Anda di halaman 1dari 22

Makalah Kimia Organik II

TURUNAN ASAM KARBOKSILAT


Dosen Pengampu: Apt. Edwin J.B. S.Farm.,M.Eng.

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 2
Marwa (F202101111) Waode Zulmianti (F202101140)
Ledy Aprilia (F202101115) Desi Noviani (F202101144)
Nur Ainun Asri (F202101119) Syafira Ummu (F202101148)
Kiki Rahmadhani (F202101123) Anisa (F202101153)
Della Aprilia (F202101128) Andri Ode Pataalamu (F202101157)
Ainun Alya (F202101132) Delia Muhartini. G (F202101161)
Wa Ode Ardianti (F202101136)

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MANDALA WALUYA
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun mengucapkan kehadirat Allah SWAT. Atas segala
nikmat dan karunia-Nya serta izinNya sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat
waktu. Makalah ini disusun dengan judul “Turunan Asam Karboksilat” untuk
memenuhi tugas mata kuliah kimia organik II.
Melalui makalah ini kami penulis berharap makalah ini dapat memberikan
informasi yang dapat menjadi pengetahuan baru bagi pembacanya. Penulis
menyadari bahwa, masih banyak kesalahan dan kekurangan di dalam penulisan
makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
konsrtuktif untuk kesempurnaan makalah ini dimasa yang akan datang semoga
makalah ini dapat bermanfaat.

Kendari, 7 November 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. 2

DAFTAR ISI ................................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 4

I.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 6

1.3 Tujuan Masalah ................................................................................................... 7

1.3 Manfaat ............................................................. Error! Bookmark not defined.

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 8

II.1 Asam Kabroksilat ............................................................................................... 8

II.2 Kelompok-Kelompok Senyawa Yang Termasuk Turunan Asam Karboksilat .. 8

BAB III PENUTUP.................................................................................................... 19

III.1. Kesimpulan .................................................................................................... 21

III.2. Saran ............................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 22


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Saat kamu makan sesuatu yang asam, seperti lemon, secara tidak sadar
kamu pasti akan mengemyitkan wajah. Kira-kira, kenapa ya lemon kok bisa
asam? Ada kandungan apa aja sih di dalamnya? Ternyata, rasa asam tersebut
berasal dari asam sitrat yang ada dalam buah lemon. Kamu tau nggak apa itu
asam sitrat? Asam sitrat merupakan asam organik yang biasa ditemukan pada
tumbuhan jenis Citrus, misalnya lemon dan jeruk. Dalam kehidupan sehari-hari,
asam sitrat biasanya digunakan sebagai pemberi rasa asam pada makanan dan
minuman. Asam sitrat ini merupakan salah satu golongan asam karboksilat.
(Wilbraham,1992).
Karbon dapat membentuk senyawa lebih banyak di bandingkan unsur lain
sebab atom karbon tidak hanya membentuk ikatan karbon-karbon tunggal,
rangkap dua dan rangkap tiga, tetapi juga bisa terkit satu sama lain membentuk
struktur rantai dan cicin. Cabang ilmu kimia yang mempelajari senyawa karbon
adalah kimia organik (Chang, 2004 : 332).
Senyawa-senyawa karbon, baik yang berasal dari makhluk hidup atau yang
dibuat secara sintetik, memegang peranan penting dalam hidup kita. Senyawa-
senyawa yang mengandung atom karbon (kecuali karbon monoksida, karbon
dioksida, karbon disulfida, karbonat, dan beberapa turunannya) di sebut senyawa
organik. Sebutan kimia organik di berikan oleh orang-orang pada waktu itu
menyangka bahwa hanya makhluk-makhluk hidup sajalah yang dapat
membentuk senyawa-senyawa karbon ( Damin Sumardjo, 2006 : 29).
Penggolongan senyawa organik dapat dibedakan menurut gugus fungsi
yang dikandungnya. Gugus fungsi adalah sekelompok atom yang menyebabkan
perilaku kimia molekul induk. Molekul berbeda yang mengandung gugus (atau
gugus-gugus) fungsi yang sama mengalami reaksi yang serupa. Jadi, dengan
mempelajari sifat-sifat khas dari beberapa gugus fungsi, kita dapat belajar dan
memahami sifat-sifat dari banyak senyawa organik (Chang, 2004 : 332).
Gugus fungsi cenderung menjadi tapak reaktif dalam molekul organik, dan
sifat kimianya kurang bergantung pada sifat hidrokarbon yang dilekatinya.
Kenyataan ini menyebabkan kita memandang molekul organik sebagai kerangka
hidrokarbon, yang terutama mengendalikan ukuran dan bentuk, dengan gugus
fungsi yang melekat pada kerangka tersebut adalah yang paling menentukan sifat
kimia molekulnya (Oxtoby, 2003 : 121).
Salah satu gugus fungsi adalah asam karboksilat. Asam karboksilat
mempunyai gugus fungsi –COOH, yang merupakan produk oksidasi aldehida,
sama seperti aldehida yang yang merupakan produk oksidasi alkohol primer.
(Perubahan anggur menjadi cuka ialah oksidasi dua langkah yang dimulai dari
etanol berubah menjadi asetaldehida kemudian menjadi asam asetat). Dalam
indutri, asam asetat dapat diproduksi melalui oksidasi udara dari asetaldehida
dengan katalis mangan asetat pada suhu 55 sampai 80 oC (Ralph ,1986)
Reaksi yang di sukai sekarang untuk produksi asam asetat, karena alasan
ekonomi, ialah kombinasi dari metanol dengan karbon monoksida (keduanya
diturunkan dari gas alam) dengan katalis yang mengandung rodium dan iodin
(Oxtoby, 2003 : 126-127).
Asam karboksilat atau asam alkanoat adalah senyawa karbon turunan
alkana yang mengandung gugus fungsi karboksil –COOH yang terikat kesuatu
gugus alkil R. Gugus –COOH bersifat kompleks karena terdiri dari gugus
hidroksil –OH seperti halnya alkohol dan gugus karbonil –CO- seperti halnya
aldehid dan keton. Asam karboksilat bisa mengandung lebih dari satu gugus –
COOH, yaitu asam alkanadiot, yang mengandung dua gugus –COOH, asam
alkanatrioat yang mengandung 3 gugus –COOH, dan seterusnya (Joan
Fessenden,1986).
Asam asetat ialah anggota deret asam karboksilat dengan rumus H-(CH2)n-
COOH. Sebelum asam asetat (dengan n = 1) ada senyawa yang paling sederhana
dari asam karboksilat ini, yaitu asam format (HCOOH), dengan n= 0. Senyawa
ini pertama kali di isolasi dari ekstrak semut yang dihancurkan, dan namanya
berasal dari bahasa latin, formika, yang berarti “semut”. Asam format adalah
asam paling kuat dalam deret ini, dan kekuatan asam menurun dengan
meningkatnya panjang rantai hidrokarbon. Rantai asam karboksilat yang lebih
panjang disebut asam lemak. Natrium stearat, yaitu garam nantrium dari asam
stearat, CH3(CH2)16COOH, merupakan komponen khas pada sabun. Senyawa
membersihkan kotoran secara simultan dengan bereaksi dengan partikel lemak
pada ekor hidrokarbonnya dan dengan air pada gugus ujung ion karboksilatnya.
Ini membuat lemak larut dalam air (Oxtoby, 2003 : 127).
Senyawa asam karboksilat terbagi menjadi dua golongan, yaitu senyawa
alifatik dan aromatik. Pada senyawa alifatik, apabila satu atom H dikeluarkan.
diperoleh gugus alkil yang disingkat R. Sementara itu, gugus fungsi yang berasal
dari cincin senyawa aromatik dinamakan gugus aril yang disingkat Ar. Oleh
karena itu, rumus fungsi asam karboksilat ada dua, yaitu R-COOH untuk
golongan alifatik dan Ar-COOH untuk golongan aromatik. Kelompok-kelompok
senyawa yang termasuk turunan asam karboksilat adalah (Harold Hart, 2003):
a) Halida asam
b) Anhidrida asam
c) Ester
d) Amida
e) Nitril.

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah makalah mengenai filosofi Toksikologi adalah:
1.2.1. Apa yang dimaksud dengan turunan karboksilat?
1.2.2. Apa saja senyawa – senyawa tata nama serta sifat fisika dan kimia
turunan karboksilat?
1.3. Tujuan Masalah
Tujuan disusunnya makalah mengenai Turunan Asam Karboksilat adalah:
1.3.1. Untuk mengetahui dan memahami apa itu senyawa karboksilat
1.3.2. Untuk mengetahui dan memahami apa saja senyawa - senyawa tata nama
serta sifat fisika dan kimia turunan asam karboksilat?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Turunan Asam Karboksilat


Turunan asam karboksilat adalah senyawa yang dapat menghasilkan suatu
asam karboksilat bila senyawa tersebut bereaksi dengan air. Senyawa turunan
(derivat) asam karboksilat merupakan suatu senyawa yang dapat disintesis
menggunakan bahan awal asam karboksilat.
Turunan asam karboksilat adalah senyawa yang apabila dihidrolisis akan
menghasilkan asam karboksilat. Beberapa turunan asam karboksilat dapat
diperoleh dengan cara mengganti gugus OH dari asam karboksilat dengan gugus-
gugus lain. Misalnya atom H pada asam karboksilat diganti dengan R maka akan
menjadi senyawa ester dan apabila gugus OH diganti dengan NH2 maka akan
menjadi senyawa amida dan apabila gugus OH diganti dengan halogen akan
dihasilkan senyawa asil halide. Dalam kimia organik, turunan asam karboksilat
adalah kelompok senyawa organik yang memiliki gugus karbonil dan memiliki
sebuah atom elektronegatif (oksigen, nitrogen atau halogen) yang terikat pada
atom karbon karbonil. Turunan senyawa karboksilat berbeda dengan keton dan
aldehida yang memiliki gugus karbonil tapi tidak terikat dengan atom
elektronegatif. Keberadaan atom elektronegatif ini menyebabkan perubahan
signifikan pada reaktivitas senyawa ini.

2.2 Kelompok-Kelompok Senyawa Yang Termasuk Turunan Asam Karboksilat


1. Ester
Ester merupakan kelompok senyawa organik yang memiliki rumus
umum RCOORI. Ester termasuk turunan asam karboksilat yang gugus -OH
dalam rumus RCOOH diganti oleh gugus-ORI Ester adalah salah satu
senyawa organik yang sangat berguna, dapat diubah menjadi anekaragam
senyawa lain. Ester adalah suatu senyawa organik yang terbentuk melalui
penggantian satu atau lebih atom hidrogen pada gugus hidroksil dengan
suatu gugus organik. Ester banyak dijumpai dalam alam misalnya lemak
dan lilin. Ester atsiri menyebabkan dalam banyak buah dan parfum..
Dengan demikian rumus umum ester adalah:

Gambar 01. Rumus umum ester

 Tata nama
Nama suatu ester terdiri dari dua kata yang pertama nama gugus alkil
yang terikat pada oksigen ester, yang kedua berasal dari nama asam
karboksilatnya, dengan menghilangkan kata asam.

IUPAC :asam propanoat natrium propanoat metil propanoat


Trivial :asam propionat natrium propionat metil propionate

 Sifat-sifat Fisika
1. Wujud
Ester bersuku rendah berwujud cair encer, ester bersuku tengah
berwujud cair kental, ester bersuhu tinggi berwujud padat.
2. Kelarutan
Ester bersuhu rendah sedikit larut, sedangkan ester bersuhu tinggi
makin mudah larut.
3. Titik didih dan titik leleh
Titik didih dan titik leleh rendah karena tidak memiliki ikatan H.
4. Daya Hantar Listrik
Merupakan senyawa non elektrolit

 Sifat-sifat Kimia
1. Tidak terdapat ikatan H, tetapi ada ikatan van der Waals
2. Senyawa bersuhu rendah sedikit polar, sedangkan senyawa bersuhu
tinggi hampir nonpolar
3. Ester kurang reaktif.

2. Asam halida
Asam Halida adalah suatu senyawa yang diturunkan dari asam
karboksilat dengan mengganti gugus -OH pada karbonil dengan gugusan
halogen. Gugusan halogen ini dapat berupa F, Cl, Br. 1 (gol. VIIA). Rumus
umumnya :

Kebanyakan halida yang bereaksi adalah klorida (CI) sebab iodida dan
bromida lebih sukar ditangani dan lebih mahal pembuatannya, serta dari
segi sintetis hanya sedikit lebih menguntungkan daripada klorida.

 Tata nama
a. Jika nama asamnya dengan akhiran at maka akhiran at diganti dengan
il halida. Ini merupakan penamanaan secara IUPAC. Contoh:
b. Jika nama senyawa memakai akhiran karboksilat, maka asil halidanya
diberi akhiran karbonil klorida. Contoh:

c. Jika nama aslinya dengan nama trivial maka nama asil halidanya
akhiran dari asam diganti -il halida. Contoh:

 Sifat fisika
1. Asil halida suku rendah (berantai pendek) berbentuk cairan, di udara
berasap. Sedangkan yang suku tinggi (berantai panjang) merupakan zat
padat.
2. Larut dalam air bila berasal dari asam karboksilat yang larut dalam air.
3. Tidak dapat terionisasi.
4. Metanoil halida, tidak dapat diisolasi pada temperatur kamar, sebab
pada suhu diatas -80° C terurai menjadi CO dan HCI.
5. Merupakan larutan tidak berwarna, berbau tajam. 6. Atom halogen
pada asil halida sangat reaktif. Halida asam adalah yang paling reaktif
diantara semua derivate asam karboksilat karena ion halida merupakan
gugus pergi yang baik.

 Sifat kimia
1. Reaksi dengan alkohol. Reaksi antar senyawa organik dengan suatu
alkohol dirujuk sebagai alkoholisis. Alkoholisis asil halida bermanfaat
untuk sintesis ester. Contoh:

2. Dapat direduksi membentuk aldehid. Reaksi pembentukan menjadi


aldehid ini sangat berguna. Zat pereduksi yang lebih lembut daripada
LiAlH, diperlukan untuk mereduksi RCOX menjadi RCHO dan tidak
terus menjadi RCH.OH. Reagensia yang sesuai adalah litium tri-
butoksialuminium hidrida yang diperoleh dari -butil alkohol dan
LiAlH
3. Anhidrida asam
Asam anhidrida merupakan dua molekul asam karboksilat di mana
sebuah molekul airnya dihilangkan. (Anhidrida berarti "suatu senyawa
tanpa air"). Misalnya dua molekul asam etanoat dan menghilangkan satu
molekul air maka didapat anhidrida etanoat (anhidrida asetat).
Anhidrida asam merupakan suatu senyawa organik yang memiliki dua
gugus asil yang terikat pada atom oksigen yang sama. Jenis anhidrida asam
organik yang umum adalah anhidrida karboksilat, di mana asam induknya
adalah asam karboksilat, rumus kimia yang umum pada senyawa ini adalah
(RC(O))20. Anhidrida asam simetris pada jenis ini dinamai dengan
mengganti kata asam pada nama asam karboksilat induknya dengan kata
anhidrida. Karenanya, (CH3CO)20 disebut sebagai anhidrida asetat.
Anhidrida asam campuran (atau tidak simetris), seperti anhidrida asetat
format. Satu atau kedua gugus asil pada anhidrida asam mungkin juga dapat
berasal dari asam organik yang lain, seperti asam sulfonat atau asam
fosfonat.
Satu gugus asil pada anhidrida asam dapat pula berasal dari asam
anorganik. Oksida asam juga terkadang dikelompokkan sebagai suatu
anhidrida asam. Anhidrida asam dipreparasi dalam industri dengan berbagai
cara. Anhidrida asetat utamanya diproduksi melalui karbonilasi metil asetat.
Anhidrida maleat diproduksi melalui oksidasi benzena atau butana. Rute
laboratorium menyarankan reaksi dehidrasi pada asam yang bersangkutan.

Kondisi yang digunakan beragam tergantung pada asam yang


digunakan, namun fosfor pentoksida merupakan agen pendehidrasi yang
umum digunakan:

2CH3COOH + P4O10 -> CH3COOC(O)CH3 + “P4O9 (OH)2”

Anhidrida asam merupakann sumber bagi gugus asil yang reaktif, dan
reaksi serta penggunaannya mirip dengan asil halida. Dalam reaksi dengan
substrat protik, reaksi tersebut membutuhkan produk asilasi dan asam
karboksilat dengan jumlah yang sama:

RC(O)OC(O)R + HY -> RC(O)U + RCO2H


Untuk HY = HOR (alkohol), HNR’2 (ammonia, amina primer,
sekunder), cincin aromatic (lihat asilasi Friedel-Crafts).

 Tata nama
Anhidrida simetris diberi nama dengan menambahkan kata anhidrida
di depan nama asam karboksilat induknya.
Contoh:

 Sifat-sifat fisika
1. Kelarutan dalam air
Anhidrida etanoat tidak bisa dikatakan larut dalam air karena dia
bereaksi dengan air menghasilkan asam etanoat. Tidak ada larutan cair
dari anhidrida etanoat yang terbentuk.
2. Titik Didih
Anhidrida etanoat mendidih pada suhu 140°C. Titik didih cukup
tinggi karena memiliki molekul polar yang cukup besar sehingga
memiliki gaya dispersi van der Waals sekaligus gaya tarik dipol-dipol.
Akan tetapi, anhidrida etanoat tidak membentuk ikatan hidrogen. Ini
berarti bahwa titik didihnya tidak sama tingginya dengan titik didih
asam karboksilat yang berukuran sama. Sebagai contoh, asam
pentanoat (asam yang paling mirip besarnya dengan anhidrida etanoat)
mendidih pada suhu 186°C.
3. Kenampakan
Anhidrida etanoat merupakan cairan yang tidak berwarna dengan
bau yang sangat mirip dengan asam cuka (asam etanoat). Bau ini
timbul karena anhidrida etanoat bereaksi dengan uap air di udara (dan
kelembaban dalam hidung) menghasilkan asam etanoat kembali.

 Sifat Kimia
1. Mudah larut dalam air
2. Hidrolisis anhidrida asam asetat menghasilkan asam karboksilat.
3. Bereaksi dengan alcohol dan fenol membentuk ester

4. Amida
Posisi resapan gugus karbonil suatu amida beraneka ragam dan
tergantung pada sejauh mana pengikatan hidrogen antara molekul-molekul.
Spektrum inframerah dari suatu amida cair murni menunjukkan suatu peak
yang disebut pita amida L. Dalam amida ini dibedakan dengan amida primer,
amida sekunder, dan amida tersier. Amida adalah senyawa yang sangat tidak
reaktif, karena protein terdiri dari asam amino yang dihubungkan oleh ikatan
amida. Amida tidak bereaksi dengan ion halida, ion karboksilat, alkohol, atau
air karena dalam setiap kasus, nukleofil yang masuk adalah basa lemah dari
gugus pergi amida. Amida dapat digunakan untuk identifikasi asam yang
berbentuk cair, untuk sintesis nilon, dan form amida berbentuk cair, sebagai
pelarut. Amida disintesis dari derivat asam karboksilat dan amonia tau amina
yang sesuai. Reaksi Amida seperti ester amida dapat dihidrolisis dalam larutan
asam amupun basa. Dalam kedua hal ini. asam dan basa adalah pereaksi.
bukan katalis, dan harus digunakan dengan angka banding molar 1:1, atau
berlebih. Reduksi amida dengan litium alumunium hidrida mengubah gugus
karbonil menjadi -CH2: produknya adalah amina. Natrium borohidrida tidak
mereduksi amida.
 Tata nama
Suatu amida diberi nama dari asam karboksilat dengan mengganti
akhiran -oat atau -at dari nama asamnya dengan akhiran amida.
Contoh:

IUPAC : etanamida butanamida


Trivial : asetamida butiramida

 Sifat fisika amida


1. Khusus untuk senyawa amida, harga titik didihnya cukup tinggi. Hal
ini disebabkan oleh adanya ikatan hidrogen antar molekulnya yang
digambarkan sebagai berikut:
RHC...ON-H...ON-HC HR
2. Semua turunan asam karboksilat dapat larut dalam pelarut organik.
sedangkan dalam air kelarutannya tergantung pada jumlah atom
karbon yang terdapat dalam molekulnya. kelompok senyawa amida
yang larut dalam air adalah yang memiliki 5-6 atom.
3. Berbentuk padat kecuali formamida yang berbentuk cair, tidak
berwama dan larut dalam pelarut-pelarut organik.
4. Amida dapat dibuat dengan mereaksikan ester dengan amoniak cair,
tetapi reaksi ini berjalan dengan lambat dibandingkan dengan reaksi
antara halida asam atau anhidrida dan ammonia.

 Sifat kimia
Amida mengandung karbonil (CO) dan eter (NC) dipol yang timbul
dari ikatan kovalen antara oksigen dan nitrogen atom elektronegatif dan
atom karbon netral. Amida primer dan amida sekunder juga mengandung
satu dan dua dipol NH. Karena susunan ikatan a karbonil dan
elektronegativitas yang lebih besar dari oksigen, karbonil (CO) akan
membentuk dipol lebih kuat dari dipol N-C. Kehadiran dipoC=O 1 dan
pada tingkat lebih rendah dipol NC, memungkinkan amida untuk bertindak
sebagai akseptor ikatan H. Dalam amida primer dan sekunder, kehadiran
dipol NH memungkinkan amida berfungsi sebagai donor H obligasi.
Dengan demikian amida dapat berpartisipasi dalam ikatan hidrogen dengan
air dan pelarut protik lainnya; oksigen dan nitrogen atom dapat menerima
ikatan hydrogen Sementara ikatan hidrogen dapat meningkatkan kelarutan
amida dalam air relatif terhadap hidrokarbon (alkana, alkena, alkuna dan
senyawa aromatik). amida biasanya dianggap sebagai senyawa dengan
kelarutan air rendah. Hal ini karena:
1. Karakter non-ionik mereka
2. kehadiran nonpolar fungsi hidrokarbon
3. ketidakmampuan amida tersier untuk menyumbangkan ikatan hidrogen
untuk air (hanya bisa H-ikatan akseptor).
Jadi amida memiliki daya larut dalam air sebanding dengan ester
Biasanya amida kurang larut dari sebanding amina dan asam karboksilat
karena senyawa ini dapat menyumbangkan baik dan menerima ikatan
hidrogen, dan dapat mengionisasi pada pH yang tepat untuk lebih
meningkatkan kelarutan.

5. Nitril
Nitril adalah senyawa organik yang memiliki gugus fungsional −C≡N.
Awalan cyano- digunakan secara bergantian dengan istilah nitril dalam
literatur industri. Nitril ditemukan dalam senyawa yang banyak berguna,
termasuk metil sianoakrilat, digunakan dalam lem super, dan karet nitril, nitril
yang mengandung polimer yang digunakan dalam lateks laboratorium dan
sarung tangan medis. Karet nitril juga banyak digunakan pada otomotif dan
segel lainnya karena tahan terhadap bahan bakar dan minyak. Senyawa
organik yang mengandung beberapa gugus nitril dikenal sebagai sianokarbon.
Senyawa anorganik yang mengandung gugus -CN tidak disebut nitril, tetapi
sianida. Meskipun nitril dan sianida dapat berasal dari garam sianida, sebagian
besar nitril nyaris tidak beracun.
Pada amoksidasi, hidrokarbon teroksidasi sebagian dengan kehadiran
amonia. Konversi ini dilakukan pada skala besar untuk produksi akrilonitril:
CH,CH-CH₂+ O2+ NH; NCCH-CH₂+3 H₂O
Pada produksi akrilonitril, produk samping adalah asetonitril. Sebagian besar
turunan dari benzonitril, ftalonitril, serta isobutironitril dibuat dengan
amoksidasi. Proses ini dikatalisis oleh logam oksidasi.

 Tata nama
Menurut nomenklatur IUPAC, nitril dinamai dengan menambahkan
sufiks -nitril ke nama rantai alkana dari mana ia berasal, termasuk juga
karbon dari gugus siano. Dengan demikian, CH3 - CN disebut etananitril,
dan CH3-CH2 - CH2 - CN, disebut butananitril.
Nitril merupakan senyawa organik yang mengandung ikatan rangkap 3
antara atom karbon dan nitrogen. Gugus fungsional dalam nitril adalah
gugus siano.
Contoh:

IUPAC : etananitril benzenakarbonitril


Trivial : asetonitril benzinitril
 Sifat Fisika
1. Titik Didih
Senyawa nitril yang mengandung sedikit karbon (<5) berwujud cair
pada suhu kamar.
a. CH3CN memiliki titik didih 82 degC
b. CH3CH2CN memiliki titik didih 97 degC
c. CH3CH2CH2CN memiliki titik didih 116 – 118 degC

Titik didih senyawa nitril diatas termasuk sangat tinggi jika


dibandingkan dengan senyawa – senyawa organik lain yang memiliki
ukuran molekul yang sama. Bahkan senyawa nitril tidak membentuk
ikatan hidrogen antar molekulnya karena pada gugus – CN tidak
memiliki atom H yang dapat membentuk ikatan hidrogen dengan N. hal
ini dikarenakan senyawa nitril merupakan senyawa yang sangat polar.
Atom N adalah atom yang sangat elektronegatif sehingga dengan
mudahnya menarik elektron pada ikatan ranggkap tiga ke arahnya.

2. Kelarutan Dalam Air


Senyawa nitril yang paling larut didalam air adalah senyawa entana
nitril dan kelarutannya dalam air akan berkurang seiring dengan
semakin panjannya rantai karbon yang dimiliki oleh senyawa.
a. CH3CH = sangat larut dalam air
b. CH3CH2CN = larut sekitar10 gram per 100 mL air
c. CH3CH2CH2CN = larutsekitar 3 gram dalam 100 mL air

 Sifat kimia
1. Nitril mudah dihidrolisis dengan air, dengan adanya asam atau basa ,
untuk menghasilkan asam karboksilat atau garamnya yang sesuai.
2. Nitril dapat direduksi menjadi amina primer (RCN → RCH 2 NH 2 )
dengan banyak zat pereduksi, di antaranya lithium aluminium hidrida
dan hidrogen dengan adanya katalis logam transisi . Nitril juga dapat
direduksi dengan cara yang berbeda untuk menghasilkanaldehida (RCN
→ RCHO)
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Asam karboksilat adalah senyawa organik yang memiliki gugusfungsi COOH.
Penamaan dimulai dari karbon yang mengikat gugus dan diberi awalan "asam" dan
akhiran "oat". Asam karboksilat suku rendah berbentuk cair dan mudah larut,
semakin tinggi suku semkin berbentuk kental dan sukar larut. asam karboksilat
memiliki turunan antara lain: asam format (asam semut/asam metanoat), asam
asetat (asam cuka/asam etanoat), asam setrat, asam stearat dan asam karboksilat
lainnya. Sifat asam karboksilat antara lain dapat di netralisasi oleh basa, asam
karboksilat ini juga bersifat asam lemah yang Ka dari HCOOH hanya 1.8. 10-4
dan Ka dari CH3COOH hanya sekitar 1.8. 10-5. Salah satu turunan asam
karboksilat adalah ester, yang sifatnya harum. Reaktivitas turunan asam
karboksilat ditentukan oleh kebasaan gugus perginya. Basa yang lemah bersifat
lebih elektronegatif, selain itu kecil kemungkinannya menyumbangkan
elektronnya pada karbon karbonil levat efek resonansi.

3.2. Saran
Penulis menyadari makalah ini sangat banyak kekurangan sehingga penulis
mengharapkan kritik dan saran bagi perbaikan makalah yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Chang,. 2004. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta:
Erlangga.
Day. 1998. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.
Fessenden, Joan. 1986. Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid II. Jakarta: Erlangga
Hart, Harold. 2003. Kimia Organik: Suatu Kuliah Singkat Edisi Kesebelas Jakarta:
Erlangga
Oxtoby. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern Edisi Keempat Jilid I. Jakarta:
Erlangga.
Ralph, 1986. 1986. Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid II. Jakarta: Erlangga
Sumardjo, Damin. 2006. Pengantar Kimia. Jakarta: EGC.
Wilbraham. 1992. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai