Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA KARBOHIDRAT

Kelompok 3.3

1. Anglicia Lovelin Handoko (41180286)


2. Effie Ang Supono (41180289)
3. Cesilia Cristabel Yasmine Putri Adi (41180290)
4. Greatavia Meanda Leslie (41180291)
5. Inne Nove Josua Sidauruk (41180292)
6. Aria Damar Wisesa (41180305)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA YOGYAKARTA
NOVEMBER 2018

1
BAB I
DASAR TEORI

Karbohidrat merupakan salah satu zat gizi yang diperlukan oleh


manusia yang befungsi untuk menghasilkan energi bagi tubuh manusia.
Karbohidrat sebagai zat gizi merupakan nama kelompok zat-zat organik
yang mempunyai struktur molekul yang berbeda-beda, meski terdapat
beberapa persamaan dari sudut kimia dan fungsinya. Semua karbohidrat
terdiri atas unsur Carbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O). (Siregar,
2014)
Karbohidrat terdiri atas karbohidrat sederhana dan karbohidrat
kompleks. Berikut, penjelasan karbohidrat sederhana dan karbohidrat
kompleks.
Karbohidrat sederhana terdiri atas:
a. Monosakarida
Monosakarida berasal dari bahasa Yunani – monos: satu, sacchar:
gula. Monosakarida memiliki struktur CH 2O. Berdasarkan posisi karbon,
monosakarida dibagi 2: Aldosa dan ketosa. Selain berdasarkan posisi
karbon, ada tiga jenis monosakarida yang mempunyai arti gizi yaitu,
glukosa, fruktosa dan galaktosa. Monosakarida, khususnya glukosa,
merupakan sumber utama nutrisi untuk sel.

Berikut gambar monosakarida :

b. Disakarida
Disakarida merupakan gabungan 2 molekul monosakarida oleh
ikatan glikosidik melalui reaksi dehidrasi. Ada tiga jenis disakarida yang
mempunyai arti gizi yaitu, sukrosa, maltosa dan laktosa. (Campbell, 2017)

2
c. Oligosakarida.
Oligosakarida terdiri atas polimer dari dua hingga sepuluh
monosakarida. Sebetulnya disakarida termasuk dalam oligosakarida,
tetapi karena peranannya dalam ilmu gizi sangat penting maka dibahas
secara terpisah.
Karohidrat kompleks terdiri atas:
a. Polisakarida. Jenis polisakarida yang penting dalam ilmu gizi
adalah pati, dekstrin, glikogen dan polisakarida nonpati. Pati merupakan
karbohidrat utama yang dikonsumsi manusia dan berasal dari tumbuh-
tumbuhan. Pati terutama terdapat dalam padi-padian, biji-bijian dan umbi-
umbian. Proses pemasakan pati disamping menyebabkan pembentukan
gel juga akan melunakkan dan memecah sel, sehingga memudahkan
pencernaannya. Dalam proses pencernaan, semua bentuk pati dihidrolisis
menjadi glukosa. Pada tahap petengahan akan dihasilkan dekstrin dan
maltosa. Dekstrin, merupakan produk antara pada pencernaan pati atau
dibentuk melalui hidrolisis parsial pati.
Glikogen, dinamakan juga pati hewan karena merupakan bentuk
simpanan karbohidat di dalam tubuh manusia dan hewan, yang terutama
terdapat di dalam hati dan otot. Dua pertiga bagian dari glikogen disimpan
di dalam otot dan selebihnya dalam hati. Glikogen dalam otot hanya dapat
digunakan untuk keperluan energi di dalam otot tersebut, sedangkan
glikogen dalam hati dapat digunakan sebagai sumber energi untuk
keperluan semua sel tubuh.
b. Polisakarida nonpati/ Serat. Serat mendapat perhatian karena
peranannya dalam mencegah bebagai penyakit.
Fungsi karbohidrat di dalam tubuh:
a. Sumber energi.
b. Pemberi rasa manis pada makanan.
c. Penghemat protein.
d. Pengatur metabolisme lemak.
e. Membantu pengeluaran feses.
Terdapat beberapa uji karbohidrat yang dapat dilakukan
diantaranya:
a. Uji molisch
b. Uji benedict
c. Uji seliwanoff
d. Uji touber
e. Hidrolisis sukrosa
f. Hidrolisis starch
g. Hidrolisis gummi arabicum

3
BAB II
PERSIAPAN PRAKTIKUM

Alat :

 Tabung reaksi  Vortex


 Rak tabung reaksi  Label
 Gelas ukur  Korek api
 Aspirator  Waterbath
 Pipet ukur  Pembakar spiritus
 Pipet tetes  Parafilm
 Penjepit tabung reaksi  Droplet

Bahan :

 Naphtol  Larutan sukrosa


 Larutan glukosa  Tymol biru
 H2SO4  HCl
 Reagen benedict  Larutan natrium karbonat
2%
 Larutan fruktosa  Larutan starch
 Larutan pentose  HCl 3N
 Seliwanoff Reagent  Larutan iodine
 Benzidine 4%  Larutan gummi arabicum
 Larutan cuka glasial

4
 Cara kerja :

1. Molisch test

2mL glukosa + 2 tetes 2mL H2SO4 (+)karbohidrat jika


 
alpha naphtol 10%, melalui dinding tampak lapisan dibawah
aduk tabung larutan dan terbentuk
cincin ungu diantara

2. Benedict test larutan


Panaskan
5mL reagent (+)karbohidrat jika
1 menit
terbentuk endapan
benedict+0,5 mL  
larutan glukosa merah bata/larutan:

3. Selliwanof test
Panaskan (+)karbohidrat jika
5mL selliwanof
30 detik terbentuk larutan
reagent+1mL  
larutan fruktosa bewarna

4. Touber test
0,5mL benzidine 4% dalam
larutan cuka glasial+ 1
 (1menit)  dinginkan 
tetes larutan pentosa
waterbath
(+)karbohidrat jika
terbentuk larutan
bewarna merah anggur

5. Hidrolisis sukrosa
1
5mL sukrosa+1 tetes
tymol biru (campur)
 (30menit)dinginkan 2 (diamkan)
+5tetes HCl encer  waterbath

hingga larutan warna


pink  bagi 2

+natrium karbonat 2%
1 2  lakukan test benedict pada dua tabung baru (3,4)
hingga bewarna biru

5
1. Hidrolisis sukrosa didiamkan 2. Hidrolisis sukrosa dipanaskan (30’)

Larutan bewarna
Larutan bewarna
biru keunguan
biru keunguan
bening
jernih

3. Tes benedict ( hidrolisis 4. Tes benedict (hidrolisis sukrosa


sukrosa yang didiamkan) yang dipanaskan)

Larutan berwarna Larutan berwarna biru


merah bata dengan kecokelatan dengan
endapan merah bata endapan oranye

6. Hidrolisis starch

Campur dengan
10mL larutan Panaskan 3-5menit
vortex dan
starch +3mL
ditutup parafilm
HCl 3N waterbath
 

Per 3 menit, (tabung baru)


Ambil 2 mL
teteskan 1 tetes ke
larutan +1 tetes Ambil 10 tetes,
droplet+1 tetes tymol blue + lakukan tes
iodine narium benedict
bikarbonat
0,01N(ulangi)
hingga biru

1. Setelah dipanaskan 2. Setelah dipanaskan 3. Test benedict-H. starch


dengan waterbath, sebelum dengan waterbath,
ditetesi tymol biru setelah ditetesi tymol biru

Larutan berwarna Larutan Larutan berwarna


putih bening dengan berwarna biru oranye kecokelatan
endapan putih keruh bening dengan endapan
merah

6
7. Hidrolisis gummi arabicum
4mL larutan Campur dengan (2menit)
gummi vortex dan dinginkan
waterbath
arabicum+ 1mL ambil
ditutup parafilm
HCl pekat 2mL
 

+10mL/lebih
1 tetes X
NaOH 40% 10 tetes
x  1 +0,5mL  panaskan amati
hingga lakmus 2 X +5mL
larutan
merahbiru benedict
touber

1 Terbentuk endapan merah bata 2 Terbentuk endapan merah bata

7
BAB III
HASIL PRAKTIKUM

1. Molisch Test
Terbentuk 2 lapisan:
 Lapisan bawah: cokelat pudar bening.
 Lapisan Atas: ungu pudar bening.
 Ditengah-tengahnya terdapat cincin berwarna ungu yang
memisahkan kedua lapisan.

2. Benedict Test
Warna larutan oranye kecokelatan dan terbentuk endapan berwarna
merah bata.

3. Seliwanoff Test
Terbentuk larutan berwarna merah cherry.

4. Touber Test
Terbentuk larutan berwarna merah anggur.

5. Hidrolisis Sukrosa
 Hidrolisis sukrosa tanpa pemanasan waterbath:
Biru keunguan bening.
 Hidrolisis sukrosa dengan pemanasan waterbath:
Biru keunguan jernih.
 Test benedict dari hidrolisis sukrosa tanpa pemanasan
waterbath:
Warna larutan menjadi biru kecokelatan dan terbentuk endapan
oranye.
 Test benedict dari hidrolisis sukrosa dengan pemanasan
waterbath:
Warna larutan menjadi merah bata dan terbentuk endapan
merah bata.

6. Hidrolisis Starch
 Setelah dipanaskan dengan waterbath sebelum ditetesi tymol
biru:
Warna larutan putih bening dan terdapat endapan berwarna
putih keruh.

8
 Setelah ditambahkan tymol biru:
Larutan berwarna biru bening.
 Test benedict dari hidrolisis starch:
Larutan berwarna orange kecokelatan dan terbentuk endapan
berwarna merah.

7. Hidrolisis Gummi Arabicum


 Hidrolisis gummi arabicum.
 Test touber dari hidrolisis gummi arabicum
Larutan berwarna merah anggur dan terdapat endapan
berwarna merah.
 Test benedict dari hidrolisis gummi arabicum
Larutan berwarna merah bata dan terdapat endapan berwarna
merah.

9
BAB IV
PEMBAHASAN

1. Molisch Test
Dari percobaan yang dilakukan terbentuk lapisan berwarna ungu
tengah-tengah (antara dua lapisan). Test ini dasarnya adalah reaksi
dehidrasi karbohidrat karena asam sulfat sehingga terbentuk cincin
furfural yang berwarna ungu. Tujuan dari penambahan H 2SO4 adalah
sebagai pereaksi yang akan menghidrolisis ikatan glukosa kemudian α-
naftol akan berikatan dengan hasil hidrolisis dari glukosa dan membentuk
senyawa kompleks berwarna yaitu cincin berwarna ungu.

2. Benedict Test
Dari percobaan yang dilakukan warna larutan yang semula biru
setelah dipanaskan berubah menjadi orange kecokelatan dan terbentuk
endapan berwarna merah bata.
Tujuan dari test benedict adalah untuk mengetahui adanya
kandungan gula (karbohidrat) pereduksi. Yang termasuk gula pereduksi
adalah semua jenis monosakarida dan beberapa disakarida yaitu laktosa
dan maltosa. Pereaksi benedict akan bereaksi dengan gugus aldehid
(kecuali aldehid dalam gugus aromatik) dan α-hidroksi keton.
Pereaksi benedict merupakan larutan alkali dan mengandung
tembaga sulfat, natrium sitrat, dan natrium karbonat. Kandungan tembaga
ini akan direduksi oleh gula yang mengandung gugus aldehid atau α-
hidroksi keton. Uji benedict ini dilakukan dalam keadaan basa yang
menyebabkan transformasi isometrik. Pada suasana basa, reduksi ion
Cu2+ dari CuSO4 oleh gula pereduksi akan berlangsung dengan cepat dan
membentuk Cu2O yang merupakan endapan merah bata.

10
3. Seliwanoff Test
Uji seliwanoff adalah sebuah uji kimia untuk membedakan gula
aldosa dan ketosa. Jika gugus gula mengandung keton maka gula
tersebut adalah ketosa, sedangkan jika mengandung aldehid, maka gula
tersebut adalah aldose. Ketosa lebih cepat terdehidrasi dibanding aldose.
Uji seliwanoff diawali dengan mencampurkan 5mL reagen
seliwanoff dan 0,5 mL larutan glukosa, kemudian dipanaskan selama 1
menit sehingga larutan bewarna merah cherry.
Reagen selliwanoff terbentuk dari resorsinol 0,5% dengan HCl 5N.
Asam reagen seliwanoff menghidrolisis polisakarida dan oligosakarida
menjadi gula sederhana. Warna merah cherry terjadi karena kondensasi
resolsinol yang didahului dehidrasi fruktosa menjadi hidroksi metil furfural
oleh HCl.

4. Touber Test
Tes Touber adalah tes yang digunakan untuk mengetahui adanya
monosakarida pentosa. Awalnya 1 tetes pentosa ditambahkan ke dalam
0,5ml reagen Touber (benzidine 4% dan asam asetat glasial). Kemudian
dipanaskan dalam waterbath untuk mempercepat reaksi dan kemudian di
dinginkan dengan air mengalir. Hasil akhir pada percobaan ini adalah
larutan dalam tabung berubah warna menjadi merah anggur/leci atau wine
red.
Pentosa bereaksi dengan reagen Touber (4% benzinidin dan asam
asetat glasial) dan terhidrolisis menjadi furfural. Furfural kemudian akan
bereaksi dengan benzidin dan membentuk kompleks senyawa berwarna
merah anggur/leci. Jenis pentosa yang kami gunakan adalah arabinosa
yaitu sebuah aldopentosa.

11
5. Hidrolisis Sukrosa
Sukrosa merupakan bahan yang akan diuji, tymol biru sebagai
indikator pH dan HCL sebagai asam penghidrolisis disakarida. Awalnya
sukrosa, tymol biru dan HCl dicampur dalam tabung reaksi sehingga
larutan berwarna merah muda. Kemudian, larutan dibagi dua sama
banyak dalam tabung reaksi (1) dan (2). Tabung (1) dipanaskan selama
30 menit sementara tabung (2) dibiarkan. Setelah selesai dipanaskan,
tabung (1) dan tabung (2) diberi Na 2CO3 sebagai penetral asam. Ketika
kedua larutan menjadi netral, maka proses hidrolisis berhenti.
Setelah kedua larutan menjadi netral, dilakukan uji benedict kepada
larutan kedua tabung. Larutan yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
Tabung (1): Larutan berwarna merah bata dengan endapan oranye
kemerahan. Hal ini dikarenakan adanya glukosa yang bereaksi dengan
reagen benedict hingga larutan berwarna merah. Glukosa didapatkan dari
hidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa oleh HCl dan
pemutusannya dipercepat melalui proses pemanasan yang telah
dilakukan sebelumnya. Proses hidrolisis berhenti setelah larutan
ditambahkan Na2CO3 karena suasana menjadi netral.
Tabung (2): Larutan berwarna biru kecoklatan dengan endapan
oranye dibagian bawah. Hal ini dikarenakan adanya glukosa yang
bereaksi dengan benedict hingga larutan berwarna merah. Glukosa
didapatkan dari hidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa oleh HCl,
namun tidak sepenuhnya berhasil dihidrolisis karena waktu kontak larutan
dengan HCl kurang lama dan tidak ada proses pemanasan yang
mempercepat pemutusan ikatan glikosidik dalam sukrosa. Proses
hidrolisis berhenti setelah larutan ditambahkan Na 2CO3 karena suasana
menjadi netral.

6. Hidrolisis starch
Tujuan percobaan hidrolisis starch adalah untuk membuktikan
adanya polisakarida pada karbohidrat. Campuran larutan starch dengan
HCl yang dipanaskan dalam waterbath berfungsi untuk memutuskan
rantai-rantai amilum sehingga menjadi partikel-partikel yang lebih kecil.
Setelah itu, pengujian dengan cara meneteskan campuran larutan dan
iodine pada droplet setiap 3 menit akan menunjukkan perubahan warna
yang semula biru kehitaman menjadi ungu, merah kecoklatan, kuning
kecoklatan, sampai akhirnya menjadi kuning pucat seperti warna iodine itu
sendiri. Warna biru mewakili adanya amilum kemudian dipecah menjadi
amillumdextrin, eritodextrin, maltosa, hingga akhirnya menjadi glukosa.
Proses pemudaran warna ini dinamakan penentuan titik akromatik.

12
Kemudian sebagian campuran larutan starch dan HCl yang telah
selesai dipanaskan ditambahkan dengan tymol biru. Setelah itu, campuran
larutan terakhir ditambahkan lagi dengan Na 2CO3 tetes demi tetes hingga
akhirnya larutan menjadi berwarna biru. Proses ini bertujuan untuk
membuat larutan menjadi basa untuk mempersiapkan pengujian benedict
yang akan dilakukan selanjutnya. Uji benedict hanya dapat dilakukan
dalam suasana basa.
Uji benedict setelah dilakukan pemanasan kembali akan
menunjukkan perubahan warna larutan menjadi merah bata. Pemanasan
bertujuan untuk mempercepat reaksi larutan, sedangkan endapan merah
bata menunjukkan adanya gula pereduksi.
Hasil dari percobaan yang kami lakukan dari awal hingga akhir
menunjukkan perubahan warna yang sesuai. Campuran larutan starch
dengan HCl yang telah selesai dipanaskan kemudian ditambahkan tymol
biru dan beberapa tetes Na2CO3 menyebabkan terjadinya perubahan
warna larutan menjadi biru. Setelah dilakukan uji benedict juga terjadi
perubahan, warna larutan yang semula biru berubah warna menjadi
merah bata dan muncul endapan. Hal ini membuktikan adanya
polisakarida pada karbohidrat.

7. Hidrolisis gummi arabicum


Hidrolisis gummi arabicum dilakukan dengan tujuan untuk
mendeteksi adanya gugus gula dalam gummi arabicum dengan tes touber
dan tes benedict. Tes benedict bertujuan untuk mendeteksi adanya gula
pereduksi seperti monosakarida dan disakarida di gummi arabicum.
Dalam percobaan (tes benedict) yang kami lakukan, diperoleh bahwa
gummi arabicum positif mengandung gula pereduksi karena larutan yang
diperoleh berwarna biru tua dan terdapat endapan. Selain itu, tes touber
bertujuan untuk mengidentifikasi adanya gula pentosa dalam gummi
arabicum. Gula pentosa akan bereaksi dengan larutan touber dan
mengeluarkan warna merah anggur saat dipanaskan. Dalam percobaan
(tes touber) yang kami lakukan, diperoleh hasil larutan berwarna merah
anggur, sehingga dapat disimpulkan bahwa gummi arabicum positif
mengandung gula pentosa.

13
BAB V
KESIMPULAN

 Uji molisch positif karbohidrat ditunjukkan dengan terbentuknya


cincin ungu yang menandakan adanya glukosa dalam karbohidrat.
 Uji benedict positif karbohidrat ditandai dengan terbentuknya
endapan merah bata yang menunjukkan adanya gugus aldehid
pada larutan uji.
 Uji seliwanoff positif karbohidrat ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah cherry yang menunjukkan bahwa fruktosa
memiliki gugus ketosa.
 Uji Touber positif mengandung monosakarida pentosa yang
ditunjukkan dengan perubahan warna larutan menjadi merah
anggur.
 Hidrolisis sukrosa menunjukkan adanya reaksi glukosa dengan
reagen benedict yang ditandai dengan berubahnya warna larutan
menjadi warna merah.
 Hasil hidrolisis starch bereaksi positif dengan uji benedict yang
ditunjukkan dengan hasil akhir larutan yang memiliki warna serupa
dengan hasil akhir uji benedict (adanya endapan merah bata).
 Hasil hidrolisis gummi arabicum, gummi arabicum positif
mengandung gula pereduksi karena diperoleh larutan berwarna
biru tua dan endapan serta positif mengandung gula pentosa
karena diperoleh larutan berwarna merah.

14
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A., Reece, J.B., Urry, L.A., Cain, M.L., Wasserman, S.A.,
Minorsky. 2017. Biologi. Edisi 11. Jakarta: Erlangga.

Rodwell, V.W., Bender, D.A., Botham, K.M., Kennelly, P.J., Weil, P.A.
2016. Biokimia Harper. Edisi 30. Jakarta: EGC.

Siregar, N.S. (2014). Karbohidrat. Jurnal Ilmu Keolahragaan. 13. 38-44.


Diakses dari http://digilib.unimed.ac.id/1386/1/Fulltext.pdf

Kusbandari, Aprilia. (2015). Analisis Kualitatif Kandungan Sakarida dalam


Tepung dan Pati Umbi Ganyong (Canna edulis Ker.). Pharmaçiana. 5. 35-
42. Diakses dari
https://www.researchgate.net/publication/299435606_ANALISIS_KUALIT
ATIF_KANDUNGAN_SAKARIDA_DALAM_TEPUNG_DAN_PATI_UMBI_
GANYONG_Canna_edulis_Ker

Nurjanannah, L., Suryani, Achmadi, S.S., Azhari, A. (2017). Produksi


Asam Laktat oleh Lactobacillus delbrueckii subsp. bulgaricus dengan
Sumber Karbon Tetes Tebu. Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian
Indonesia. 9. 1-9. Diakses dari
http://jurnal.unsyiah.ac.id/TIPI/article/view/5903/6540

15

Anda mungkin juga menyukai