMRU 2 , Jakarta, 2008
UPT PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT BIREM BAYEUN

INSTRUKSI KERJA MENGHITUNG KEPADATAN PARASIT

SEDIAAN DARAH MALARIA

I PELAKSANA : Staf Labor

II PRINSIP : Jumlah parasit permilimeter kubik darah pada sediaan


darh tebal

Dihitung sesuai dengan jumlah leukosit yang


telah ditentukan.

III Metode : Mikroskopis

IV Sampel : Sediaan Darah malaria yang sudah diwarnai

V REAGENSIA : Oil Imersi

VI ALAT : Mikroskop, Dua buah tally counter

VII LANGKAH KERJA :

1. Perhitungan parasit dimulai saat ditemukan parasit

2. Pemeriksaan dilakukan dari arah kiri ke kanan , bergerak


seperti spiral

( Zig zag ), parasit dan leokosit dihitung dengan


menggunakan tally counter

Sampai jumlah leokosit lebih dari atau sama dengan 200.


Bila jumlah parasit

Kurang dari 10 maka pemeriksaan dilanjutkan sampai


jumlah leukosit 500

3. Kepadatan parasit dihitung menggunakan rumus


:

Jumlah Parasit

----------------------- x 8000 = ../ul

Jumlah Leukosit
4. Untuk validasi hasil dilakukan dengan pengamatan
penilaian oleh dua orang

Sehingga lapangan pandang menjadi jelas

5. Catat hasil pada buku harian lab

VIII PELAPORAN :

Kepadatan parasit malaria dilaporkan permikroliter darah

IX. DOKUMEN TERKAIT :

1.FR.IV/PP-P :Daftar permintaan pemeriksaan


parasiotologi

2.FR.IV /AD-04 : Formulir Permintaan Pemeriksaan

3.FR.IV/HP-P01 : Hasil Pemeriksaan Parasitologi

IX REFERENSI

Direktorat Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang,Dirjen


PP dan PL
Kemenkes RI 2011

Buku Panduan Diagnosis Mikroskopi Malaria, Dep Parasitologi


Medis USNAMRU 2 , Jakarta, 2008
UPT PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT BIREM BAYEUN

INSTRUKSI KERJA PEMERIKSAAN TELUR CACING

I PELAKSANA : Staf Labor

II Metode : Mikroskopis

III Sampel : Faeces / Tinja

IV REAGENSIA : Larutan Eosin 1%:

V ALAT :

Lidi
Objek Glass
Mikroskop

VI LANGKAH KERJA :

1. Letakkan 1 tetes reagen eosin diatas objek glass


2. Kemudian dengan menggunakan lidi ambil faeces atau tinja,
lalu letakkan
Dipinggir, diratakan bagian yang keras / biji bijian
disingkirkan, lalu diaduk
Dengan eosin

3. Selanjutnya ditutup permukaan dengan


menggunakan dek glass

4 Kemudian siap dilihat dibawah mikroskop


pembesaran 100 x dan 400 x

5. Untuk validasi hasil dilakukan dengan pengamatan


penilaian oleh orang

kedua

6 Catat hasil pada buku harian lab


7 Untuk mendapatkan hasil yang baik, pemeriksaan
harus diulang 3x

Membuat sediaan dari sudut yang berbeda dari


bahan pemeriksaan

VIII DOKUMEN TERKAIT :

1.FR.IV/PP-P :Daftar permintaan pemeriksaan


parasiotologi

2.FR.IV /AD-04 : Formulir Permintaan Pemeriksaan

3.FR.IV/HP-P01 : Hasil Pemeriksaan Parasitologi

IX REFERENSI

Penuntun laboratorium parasiotologi kedokteran Dr Pinardi


Hadidjaja MPH dan TM 1990 [ hal 43 ]

UPT PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT BIREM BAYEUN

INSTRUKSI KERJA PEMERIKSAAN KEROKAN KULIT / KUKU DAN


RAMBUT
I PELAKSANA : Staf Labor

II Metode : Mikroskopis

III Sampel : Kerokan kulit / kuku / rambut

IV REAGENSIA : KOH 10 %

V ALAT :

Objek Glass / dek glass


Pinset / Lampu spirtus
Mikroskop

VI LANGKAH KERJA :

Letakkan bahan pemeriksaan diatas objek glass


Kemudian tambahkan larutan KOH 10% 1- 2 tetes diatas
permukaan bahan pemeriksaan. Tunggu 10 menit atau
lewatkan sediaan tersebut beberapa kali diatas nyala api
lampu spirtus selama beberapa detik untuk mempercepat
proses lisis.
3. Selanjutnya tutup permukaan dengan menggunakan
dek glass

4 Kemudian siap dilihat dibawah mikroskop


pembesaran 100 x dan 400 x

5. Untuk validasi hasil dilakukan dengan pengamatan


penilaian oleh orang

kedua

6 Catat hasil pada buku harian lab

VII. PELAPORAN HASIL :

Hifa positif (+)


Hifa negatif (-)

VIII DOKUMEN TERKAIT :

1.FR.IV/PP-P :Daftar permintaan pemeriksaan


parasiotologi

2.FR.IV /AD-04 : Formulir Permintaan Pemeriksaan

3.FR.IV/HP-P01 : Hasil Pemeriksaan Parasitologi

IX REFERENSI

Penuntun laboratorium parasiotologi kedokteran Dr Pinardi


Hadidjaja MPH dan TM 1990 [ hal 43 ]

UPT PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT BIREM BAYEUN

INSTRUKSI KERJA PEMERIKSAAN TRICHOMONAS VAGINALIS

I PELAKSANA : Staf Labor

II Metode : Mikroskopis

III Sampel : Secret Vagina

IV REAGENSIA : Na Cl 0,9%

V ALAT :

Objek Glass / dek glass


Tabung reaksi / ose
Mikroskop

VI LANGKAH KERJA :

Masukkan 1 ml larutan Na Cl 0,9 % kedalam tabung reaksi.


Dengan menggunakan ose ambil secret lalu masukkan
kedalam larutan Na Cl 0,9 % dan campur
Teteskan 1 tetes bahan pemeriksaan diatas objek glass
Selanjutnya tutup permukaan dengan menggunakan dek
glass

5 Kemudian siap dilihat dibawah mikroskop


pembesaran 100 x dan 400 x

6. Untuk validasi hasil dilakukan dengan pengamatan


penilaian oleh orang

kedua

7 Catat hasil pada buku harian lab

VII. PELAPORAN HASIL :

Tricomonas positif (+)


Tricomonas negatif (-)

VIII DOKUMEN TERKAIT :

1.FR.IV/PP-P :Daftar permintaan pemeriksaan


parasiotologi

2.FR.IV /AD-04 : Formulir Permintaan Pemeriksaan

3.FR.IV/HP-P01 : Hasil Pemeriksaan Parasitologi

IX REFERENSI

Depkes RI Direktorat Jendral Pelayanan Medik, Prosedur


Pemeriksaan Laboratorium Mikrobiologi , Jakarta 2003
WHO Guidelines on Standar Operating Procedur for
Microbiology, South East Asia 2006

UPT PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT BIREM BAYEUN

INSTRUKSI KERJA PEMERIKSAAN TRICHOMONAS VAGINALIS

I PELAKSANA : Staf Labor

II Metode : Mikroskopis

III Sampel : Secret Vagina

IV REAGENSIA : Na Cl 0,9%

V ALAT :

Objek Glass / dek glass


Tabung reaksi / ose
Mikroskop
VI LANGKAH KERJA :

Masukkan 1 ml larutan Na Cl 0,9 % kedalam tabung reaksi.


Dengan menggunakan ose ambil secret lalu masukkan
kedalam larutan Na Cl 0,9 % dan campur
Teteskan 1 tetes bahan pemeriksaan diatas objek glass
Selanjutnya tutup permukaan dengan menggunakan dek
glass
5 Kemudian siap dilihat dibawah mikroskop pembesaran
100 x dan 400 x
Untuk validasi hasil dilakukan dengan pengamatan penilaian
oleh orang

kedua

Catat hasil pada buku harian lab

VII. PELAPORAN HASIL :

Tricomonas positif (+)


Tricomonas negatif (-)

VIII DOKUMEN TERKAIT :

1.FR.IV/PP-P :Daftar permintaan pemeriksaan


parasiotologi

2.FR.IV /AD-04 : Formulir Permintaan Pemeriksaan

3.FR.IV/HP-P01 : Hasil Pemeriksaan Parasitologi

IX REFERENSI

Depkes RI Direktorat Jendral Pelayanan Medik, Prosedur


Pemeriksaan Laboratorium Mikrobiologi , Jakarta 2003
WHO Guidelines on Standar Operating Procedur for
Microbiology, South East Asia 2006

UPT PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT BIREM BAYEUN

INSTRUKSI KERJA PEMBUATAN SEDIAAN DARAH UNTUK

PEMERIKSAAN MIKROFILARIA DALAM DARAH TEPI

I PELAKSANA : Staf Labor

II BAHAN : Alkohol 70 %

III SAMPEL : Darah

IV ALAT :

Objek Glass
Kapas
Lancet
Kotak slide
Sarung tangan
Spidol permanen
Pi nsil
Tissue
Tabung Kapiler

V LANGKAH KERJA

Objek Glass yang sudah dibersihkan dari lemak dan kotoran


diberi label atau nomor. Dengan telapak tangan kiri pasien
mengarah keatas, pilih jari ketiga atau keempat , bersihkan
dengan kapas alcohol 70 % setelah kering ditusuk dengan
lancet
Tekan jari tersebut dengan lembut dan kumpulkan 60 ul
darah kedalam tabung kapiler non heparin, bersihkan darah
dengan kapas pada jari pasien
Teteskan 3 titik untuk membentuk 3 jalur parallel darah
( masing masing 20ul pertitik ) sepanjang slide.
Dengan tutup jarum lancet buat 3 jalur parallel seperti
gambar dibawah ini

Gambar A.1.2 jalur parale pada sediaan apusan darah.

NO
SAMPEL

NO
SAMPEL

Spesimen darah jari bentuk garis parallel dengan


ukuran masing masing

Lebar x panjang = 0,5 x 4 cm (20 ul )

Biarkan darah pada slide mongering dan posisi horizontal,


setelah kering atur dalam kotak slide biarkan semalaman
( 24 jam )

VI DOKUMEN TERKAIT

FR.IV/PP-P : Daftar Permintaan Pemeriksaan Parasitologi


FR.IV/ AD.04 :Formulir permintaan Pemeriksaan
FR.IV/ H.P : Hasil pemeriksaan Parasitologi
UPT PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT BIREM BAYEUN

INSTRUKSI KERJA CARA PEWARNAAN SEDIAAN APUSAN


MIKROFILARIA

I PELAKSANA : Staf Labor

II METODE : Pewarnaan Giemsa

III BAHAN : Sediaan Apus Darah

IV ALAT : Beaker glass, rak pewarnaan , pipet


V REAGENSIA :

1. Larutan Giemsa
2. Larutan methanol
3. Larutan buffer 7,2

VI LANGKAH KERJA :

1. Sediaan darah yang telah dikeringkan 24 jam dihemolisa


menggunakan air
Destilasi / aquades sampai air berwarna merah dan jalur
darah pada slide menjadi putih susu, kemudian buang air
dengan hati hati dan keringkan diudara lbih kurang 10
sampai 20 menit

2. Setelah slide mongering tetesin dengan methanol selama 1


menit

3. Lakukan pewarnaan dengan larutan giemsa 3 %


selama 40 sampai 60 menit

( 3 ml giemsa + 97 ml buffer 7,2 )

4. Cuci dengan air secara perlahan lahan kemudian


kering dengan posisi

Dimiringkan dan siap diperiksa

VII DOKUMEN TERKAIT :

1.FR.IV/PP-P :Daftar permintaan pemeriksaan


parasiotologi

2.FR.IV /AD-04 : Formulir Permintaan Pemeriksaan

3.FR.IV/HP-P01 : Hasil Pemeriksaan Parasitologi

VIII REFERENSI

Panduan pemeriksaan Lymhatikfilaria Dasar metode Survei


darah jari, Kemenkes RI RII ENVION 2015

UPT PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT BIREM BAYEUN

INSTRUKSI KERJA UNTUK IDENTIFIKASI SEDIAAN DARAH


MIKROFILARIA

I PELAKSANA : Staf Labor


II Metode : Mikroskopis

III BAHAN : Sediaan Darah mikrofilaria yang sudah diwarnai

IV REAGENSIA : Oil Imersi

V ALAT : Mikroskop

VI LANGKAH KERJA :

1. Letakkan sediaan darah mikrofilaris dimeja sediaan


mikroskop

2. Atur cahaya dengan menaikkan kondensor dan


membuka diafragma

3. Amati Sedian dengan pembesaran rendah,


lensa objektif

10 x 10 untuk menghitung jumlah microfilaria.

Putar micrometer untuk memfokuskan


lapangan pandang.

4. Lakukan pemeriksaan dengan pembesaran tinggi, lensa


objektif 40 x untuk melihat jenis spesiesnnya.
5. Bila lapangan pandang tersebut . Bila belum focus,
micrometer diputar

Sehingga lapangan pandang menjadi jelas

6 Untuk validasi hasil dilakukan dengan


pengamatan penilaian oleh orang

Kedua
7 Catat hasil pada buku harian lab dan formulir hasil
permintaaan
pemeriksaan

VII INTERPRESTASI HASIL

Mikrofilaria Wuchereria bancroftis


Ciri ciri :
Ukuran + 220 mikron
Bersarung pucat
Lekuk badan halus
Panjang ruang kepala= badan
Inti teratur

Mikrofilaria Brugi malayi


Ciri ciri :
Ukuran + 230 mikron
Bersarung merah
Lekuk badan kaku
Panjang ruang kepala 2x Lebr
Inti tidak teratur

Mikrofilaria Brugia timori


Ciri ciri :
Ukuran + 280 Mikron
Bersarung pucat
Lekuk badan agak kaku
Panjang ruas kepala 3x lebar
Inti tidak terartur
Ekor mempunyai 2 inti
VIII. PELAPORAN HASIL :

Tulis jumlah microfilaria yang ditemukan pada sediaa misalnya

Mikrofilaria Wuchereria bancrofti : 8


Mikrofilaria Brugia malayi : 4

IX. DOKUMEN TERKAIT :

1.FR.IV/PP-P :Daftar permintaan pemeriksaan


parasiotologi

2.FR.IV /AD-04 : Formulir Permintaan Pemeriksaan

3.FR.IV/HP-P01 : Hasil Pemeriksaan Parasitologi

X REFERENSI

Penuntun praktikum parasitology kedokteran Drs Herry D


Hahude, Dr Pudji
K Sjarifuddin , Dr Sugiarta Djakaria

UPT PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT BIREM BAYEUN


INSTRUKSI KERJA CARA UJI MUTU REAGEN GIEMSA STOCK

I PELAKSANA : Staf Labor

II PRINSIP : Bila giemsa diteteskan pada kertas saring


maka akan

Menimbulkan warna biru pada


lingkaran tengah, ungu pada

Lingkaran luar dan lingkaran tipis


diluar berwarna merah muda

III REAGENSIA :

Giemsa stock yang akan diuji, methanol absolutl

IV ALAT :

Beaker glass, pipet tetes, Kertas whatman no 2, petridish

V LANGKAH KERJA :

Lakukan pengujian ini


Pada waktu reagen baru diterima
Setelah itu setiap dua minggu
Letakkan kertas whatman diatas petridish dengan bagian
tengah kertas tidak
Menyentuh dasar petridish
Teteskan 1 - 2 tetes larutan giemsa stock pada kertas
whatman, tunggu sampai meresap dan melebar
Teteskan methanol absolute dipertengahan bulatan giemsa
satu per satu [ 3 tetes ] dengan selang waktu beberapa detik
sampai garis tengah giemsa menjadi 5 7 cm
Tunggu beberapa menit, akan terlihat lingkaran cincin biru
[ methylen blue ] ditengah lingkaran cincin ungu [ methylen
azur ] diluarnya, serta lingkaran tipis berwarna merah atau
ungu [ eosin ] dipinggir sekali

VI INTERPRESTASI HASIL:

Jika warna merah atau ungu tidak terbentuk berarti zat warna
giemsa sudah tidak bias dipakai lagi

VII. DOKUMEN TERKAIT :

FR.IV/ HP.P.01 : Hasil Pemeriksaan Parasitologi

VIII REFERENSI :

Direktorat Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang, Dirjen


PP dan PL kemenkes RI 2011
Buku Panduan Diagnosis Mikroskopi Malaria , Dep. Parasitologi
Medis USNAMRU 2, Jakarta,2007
UPT PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT BIREM
BAYEUN

INSTRUKSI KERJA PENATAPAN JUMLAH TROMBOSIT

I PELAKSANA : Staf Labor

II PRINSIP : Darah diencerkan, kemudian dihitung jumlah trombosit


yang ada

Dalam volume pengenceran tertentu. Dengan


mengalikan terhadap

Factor perhitungan diperoleh jumlah trombosit


dalam satuan volume

darah

III Metode : * Metode Kamar Hitung

IV Sampel :

1. Metode Kamar Hitung


Jenis : Darah EDTA
Jumlah : 20 ul
Stabilitas : 1 jam pada suhu kamar

V REAGENSIA :

Metode Kamar Hitung

Larutan Amonium Oksalat 1 % simpan pada suhu 4 C

VI KONTROL :

Jenis : Bahan control komersial


Penanganan : Keluarkan bahan control dari lemari es dan
sesuaikan dengan
Suhu kamar, dicampur sampai homogeny
Penyimpanan : 2 8 C sampai batas kadaluarsa

VII ALAT :

Metode Kamar Hitung : Pipet sahli atau pipet 20 ul, Bilik


Hitung Improved Neubauer dengan kaca penutup khusus,
mikroskop dengan lensa objektif 40x dan okuler 10x, tali
counter, cawan petri berisi kapas basah, pipet Pasteur, pipet
berskala

VIII LANGKAH KERJA :

1. Metode Kamar Hitung


Mengerjakan control:
Mengerjakan control sama seperti mengerjakan
sampel
Sampeldikerjakan setelah hasil control sesuai dengan
nilai rentang pabrik
Melakukan pemeriksaan Sampel
Pipet 0,38 ml reagen Amonium oksalat 1 % dengan
pipet mikro, masukkan dalam wadah kecil dari kaca /
plastic
Isaplah darah yang diperiksa dengan pipet sahli
sampai tepat pada garis 20 ul
Hapuslah kelebihan darah yang melekat pada bagian
luar pipet dengan tissue
Masukkan ujung pipet ke wadah yang berisi larutan
ammonium oksalat, bilaslah dengan larutan
pengencer tersebut sebanyak 3x dan goyangkan
sampai homogeny selam 10 15 menit
Ambil kamar hitung yang sudah dipasang penutup,
lalu dengan pipet Pasteur teteskan 3 4 tetes larutan
dengan cara menyentuhkan ujung pipet pada pinggir
kaca penutup
Letakkan kamar hitung tersebut dengan cawan petri
yang berisi kapas basah dan biarkan selama 10 30
menit supaya trombosit mengendap
Periksa dalam mikroskop dengan lensa objektif 40x
dan okuler 10x turunkan lensa kondensor dan meja
mikroskop harus dalam posisi horizontal
Lalu hitung semua trombosit yang terdapat pada area
selua 1 mm yang terdapat ditengah tengah kamar
hitung improved neubauer

IX INTERPRESTASI HASIL :

Pengenceran darah 20x


Volume yang dihitung 1 mm x 0,1 mm = 0,1 mm
Jumlah trombosit / mm darah
= N X 200
N = jumlah trombosit yang dihitung pada 1 bidang

X PELAPORAN :

Hasil dinyatakan dalam = /mm darah

Nilai normal : 150.000 sampai 400.000 / mm darah

XI. DOKUMEN TERKAIT :

1.FR.IV/U.01 :Penerimaan bahan pemeriksaan

2.FR.IV/ MR.12 :Permintaan sediaan media / reagensia

3.FR.IV/HP- H :Hasil Pemeriksaan darah

XII REFERENSI

Buku Petunjuk Pemeriksaan Hematologi , Depkes RI


Puslabkes,
UPT PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT BIREM BAYEUN

INSTRUKSI KERJA PENETAPAN JENIS JENIS LEUKOSIT / DIFF COUNT


I PELAKSANA : Staf Labor

II PRINSIP : Perbedaan ketebalan , berat dan diantara jenis jenis


leukosit

Menyebabkan sel sel menyebar dank arena


bentuk serta afinitas

Yang khusus terhadap zat warna , sel sel dapat


dikenali dan masing

Masing dapat dihitung persentasenya

III Metode : Mikrosopis

IV Sampel :

1. Jenis : darah vena / kapiler


2. Stabilitas :1 jam pada suhun kamar

V REAGENSIA :

Larutan Wright Stock


Larutan methanol
Aquades
Buffer pH 6,4

VI ALAT :

Mikroskop
Objek Glass
Hand Counter
Stopwath
Rakn Pengecetan
Minyak immersie
Kaca Pengeser
Pinsil Kaca
Pipet tetes

VII LANGKAH KERJA :

Melakukan pemeriksaan sampel :

a. Pembuatan sediaan apus darah


Teteskan satu tetes darah diatas kaca objek + 2 cm dari
tepi
Letakkan kaca tersebut diatas meja dengan darah
disebelah kanan
Dengan tangan kanan letakkan kaca penggeser disebelah
kiri tetesan darah
Gerakkan kekanan hingga menyentuh tetesan tersebut
Biarkan darah menempel dan menempel dan menyebar
rata dipinggir kaca penggeser
Segera geserkan kaca tersebut kekiri dengan sudut 30
sampai 46 jangan menekan kaca penggeser tersebut
kebawah
Biarkan sediaan tersebut kering diudara, lalu tuliskan
nama pelanggan , tanggal pada bagian tebal dari sediaan
dengan pinsil kaca
Catatan : Ciri ciri persendian darah yang baik:
1. Bentuk sediaan seperti bentuk nyala api, makin
keujung makin tipis
2. Sediaan tidak menyebar sampai pinggir kaca
objek glass panjangnya kira kira 1/2 sampai 2/3
panjang objek glass

b. Pewarnaan sediaan hapusan darah


Sediaan yang telah kering difiksasi dengan methanol
Letakkan Sediaan yang akan diwarnai pada rak
pewarna dengan lapisan darah diatas
Buatkan larutan wright yang telah diencerkan
dengan buffer ph 6,4 kedalam suatu wadah atau
botol dengan perbandingan 3:1 dimana 3 tetes
wright + 1 cc buffer
Pulas sediaan dengan larutan wright yang telah
diencerkan sampai seluruh sediaan tertutup selama
15 menit
Kemudian dicuci dengan air suling sediaan tadi
dalam posisi terbalik dengan air bersih
Letakkan sediaan dalam sikap lurus pada rak ,
biarkan kering pada suhu kamar

IX INTERPRESTASI HASIL :

Pilih daerah diman leukosit dan eritrosit tersebar


merat dan jelas, yaitu pada bagian yang tipis dengan
lensa objektif 10 x , periksadan hitung dengan lensa
objektif 100x, setelah sediaan ditetesi dengan minyak
oil imersi
Perhitungan dengan menggunakan hand counter
Dengan menggunakan pengatur mikro pada
mikroskop, mulailah menghitung dari pinggiran
sediaan kearah bawah. Setelah itu geserlah kekanan
kemudian ketas lagi dan seterusnya
Untuk memvalidasi hasil pembacaan diftel dilakukan
oleh 2 orang staf teknis dan dianggap sebagai control
kemudian ditulis dibuku kerja analis

X PELAPORAN :

Jenis Hasil Nilai Normal Nilai normal Nilai Normal


Dinyatakan Dewasa Anak anak Bayi
dalam
Basophil % 01 01 01
Eosinophil % 24 24 24
Neutropil % 3 5 3 5 0 8
batang
Neutropil % 50 70 25 60 17 60
segmen
Limposit % 25 40 25 50 20 70
Monosit % 28 1 6 1 11

XI. DOKUMEN TERKAIT :


1.FR.IV/U.01 :Penerimaan bahan pemeriksaan

2.FR.IV/ AD.05 :Daftar Permintaan Pemeriksaan

3.FR.IV/HP- H :Daftar Permintaan Pemeriksaan


Hematologi

XII REFERENSI

Buku Penuntun Laboratorium klinik , R. Gandasoebrata


Tabel Konversi satuan SI Konvensional dan Nilai Rujukan
Dewasa Anak Parameter Lab Klinik .PATKLIN

Anda mungkin juga menyukai