Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

UJI URINALISA

Kelompok : VIII

Anggota Kelompok :

1) Alvi Eka Permana 1020032007


2) Dwi Fitri Chairunnisa 1020032025
3) Misri 1020032045
4) Nadia Raihana Syahida 1020032049
5) Saepullah 1020032059
6) Teguh Arief Kusuma 1020032073

Kelas : IA PSIK-Transfer

Mata Kuliah : Ilmu Dasar Keperawatan III

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS FALETEHAN

Tahun Ajaran 2021/2022


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Tujuan Penelitian
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori
2.1.1
BAB III

METODE PERCOBAAN
3. Uji Bilirubin Pada Urine

Dalam keadaan patologik dapat dinyatakan adanya bilirubin dalam urine. Jika urine
dibiarkan, sebagian kecil bilirubin akan berubah menjadi bilivardin, karena teroksidasi.

Alat :

Tabung Reaksi
Corong

Bahan :

Kertas saring
Larutan BariumChlorida ( BaCl2 ) 10 %
Reagen Fouchet
Sampel Urine (Sampel urine harus disimpan dengan wadah yang gelap)

Cara Kerja ;

a. Cara Harrison

1) 5 mL urine yang lebih dulu di kocok dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

2) Tambahkan 5 mL larutan barium klorida 10%, bilirubin akan mengendap. Saring


dengan kertas saring.

3) Kertas saring yang berisi presipitat di angkat dan dibuka lipatannya, biarkan
beberapa lama sampai agak kering.

4) Teteskan 2-3 tetes reagen Fouchet ke atas presipitat tersebut.

5) Amati warna yang timbul. Timbulnya warna hijau, menunjukkan adanya bilirubin.

6) Factor interferensi hasil positif palsu dapat disebabkan oleh pengunaan rifamfisin,
clhoformazine,asam mefenamat

7) Hasil negative palsu dapat ditemui pada specimen yang dibiarkan terlalu lama dan
terpapar cahaya.

Hanya jika terjadi warna hijaulah test reagen Fouchet dianggap positif, untuk
membedakan perbedaan konsentrasi antara yang rendah dan yang tinggi bisa dilihat dari
hasil (warna) yang terjadi. Penilaian cukup dengan tanda (+), (++) saja. Urine normal,
bereaksi negatif pada percobaan ini.

Catatan:

Warna urine sering memberi petunjuk tentang kemungkinan adanya bilirubin berubah
menjadi zat-zat lain, warna itu mungkin berbeda-beda, kuning-tua, kuning campur
hijau,coklat, dsb. Dengan reagen Fouchet, bilirubin dioksidasi menjadi biliverdin yang
hijau, tetapi disamping biliverdin mungkin sekali terjadi hasil oksidasi lain yang juga lain
warnanya; biru (bilisianin) atau kuning (koletelin).

Reagen Fouchet : Asam trikolo asetat 25 gram; air suling 100 mL ditambah 10 mL
::larutanferriklorida 10 %.
BAB 4

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


Pembahasan Uji Bilirubin Urine

Hasil dokumentasi Uji Bilirubin Pada Urine

Sampel urine setelah diberikan


BaCl2

Sampel urine saat disaring diatas


corong menggunakan kertas saring

Endapan sampel urine yang akan


diuji

Endapan sampel urine yang telah


diberikan reagen Fouchet

Pembahasan :

Bilirubin merupakan hasil pemecahan hemoglobin akhir pada system


retikoloendotelial, sejumlah kecil bilirubin jika terdeteksi di urine sangat penting sebagai
diagnosis awal dari ikterik yang disebabkan oleh obstruksi saluran empedu dan karena
adamya gangguan hepar. Hasil pemeriksaan yang dilakukan saat uji bilirubin pada sampel
urine menunjukkan adanya atau tidaknya bilirubin pada urine hal ini ditandai dengan berubah
atau tidaknya warna pada kertas saring setelah diteteskan reagen Fouchet. Dengan interpretasi
hasil pemeriksaan bilirubin metode Horrison:

(-) Tidak terjadi warna hijau pada kertas saring


(+) Terjadi warna hijau pada kertas saring

Dengan Nilai Normal : (-) tidak terjadi warna hijau pada kertas saring, hal ini
membuktikan bahwa hepar masih bekerja dengan baik.

Hasil pemeriksaan yang didapat saat dilakukan uji bilirubin pada sampel urine
menunjukkan adanya bilirubin pada urine hal ini ditandai dengan berubahnya warna pada
kertas saring setelah diteteskan reagen Fouchet didapatkan hasil positif 1 (+) dimana terjadi
perubahan warna hijau pada kertas saring dan ini artinya urine tersebut mengandung bilirubin.
BAB V

KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai