NURMUSLIMAH
H061191063
LAPORAN PRAKTIKUM
IKATAN KIMIA
Disusun dan diajukan oleh :
NURMUSLIMAH
H061191063
Laporan ini diperiksa dan disetujui oleh:
BAB I
PENDAHULUAN
perubahannya. Zat-zat yang terlibat dalam perubahan kimia yaitu unsur dan
senyawa. Untuk mengetahui ciri dari suatu unsur dan senyawa dapat diketahui dari
sifat-sifat kimia dan fisisnya. Sifat kimia adalah sifat yang dapat ditunjukkan melalui
perubahan kimia, sedangkan sifat fisis merupakan sifat yang dapat diamati tanpa
Ilmu kimia memiliki banyak bidang kajian yang mempelajari tentang fakta,
konsep, hukum, serta teori yang banyak berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.
Mata pelajaran kimia memiliki bidang kajian yang disusun secara berurutan dan
saling terhubung antar kompetensi yang dipelajari. Hal tesebut mengharuskan untuk
memahami konsep-konsep dalam kimia secara utuh agar tidak mengalami kesulitan
dalam mempelajari ilmu kimia. Dimana salah satu bidang kajian ilmu kimia adalah
Kimia sebagai disiplin ilmu didominasi oleh penggunaan model. Dimana model
ilmiah sering digunakan oleh para ahli kimia untuk memahami mengenai materi
ikatan, baik dengan atom yang sama maupun dengan atom yang berbeda. Ikatan
kimia terjadi karena sekelompok atom menunjukkan satu kesatuan yang lebih stabil
karena memiliki tingkat energi lebih rendah daripada tingkat energi atom-atom
Adapun prinsip percobaan ini adalah memebedakan senyawa ion dan kovalen
dengan cara dilarutkan AgNo3 setiap sampel dan dibuktikan dengan terbentuk atau
dengan cara ditetesi larutan KCNS pada setiap sampel. Serta mendeteksi kekuatan
jingga.
BAB III
METODE PERCOBAAN
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah larutan AgNO3, NaCl,
alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah tabung reaksi, pipet tetes,
pipet skala, sarung tangan lateks, sikat tabung, masker, dan rak tabung.
Disiapkan tiga buah tabung reaksi. Masing-masing tabung reaksi tersebut diisi
dengan 1 ml AgNO3. Tabung yang pertama ditetesi dengan NaCl, tabung kedua
dengan CCl4, an tabung ketiga dengan CHCl3. Masing-masing 3-5 tetes. Perhatikan
dan catat perubahan yang terjadi. Masukkan hasil pengamatan ke dalam table.
Disiapkan tiga buah tabung reaksi. Tabung pertama diisi dengan HCl, tabung
kedua diisi dengan CH3COOH, lalu tabung ketiga diisi dengan C2H5OH. Masing-
masing sebanyak 2,5 ml. selanjutnya, setiap tabung reaksi ditetesi dengan metil
Disiapkan dua buah tabung reaksi yang diisi dengan 1 mL CuSO4. Masing-
masing ditetesi dengan amonia atau NH4OH sampai tidak terjadi endapan. Tabung
reaksi yang pertama tambahkan dengan larutan BaCl2, dan tabung reaksi kedua
Siapkan dua buah tabung reaksi yang diisi dengan 1 ml CuSO4. Tabung
pertama ditambah dengan larutan BaCl2 dan tabung kedua ditambah dengan larutan
Disiapkan dua buah tabung reaksi. Tabung reaksi pertama diisi dengan FeCl3
dan tabung yang kedua diisi dengan K3Fe(CN)6. Masing-masing 1 ml. ke dalam
tabung pertama dan kedua, tambahkan 2-3 tetes KCNS. Amati dan catat perubahan
yang terjadi.
BAB IV
Ditambah pereaksi
Larutan keterangan
BaCl2 K4Fe(CN)6
Berubah warba
CuSO4 + NaOH Keruh, terjadi Membentuk
menjadi warna
sedikit endapan senyawa kompleks
cokelat
Terjadi
muda
AgNO3 + C2H5OH
AgNO3 + CCl4
K4Fe(CN)6 + KCNS
4.2 Pembahasan
Dalam percobaan ini larutan yang digunakan adalah NaCl, C2H5OH, dan
Penambahan tiga macam larutan itu ke dalam AgNO3 untuk mengetahui larutan
mana yang akan membentuk ikatan ion dan ikatan ikatan kovalen dengan AgNO3.
endapan putih. Hal ini menandakan bahwa reaksi antara NaCl dan AgNO3
AgNO3 menghasilkan hasil yang sama. Yaitu tidak terjadinya endapan. Ini
menandakan bahwa ikatan antara C2H5OH dan CHCl3 dengan AgNO3 bukan
percobaan ini menggunakan tiga buah tabung reaksi, dimana tabung reaksi
pertama diisi dengn HCl, tabung reaksi kedua dengan CH3COOH, dan tabung reaksi
ketiga dengan C2H5OH. Ketiga tabung reaksi ini masing-masing ditetesi metil jingga
1 tetes. Fungsi dari metil jingga untuk mengetahui apakah ketiga larutan tersebut
merupakan asam kuat, asam lemah, basa kuat, atau basa lemah.
Pada tabung reaksi pertama yang berisi HCl, terjadi perubahan warna yang
awalnya bening menjadi merah. Ini menandakan bahwa HCl merupakan asam kuat
dilihat dari perubahan warnanya. Pada tabung kedua yang berisi CH3COOH dan
tabung ketiga yang berisi C2H5OH pun mengalami perubahan warna. Masing-masing
berturut-turut mengalami perubahan warna dari bening menjadi jingga dan kuning.
Perubahan warna menjadi jingga dan kuning seteah ditetesi metil jingga,
Pada percobaan ini ada enam tabung reaksi yang digunakan, yang masing-
masing berisi larutan CuSO4 sebanyak 1 ml. pada dua tabung reaksi pertama
K4Fe(CN)6 didapatkan masing-masing larutan berubah warna menjadi biru muda dan
biru. Pada larutan yang berubah warna menjadi biru muda terdapat endapan
berwarna putih, dan pada larutan yang berubah warna menjadi biru terdapat endapan
berarna cokelat. Kedua tabung reaksi ini membentuk ikatan ion dan merupakan
senyawa kompleks. Pada sepasang tabung reaksi yang kedua yang ditambahkan
berwarna biru muda dan biru. Pada tabung reaksi yang mengalami perubahan warna
menjadi biru muda ditemukan banyak endapan putih, dan begitu pula dengan tabung
yang berisi larutan berwarna biru. Ini menandakan bahwa kedua tabung memiliki
senyawa kompleks yang banyak. Pada sepasang tabung reaksi terakhir yang hanya
berisi CuSO4 tanpa penambahan NH4OH, setelah ditetesi BaCL2 dan K4Fe(CN)6
mengalami perubahan warna menjadi biru muda. Namun tidak terdapat sama sekali
ditambahkan FeCl3 dan K3Fe(CN)6. Kedua tabung yang berisi larutan ini lalu
ditambahkan KCNS. Penambahan KCNS pada kedua tabung ini untuk menegtahui
Pada tabung pertama yang berisi larutan BaCl3, setelah ditambahkan dengan
KCNS mengalami reaksi dan berubah warna menjadi merah bata. Sedangkan pada
tabung yang berisi larutan K3Fe(CN)6 setelah ditambahkan KCNS tidak mengalami
reaksi dan perubahan warna. Ini menandakan bahwa larutan pada tabung pertama
merupakan ikatan ion, dan larutan pada tabung kedua merupakan ikatan kovalen.
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. ikatan kovalen merupakan ikatan yang tidak bereaksi dengan logam. Dengan
kata lain, hanya akan menghasikan dua fase sepeti yang tejadi pada larutan CCl4 dan
bereaksi dengan logam seperti pada larutan NaCl, HCl, CH3COOH, dan C2H5OH.
2. Senyawa kompleks merupkan senyawa yang akan terurai menjadi kation dan
anion kompleks seperti pada larutan CuSO4 + NH4OH yng data bereaksi. Ini artinya
komples adalah senyawa yang akan terurai menjadi ion-ion pembenuk senyawa
5.2 Saran
dilakukan dalam praktikum, dan apa-apa saja yang dibutuhkan agar saat memulai
Murtiningrum T., Ashadi, Mulyani S., 2013, Pembelajaran Kimia Dengan Problem
288-301.
Nurlaili T., Kurniasari L., Ratnani R.D., 2017, Pemanfaatan Limbah Cangkang Telur
Ayam Sebagai Adsorber Zat Warna Methyl Orange Dalam Larutan, Inovasi
Safitri A.F., Widarti H.R., Sukarianingsih D., 2018, Identifikasi Pemahaman Konsep
Shelawaty A.R., Hadiarti D., Fadhilah R., 2016, Pengembangan Media Flash Materi
Temel S., Özcan Ö., The Analysis of Prospective Chemistry Teacher’s Cognitive
TINJAUAN PUSTAKA
Ikatan kimia adalah suatu struktur yang dibentuk melalui koneksi elektron yang
yang membuat atom tetap bersama. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa ikatan
kimia adalah sebuah kekuatan utnuk menjaga dua atom tetap bersama. Adanya
sebuah ikatan yang dibentuk oleh atom-atom dikarenakan mereka ingin mrngubah
struktur menjadi seperti dengan gas mulia, dengan kata lain pula bahwa atom ingin
melengkapi jumlah elektron dalam orbit terluar mereka ke atas delapan untuk
mendapatkan oktet. Dan dengan demikian mereka menjadi stabil seperti dengan gas
electron, maupun penggambaran lambing Lewis. Salah satu konsep kimi yang
banyak bersifat abstrak adalh materi atau konsep ikatan kimia. Mengatakan bahwa
tanpa memahami pengetahuan dasar seperti ikatan kimia, maka materi seperti laju
reaksi, asam dan basa, elektrokimia, kesetimbangan kimia, dan kimia larutan
Kenyataan bahwa gas-gas mulia sangat stabil, merupakan awal dari pemikiran
electron seperti gas mulia, dengan jalan membentuk ikatan kimia. Dengan
membentuk ikatan kimia ini atom-atom dalam senyawa akan lebih stabil dari pada
atom-atom bebasnya. Dengan demikian, dengan semakin majunya teori atom, teori
tentang ikatan kimia juga ikut mengalami perubahan. Hal ini terutama terdapat pada
ikatan kovalen. Awalnya dianggap bahwa jenis ikatan kimia benar-benar berbeda.
Namun saat ini, ternyata ditemukan bahwa suatu ikatan kimia tidak ada yang benar-
benar murni. Artinya, tidak ada ikatan yang 100 persen kovalen atau 100 persen
interpretasinya ke atom lain. Bila suatu atom kehilangan elektron, atom tersebut akan
menjadi kation yang memiliki jumlah elektron yang sama dengan atom gas mulia
terdekatnya. Sementara bila atom mendapatkan elektron, maka atom tersebut akan
menjadi anion yang memiliki jumlah elektron yang sama dengan atom gas mulia
adalah gaya elektrostatik antara kation dan anion dimana ikatan yang dibentuk ini
Kulit K dan L atom antrium terisi penuh elektron, tetapi hanya ada satu
elektron di kulit terluar (M), jadi natrium dengan mudah kehilangan satu elektron
terluar hingga menjadi ion Na+ yang memiliki konfigurasi elektron yang sama
(Takeuchi, 2016).
Jelas tidak ada pertentangan dalam teori Kossel dan fakta sepanjang senyawa
ion yang dijelaskan. Namun, teori ini belum lengkap, seperti dalam kasus dualisme
elektrokimia, dalam hal ini teori gagal menjelaskan fakta eksperimen seperti
pembentukan senyawa hidrogen atau tidak diamatinya kation C4+ atau anion C4-
(Takeuchi, 2016).
Ikatan ionik, ikatan yang terdiri dari atom-atom yang mudah membentuk ion
negatif dan ion positif. Misalnya atom Cl mudah membentuk ion Clˉ, sedang atom
Na mudah membentuk ion Na+. Bila kedua atom ini berikatan maka akan tejadilah
ikatan ion atau ikatan elektrovalen. Senyawa-senyawa ion berupa elektrolit, biasanya
berupa zat padat dengan titik lebur dan titik didih tinggi, tetapi tidak larut dalam
Sekitar tahun 1916, dua kimiawan Amerika, Gillbert Newton Lewis (1875-
1946) dan Irving Langmuir (1881-1957), secara independen menjelaskan apa yang
tidak terjelaskan oleh teori-teori Kossel dengan memperluasnya untuk molekul non
polar. Titik krusial teori mereka adalah adanya penggunaan bersama elektron oleh
dua atom sebagai cara untuk mendapatkan kulit terluar yang diisi penuh elektron.
Penggunaan bersama pasangan elektron oleh dua atom atau dinamakan ikatan
disebut ikatan kovalen, dan ditulis sebagai A-B atau A:B. karena ada dua pasang
elektron yang terlibat dalam ikatan ganda dan tiga pasangan di ikatan rangkap tiga.
ikatan kovalen sangat sederhana, namun merupakan konsep yang sangat bermanfaat.
Konsep ini diusulkan oleh G.N. Lewiss di awal abad 20 dan representasinya disebut
Ikatan kovalen merupakan ikatan yang terbentuk dari pemakaian bersama dua
elektron oleh dua atom. Senyawa kovalen adalah senyawa yang hanya mengandung
ikatan kovalen. Secara sederhana, pasangan elektron yang digunakan bersama sering
dinyatakan satu garis. Jadi, ikatan kovalen dalam molekul hidrogen dapat ditulis H ̶
H. pada ikatan kovalen, setiap elektron dalam pasangan elektron ikatan yang
digunakan bersama ditarik oleh inti dari kedua atom yang berikatan. Gaya tarikan
elektron ke inti inilah yang mengikat kedua atom hidrogen dalam molekul H2 dan
itulah yang berperan dalam pembentukan ikatan kovalen dalam molekul lainnya
(Chang, 2005).
elektron valensi. Seperti contohnya fluorine, F2. Konfigurasi elektronnya 1s2 2s2 2p5.
Elektron pada orbital 1s tidak terlibat dalam pembentukan ikatan karena tingkat
energinya rendah dan lebih banyak berada di dekat inti (Chang, 2005).
dengan satu garis atau sepasang titik yang diletakkan di antara kedua atom, dan
Hanya elektron valensi yang ditunjukkan pada striktur Lewis (Chang, 2005).
biasanya dipakai sebagai indikator dalam titrasi asam basa. Metil jingga merupakan
indikator pH karena mengubah warna yang jelas dan sangat sering digunakan dalam
titrasi. Metil jingga dibuat dari asam sulfanilat dan N, N-dymethilaniline. Metil
jingga merupakan pewarna yang digunakan untuk memberikan warna pada zat,
terutama kain. Metil jingga ini berbahaya untuk kesehatan karena bersifat