Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

KARBOHIDRAT

Kelompok 1.4 :

Kezia Adya Nindita (41170107)

Bagus Made Arisudana W.P.S (4117011)

Dewianti Paluta Pongarrang (41170114)

Andrianus Febrian Prasetyo (41110021)

Carolina Devi Santi M (41170122)

I Gede Yuda Sanjaya (41170129)


BAB I

DASAR TEORI

A. Molisch Test

Karbohidrat paling sederhana adalah monosakarida yang dikenal sebagai gula


sederhana.Karbohidrat juga mencakup makromolekul yang disebut polisakarida yang merupakan
polimer tersusun dari blog pembangun. Uji ini didasari oleh reaksi dehidrasi karbohidrat oleh
asam sulfat yang membentuk cincin furfural yang berwarna ungu diantara kedua larutan,hal ini
menunjukkan bahwa larutan tersebut mempunyai gugus monosakarida.Reaksi : 2 ml glukosa + 2
ml α -naftol -> campur kemudian + 2 ml H2SO4

B. Benedict Test

Gula pereduksi merupakan semua gula yang dapat mereduksi dikarenakan memiliki
gugus aldehid atau keton bebas. Aldehid dapat teroksidasi langsung melalui reaksi redoks.
Namun, gugus keton tidak dapat teroksidasi secara langsung. Glukosa, fruktosa, gliseraldehida,
dan galaktosa merupakan monosakarida yang germasuk gula pereduksi. Gula yang tidak
tergolong gula pereduksi memiliki ciri tidak adanya struktur rantai terbuka, sehingga sukar
mengalami proses oksidasi reduksi. Pada polimer glukosa, makromolekulnya dimulai dengan
gula pereduksi. Umumnya gula pereduksi yang dihasilkan sangat berhubungan dengan aktifitas
enzim, dimana saat aktifitas enzim tinggi maka gula pereduksi yang dihasilkan tinggi pula.
Dalam uji benedict ini, saat larutan benedict masih berwarna biru saat direaksikan dengan
glukosa. Namun, setelah larutan dipanaskan selama 5 menit timbul endapan berwarna merah
bata. Setelah didiamkan beberapa saat endapan larutan tersebut turun ke dasar tabung.
Terbentuknya endapan merah bata dikarenakan Cu2+ terkompleks dengan benedict dan
direduksi jadi endapan merah bata. Selain itu endapan merah bata ini juga menandakan reaksi
positif (++++) dikarenakan adanya gugus aldehit pada larutan ini.

C. Seliwanof Test

Uji Selliwanoff’s merupakan uji untuk melihat adanya gugus keton (ketosa) yang apabila
terdapat keton, maka akan menunjukan reaksi positif dengan warna merah. Uji Selliwanoff’s kali
ini menggunakan resorcinol HCl dan monosakarida yaitu fruktosa. Pada uji Selliwanof, ketosa
mengalami dehidrasi oleh HCl pekat dan menghasilkan 4-hidroksimetilfurfural dan dengan
menambah resorcinol sehingga menghasilkan senyawa kompleks berwarna merah (Yazid 2006).
Pemanasan yang dilakukan hanya untuk mempercepat laju reaksi ketika dehidrasi dan
kondensasi membentuk senyawa berwarna merah.

D. Touber Test

Uji touber dilakukan untuk memeriksa adanya kandungan pentosa. Uji touber bereaksi
positif terhadap pentosa dan negatif pada monosakarida lainnya. Reagen touber terdiri atas
larutan 4% benzidin dalam asam asetat glasial. Reaksi pentosa jika dihidrolisis oleh asam asetat
glacial akan menghasilkan turunan karbohidrat atau furfural. Furfural yang terbentuk akan
bereaksi dengan 4% benzidin membentuk senyawa berwarna merah anggur. Karena Arabinosa
termasuk pentosa sehingga reaksi yang diberi positif terhadap reagen Touber.

E. Hidrolisis Sukrosa

Disakarida merupakan gula yang terdiri dari 2 residu monosakarida yang dihubungkan
oleh suatu ikatan glikosida. Disakarida yang penting secara fisiologis adalah maltose, sukrosa,
dan laktosa. Hidrolisis sukrosa menghasilkan campuran glukosa dan fruktosa yang disebut invert
sugar. Karena sukrosa bersifat levorotatorik kuat dan mengubah kerja dekstratatorik sukrosa
yang lebih lemah.

F. Hidrolisis Starch

Fungsi enzim glukoamilase adalah memutuskan rantai cabang (yangtidak terputuskan


oleh enzim amilase)menjadi glukosa.kerja enzim glukoamilase semakin baik dengan didukung
oleh ph4,5 dan suhu 60 derajat , sehingga glukoamilase dapat merubah karbohidrat menjadi
glukosa , dan dapat disimpulkan bahwa besar enzim glukoamilase yang ditambahkan berbanding
lurus dengan kadar glukosa yang dihasilkan. Peningkatan kadar glukosa dipengaruhi oleh lama
waktu yang diperlukan hidrolisa pati menjadi glukosa, hal ini disebabkan karena waktu kontak
antara enzim dan pati sangat lama , kadar glukosa 5,56%,dengan penambahan enzim 0,07 ml dan
lama hidrolisis 5 hari merupakan hasil terbaik yang dapat menjaga ph dan suhu enzim agar tidak
rusak , dan dapat menjalankan aktivitasnya dengan baik

G. Hidrolisis Gummi Arabicum

Gummi Arabicum merupakan bentuk polimer pentosa atau yang biasa disebut arabinosa.
Reaksi : Gummi Arabicum (dipanaskan,ditambah HCl) -> arabinose (didinginkan ) + NaOH -
> dilakukan tes benedict dan test touber.
BAB II

PERSIAPAN PRAKTIKUM

A. Bahan:

1. Larutan napthol 10 %
2. Larutan glukosa
3. H2SO4
4. Kertas lakmus
5. Reagen benedict
6. Larutan fruktosa
7. Larutan pentosa
8. Reagen selliwanof (0.5% resorcinol dalam 5N HCL)
9. Benzidine 4%
10. Larutan cuka
11. Larutan Sukrosa
12. Tymol biru
13. HCl pekat
14. Larutan natrium karbonat (Na2CO3)2%
15. Larutan starch
16. HCl 3N
17. Larutan iodine
18. Larutan gummi arabicum

B. Alat

1. Pipet ukur
2. Tabung reaksi 20 buah
3. Pipet tetes
4. Bunsen spiritus
5. Penjepit tabung
6. Wadah
7. Vortex
8. Water bath
C. Cara Kerja

1. Molisch Test

B. Benedict Test

C. Seliwanof Test

Dipanaskan dengan
1 mL 5 mL
bunzent selama 1
Selliwanof
larutan menit dalam
reagant (0,5%
fruktosa resorcinol keadaan mendidih
dalam 5N HCl)

Reaksi positif
bila berwarna
merah
D. Touber Test

E. Hidrolisis Sukrosa
F. Hidrolisis Starch

Tambahkan 10 ml
larutan starch
1 Tambahkan
3ml HCL 3N

Tambahkan
iodine 1 Masukkan Campur
tetes setiap kedalam menggunakan
3 menit, waterbath vortex
berwarna
seperti
yodium
2 ml larutan + Natrium karbonat 2 % dan 10 tetes dari tabung 1
dari tabung I 2 Timol blue, sampai berubah biru + 5 ml benedict 3

Masukkan ke dalam penangas


dan lihat perubahannya

G. Hidrolisis Gummi Arabicum


BAB III

HASIL PRAKTIKUM

1. Molisch Test

Pada hasil praktikum yang didapat tampak adanya lapisan layer dibawah dan terdapat cincin
ungu diantara kedua larutan.

2. Benedict Test

Pada hasil percobaan terdapat endapan dibawah larutan dan larutan berwarna hijau yang bereaksi
positif.

3. Touber Test

Pada hasil percobaan didapat reaksi positif yang ditandai dengan warna merah anggur.

4. Hidrolisis Sukrosa

Pada hasil percobaan didapat :

A. Tabung I (dipanaskan 30 menit) -> Uji Benedict dengan menambahkan 5 ml benedict


ditambah 10 tetes Tabung I yang dipanaskan. Hasil percobaan : terdapat endapan yang berwarna
merah bata.

B. Tabung II (didiamkan di meja) -> Uji benedict dengan menambahkan 5 ml benedict


ditambah 10 tetes dari tabung yang didiamkan di meja.Hasil dari percobaan : terdapat endapan
yang berwarna merah.

5. Hidrolisis Starch

Pada percobaan hidrolisis starch,setelah percobaan ke 11 pada deopplate larutan starch mentah
berubah menjadi warna yodium setelah dicampur iodine.Hasil yang didapat : gagal pada langkah
: terlalu banyak memasukkan thymol blue.

6. Hidrolisis Gummi Arabicum

Pada percobaan hidrolisis gummi arabicum tidak selesai,hanya sampai pada tahap pengujian
kertas lakmus ( hasil yang didapat kertas lakmus merah berubah menjadi biru ).

7. Selliwanof Test

Pada percobaan Selliwanof Test hasil yang didapat berupa warna cokelat.
BAB IV

PEMBAHASAN

1. Uji Molisch bertujuan untuk mengetahui adanya kandungan karbohidrat. Percobaan ini
menghasilkan cincin berwarna ungu diantara dua larutan yang menunjukkan hasil positif
terdapatnya karbohidrat di dalam glukosa. Pada percobaan yang dilakukan,terdapat lapisan layer
di bawah tabung rekasi setelah ditambahkan 2 ml H2SO4.Terbentuknya cincin berwarna umgu
disebabkan karbohidrat terdehidrasi dengan asam sulfat membentuk furfural yang bereaksi
dengan naphtol yang membentuk cincin berwarna ungu diantara kedua larutan untuk
menunjukkan adanya karbohidrat.

2. Uji benedict bertujuan untuk mengetahui adanya monosakarida dan gula pereduksi. Percobaan
ini menghasilkan endapan berwarna merah bata. Terbentuknya endapan merah bata dikarenakan
Cu2+ terkompleks dengan benedict dan direduksi jadi endapan merah bata. Selain itu endapan
merah bata ini juga menandakan reaksi positif (++++) dikarenakan adanya gugus aldehit pada
larutan ini.

3. Uji Seliwanof. Dalam percobaan kali ini, dapat di buktikan bahwa di dalam Fruktosa terdapat
gugus keton dengan ditandai berubahnya warna merah. Perubahan Fruktosa oleh asam panas
menjadi hidroksimetifurfural dan levulinat yang kemudian berkondensasi membentuk senyawa
komplek berwarna merah bata.

4. Uji tuber menunjukkan reaksi positif terhadap pentosa. Reagen tuber terdiri atas larutan 4%
benzidin dalam asam asetat glacial. Reaksi pentosa dihidrolisis oleh asam asetat glacial menjadi
furfural. Furfural yang terbentuk akan bereaksi dengan 4% benzidin membentuk senyawa
berwarna merah anggur. Hasil percobaan menunjukkan bahwa arabinosa termasuk pentosa,
sehingga memberi hasil reaksi positif terhadap reagen Tuber, yang menunjukkan warna merah
anggur.

5. Dari percobaan yang kami lakukan pada hidrolisis sukrosa, di hasil akhir akan ada 2 tabung
dan kemudian akan di uji benedict, pada hasil akhir uji benedict, tabung pertama ( tabung A )
terdapat endapan merah bata yang merata hal ini di akibatkan karena tembaga sulfat akan
bereaksi dengan sukrosa yang terdiri dari glukosa dan fruktosa sehingga membentuk endapan
merah bata. Hal ini juga terjadi pada B yang di uji benedict tetapi endapan merah bata yang
terjadi lebih sedikit. Saat kami amati hasil percobaan benedictnya endapan merah bata ada di
dasar tabung tetapi lebih sedikit sehingga kami kurang memperhatikan dan menilai bahwa tidak
ada endapan dan menuliskan pada hasil laporan sementara tidak terdapat endapan, tapi pada
evaluasi lagi terdapat endapan merah bata. Reaksi yang terjadi juga sama seperti tabung A. tetapi
hal yang membedakan adalah pada tabung B setelah di tambahkan HCl, kemudian dibiarkan
saja, dan langsung ke tahap uji benedict, berbeda dengan tabung A yang harus dipanaskan
terlebih dahulu.
6. Dari percobaan hidrolisis starch, kami hanya dapat melakukan percobaan sampai pada larutan
starch setiap 3 menit diteteskan ke dalam dropplate dan ditambah 1 tetes iodine sampai warna
berubah menjadi seperti warna yodium. Kami berhasil pada percobaan ke sebelas yang akhirnya
larutan tersebut berubah menjadi warna kuning kecoklatan bening seperto yodium. Setelah itu
kami memasukan 2 ml larutan dari tabung 1 ke dalam tabung 2 dan ditambah natrium karbonat
2% dan timol blue, namun percobaan kami gagal karena kami terlalu banyak memasukkan timol
blue sehingga larutan menjadi berwarna ungu pekat, seharusnya jika percobaan benar maka
larutan akan berwanrna biru.

7. Uji Hidrolisis Gummi Arabicum

Hasil percobaan hidrolisis gummi arabicum dilakukan dengan tujuan mendapatkan gugus gula
dan dapat dibuktikan dengan diuji pada test benedict dan test touber.Pada percobaan yang kami
lakukan,kami tidak bisa menyelesaikan percobaan tersebut.Percobaan yang kami dapatkan
adalah : larutan 4 ml gummi arabicum dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian
ditambahkan 1 ml HCl pekat setelah itu dipanaskan di penangas selama 2 menit.Kemudian
didinginkan dengan air kran,setelah itu diberi 10 tetes larutan NaOH lalu diuji dengan kertas
lakmus.Percobaan yang kami dapat : kertas lakmus berubah warna menjadi biru.Percobaan kami
hanya sampai disitu,belum menguji pada test benedict dan test touber.
BAB V

KESIMPULAN

1. Molisch Test

Pada hasil percobaan larutan terbentuk cincin berwarna ungu diantara kedua larutan yang
membuktikan bahwa pada larutan mengandung karbohidrat.

2. Benedict Test

Pada hasil percobaan, terbentuk endapan berwarna merah bata yang membuktikan bahwa larutan
mengandung karbohidrat seperti pada yang dijelaskan pada dasar teori

3. Seliwanof Test

Dalam percobaan kali ini, dapat di buktikan bahwa di dalam Fruktosa terdapat gugus keton
dengan ditandai berubahnya warna merah. Perubahan Fruktosa oleh asam panas menjadi
hidroksimetifurfural dan levulinat yang kemudian berkondensasi membentuk senyawa komplek
berwarna merah bata.

4. Tuber Test

Pada hasil percobaan, warna cairan berubah menjadi warna merah anggur. Ini membuktikan
bahwa larutan mengandung karbohdirta seperti yang telah dijelaskan pada dasar teori

5. Hidrolisis Sukrosa

Jadi pada hidrolisis sukrosa, kita bisa melihat bahwa sukrosa merupakan gula invert dari glukosa
dan fruktosa, hal ini bisa dilihat reaksinya dengan hidrolisis sukrosa, dan uji test benedict, dan
akan terjadi endapan berwarna merah bata.

6. Hidrolisis Starch

7. Hidrolisis Gumi Arabicum

Dari percobaan yang dilakukan hanya sampai pada pengujian kertas lakmus dengan hasil kertas
lakmus berubah warna menjadi biru dan tidak menguji pada test benedict dan tes touber
dikarenakan pengujian belum selesai.
DAFTAR PUSTAKA

Guyton.2016.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Penerbit Elsevier : Jakarta.

Murray,Robert K,dkk.2012.Biokimia Harper.Penerbit EGC : Jakarta.

Murray,K.R.,Granner,K.D.,Rodwell,V.W.Biokimia harper (29 th ed.) New York : Mc-Graw Hill.

Sherwood, L. (2013). Human Physiology from Cells to Systems (8th ed.). Canada: Cengage
Learning.

Reece,J.B.,Urry,L.A.,Cain,M.L.1.,Wasserman,S.A.,Minorsky,P.V.,Jackson,R.,& Campbell,N.A.
(2014). Campbell biology (10th ed.). USA: Benjamin Cumming

Reece,J.B.,Urry,L.A.,Cain,M.L.1.,Wasserman,S.A.,Minorsky,P.V.,Jackson,R.,& Campbell,N.A.
(2014). Campbell biology (10th ed.). USA: Benjamin Cumming

Anda mungkin juga menyukai