BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu metode titrimetri adalah titrasi pembentukan kompleks yang
juga dikenal sebagai kompleksometri. Metode ini memungkinkan penentuan
analisis pengukuran untuk sejumlah kation bervalensi banyak dalam larutan
air. Metode ini berdasarkan penentuan khelat organik yang larut dalam air dan
praktis tidak terdisosiasi. Pada saat ini pereaksi yang paling sering digunakan
dalam titrasi kompleksometri adalah ligan bergigi banyak yaitu asam etilen
diamin tetra asetat (EDTA), karena senyawa ini sukar larut dalam air maka
garam dinatriumnya lebih mudah larut dan dapat digunakan untuk membuat
larutan pentiter. (Basset, 1994)
Reaksi pembentukan kompleks antara ion logam dengan EDTA sangat
peka terhadap pH. Karena reaksi pembentukan kompleks selalu dilepaskan H+
maka H+ didalam larutan akan meningkat walaupun sedikit. Akan tetapi yang
sedikit ini akan berakibat menurunnya stabilitas kompleks pada suasana
tersebut (reaksi ini dapat berjalan pada suasana asam, netral dan alkalis).
Untuk menghindari hal tersebut, maka perlu diberikan penahan (buffer).
Sebagai larutan buffer yang dapat langsung digunakan dengan campuran
NH4Cl dan NH4OH. Indikator untuk menetukan titik akhir titrasi adalah EBT
(Erichrom Black T), satuan yang digunakan molaritas.
Keuntungan dari metode kompleksometri adalah waktu pengerjaannya
lebih sederhana dibandingkan gravimetri dan spektrometer. Sedangkan
kerugiannya adalah penentuan titik akhir susah ditentukan, karena sangat
dipengaruhi oleh pH dan bahan yang digunakan cukup banyak dibandingkan
dengan metode lain yaitu larutan bak, indikator, larutan dapar, dan larutan
asam atau basa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kompleksometri
Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titran dan titratsaling
mengkompleks, membentuk hasil berupa kompleks. Reaksi-reaksi pembentukan
kompleks atau yang menyangkut kompleks banyak sekali dan penerapannya juga
banyak, tidak hanya dalam titrasi. Karena itu perlu pengertian yang cukup luas
tentang kompleks,sekalipun disini pertama-tama akan diterapkan pada titrasi.
(Khopkar, 2002)
Kompleksometri adalah suatu cara untuk penetapan kadar zat–zat (kation)
yang dapat membentuk senyawa kompleks dengan suatu komplekson. Prinsipnya
adalah pembentukan senyawa kompleks antara ion logam dengan EDTA,
misalnya penetapan kadar Ca (ion logam) dengan EDTA (asam etilen diamin tetra
asetat). Kompleks senyawa ini disebut kelat, kelat yang terbentuk melalui titrasi
terdiri dari dua komonen yang membentuk ligan dan tergantung pada titran serta
titrat yang hendak diamati. Dalam larutan dengan pH tertentu sebagaian besar
kation atau logam dapat bereaksi dengan komplekson yang kemudian membentuk
ion kompleks. Contoh reaksi titrasi kompleksometri :
Ag+ + 2CN- → Ag(CN)2
Hg2+ + 2Cl- → HgCl2
Titrasi kompleksometri juga dikenal sebagai reaksi yang meliputi reaksi
pembentukan ion-ion kompleks ataupun pembentukan molekul netral yang
terdisosiasi dalam larutan. Persyaratan mendasar terbentuknya kompleks demikian
adalah tingkat kelarutan tinggi. Selain titrasi kompleks biasa seperti di atas,
dikenal pula kompleksometri yang dikenal sebagai titrasi kelatometri, seperti yang
menyangkut penggunaan EDTA. (Svehla, 1990)
Gugus-yang terikat pada ion pusat, disebut ligan, dan dalam larutan air,
reaksi dapatdinyatakan oleh persamaan :
diganti dengan indikator Calmagite, indikator ini stabil dan dalam kebanyakan
sifatnya sama dengan Eriochrome Black T. Saat ini dikenal berbagai macam
indikator logam antara lain Erichrome Black T (Selechrome Black/ EBT/ Erio T).
Sifat fisis EBT
Nama Resmi : Hitam Mordat II
Nama Lain : Hitam Eriokromat
BM : 461,38
Bentuk : Serbuk, hitam kecoklatan
Kelarutan : Larut dalam air panas, dalam etanol ( 95% )
Kegunaan : Sebagai indikator
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Struktur indikator ini adalah sebagai berikut :
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Alur atau Skema Percobaan
3.1.1 Pembuatan larutan.
Titrasi dengan larutan EDTA 0,01 M sampai terjadi perubahan warna dari
merah keunguan menjadi biru.
Titrasi dengan larutan EDTA 0.01 M sampai terjadi perubahan warna dari
merah keunguan menjadi biru.
Titrasi dengan larutan EDTA 0,01 M sampai terjadi perubahan warna dari
merah muda menjadi keunguan.