Anda di halaman 1dari 14

Page 1

PEMERIKSAAN KUALITATIF AIR PROSES INDUSTRI TEKSTIL


I. MAKSUD DAN TUJUAN
1.1 Maksud

Praktikum ini dimaksudkan agar praktikan dapat melakukan analisa kualitatif air
proses industry tekstil dengan baik dan benar.
1.2 Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk menganalisa dan mengetahui ionion atau logam
logam penyebab kesadahan yang dapat mempengaruhi proses dalam industri tekstil.

II. TEORI DASAR


2.1 Air
Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang sangat penting bagi kehidupan
manusia, baik untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari maupun untuk
kepentingan lainnya seperti pertanian dan indutri. Oleh karena itu keberadaan air
dalam masyarakat perlu dipelihara dan dilestarikan bagi kelangsungan kehidupan. Air
tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan, tanpa air tidaklah mungkin ada kehidupan.
Semua orang tahu betul akan pentingnya air sebagai sumber kehidupan. Namun, tidak
semua orang berpikir dan bertindak secara bijak dalam menggunakan air dengan
segala permasalahan yang mengitarinya.

Air bukan hanya untuk dikonsumsi dan dipergunakan di rumah tangga saja, namun air
juga sangat dibutuhkan di dunia ind
ustri, banyak sekali kegunaan air di dunia industri yang sangat penting adalah untuk
BFW (Boiler Feed Water) & Used water yang masing-masing mempunyai persyaratan
tertentu. Persyaratan tersebut meliputi persyaratan fisik, kimia dan bakteriologis, ketiga
persyaratan tersebut merupakan suatu kesatuan, sehingga apabila ada satu parameter
yang tidak memenuhi syarat, maka air tersebut tidak layak untuk digunakan.

Air yang mengandung ion-ion kalsium dan atau magnesium yang disebut dengan ion
penyebab kesadahan bila dalam jumLah lebih besar dari 17,1 ppm disebut sebagai air
sadah. Adanya ion-ion tersebut dalam air sadah dapat mengganggu kesehatan seperti
terjadinya endapan kapur pada ginjal atau saluran kencing dan tidak baik untuk industri
karena dapat menimbulkan kerak/endapan kapur pada ketel uap atau pipa-pipa
Page 2

saluran air sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan industri,


disamping itu dapat menghambat proses pemanasan. Masalah ini dapat
mengakibatkan penurunan kinerja industri yang pada akhirnya dapat menimbulkan
kerugian. Oleh karena itu persyaratan kesadahan pada air industri sangat diperhatikan.
2.1.1 Karakteristik Air
1. Karakteristik Fisik Air
a. Kekeruhan
Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan anorganik
dan organik yang terkandung dalam air seperti lumpur dan bahan yang
dihasilkan oleh buangan industri.

b. Temperatur
Kenaikan temperatur air menyebabkan penurunan kadar oksigen
terlarut. Kadar oksigen terlarut yang terlalu rendah akan menimbulkan
bau yang tidak sedap akibat degradasi anaerobic yang mungkin saja
terjadi.

c. Warna
Warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiran organisme, bahan-bahan
tersuspensi yang berwarna dan oleh ekstrak senyawa-senyawa organik
serta tumbuh-tumbuhan.

d. Zat Padat
Kandungan zat padat menimbulkan bau busuk, juga dapat meyebabkan
turunnya kadar oksigen terlarut. Zat padat dapat menghalangi penetrasi
sinar matahari kedalam air.
e. Bau dan Rasa
Bau dan rasa dapat dihasilkan oleh adanya organisme dalam air seperti
alga serta oleh adanya gas seperti H2S yang terbentuk dalam kondisi
anaerobik, dan oleh adanya senyawa-senyawa organik tertentu.
2. Karakteristik Kimia Air
a. pH
Pembatasan pH dilakukan karena akan mempengaruhi rasa, korosifitas
air dan efisiensi klorinasi. Beberapa senyawa asam dan basa lebih toksid
Page 3

dalam bentuk molekuler, dimana disosiasi senyawa-senyawa tersebut


dipengaruhi oleh pH.

b. DO (dissolved oxygent)
DO adalah jumLah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari fotosintesa
dan absorbsi atmosfer/udara. Semakin banyak jumLah DO maka kualitas
air semakin baik. Satuan DO biasanya dinyatakan dalam persentase
saturasi.

c. BOD (biological oxygent demand)


BOD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorgasnisme
untuk menguraikan bahan-bahan organik (zat pencerna) yang terdapat di
dalam air buangan secara biologi. BOD dan COD digunakan untuk
memonitoring kapasitas self purification badan air penerima.
Reaksi:
Zat Organik + m.o + O2 CO2 + m.o + sisa material organik
(CHONSP)

d. COD (chemical oxygent demand)


COD adalah banyaknya oksigen yang di butuhkan untuk mengoksidasi
bahan-bahan organik secara kimia.
Reaksi: Zat Organik + O2 CO2 + H2O

e. Kesadahan
Kesadahan air yang tinggi akan mempengaruhi efektifitas pemakaian
sabun, namun sebaliknya dapat memberikan rasa yang segar. Di dalam
pemakaian untuk industri (air ketel, air pendingin, atau pemanas) adanya
kesadahan dalam air tidaklah dikehendaki. Kesadahan yang tinggi bisa
disebabkan oleh adanya kadar residu terlarut yang tinggi dalam air.
f. Senyawa-senyawa kimia yang beracun
Kehadiran unsur arsen (As) pada dosis yang rendah sudah merupakan
racun terhadap manusia sehingga perlu pembatasan yang agak ketat (
0,05 mg/l).
Page 4

Kehadiran besi (Fe) dalam air bersih akan menyebabkan timbulnya rasa
dan bau ligam, menimbulkan warna koloid merah (karat) akibat oksidasi
oleh oksigen terlarut yang dapat menjadi racun bagi manusia.

2.2 Analisa Kualitatif Air Proses Industri Tekstil


Industri tekstil merupakan industri yang memakai cukup banyak air dalam
menghasilkan produk. Dalam industri tekstil sebagain besar proses merupakan proses
basah tekstil dimana digunakan air dalam volume yang cukup besar, dari mulai proses
awal pretreatment sampai finishing. Untuk memenuhi kebutuhan air proses pada
bagian finishing umumnya digunakan air dari sumber alam. Air dari sumber alam terdiri
dari:
1. Air hujan, yaitu semua air yang berasal langsung dari atmosfer.
2. Air permukaan (Surface) merupakan air hujan yang telah berkumpul dalam danau
danau atau sungaisungai.
3. Air tanah permukaan (Sub Soil) merupakan air yang telah meresap kedalam
lapisan sub soil dan terkumpul dalam sumur dangkal.
4. Air tanah dalam (Dref Weil) merupakan air yang terdapat pada lapisan yang lebih
dalam yang terpisah ari air subsoil oleh lapisan impermeable. Air jenis ini mengalir
melintasi bumi samil mendapatkan pencucian alami.

Air air dari sumber alam ini mengandung zatzat yang beraneka ragam jenis baik
jumlah ionion maupun kotorankotoran yang terkandung didalamnya, tergantung dari
sumbernya.

Untuk keperluan proses pada bagian finishing, air yang digunakan memerlukan
persyaratan tertentu, karena adanya ion ion dan kotoran tertentu dapat
mempengaruhi hasi proses. Kotorankotoran dan ionion yang biasanya berpengaruh
diantaranya:
1. Warna dan Kekeruhan

Warna air biasanya dikarenakan zat zat organik yang terlarut dan berikatan
dengan besi dan mangan, sedangkan kekeruhan disebabkan oleh partikel yang
tersuspensi, baik berasal dari bahan organik maupun non organik misalnya kotoran
tumbuhan, lumpur dan sebagainya.
Page 5

2. Derajat keasaman / pH

pH merupakan kadar asam atau basa didalam larutan dengan melihat konsentrasi
hidrogen [H+]. Suasana asam dalam air akan mempengaruhi beberapa proses dan
akan merusak beberapa jenis bahan tekstil terutama bahan selulosa. Suasana
alkali, misalnya NaOH akan merusak pipa logam, menyebabkan kerapuhan yang
dikenal dengan istilah kerapuhan kostik.

3. Alkalinitas

Alkalinitas dalam air alam sebagian besar disebabkan adanya bikarbonat dan
sisanya oleh karbonat dan hidroksida. Jika kadar alkalinitas terlalu tinggi akan
menyebabkan karat karat pada pipa sehingga pada saat proses berlangsung,
karat karat tadi akan terbawa air dan menodai bahan tekstil. Jika kadar alkalinitas
terlalu rendah dan tidak seimbang dengan kesadahan dapat menyebabkan kerak
CaCO3 pada dinding pipa dan dinding ketel uap sehingga tekanan menjadi lebih
tinggi.

4. Besi

Garam garam besi berpengaruh pada beberapa proses industri tekstil. Pada
proses pemasakan dan pengelantangan, garam garam besi selain dapat
menyebabkan noda noda kuning coklat yang mengotori pada bahan tekstil juga
dapat memperbesar kerusakan bahan selulosa, karena logam logam berat
berfungsi sebagai katalis dalam penguraian zat pengelantang. Senyawa besi juga
dapat bereaksi dengan beberapa jenis zat warna, sehingga dalam proses
pencelupan menghasilkan warna celupan yang tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Pada umumnya besi yang ada didalam air dapat bersifat sebagai feri
(Fe3+) atau Fero (Fe2+).

5. Silikat

Adanya silikat dalam air proses tidak dikehendaki, karena endapan silikat murni
sulit dihilangkan sehingga dapat menyumbat pipa pipa dan melapisi ketel uap
bertekanan tinggi. Terdapatnya silikat dalam air alam disbabkan adanya degradasi
Page 6

dari batuan yang mengandung silikon. Hasil degradasi silikat berbentuk partikel
partikel yang tersuspensi dalam koloidal. Pada umumnya kandungan silikat dalam
air 1 30 mg /L.

6. Klorida

Kadar klorida yang terlalu tinggi akan menyebabkan kerusakan pada peralatan
yang terbuat dari besi, karena klorida bersifat korosif. Klorida banya ditemukan
dialam, kandungan klorida di alam berkisar kurang dari 1 mg/L sampai dengan
beberapa ribu mg/L didalam air laut. Air buangan industri sebagian besar menaikan
kadar klorida air termasuk manusia dan hewan membuang kotoran yang
mengandung klorida dan nitrogen yang cukup tinggi.

7. Kalsium

Ion kalsium dalam air akan diendapkan oleh amonium oksalat membentuk kalsium
oksalat dalam suasana asam membentuk endapan putih kalsium oksalat.

8. Magnesium

Ion magnesium didalam air ditunjukan dengan timbulnya warna merah ungu
dengan penambahan quinalizarin alkohol yang akan berubah menjadi biru ungu
dalam suasana alkalis. Sedang jika ditambahkan titan yellow akan timbul warna
merah.

9. Alumunium

Ion alumunium akan berwarna merah terang jika ditambahkan aluminon 0,1%
kedalamnya dalam suasana asam.

10. Sulfat

Ion sulfat dalam air akan diendapkan dalam suasana asam oleh barium klorida
membentuk barium sulfat yang berwarna putih.
Page 7

11. Zat organik

Adanya zat organik didalam air akan menyebabkan terjadinya bau dan warna yang
tidak dikehendaki dalam air proses. Zat organik dapat ditunjukan dengan oksidasi
dengan kalium permanganat. Kalium permanganat akan mengoksidasi zat organik,
hal ini ditunjukan dengan hilangnya warna ungu dari kalium permanganat.

III. METODA PERCOBAAN


3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat-alat

1. Pembakar Bunsen
2. Kasa asbes

3. Kaki tiga
4. Penjepit tabung
5. Pipet tetes
6. Batang pengaduk
7. Tabung reaksi dan raknya

3.1.2 Bahan
1. Air proses (air contoh uji)
2. HCl 4N
3. Ammonium Molibdat 5%
4. Benzidine
5. CH3COONa
6. HNO3 0,1N
7. AgNO3 0,1N
8. K3Fe(CN)6

9. KCNS
10. K4Fe(CN)6
11. BaCl2 0,5N
12. CH3COOH 10 %
Page 8

13. Ammonium Oksalat 4%


14. Magneson
15. NaOH 10%
16. HCl 1N
17. Amonium Asetat 3N

18. Aluminon
19. KMnO4 0,01N
20. H2SO4 10%

3.2 Cara Kerja

1. Uji Silikat (Si)


a. Memasukkan 2 mL air contoh uji dalam tabung reaksi.
b. Menambahkan 2-3 tetes HCl 4N (sebagai pengasam).
c. Menambahkan 2-3 tetes Amonium Molibdat 5%.

d. Memenaskan sebentar jika perlu, kemudian didinginkan.


e. Jika larutan berwarna kuning berarti mengandung silikat.

2. Uji Klorida (Cl)


a. Memasukkan 2 mL air contoh uji dalam tabung reaksi.
b. Menambahkan 2-3 tetes HNO3 4N (sebagai pengasam).
c. Menambahkan AgNO3 0,1N.
d. Jika terjadi endapan putih yang larut dalam amoniak berarti contoh uji
mengandung klorida.

3. Uji Besi (Fe)


a. Penentuan Fero (Fe2+)
- Memasukkan 1 mL air contoh uji dalam tabung reaksi.
- Menambahkan 1 tetes HCl (sebagai pengasam).
- Menambahkan 2-3 tetes K3Fe(CN)6.
Page 9

- Jika terjadi endapan yang berwarna biru trumbull berarti air mengandung
Fe2+.
a. Penentuan Feri (Fe3+)
- Memasukkan 1 mL air contoh uji dalam tabung reaksi.
- Menambahkan 1 tetes KCNS.

- Jika larutan berwarna merah darah kemungkinan mengandung Fe3+.

4. Uji Sulfat
a. Memasukkan 2 mL air contoh uji dalam tabung reaksi.
b. Menambahkan 5 tetes HCl 4N.
c. Menambahkan 5 tetes BaCl2 0,5N.
d. Jika terjadi kekeruhan (endapan) putih berarti contoh uji mengandung sulfat.

5. Uji Calsium (Ca2+)

a. Memasukkan 2 mL air contoh uji dalam tabung reaksi.


b. Mengasamkan dengan menambah 2-3 tetes asam asetat 10%.
c. Menambahkan 5 tetes ammonium oksalat 4%.
d. Jika timbul endapan putih menunjukkan adanya ion Ca2+.

6. Uji Magnesium (Mg2+)


a. Memasukkan 2 mL air contoh uji dalam tabung reaksi.
b. Menambahkan 5 tetes magneson akan timbul warna merah.
c. Menambahkan 5 tetes NaOH 10% warna merah akan berubah menjadi biru
ungu.
d. Mendidihkan sebentar kemudian mendinginkannya.
e. Jika timbul endapan biru yang terpisah menunjukkan adanya ion Mg2+.

7. Uji aluminium (Al3+)


a. Memasukkan 2 mL air contoh uji dalam tabung reaksi.
b. Mengasamkan dengan menambah 2 mL HCl 1N
Page 10

c. Menambahkan 3 mL ammonium asetat 3N.


d. Menambahkan 3 tetes aluminon kemudian diaduk.
e. Jika timbul endapan merah terang menunjukkan adanya ion Al3+.

8. Uji Zat Organik

a. Memasukkan 2 mL air contoh uji dalam tabung reaksi.


b. Mengasamkan dengan 5 tetes H2SO4 10%.
c. Menambahkan 4 tetes KMnO4 0,01N.
d. Adanya zat organic ditunjukkan dengan hilangnya warna KMnO4

IV. DATA PENGAMATAN

NO PENGUJIAN HASIL UJI KETERANGAN

1 Kalsium (Ca2+) + Terdapat endapan putih

2 Magnesium (Mg2+) + Terdapat endapan biru timbull

3 Besi Fero (Fe2+) + Terdapat endapan biru timbull

4 Besi Feri (Fe3+) + Terdapat endapan merah

5 Alumunium (Al3+) - Tidal berwarna merah

6 Mangan (Mn2+) - Tidak berubah menjadi violet

7 Silikat + Terdapat lapisan biru

8 Klorida (Cl-) + Terdapat endapan putih

9 Sulfat (SO42-) + Terdapat endapan putih

10 Zat organik + Warna KMnO4 Hilang


Page 11

V. DISKUSI

Pada praktikum analisis kualitatif air proses industry tekstil, praktikan dapat
mengetahui adanya kandungan ion-ion tertentu, zat organic atau yang lainnya
sebelum dilakukan analisis kualitatif. Analisa dilakukan secara kualitatif sehingga
hanya mengidentifikasi zat yang terkandung dalam air contoh uji tanpa
memperhitungkan kadar atau jumlahnya. Pengujian dilakukan secara visual
dengan mengamati perubahan warna serta endapan yang terjadi dengan
menggunakan berbagai pereaksi zat kimia.Data percobaan menunjukan bahwa
pada air contoh uji praktikan mengandung ion kalsium, magnesium, besi fero, besi
feri, silikat, klorida dan sulfat.

Pada pengujian ion kalsium, contoh uji akan direaksikan dengan asam asetat dan
asam oksalat dengan kondisi dan waktu yang telah ditentukan. Reaksi yang terjadi
apabila terdapat ion kalsium adalah sebagai berikut :

Ca2+ + (COO)22- Ca(COO)2

Hasil akhirnya terbentuk endapan yang berwarna putih. Hasil tersebut


menunjukan bahwa terdapat kalsium pada contoh uji praktikan.

Pada pengujian ion magnesium, contoh uji akan direaksikan dengan Quinaliarin-
alkali sampai berwarna merah dengan ditambahkan alkali sebagai pemberi
suasana basa. Reaksi yang terjadi apabila terdapat ion magnesium adalah
sebagai berikut :

Mg2+ + O2N C6H6 N=NC6H6OH alkali O2N C6H6N=N-MgOH

Ketika ditambahkan suasana alkali, maka warna merah tersebut akan berubah
menjadi warna biru ungu. Setelah dipanaskan, akan terdapat endapan biru.
Contoh uji praktikan menunjukan terbentuk endapan biru setelah dilakukan
pemanasan. Hal tersebut menunjukan bahwa contoh uji tersebut positif
mengandung ion magnesium.

ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF AIR PROSES TEKSTIL WANTI TIARA M C


Page 12

Pada pengujian ion Fe2+, contoh uji akan bereaksi dengan kalium ferisianida.
Apabila hasil reaksi tersebut menimbulkan endapan warna biru timbull, maka
contoh uji tersebut mengandung Fe2+. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:

Fe2+ Fe2+ + K3Fe(CN)6 KFe(Fe(CN)6) + 3K+


Biru timbul tersebut adalah endapan dari KFe(Fe(CN)6). Contoh uji praktikan
menimbulkan endapan biru timbull sehingga dapat diketahui bahwa contoh uji
praktikan mengandung ion Fe2+.

Pada pengujian ion Fe3+, contoh uji akan bereaksi dengan KCNS. Apabila hasil
reaksi tersebut menimbulkan warna merah, maka contoh uji tersebut mengandung
Fe3+. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

Fe3+ + KCNS Fe(CNS)3 + K+


Endapan merah tersebut adalah endapan dari Fe(CNS) 3. Contoh uji praktikan
menimbulkan endapan merah sehingga dapat diketahui bahwa contoh uji
praktikan mengandung ion Fe3+.

Pada pengujian ion silikat, contoh uji akan bereaksi dengan ammonium molibdat
dalam suasana asam. Apabila hasil reaksi tersebut menimbulkan warna kuning,
maka contoh uji tersebut mengandung silikat. Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut :

SiO2 + (NH4)2(Mo12O10) H4 (Si Mo12O10)


Endapan kuning tersebut adalah endapan H4 (Si Mo12O10). Contoh uji praktikan
menimbulkan endapan kuning sehingga dapat diketahui bahwa contoh uji
praktikan mengandung ion silikat.

Pada pengujian ion klorida, contoh uji akan bereaksi dengan AgNO 3 dalam
suasana asam. Apabila hasil reaksi tersebut menimbulkan endapan putih, maka
contoh uji tersebut mengandung klorida. Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut :

Cl- + AgNO3 AgCl + NO3-

ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF AIR PROSES TEKSTIL WANTI TIARA M C


Page 13

Endapan putih tersebut adalah endapan AgCl. Contoh uji praktikan menimbulkan
endapan putih sehingga dapat diketahui bahwa contoh uji praktikan mengandung
ion klorida.

Pada pengujian ion sulfat, contoh uji akan bereaksi dengan BaCl 2 dalam suasana
asam. Apabila hasil reaksi tersebut menimbulkan endapan putih, maka contoh uji
tersebut mengandung ion sulfat. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

SO42- + BaCl2 BaSO4 + 2 Cl-

Endapan putih tersebut adalah endapan BaSO 4. Contoh uji praktikan


menimbulkan endapan putih sehingga dapat diketahui bahwa contoh uji praktikan
mengandung ion sulfat.

Ion-ion tersebut adalah ion-ion yang dapat mengganggu proses tekstil. Analisa
kualitatif dilakukan karena analisa kualitatif itu sebagai langkah pertama untuk
melakukan analisa kuantitatif serta untuk mengetahui cara penghilangan atau
pelunakan air berdasarkan ion-ion yang terkandung sesuai parameter atau
ketentuan air untuk digunakan sebagai proses industri tekstil.

VI. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum dapat diketahui bahwa air contoh uji mengandung Kalsium (Ca2+),
Magnesium (Mg2+), Besi Fe2+, Besi Fe3+,, Silikat (SiO3-), Klorida (Cl-) dan Sulfat (SO42-)
dan zat organic.

ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF AIR PROSES TEKSTIL WANTI TIARA M C


Page 11

ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF AIR PROSES TEKSTIL WANTI TIARA M C

Anda mungkin juga menyukai