Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM HISTOLOGI

SISTEM ENDOKRIN
BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME

Nama : Syilvia Saswati


NIM : 019.06.0089
Kelas :B
Kelompok : Sesi 5 (Kelompok 5)
Blok : Digestive 1
Dosen : Rusmiatik, S.Si, M.Biomed
Sabariah, S.Pd, M.Biomed

LABORATORIUM TERPADU I
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR MATARAM
2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas berkat
rahmat-Nyalah kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan hasil Praktikum Histologi
Sistem Endokrin pada blok Endokrin dan Metabolisme TA. 2019/2020.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam peyusunan laporan ini melibatkan beberapa
pihak. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada :

1. Rusmiatik, S.Si, M.Biomed selaku tutor dan dosen praktikum histologi .


2. Sabariah, S.Pd, M.Biomed. selaku tutor dan dosen praktikum histologi .
3. Bapak/Ibu Dosen Universitas Islam Al-Azhar yang telah memberikan masukan terkait
laporan.
4. Kedua orang tua serta keluarga saya yang telah memberikan motivasi serta dukungan
penuh bagi saya.

Kami berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya mahasiswa
Falkutas Kedokteran Universitas Al-Azar Mataram itu sendiri. Kami menyadari bahwa laporan
ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami mohon kritik dan saran yang bersifat membangun.

Mataram, 27 Oktober 2020

Syilvia Saswati

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Tujuan Praktikum 4
1.3 Manfaat Praktikum 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat 8
3.2 Alat Dan Bahan 8
3.3 Cara Kerja 8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan 9
4.2 Pembahasan 10
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan 13
DAFTAR PUSTAKA 14

BAB I
PENDAHULUAN

3
1.1 Latar Belakang
Sistem endokrin mengatur aktivitas yang lebih memerlukan durasi daripada
kecepatan. Kelenjar endokrin melepaskan hormon, yaitu caraka kimia melalui darah yang
bekerja pada sel target yang terletak pada jarak yang jauh dari kelenjar endokrin. Sebagian
besar aktivitas sel sasaran yang berada di bawah kontrol hormonal diarahkan untuk
mempertahankan homeostasis. Sistem endokrin terdiri atas sel, jaringan, dan organ yang
menyintesis dan menyekrei hormon langung ke dalam kapiler darah dan limfe. Oleh karena
itu, kelenjar dan organ endokrin tidak memiliki duktus eksretorius. Selain itu, sel-sel di
kebanyakan jaringan dan organ endokrin tersusun dalam bentuk pita (korda) dan kelompok,
dan dikelilingi oleh anyaman kapiler (rete capillare) yang luas. Hormon dihasilkan oleh sd
endokrin mencakup turunan peptida, protein. steroid, asam amino, dan katekolamin.
Berdasarkan teori-teori yang telah di pelajari, kami kemudian melakukan praktikum
histologi prgan-organ dari sistem gastrointestinal untuk mengamati jaringan-jaringan yang
terdapat pada system tersebut. Adapun preparat yang akan di amati adalah jaringan hipofisis,
kelenjar parathyroid, glandula thyroidea, pancreas, adrenal gland dan epiphyse.

1.2 Tujuan Praktikum

1. Mahasiswa mampu mengetahui dan mengidentifikasi jaringan pada organ-organ sistem


endokrin.
2. Mahasiswa mampu menyebutkan bagian-bagian pada jaringan pada organ-organ sistem
endokrin.
1.3 Manfaat praktikum
1. Dapat mengetahui susunan jaringan pada organ-organ sistem endokrin.
2. Dapat mengetahui bagian-bagian dari jaringan pada organ-organ sistem endokrin.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

4
Sistem endokrin adalah sistem kelenjar dan struktur lain yang mengeluarkan sekret internal
( hormon) yang dilepaskan secara langsung ke dalam sistem sirkulasi, mempengaruhi
metabolisme dan proses tubuh lainnya. Kelenjar endokrin biasa di sebut kelenjar buntu.
Kelenjar tanpa melewati duktus atau saluran dan hasil sekresinya di sebut hormon. Beberapa
dari organ endokrin ada yang menghasilkan satu macam hormon (hormon tunggal). Di
samping itu juga ada yang menghasilkan lebih dari satu macam hormon atau hormon ganda,
misalnya kelenjar hipofise sebagai pengatur kelenjar yang lain. Kelenjar utama dari sistem
endokrin adalah hipotalamus, hipofisis, tiroid , paratiroid, adrenal, pineal body, dan organ
reproduksi (ovarium dan testis).Pankreas juga merupakan bagian dari sistem ini; memiliki
peran dalam produksi hormon serta dalam pencernaan.
Sistem endokrin diatur oleh umpan balik dalam banyak cara yang sama bahwa termostat
mengatur suhu di kamar. Untuk hormon yang diatur oleh kelenjar hipofisis, sinyal yang
dikirimkan dari hipotalamus ke kelenjar pituitari dalam bentuk "releasing hormone," yang
merangsang hipofisis untuk mengeluarkan sebuah "stimulating hormone" ke dalam
sirkulasi.Hormon merangsang kemudian sinyal kelenjar target untuk mengeluarkan hormon
tersebut. Sebagai tingkat hormon ini meningkat dalam sirkulasi, hipotalamus dan kelenjar
hipofisis menutup sekresi hormon melepaskan dan hormon merangsang, yang pada gilirannya
memperlambat sekresi oleh kelenjar sasaran. Sistem ini menghasilkan konsentrasi darah yang
stabil dari hormon yang diatur oleh kelenjar hipofisis.

A) Hipotalamus
Hipotalamus terletak di bagian tengah bawah otak. Ini bagian dari otak yang penting
dalam regulasi kenyang, metabolisme, dan suhu tubuh. Selain itu, ia mengeluarkan
hormon yang merangsang atau menekan pelepasan hormon di kelenjar pituitari. Banyak
dari hormon ini melepaskan hormon yang disekresikan ke dalam arteri (sistem portal
hypophyseal) yang membawa mereka langsung ke kelenjar pituitari. Dalam kelenjar
hipofisis, hormon-hormon melepaskan sinyal sekresi hormon-hormon. Hipotalamus juga
mengeluarkan hormon yang disebut somatostatin, yang menyebabkan kelenjar pituitari
untuk menghentikan pelepasan hormon pertumbuhan. Fungsi utama hipotalamus 'adalah
homeostasis,  yaitu bermanfaat untuk menjaga tubuh agar tetap stabil dan dalam kondisi
konstan. Hormon yang dihasilkan dihipotalamus yaitu Crticotropibn Releasing Hormon
(CRH), Gonadotropin Releasing Hormon (GnRH), Thyrotrpin Releasing Hormon
(TRH), Grrowth Hormon Inhibiliting Hormon (GHIH), Plolachtin  Releasing Fachtor
(PRF), Prolactin Inhibitory Factor (PIF) dan Vasopresin (ADH).

B) Kelenjar Hipofisis
Hipofisis terbagi menjadi hipofisis anterior dan posterior. Kelenjar Hipofisis (pituitary)
disebut juga master of gland atau kelenjar pengendali karena menghasilkan bermacam-
macam hormon yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya. Kelenjar hipofisis merupakan
kelenjar yanga seukuran kacang polong dan berat 0,5 gram (0.018 oz) pada manusia. Ini
adalah penonjolan dari bagian bawah hipotalamus di dasar otak, terletak di dasar
tengkorak yang memegang peranan penting dalam sekresi hormon dari semua semua
organ-organ endokrin. Dapat di katakan sebagai kelenjar pemimpin, sebab hormon-
hormon yang dihasilkannya dapat mempengaruhi pekerjaan kelenjar lainnya.

5
C) Kelenjar Thyroid
Kelenjar Tiroid terdiri atas  dua lobus yang terletak di sebelah kanan trakea, diikat
bersama oleh jaringan tiroid dan yang melintasi trakea di sebelah depan. Kelenjar ini
merupakan kelenjar yang terdapat di dalam leher bagian depan bawah, melekat pada
dinding laring. Atas pengaruh hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofise lobus
anterior, kelenjar toroid ini dapat memproduksi hormon tiroksin. Adapun fungsi dari
hormon tiroksin adalah mengatur pertukaran zat/ metabolisme dalam tubuh dan mengatur
pertumbuhan jasmani dan rohani.kelenjar tiroid terdiri atas sejumlah besar vesikel-
vesikel yang dibatasi oleh epitelium silinder, disatukan oleh jaaringan ikat. Sel-selnya
mengeluarkan sera, cairan yang bersifat lekat yaitu koloid tiroid yang mengandung zat
senyawa yodium dan dinamakan hormon tiroksin. Sekret ini mengisi vesikel dan dari sini
berjalan ke aliran darah baik langsung maupun melalui saluran limfe.

D) Kelenjar Parathyroid
Berjumlah empat buah terletak di belakang kelenjar tiroid. Kelenjar ini menghasilkan
parathormon (PTH) yang berfungsi untuk mengatur konsentrasi ion kalsium dalam cairan
ekstraseluler dengan cara mengatur : absorpsi kalsium dari usus, ekskresi kalsium  oleh
ginjal, dan pelepasan kalsium dari tulang. Hormon paratiroid meningkatkan kalsium
darah dengan cara merangsang reabsorpsi kalsium di ginjal dan dengan cara
penginduksian sel–sel tulang osteoklas untuk merombak matriks bermineral pada
osteoklas untuk merombak matriks bermineral pada tulang sejati dan melepaskan
kalsium ke dalam darah . Jika kelebihan hormon ini akan berakibat berakibat kadar
kalsium dalam darah meningkat, hal ini akan mengakibatkan terjadinya endapan kapur
pada ginjal. Jika kekurangan hormon menyebabkan kekejangan disebut tetanus.

6
E) Kelenjar Adrenal
Pada manusia, kelenjar anak ginjal, kelenjar adrenal (atau kelenjar suprarenalis)
adalah kelenjar endokrin berbentuk segitiga yang terletak di atas ginjal (ad, "dekat" atau
"di" + renes, "ginjal"). Secara anatomi, kelenjar adrenal terletak di dalam tubuh, di sisi
anteriosuperior (depan-atas) ginjal. Padamanusia, kelenjar adrenal terletak sejajar
dengan tulang punggung thorax ke-12 dan mendapatkan suplai darah dariarteri adrenalis.
Tiap kelenjar berbobot sekitar 4 gram. Kelenjar ini berpasangan, masing-masing
menempel di atas ginjal sebagai topi. Secara histologis, terbagi atas dua bagian yaitu
medula dan korteks. Bagian korteks berbobot sekitar 90% massa kelenjar. Kelenjar
adrenal yang sehat merupakan alat kecantikan yang paling baik di dunia. Warna dan
mutu kulit merupakan suatu tanda dari cara bekerja adrenal itu. Fungsi adrenal yang
normal memberikan warna kemerah-merahan dan terang kepada kulit biarpun kulit itu
berwarna gelap; kulit kelihatan segar. Bila kulit nampak pucat, kisut, maka itu
menandakan kurangnya aktivitas adrenal.

F) Kelenjar Pankreas
Kelenjar pankreas merupakan sekelompok sel yang terletak pada pankreas, sehingga
dikenal dengan pulau – pulau langerhans. Kelenjar pankreas menghasilkan hormon
insulin dan glukagon. Insulin mempermudah gerakan glukosa dari darah menuju ke sel –
sel tubuh menembus membrane sel. Di dalam otot glukosa dimetabolisasi dan disimpan
dalam bentuk cadangan. Di sel hati, insulin mempercepat proses pembentukan glikogen
(glikogenesis) dan pembentukan lemak (lipogenesis).

BAB III

7
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan tempat praktikum


Hari/tanggal : Sabtu, 10 Oktober 2020
Waktu : 09.40-11.20 a.m SESI 5 (kelompok 5)
Tempat : Laboratorium Terpadu 1 Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-
Azhar

3.1 Alat dan Bahan


1. Mikroskop binokuler Olympus CX22
2. Preparat Histologi dasar
 Hypofise
 Parathyroid Gland
 Glandula Thyroidea
 Pancreas
 Adrenal Gland
 Ephypise
3. Pensil
4. Penghapus
5. Pensil Warna atau spidol
6. Lampiran Kerja

3.3 Cara Kerja


1) Siapkan alat dan bahan yang telah di sediakan di laboratorium terpadu 1
2) Periksa keadaan mikroskop yang akan di gunakan, cek pencahayaan, lensa okuler dan
binokulernya.
3) Siapkan preparat histologi yang telah di sediakan.
4) Mula-mula lihat jaringan epitel dan jaringan ikat dengan pembesaran lemah (10x4)
kemudian ( 10x10) setelah itu ke perbesaran yang lebih kuat ( 10 x 40)
5) Pastikan gambar dan penjelasan sudah jelas
6) Dokumentasikan hasil pengamatan
7) Lakukan kesemua preparat yang telah disediakan
8) Buat laporan sementaranya dengan memakai pedoman pada atlas histologi yang telah di
siapkan.

8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENGAMATAN

4.1 Hasil Pengamatan dari Mikroskop

1 85 C Hypofise

Perbesaran 10 x 10
2 83 C Parathyroid Gland

Perbesaran 10 x 10
3 66 B Glandula Thyroidea

Perbesaran 10 x 10

4 60 C Pancreas

9
Perbesaran 10 x 10
5 84 C Adrenal Gland

Perbesaran 10 x 10
6 86 C Epiphyse

Perbesaran 10 x 10

4.2 Pembahasan Hasil Pengamatan


Kelenjar endokrin merupakan kelenjar tanpa duktus yang mensintesis hormone-hormon
yang disekresikan ke dalam sirkulasi darah untuk di transportasikan ke seluruh tubuh menuju
organ target. Kelenjar endokrin terdiri dari hipofisa, adrenal, tiroid dan paratiroid, pankreas,
testis, ovarium, dan plasenta
 Hipofisis
Hipofisis (kelenjar pituitaria) terdiri atas dua subdivisi utama, adenohipofisis dan
neurohipofisis. Adenohipofsis dibagi lagi menjadi pars distal (lobus anterior), pars
tuberalis dan pars intermedia. Neurohipofisis dibagi menjadi pars nervesa, infundibalum,
dan eminentia mediana (tidak tampak). Pars tuberalis mengelilingi infundibulum dan
terlihat di atas dan di bawah infundibulum dalam potongan sagital. Infundibulum
menghubungkan hipofisis dengan hipotalamus di dasar otak. Pars distalis mengandung
dua jenis sel utama yaitu sel kromofob (erdecrinocytus chromophobus) dan sel kromolil

10
(endocrtnocytus chromophilus). Klorofil dibagi lagi menjadi asidofil (sin alfa) dan
basefil (sel beta) yang diperlihatkan pada pembesaran yang lebih kuat. Pars intermedia
dan pars nervos membentuk lobus posterior hipofisis. Pars nervosa terutama terdiri dari
akson yang tidak bermeilin dan pituisit penunjang. Suatu kapsul jaringan ikat
mengelilingi pars distalis dan pars nevrosa kelenjar.

 Parathyroid Gland
Tiap kelenjar mempunyai kapsula jaringan pengikat yang tipis membuat septa ke
dalam jaringan kelenjar bersama sama septa ikut pula pembuluh darah dan syaraf. Septa
tidak membagi kelenjar dalam lobuli lobuli yang jelas. Secara histologi kelenjar
paratiroid memiliki 2 jenis sel yang tersusun secara berderet
1) Sel principal ( chief cell)
Disebut chief cell karena sel ini merupakan sel utama pada keenjar
paratiroid. Sel yang mendominasi kelenjar paratiroid ini berbentuk polygonal
kecil/ bulat dengan inti vesicular, sitoplasma asidofilik. Dengan mikroskop
electron dalam sitoplasma tampak granula granula sekretori yang berbentuk
irregular/ tidak teratur dengan diameter 200-400 nm didalam sitoplasmanya.
Dimana granula tersebut mensekresi hormon paratiroid yang berupa
polipeptidedalam bentuk aslinya. Hormon paratiroid itu sendiri fungsinya untuk
mengatur konsentrasi ion Ca dan fosfat di dalam darah. Ada 2 macam sel
principal yaitu, Dark chief cell mempunyai warna sitoplasma yang lebih gelap
dan Light chief cell sitoplasmanya lebih jernih
2) Sel oxyphill
Sel oxyphill memiliki jumlah yang lebih sedikit dan lebih besar dari sel
principal. Bentuk sel polygonal inti lebih kecil dan berwarna lebih gelap.
Sitoplasmanya banyak mengandung granula asidofilik dan terdapat banyak
mitokondria dengan Krista yang berlimpah

 Glandula Thyroidea
Kelenjar tiroid ditandai oleh folikel dengan berbagai ukuran yang terisi oleh koloid
asidofilik. Folikel biasanya dilapisi oleh epitel selapis kuboid yang terdiri dari sel
folikular (prinsipalis). Folikel yang terpotong tangensial tidak memperlihatkan lumen.
Sel-sel folikular menyintesis dan menyereksi hormon tiroid. Pada sediaan histologik
rutin, koloid sering teretraksi dari dinding folikel. Kelenjar tiroid Juga mengandung jenis
sel lainnya yaitu sel parafolikular. Sel ini berupa sel tunggal atau berkelompok di tepi
folikel. Sel parafolikular menyintesis dan menyekresi hormon kalsitonin. Septum
jaringan ikat dari kapsul kelenjar tiroid meluas ke bagian dalam kelenjar dan membagi
lobulus-lobulus. Banyak pembuluh darah, arteriol, venula, dan kapiler terlihat di septum
jaringan ikat dan di sekitar folikel. Di antara masing-masing folikel terdapat sedikit
jaringan ikat interfolikular.

 Pancreas
Pankreas memiliki komponen eksokrin dan endokrin. Komponen eksokrin
membentuk sebagian besar pankreas dan terdiri dari asini serosa dan sel zimogenik yang

11
tesusun rapat dan membentuk banyak lobulus kecil. Lobulus dikelilingi oleh septum
jaringan ikat intralobularis dan interlobularis yang mengandung pembuluh darah, duktus
interlobularis, saraf, dan kadang-kadang, reseptor sensorik yaitu corpusculum
lamellosum (Pacinian corpuscle). Di dalam asni serosa terdapat insula pancreatica (pulau
Langerhans) yang terpisah. Insula pancreatica menunjukkan bagian endokrin dan
merupakan ciri khas pankreas. Setiap asinus pankreatikus terdiri atas sel zimogenik
penghasilan-protein bentukpiramid yang mengelilingi sebuah lumen sentral yang kecil.
Duktus ekskretorius setiap asini terlihat sel sentroasinar yang terpulas-pucat di dalam
lumennya. Produk sekretorik keluar dari asini melalui duktus interkalaris (intralobularis)
yang mempunyai lumen kecil yang dilapisi oleh epitel kuboid rendah. Sel sentroasinar
bersambungan dengan epitel duktus interkalaris.

 Adrenal Gland
Kelenjar adrenal (suprarenalis) terdiri atas korteks di debelah luar dan medula di
sebelah dalam. Kelenjar adrenal dikelilingi oleh kapsul jaringan ikat tebal yang
mengandung cabang pembuluh darah, vena, saraf (kebanyakan tanpa mielin), dan
pembuluh limfe adrenal. Septum jaringan ikat dengan pembuluh darah berjalan dari
kapsul ke dalam korteks. Septum jaringan ikat lainnya membawa pembuluh darah ke
medula. Kapiler sinusoid berfenestra dan pembuluh darah besar ditemukan di seluruh
korteks dan medulla.
Korteks adrenal dibagi lagi menjadi tiga zona konsentrik. Tepat di bawah kapsul jaringan
ikat adalah zona glomerulosa. Sel di zona glomerulosa tersusun menjadi komplek yang
berbentu lonjong dan dikelilingi oleh banyak kapiler sinusoid. Sitoplasma sel ini
berwarna merah muda dan mengandung beberapa butiran lemak.

 Epiphyse
Lempeng epifisis tulang rawan dibagi menjadi lima zona. dimulai dari sisi tulang
rawan epifisis yaitu Resting zone, Proliferative, Hypertrophic cartilage zone, Calcified
cartilage zone dan Ossification zone. Pada tepi lempeng pertumbuhan (periphysis)
terdapat struktur lapisan disebut zona ranvier yang mengelilingi physis tulang tubular.
Lapisan Ini berisi jaringan fibrovaskular, jaringan mesenkimal yg belum terdiferensiasi,
jadingan epiphyisis terdiferensiasi, tulang rawan physis, dan cincin tulang dari Lacroix.
Zona Ranvier bertanggung jawab terhadap pertumbuhan melintang dan cincin
perichondral Lacroix menyediakan dukungan mekanik untuk memperkuat physis. Physis
ini juga terdiri dari komponen noncellular dan matriks. Seluruh kesatuan tersebut adalah
bagian struktural dominan yang mempengaruhi kekuatan physis.

BAB V

PENUTUP

12
Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan praktikum yang di lakukan dapat disimpulkan bahwa
pada setiap organ pada sistem endokrin mempunyai sel-sel penyusun yang berbeda-beda.
Sel-sel tersebut menyusun organ-organ sehingga organ tersebut dapat menjalankan
fungsinya pada masing-masing sistem. Dalam praktikum kali ini sistem urinaria yang di
amati yaitu jaringan hipofisis, kelenjar parathyroid, glandula thyroidea, pancreas, adrenal
gland dan epiphyse.

DAFTAR PUSTAKA
 Eroschenko, V. P. 2015. Atlas Histologi diFiore: Dengan Korelasi Fungsional. Jakarta:
EGC.

13
 Guyton, A. C., Hall, J. E.,. 2014. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
 Sherwood, L. 2014. Fisiologi Manusia : Dari Sel Ke Sistem. Jakarta: EGC
 Tortora, GJ. Derrickson, B. 2017. Principles of Anatomy & Physiology. Jakarta: EGC.
 Sobbota. 2013. Sobotta Atlas Anatomi Manusia. Edisi 23. EEG Penerbit Buku Kedokteran.
Jakarta.

14

Anda mungkin juga menyukai