PERCOBAAN VI
ANALISIS SIFAT KARBOHIDRAT
NIM : H041201078
KELOMPOK : 3 (TIGA)
H041201078
PENDAHULUAN
sebenarnya adalah polisakarida aldehid dan keton atau turunan mereka (Fitri dan
mempunyai fungsi yang lain bagi tubuh. Fungsi lain karbohidrat yaitu pemberi rasa
pengeluaran feses (Siregar, 2014). Karbohidrat, yang terdiri dari karbon, hidrogen,
dan oksigen, merupakan senyawa organik yang berfungsi sebagai sumber energi
untuk hewan dan manusia. Utama monosakarida adalah glukosa, yang digunakan
sebagai energi sumber oleh hewan. Karbohidrat yang tidak dapat dicerna termasuk
oligosakarida, pati resisten, dan polisakarida non-pati dan secara kolektif dikenal
dibagi menjadi dua yaitu gula sederhana dan karbohidrat kompleks. Karbohidrat
kompleks tersusun dari dua atau lebih gula sederhana (Wardiyah, 2016).
Karbohidrat juga dapat diklasifikasikan berdasarkan atom karbon yang ada dalam
100
percobaan analisis sifat karbohidrat.
Maksud dari percobaan ini adalah untuk mempelajari beberapa sifat golongan
1. untuk mengetahui beberapa sifat monosakarida dan disakarida melalui uji reaksi
larutan fehling.
3. untuk mengetahui beberapa sifat monosakarida dan disakarida melalui uji reaksi
glukosa direaksikan dengan larutan fehling, dan dilakukan uji benedict pada
dan dilakukan uji benedict pada sukrosa. Pada polisakarida, amilum direaksikan
101
BAB II
METODE PERCOBAAN
2.1. Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu, tabung reaksi, rak tabung,
pipet tetes, gelas ukur, gelas kimia, kaki tiga, kasa, gegep, dan lampu spiritus.
2.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu, larutan glukosa 10%, larutan
amilum 2%, larutan ammonium hidroksida (NH4OH) 1M, larutan sukrosa 10%,
larutan yodium (I2) 0,1 M, NaOH 10%, HCL pekat, larutan benedict, serta larutan
Fehling A dan B.
2.3.I. Monosakarida
sampai endapan yang terbentuk tepat melarut lagi. Dimasukkan ke dalam tabung
reaksi 1 ml larutan glukosa 10% dan dikocok. Dimasukkan tabung reaksi ini ke
dalam gelas kimia yang berisi air panas (penangas) selama beberapa menit. Diamati
reaksi ini kedalam gelas kimia yang berisi air panas (penangas) selama 1 menit.
102
Diamati perubahan yang terjadi.
glukosa 10%. Dimasukkan tabung reaksi ini kedalam gelas kimia yang berisi air
terjadi.
2.1.2. Disakarida
tetes per tetes sambil dikocok sampai endapan yang terbentuk tepat melarut lagi.
Dimasukkan tabung reaksi ini ke dalam gelas kimia yang berisi air panas (penangas)
larutan sukrosa 10% dan kocok. Dimasukkan tabung reaksi ini ke dalam gelas kimia
yang berisi air mendidih (penangas) selama 5 menit, kemudian dinginkan. Diamati
2.1.3. Polisakarida
tetes larutan yodium 0,1 M dan kocok. Dipanaskan tabung reaksi selama beberapa
103
Diisi sebuah tabung reaksi dengan 5 ml larutan amilum 2%. Ditambahkan 10
tetes HCl pekat. Dipanaskan tabung reaksi sampai larutan mendidih selama
beberapa menit. Ditambahkan beberapa tetes larutan NaOH 10%, sampai larutan
bersifat basa. Diambil 3 ml larutan ini dan masukkan ke dalam tabung reaksi lain
104
BAB III
3.1. Tabel
3. Uji Benedict
Zat-zat yang direaksikan Warna endapan/larutan
Benedict + Glukosa
Biru
Dipanaskan
Merah bata
Didinginkan
Merah bata (endapan)
105
AgNO3 + NH4OH Berlebih + sukrosa Putih keruh
2. Uji Benedict
Zat-zat yang direaksikan Warna endapan/larutan
Benedict + sukrosa Biru
Benedict + sukrosa setelah dipanaskan Endapan hijau kebiruan
2. Hidrolisis Amilum
Zat-zat yang direaksikan Warna endapan/larutan
Larutan amilum Bening
106
3.2. Reaksi
107
3.2.2. Reaksi Glukosa dengan Larutan Fehling
108
3.2.3. Reaksi Glukosa dengan pereaksi Benedict
109
3.2.5. Uji Benedict dengan Sukrosa
110
3.2.6. Reaksi Amilum dengan Iodium
111
3.3. Pembahasan
3.3.1. Monosakarida
Percobaan pertama yang telah dilakukan, yaitu reaksi glukosa dengan larutan
perak beramoniak. Hasil dari percobaan yang telah dilakukan, ketika AgNO3
direaksikan dengan sedikit NaOH warna larutan menjadi keruh dan terdapat sedikit
endapan putih. Ketika AgNO3 ditambahkan dengan NaOH berlebih, warna larutan
112
berubah menjadi keruh dengan banyak endapan putih. Sedangkan, ketika AgNO3
ditambahkan dengan NH4OH dan glukosa dan dipanaskan, warna larutan menjadi
kuning kecoklatan dan terdapat endapan hitam. hal ini terjadi karena glukosa yang
memilik gugus aldehid ini akan mereduksi Ag+ menjadi Ag dan menghasilkan
larutan Fehling A dan larutan Fehling B. Pereaksi fehling terdiri atas dua larutan,
yaitu larutan fehling A dan larutan fehling B. Larutan fehling A adalah CuSO4
dalam air, sedangkanlarutan fehling B adalah larutan garam KNa-tartrat dan NaOH
dalam air. Dalam pereaksi ini Cu2+ direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam suasana
basa akan diendapkan sebagai Cu2O (Fitri dan Fitriana, 2020). Hasil dari reaksi
yaitu larutan berwarna biru tua dan terdapat endapan. Setelah dilakukan pemanasan
warna larutan berubah warna menjadi warna merah bata dan terbentuk endapan.
Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa pereaksi fehling menghasilkan
endapan merah bata. Pada uji Fehling, glukosa dan sukrosa mengahsilkan
perubahan warna menjadi endapan merah bata yang menunjukkan bahwa glukosa
dengan glukosa. Uji Benedict bertujuan untuk mengetahui adanya gula pereduksi
dalam larutan sampel (Kusbandari, 2015). Pada percobaan, ketika larutan benedict
dilakukan pemanasan dan didinginkan, warna larutan berubah menjadi merah bata
113
dan terdapat endapan. Hal ini sesuia dengna teori, pada uji ini menghasilkan
endapan merah bata yang menandakan adanya gula pereduksi pada sampel
(Kusbandari, 2015).
3.3.2. Disakarida
Percobaan keempat yang telah dilakukan, yaitu reaksi sukrosa dengan larutan
sedikit NH4OH akan dihasilkan endapan putih keruh, kemudian ketika AgNO3
ditambahkan dengan NH4OH yang berlebih, tidak terdapat endapan pada larutan.
dan terdapat endapan cermin perak. Hal ini sesuai dengan teori, yaitu larutan
cermin perak pada dinding tabungnya. Larutan sukrosa yang direaksikan dengan
larutan perak beramoniak akan membutuhkan waktu yang lama untuk menunjukkan
monosakarida dan selanjutnya hasil hidrolisis tersebut dalam hal ini yaitu glukosa
larutan benedict dan sukrosa. Uji Benedict bertujuan untuk mengetahui adanya gula
pereduksi dalam larutan sampel (Kusbandari, 2015). Pada percobaan, ketika larutan
Setelah dilakukan pemanasan, warna larutan berubah menjadi hijau kebiruan dan
terdapat endapan. Endapan yang terbentuk dapat berwarna hijau, kuning atau merah
114
bata tergantung pada konsentrasi gula reduksinya. semakin berwarna merah bata
3.3.3. Polisakarida
Percobaan keenam yang telah dilakukan, yaitu reaksi amilum dengan iodium.
Hasil reaksi menunjukka, warna larutan ketika amilum direaksikan dengan I2 yaitu
keruh dan terdapat endapan. Setelah didinginkan larutan kembali berwarna biru tua.
Hal ini sesuai dengan teroi, yang sesuai dengan pendapat Fessenden (1986) yang
menyatakan bentuk rantai heliks ini menyebabkan pati dapat membentuk kompleks
dengan molekul iodin yang dapat masuk ke dalam spiralnya sehingga menyebabkan
warna biru tua pada kompleks tersebut. Karbohidrat dengan golongan polisakarida
akan memberikan reaksi dengan larutan Iodium dan memberikan warna biru
kehitaman yang menunjukkan adanya amilum (pati) pada sampel (Fitri dan Fitriana,
2020).
dilakukan dengan tujuan untuk memecah karbohidrat kompleks menjadi sederhana. Pada
berwarna keruh dna terdapat endapan. Ketika ditambahkan dengan NaOH larutan
115
tidak ikut bereaksi dan sebagai zat penguji gula (Fitri dan Fitriana, 2020). Hasil
reaksi pada percobaan sesuai dengan teori, yaitu amilum yang merupakan
polisakarida akan mengalami hidrolisis dengan HCl pekat dan terurai menjadi
116
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
dengan larutan Fehling akan bereaksi positif menghasilkan endapan merah bata.
reaksinya positif.
117
DAFTAR PUSTAKA
Asif, H. M., Akram, M., Saeed, T., Khan, M. I., Akhtar, N., Rehman, R., Shah, M.
Fitri, A. S., dan Fitriana, Y. A. N., 2020, Analisis Senyawa Kimia pada Karbohidrat,
Kusbandari, A., 2015, Analisis Kualitatif Kandungan Sakarida dalam Tepung dan
Navarro, D. M. D. L., Abelilla, J. J., and Stein, H. H., 2019, Structures and
118
LAMPIRAN
A. Monosakarida
dikocok.
Hasil
Larutan Fehling
Hasil
119
3. Reaksi Glukosa dengan Larutan Benedict
Larutan Benedict
Hasil
B. Disakarida
dikocok.
Hasil
120
2. Reaksi Sukrosa dengan Larutan Benedict
Larutan Benedict
Hasil
C. Polisakarida
Larutan Amilum
reaksi.
didinginkan.
Hasil
121
2. Hidrolisis Amilum
Larutan Amilum
reaksi.
beberapa menit .
bersifat basa.
Hasil
122
Lampiran 2. Dokumentasi Percobaan
1. Monosakarida
123
2. Disakarida
3. Polisakarida
124