Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

KESETIMBANGAN KIMIA DAN ASAM BASA DAN INDIKATOR

Disusun Oleh :

SITI YUSRO AROFATUN 21334719

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA

2021
BAB I PENDAHULUAN

KESETIMBANGAN KIMIA

I. TUJUAN
Mempelajari dan mengamati pergeseran dalam kesetimbangan kimia dan reaksi-
reaksi reversibel

II. DASAR TEORI


Kesetimbangan kimia adalah proses dinamis ketika reaksi ke depan dan reaksi
balik terjadi pada laju yang sama tetapi pada rah yang berlawanan. Konsentrasi pada
setiap zat tinggal tetap pada suhu konstan. Banyak reaksi kimia tidak sampai akhir
dan mencpai satu titik ketika konsentrasi zat-zat bereaksi dan produk tdaik lagi
berubah dengan berubahnya waktu. Molekul-molekul tetap berubah dari pereaksi
menajdi produk dan dari produk berubah menjadi pereaksi, tetap tanpa perubahan
konsentrasinya.
Walaupun dalam larutan garam hidrat khromat megandung ion khromat CrO4 dan
ion bikhromat Cr2O27, tetapi larutanyya berwarna kuning. Hal ini disebabkan jumlah
ion khromat jauh lebih banyak daripada ion bikhromat. Sebaliknya larutan bikhromat
berwarna jingga karena walaupun terdapat ion khromat, namun jumlah ion
bikhromatnya lebih banyak. Perubahan keasaman dari larutan dapat mempengaruhi
kesetimbangan, karena H+ (aq) termasuk bagian dari kesetimbangan.
2CrO4 (aq) + 2H+ ↔ Cr2O72- +H2O
Kuning jingga
Suatu zat padat yang sangat sedikit larutan berada dalam kesetimbangan dengan
ion-ion konstituennya dalam larutan. Jika zat tersebut sangat tidak larut, konsentrasi
dari ion-ionnya menjadi sangat kecil. BaCrO4, yang tidak larut dalam aair, dapat
diperoleh dengan mencampur zat-zat yang mengandung Ba2+ dengan ion-ion CrO4
seperti BaCl2 dengan Na2CrO4. Kedua garam ini larut dalam air. Anda harus ingat
pada kesetimbangan ini CrO42- (aq) juga berada dalam kesetimbangan dengan CrO72-
BaCrO4 (S) ↔ Ba2+ (aq) + CrO4 (aq)

III. ALAT DAN BAHAN


ALAT
1. Pipet tetes
2. Tabung reaksi
3. Label
4. Batang pengaduk
5. Lakmus
BAHAN
a. Kesetimbangan ion kromat – bikromat
1. NaOH
2. NaCrO4
3. HCl encer
4. Natrium khromat
b. Kesetimbangan BaCrO4
1. BaCl2
2. Natrium Chromat
c. Kesetimbangan BaCrO4
1. BaCl2
2. Natrium Chromat
d. Kesetimbangan asam lemah dan basa lemah
- Asam asetat (CH3COOH)
- kesetimbangan ammonia
1. NH4OH
2. Indikator PP
3. HCl
4. NH4Cl
IV. PROSEDUR KERJA
a. Kesetimbangan Ion Kromat-bikhromat
1. Prediksikan apa yang akan terjadi jika NaOH ditambahkan ke larutan
Na2CrO4. Catat dalam buku anda
2. Masukanlah 10 tetes larutan 0,3 M Na2CrO4 ke dalam sebuah tabung reaksi
dan tambahkanlah larutan 0,3 NaOH setetes demi setetes. Kocoklah pada
setiap penambahan NaOH. Bagaimanakah prediksi yang anda buat jika
dibandingkan dengan hasil percobaan ini ? Jelaskan
3. Prediksikan apa yang akan terjadi jika larutan HCl encer ditambahkan ke
larutan natrium khromat. Catatlah
4. Ulanng tambahkan HCl 0,3 M tetes demi tetes sebagai pengganti NaOH.
Bandingkan prediksi anda dengan hasil pengamatan anda. Jelaskan
b. Kesetimbangan BaCrO4
1. Prediksikan apa yang akan terjadi jika 2 tetes I M BaCl2 ditambahkan ke 10
tetes 0,3 M natrium chromat
2. Lakukanlah reaksi tersebut dalam sebuah tabung reaksi kecil. Catat hasilnya
3. Ke dalam campuran tadi teteskan setetes demi setetes larutan 0,3 M HCl.
Catat apa yang akan terjadi
4. Kesetimbangan tambahan apakah yang harus digunakan untuk menjelaskan
hasil ini.
c. Kesetimbangan asam lemah dan basa lemah
1. Kesetimbangan asam asetat
1) Tambahkan 1 tetes indikator metil jingga (pH = 3,2 – 4,4) ke dalam 3 ml
0,1 M asam asetat (CH3COOH)
2) Kemudian beberapa tetes (CH3COO) Na sambil dikocok
3) Amati apa yang terjadi. Jelaskan pengamatan anda dengan menggunakan
persamaan reaksi
2. Kesetimbangan ammonia
1) Sediakan 2 buah tabung reaksi, kemudia masing-masing diisi dengan 3
ml 0,1 M NaIH
2) Tambahkan setetes fenolftaleuin (pH 8,2 – 10,0)
3) Tambahkan beberapa tetes NH4Cl 1 M kedalam salah satu tabung
4) Ke dalam tabung yang lain tambahkan beberapa tetes HCl 6 M
5) Amati perubahan warna dan bau larutan yang terjadi
6) Tuliskan persamaan kesetimbangan dalam larutan NH4Cl dan HCl. Ke
arah manakan kesetimbangan bergeser
d. Kesetimbangan hidrolisa
1. Larutkan 1 gram Na2S ke dalam beberapa ml air
2. Amati perubahan yang terjadi, antara lain baunya
3. Periksa larutan dengan lakmus
4. Tuliskan reaksi hidrolisanya. Apakah bukti bahwa NaS terhidrolisa dalam air

V. HASIL
1. Kesetimbangan Ion Kromat - Bikromat
a. Na2CrO4 + NaOH  kuning
b. Na2CrO4 + HCl  jingga
2. Kesetimbanga BaCrO4
BaCrO4 ketika di teteskan demi tetes HCl terbentuk endapan kuning kunyit
3. Kesetimbangan asam lemah dan basa lemah
1. Kesetimbangan asam asetat
(CH3COO) Na + Fenolftalein  merah  warna memudar – habis
2. Kesetimbangan ammonia
a. NH4OH + Fenolftalein + NaCl  berubah warna menjadi bening dan
terdapat bau
b. NH4OH + Fenolftalein + HCl  berubah warna menjadi bening dan
terdapat bau asam
3. Kesetimbangan Hidrolisa
a. Na2S + H2O  NaOH + H2S
b. Terdapat gelembung H2S
c. Na2S + H2O menghasilkan basa lemah dan mengubah lakmus merah
menjadi biru
VI. PEMBAHASAN
Setiap reaksi kimia terdiri dari 2 komponen yaitu prediksi dan hasil reaksi pereaksi
adalah zat mula-mula dan dalam persamaan reaksi ditulis sebelah kiri sedangkan hasil
reaksi yang sudah mengalami reaksi kimi ditulis disebelah kanan yang dipanaskan
dengan tanda panas, pada perubahan yang kami lakukan beberapa lingkup
kesetimbangan yaitu :
1. Kesetimbangan ion kromat-bikromat
Larutan garam kromat berwarna kuning dan larutan bikromat berwarna jingga.
Larutan kromat ditandai dengan NaCrO4 + NaOh. Teteap berwarna kuning, tetapi
Na2CrO4 + HCl berubah warna menjadi jingga di dalam ion kesetimbangan
khromat – bikhromat juga dapat di ambil kesimpulan perubahan kesamaan dari
larutan dapat mempengaruhi kesetimbangan
2. Kesetimbangan BaCrO4
Dalam kesetimbangan ini menggunakan BaCl2, NaCrO4 dan HCl untuk menguji
kesetimbangan BaCl2 adalah salah satu garam yang paling umum larut dalam dan
HCl pun sama tetapi bedanya HCl merupakan cairan. Larutan BaCl 2 + NaCrO4
akan membentuk suatu endapan dan apabila larutan tersebut ditambahkan HCl
endapannya akan berukurang
3. Kesetimbangan Asam asetat
Dalam kesetimbangan ini indikator metil jingga juga digunkana untuk menguji
kesetimbangan + asam asetat dan berubah warna jadi pink dan ditambahkan
(CH3COOH)Na berubah warna menjadi bening. Kesetimbangan ammonia
menggunakan NH4OH + Fenolftalein, NH4Cl, HCl untuk melakukan uji
kesetimbangan NH4OH + fenolftalein berubah warna menjadi ungu + NH 4Cl
berubah pink + HCl berubah kuning
4. Kesetimbangan Hidrolisi
Dalam kesetimbangan ini menggunakan air Na2S dan kertas lakmus untuk
melakukan uji kesetimbangan Na2S, air menghasilkan gas Na2S berbau busuk
lalu larutan tersebut di cek dengan menggunakan kertas lakmus. Lakmus
berwarna biru tetap biru tiak berubah warna. Sedangkan lakmus merah menjadi
biru.
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan serta analisis data pada praktikum
dapat disimpulkan apabaila suatu reaksi kimia yang mencapau kesetimbangan ketika
melakukan suatu aksi atau tindakan maka akan bergeser sehingga akan mencari suatu
kesetimbangan lagi. Hal ini terjadi pada kesetimbangan reversibel karena dalam
beberapa percobaan suatu reaktan dapat kembali ke keadaan apabila HCl atau NaOH
ditambahkan.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


1. Tim Dosen Kimia Dasar, 2018. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar. Jakarta
Selatan. ISTN
2. Brensik, Stephen. 2003. Intisari Kimia Umum. Jakarta : Erlangga
3. Oxtoby, David W. dkk. 2001. Prinsip – prinsip kimia Modern Jilid 1 :
Erlangga
4. Novita. Laporan Akhir Praktikum Kimia Dasar. 2020. Jakarta Selatan. ISTN
5. Yulia, Fitri, Reiza. 2012. Laporan Praktikum Kesetimbangan Reaksi Kimia.
Cirebon
BAB I PENDAHULUAN
ASAM BASA INDIKATOR

I. TUJUAN
Mengamati perubahan warna indikator asam basa dari mengukur pH beberapa larutan

II. DASAR TEORI


Asam – asam di larutan menghasilkan ion-ion hydronium (H3O+). Berikut ini adalah
persamaan reaksi untuk asam klorida yang di larutkan dalam air, menghasilkan ion
hironium :
HCl + HOH  H3OH+ + Cl
Karena semua larutan asam mengandung ion hydronium, maka suatu sistem untuk
mengukur konsentrasi ion hydronium dalam alrutam dikenal sebagai skala pH, yang
berkisar dari 0-14. Tabel II menggambarkan bagaimana hubungan skalah pH dengan
konsentrasi H3O+ -pH dari suatu larutan air yang mengandung ion H 3O+ dinyatakan
sebagai berikut :
pH = -log (H3O+)
hasil dari (OH-) dan (H3O+) adalah suatu nilai konstan, 1,0 x 10– 14. Tabel dibawah ini
memberikan contoh beberapa pH zat-zat berikut dengan kondisi-kondisinya yang
dinyatakan sebagai larutan asam, basa dan netral
Tabel Rentang Asam Basa

Larutan asam Larutan netral Larutan basa


(H3O+) > (OH-) (H3O+) = (OH-) (H3O+) < (OH-)
pH < > pH = > pH > 7
Indikator asam-basa biasanya merupakan asam-asam atau basa-basa organik
lemah yang dalam daerah pH tertentu akan berubah warnanya. Namun, tidak semua
indikator mempunyai perubahan warna pada pH yang sama. Indikator bentuk asam
atau bentuk basa bebas (yang ada terdisosiasi) memberikan warna yang berbeda dari
bentuk ionnya.
Secara umum indikator asam dinyatakan sebagai Hind dan indikator basa sebagai
Hind dan indikator basa sebgaia InOH. Pernyataan disosiasinya adalah :
Hin + H2O ↔ H3O+ + In
InOH ↔ In + OH
Tetapan disosiasi dari asam :
Ka = (H3O) + (In +)
(HIn)
Maka
pH = pKa – log (HIn)
(In-)
Sebagai gambaran, kita umpamakan molekul Hin berwarana merah, dari ion In- berwarna
kuning. Kedua bentuk tetntunya, ada di dalam suatu larutan indikator itu, konsentrasinya
relatif tergantung pada pH. Dalam larutan dengan pH rendah, asam Hin berada lebih banyak
dan kita akan mengharap akan melihat hanya warna merah. Dalam larutan dengan pH tinggi,
In- harus berada lebih banyak dan warnanya harus kuning. Pada harga-harga pH yang berada
di antaranya, dengan kedua bentuk berada dalam konsentrasi yang kira-kira sama, warnanya
mungkin oranye.
III. ALAT DAN BAHAN
Pembuatan Larutan Standar

Alat Bahan
1. Tabung reaksi 1. Larutan HCl 0,01 M
2. Erlenmeyer 2. Larutan NaOH 0,01 M
3. Beaker glass 3. Aquades
4. Kertas lakmus
5. Batang pengaduk

Uji Perubahan Larutan pH

Alat Bahan
1. Tabung reaksi 1. Metil Jingga
2. Erlenmeyer 2. PP
3. Beaker glass 3. BTB
4. Kertas lakmus 4. Metil Merah
5. Batang pengaduk 5. Larutan Standar

Pengukuran pH Berbagai Zat

Alat Bahan
1. Tabung reaksi 1. Cuka
2. Erlenmeyer 2. Sari buah jeruk
3. Beaker glass 3. Minuman bersoda
4. Kertas lakmus 4. Shampoo
5. Batang pengaduk 5. Detergen cair
6. Ammoniak
7. Soda kue
8. Tablet aspirin
9. Larutan Mg(OH)2
10. Larutan FeCl3
11. Larutan Na2CO3
12. Metil jingga
13. PP
14. BTB
15. Metil merah
IV. PROSEDUR KERJA
Pembuatan larutan standar
1. Daerah asam, pH 2-6
a. Larutam tabung pertama dengan larutan standar HCl 0,01 M. karena HCl
terionisasi sempurna, maka pH larutan = 2
b. Buatlah larutan lain dengan Ph 3,4,5 dan 6 dengan setiap kali melakukan
pengenceran 10 kali, dimulai dengan larutan Ph 2
c. Untuk membuat larutan pH 3, ambillah 5 ml larutan pH 2, encerkan dengan
45 ml air suling yang sudah didihkan (untuk mengusri CO2). Aduklah hati-hati
d. Dari cara yang sama buatlah larutan dengan pH 5 dan 6.
2. Daerah netral, pH 7
Gunakan air suling yang telah didihkan unutk larutan ini. Masukkan ke dalam
tabung reaksi
3. Daerah basa, pH 8-12
a. Mulailah dengan larutan NaOH 0,01 M yang menghasilkan larutan pH 12
b. Encerkan 5 ml larutan ini dnegan 45 ml air suling yang telah didihkan, untuk
membuat pH 11. Aduklah larutan tersebut
c. Buatlah larutan pH 10, 9, 8 dengan cara yang sama seperti pada butir 1.1

Uji perubahan larutan pH


1. Buatlah tanda pada setiap larutan standar ini, dan susunan secraa berurutan dan
pH 2-12 pada plat tetes sebanyak 2 tetes
2. Tambahkan 1 tetes indikator pada plat
3. Amati dan catat warna indikator pada setiap pH, amati pula di daerah mana
dijumpai perubahan warna

Indikat Daerah
Warna pada setiap pH
or perubahan
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Metil pH 6 >
Oran Oran Oran Oran Oran Oran Jingg Jingg Jingg Jing Jingg
Jingg orange pH
ge ge ge ge ge ge a a a ga a
a < 7 jingga
PP Benin Benin Benin Benin Benin Benin Benin Benin Benin Ben Ungu pH 11 >
g g g g g g g g g ing pekat bening pH
12 < ungu
pekat
pH 6 >
Brom Jingga pH
Jingg Jingg Jingg Jingg Jingg Bir
timol Hijau Biru Biru Biru Biru 4 > hijau
a a a a a u
biru pH 8 <
biru
pH 6 >
Metil Oran Oran Oran Oran Oran Jingg Jingg Jingg Jingg Jing Jingg orange
merah ge ge ge ge ge a a a a ga a pekat pH
7< jingga

Pengukuran pH berbagai zat


Anda akan menggunakan indikator yang tekah disiapkan untuk menentukan keasaman
dan kebasaan berbagai zat.
Larutan-larutam yang akan diperiksa adalah:
1. Cuka
2. Sari buah jeruk
3. Minuman bersoda
4. Shampoo
5. Detergen cair
6. Ammoniak
7. Soda kue
8. Tablet aspirin
9. Larutan Mg(OH)2
10. Larutan FeCl3
11. Larutan Na2CO3
12. Metil jingga
13. PP
14. BTB
15. Metil merah
a. Tuangkan beberapa ml dari setiap larutan zat-zat tersebut ke dalam lima tabung
reaksi
b. Kemudian tambahkan 2 tetes indikator yang berlainan ke dalam tiapn tabung reaksi,
lalu bandingkan warnanya dengan larutan standar anda
c. Atas dasar warna setiap larutan pada berbagai larutan, tentukan pH dari setiap zat
dengan indikator larutan dan indikator universal. Susunlah pengamatan anda seperti
berikut
Nilai pH zat dgn
Zat Perubahan warna Indikator Ket
Universal
MU PP BB MM
Orange
Cuka Jingga Bening Kuning 2 Asam kuat
pekat
Sari buah jeruk Orange Kuning Jingga Orange 4 Asam kuat
Orange
Minuman bersoda Orange Bening Kuning 2 Asam kuat
pekat
Shampoo Jingga Bening Kuning Orange 9 Basa kuat
Detergen cair Jingga Pink Kuning Orange 8 Basa kuat
Ammoniak Jingga Ungu Biru Orange 10 Basa kuat
Soda kue Jingga Ungu Biru Orange 9 Basa kuat
Orange
Tablet aspirin Jingga Bening Kuning 2 Asam kuat
pekat
Larutan Mg(OH)2 Jingga Ungu Biru Jingga 8 Basa kuat
Orange
Larutan FeCl3 Orange Kuning Jingga 3 Asam kuat
pekat
Larutan Na2CO3 Jingga Ungu Biru Orange 9 Basa kuat

V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


Dalam praktikum kali ini pembahasan hubungan antara asam dan basa dengan pH, dimana
pH adalah pernyataan kekuatan asam atau basa dari suatu larutan dari beberapa metoed uang
telah di lakukan, dapat diamati bahwa suatu larutan asam mempunyai pH.
1. Pembuatan Larutan Standar
Pada percobaan ini bertujuan untuk mendapatkan larutan yang memiliki pH 2-6, larutan
dengan pH 2 didapatkan dari larutan HCl 0,01 M, sedangkan untuk mendapatkan larutan
pH 3-6 dapat diperoleh dengan melakukan pengenceran pada larutan HCl 0,01 dengan
aquadest. Hasil pengenceran larutan HCl 0,01 M sebanyak 1 ml dengan aquades yang
telah disisihkan sebanyak 250 ml untuk pH 3, dan untuk mendapatkan larutan pH 4
dilakukan pengenceran pada larutan pH 3 beberapa ml dengan perbandingan volume
yang sama dan begitu seterusnya untuk pH 5-6. Daerah netral pH 7, untuk. Pada
percobaan ini dimuali dengan menimbang serbuk NaOH 0,01 M telah memiliki pH 12
untuk mendapatkan pH 11 dilakukan pengenceran larutan pH 12 sebanyak 25 ml dan
250 ml aquades dan begitu setersnya untuk mendapatkan larutan pH 10-8
2. Larutan Perubahan Larutan pH
Pada percobaan ini bertujuan untuk mengamati perubahan warna pada larutan pH ketika
ditetesi indikator, larutan pH 2-12 akan di tetesi dengan 4 indikator yaitu metil merah
(MM), metil jingga (MJ), fenolftalein (PP), dan BTB untuk mendapatkan adanya
perubahan warna. Dengan adanya perubahan warna, maka kita bisa menentukan dimana
daerah perubahan warna tersebut.
3. Pengukuran pH Berbagai Zat
Pada praktikum kali ini menggunakan berbagi zat seperti asam cuka, sari buah jeruk ,
larutan soda kue, minuman bersoda, shampoo, detergen cair, ammoniak, tab aspirin,
larutan magnesium hidroksida, larutan ferro klorida, dan Na2CO3. Setiap sampel pertama
kali dilakukan tes pH zat masing-masing setelah dilakukan tes pH masing-masing
sampel ditambahkan indikator untuk melihat perubahan warna. Indikator universal
merupakan campuran dari macam-macam warna indikator yang dapat menunjukan pH
larutan dari perubahan warnanya. Pengujian sifat larutan asam basa dapat juga
menggunakan pH meter. Pengujian alat dengan cara dicelupkan pada larutan yang akan
diisi dengan pH meter dan akan muncul angka yang menunjukan pH dari larutan
tersebut.

VI. KESIMPULAN
Dalam percobaan untuk menggunakan pH meter dilakukan beberapa indikator, setiap
warna memiliki 1 trayek pH larutan, kita bisa menentukan batas nilai pH dan larutan
uji. Pada praktikum kali ini asam cuka, sari jeruk dan minuman bersoda bersifat asam
sedangkan soda kue bersifat basa.

VII. DAFTAR PUSTAKA


1. Tim Dosen Kimia Dasar. 2018. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar : ISTN
2. Novita. Laporan Akhir Praktikum Kimia Dasar. 2020. Jakarta Selatan. ISTN
3. Agus, Akhril. 1939. Kimia Dasar. Jakarta. : Erlangga
4. Harjadi, 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : Gramedia
5. Hendayana, 1994. Kimia Dasar I. Bandung : Gramedia

Anda mungkin juga menyukai