Anda di halaman 1dari 18

Laporan Praktikum Kimia Dasar II

PERCOBAAN IV
ASAM KARBOKSILAT DAN TURUNANNYA

NAMA : SITI ROFIQOH ATHIYYAH

NIM : H041201078

KELOMPOK : 3 (TIGA)

HARI/TGL. PERCOBAAN : RABU/28 APRIL 2021

ASISTEN : TAUFIK HIDAYAT

LABORATORIUM KIMIA DASAR


DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
56
LEMBAR PENGESAHAN

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

PERCOBAAN ASAM KARBOKSILAT DAN TURUNANNYA

Disusun dan diajukan oleh:

SITI ROFIQOH ATHIYYAH


H041201078

Laporan ini telah diperiksa dan disetujui oleh:

Makassar, 6 Mei 2021


Asisten Praktikan

TAUFIK HIDAYAT SITI ROFIQOH ATHIYYAH


NIM. H0311711306 NIM. H041 20 1078

57
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Asam karboksilat organik dan derivatnya mengambil bagian dalam peran

penting dalam cakupan yang luas proses kimia dan biologi. Asam karboksilat dan

ion karboksilat kelompok fungsional paling umum dalam sistem alam dan biologis

(Shome and Mishra, 2016). Asam karboksilat juga biasa disebut dengan asam

lemak atau asam karboksilat. Secara umum rumus molekulnya adalah CnH2nO2

dan rumus umumnya adalah R-COOH dan rumus bangunnya adalah mempunyai

gugus fungsi R-C-OH (Maulinda dkk., 2017). Asam karboksilat merupakan

senyawa sentral dalam metabolisme sel, dan dalam siklus karbon di alam. Karbon

dioksida ditangkap dari atmosfer dan memasuki sel-sel hidup melalui pembentukan

gugus karboksilat, dan dilepaskan dari sel hidup oleh dekarboksilasi asam

karboksilat (Liden, 2017). Ester merupakan senyawa derivat atau turunan asam

karboksilat. Ester mempunyai sifat yang unik yaitu memiliki sifat yang baik pada

temperatur rendah (Rahardiningrum dkk., 2016). Ester dapat dihasilkan dari reaksi

esterifikasi, yaitu reaksi antara asam karboksilat dengan alkohol (Wardiyah, 2016).

Reaksi esterifikasi merupakan reaksi yang berjalan lambat sehingga membutuhkan

katalis untuk menunjang kecepatan reaksi (Fakhry dan Rahayu, 2016). Esterifikasi

dapat dilakukan dengan menggunakan katalis enzim (lipase) dan asam anorganik

(asam sulfat atau asam klorida), dengan berbagai variasi alkohol (Kusumawati dkk.,

2015). Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukanlah percobaan terhadap asam

karboksilat dan turunannya.

58
1.2. Maksud dan Tujuan

1.2.1. Maksud Percobaan

Maksud percobaan ini adalah mengetahui beberapa sifat asam karboksilat dan

garamnya serta reaksi esterifikasi asam karboksilat dengan alkohol.

1.2.2. Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:

1. untuk mengetahui sifat asam karboksilat.

2. untuk mengetahui sifat garam dari asam karboksilat.

3. untuk mengetahui reaksi esterifikasi asam karboksilat dengan alkohol.

1.2.3. Prinsip Percobaan

Adapun prinsip percobaan adalah sifat garam dari garam karboksilat dapat

diketahui dengan mereaksikannya terlebih dahulu dengan air kemudian ditetesi

dengan CaCl2, dan juga sifat asam karboksilat dapat diketahui dengan

mereaksikannya dengan basa (NaOH) melalui pemanasan. Turunan dari asam

karboksilat dapat dibuat melalui reaksi esterifikasi dengan mereaksikannya dengan

alkohol dan ditandai dengan bau yang harum.

59
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Metode Percobaan

2.1.1. Alat Percobaan

Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung reaksi, rak tabung

reaksi, pipet tetes, gelas piala 100 mL dan 50 mL, gegep, batang pengaduk, sendok

tandu, lampu spiritus, kaki tiga, dan sikat tabung.

2.1.2. Bahan Percobaan

Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah HCOONa, CH3COONa,

HCOOH 1 M, CH3COOH 1 M, CH3COOH glasial, NaOH 1 M, CaCl2 5 M, etanol

(C2H5OH), amil alkohol (C5H11OH), H2SO4 pekat, sabun, spiritus, korek api,

aquadest dan tissue roll.

2.1.3. Prosedur Percobaan

2.1.3.1. Garam HCOONa dan CH3COONa

Tabung reaksi disiapkan sebanyak 2 buah. Tabung (1) diisi dengan 1 gram

natrium format dan tabung (2) diisi dengan 1 gram natrium asetat. Kedua tabung

reaksi dipanaskan selama 10-15 menit hingga keluar gelembung yang hebat. Kedua

tabung didinginkan kemudian masing-masing ditambahkan 5 mL air. Kedua tabung

reaksi dipanaskan kembali kemudian didiamkan. Supernatannya diambil lalu

dideteksi dengan CaCl2 5 M, kemudian dicatat perubahan yang terjadi.

2.1.3.2. HCOOH dan CH3COOH

Tabung reaksi disiapkan sebanyak 2 buah. Tabung (1) diisi dengan 3mL

HCOOH 1 M dan tabung (2) diisi dengan 3 mL CH3COOH 1 M. kedua tabung

60
ditambahkan masing-masing dengan NaOH 1 M. Kedua tabung reaksi tersebut

dipanaskan hingga semua airnya menguap. Kedua tabung didinginkan kemudian

masing-masing ditambahkan 5 mL air. Kedua tabung reaksi dipanaskan kembali

kemudian didiamkan. Supernatannya diambil lalu dideteksi dengan CaCl2 5 M,

kemudia perubahan yang terjadi.

2.1.3.3. Reaksi Esterifikasi

Tabung reaksi disiapkan sebanyak 2 buah. Tabung reaksi diisi dengan 1 mL

Etanol. Tabung reaksi masing-masing ditambahkan dengan 1 mL asam asetat

glasial dan 1 mL H2SO4 pekat. Tabung reaksi dipanaskan kurang lebih 5 menit di

atas penangas air. Tabung reaksi didinginkan, kemudian dituang air dingin 50 mL

kedalam gelas piala. Gelas piala berisi cairan diaduk, diperhatikan dan dicium

baunya, kemudian dicatat. Langkah diatas diulangi dengan mengganti etanol

dengan amil alkohol.

2.2. Hasil percobaan

2.2.1. Data percobaan

Tabel 2.1 Pengamatan Garam HCOONa dan CH3COONa


Perubahan yang terjadi
Zat Keterangan
Pemanasan + air + CaCl2

Cairan bening, Tidak


HCOONa terbentuk gelembung Bening Bening
Bereaksi
gas

Cairan bening Bening,


CH3COONa terbentuk gemeung terbentuk Keruh Bereaksi
gas supernatan

61
Tabel 2.2 Pengamatan HCOOH dan CH3COOH
Perubahan yang Terjadi
Zat Keterangan
Pemanasan + air + CaCl2

Bening, terbentuk
Terbentuk
HCOOH gelembung dan Satu fase Bereaksi
endapan
garam

Bening, terbentuk Terbentuk


CH3COOH gelembung dan sedikit Satu fase Bereaksi
garam endapan

Tabel 2.3 Pengamatan Reaksi Esterifikasi


Zat Hasil esterifikasi Keterangan

Etanol Berbau khas Bereaksi

Amil alkohol Berbau khas Bereaksi

2.2.2. Reaksi Percobaan

2.2.2.1. HCOONa dan CH3COONa

 HCOONa

 CH3COONa

62
2.2.2.2. HCOOH dan CH3COOH

 HCOOH

 CH3COOH

63
2.2.2.3. Pengamatan Reaksi Esterifikasi

2.3. Pembahasan

2.3.1. Reaksi garam asam karboksilat

Pada percobaan ini, dilakukan pengamaan terhadap reaksi garam natrium

format dan natrium asetat. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui sifat asam

karboksilat dan garam karboksilat. Natrium format (HCOONa) ketika dipanaskan

menghasilkan gelembung. Penambahan aquades dan CaCl2 tidak menunjukkan

64
adanya perubahan signifikan pada larutan.

Natrium asetat (CH3COONa) dipanaskan dan menghasilkan gelembung

dengan larutannya yang bening. Pemanasan ini bertujuan agar garam natrium asetat

terurai menjadi CH3COO- dan Na+. Pengaruh suhu pada energi internal molekul

menyebabkan peningkatan kecepatan reaksi. Pada suhu yang semakin tinggi

molekul-molekul dalam reaktor akan bergerak semakin cepat dan intensitas

tumbukan semakin tinggi. Akibatnya, reaksi dapat berjalan dengan lebih cepat

(Fakhry dan Rahayu, 2016). Kemudian penambahan akuades tidak menunjukkan

warna pada larutan, namun terbentuk supernatan. Penambahan aquades akan

menyebabkan terbentuknya asam asetat. Penambahan CaCl2 sebagai pendeteksi

adanya asam karboksilat. Penambahan larutan CaCl2 akan menyebabkan

terbentuknya endapan (Febriaty dkk., 2016).

Berdasarkan percobaan ditemukan bahwa setelah penambahan CaCl2 terdapat

endapan berwarna putih yang merupakan garam kalsium hidroksida (Ca(OH)2)

yang merupakan produk dari reaksi asam asetat dengan CaCl2. Pada reaksi

halogenasi asam asetat dengan CaCl2 menghasilkan asetil klorida (CH3COCl) yang

merupakan turunan dari asam asetat. Hasil yang diperoleh dari percobaan yaitu

terbentuk endapan putih pada percobaan dengan natrium asetat sedangkan pada

percobaan dengan natrium formiat tidak terbentuk endapan. Hal ini dapat terjadi

karena bahan yang terkontaminasi, ataupun proses ionisasi yang tidak sempurna

sehingga tidak terbentuk asam karboksilat yang diinginkan.

2.3.2. Reaksi HCOOH dan CH3COOH

Percobaan dengan asam format (HCOOH) direaksikan dengan basa kuat

natrium hidroksida (NaOH) menghasilkan garam natrium formiat (HCOONa) dan

65
air (H2O), reaksi ini merupakan reaksi netralisasi dimana asam + basa menghasilkan

garam dan air. Zat uji kemudian dipanaskan agar airnya menguap sehingga hanya

tersisa garam natrium formiat saja. Pada pemanasan zat uji terjadi perubahan bentuk

dari larutan menjadi serbuk putih yang merupakan garam natrium formiat yang

menyebabkan adanya banyak endapan. Garam natrium formiat dipanaskan dan

terdapat sedikit gelembung gas. Penambahkan akuades tidak menyebabkan

perubahan warna pada larutan. Penambahan CaCl2 menghasilkan banyak endapan

berwarna putih yang merupakan garam kalsium hidroksida (Ca(OH)2) dan formil

klorida (HCOCl) yang merupakan turunan dari asam formiat.

Percobaan selanjutnya yaitu percobaan dengan asam asetat. Asam asetat adalah

senyawa organik termasuk dalam golongan asam karboksilat. Senyawa ini

mengandung gugus karbonil, sehingga apabila bereaksi dengan nukleofil akan

mengikuti mekanisme reaksi dengan pembentukan zat-antara (intermediet)

tetrahedral (Widiyati, 2018). Pada pemanasan asam asetat terjadi perubahan bentuk

dari larutan menjadi serbuk putih yang merupakan garam natrium asetat yang

menyebabkan terbentuknya sedikit endapan. Pada pemanasan garam natrium asetat

terdapat banyak gelembung gas. Pada suhu yang semakin tinggi molekul-molekul

dalam reaktor akan bergerak semakin cepat dan intensitas tumbukan semakin

tinggi. Akibatnya, reaksi dapat berjalan dengan lebih cepat (Fakhry dan Rahayu,

2016). Penambahan akuades tidak menyebabkan perubahan warna. Penambahan

CaCl2 menghasilkan sedikit endapan berwarna putih yang merupakan garam

kalsium hidroksida (Ca(OH)2) dan formil klorida (CH3COCl) yang merupakan

turunan dari asam asetat.

66
Hal ini sesuai dengan teori dimana seharusnya terbentuk endapan putih pada

percobaan ini karna asam karboksilat berekasi dengan basa. Sifat kimia yang paling

menonjol dari asam karboksilat ialah keasamannya. Dibandingkan dengan asam

mineral seperti HCl dan HNO3 asam karboksilat adalah asam lemah, namun

bersifat lebih asam daripada alkohol atau fenol. Karena keasamannya ini maka asam

kartboksilat dapat bereaksi dengan basa (Wardiyah, 2016).

2.3.3. Reaksi Esterifikasi

Pada percobaan reaksi esterifikasi, dilakukan untuk mengetahui reaksi antara

alkohol, dalam hal ini etanol (C2H5OH) dan amil alkohol (C5H10OH) dengan asam

karboksilat dengan menggunakan suatu katalis asam sulfat. Reaksi esterifikasi

merupakan reaksi yang berjalan lambat sehingga membutuhkan katalis untuk

menunjang kecepatan reaksi (Fakhry dan Rahayu, 2016). Katalis merupakan zat

lain selain reaktan dan produk, yang ditambahkan pada suatu sistem reaksi. Katalis

dapat mempercepat suatu laju reaksi kimia dengan menyediakan suatu jalur reaksi

alternatif yang mempunyai energi aktivasi yang lebih rendah sehingga reaksi bisa

berjalan dengan cepat (Hasanah dan Wirman, 2018). Reaksi antara asam asetat dan

etanol dengan katalis asam sulfat akan menghasilkan etil ester (Azura dkk., 2015).

Hasil percobaan menunjukkan aroma kedua ester tersebut berbeda. Pada aroma

dari etanol adalah seperti buah pisang. Sedangkan aroma pada amil alkohol seperti

aroma buah apel pekat. Hal ini tidak sesuai dengan teori dimana seharusnya etil

etanoat beraroma permen karet. Hal ini dapat disebabkan oleh jumlah rantai karbon

yang berbeda, dimana semakin panjang rantai karbon yang dimiliki alkil pada ester,

baunya akan semakin kuat.

67
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah:

1. garam dari asam karboksilat akan menghasilkan endapan berupa Ca(OH)2

melalui penambahan air dan CaCl2.

2. asam karboksilat dapat menghasilkan garam apabila dinetralkan oleh basa

NaOH. Garam yang terbentuk dapat dipisahkan dengan menguapkan airnya.

3. reaksi antara asam karboksilat dan alkohol dengan katalis asam sulfat

menghasilkan senyawa ester yang memiliki bau yang harus sesuai dengan jenis

alkoholnya, reaksi ini dinamakan esterifikasi.

3.2 Saran

Sebaiknya video percobaan yang ditampilkan menunjukkan hasil akhir atau

kondisi larutan setiap setelah diberi perlakuan, karena pada video percobaan

praktikan kesulitan mengidentifikasi reaksi yang terjadi.

68
DAFTAR PUSTAKA

Azura, S. L., Sutri, R., dan Iriany, 2015, Pembuatan Etil Asetat dari Hasil Hidrolisis,
Fermentasi dan Esterifikasi Kulit Pisang Raja (Musa paradisiaca L.), Jurnal
Teknik Kimia USU, 4(1): 1-6.

Fakhry, M. N., dan Rahayu, S. S., 2016, Pengaruh Suhu pada Esterifikasi Amil
Alkohol dengan Asam Asetat Menggunakan Asam Sulfat sebagai Katalisator,
Jurnal Rekayasa Proses, 10(2): 64-69.

Febriaty, I. R., Harlia, Alimuddin, A. H., 2016, Perbandingan Metode Hidrolisis


Asam dan Basa Tandan Kosong Kelapa Sawit Sebagai Bahan Baku
Pembuatan Asam Oksalat, JKK, 5(4): 22-28.

Hasanah, F., dan Wirman, A. P., 2018, Modifikasi Vanilin dengan Asam P-Hidroksi
Benzoat dan Uji Aktivitasnya Terhadap Pseudomonas aeruginosa,
Staphylococcus aureus DAN Candida albicans, Jurnal Farmasi Indonesia,
15(2): 183-201.

Kusumawati, A., Siadi, K., dan Cahyono, E., Reaksi Esterifikasi Butanol Dengan
Asam Asetat Terkatalisis Zr4+-Zeolit Beta (Cocos nucifera), Indonesian
Journal of Chemical Science, 4(3): 164-167.

Liden, G., 2017, Carboxylic Acid Production, Fermentation, 3(46): 1-3.

Maulinda, L., Za, N., dan Nurbaity, 2017, Hidrolisis Asam Lemak Dari Buah Sawit
Sisa Sortiran, Jurnal Teknologi Kimia Unimal, 6(2): 1-15.

Rahadiningrum, S. W. S., Mahreni, Reningtyas, R., dan Gusaptono, R. H.,


Biopelumas dari Minyak Nabati (Review), Eksergi, 13(2): 14-19.

Shome, M., and Mishra, N., 2016, Molecular Recognition of Carboxylic Acids and
Carboxylates: A Review, Indian Journal of Advances in Chemical Science,
4(1): 56-67.

Wardiyah, 2016, Kimia Organik, Pusdik SDM Kesehatan, Jakarta.

Widiyati, E., 2018, Sintesis Asetil Klorida Dari Asam Asetat Dan Tionil Klorida
Pada Suhu Yang Divariasi Dan Mempelajari Mekanisme Reaksinya, Jurnal
Gradien, 4(1): 314-317.

69
Lampiran 1. Bagan Kerja

A. Reaksi Garam Karboksilat Dengan Air dan CaCl2


1 gram HCOONa

— Dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

— Dipanaskan 10-15 menit (hingga keluar gelembung gas yang

hebat).

— Didinginkan.

— Dipanaskan, kemudian ditambahkan 5 mL akuades.

— Didiamkan dan didekantasi dan diambil supernatannya.

— Dideteksi dengan CaCl2 5 M, dicatat perubahan yang terjadi

— Dilakukan hal yang sama dengan HCOONa dengan

CH3COONa.
Hasil

B. Reaksi Asam Karboksilat Dengan Air dan CaCl2

3 mL HCOOH 1 M

— Dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

— Ditambahkan 3 mL NaOH 1 M, dan dipanaskan hingga semua

airnya menguap.

— Didinginkan dan ditambahkan 5 mL akuades.

— Dipanaskan dan didiamkan dan didekantasi.

— Diambil supernatannya dan dideteksi dengan CaCl2 5 M.

— Dicatat perubahan yang terjadi.

— Dilakukan hal yang sama dengan HCOOH digantikan oleh

CH3COOH
Hasil
70
C. Reaksi Esterifikasi Karboksilat Dengan Air dan CaCl2

1 mL etanol

— Dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

— Ditambahkan 1 mL asam asetat glasial dan 1 mL H2SO4 pekat.

— Dipanaskan diatas penangas air kurang lebih 5 menit.

— Didinginkan dan dituang kedalam gelas piala berisi air dingin 50

mL.

— Diaduk.dan diperhatikan dan dicium baunya, kemudian dicatat.

— Dilakukan hal yang sama dengan etanol digantikan oleh amil

alkohol

Hasil

71
Lampiran 2. Dokumentasi

Gambar 1. Reaksi garam Karboksilat

Gambar 2. Reaksi Asam Karboksilat dan Basa

Gambar 2. Reaksi Asam Karboksilat dan Basa


72
73

Anda mungkin juga menyukai