Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR 1i

ASAM KARBOKSILAT DAN TURUNANNYA

NAJLA SALSABILA RAMADHANI (H031221030)

RAHMAWATI AMIRUDDIN (H031221019)

REGU II

DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
MAKASSAR
2023
Laporan Praktikum Kimia Dasar II

ASAM KARBOKSILAT DAN TURUNANNYA

Disusun dan diajukan oleh:

NAJLA SALSABILA RAMADHANI (H031221030)

RAHMAWATI AMIRUDDIN (H031221019)

Laporan ini telah diperiksa dan disahkan oleh:

Makassar, April 2023

Praktikan 1 Praktikan 2

Najla Salsabila Ramadhani Rahmawati Amiruddin


NIM. H031221030 NIM. H031221019

Asisten

Vingky Yehezkiel
NIM. H03119055
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Asam karboksilat adalah salah satu grup senyawa organik oleh grup

karboksil yang berasal dari dua kata yaitu karbonil dan hidroksil. Pada umumnya

formula dari asam karboksilat adalah RCOOH yang bersifat asam karena dapat

terionisasi dalam larutan menjadi anion karboksilat. (COO-) dan sebuah

proton.Anion karboksilat (RCOO-) dapat juga diturunkan dari asam karboksilat

dengan natrium hidroksida (Yulianto dan Hidayah, 2018)

Asam karboksilat adalah senyawa yang terjadi secara alami dalam

berbagai tahapan siklus hidup (organismehidup-siklus Krebs; proses fermentasi,

dan proses geologi) atau dapat diproduksi di laboratorium atau dalam skala besar

(sintesis) dari reaksi oksidasi aldehida, alkohol primer, dan hidrokarbon,

pembelahan oksida tifolefin, dehidrogenasi katalis dasar alkohol atau melalui

hidrolisis nitril, ester, atau amida. Asam karboksilat memiliki banyak kegunaan

dalam kehidupan sehari-hari, seperti etanoat dan asam sitrat sering ditambahkan

pada makanan untuk memberikan rasa asam. Benzoat, propanoat, dan asam sorbat

digunakan sebagai pengawet makanan karena kemampuannya untuk membunuh

mikoorganisme. Adapula asam formiat dan asam etanoat banyak digunakan

dalam bidang industri sebagai titik awal untuk pembuatan cat dan perekat (Roni

dan Legiso, 2021).

Berdasarkan uraian diatas, bahwa asam karboksilat memiliki beberapa

turunan jika direaksikan dengan senyawa lain. Oleh karena itu, perlu dilakukan

percobaan asam karboksilat dan turunannya, melalui reaksi garam karboksilat

dengan air & CaCl2, reaksi asam karboksilat dengan basa & juga reaksi

esterfifikasi.
1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

1.2.1 Maksud Percobaan

Maksud dalam percobaan ini adalah untuk mengetahui beberapa sifat asam

karboksilat dan garamnya, serta mengetahui reaksi esterifikasi asam karboksilat

dengan alkohol.

1.2.2 Tujuan Percobaan

Tujuan dalam percobaan ini adalah:

1. untuk menentukan reaksi garam dari asam karboksilat dengan akudes dan

CaCl2

2. untuk menentukan reaksi asam karboksilat dengan basa (NaOH)

3. untuk menentukan reaksi esterifikasi asam karboksilat.

1.3 Prinsip Percobaan

Prinsip percobaan ini adalah mengidentifikasi sifat asam karboksilat dan

garamnya dengan mereaksikannya dengan air suling, CaCl2 dan NaOH.

Terbentuknya ester melalui reaksi alkohol dengan fenol ditunjukkan dengan bau

harum dari ester yang terbentuk.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Asam Karboksilat

Asam karboksilat adalah substrat yang tersedia secara luas, senyawa

tidak beracun dan juga merupakan senyawa yang memiliki harga yang murah,

(Shi dkk, 2020). Senyawa asam karboksilat yang paling sederhana memunyai sifat

seperti cairan tak berwarna dengan bau yang menyengat.. Cuka adalah larutan 4

atau 5% asam asetat, bau dan rasanya khas. Asam butirat berasal dari mentega

tengik, asam kaproat, asam kaprilat, dan asam kaprat yang memiliki bau yang

khas. Dapat dilihat dari sturkutrnya, asam karboksilat bersifat polar seperti halnya

alkohol. Asam karboksilat membentuk hidrogen dengan sesamanya atau dengan

molekul lain. Asam karboksilat memiliki titik didihnya lebih tinggi dibandingkan

dengan alkohol dengan bobot molekul yang hampir sama. Contohnya pada

senyawa asam asetat dan n-propil alkohol memiliki bobot molekul yang sama

tetapi memiliki titik didih yang berbeda yaitu berturut-turut 118°C dan 97°C.

Ketetapan bobot molekul menunjukkan bahwa asam format dan asam asetat

merupakan dimer dalam pelarut non polar, sekalipun dalam keadaan gasnya. Dua

molekul saling berikatan melalui ikatan hidrogen:

(1)

Gambar 1. Dua Molekul Saling Berikatan pada Hidrogen

Ikatan hidrogen juga menjelaskan sifat-sifat kelarutan air pada asam

karboksilat berbobot molekul rendah (Suminar, 1990).


2.2 Garam Karboksilat

Garam karboksilat ini dapat mengangkat kotoran dari permukaan karena

mengandung bagian polar (gugus karboksilat) yang hidrofilik dan nonpolar (rantai

hidrokarbon) yang hidrofobik dalam satu molekul (Ahadito dkk, 2022).

Natrium asetat merupakan salah satu jenis garam asam karboksilat dengan

rumus kimia CH3COONa. Natrium asetat pada umumnya berbentuk kristal yang

berwarna putih, tidak berwarna, dan tidak berbau. Natrium asetat juga dapat

menghambat tumbuhnya khamir, dan kapang pada makanan akan tetapi bahan

pengawet ini lebih efektif dapat digunakan terhadap khamir dan bakteri

dibandingkan dengan kapang (Hendra dkk, 2017).

Natrium hidroksida (NaOH) merupakab senyawa aditif dan juga senyawa

yang sangat diperlukan dalam oksidasi aerobik selektif alkohol/poliol dalam air

untuk sintesis keton dan asam karboksilat melalui katalis logam pendukung,

termasuk emas, meskipun fungsi dari natrium hidroksida belum terlalu jelas.

Natrium hidroksida sendiri memiliki kemampuan untu berfungsi sebagai katalis

homogen untuk reaksi oksidasi. Data ini didukung dengan penyelidikan yang

ketat dari efek natrium hidroksida saja (tanpa adanya katalis logam). Reaktivitas

gliserol berair, etilen glikol, 2-propanol, dan etanol serta distribusi produknya.

Berdasarkan teori fungsi kerapatan dimana teori ini merupakan teori mekanika

kuantum yang digunakan dalam fisika dan kimia untuk mengamati suasana dasar

dari sistem banyak partikel dan penggantian kerapatan elektron. Hasil ini sesuai

dimana menjelaskan urutan reaktivitas yang diukur secara eksperimental dari

berbagai alkohol dan mekanisme reaksi oksidasi, penggantian hidrogen oleh atom

oksigen dalam gugus fungsi alcohol (Yuan dkk, 2017).


2.3 Esterifikasi

Esterifikasi dapat sebagai transformasi asam karboksilat atau turunannya

menjadi ester. Reaksi esterifikasi adalah suatu reaksi antara asam karboksilat dan

alkohol membentuk ester. Esterifikasi dikatalis asam dan bersifat dapat balik

Esterifikasi juga dilakukan untuk membuat biodiesel dari minyak berkadar asam

lemak bebas tinggi dan biasa diikuti dengan tahap transesterfikasi. Asam sulfat

menjadi sering dipakai sebagai katalis dalam proses esterifikasi karena mudah

didapatkan dan memiliki kemurnian yang tinggi. Esterifikasi dengan katalis asam

akan berlangsung dengan cepat (Arita dkk, 2020).

Reaksi esterifikasi senyawa metabolit sekunder dapat dilakukan melalui

reaksi esterifikasi dengan reaksi kimia atau enzimatik. Reaksi esterifikasi

menggunakan katalis karena prosesnya relatif mudah, tetapi selektivitasnya

rendah dan tidak membutuhkan biaya yang mahal. Dalam beberapa tahun terakhir,

metode reaksi menggunakan katalis enzim telah menarik minat yang besar.

Pendekatan enzimatik lebih diminati karena efisiensi katalitiknya yang tinggi,

yang memungkinkan pemisahan senyawa yang lebih mudah dan efisien, kondisi

reaksi yang lebih ringan, membutuhkan biaya yang lebih rendah dan merupakan

proses yang ramah lingkungan (Rosyda dkk, 2020).

Reaksi esterifikasi sangat penting karena banyak digunakan dalam

produksi jutaan ton poliester setiap tahun, dan dalam produksi digunakan berbagai

macam ester untuk produksi bahan-bahan kimia umum dan khusus yang banyak

digunakan dalam produksi parfum, obat-obatan dan juga pestisida. Esterifikasi

asam karboksilat juga merupakan reaksi yang sering digunakan dalam produksi

biodiesel dari bahan baku yang mengandung asam lemak bebas (tidak terikat
dalam trigliserida) dalam jumlah yang banyak. Esterifikasi adalah reaksi asam

organik dengan alkohol yang dikatalisis asam untuk menghasilkan asam

karboksilat ester dan air sebagai produk sampingan, seperti reaksi yang ada pada

reaksi berikut:

Gambar 2. Reaksi Senyawa Asam Karboksilat dengan Metanol Menghasilkan

Ester dan Air

H2O yang dihasilkan oleh reaksi harus dihilangkan secara terus-menerus

untuk menekan kesetimbangan reaksi didorong agar dapat mempertahankan

reaksi. Laju esterifikasi dan hasil ester meningkat dengan menggunakan alkohol

yang lebih tinggi terhadap rasio molar asam lemak bebas, konsentrasi katalis dan

tekanan. Esterikasi yang dilakukan secara berkepanjangan pada asam karboksilat

dengan metanol juga mengurangi aktivitasnya katalis oleh air dan dapat

meningkatkan hasil ester. Dalam proses esterifikasi katalis asam heterogen dapat

dicapai melalui penerapan reactor intensif dengan kemampuan pencampuran

multifase yang akan mengatasi efek perpindahan dalam reaksi padat ke cair, dan

memungkinkan operasai dalm mode kontinu (Eze dkk, 2017).

Ester diturunkan dari asam karboksilat dengan mengganti gugus OH

dengan gugus OR. Ester umumnya mempunyai bau yang khas, seperti rasa buah

dan wangi bunga-bungaan. Beberapa senyawa ester diantaranya adalah n-pentil

asetat beraroma buah pisang, oktil asetat beraroma buah jeruk, etil butirat

beraroma buah nanas, dan pentil butirat beraromaa buah aprikot. Campuran dari

ester juga banyak digunakan dalam produksi essense buatan (Sumanir, 1990).
BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Bahan Percobaan

Bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu CH3COOH, CaCl2 5 M,

NaOH 1 M, C5H12OH, C2H5OH, HCOOH, CH3COOH, H2SO4 pekat, HCOONa,

CH3COONa dan akuades.

3.2 Alat Percobaan

Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu spatula, tabung reaksi, rak

tabung, pipet tetes, bunsen, kaki tiga, penjepit tabung, korek api, kasa asbes, gelas

kimia 100 mL, dan gelas kimia 50 mL.

3.3 Prosedur Percobaan

3.3.1 Reaksi Garam Karboksilat dengan Akuades dan CaCl2

Disiapkan 2 tabung reaksi, masing-masing tabung diisi dengan HCOONa dan

CH3COONa sebanyak 1 g. Kemudian kedua tabung dipanaskan 10-15 menit

(hingga keluar gelembung gas). Setelah itu didinginkan lalu ditambahkan 5 mL

akuades kedalam masing-masing tabung. Dipanaskan kembali kemudian

didiamkan atau dilakukan didekantasi. Supernatannya diambil lalu ditetesi dengan

larutan CaCl2 1 M, kemudian dicatat perubahan yang terjadi

3.3.2 Reaksi Asam Karboksilat dengan NaOH dan CaCl2

Disiapkan dua tabung reaksi yang masing-masing diisi dengan HCOOH

dan CH3COOH sebanyak 3 mL Selanjutnya pada tiap tabung ditambahkan NaOH

1 M dengan jumlah yang sama, kemudian dipanaskan pada tiap tabung hingga

semua airnya menguap. Didinginkan dan kemudian dipanaskan kembali lalu


didiamkan atau dilakukan didekantasi, Supernatannya diambil lalu ditetesi dengan

larutan CaCl2 1 M, kemudian dicatat perubahan yang terjadi.

3.3.3 Reaksi Esterfikasi

Disiapkan 2 buah tabung reaksi yang masing-masing berisi 1 mL C2H5OH

dan 1 mL C5H12OH. Selanjutnya ditambahkan 1 mL CH3COOH glasial dan 1 mL

H2SO4 pekat. Kemudian dipanaskan selama 5 menit.lalu didiamkan, Diperhatikan

dan dicium baunya serta dicatat perubahan yang terjadi


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Tabel 1. Hasil Pengamatan Reaksi Asam Karboksilat dengan Air dan CaCl2
Perubahan Yang Terjadi
Zat Keterangan
Pemanasan + air + CaCl2

Terdapat Terdapat
HCOONa Larut Bereaksi
gelembung gas endapan

Terdapat Tidak ada


CH3COONa Larut Bereaksi
gelembung gas endapan

Tabel 2. Hasil Pengamatan Reaksi Asam Karboksilat dengan NaOH


Perubahan Yang Terjadi
Zat Keterangan
Pemanasan + air + NaOH

Terdapat
gelembung gas Tidak ada
HCOOH Larut Bereaksi
dan endapan endapan
putih
Terdapat
gelembung gas Tidak ada
CH3COOH Larut Bereaksi
dan endapan endapan
putih

Tabel 3. Hasil Pengamatan Reaksi Esterifikasi


Zat Hasil Esterifikasi Keterangan

Etanol Bau balon tiup Bereaksi

Amil Alkohol Bau obat sirup anak Bereaksi


4.2 Mekanisme Reaksi

4.2.1 Reaksi dengan NaOH, Akuades dan Deteksi CaCl2

1.Reaksi Asam format (HCOOH) dengan NaOH dan CaCl2

Mekanisme Reaksi:

2.Reaksi Asam asetat (CH3COOH) dengan NaOH dan CaCl2


Mekanisme Reaksi:

4.2.2 Reaksi Garam Karboksilat

1. Reaksi Natrium Format (HCOONa) dengan akuades dan CaCl2

Mekanisme untuk Reaksi


Lanjutan mekanisme reaksi

2. Reaksi Natrium Asetat (CH3COONa) dengan akuades dan CaCl2

Mekanisme Reaksi:
4.2.3 Reaksi Esterifikasi

1. Esterifikasi dengan etanol

2. Esterifikasi dengan amyl alcohol

4.3 Pembahasan

Percobaan 1 bertujuan untuk mengetahui sifat asam karboksilat dan garam

karboksilat. Pada percobaan natrium formiat (HCOONa) dipanaskan terdapat

gelembung gas. Natrium formiat larut dalam air dan ketika dideteksi dengan CaCl2

akan bereaksi dan terbentuk endapan. Percobaan natrium asetat (CH3COONa)

dipanaskan terdapat gelembung gas, pemanasan ini bertujuan agar garam natrium

asetat. Langkah selanjutnya yaitu menambahkan air dan terlihat bahwa natrium

asetat larut dalam air. Penambahan air menyebabkan terbentuknya asam asetat.

Langkah terakhir yaitu penambahan CaCl 2 sebagai pendeteksi adanya asam

karboksilat. Berdasarkan percobaan ditemukan bahwa setelah penambahan CaCl2

terbentuk tidak terdapat endapan.

Percobaan kedua dilakukan untuk mengetahui sifat asam karboksilat terhadap

basa dengan menggunakan NaOH. Berdasarkan hasil percobaan diperoleh bahwa

asam format dan asam asetat bereaksi yang ditandai dengan terbentuknya endapan
berwarna putih. Secara teori, diperoleh bahwa asam format bereaksi walaupun

ketika direaksikan dengan CaCl2 larutan tidak mengalami perubahan warna namun

terbentuk endapan warna putih kapur pada tabung yang menandakan adanya filtrat

(supernatan). Adapun ketika CaCl2 direaksikan dengan asam asetat juga terjadi

reaksi. Hal ini sudah sesuai dengan teori bahwa asam asetat dengan CaCl2 bereaksi.

Pada pembentukan garam karboksilat melibatkan reaksi antara asam karboksilat

dengan basa kuat. Hal ini terjadi karena adanya serah terima proton dari NaOH ke

asam karboksilat, yang sesuai dengan teori Bronsted-lowry.

Percobaan 3 dilakukan untuk mengetahui reaksi esterifikasi asam karboksilat

dengan alkohol (etanol dan amil alkohol). Pada percobaan 3 asam asetat direaksikan

dengan etanol dengan bantuan katalis H2SO4 pekat, menghasilkan etil esetat.

Selanjutnya Asam asetat direaksikan dengan amil alkohol dengan bantuan katalis

H2SO4 pekat, menghasilkan 2-metilbutilasetat. Aroma khas dari senyawa ester

memiliki aroma yang bervariasi hal ini tergantung pada jenis asam karboksilat dan

alkohol yang digunakan.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa:

1. natrium formiat dapat bereaksi dengan akuades dan CaCl 2, sedangkan natrium

asetat tidak dapat bereaksi

2. HCOOH dan CH3COOH ketika direaksikan dengan CaCl2 terjadi reaksi

3. etanol dan amil alkohol dapat bereaksi dengan asam karboksilat melalui reaksi

esterfikasi menghasilkan etil asetat yang beraroma harum seperti balon tiup

AAA dan amil asetat yang beraroma harum seperti durian.

5.2 Saran

5.2.1 Saran untuk Laboratorium

Beberapa fasilitas atau sarana dan prasarana di dalam laboratorium cukup

lengkap, namun beberapa fasilitas terlihat kurang terawat sehingga tidak dapat

berfungsi dengan baik. Sehingga saya berharap agar penanganan segala fasilitas

dapat lebih terjaga.

5.2.2 Saran untuk Percobaan Selanjutnya

Saran untuk percobaaan ini adalah agar bahan serta alat yang digunakan

sesuai dengan prosedur dan juga alat yang digunakan agar diperbanyak lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Ahadito, B.J., Susilawati, Yuliasari N., Yohandini, N., dan Hermansyah, 2022,
Penyuluhan Kesehatan dan Pelatihan Pembuatan Sabun dari Minyak
Jelantah Kepada Santri Dhuafa di Pesantren Tahfidzul Qur’an Kaffan Al-
Mundzirin Palembang, Jurnal Pengabdian Masyarakat, 3(3): 166-178.

Alatas F., Azizsidiq F.A., Sutarna T.H., Ratih H., dan Soewandhi, S.N., 2020,
Perbaikan Kelarutam Albendazol Melalui Pembentukan Kristal
Multikomponen dengan Asam Malat, Jurnal Farmasi Galenika (Galenika
Journal of Pharmacy), 6(1): 114-123.

Arita, S., Rifqi, M., Nugroho, T., Agustina T.E., dan Fitri, H., 2020, Pembuatan
Biodesel dari Limbah Cair Kelapa Sawit dengan Variasi Katalis Asam
Sulfat pada Proses Esterifikasi, Jurnal Teknik Kimia, 26(1): 1-11.

Chang R., 2004, Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti, Edisi III, Erlangga, Jakarta

Eze, V.C., Fisher, J.C., Phan A.N., dan Harvey, A.P., 2017, Intensification of
Carboxylic Acid Esterification Using A Solid Catalyst in A Mesoscale
Oscillatory Baffled Reactor Platform, Chemical Engineering Journal,
322(4): 205-214.

Hendra, M., Husna, N.E., dan Novita M., 2017, Pengaruh Konsentrasi Natrium
Asetat dan Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Mi Basah, Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Pertanian Unsyiah, 2(4): 454-463.

Rosyda, M., Aminah, N.S., dan Kristanti, A.N., Various Ester Derivatives from
Esterification Reaction of Secondary Metabolite Compounds: A Review,
MOJ Ecology and Environmental Sciences, 5(3): 141-151.

Shi, J., Yuan T., Zheng, M., dan Wang, X., 2021, Metal Free Heterogoneus
Semiconductor for Visible-Light Photocatalytic Decarboxylation of
Carboxylic Acid, ACS Catalysis, 11(5): 3040-3047.

Sumanir, 1990, Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat, Edisi VI, Erlangga, Jakarta.

Yuan, Z., Zhao W., Liu Z., dan Xu, B., 2017, NaOH Alone Can Be a Homogeneus
Catalyst for Selective Aerobic Oxidation of Alcohols in Water, Journal of
Catalysis, 353(3): 37-43.

Anda mungkin juga menyukai