Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkatnya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan dengan judul
“Perilaku Profesi Dokter”. Dalam laporan ini, penulis membahas tentang
bagaimana bersikap dan berperilaku sebagai seorang dokter yang berperan
dalam menjaga kualitas hidup manusia.

Dalam penyusunan laporan ini, penulis mengucapkan terimakasih


kepada :

1. dr. The Maria Meiwati Widagdo, Ph.D selaku dosen pengampu materi.
2. Teman-teman yang telah memberikan berbagai saran dan masukkan.

Penulis berharap semoga laporan ini dapat berguna dan memberi edukasi
tentang perilaku profesi dokter kepada pembaca. Penulis mengetahui bahwa
selama penyusunan laporan ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis
menerima kritikan, saran, dan masukkan dari pembaca agar kami dapat
menyusun laporan kedepannya dengan lebih baik.

Yogyakarta, 24 Agustus 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar ……………………………………………………………...…i

Daftar isi ……………………………………………...……………………….ii

Bab I Pendahuluan ……………………………………………………………1

1.1. Latar belakang ………………………………………………….....1


1.2. Rumusan Masalah ………………………...…………………....…2
1.3. Tujuan …………………………………………………………….2

Bab II Tinjauan Pustaka ………....…………………………………………….3

2.1. Pengertian Profesional ……………………………………………3

2.2. Tujuan perilaku professional ……………………………………...3

2.3. Faktor-faktor pendukung perilaku professional …………………..4

2.4. Faktorfaktor penghambat perliaku professional ………………….5

2.5. Kewajiban dokter terhadap pasien ……………………………......6

Bab III Pembahasan …………………………………………………………...7

Bab IV Kesimpulan …………………………………………………………..11

Daftar Pustaka ………………………………………………………………..12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut kamus Dorland dokter adalah praktisi


kesehatan.Seseorang yang lulus dari sekolahan kedokteran, esteopati,
ilmu kedokteran gigi, kiropraktik, optometri, podiatry, ilmu kedokteran
hewan, dan mempunyai izin untuk praktik. Dan menurut KBBI, dokter
adalah lulusan pendidikan kedokteran yang ahli dalam hal penyakit dan
pengobatannya. Profesi dokter sangat digemari dan dibanggakan oleh
semua kalangan masyarakat. Dokter memiliki tanggung jawab besar
dalam menyelamatkan pasien. Oleh karena itu dokter sangat dibutuhkan
oleh masyarakat karena seiring berjalannya waktu, penyakit semakin
beragam dan kompleks.
Berperilaku dan beretika baik merupakan syarat utama yang
harus dimiliki sebagai seorang dokter. Namun, dalam pelaksanaannya
saat ini masih terdapat beberapa dokter yang kurang dalam hal
berperilaku dan beretika dengan baik. Dibutuhkan wawasan tentang
bagaimana perilaku profesi dokter secara profesional (profesionalisme).
Terlepas dari profesinya, dokter juga melaksanakan hak dan
kewajiban seperti warga negara karena seorang dokter juga merupakan
warga negara. Oleh karena itu, dokter juga dituntut untuk memiliki
perilaku profesional yang baik.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana perilaku profesional seorang dokter?
2. Mengapa seorang dokter harus memiliki perilaku profesional?
3. Bagaimana contoh penerapan perilaku profesional seorang dokter?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui perilaku profesional seorang dokter.
2. Mengetahui alasan seorang dokter harus memiliki perilaku
profesional.
3. Mengetahui contoh penerapan perilaku profesional seorang dokter.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Profesional


a) Menurut KBBI
“bersangkutan dengan profesi”, “memerlukan kepandaian
khusus untuk menjalankannya”, “mengharuskan adanya
pembayaran untuk melakukannya”.
b) Menurut Penelitian
Profesionalisme dalam kedokteran merupakan kemampuan
seorang dokter untuk melakukan pertimbangan spesifik serta
memiliki sikap perilaku yang bertanggung jawab dan bertindak
berdasarkan kemampuan clinical reasoning (UGM)
c) Menurut ahli Soedijarto
Profesionalisme adalah perangkat atribut-atribut yang
diperlukan guna menunjang suatu tugas agar sesuai dengan
standar kerja yang diinginkan

2.2 Tujuan Perilaku Profesional


a) Menjadikan tenaga medis lebih manusiawi yang memiliki
kematangan intelektual dan emosional.
b) Memberikan pelayanan medis yang kompeten dengan kebebasan
teknis dan moral sepenuhnya yang dilandasi rasa cinta kasih.
c) Agar senantiasa bersikap jujur dalam berhubungan dengan
pasien dan sejawatnya untuk meningkatkan kualitas hidup
seseorang.
d) Selalu memperhatikan kepentingan umum dan memperhatikan
semua aspek pelayanan kesehatan yang menyeluruh.

3
e) Setiap dokter senantiasa mengikuti perkembangan imu
pengetahuan dan teknologi kedokteran.

2.3 Faktor-faktor Pendukung Perilaku Profesional


a) Altruisme
Altruisme adalah suatu faham yang menaruh perhatian
pada orang lain lebih dibanding diri sendiri.
b) Kompeten
Kompeten adalah ketrampilan secara konsisten yang
diperlukan seseorang untuk memberikan kinerja yang sesuai
dengan pekerjaannya.
c) Integritas
Prinsip seorang dokter yang diterapkan dalam setiap
tindakan.
d) Performa
Seberapa baik seseorang dalam melakukan sebuah
aktivitas atau pekerjaan tertentu
e) Menghormati orang lain dan humanis
Humanis adalah orang yang memperjuangkan
terwujudnya kualitas hidup yang lebih baik berdasarkan asas
kemanusiaan.
f) Komitmen
Komitmen adalah sebuah bentuk dedikasi (kewajiban)
yang mengikat seseorang baik kepada diri sendiri, orang lain,
atau tindakan tertentu.
g) Autonomi

Dalam prinsip autonomi seorang dokter wajib


menghormati martabat manusia selayaknya mereka memiliki hak
asasi manusia sehingga pasien diberikan hak untuk berfikir secara
logis dan membuat keputusan.
4
h) Non-Malficence
Suatu prinsip dimana seorang dokter tidak melakukan
perbuatan yang memperburuk keadaan pasien atau memilih
pengobatan yang paling kecil resikonya terhadap pasien.
i) Keadilan
Suatu prinsip dimana seorang dokter memperlakukan
pasien layaknya manusia seutuhnya tanpa memandang segala
perbedaan.
j) Komunikasi
Penyampaian dan penerimaan pesan dari seseorang
kepada orang lain yang kemudian akan menjadi suatu bentuk
informasi tertentu.

2.4 Faktor-faktor Penghambat Perilaku Profesional


a) Beban kerja berlebihan
Tanggung jawab seorang dokter yang terlalu banyak
mengakibatkan penurunan tingkat etos kerja baik secara fisik
maupun emosi.
b) Materi
Penghasilan yang tidak sesuai keinginan terkadang
membuat perilaku professional dokter menurun.
c) Peralatan Medis Tidak Memadai
Peralatan medis adalah sarana dan prasarana pendukung
pelayanan dan perawatan serta pengobatan sehingga menyulitan
dokter dalam menangani pasien.
d) Sifat dan Kepribadian Pasien
Sifat pasien yang kurang kooperatif dengan dokter dapat
mempersulit komunikasi antar pasien dan dokter sehingga dokter
harus lebih ekstra dalam menangani pasien tersebut.

5
2.5 Kewajiban Dokter Terhadap Pasien
a) Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas berdasarkan cinta kasih.
b) Setiap dokter wajib memepergunakan segala ilmu dan
keterampilannya dalam meningkatkan kualitas hidup manusia.
c) Setiap dokter wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk
senantiasa berhubungan dengan keluarganya dan beribadat sesuai
dengan keyakinannya.
d) Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang
diketahuinya tentang pasien sesuai dengan kesepakatan bersama.
e) Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat dimanapun
dan kapanpun.
f) Setiap dokter senantiasa berhati hati dalam mendiagnosa segala
penyakit yang diderita pasien.

6
BAB III

PEMBAHASAN

Sikap dan perilaku menjadi standar dalam profesionalisme di dunia


kedokteran karena hal tersebut adalah bagian yang tampak dan dapat diamati.
Sikap merupakan tendensi seseorang untuk bereaksi dan beraksi terhadap suatu
objek dan kejadian. Pembentukan sikap dapat dipengaruhi oleh informasi yang
diperoleh, sehingga nilai-nilai yang baik seperti agama, kearifan lokal, etika, dan
moral, serta aturan diharapkan dapat membentuk sikap yang baik pula.1

Perilaku professional seorang dokter merupakan tindakan yang wajib


dilakukan sesuai dengan standar etika yang berlaku.2 Penguasaan perilaku
3,
professional dimulai sejak awal masuk pendidikan kedokteran, pembelajaran
dalam profesionalisme kedokteran meliputi tahap pendidikan akademis dan
rotasi klinik 4, pembelajaran di awal pendidikan meliputi pengenalan pada
profesi dan kode etik kedokteran, dan dilanjutkan dengan metode yang
memfasilitasi penguasaan ketrampilan.

Contoh perilaku profesional seorang dokter ditunjukan dalam hal seperti


pelayanan yang tepat dan ramah ketika berhadapan dengan pasien tanpa
memandang segala perbedaan yang ada, melihat dari sudut pandang dokter dan
pasien untuk mencegah adanya kesalahpahaman diantara mereka, menerapkan
sikap jujur dalam pelayanan untuk meningkatkan rasa kepercayaan pasien
terhadap dokter, melakukan komunikasi verbal non-verbal dengan baik dan tepat
pada pasien untuk meningkatkan rasa nyaman bagi pasien, menghormati dan
menghargai pasien dan rekan kerja sesama dokter maupun tenaga kerja medis
lainnya seperti perawat, apoteker, teknisi medis, dan lainnya yang berada di
lingkungannya.

Seorang dokter harus memiliki sifat profesional agar tingkat mutu


pelayanan meningkat, sehingga dalam pekerjaannya dokter semakin dipercaya

7
dan dapat diandalkan. Sudut pandang yang dapat dinilai dalam perilaku
profesional dokter dimulai saat dokter melakukan interaksi kepada rekan-rekan
di lingkungannya, contohnya tentang bagaimana cara ia memberi tanggapan dan
menerima tanggapan , bagaimana cara ia berperilaku, hingga bagaimana cara ia
berpakaian. Begitu pula halnya dengan bagaimana seorang dokter melakukan
interaksi dengan pasiennya, contohnya dapat dinilai ketika seorang dokter
menyambut pasien dengan ramah, memperkenalkan diri, membuka
pembicaraan, menanggapi keluh kesah pasien dengan rasa ketertarikan pada
topik, melakukan pemeriksaan fisik, mendiagnosa penyakit pasien dengan tepat,
menjelaskan penyakit yang diderita pasien dengan bahasa yang mudah dipahami
bagi pasien, menjelaskan cara konsumsi obat yang telah diresepkan dengan baik
dan jelas sehingga pasien dapat dengan mudah mengerti dan mengonsumsinya
sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh dokter, hingga bagaimana cara
dokter untuk menyampaikan rasa terima kasih kepada pasien atas kepercayaan
yang telah pasien berikan kepada dokter.

Dalam kasus profesionalitas, perlu diperhatikan faktor faktor seperti


kondisi kesehatan pasien yang perlu diberikan penanganan langsung atau harus
dirujuk ke rumah sakit atau klinik dengan fasilitas yang lebih baik dan lengkap
sesuai dengan kebutuhan yang pasien perlukan. Tingkat etos profesionalitas
kerja seorang dokter juga membutuhkan faktor cepatnya penanganan dalam hal
emergency karena hal itu sangat berkaitan dengan keselamatan jiwa seorang
pasien.

Dokter yang profesional juga harus memiliki sikap yang berani untuk
mengambil sebuah keputusan maupun tindakan dengan cepat. Dokter seringkali
dihadapkan dengan kondisi dimana ia harus memutuskan nasib nyawa pasien
ditangannya akan seperti apa dan seringkali menimbulkan dilema yang cukup
besar, sehingga dokter harus bisa berpikir cepat dan tepat dalam tanggung
jawabnya.

8
Seorang dokter juga harus dapat menjaga emosi ketika memberi
pelayanan kepada pasien. Hal ini merupakan etika paling dasar dalam pekerjaan
seorang dokter. Seorang dokter yang profesional harus dapat mengendalikan
emosi pribadi dalam memberikan pelayanan ketika berhadapan dengan pasien.
Dengan dokter menjaga emosi ketika memberi pelayanan, dapat memberikan
efek rasa nyaman antara pasien dan dokter. Dalam sudut pandang dokter,
seorang dokter dapat memberikan pelayanan lebih tepat dan tidak tergesa – gesa
dalam mengambil tindakan maupun keputusan. Sedangkan dalam sudut pandang
pasien, dengan dokter menjaga emosi dalam memberikan pelayanan pasien lebih
merasa nyaman diberi pelayanan oleh seorang dokter. Seorang pasien juga tidak
merasa tertekan dan takut ketika diberi pelayanan oleh seorang dokter.

Menjadi seorang dokter perlu memerhatikan apa saja yang dikatakan


oleh pasien dalam hal ini dokter juga menjadi pendengar yang aktif tanpa
memandang darimana pasien itu berasal. Bukan perkara hal yang mudah untuk
menerima semua keluhan pasien secara detail karena dilain sisi pasien juga
memiliki keinginan sendiri. Misalnya seorang pasien memiliki suatu penyakit
yang biasa disembuhkan menggunakan obat tradisional secara turun temurun
sesuai dengan kepercayaan mereka. Dalam hal ini seorang dokter juga harus
mempertimbangkan, mendiagnosa suatu penyakit, serta memberikan saran
bagaimana pengobatan yang sebaiknya dilakukan kepada seorang pasien tanpa
menyalahkan kebiasaan atau kepercayaan pasien. Oleh karena itu seorang dokter
juga harus menjaga setiap perkataan atau saran yang akan diberikan kepada
pasien.

Seorang dokter juga harus mengikuti bagaimana perkembangan ilmu


dalam dunia medis atau kesehatan sebagaimana mestinya sesuai dengan fitrah
dan kemempuan dokter tersebut. Hal ini dikarenakan sebuah ilmu pasti tidak
akan pernah ada habisnya dan akan selalu berevolusi seiring dengan
berkembangnya zaman. Entah itu tentang penemuan penyakit baru atau
penemuan obat-obatan terbaru, hingga alat-alat medis yang baru baru

9
dikembangkan dalam menunjang peningkatan kualitas dalam dunia medis.
Tentang berbagai penemuan baru itu, hendaknya dipelajari lebih dahulu
bagaimana sifat dari segala pendapat berbagai pusat ilmu kedokteran, karena
dalam kode etik melarang mempergunakan serta menyiarkan usaha dari hasil
orang lain tanpa menyebutkan sumbernya.

Seorang dokter profesional juga harus memiliki sifat Altruisme atau


selalu mengupayakan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi. Apabila
terdapat hal yang genting dan penting seorang dokter harus segera
melakukannya saat itu juga tanpa menunda dan tanpa mementingkan urusan
diluar itu. Apabila ada sesuatu yang penting namun tidak terlalu genting, seorang
dokter dapat memutuskan kapan kita harus melakukannya. Ketika ada suatu
kasus yang dinilai genting namun tidak terlalu penting, seorang dokter berhak
untuk menunda kasus tersebut. Apabila opsi terakhir seperti hal yang tidak
penting dan tidak genting terjadi, seorang dokter berhak untuk mengabaikannya
untuk beralih ke hal lain yang dinilainya lebih penting untuk dikerjakan.

10
BAB IV

KESIMPULAN

Perilaku profesional seorang dokter meliputi segala pengetahuan dan


etika yang dilakukan oleh seorang dokter dalam berbagai tindakan termasuk
menangani suatu pasien. Hal ini jelas sangat dibutuhkan sebagai dasar dalam
bertindak oleh setiap dokter dalam menunjang kualitas hidup manusia yang
dirawatnya agar menjadi lebih baik. Seorang dokter wajib mempunyai rasa
bertanggung jawab dan mampu membuat setiap keputusan dengan kritis
berdasarkan cinta kasih terhadap sesama tanpa membedakan darimana dan
bagaimana kondisi orang tersebut.

Kami berharap bahwa kedepannya tingkat profesionalitas seorang dokter


yang telah kami jelaskan dapat terus meningkat kearah yang lebih baik dan dapat
selalu diterapkan oleh seluruh dokter dimanapun ia berada. Dalam hal ini
pengetahuan memang sangat penting untuk menunjang pendidikan
profesionalitas seorang dokter, namun etika merupakan poin utama yang seorang
dokter butuhkan untuk faktor sosialnya dan penerapan pengetahuan tersebut.

11
BAB V

DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Dokter Indonesia. (2012). Kode Etik Kedokteran Indonesia. Tersedia


di: http://www.idionline.org/wp-content/uploads/2013/06/KODEKI-Tahun-
2012.pdf [diakses 15 Aug. 2018].

Rifardi,D., Afandi, D., Andrini F. (2017) Penerapan nilai Kode Etik


Kedokteran Indonesia pada era Jaminan Kesehatan Nasional di Kabupaten
Rokan Hilir. JOM FK .4(1). Tersedia di:
https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFDOK/article/view/12989/12631 [diakses
15 Aug. 2018].

Purnamasari, C, Claramita, M & Prabandari, Y, 2015, Pembelajaran


Profesionalisme Kedokteran Dalam Persepsi Instruktur dan Mahasiswa, vol. 4,
hh.22-26.

Tim Biofar, 2019, Pengertian Ilmu Kedokteran dan Lika-liku Kuliah di


Jurusan Ini, [diakses 25 Agustus 2019], www.biofar.id.

Wicaksono, A. (2015) Hubungan antara perilaku profesional dokter di awal


pemeriksaan dan kepuasan pelayanan dokter. MKA, 37 (1). Tersedia di:
http://jurnalmka.fk.unand.ac.id/index.php/art/article/view/197/192

12

Anda mungkin juga menyukai