Anda di halaman 1dari 27

Laporan Praktikum Kimia Dasar II

PERCOBAAN VI
ANALISIS SIFAT KARBOHIDRAT

NAMA : SITI ROFIQOH ATHIYYAH

NIM : H041201078

KELOMPOK : 3 (TIGA)

HARI/TGL. PERCOBAAN : SABTU/15 MEI 2021

ASISTEN : NIA KURNIA

LABORATORIUM KIMIA DASAR


DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
98
Laporan Praktikum Kimia Dasar II

ANALISIS SIFAT KARBOHIDRAT

Disusun dan diajukan oleh:

SITI ROFIQOH ATHIYYAH

H041201078

Laporan ini telah diperiksa dan disetujui oleh:

Makassar, 20 Mei 2021


Asisten Praktikan,

NIA KURNIA SITI ROFIQOH ATHIYYAH


NIM : H311 16 316 NIM. H041 20 1078
99
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hydrogen, dan oksigen yang terdapat

dalam alam. Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O. Karbohidrat

sebenarnya adalah polisakarida aldehid dan keton atau turunan mereka (Fitri dan

Fitriana, 2020). Karbohidrat selain berfungsi untuk menghasilkan energi, juga

mempunyai fungsi yang lain bagi tubuh. Fungsi lain karbohidrat yaitu pemberi rasa

manis pada makanan, penghemat protein, pengatur metabolisme lemak, membantu

pengeluaran feses (Siregar, 2014). Karbohidrat, yang terdiri dari karbon, hidrogen,

dan oksigen, merupakan senyawa organik yang berfungsi sebagai sumber energi

untuk hewan dan manusia. Utama monosakarida adalah glukosa, yang digunakan

sebagai energi sumber oleh hewan. Karbohidrat yang tidak dapat dicerna termasuk

oligosakarida, pati resisten, dan polisakarida non-pati dan secara kolektif dikenal

sebagai serat (Navarro et all., 2019). Berdasarkan ukuran molekulnya karbohidrat

dibagi menjadi dua yaitu gula sederhana dan karbohidrat kompleks. Karbohidrat

kompleks tersusun dari dua atau lebih gula sederhana (Wardiyah, 2016).

Karbohidrat juga dapat diklasifikasikan berdasarkan atom karbon yang ada dalam

karbohidrat. Karbohidrat diklasifikasikan menjadi empat jenis monosakarida,

disakarida, oligosakarida, polisakarida. Monosakarida tidak dapat dihidrolisis lebih

jauh ke dalam bentuk yang lebih sederhana. Disakarida memberikan dua

monosakarida pada hidrolisis. Polisakarida dapat berupa homopolisakarida dan

heteropolisakarida (Asif et all., 2011). Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan

100
percobaan analisis sifat karbohidrat.

1.2. Maksud dan tujuan percobaan

1.2.1. Maksud percobaan

Maksud dari percobaan ini adalah untuk mempelajari beberapa sifat golongan

karbohidrat berdasarkan reaksi kimia

1.2.2. Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk:

1. untuk mengetahui beberapa sifat monosakarida dan disakarida melalui uji reaksi

dengan larutan perak beramoniak.

2. untuk mengetahui beberapa sifat monosakarida melalui uji reaksi dengan

larutan fehling.

3. untuk mengetahui beberapa sifat monosakarida dan disakarida melalui uji reaksi

dengan larutan benedict.

4. untuk mengetahui sifat polisakarida melalui reaksi amilum dengan yodium

5. untuk mengetahui sifat polisakarida melalui hidrolisis amilum.

1.2.3. Prinsip Percobaan

Pada monosakarida, glukosa direaksikan dengan larutan perak beramoniak,

glukosa direaksikan dengan larutan fehling, dan dilakukan uji benedict pada

glukosa. Pada disakarida, sukrosa direaksikan dengan larutan perak beramoniak,

dan dilakukan uji benedict pada sukrosa. Pada polisakarida, amilum direaksikan

dengan yodium, dan dilakukan hidrolisis amilum.

101
BAB II

METODE PERCOBAAN

2.1. Alat

Alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu, tabung reaksi, rak tabung,

pipet tetes, gelas ukur, gelas kimia, kaki tiga, kasa, gegep, dan lampu spiritus.

2.2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu, larutan glukosa 10%, larutan

amilum 2%, larutan ammonium hidroksida (NH4OH) 1M, larutan sukrosa 10%,

larutan yodium (I2) 0,1 M, NaOH 10%, HCL pekat, larutan benedict, serta larutan

Fehling A dan B.

2.3. Prosedur percobaan

2.3.I. Monosakarida

2.3.I.1. Reaksi Glukosa dengan Larutan Perak Beramoniak

Diisi tabung reaksi dengan 2 ml larutan AgNO3 0,1 M. Ditambahkan (NH4OH)

sampai endapan yang terbentuk tepat melarut lagi. Dimasukkan ke dalam tabung

reaksi 1 ml larutan glukosa 10% dan dikocok. Dimasukkan tabung reaksi ini ke

dalam gelas kimia yang berisi air panas (penangas) selama beberapa menit. Diamati

perubahan yang terjadi.

2.3.I.2. Reaksi Glukosa dengan Larutan Fehling

Diisi tabung reaksi dengan 1 ml larutan fehling A dan I ml fehling B dan

dikocok. Ditambahkan 1 ml larutan glukosa 10% dan dikocok. Dimasukkan tabung

reaksi ini kedalam gelas kimia yang berisi air panas (penangas) selama 1 menit.

102
Diamati perubahan yang terjadi.

2.3.I.3. Uji Benedict

Diisi tabung reaksi dengan 2 ml larutan Benedict. Ditambahkan 1 ml larutan

glukosa 10%. Dimasukkan tabung reaksi ini kedalam gelas kimia yang berisi air

panas (penangas) selama 5 menit, kemudian didinginkan. Diamati perubahan yang

terjadi.

2.1.2. Disakarida

2.1.2.1. Reaksi Sukrosa dengan Larutan Perak Beramoniak

Diisi sebuah tabung reaksi dengan 2 ml AgNO3 0,1 M. Ditambahkan (NH4OH)

tetes per tetes sambil dikocok sampai endapan yang terbentuk tepat melarut lagi.

Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 1 ml larutan sukrosa 10% dan kocok.

Dimasukkan tabung reaksi ini ke dalam gelas kimia yang berisi air panas (penangas)

selama beberapa menit. Diamati perubahan yang terjadi.

2.1.2.2. Uji Benedict

Diisi sebuah tabung reaksi dengan 2 ml larutan Benedict. Ditambahkan I ml

larutan sukrosa 10% dan kocok. Dimasukkan tabung reaksi ini ke dalam gelas kimia

yang berisi air mendidih (penangas) selama 5 menit, kemudian dinginkan. Diamati

perubahan yang terjadi.

2.1.3. Polisakarida

2.1.3.1. Reaksi Amilum dengan Yodium

Diisi sebuah tabung reaksi dengan 3 ml larutan amilum 2%. Ditambahkan 5

tetes larutan yodium 0,1 M dan kocok. Dipanaskan tabung reaksi selama beberapa

menit, kemudia didinginkan. Diamati perubahan yang terjadi.

2.1.3.2. Hidrolisis Amilum

103
Diisi sebuah tabung reaksi dengan 5 ml larutan amilum 2%. Ditambahkan 10

tetes HCl pekat. Dipanaskan tabung reaksi sampai larutan mendidih selama

beberapa menit. Ditambahkan beberapa tetes larutan NaOH 10%, sampai larutan

bersifat basa. Diambil 3 ml larutan ini dan masukkan ke dalam tabung reaksi lain

dan ditambahkan 2 ml larutan Benedict. Dipanaskan dalam penangas air mendidih

selama 5 menit. Diamati perubahan yang terjadi.

104
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Tabel

3.1.1. Tabel Kelarutan Hidrokarbon

1. Reaksi Glukosa dengan Larutan Perak Beramoniak


Zat-zat yang direaksikan Warna endapan/larutan
Keruh (sedikit endapan putih)
AgNO3 + sedikit NaOH
Keruh (Endapan putih)
AgNO3 + kelebihan NaOH
Kuning (endapan hitam dan tidak
AgNO3 + NH4OH + glukosa
terbentuk endapan cermin perak)

2. Reaksi Glukosa dengan Larutan Fehling


Zat-zat yang direaksikan Warna endapan/larutan
Fehling A + Fehling B Biru tua (endapan biru)

Fehling + Glukosa Merah bata

3. Uji Benedict
Zat-zat yang direaksikan Warna endapan/larutan
Benedict + Glukosa
Biru
Dipanaskan
Merah bata
Didinginkan
Merah bata (endapan)

3.1.2. Tabel Pengamatan Disakarida

1. Reaksi Sukrosa dengan Larutan Perak Beramoniak


Zat-zat yang direaksikan Warna endapan/larutan
Putih keruh
AgNO3 + Sedikit NH4OH + sukrosa
Terdapat endapan putih

105
AgNO3 + NH4OH Berlebih + sukrosa Putih keruh

AgNO3 + NH4OH + sukrosa setelah Coklat Kehitaman + Endapan


dipanaskan cermin perak

AgNO3 + NH4OH berlebih + sukrosa Jernih


setelah dipanaskan

2. Uji Benedict
Zat-zat yang direaksikan Warna endapan/larutan
Benedict + sukrosa Biru
Benedict + sukrosa setelah dipanaskan Endapan hijau kebiruan

3.1.3. Tabel Pengamatan Polisakarida

1. Reaksi amilum dengan yodium


Zat-zat yang direaksikan Warna endapan/larutan

Larutan amilum Bening

Amilum + I2 Biru tua/keunguan

Amilum + I2 + pemanasan Keruh (endapan putih)

Setelah didinginkan Biru tua

2. Hidrolisis Amilum
Zat-zat yang direaksikan Warna endapan/larutan
Larutan amilum Bening

Amilum + HCL panas Keruh (endapan putih)

Amilum + HCL panas + NaOH Bening

Amilum + HCL + NaOH + Benedict Endapan Merah bata


+ dipanaskan

106
3.2. Reaksi

3.2.1. Reaksi Glukosa dengan Larutan Perak Beramoniak

107
3.2.2. Reaksi Glukosa dengan Larutan Fehling

108
3.2.3. Reaksi Glukosa dengan pereaksi Benedict

3.2.4. Reaksi Disakarida dengan Larutan Perak Beramoniak

109
3.2.5. Uji Benedict dengan Sukrosa

110
3.2.6. Reaksi Amilum dengan Iodium

3.2.7. Reaksi Hidrolisis Amilum

111
3.3. Pembahasan

3.3.1. Monosakarida

3.3.1.1.Reaksi Glukosa dengan Larutan Perak Beramoniak

Percobaan pertama yang telah dilakukan, yaitu reaksi glukosa dengan larutan

perak beramoniak. Hasil dari percobaan yang telah dilakukan, ketika AgNO3

direaksikan dengan sedikit NaOH warna larutan menjadi keruh dan terdapat sedikit

endapan putih. Ketika AgNO3 ditambahkan dengan NaOH berlebih, warna larutan

112
berubah menjadi keruh dengan banyak endapan putih. Sedangkan, ketika AgNO3

ditambahkan dengan NH4OH dan glukosa dan dipanaskan, warna larutan menjadi

kuning kecoklatan dan terdapat endapan hitam. hal ini terjadi karena glukosa yang

memilik gugus aldehid ini akan mereduksi Ag+ menjadi Ag dan menghasilkan

endapan yang menempel pada dinding tabung,

3.3.1.2. Reaksi Glukosa dengan Larutan Fehling

Percobaan kedua yang telah dilakukan, yaitu mereaksikan glukosa dengan

larutan Fehling A dan larutan Fehling B. Pereaksi fehling terdiri atas dua larutan,

yaitu larutan fehling A dan larutan fehling B. Larutan fehling A adalah CuSO4

dalam air, sedangkanlarutan fehling B adalah larutan garam KNa-tartrat dan NaOH

dalam air. Dalam pereaksi ini Cu2+ direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam suasana

basa akan diendapkan sebagai Cu2O (Fitri dan Fitriana, 2020). Hasil dari reaksi

yaitu larutan berwarna biru tua dan terdapat endapan. Setelah dilakukan pemanasan

warna larutan berubah warna menjadi warna merah bata dan terbentuk endapan.

Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa pereaksi fehling menghasilkan

endapan merah bata. Pada uji Fehling, glukosa dan sukrosa mengahsilkan

perubahan warna menjadi endapan merah bata yang menunjukkan bahwa glukosa

dan sukrosa merupakan gula sederhana (Fitri dan Fitriana, 2020).

3.3.1.3. Uji Benedict

Percobaan ketiga yang telah dilakukan, yaitu direaksikan larutan benedict

dengan glukosa. Uji Benedict bertujuan untuk mengetahui adanya gula pereduksi

dalam larutan sampel (Kusbandari, 2015). Pada percobaan, ketika larutan benedict

direaksikan dengan glukosa maka menghasilkan larutan berwarna biru. Setelah

dilakukan pemanasan dan didinginkan, warna larutan berubah menjadi merah bata

113
dan terdapat endapan. Hal ini sesuia dengna teori, pada uji ini menghasilkan

endapan merah bata yang menandakan adanya gula pereduksi pada sampel

(Kusbandari, 2015).

3.3.2. Disakarida

3.3.2.1. Reaksi Sukrosa dengan Larutan Perak Beramoniak

Percobaan keempat yang telah dilakukan, yaitu reaksi sukrosa dengan larutan

perak beramoniak. Pada percobaan, ketika larutan AgNO3 ditambahkan dengan

sedikit NH4OH akan dihasilkan endapan putih keruh, kemudian ketika AgNO3

ditambahkan dengan NH4OH yang berlebih, tidak terdapat endapan pada larutan.

Kemudian setelah larutan dipanaskan, berubah warna menjadi coklat kehitaman

dan terdapat endapan cermin perak. Hal ini sesuai dengan teori, yaitu larutan

sukrosa yang direaksikan dengan perak beramoniak akan menghasilkan endapan

cermin perak pada dinding tabungnya. Larutan sukrosa yang direaksikan dengan

larutan perak beramoniak akan membutuhkan waktu yang lama untuk menunjukkan

hasil reaksi karena larutan sukrosa tersebut mengalami hidrolisis menjadi

monosakarida dan selanjutnya hasil hidrolisis tersebut dalam hal ini yaitu glukosa

yang beraksi dengan larutan perak beramoniak membentuk cermin perak.

3.3.2.2. Uji Benedict

Percobaan kelima yang telah dilakukan, uji benedict, dengan mereaksikan

larutan benedict dan sukrosa. Uji Benedict bertujuan untuk mengetahui adanya gula

pereduksi dalam larutan sampel (Kusbandari, 2015). Pada percobaan, ketika larutan

benedict direaksikan dengan glukosa maka menghasilkan larutan berwarna biru.

Setelah dilakukan pemanasan, warna larutan berubah menjadi hijau kebiruan dan

terdapat endapan. Endapan yang terbentuk dapat berwarna hijau, kuning atau merah

114
bata tergantung pada konsentrasi gula reduksinya. semakin berwarna merah bata

maka gula reduksinya semakin banyak (Kusbandari, 2015).

3.3.3. Polisakarida

3.3.3.1.Reaksi Amilum dengan Iodium

Percobaan keenam yang telah dilakukan, yaitu reaksi amilum dengan iodium.

Hasil reaksi menunjukka, warna larutan ketika amilum direaksikan dengan I2 yaitu

berubah menjadi biru tua/keunguan. Setelah dilakukan pemanasa, larutan menjadi

keruh dan terdapat endapan. Setelah didinginkan larutan kembali berwarna biru tua.

Hal ini sesuai dengan teroi, yang sesuai dengan pendapat Fessenden (1986) yang

menyatakan bentuk rantai heliks ini menyebabkan pati dapat membentuk kompleks

dengan molekul iodin yang dapat masuk ke dalam spiralnya sehingga menyebabkan

warna biru tua pada kompleks tersebut. Karbohidrat dengan golongan polisakarida

akan memberikan reaksi dengan larutan Iodium dan memberikan warna biru

kehitaman yang menunjukkan adanya amilum (pati) pada sampel (Fitri dan Fitriana,

2020).

3.3.3.2. Hidrolisis Amilum

Percobaan terakhir yang telah dilakukan adalah hidrolisi amilum. Hidrolisa

dilakukan dengan tujuan untuk memecah karbohidrat kompleks menjadi sederhana. Pada

percobaan, larutan amilum di reaksikan dengan larutan HCL menghasilkan larutan

berwarna keruh dna terdapat endapan. Ketika ditambahkan dengan NaOH larutan

kembali menjadi bening. Kemudian, larutan ditambahkan dengan Benedict dan

dipanaskan, sehingga menghasilkan larutan berwarna merah bata dan terdapat

endapan. Pemanasan yang dilakukan bertujuan untuk mempercepat reaksi.

Sedangkan, penambahan NaOH 10% bertujuan untuk menangkap senywa yang

115
tidak ikut bereaksi dan sebagai zat penguji gula (Fitri dan Fitriana, 2020). Hasil

reaksi pada percobaan sesuai dengan teori, yaitu amilum yang merupakan

polisakarida akan mengalami hidrolisis dengan HCl pekat dan terurai menjadi

disakarida, kemudian disakarida ini akan mengalami hidrolisis lanjutan

menghasilkan monosakarida. Reaksi akhir yang menunjukkan positif adalah

terbentuknya endapan merah bata (Fitri dan Fitriana, 2020).

116
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang didapatkan dari percobaan ini adalah:

1. Monosakarida dan disakarida ketika direaksikan dengan larutan perak

beramoniak menghasilkan endapan cermin perak pada glukosa dan sukrosa

yang menandakan bahwa reaksinya positif atau sesuai teori.

2. Ketika monosakarida yang dalam percobaan ini adalah glukosa direaksikan

dengan larutan Fehling akan bereaksi positif menghasilkan endapan merah bata.

3. Ketika glukosa direaksikan dengan larutan perak beramoniak akan

menghasilkan endapan merah bata, sedangkan sukrosa ketika direaksikan

dengan larutan perak beramoniak akan menghasilkan endapan hijau yang

menandakan keduanya bereaksi positif.

4. Ketika amilum yang merupakan polisakarida direaksikan dengan iodium, maka

akan menghasilkan larutan berwarna biru yang menandakan reaksinya positif.

5. Hidrolisis amilum akan menghasilkan endapan merah bata yang menandakan,

reaksinya positif.

4.2. Saran Untuk Praktikum


Praktikum ini secara online sehingga mengharuskan praktikan untuk

melakukan praktikum dengan mengamati video. Sebaiknya, logo aplikasi yang

terdapat pada video dihilangkan agar memudahkan praktikan mengamati hasil

reaksi yang terbentuk.

117
DAFTAR PUSTAKA

Asif, H. M., Akram, M., Saeed, T., Khan, M. I., Akhtar, N., Rehman, R., Shah, M.

A., Ahmed, K., and Shaheen, G., 2011, Carbohydrates, Journal of

Biochemistry and Bioinformatics, 1(1): 1-5.

Fitri, A. S., dan Fitriana, Y. A. N., 2020, Analisis Senyawa Kimia pada Karbohidrat,

SAINTEKS, 17(1): 1-6.

Kusbandari, A., 2015, Analisis Kualitatif Kandungan Sakarida dalam Tepung dan

Pati Umbi Ganyong (Canna edulis Ker.), Pharmaҫiana, 5(1): 35-42.

Navarro, D. M. D. L., Abelilla, J. J., and Stein, H. H., 2019, Structures and

characteristics of carbohydrates in diets fed to pigs: a review, Journal of

Animal Science and Biotechnology, 10(39): 1-17.

Siregar, N. S., 2014, Karbohidrat, Jurnal Ilmu Keolahragaan, 13(2): 38-44.

Wardiyah, 2016, Kimia Organik, Pusdik SDM Kesehatan, Jakarta.

118
LAMPIRAN

Lampiran 1. Bagan Kerja

A. Monosakarida

1. Reaksi Glukosa dengan Larutan Perak Beramoniak

Larutan AgNO3 0,1 M

- Dimasukkan sebanyak 2 mL ke dalam tabung reaksi.

- Ditambahkan NH₄OH sampai endapan yang terbentuk terlarut.

- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 1 mL larutan glukosa 10% dan

dikocok.

- Dimasukkan tabung reaksi tersebut ke dalam gelas kimia yang berisi

air panas selama beberapa menit.

- Diamati perubahan yang terjadi.

Hasil

2. Reaksi Glukosa dengan Larutan Fehling

Larutan Fehling

- Dimasukkan sebanyak 1 mL larutan Fehling A dan 1 mL larutan

Fehling B ke dalam tabung reaksi kemudian dikocok.

- Ditambahkan 1 mL larutan glukosa 10% dan dikocok.

- Dimasukkan tabung reaksi tersebut ke dalam gelas kimia yang berisi

air panas selama 1 menit.

- Diamati perubahan yang terjadi.

Hasil

119
3. Reaksi Glukosa dengan Larutan Benedict

Larutan Benedict

- Dimasukkan sebanyak 2 mL ke dalam tabung reaksi.

- Ditambahkan 1 mL larutan glukosa 10%.

- Dimasukkan tabung reaksi tersebut ke dalam gelas kimia ang berisi

air panas selama 5 menit, kemudian didinginkan.

- Diamati perubahan yang terjadi.

Hasil

B. Disakarida

1. Reaksi Sukrosa dengan Larutan Perak Beramoniak

Larutan AgNO3 0,1 M

- Dimasukkan sebanyak 2 mL ke dalam tabung reaksi.

- Ditambahkan NH₄OH tetes per tetes sambil dikocok sampai endapan

yang terbentuk dapat terlarut.

- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 1 mL larutan sukrosa 10% dan

dikocok.

- Dimasukkan tabung reaksi tersebut ke dalam gelas kimia yang berisi

air panas selama beberapa menit.

- Diamati perubahan yang terjadi.

Hasil

120
2. Reaksi Sukrosa dengan Larutan Benedict

Larutan Benedict

- Dimasukkan sebanyak 2 mL ke dalam tabung reaksi.

- Ditambahkan 1 mL larutan sukrosa 10% dan dikocok.

- Dimasukkan tabung reaksi tersebut ke dalam gelas kimia yang berisi

air panas selama 5 menit kemudian didinginkan.

- Diamati perubahan yang terjadi.

Hasil

C. Polisakarida

1. Reaksi Amilum dengan Yodium

Larutan Amilum

- Dimasukkan sebanyak 3 mL larutan amilum 2% ke dalam tabung

reaksi.

- Ditambahkan 5 tetes larutan yodium 0,1 M dan dikocok.

- Dipanaskan tabung reaksi tersebut selama beberapa menit kemudian

didinginkan.

- Diamati perubahan yang terjadi.

Hasil

121
2. Hidrolisis Amilum

Larutan Amilum

- Dimasukkan sebanyak 5 mL larutan amilum 2% ke dalam tabung

reaksi.

- Ditambahkan 10 tetes HCL pekat.

- Dipanaskan tabung reaksi tersebut sampai larutan mendidih selama

beberapa menit .

- Ditambahkan beberapa tetes larutan NaOH 10%, sampai larutan

bersifat basa.

- Ambil 3 mL larutan ini dan masukkan ke dalam tabung reaksi lain


dan tambahkan 2 ml larutan Benedict.

- Panaskan dalam penangas air mendidih selama 5 menit.


- Diamati perubahan yang terjadi.

Hasil

122
Lampiran 2. Dokumentasi Percobaan

1. Monosakarida

(Gambar 2.1 Reaksi Glukosa dengan Larutan Perak Beramoniak)

(Gambar 2.2 Reaksi Glukosa dengan Larutan Fehling)

(Gambar 2.3 Reaksi Glukosa dengan Larutan Benedict)

123
2. Disakarida

(Gambar 2.4 Reaksi Sukrosa dengan Larutan Perak Beramoniak)

(Gambar 2.5 Reaksi Sukrosa dengan Larutan Benedict)

3. Polisakarida

(Gambar 2.6 Reaksi Amilum dengan Yodium)

(Gambar 2.6 Hidrolisis Amilum)

124

Anda mungkin juga menyukai