Anda di halaman 1dari 6

Page 24

ANALISIS ALKALINITAS AIR PROSES


I. MAKSUD DAN TUJUAN
1.1 Maksud
Praktikum ini dimaksudkan untuk praktikan dapat melakukan dan menganalisis alkalinitas
pada air proses sampel.
1.2 Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui berapa kadar alkalinitas dari air proses sampel
yang didapat, baik itu alkalinitas MO maupun PP dengan cara titrasi asidimetri
menggunakan H2SO4 sehingga akan diketahui pula kadar dari ion OH-, CO32-, dan HCO3-
, serta nilai kesadahan sementaranya.

II. TEORI DASAR

2.1 Analisis Alkalinitas Air Proses


Alkalinitas adalah ukuran kemampuan air untuk menetralkan asam tanpa penurunan pH
larutan. Alkalinitas sebagian besar disebabkan ion-ion karbonat (CO3), bikarbonat (HCO3),
hidroksida (OH). Alkalinitas dinyatakan dalam mgrek/Liter atau mgram CaCO3/Liter.

Alkalinitas dititrasi dengan cara titrasi asam basa. Asam yang umum digunakan adalah
asam sulfat (H2SO4) atau HCl. Asam ini akan mengikat zat penyebab alkalinitas sampai
titik akhir tercapai.

Titik akhir titrasi dapat ditentukan oleh :


1. Perubahan warna indicator pada titik akhir titrasi
2. Perubahan nilai pH pada pH meter, grafik pHVolume akan memperlihatkan
lengkungan titik akhir.

Menurut grafik hubungan pH dengan volume pada titrasi alkalinitas, menunjukkan kurva
titrasi air yang mengandung ion karbonat dengan konsentrasi awal yang tinggi dengan cara
memasukkan natrium karbonat pada air suling (destilasi). Ketika asam ditambahkan
kedalam larutan tersebut, sebagian besar ion hydrogen dengan asam bergabung dengan
ion-ion karbonat membentuk bikarbonat. Ion-ion hydrogen menurunkan pH larutan sedikit

ANALISA KUAITATIF DAN KUANTITATIF AIR PROSES TEKSTIL WANTI TIARA M C


Page 25

demi sedikit sampai pH 8,3 seluruh karbonat sudah menjadi bikarbonat. Penambahan ion
hydrogen lagi akan merubah bikarbonat menjadi asam karbonat dibawah pH 4,5.

Reaksi kimia yang terjadi adalah sebagai berikut :


OH- + H+ H2O titik akhir terletak
CO2- + H+ HCO3 pada pH 8,3

HCO3 + H+ H2O + CO2 terjadi pada pH 4,5

Pada titik akhir titrasi pertama yaitu pH 8,3 dikenal dengan nilai P (dari Phenolptalin) untuk
mencapai titik akhir ke 2 yaitu pada pH 4,3 dikenal dengan nilai M (dari Metil Orange).
Jadi pada saat tercapai nilai P pada pH 8,3
OH- + H +
H2O
Nilai P menunjukkan OH- , dan CO3 = (HCO3-).
Jika dalam air hanya terdapat karbonat, bikarbonat dan hidroksida maka unsure alkalinitas
dapat ditentukkan dengan bantuan table berikut.
Perhitungan Mencari Kadar Unsur Alkalinitas
Hasil OH- CO32- HCO3-
P=0 0 0 M
2P < M 0 2P M 2P
2P = M 0 2P 0
2P > M 2P M 2 (M - P) 0
P=M M 0 0

Catatan : Alkalinitas hanya terdiri dari CO32-, HCO3- , OH- .


P = alkalinitas PP
M = alkalinitas MO
2.2 Titrasi Asidimetri
Asidimetri merupakan suatu metode pengukuran kadar kebasaan suatu zat dengan
menggunakan larutan asam sebagai standar. Standar asam yang sering digunakan
adalah asam klorida (HCl) dan asam sulfat (H2SO4). Kedua asam tersebut umumnya ada
dalam keadaan pekat. Asam klorida pekat konsentrasinya adalah 10,5 - 12 N, sedangkan
asam sulfat pekat mempunyai konsentrasi 36 N. Asam klorida lebih sering digunakan
sebagai standar dibandingkan dengan asam sulfat karena mudah larut dalam air.

ANALISA KUAITATIF DAN KUANTITATIF AIR PROSES TEKSTIL WANTI TIARA M C


Page 26

Sedangkan asam sulfat jarang digunakan karena asam sulfat dapat membentuk garam
sukar larut dalam air seperti barium sulfat.

2.3 Keterangan-Keterangan Tentang Titrasi


1. Indikator adalah zat yang ditambahkan menunjukan titik akhir titrasi telah dicapai.
umumnya indikator yang digunakan indikato azo dengan warna spesifik pada
berbagai perubahan pH.
2. Titik ekuivalen adalah dimana titik terjadi kesetaraan reaksi stokiometri antara zat
yang dianalisis dan larutan standar.
3. Titik akhir titrasi adalah titik dimana terjadi perubahan warna pada indikator ynag
menunjukan ekuivalen reaksi zat yang dianalisis dan larutan standar.
4. Pada umumnya, titik ekuivalen lebih dahulu dicapai lalu diteruskan dengan titik akhir
titrasi. Ketelitian dan penentuan titik akhir titrasi sangat mempengaruhi hasil analisis
pada suatu senyawa.
5. Pada dasarnya melakukan titrasi ada 3 bahan yang tersedia :
a. Bahan yang dititar, yaitu bahan atau zat yang akan dicari kadarnya
b. Bahan penitar, yaitu bahan atau zat yang sudah diketahui konsentrasinya
c. Indikator, yaitu zat warna yang dapat berubah warnanya dengan berubahnya pH
larutan.
6. Indikator sangat penting, karena akan menunjukkan titik akhir titrasi, yaitu pada saat
indikator berubah warnanya. Perubahan warna indikator terjadi pada saat jarak pH
tertentu. Kita dapat memilih indikator yang dipakai untuk suatu titrasi berdasarkan
perubahan warna indikator akan terjadi bila perubahan trayek pH larutan cukup
besar.

III. ALAT DAN BAHAN


3.1 Alat-alat

1. Piala gelas 600 mL


2. Pipet tetes
3. Pipet volume 25ml
4. Erlenmeyer 250ml
5. Buret 50ml
6. Ball filler

ANALISA KUAITATIF DAN KUANTITATIF AIR PROSES TEKSTIL WANTI TIARA M C


Page 27

3.2. Bahan
1. Air proses sampel
2. Indikator PP
3. Indikator MO
4. H2SO4 0,02 N

IV. PROSEDUR KERJA


4.1 Alkalinitas PP
1. Pipet 25 mL contoh uji kedalam Erlenmeyer
2. Tambahkan 2 tetes indicator P kedalam Erlenmeyer
3. Titar dengan larutan H2SO4 0,02 N sampai larutan tidak bewarna
4.2 Alkalinitas MO
1. Pipet 25 mL contoh uji kedalam Erlenmeyer
2. Tambahkan 2 tetes indikatr MO kedalam Erlenmeyer
3. Titar dengan H2SO4 0,02 N sampai bewarnna orange (sindur)

ANALISA KUAITATIF DAN KUANTITATIF AIR PROSES TEKSTIL WANTI TIARA M C


Page 28

V. DATA PENGAMATAN
Alkalinitas PP = P = 0
Alkalinitas MO = M = Titrasi

NO TITRASI JUMLAH
1 Titrasi 1 0,9 mL
2 Titrasi 2 0,9 mL
Jumlah 1,8 mL

Rata-rata 0,9 mL

P=0
Maka : OH- =0
CO32- = 0
HCO3- = M
Alkalinitas M = ml H2SO4 (titrasi) x N H2SO4 x faktor pengenceran
= 0,9 ml x 0,02 x 1000/25
= 0,72 mgrek/L

VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, praktikan melakukan praktikum analisis alkalinitas dalam air proses tekstil.
Analisis alkalinitas dalam air proses tekstil merupakan proses analisa untuk mengetahui kadar
alkalinitas dari air tersebut. Alkalinitas merupakan ukuran kemampuan air untuk menetralkan asam
tanpa penurunan pH larutan. Alkalinitas sebagian besar disebabkan oleh ion karbonat (CO 3),
bikarbonat (HCO3), dan hidroksida (OH). Alkalinitas dinyatakan dalam mgrek/L atau gram CaCO3/L.
Dalam praktikum ini juga selain kita dapat mengetahui alkalinitas dari air proses sampel yang didapat,
kita juga dapat menganalisis kesadahan air proses dengan menggunakan cara Warttha Pfeifer,
dimana hasil dari alkalinitas ini dikonversikan kedalam 0dH untuk mendapatkan kesadahan
sementara cara Warttha Pfeifer. Hal tersebut dapat dijadikan sebagai kesadahan sementara
dikarenakan ion-ion yang dianalisa di dalam alkalinitas ini merupakan salah satu penyebab
kesadahan sementara di dalam air sehingga hasil dari alkalinitas dapat dikonversikan kedalam 0dH
untuk mengetahui kesadahan sementara cara Warttha Pfeifer. Dalam praktikum analisa alkalinitas
ini, titrasi yang dilakukan merupakan jenis titrasi acidimetri dikarenakan dalam praktikum ini titran
yang digunakan adalah asam, adapun jenis asam yang digunakan dalam praktikum ini adalah jenis
asam kuat yakni H2SO4 kemudian ndikator yang digunakan adalah indikator PP dan indikator MO.

ANALISA KUAITATIF DAN KUANTITATIF AIR PROSES TEKSTIL WANTI TIARA M C


Page 29

Dalam analisa alkalinitas ini, ada 2 jenis alkalinitas yakni alkalinitas P dan M dimana P adalah PP
dan M adalah MO. Seperti yang telah diketahui, larutan yang memiliki pH basa jika ditetesi indikator
PP akan berwarna ungu, dan di titar dengan H2SO4 sampai dengan tidak berwarna, dan larutan yang
memiliki pH asam jika ditetesi indikator MO akan berwarna kemerahan hingga sindur.

Setelah dilakukan praktikum, didapatkan data percobaan yang menunjukan bahwa air contoh uji tidak
memiliki alkalinitas PP. Pada saat ditetesi indikator MO ternyata warna larutan langsung berubah
menjadi kemerahan, hal tersebut menunjukkan larutan memiliki pH asam, setelah itu dilanjutkan
dengan titrasi oleh H2SO4 secara duplo dan didapat rata-ratanya sebesar 0,9 mL, dengan alkalinitas
MO dalam mgrek/L yaitu 0,72 mgrek/L. Karena alkalinitas PP = 0, maka untuk mengetahui
banyaknya ion karbonat, bikarbonat, dan hidroksida dapat dilihat di tabel. Berdasarkan tabel jika
alkalinitas PP = 0 maka banyaknya ion karbonat adalah 0. Ion hidroksida adalah 0, dan ion bikarbonat
sama dengan alkalinitas MO, karena hasil dari alkalinitas MO sudah dihitung diatas maka, didapat
mula banyaknya ion bikarbonat yang ada didalam larutan air proses adalah sebanyak 0,72 mgrek/L.

VII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum, kadar alkalinitas dalam air contoh uji sebesar 0,72 mgrek/L.

ANALISA KUAITATIF DAN KUANTITATIF AIR PROSES TEKSTIL WANTI TIARA M C

Anda mungkin juga menyukai