PERCOBAAN IV
ASAM KARBOKSILAT DAN TURUNANNYA
NIM : H041201078
KELOMPOK : 3 (TIGA)
57
BAB I
PENDAHULUAN
penting dalam cakupan yang luas proses kimia dan biologi. Asam karboksilat dan
ion karboksilat kelompok fungsional paling umum dalam sistem alam dan biologis
(Shome and Mishra, 2016). Asam karboksilat juga biasa disebut dengan asam
lemak atau asam karboksilat. Secara umum rumus molekulnya adalah CnH2nO2
dan rumus umumnya adalah R-COOH dan rumus bangunnya adalah mempunyai
senyawa sentral dalam metabolisme sel, dan dalam siklus karbon di alam. Karbon
dioksida ditangkap dari atmosfer dan memasuki sel-sel hidup melalui pembentukan
gugus karboksilat, dan dilepaskan dari sel hidup oleh dekarboksilasi asam
karboksilat (Liden, 2017). Ester merupakan senyawa derivat atau turunan asam
karboksilat. Ester mempunyai sifat yang unik yaitu memiliki sifat yang baik pada
temperatur rendah (Rahardiningrum dkk., 2016). Ester dapat dihasilkan dari reaksi
esterifikasi, yaitu reaksi antara asam karboksilat dengan alkohol (Wardiyah, 2016).
katalis untuk menunjang kecepatan reaksi (Fakhry dan Rahayu, 2016). Esterifikasi
dapat dilakukan dengan menggunakan katalis enzim (lipase) dan asam anorganik
(asam sulfat atau asam klorida), dengan berbagai variasi alkohol (Kusumawati dkk.,
58
1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud percobaan ini adalah mengetahui beberapa sifat asam karboksilat dan
Adapun prinsip percobaan adalah sifat garam dari garam karboksilat dapat
dengan CaCl2, dan juga sifat asam karboksilat dapat diketahui dengan
59
BAB II
PEMBAHASAN
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung reaksi, rak tabung
reaksi, pipet tetes, gelas piala 100 mL dan 50 mL, gegep, batang pengaduk, sendok
(C2H5OH), amil alkohol (C5H11OH), H2SO4 pekat, sabun, spiritus, korek api,
Tabung reaksi disiapkan sebanyak 2 buah. Tabung (1) diisi dengan 1 gram
natrium format dan tabung (2) diisi dengan 1 gram natrium asetat. Kedua tabung
reaksi dipanaskan selama 10-15 menit hingga keluar gelembung yang hebat. Kedua
Tabung reaksi disiapkan sebanyak 2 buah. Tabung (1) diisi dengan 3mL
60
ditambahkan masing-masing dengan NaOH 1 M. Kedua tabung reaksi tersebut
glasial dan 1 mL H2SO4 pekat. Tabung reaksi dipanaskan kurang lebih 5 menit di
atas penangas air. Tabung reaksi didinginkan, kemudian dituang air dingin 50 mL
kedalam gelas piala. Gelas piala berisi cairan diaduk, diperhatikan dan dicium
61
Tabel 2.2 Pengamatan HCOOH dan CH3COOH
Perubahan yang Terjadi
Zat Keterangan
Pemanasan + air + CaCl2
Bening, terbentuk
Terbentuk
HCOOH gelembung dan Satu fase Bereaksi
endapan
garam
HCOONa
CH3COONa
62
2.2.2.2. HCOOH dan CH3COOH
HCOOH
CH3COOH
63
2.2.2.3. Pengamatan Reaksi Esterifikasi
2.3. Pembahasan
format dan natrium asetat. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui sifat asam
64
adanya perubahan signifikan pada larutan.
dengan larutannya yang bening. Pemanasan ini bertujuan agar garam natrium asetat
terurai menjadi CH3COO- dan Na+. Pengaruh suhu pada energi internal molekul
tumbukan semakin tinggi. Akibatnya, reaksi dapat berjalan dengan lebih cepat
yang merupakan produk dari reaksi asam asetat dengan CaCl2. Pada reaksi
halogenasi asam asetat dengan CaCl2 menghasilkan asetil klorida (CH3COCl) yang
merupakan turunan dari asam asetat. Hasil yang diperoleh dari percobaan yaitu
terbentuk endapan putih pada percobaan dengan natrium asetat sedangkan pada
percobaan dengan natrium formiat tidak terbentuk endapan. Hal ini dapat terjadi
karena bahan yang terkontaminasi, ataupun proses ionisasi yang tidak sempurna
65
air (H2O), reaksi ini merupakan reaksi netralisasi dimana asam + basa menghasilkan
garam dan air. Zat uji kemudian dipanaskan agar airnya menguap sehingga hanya
tersisa garam natrium formiat saja. Pada pemanasan zat uji terjadi perubahan bentuk
dari larutan menjadi serbuk putih yang merupakan garam natrium formiat yang
berwarna putih yang merupakan garam kalsium hidroksida (Ca(OH)2) dan formil
Percobaan selanjutnya yaitu percobaan dengan asam asetat. Asam asetat adalah
tetrahedral (Widiyati, 2018). Pada pemanasan asam asetat terjadi perubahan bentuk
dari larutan menjadi serbuk putih yang merupakan garam natrium asetat yang
terdapat banyak gelembung gas. Pada suhu yang semakin tinggi molekul-molekul
dalam reaktor akan bergerak semakin cepat dan intensitas tumbukan semakin
tinggi. Akibatnya, reaksi dapat berjalan dengan lebih cepat (Fakhry dan Rahayu,
66
Hal ini sesuai dengan teori dimana seharusnya terbentuk endapan putih pada
percobaan ini karna asam karboksilat berekasi dengan basa. Sifat kimia yang paling
mineral seperti HCl dan HNO3 asam karboksilat adalah asam lemah, namun
bersifat lebih asam daripada alkohol atau fenol. Karena keasamannya ini maka asam
alkohol, dalam hal ini etanol (C2H5OH) dan amil alkohol (C5H10OH) dengan asam
menunjang kecepatan reaksi (Fakhry dan Rahayu, 2016). Katalis merupakan zat
lain selain reaktan dan produk, yang ditambahkan pada suatu sistem reaksi. Katalis
dapat mempercepat suatu laju reaksi kimia dengan menyediakan suatu jalur reaksi
alternatif yang mempunyai energi aktivasi yang lebih rendah sehingga reaksi bisa
berjalan dengan cepat (Hasanah dan Wirman, 2018). Reaksi antara asam asetat dan
etanol dengan katalis asam sulfat akan menghasilkan etil ester (Azura dkk., 2015).
Hasil percobaan menunjukkan aroma kedua ester tersebut berbeda. Pada aroma
dari etanol adalah seperti buah pisang. Sedangkan aroma pada amil alkohol seperti
aroma buah apel pekat. Hal ini tidak sesuai dengan teori dimana seharusnya etil
etanoat beraroma permen karet. Hal ini dapat disebabkan oleh jumlah rantai karbon
yang berbeda, dimana semakin panjang rantai karbon yang dimiliki alkil pada ester,
67
BAB III
3.1 Kesimpulan
3. reaksi antara asam karboksilat dan alkohol dengan katalis asam sulfat
menghasilkan senyawa ester yang memiliki bau yang harus sesuai dengan jenis
3.2 Saran
kondisi larutan setiap setelah diberi perlakuan, karena pada video percobaan
68
DAFTAR PUSTAKA
Azura, S. L., Sutri, R., dan Iriany, 2015, Pembuatan Etil Asetat dari Hasil Hidrolisis,
Fermentasi dan Esterifikasi Kulit Pisang Raja (Musa paradisiaca L.), Jurnal
Teknik Kimia USU, 4(1): 1-6.
Fakhry, M. N., dan Rahayu, S. S., 2016, Pengaruh Suhu pada Esterifikasi Amil
Alkohol dengan Asam Asetat Menggunakan Asam Sulfat sebagai Katalisator,
Jurnal Rekayasa Proses, 10(2): 64-69.
Hasanah, F., dan Wirman, A. P., 2018, Modifikasi Vanilin dengan Asam P-Hidroksi
Benzoat dan Uji Aktivitasnya Terhadap Pseudomonas aeruginosa,
Staphylococcus aureus DAN Candida albicans, Jurnal Farmasi Indonesia,
15(2): 183-201.
Kusumawati, A., Siadi, K., dan Cahyono, E., Reaksi Esterifikasi Butanol Dengan
Asam Asetat Terkatalisis Zr4+-Zeolit Beta (Cocos nucifera), Indonesian
Journal of Chemical Science, 4(3): 164-167.
Maulinda, L., Za, N., dan Nurbaity, 2017, Hidrolisis Asam Lemak Dari Buah Sawit
Sisa Sortiran, Jurnal Teknologi Kimia Unimal, 6(2): 1-15.
Shome, M., and Mishra, N., 2016, Molecular Recognition of Carboxylic Acids and
Carboxylates: A Review, Indian Journal of Advances in Chemical Science,
4(1): 56-67.
Widiyati, E., 2018, Sintesis Asetil Klorida Dari Asam Asetat Dan Tionil Klorida
Pada Suhu Yang Divariasi Dan Mempelajari Mekanisme Reaksinya, Jurnal
Gradien, 4(1): 314-317.
69
Lampiran 1. Bagan Kerja
hebat).
— Didinginkan.
CH3COONa.
Hasil
3 mL HCOOH 1 M
airnya menguap.
CH3COOH
Hasil
70
C. Reaksi Esterifikasi Karboksilat Dengan Air dan CaCl2
1 mL etanol
mL.
alkohol
Hasil
71
Lampiran 2. Dokumentasi