Praktikum ini dimaksudkan agar praktikan dapat melakukan analisa kualitatif air
proses industry tekstil dengan baik dan benar.
1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk menganalisa dan mengetahui ionion atau logam
logam penyebab kesadahan yang dapat mempengaruhi proses dalam industri tekstil.
Air bukan hanya untuk dikonsumsi dan dipergunakan di rumah tangga saja, namun air
juga sangat dibutuhkan di dunia ind
ustri, banyak sekali kegunaan air di dunia industri yang sangat penting adalah untuk
BFW (Boiler Feed Water) & Used water yang masing-masing mempunyai persyaratan
tertentu. Persyaratan tersebut meliputi persyaratan fisik, kimia dan bakteriologis, ketiga
persyaratan tersebut merupakan suatu kesatuan, sehingga apabila ada satu parameter
yang tidak memenuhi syarat, maka air tersebut tidak layak untuk digunakan.
Air yang mengandung ion-ion kalsium dan atau magnesium yang disebut dengan ion
penyebab kesadahan bila dalam jumLah lebih besar dari 17,1 ppm disebut sebagai air
sadah. Adanya ion-ion tersebut dalam air sadah dapat mengganggu kesehatan seperti
terjadinya endapan kapur pada ginjal atau saluran kencing dan tidak baik untuk industri
karena dapat menimbulkan kerak/endapan kapur pada ketel uap atau pipa-pipa
Page 2
b. Temperatur
Kenaikan temperatur air menyebabkan penurunan kadar oksigen
terlarut. Kadar oksigen terlarut yang terlalu rendah akan menimbulkan
bau yang tidak sedap akibat degradasi anaerobic yang mungkin saja
terjadi.
c. Warna
Warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiran organisme, bahan-bahan
tersuspensi yang berwarna dan oleh ekstrak senyawa-senyawa organik
serta tumbuh-tumbuhan.
d. Zat Padat
Kandungan zat padat menimbulkan bau busuk, juga dapat meyebabkan
turunnya kadar oksigen terlarut. Zat padat dapat menghalangi penetrasi
sinar matahari kedalam air.
e. Bau dan Rasa
Bau dan rasa dapat dihasilkan oleh adanya organisme dalam air seperti
alga serta oleh adanya gas seperti H2S yang terbentuk dalam kondisi
anaerobik, dan oleh adanya senyawa-senyawa organik tertentu.
2. Karakteristik Kimia Air
a. pH
Pembatasan pH dilakukan karena akan mempengaruhi rasa, korosifitas
air dan efisiensi klorinasi. Beberapa senyawa asam dan basa lebih toksid
Page 3
b. DO (dissolved oxygent)
DO adalah jumLah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari fotosintesa
dan absorbsi atmosfer/udara. Semakin banyak jumLah DO maka kualitas
air semakin baik. Satuan DO biasanya dinyatakan dalam persentase
saturasi.
e. Kesadahan
Kesadahan air yang tinggi akan mempengaruhi efektifitas pemakaian
sabun, namun sebaliknya dapat memberikan rasa yang segar. Di dalam
pemakaian untuk industri (air ketel, air pendingin, atau pemanas) adanya
kesadahan dalam air tidaklah dikehendaki. Kesadahan yang tinggi bisa
disebabkan oleh adanya kadar residu terlarut yang tinggi dalam air.
f. Senyawa-senyawa kimia yang beracun
Kehadiran unsur arsen (As) pada dosis yang rendah sudah merupakan
racun terhadap manusia sehingga perlu pembatasan yang agak ketat (
0,05 mg/l).
Page 4
Kehadiran besi (Fe) dalam air bersih akan menyebabkan timbulnya rasa
dan bau ligam, menimbulkan warna koloid merah (karat) akibat oksidasi
oleh oksigen terlarut yang dapat menjadi racun bagi manusia.
Air air dari sumber alam ini mengandung zatzat yang beraneka ragam jenis baik
jumlah ionion maupun kotorankotoran yang terkandung didalamnya, tergantung dari
sumbernya.
Untuk keperluan proses pada bagian finishing, air yang digunakan memerlukan
persyaratan tertentu, karena adanya ion ion dan kotoran tertentu dapat
mempengaruhi hasi proses. Kotorankotoran dan ionion yang biasanya berpengaruh
diantaranya:
1. Warna dan Kekeruhan
Warna air biasanya dikarenakan zat zat organik yang terlarut dan berikatan
dengan besi dan mangan, sedangkan kekeruhan disebabkan oleh partikel yang
tersuspensi, baik berasal dari bahan organik maupun non organik misalnya kotoran
tumbuhan, lumpur dan sebagainya.
Page 5
2. Derajat keasaman / pH
pH merupakan kadar asam atau basa didalam larutan dengan melihat konsentrasi
hidrogen [H+]. Suasana asam dalam air akan mempengaruhi beberapa proses dan
akan merusak beberapa jenis bahan tekstil terutama bahan selulosa. Suasana
alkali, misalnya NaOH akan merusak pipa logam, menyebabkan kerapuhan yang
dikenal dengan istilah kerapuhan kostik.
3. Alkalinitas
Alkalinitas dalam air alam sebagian besar disebabkan adanya bikarbonat dan
sisanya oleh karbonat dan hidroksida. Jika kadar alkalinitas terlalu tinggi akan
menyebabkan karat karat pada pipa sehingga pada saat proses berlangsung,
karat karat tadi akan terbawa air dan menodai bahan tekstil. Jika kadar alkalinitas
terlalu rendah dan tidak seimbang dengan kesadahan dapat menyebabkan kerak
CaCO3 pada dinding pipa dan dinding ketel uap sehingga tekanan menjadi lebih
tinggi.
4. Besi
Garam garam besi berpengaruh pada beberapa proses industri tekstil. Pada
proses pemasakan dan pengelantangan, garam garam besi selain dapat
menyebabkan noda noda kuning coklat yang mengotori pada bahan tekstil juga
dapat memperbesar kerusakan bahan selulosa, karena logam logam berat
berfungsi sebagai katalis dalam penguraian zat pengelantang. Senyawa besi juga
dapat bereaksi dengan beberapa jenis zat warna, sehingga dalam proses
pencelupan menghasilkan warna celupan yang tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Pada umumnya besi yang ada didalam air dapat bersifat sebagai feri
(Fe3+) atau Fero (Fe2+).
5. Silikat
Adanya silikat dalam air proses tidak dikehendaki, karena endapan silikat murni
sulit dihilangkan sehingga dapat menyumbat pipa pipa dan melapisi ketel uap
bertekanan tinggi. Terdapatnya silikat dalam air alam disbabkan adanya degradasi
Page 6
dari batuan yang mengandung silikon. Hasil degradasi silikat berbentuk partikel
partikel yang tersuspensi dalam koloidal. Pada umumnya kandungan silikat dalam
air 1 30 mg /L.
6. Klorida
Kadar klorida yang terlalu tinggi akan menyebabkan kerusakan pada peralatan
yang terbuat dari besi, karena klorida bersifat korosif. Klorida banya ditemukan
dialam, kandungan klorida di alam berkisar kurang dari 1 mg/L sampai dengan
beberapa ribu mg/L didalam air laut. Air buangan industri sebagian besar menaikan
kadar klorida air termasuk manusia dan hewan membuang kotoran yang
mengandung klorida dan nitrogen yang cukup tinggi.
7. Kalsium
Ion kalsium dalam air akan diendapkan oleh amonium oksalat membentuk kalsium
oksalat dalam suasana asam membentuk endapan putih kalsium oksalat.
8. Magnesium
Ion magnesium didalam air ditunjukan dengan timbulnya warna merah ungu
dengan penambahan quinalizarin alkohol yang akan berubah menjadi biru ungu
dalam suasana alkalis. Sedang jika ditambahkan titan yellow akan timbul warna
merah.
9. Alumunium
Ion alumunium akan berwarna merah terang jika ditambahkan aluminon 0,1%
kedalamnya dalam suasana asam.
10. Sulfat
Ion sulfat dalam air akan diendapkan dalam suasana asam oleh barium klorida
membentuk barium sulfat yang berwarna putih.
Page 7
Adanya zat organik didalam air akan menyebabkan terjadinya bau dan warna yang
tidak dikehendaki dalam air proses. Zat organik dapat ditunjukan dengan oksidasi
dengan kalium permanganat. Kalium permanganat akan mengoksidasi zat organik,
hal ini ditunjukan dengan hilangnya warna ungu dari kalium permanganat.
1. Pembakar Bunsen
2. Kasa asbes
3. Kaki tiga
4. Penjepit tabung
5. Pipet tetes
6. Batang pengaduk
7. Tabung reaksi dan raknya
3.1.2 Bahan
1. Air proses (air contoh uji)
2. HCl 4N
3. Ammonium Molibdat 5%
4. Benzidine
5. CH3COONa
6. HNO3 0,1N
7. AgNO3 0,1N
8. K3Fe(CN)6
9. KCNS
10. K4Fe(CN)6
11. BaCl2 0,5N
12. CH3COOH 10 %
Page 8
18. Aluminon
19. KMnO4 0,01N
20. H2SO4 10%
- Jika terjadi endapan yang berwarna biru trumbull berarti air mengandung
Fe2+.
a. Penentuan Feri (Fe3+)
- Memasukkan 1 mL air contoh uji dalam tabung reaksi.
- Menambahkan 1 tetes KCNS.
4. Uji Sulfat
a. Memasukkan 2 mL air contoh uji dalam tabung reaksi.
b. Menambahkan 5 tetes HCl 4N.
c. Menambahkan 5 tetes BaCl2 0,5N.
d. Jika terjadi kekeruhan (endapan) putih berarti contoh uji mengandung sulfat.
V. DISKUSI
Pada praktikum analisis kualitatif air proses industry tekstil, praktikan dapat
mengetahui adanya kandungan ion-ion tertentu, zat organic atau yang lainnya
sebelum dilakukan analisis kualitatif. Analisa dilakukan secara kualitatif sehingga
hanya mengidentifikasi zat yang terkandung dalam air contoh uji tanpa
memperhitungkan kadar atau jumlahnya. Pengujian dilakukan secara visual
dengan mengamati perubahan warna serta endapan yang terjadi dengan
menggunakan berbagai pereaksi zat kimia.Data percobaan menunjukan bahwa
pada air contoh uji praktikan mengandung ion kalsium, magnesium, besi fero, besi
feri, silikat, klorida dan sulfat.
Pada pengujian ion kalsium, contoh uji akan direaksikan dengan asam asetat dan
asam oksalat dengan kondisi dan waktu yang telah ditentukan. Reaksi yang terjadi
apabila terdapat ion kalsium adalah sebagai berikut :
Pada pengujian ion magnesium, contoh uji akan direaksikan dengan Quinaliarin-
alkali sampai berwarna merah dengan ditambahkan alkali sebagai pemberi
suasana basa. Reaksi yang terjadi apabila terdapat ion magnesium adalah
sebagai berikut :
Ketika ditambahkan suasana alkali, maka warna merah tersebut akan berubah
menjadi warna biru ungu. Setelah dipanaskan, akan terdapat endapan biru.
Contoh uji praktikan menunjukan terbentuk endapan biru setelah dilakukan
pemanasan. Hal tersebut menunjukan bahwa contoh uji tersebut positif
mengandung ion magnesium.
Pada pengujian ion Fe2+, contoh uji akan bereaksi dengan kalium ferisianida.
Apabila hasil reaksi tersebut menimbulkan endapan warna biru timbull, maka
contoh uji tersebut mengandung Fe2+. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
Pada pengujian ion Fe3+, contoh uji akan bereaksi dengan KCNS. Apabila hasil
reaksi tersebut menimbulkan warna merah, maka contoh uji tersebut mengandung
Fe3+. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
Pada pengujian ion silikat, contoh uji akan bereaksi dengan ammonium molibdat
dalam suasana asam. Apabila hasil reaksi tersebut menimbulkan warna kuning,
maka contoh uji tersebut mengandung silikat. Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut :
Pada pengujian ion klorida, contoh uji akan bereaksi dengan AgNO 3 dalam
suasana asam. Apabila hasil reaksi tersebut menimbulkan endapan putih, maka
contoh uji tersebut mengandung klorida. Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut :
Endapan putih tersebut adalah endapan AgCl. Contoh uji praktikan menimbulkan
endapan putih sehingga dapat diketahui bahwa contoh uji praktikan mengandung
ion klorida.
Pada pengujian ion sulfat, contoh uji akan bereaksi dengan BaCl 2 dalam suasana
asam. Apabila hasil reaksi tersebut menimbulkan endapan putih, maka contoh uji
tersebut mengandung ion sulfat. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
Ion-ion tersebut adalah ion-ion yang dapat mengganggu proses tekstil. Analisa
kualitatif dilakukan karena analisa kualitatif itu sebagai langkah pertama untuk
melakukan analisa kuantitatif serta untuk mengetahui cara penghilangan atau
pelunakan air berdasarkan ion-ion yang terkandung sesuai parameter atau
ketentuan air untuk digunakan sebagai proses industri tekstil.
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum dapat diketahui bahwa air contoh uji mengandung Kalsium (Ca2+),
Magnesium (Mg2+), Besi Fe2+, Besi Fe3+,, Silikat (SiO3-), Klorida (Cl-) dan Sulfat (SO42-)
dan zat organic.