Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH KIMIA ORGANIK

ASAM ORGANIK DAN TURUNANNYA

OLEH KELOMPOK 3:
Nur Husnul Khotimah (H041191016)

Miska Asminah (H041191018)

Apriliyani (H041191063)

Nurul Rifqah Fahira (H041191088)

Theresia Mawar Paelo (H041191061)

KELAS KIMIA ORGANIK A

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN DAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT. yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan.

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah kimia organik.

Keberhasilan dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan

berbagai pihak. Maka dari itu penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Penyusun

menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu,

kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi makalah ini.

Penyusun berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Makassar, 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1

I.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 1

I.3 Tujuan ......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
II.1 Pengertian Asam Organik .......................................................................3

II.2 Tata Nama Asam Karboksilat

a. Cara IUPAC........……………………………………………...……… 4

b. Cara Trivial ..........……………………………………………...……...5

II.3 Sifat Asam Organik.................................................................................5

II.4 Reaksi Asam Karboksilat


a. Reaksi Asam Karboksilat dengan Basa .................................................7
b. Reaksi Esterifikasi..................................................................................7
c. Reaksi Reduksi Asam Karboksilat.........................................................7
II.5 Sintesis Asam Karboksilat........................................................................9
II.6 Derivat Asam Karboksilat
a. Ester..................................................................................................... 10
b. Halida Asam Karoksilat.......................................................................10
c. Anhidrida..............................................................................................11
d. Amida...................................................................................................11
II.7 Kegunaan Asam Karboksilat................................................................12
BAB III PENUTUP
III.1 Simpulan .................................................................................................15
III.2 Saran………………………………………………………….…....……15
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………....…….16

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Kimia organik yakni suatu senyawa yang mengandung karbon (Rahmawati

dkk, 2017). Suatu pengertian yang salah tentang kimia organik pada waktu

lampau yaitu ketika senyawa – senyawa kimia dibagi menjadi dua kelompok

yakni anorganik dan organik, tergantung dari mana senyawa tersebut diperoleh.

Senyawa anorganik diperoleh dari mineral, sedangkan senyawa organik diperoleh

dari tumbuh – tumbuhan atau binatang sebagai sumbernya. Anggapan ini masih

dipercaya oleh banyak pakar kimia hingga tahun 1800. Mereka menganggap

bahwa senyawa organik harus dari organisme hidup (H. Sastrohamidjojo, 2014)

Senyawa organik pada umumnya mengandung unsur karbon. Salah satu

contoh senyawa organik yakni asam karboksilat yang merupakan turunan dari

alkana. Asam karboksilat memiliki gugus fungsi yakni “-COOH” dan memiliki

nama lain “gugus karboksil” yang merupakan gabungan gugus karbonil (-CO-)

dan gugus hidroksil (-OH). Senyawa asam karboksilat terbagi atas dua golongan,

yaitu senyawa alifatik dan aromatik. Hampir semua senyawa aromatic

digolongkan sebagai bersifat karsinogenik sehingga harus dihindarkaan di dalam

lingkungan. Salah satu contohnya adalah ester (M. Situmorang, 2017).

I.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini yaitu:

1. Apa itu Asam Organik (asam karboksilat)?

2. Apa karakteristik Asam Karboksilat?


1
3. Bagaimana sifat fisik dan kimia Asam Karboksilat?

4. Bagaimana tata nama Asam Karboksilat ?

5. Bagaimana reaksi Asam Karboksilat ?

6. Bagaimana sintesis Asam Karboksilat ?

7. Apa kegunaan Asam Karboksilat ?

I.3 Tujuan

Adapun tujuan penyusunan makalah ini yaitu:

1. Untuk mengetahui apa itu Asam Organik (asam karboksilat)

2. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik Asam Karboksilat

3. Untuk mengetahui sifat fisik dan kimia Asam Karboksilat

4. Untuk mengetahui tata nama Asam Karboksilat

5. Untuk mengetahui reaksi Asam Karboksilat

6. Untuk mengetahui sintesis Asam Karboksilat

7. Untuk mengetahui apa saja kegunaan Asam Karboksilat

2
BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Asam Organik

Asam organik adalah termasuk senyawa organik yang umumnya merupakan

hasil dan kegiatan jasad hidup. Umumnya, di alam, ditemukan pada, di atas dan di

dalam tanah. Asam-asam ini merupakan produk antara dalam proses metabohsme

tanaman dan jasad renik, dan juga hasil perombakan bahan organik pada kondisi

oksidatif (aerob) (Ismangil dan Hanudin, 2005).

Asam organik dicirikan oleh adanya atom hidrogen yang terpolarisasi

positif. Terdapat dua macam asam organik, yang pertama adanya atom hidrogen

yang terikat dengan atom oksigen, seperti pada metal alkohol dan asam asetat.

Kedua, adanya atom hidrogen yang terikat pada atom karbon di mana atom

karbon tersebut berikatan langsung dengan gugus karbonil (C=O), seperti pada

aseton (Hadanu, 2019).

Asam-asam organik ada yang berberat molekul rendah, dan ada yang

berberat molekul tinggi. Asam yang berberat molekul rendah berada dalam tanah

melalui kegiatan vegetasi. konsentrasinya lebih besar, mempunyai masa huni

pendek, tetapi diproduksi secara malar (Ismangil dan Hanudin, 2005).

Bentuk senyawa organik terdini dari senyawa yang belum terhumuskan dan

telah terhumuskan. Senyawa organik yang belum terhumuskan misalnya

karbohidrat, asam amino, protein, lemak, lignin, asam nukleat, pigmen, hormon

dan asam-asam organik. Asam organik yang termasuk dalam senyawa organik

belum terhumuskan selanjutnya diistilahkan asam organik belum terhumuskan.

3
Asam organik yang belum terhumuskan terdiri dari asam alifatik sederhana,

aromatik kompleks, dan asam heterosiklik (Ismangil dan Hanudin, 2005).

Asam organik yang terhumuskan adalah hasil sintesis ulang bahan organik

yang belum terhumuskan oleh jasad renik di dalam tanah. Atas dasar kelarutan

dalam larutan, kelompok asam ini dibedakan menjadi asam fulfat (AF), asam

humat (AH), asam hematomelanik, dan humin. Asam humat dan fulfat merupakan

senyawa utama dalam bahan organik tanah. (Ismangil dan Hanudin, 2005).

Asam organik dapat dianalisis dengan menggunakan dua metode yaitu

dengan mengukur keasaman (pH) dan dengan metode titrasi. Analisis asam-asam

organik pada makanan dapat juga dilakukan dengan menggunakan High

Performance Liquid Chromathography (HPLC) (Nour et al., 2010).

Apabila kita membahas senyawa asam organik, senyawa yang termasuk

keluarga asam organik paling penting adalah asam karboksilat. Karena

kelimpahannya di alam, asam karboksilat termasuk kelas senyawa yang paling

awal dipelajari oleh ahli kimia organik. (Hart, 2003). Asam karboksilat adalah

suatu senyawa organik yang mengandung gugus fungsi karboksil –CO 2H. Gugus

karboksil memgandung sebuah gugus karbonil dan sebuah gugus hidroksil, antar-

aksi dari kedua gugus ini mengakibatkan suatu kereaktifan kimia yang unik untuk

asam karboksilat (Fessenden dan Fessenden, 1994).

II.2 Tata Nama Asam Karboksilat

II.2.1 Cara IUPAC

Nama IUPAC dari suatu asam karboksilat alifatik diawali dengan kata

asam dan akhiran –a dari alkana diganti -oat. Karbon pada gugus karboksil selalu

4
menempati posisi karbon nomor 1. Bila ada dua gugus karboksil maka penamaan

dengan awalan asam dan akhiran –dioat. Gugus karboksil (-CO2H) yang terikat

pada suatu cincin maka penamaannya menggunakan awalan asam dan akhiran

karboksilat (Wardiyah, 2016).

Gugus karboksil yang terikat pada cincin aromatik 6 karbon diberi nama

sebagai asam benzoat, apabila ada substituen maka penomoran mengikuti posisi

dari gugus karboksilnya. bila substituen terletak pada karbon 2 dapat diberi nama

denga orto (dilambangkan dengan o), substituen pada karbon 3 diberi nama meta

(m), dan para (p) bila posisi pada karbon 4 (Wardiyah, 2016).

II.2.2 Cara Trivial

Penamaan untuk asam karboksilat untuk empat karboksilat pertama

menggunakan nama trivial yaitu asam format, asam asetat, asam propionat, dan

asam butirat Pada penamaan trivial untuk menentukan posisi suatu substituen

dapat menggunakanhuruf yunani seperti halnya aldehida atau keton. Penentuan

posisi dalam tata nama trivial berdasarkan letaknya terhdap gugus karbonil.

Karbon yang paling dekat dengan gugus karbonil diberi nama karbon α, karbon

berikutnya adalah β, dan sterusnya. (Wardiyah, 2016).

II.3 Sifat Asam Organik

Pada pH <3 semua asam organik tertekan, sehingga asam tidak bermuatan.

Pada pH antara 3 dan 9 merupakan daerah disosiasi gugus karboksil. Pada pH >9

merupakan daerah disosiasi gugus OH fenolat. Molekul asam humat merupakan

polielektrolit yang bermuatan negatip (anion) pada pH>3. Kelakuan ini

menentukan kemampuan AH mengkelat logam. Tan (1986), menyatakan pada

pH>11 AH mampu mengkelat 2 x lebih banyak dari pada AH pada pH 7.0.


5
Rendahnya pengkelatan pada pH 7 ini karena pada pH 7 gugus 0H fenolat tidak

sepenuhnya terprotonkan (Ismangil dan Hanudin, 2005).

Asam organik merupakan asam hidroksil yang mempunyai sifat khelasi

yaitu mampu membentuk kompleks stabil dengan ion-ion Ca2+, Mg2+, Fe3+ dan

Al3+, melepaskan fosfat sehingga fosfat yang terlarut menjadi meningkat. Asam-

asam organik tersebut akan mengubah trikalsium fosfat menjadi senyawa-

senyawa fosfat bervalensi dua atau satu yang merupakan bentuk fosfat tersedia.

Pelarutan fosfat dengan pemasaman terjadi melalui produksi asam-asam organik

seperti sitrat, malat,oksalat dan asetat serta asam-asam anorganik seperti sulfat,

fosfat, nitrat dan karbonat (Sudadi, 2008)

Pada asam karboksilat terjadi asosiasi, yakni pembentukan ikatan hidrogen

oleh molekul-molekul asam karboksilat sehingga terjadi dimer-dimer. Hal ini

mengakibatkan titik didih asam karboksilat lebih tinggi daripada yang diharapkan

dari berat molekulnya. Selain itu, kelarutan asam karboksilat dalam H2O juga

tergolong lebih tinggi (Riawan, 2010)

Anggota pertama dari seri asam karboksilat adalah cairan tidak berwarna

dengan bau tajam atau tidak menyenangkan (Hart, 2003). Asam karboksilat

dengan ≤ 5 C larut dalam air karena dapat mengikat hidrogen dengan H2O. Asam

karboksilat dengan> 5 C tidak larut dalam air karena bagian alkil nonpolar terlalu

besar untuk larut dalam pelarut H₂O polar. Asam-asam "berlemak" ini larut dalam

lingkungan seperti-lemak nonpolar tetapi asam-asam ini tidak larut dalam air

(Smith, 2011).

Asam karboksilat jauh lebih asam daripada alkohol, walaupun keduanya

memiliki gugus hidroksil (Hart, 2003). Deprotonasi asam karboksilat membentuk

6
resonansi yang distabilkan. Stabilisasi resonansi menjelaskan mengapa asam

karboksilat lebih asam daripada senyawa lain dengan ikatan O-H (Smith, 2011).

II.4 Reaksi Asam Karboksilat

II.4.1. Reaksi Asam Karboksilat dengan Basa

Sifat kimia yang paling menonjol dari asam karboksilat ialah

keasamannya. Dibandingkan dengan asam mineral seperti HCl dan HNO₃ asam

karboksilat adalah asam lemah, namun bersifat lebih asam daripada alkohol atau

fenol. Karena keasamannya ini maka asam kartboksilat dapat bereaksi dengan

basa. Reaksi suatu asam karboksilat dengan suatu basa akan menghasilkan garam

(Wardiyah, 2016).

II.4.2. Esterifikasi Asam Karboksilat

Reaksi esterifikasi adalah reaksi antara asam karboksilat dengan alkohol

yang akan menghasilkan suatu ester. Reaksi esterifikasi memerlukan katalis asam

dan reaksi berlangsung reversibel (Wardiyah, 2016).

II.4.3. Reduksi Asam Karboksilat

Reduksi asam karboksilat dapat dilakukan dengan menggunakan hidrida

logam seperti LiAlH₄. LiAlH₄ akan mereduksi gugus karboksil langsung menjadi

gugus -CH2OH, reduksi ini juga akan mengubah gugus-gugus fungsional karbonil

lain dalam molekul.

II.5 Sintesis Asam Karboksilat

Pembuatan asam karboksilat melalui jalur sintetik dapat dikelompokkan

dalam tiga tipe reaksi yaitu (1) hidrolisis derivat asam karboksilat; (2) reaksi
7
oksidasi ; (3) reaksi grignard. Hidrolisis adalah reaksi yang melibatkan air dengan

katalis asam atau basa. Reaksi Hidrolisis dari beberapa derivat asam karboksilat

dapat digambarkan sebagai berikut :

Oksidasi alkohol primer dan aldehida akan menghasilkan asam karboksilat.

Perbedaan oksidasi antara alkohol dan aldehida, oksidasi alkohol membutuhkan

oksidator kuat, sedangkan oksidasi aldehida membutuhkan oksidator lembut (Ag+

). Selain oksidasi alkohol, asam karboksilat juga dapat diperoleh dari oksidasi

alkena. Oksidasi alkena membutuhkan oksidator kuat. Berikut ini adalah

ringkasan jalur pembuatan asam karboksilat melalui oksidasi

8
Dalam industri banyak digunakan cara oksidasi, terutama jika oksigen

dalam udara dapat dipakai sebagai oksidator. Dalam skala laboratorium banyak

digunakan oksidator KMnO4 atau Na2Cr2O7. Gugus-gugus hidrokarbon alifatik

lebih mudah teroksidasi daripada gugus-gugus aromatik. Bagaimanapun

panjangnya rantai alifatik yang terikat pada cincin benzene, jika dioksidasi maka

gugus tersebut membentuk karboksilat, seperti reaksi pembentukan asam benzoat

di bawah ini.
O
KMnO4 || KMnO4
CH3 C-OH -CH2CH2CH3
Panas
toluena Asam benzoat n-propilbenzena

Oksidasi alkil benzena menghasilkan asam benzoat

Oksidasi keras dari suatu alkena dengan KMnO 4 memecahkan molekul pada

ikatan rangkap dua. Gugus karboksilat terbentuk dari suatu ujung ikatan rangkap dua

monosubstitusi, suatu keton dari ujung disubstitusi dan karbon dioksida dari suatu ujung

yang tidak bersubstitusi.dengan demikian, oksidasi dari suatu alkena siklik akan

memberikan asam dikarboksilat.

O
KMnO4 ||
C-OH
C-OH
||
sikloheksena asam adipat O
Oksidasi sikloheksena menghasilkan asam adipat
.
Asam karboksilat dapat pula dibuat melalui jalur reaksi dengan reagen

grignard. Pada reaksi ini dibuat dari reaksi antara CO2 dengan reagen grignard,

dalam air dan katalis asam. Secara umum reaksinya dapat digambarkan sebagai

berikut.
9
II.6 Derivat Asam Karboksilat

Derivat asam karboksilat adalah senyawa yang menghasilkan asam

karboksilat bila direaksikan dengan air. Yang termasuk derivat asam karboksilat:

Ester, halida asam karboksilat, Anhidrida karboksilat, Amida, dan Nitril. Derivat

asam karboksilat mengandung gugus asil RCO- kecuali pada nitril. Kita ketahui

bahwa gugus karbonil merupakan pusat kereaktifan sehingga senyawa derivat

asam karboksilat ini mempunyai sifat kimia serupa (Wardiyah, 2016).

II.6.1 Ester

Ester terbagi atas tiga golongan, yaitu sari buah-buahan, lemak atau

minyak, dan lilin. Ester diberi nama dengan menyebutkan terlebih dahulu gugus

alkil yang terikat pada oksigen ester dan diikuti dengan nama karboksilatnya.

Ester bersuku rendah berwujud cair encer, ester bersuku tengah berwujud cair

kental, ester bersuku tinggi berwujud padat. Ester tidak mampu membentuk ikatan

hidrogen antar molekulnya sehingga titik didih dan titik leleh ester rendah

dibandingkan asam karboksilat padanannya. Ester dapat mengalami reaksi kimia

yang akan membentuk senyawa lain yaitu asam karboksilat, alkohol, amida, dan

ester lain (Wardiyah, 2016).

II.6.2 Halida Asam Karboksilat

Halida asam adalah derivat asam karboksilat yang paling reaktif di antara
10
semua derivat asam karboksilat. Ion halida merupakan gugus pergi (leaving grup)

yang baik. Penamaan pada halida asam berdasarkan pada asam karboksilat

induknya dengan akhiran asam –at diubah menjadi –il diikuti nama halida. Halida

asam dapat mengalai reaksi hidrolisis, reaksi dengan alkohol, reaksi dengan amina

dan amonia, pengubahan ke aril keton, reaksi dengan organologam, dan reaksi

reduksi dengan hidrida logam. Halida asam dapat dibuat langsung dari asam

karboksilatnya melalui reaksi dengan tionil klorida (SOCl₂) atau fosforus

triklorida (PCl₃) (Wardiyah, 2016).

II.6.3 Anhidrida

Struktur dari anhidrida asam karboksilat merupakan penggabungan dari dua

molekul asam karboksilat dengan menghilankan satu molekul air. Anhidrida

berarti tanpa air. Penamaan untuk anhidrida diawali dengan kata anhidrida diikuti

dengan nama karboksilatnya, bila gugus asilnya sama maka penamaan dengan

menggunakan nama asam karboksilat induknya. Tetapi bila gugus asilnya berbeda

penamaan menggunakan nama asam-asamnya (Wardiyah, 2016).

Anhidrida dapat mengalami reaksi hidrolisis, reaksi dengan alkohol dan

fenol, dan reaksi dengan amonia dan amina. Hidrolisis anhidrida akan

menghasilkan senyawa asam karboksilat. Reaksi dengan alkohol akan

menghasilkan ester, dan reaksi dengan amina akan menghasilkan amida.

Anhidrida asam dibuat dari derivat asam karboksilat yang yang lebih reaktif

dengan suatu ion karboksilat (Wardiyah, 2016).

II.6.4 Amida

Amida merupakan derivat asam karboksilat yang paling tidak reaktif.

Amida banyak ditemukan di alam terutama sebagai protein yaitu suatu poliamida.

11
Penamaan amida berdasarkan nama asam karboksilatnya dimana imbuhan asam –

oat digantikan dengan amida. Amida dapat mengalami reaksi hidrolisi dan reakdi

reduksi dengan hidrida logam. Reaksi hidrolisis amida akan menghasilkan asam

karboksilat dan amonia. Sedangkan amida yang direduksi dengan anhidrida logam

(LiAlH4) akan membentuk senyawa amina. Amida dapat dibuat dari turunan asam

karboksilat dengan amoniak (Wardiyah, 2016).

II.7 Kegunaan Asam Organik

Asam-asam organik ini nyata berperan dalam pelapukan kimia. Hal ini

terbukti dengan adanya konsentrasi asam organik di dalam tanah antara 0,01-5,0

mol/mJ. Pengaruh asam-asam organik dalam degradasi mineral batuan berupa

reaksi pelarutan. Asam-asam ini, seperti asam anorganik umumnya karena pada

gugus fungsionalnya dapat mengalami disosiasi yang melepasakan proton (H) dan

proton ini dapat menyerang mineral batuan. Selain itu sisa asamnya (anion

organik) dapat membentuk senyawa kompleks dengan kation-kation pada tepi

mineral atau kation yang terlepas dari mineral (Ismangil dan Hanudin, 2005).

Selain itu adapula manfaat-manfaat khusus dari tiap jenis asam organik.

Asam format terdapat pada semut merah, lebah, jelatang, dsb. Asam format biasa

digunakan untuk koagulasi lateks dan sebagai fungisida. Asam format juga

dimanfaatkan dalam industri tekstil dan pada penyamakan kulit (Riawan, 2010).

Asam asetat terdapat di alam dalam keadaan bebas yang terbentuk dari

oksidasi etanol. Asam asetat dimanfaatkan untuk sintesis zat pewarna, zat

pewangi, bahan farmasi, dan plastik (misalnya polivinil asetat, serat buatan,

selulosa asetat). Asam asetat juga digunakan dalam makanan, yakni sebagai cuka

12
penambah rasa. Tak hanya itu, asam propianat dapat digunakan sebagai fungisida.

Asam valerat digunakan untuk membuat salep dan kosmetik (Riawan, 2010).

Asam Oksalat terdapat pada tumbuhan jenis Oxalis dan sebagai Ca-oksalat

dalam batu ginjal. Asam Oksalat umumnya digunakan pada peniteran (titrasi).

Asam ini juga digunakan untuk menghilangkan karat, dan noda tinta, dengan

mereduksi senyawa feri yang tak larut menjadi larut (Riawan, 2010).

Pada buah-buahan terutama buah anggur, asam tartarat terdapat sebagai K-

hidrogen-tartarat yang mengendap dalam bejana peragian pada pembuatan anggur.

Asam tartrat dalam bentuk K-hidrogen tatrat biasa digunakan sebagai pencahar.

Asam tatram yang dicampur dengan NaHCO3 memiliki kegunaan dalam baking

powder (Riawan, 2010).

Pada buah-buahan terutama jenis sitrun dan jeruk terdapat asam sitrat.

Dalam industri makanan, asam sitrat umumnya digunakan dalam pembuatan

sirup, limun, kembang gula, dan sebagainya. Asam ini juga dapat digunakan

sebagai pencahar, ketika ia dalam bentuk Mg-sitrat. Dalam bentuk Na-sitrat, ia

digunakan sebagai larutan benedik dan untuk mencegah pembekuan darah. Pada

industri tekstil, asam sitrat bisa digunakan sebagai zat pantek pada pewarna. Asam

ini juga dapat dipakai dalam tinta (Riawan, 2010).

Dalam biokimia, asam sitrat dikenal sebagai senyawa antara yang penting

dalam metabolisme makhluk hidup, sehingga ditemukan pada hampir semua

makhluk hidup. Zat ini juga dapat digunakan sebagai zat pembersih yang ramah

lingkungan dan sebagai antioksidan. Rumus kimia asam sitrat adalah C6H₈O₇

(Febriyanti dkk, 2007).

13
Asam benzoat merupakan asam aromatik. Asam benzoat digunakan untuk

tes fungsi hati dan sebagai antiseptik. Asam benzoat dalam bentuk Na-benzoat

baik digunakan sebagai pengawet dari makanan, lemak, air, buah-buahan, dan

larutan alkaloid (Riawan, 2010).

14
BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Asam organik adalah termasuk senyawa organik yang umumnya merupakan

hasil dan kegiatan jasad hidup. Senyawa yang termasuk keluarga asam organik

paling penting adalah asam karboksilat. Asam karboksilat adalah suatu senyawa

organik yang mengandung gugus fungsi karboksil –CO2H. Nama IUPAC dari

suatu asam karboksilat diawali dengan kata asam dan akhiran –a dari alkana

diganti -oat.

Titik didih asam karboksilat lebih tinggi daripada yang diharapkan dari berat

molekulnya. Kelarutan asam karboksilat dalam H2O juga tergolong lebih tinggi.

Asam karboksilat dapat bereaksi dengan basa, esterifikasi, dan reduksi asam

karboksilat. Ia dapat disintesis dengan melalui hidrolisis derivatnya, oksidasi, atau

dengan pereaksi grignard. Derivat asam karboksilat yakni, ester, halida asam,

anhidrida, dan amida. Asam organik memiliki beragam manfaat.

III.2 Saran

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak

kekurangan, baik dari ejaan, diksi, maupun penyajian informasi. Oleh karena itu,

penulis secara terbuka menerima kritik dan saran. Agar kiranya penulis dapat

menyusun makalah yang lebih baik di lain waktu.

15
DAFTAR PUSTAKA

Fessenden, R.J., dan Fessenden, J.S., 1994. Dasar-Dasar Kimia Organik,


Erlangga, Jakarta

Hart, H., Craine, L. E., dan Hart, D. J., 2003, Kimia Organik (Edisi kesebelas),
Jakarta: Penerbit Erlangga.

Ismangil, dan Hanudin, E., 2005, Degradasi Mineral Batuan Oleh Asam-asam
Organik, Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan, 5 (l): 1-17.

M. Situmorang, 2017, Kimia Lingkungan : Depok.

Riawan, 2010, Kimia Organik: Untuk Mahasiswa Kedokteran, Kedokteran Gigi,


dan Perawat, Surabaya: Binarupa Aksara.

Smith, J.G., 2011, Organic Chemistry, New York: McGraw-Hill.

Wardiyah, 2016, Kimia Organik, Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan.


LAMPIRAN PERTANYAAN DAN JAWABAN DARI DISKUSI

Kelompok 3

Pertanyaan :

1. Nama : Khaerunnisa

NIM : H041181502

Kelompok 8

Dalam reaksi esterifikasi, ion H+ dari H2SO4 berperan dalam

pembentukan ester dan juga berperan dalam reaksi sebaliknya yakni hidrolisis

ester. untuk memperoleh rendemen ester tinggi maka kesetimbangan harus

bergeser ke arah pembentukan ester, nah bagaimna cara untuk mencapai

keadaan tersebut!

2. Nama : Nur Wildiyanti A.

NIM : H04119105

Bagaimana amida dapat memiliki kegunaan untuk sintesis misalnya yaitu

pada nilon?

3. Nama : Muhammad Asyraf Husein

NIM : H041191090

Berdasarkan referensi yang saya baca dikatakan bahwa kekuatan

keasaman asam karbosilat dipengaruhi oleh adanya subsitituen yang berikatan

dengan asam karbosilat tersebut. Bisakah teman-teman kelompok 3 untuk

menjelaskan mengapa keadaan ini terjadi dan apa yang menyebabkan suatu

subsitituen dapat memengaruhi kekuatan keasaman asam karbosilat ? Dan

apakah keadaan yg saya sebutkan tadi berkorelasi dengan perbedaan konstanta

kesamaan (Ka) antara asam asetat dengan asam kloroasetat !


Jawaban:

1. Nama : Apriliyani

NIM : H041191063

Dalam reaksi esterifikasi, ion H+ dari H2SO4 berperan dalam

pembentukan ester dan juga berperan dalam reaksi sebaliknya yakni

hidrolisis ester. Sesuai dengan hukum aksi massa, untuk memperoleh

rendemen ester yang tinggi maka kesetimbangan harus bergeser ke arah

pembentukkan ester. Untuk mencapai keadaan ini dapat ditempuh dengan

cara:

a. Salah satu pereaksi digunakan secara berlebih. Biasanya alkohol dibuat

berlebih karena murah dan mudah diperoleh.

b. Membuang salah satu produk dari dalam campuran reaksi

Laju reaksi esterifikasi suatu asam karboksilat bergantung pada halangan

sterik dalam alkohol dan asam karboksilatnya. Dengan bertambahnya

halangan sterik di dalam zat antara, laju pembentukkan ester akan

menurun. Dengan demikian rendemen ester akan berkurang. Esterifikasi

dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah struktur molekul dari

alkohol, suhu dan konsentrasi reaktan maupun katalis. Kereaktifan alkohol

terhadap esterifikasi: CH3OH > alkohol primer > alkohol sekunder >

alkohol tersier

Kereaktifan asam karboksilat terhadap esterifikasi : HCOOH >

CH3COOH > RCH2COOH > R2CHCOOH > R3CCOOH.


Tambahan jawaban dari :

Nama : Miska Asminah

NIM : H041191018

Selain dibuat dari asam karboksilat, ester juga dapat diperoleh

dengan cara mereaksikan suatu klorida asam atau suatu anhidrida asam

dengan alkohol atau fenol. Reaksi pembuatan ester dari klorida asam dan

anhidrida asam mengikuti pola umum reaksi berikut.

Klorida asam :

RCOCl + R1OH → RCOOR1 + HCl

RCOCl + ArOH → RCOOAr + HCl

Anhidrida asam :

(RCO)2O + R1OH → RCOOR1 + RCOOH

(RCO)2O + ArOH → RCOOAr + RCOOH

2. Nama : Nurul Rifqah Fahira

NIM : H041191088

Nilon dibuat dari rangkaian unit yang ditautkan dengan ikatan

peptida (ikatan amida) dan sering diistilahkan

dengan poliamida (PA).Pembuatan nilon diawali dengan pembuatan bahan

baku yaitu asam adipat dan heksa metilena diamina. Asam adipat dibuat

dari fenol melalui pembentukan sikloheksanol dan sikloheksanon.

Sedangkan heksa metilena diamina dibuat dari asam adipat dengan melalui

pembentukan amida dan nitril. Setelah bahan baku diperoleh maka

dilakukan pembuatan polimer yang didahului dengan pembuatan daram

nilon, polimerisasi dan penyetopan panjang rantai. Pada pembuatan garam


nilon asam adipat dan heksa metilena diamina dilarutkan dalam metanol

secara terpisahdan setelah dicampurkan akan terbentuk endapan

heksametilena diamonium adipat (garam nilon). dari reaksi antaraasam

adipat dan heksametilena diamina terbentuklah nilon.

Tambahan jawaban dari :

Nama : Theresia Mawar P.

NIM : H041191061

Amida merupakan derivat asam karboksilat yang paling tidak

reaktif. Amida banyak ditemukan di alam terutama sebagai protein yaitu

suatu poliamida. Nilon adalah senyawa polimer yang memiliki gugus

amida pada setiap unit ulangannya, sehingga nilon disebut juga senyawa

poliamida. Nilon dikembangkan oleh tim peneliti DuPont pada tahun

1935. Nilon adalah polimer yang dibuat melalui polimerisasi kondensasi

antara diamin dengan asam dikarboksilat. Dalam polimerisasi ini terbentuk

ikatan amida (-CO-NH-), sehingga nilon dikenal juga sebagai poliamida.

Salah satu nilon yang terpenting adalah nilon-6,6 yang terbuat dari

polimerisasi kondensasi antara heksana-1,6-diamin dengan asam

heksanadioat.
3. Nama : Nur Husnul Khotimah

NIM : H041191016

Kita ketahui bahwa dalam kimia organik, substituen adalah atom

atau gugus atom yang bersubstitusi menggantikan atom hidrogen pada

rantai induk hidrokarbon. Kekuatan keasaman asam karboksilat sangat

dipengaruhi oleh adanya substituent yang terikat pada gugus alkil yang

mengikat -COOH. Faktor yang dapat menstabilkan ion karboksilat akan

meningkatkan keasaman asam karboksilat. Sebaliknya, faktor – faktor

yang menurunkan kestabilan ion karboksilat juga akan menurunkan

keasaman asam karboksilat. Substituen penarik elektron akan

memancarkan muatan muatan negatif yang berarti menstabilkan anion dan

menaikkan keasaaman. Substituen pendorong elektron akan

mengintensifkan (memperkuat) muatan negatif yang berarti

mendestabilkan anion dan menurunkan keasaman.

Tanggapan dari penanya:

Saya setujui dengan yang saudari sampaikan , saya hanya ingin

saudari menambahkan apakah ada pengaruh letak subsitituen tersebut

terhadap keasaman tadi saudari sudah jelaskan dengan sangat baik

pengaruh subsitituen sekarang letak subsitituen pada rantai karbonnya

pengaruh tidak ?

Tambahan jawaban dari :

Nama : Theresia Mawar P.

NIM : H041191061
Menurut saya dan teman2 dari kelompok 3 mengatakan bahwa

letak subsitituen itu berpengaruh terhadap keasamaannya. Pada literatur

yang kami dapat menyebutkan "jika adanya substituen dari klor sebagai

penarik elektron dapat menaikkan keasaman dari asam kloroasetat seratus

kali dari asam asetat." Sehingga jika substituen klor semakin menjauh dari

gugus -COOH kekuatan asamnya menjadi semakin kecil. Selain itu juga,

semakin panjang atom karbon maka sifat keasaman dari asam karboksilat

tersebut makin berkurang.

Anda mungkin juga menyukai