Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN

BIOKIMIA KARBOHIDRAT

KELOMPOK 2.2

OLEH:

Florival Jose X.P. Da Conceicao 41170144

Ormy Abiga Mahendra 41170155

Lucia Vini Puspita Rodja 41170158

Novita Eveline Tjuluku 41170162

Antonius Adhymas Prayogi 41170173

Mega Silvia Immanuela 41170175

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA

YOGYAKARTA

2017
BAB I

DASAR TEORI

Karbohidrat terbentuk dari senyawa yang tersusun atas molekul


karbon, hidrogen dan oksigen, senyawa tersebut memiliki rumus empiris
Cn(H2O) yaitu meliputi karbon yang mengalami hidroksi. Karbohidrat
merupakan salah satu jenis markomolekul yang dibutuhkan oleh setiap
organism sebagai bahan penghasil energi utama. Setiap satu gram
karbohidrat yang dikonsumsi dapat menghasilkan energy sebesar 4 kkal
(kilokalori). Energi hasil oksidasi karbohidrat akan digunakan oleh tubuh
melakukan berbagai fungsinya seperti kontraksi otot. Menurut Murray,dkk
(2012), Karbohidrat dapat diklasifikasikan sebagai monosakarida,disakarida,
polisakarida dan oligosakarida. Berikut adalah penjelasan mengenai klasifikasi
karbohidrat :

1.Monosakarida

Monosakarida merupakan suatu jenis karbohidrat sederhana yang tersusun


dari satu gugus cincin. Glukosa, fruktosa dan galaktosa merupakan
monosakarida yang banyak terdapat didalam sel tubuh manusia.

Glukosa merupakan aldoheksosa,yang juga sering disebut dengan


dekstrosa karena memutar bidang polarisasi ke kanan. Glukosa dapat
dioksidasi dengan pereaksi Tollens, sehingga glukosa sering disebut dengan
gula pereduksi. Glukosa dapat dibentuk dari hidrolisis pati,glikogen dan
maltose. Energi yang dapat diserap tubuh dari glukosa adalah sekitar 80%
dari total karbohidrat yang dikonsumsi, 20% sisanya berasal dari fruktosa
dan galaktosa( Guyton dan Hall,2014)

Galaktosa jarang ditemukan dalam keadaan bebas di alam, karena


monosakarida ini sering dijumpai berkaitan dengan glukosa yang membentuk
laktosa yang terdapat pada susu. Gula pereduksi ini memiliki rasa yang
kurang manis jika dibandingkan dengan glukosa serta galaktosa ini kurang
larut dalam air (Birch,dkk,2012)

Fruktosa merupakan satu-satunya heksulosa yang terdapat dialam.


Fruktosa sering juga disebut dengan levulosa karena memutari bidang

Page 2 of 14
polarisasi kearah kiri. Monosakarida ini merupakan gula termanis, yang dapat
ditemukan pada madu dan buah buahan bersama dengan glukosa. Fruktosa
dapat terbentuk dari hidrolisis sukrosa. Fruktosa juga merupakan salah satu
jenis gula pereduksi (Davidson,dkk,2015)

2.Disakarida

Disakarida merupakan gabungan dari dua molekul monosakarida. Contoh


disakarida adalah laktosa, maltosa, dan sukrosa.

Laktosa merupakan karbohidrat yang terdapat pada susu,yang


tersusun atas dua monosakarida yaitu glukosa dan galaktosa. Proses
hidrolisis laktosa memerlukan enzim laktase (Mahan dan Raymond,2016)

Maltosa merupakan disakarida hasil hidrolisis parsial amilum. Maltosa


tersusun atas molekul α-D-glukosa dan β-D-glukosa. Konfigurasi ikatan
glikosida maltose adalah α karena maltose terhidrolisis oleh α-glukosidase
menjadi dua molekul glukosa (Stoker,2012)

Sukrosa dalam kehidupan sehari-hari dikenal dengan gula tebu atau


gula pasir. Sukrosa tersusun dari molekul glukosa dan fruktosa yang
dihubungkan dengan ikatan 1,2-α. Sukrosa bukan merupakan gula pereduksi
(Stoker,2012)

3.Polisakarida

Polisakarida merupakan karbohidrat yang tersusun atas lebih dari sepuluh


unit monosakarida. Contoh dari polisakarida adalah pati/amilum dan selulosa.
Selulosa merupakan polisakarida yang banyak ditemukan pada dinding sel
tumbuhan. Selulosa ini berupa polimer berantai panjang dan tidak bercabang.
Pada manusia tidak terdapat enzim yang dapat memecah ikatan β-glikosida,
sehingga manusia tidak dapat mencerna selulosa (Huang dkk,2014).

4.Oligosakarida

Oligosakarida merupakan gabungan dari tiga hingga sepuluh


monosakarida. Sebagian besar oligosakarida tidak dapat dicerna oleh enzim
pada tubuh manusia (Murray,dkk,2012).

Page 3 of 14
BAB II

PERSIAPAN PRAKTIKUM

I Bahan-Bahan Percobaan

Napthol Larutan sukrosa

Larutan glukosa Tymol biru

Asam sulfat H2SO4 Larutan natrium karbonat


(Na2CO3) 2%

Reagen Benedict Larutan starch

Larutan Fruktosa HCl 3N

Larutan Pentosa Larutan iodine

Selliwanof Reagen ( 0,5% Larutan gummi arabicum


Resorcinol dalam 5 N HCl )

Benzidine 4% Laeutan cuka glasial

II Jalannya Percobaan

1.Monosakarida

a. Molisch test

-2 ml glukosa + 2 tetes alpha napthol 10%(reagen molisch)

- 2 ml H2SO4 (melalui dinding tabung)

-Terdapat cincin violet/ungu diantara 2 larutan,menandakan positif


karbohidrat

Page 4 of 14
b. Benedict test

- 5 ml reagent benedict+0,5 ml/10 tetes larutan glukosa

- lalu dikocok

-tambah H2SO4 lewat dinding

- panaskan pada air mendidih selama 5 menit

- Hasil positif : Hijau, Merah, Orange dan Merah bata dan endapan
berwarna merah bata

c. Selliwanof test

- 5 ml selliwanof reagent + 1 ml larutan fruktosa

- lalu dikocok menggunakan vortex selama 30 detik

- dipanaskan di bunsen mendidih selama 30 detik

- Hasil positif berwarna merah

d. Touber test

- 0,5 ml benzidine/10 tetes benzidine + 1 tetes larutan pentosa

- panaskan didalam penangas selama 1 menit

- setelah itu dinginkan dengan air mengalir

- Reaksi positif : Merah Anggur

Page 5 of 14
e. Hidrolisis Sukrosa

- 5 ml sukrosa + 1 tetes tymol blue (campur hingga berwarna biru),


kemudian tambahkan 5 tetes HCl encer, sampai warna pink

- dibagi menjadi ke 2 tabung , tabung I hanya ditambahkan Na2CO3


2% (harus sampai biru) dan tabung II (dipanaskan selama 30 menit di
dalam waterbath), kemudian dinginkan tabung II dengan air mengalir
setelah itu tambahkan Na2CO3 2% sampai berwarna biru)

-Kemudian siapkan 2 tabung baru yang sudah diisi dengan 5 ml


benedict, pada tabung III tambahkan 10 tetes larutan tabung I dan
pada tabung IV tambahkan 10 tetes larutan tabung II, Setelah itu
masukan tabung III dan tabung IV kedalam penangas selama 5 menit,
lihat perubahan warna yang terjadi dan endapannya

Tabung III Tabung IV

f. Hidrolisis Starch

- 10 ml larutan starch+3 ml HCl 3N kemudian campur menggunakan


vortex,kemudian didihkan tabung dalam waterbath

- setiap 3 menit sekali, teteskan larutan pada tabung yang berada


pada waterbath dan ditambahkan 1 tetes 0,01N iodine pada dropplet
sampai berubah warna menyerupai warna iodine.

- jika warna telah berubah, ambil larutan pada waterbath

- sediakan tabung reaksi baru dan beri 2ml larutan yang sebelumnya
berada di waterbath dan tambahkan tymol blue

Page 6 of 14
- setelah itu teteskan natrium karbonat 2% hingga larutan berwarna
biru dan tes benedict

g. Hidrolisis Gummi Arabicum

- pada tabung reaksi beri 4ml larutan gummi arabicum dan


ditambahkan HCl , kemudian lalu di campur di Vortex

- lalu letakan di penangas selama 2 menit dan setelah itu dinginkan


dengan air menggalir.

- ambil 2ml larutan dan ditambahkan 10 tetes NaOH 40%

- ambil 2 tabunng baru pada tabung I dimasukan 5ml benedict dan 10


tetes larutan sebelumnya dan masukkan di dalam penangas selama 1
menit.

- pada tabung II masukan 0,5 larutan touber dan 1 tetes larutan


sebelumnya dan masukan penangas selama 5 menit.

Tabung I Tabung II

Page 7 of 14
BAB III

HASIL PRAKTIKUM

1) Monosakarida
a) Molisch test
Pada hasil akhir percobaan molisch ialah terbentuk cincin
berwarna violet atau ungu diantara larutan ,pada warna larutan
bagian dasar terlihat bening dan ditengah terdapat cincin yang
berwarna violet kemudian pada permukaan larutan berwarna
putih keruh.

b) Benedict test
Pada hasil akhir terlihat larutan yang berwarna biru terdapat
endapan yang berwarna merah bata

c) Selliwanof test
Pada hasil akhir percobaan terlihat adanya perubahan warna
larutan menjadi warna merah

d) Touber test
Pada hasil akhir percobaan ialah larutan berubah warna menjadi
warna merah anggur

Page 8 of 14
e) Hidrolisis sukrosa
Pada hasil akhir percobaan hidrolisis sukrosa ialah terdapat
perubahan warna pada tabung test benedict II yang ditambahkan
dengan tabung hidrolisis sukrosa II yang sudah dipanaskan 30
menit yang semula biru menjadi merah bata

Sedangkan pada tabung I tidak ada perubahan warna karena


ditambahkan dengan tabung hidrolisis sukrosa I yang tidak
dipanaskan

f) Hidrolisis starch
Pada hasil akhir percobaan ini terlihat adanya endapan berwarna
merah karena kami hanya sampai di menambahkan larutan
natrium karbonat tidak sampai hasil akhirnya

g) Hidrolisis gummi arabicum


- Pada hasil akhir percobaan dari 5mL benedict dan 10 tetes
larutan yang dicek kertas lakmus pada bagian dasar tabung
terbentuk endapan merah bata

- Kemudiaan dari hasil percobaan 0,5 mL tuber ditambahkan 1


tetes larutan yang sudah dicek kertas lakmus sehingga terlihat
adanya endapan merah bata

Page 9 of 14
BAB IV

PEMBAHASAN
a. Molisch Test
Uji ini dites positif. Pada saat glukosa ditambahkan dengan asam kuat,
glukosa akan menjadi senyawa furfural. Furfural dan phenol dapat
dikondensasi satu dengan yang lain. Pada percobaan ini cincin ungu tersebut
merupakan hasil kondensasi antara furfural dengan alphanaftol.

b. Benedict Test
Uji benedict ini bertujuan untuk menemukan gula pereduksi yang merupakan
gula dengan kemampuan mereduksi karena adanya gugus aldehid atau
keton. Larutan glukosa yang dicampur dengan reagen benedict tidak
mengalami perubahan warna.Namun, setelah dipanaskan dapat ditemui
endapan warna merah. Hal ini dikarenakan Cu2+ terkompleks dengan
benedict dan direduksi jadi endapan merah bata. Karena menunjukkan
adanya gugus aldehidpadalarutanini.

c. Seliwanof Test
Uji ini bertujuan untuk mengetahui adanya karbohidrat dengan gugus ketosa.
Ketika reagen dicampur dengan larutan fruktosa tidak mengalami perubahan
warna. Setelah dipanaskan larutan berubah warna menjadi merah. Ini
merupakan hasil kondensasi resorsinol dalam reagen. HCl yang dikandung
dalam reagen seliwanof ini mendehidrasi larutan fruktosa yang dimasukkan
menjadi hidroksifulfural sehingga furfural mengalami kondensasi setelah
penambahan resorsinol membentuk larutan yang berwarna merah. Sama
halnya dengan ketosa atau keton yang akan menghasilkan turunan fulfural
setelah dikondensasikan dengan resorsinol. Sehingga perubahan warna pada

Page 10 of 14
reaksi ini menjadi warna merah. Ini menunjukkan bahwa larutan fruktosa
merupakan karbohidrat yang memiliki gugus fungsi keton.

d. Touber Test
Uji touber dilakukan untuk mengidentifikasi adanya kandungan pentosa. Uji
touber menunjukkan hasil positif pada pentose. Pada percobaan larutan
menghasilkan warna merah anggur, menunjukkan hasil positif, yang berarti
larutan memang mengandung pentose.

e. Hidrolisis Sukrosa

Pada percobaan ini sukrosa berfungsi sebagai bahan uji ,tymol biru berfungsi
sebagai indikator pH dan HCl berfungsi sebagai asam yang menghidrolisis
disakarida menjadi monosakarida. Pada hidrolisis sukrosa, sukrosa
terhidrolisis oleh asam dan pemanasan yang akan menghasilkan dua jenis
monosakarida, yaitu glukosa dan fruktosa yang ditandai dengan uji Benedict,
yang menghasilkan hasil positif (+). Uji benedict disini berfungsi untuk
mengetahui salah satu sifat glukosa yaitu sebagai gula pereduksi.

f. Hidrolisis Starch

Pada percobaan ini kita menguji kandungan glukosa pada larutan starch
dengan menambahkan HCl 3N dididihkan dan mengamati perubahan dengan
menambahkan iodine dan diukur ada tidak kandungan glukosa pada larutan
starch dengan melakukan test benedic.

g. Hidrolisis Gummi Arabicum

Pada hidrolisis Gummi Arabicum larutan gummi arabicum dicampurkan


dengan HCl yang berfungsi sebagai asam untuk menghidrolisis Gummi

Page 11 of 14
Arabicum. Kemudian dipanaskan yang bertujuan untuk memecah molekul
menjadi lebih kecil agar nantinya lebih mudah untuk dihidrolisis. Setelah itu
didingankan di bawah air keran yang mengalir dan juga setelahnya
ditambahkan NaOH dengan tujuan untuk menghentikan proses hidrolisis
saat dipanaskan tadi. Setelah itu di tambahkan reagen Touber untuk
mengidentifikasi kandungan Gummi Arabicum, dan hasilnya positif karena
terjadinya perubahan warna pada larutan Gummi arabicum dimana warnanya
menjadi merah bata. Selain ditambahkan reagen Touber pada gummi
arabicum juga ditambahkan reagen Benedict untuk mencari atau mendeteksi
adanya gula pereduksi seperti disakarida yang telah terhidrolisis pada Gummi
Arabicum hasil yang didapatkan juga positif karena cairan gummi arabicum
terdapat adanya endapan yang berwarna merah bata pada dasar tabung
reaksi.

Page 12 of 14
BAB V

KESIMPULAN

1. Hasil positif pada percobaan Molisch adalah terbentuknya cincin ungu


yang menandakan didalam glukosa mengandung Karbohidrat.
2. Pada uji Benedict dapat disimpulkan bahwa didalam glukosa
mengandung gula pereduksi sehingga terbentuk endapan merah bata.
3. Pada uji Seliwanoff dibuktikan dengan terbentuknya senyawa
kompleks bewarna merah pada fruktosa dan sesuai teori larutan
mengandung ketosa.
4. Warna merah anggur yang terbentuk pada percobaan Touber
menunjukan adanya pentosa dari arabinosa.
5. Pada uji hidrolisis sukrosa kita mengetahui bahwa adanya endapan
pada kedua tabung , bahwa sifat glukosa yaitu sebagai gula pereduksi.
6. Pada uji hidrolisis Starch seharusnya positif membentuk endapan
berwarna merah. Akan tetapi pada percobaan kami belum terseleikan.
7. Pada hasil percobaan hidrolisis Gummi Arabicum, terbentuk endapan
saat dilakukan uji benedict dan uji touber yang menandakan Gumi
Arabicum hasil uji poisitif, mempunyai senyawa gula pentosa

Page 13 of 14
DAFTAR PUSTAKA

Brich, G.G., Blakebrough, N., dan Parker, K. J. (2015). Enzymes and


food Processing. Springer Science amd Buisness Media: Jerman.

Choudhary, Santosh 2016. Biochemical Test of Different Food Products


Used Frequently by The Human Population.

Craig, N.L., Fix, O.C., Green, R., Greider, C., Stroz, G., dan Wolberger,
C. (2014). Molecular Biology Srcond Edition. Oxford University
Press: UK.

Davidson, A., Milan, A., Philips, S., dan Ranganath, L. (2015). Eureka:
Biochemistry and Metabolism. JP Medical Ltd: London.

Guyton, A.C., dan Hall, J.E. (2014). Guyton dan Hall Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran Edisi Keduabelas. Saunders Elsever. Singapura.

Huang, J,. Chang, P.R., Lin, N., dan Dufresne, A. (2014).


Polysacchraide-Based Nanocrystals Chemistry and Applications.
John Wiley and Sons: New Jersey.

Mahan, L.K., dan Raymond, L.K. (2016). Krause’s food and nutrition
care process. Elsevier 14th edition. Canada

Marks, Dawn B. 2012. Biokimia Kedokteran Dasar. Sebuah Pendekatan


Klinis

Stoker, H.S. Organic dan Biological Chemistry Sixth Edition.


Brooks/Cole: Belmont.

Marray, Robert K. (2016). Biokimia Harper, ed.29. Buku Kedokteran


EGC.

Page 14 of 14

Anda mungkin juga menyukai