Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KIMIA ORGANIK

JUDUL:

“PENGANTAR KIMIA ORGANIK”

Dosen: DR.Marsullita,S,SI,MT.

DISUSUN OLEH

KELAS A2

KELOMPOK 1

KHAIRUL ARRASYID HRP (190140054)

ANNISA (190140049)

INDAH APRILLA ( 190140036)

SELVI SAPUTRI (190140048)

FAKULTAS TEKNIK

TEKNIK KIMIA 2019

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum Warahamatullahi Wabarakatuh

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyanyang,
kami ucapkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang pengantar kimia organik.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu,kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada


kekurangan baik dari segi sususnan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah kami ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat dipahami bagi sipapun yang
membacanya. Sekiranya,makalah yang telah kami susun ini dapat bermanfaat untuk
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun,demi perbaikan
dimasa depan.

Universitas Malikussaleh,16 September 2019

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………I
DAFTAR ISI…………………………………………………………………..II

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………………………………….1
B. Tujuan………………………………………………………………..2
C. Manfaat ……………………………………………………………...2

BAB 2 PEMBAHASAN

A.Materi Kimia Organik……………………………….......................3


 Pengertian Kimia Organik dan Non Organik…………….3
 Perbedaan senyawa organik dan Non Organik...............5
 Pengertian Gugus Fungsi Kimia Organik.........................5
 Rumus Kimia dalam Kimia Organik...................................6
 Isomer Dalam Kimia Organik..............................................8
 Struktur senyawa Organik.................................................10

BAB 3 PENUTUP

A.Kesimpulan................................................................13
B.Saran..........................................................................13
C. Daftar Pustaka..........................................................14

II
BAB 1
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG MASALAH

Apakah kimia organik itu? Mengapa begitu banyak orang mempelajari kimia
organik dan mengapa pula kita perlu mempelajarinya? Jawabannya sangat
sederhana, karena semua organisme hidup tersusun atas senyawa-senyawa
organik. Sebagai contohnya, rambut yang menghias kepala kita, kulit, otot, dan DNA
yang mengontrol penurunan genetik, serta obat, semuanya merupakan senyawa
organik. Sejarah tentang kimia organik diawali sejak pertengahan abad 17. pada
waktu itu, tidak dapat dijelaskan perbedaan antara senyawa yang diperoleh dari
organisme hidup (hewan dan tumbuhan) dengan senyawa yang diperoleh dari
bahan-bahan mineral. Senyawa yang diperoleh dari tumbuhan dan hewan sangat
sulit diisolasi. Ketika dapat dimurnikan, senyawa-senyawa yang diperoleh tersebut
sangat mudah terdekomposisi dari pada senyawa yang diperoleh dari bahanbahan
mineral. Seorang ahli kimia dari Swedia, Torbern Bergman, pada tahun 1770
mengekspresikan penjelasan di atas sebagai perbedaan antara senyawa organik
dan anorganik. Selanjutnya, senyawa organik diartikan sebagai senyawa kimia yang
diperoleh dari makhluk hidup.

Banyak ahli kimia pada masa itu hanya menjelaskan perbedaan senyawa organik
dan senyawa anorganik dalam hal bahwa senyawa organik harus mempunyai energi
vital (vital force) sebagai hasil dari keaslian mereka dalam tubuh makhluk hidup.
Salah satu akibat dari energi vital ini adalah para ahli kimia percaya bahwa senyawa
organik tidak dapat dibuat maupun dimanipulasi di laboratorium sebagaimana yang
dapat dilakukan terhadap senyawa anorganik. Teori vitalitas ini kemudian
mengalami perubahan ketika Michael Chevreul (1816) menemukan sabun sebagai
hasil reaksi antara basa dengan lemak hewani. Lemak hewani dapat dipisahkan
dalam beberapa senyawa organik murni yang disebut dengan asam lemak. Untuk
pertama kalinya satu senyawa organik (lemak) diubah menjadi senyawa lain (asam
lemak dan gliserin) tanpa intervensi dari energi vital.Beberapa tahun kemudian, teori
vitalitas semakin melemah ketika Friedrich Wohler (1828) mampu mengubah
garam anorganik, ammonium sianat, menjadi senyawa organik yaitu urea yang
sebelumnya telah ditemukan dalam urin manusia.

TUJUAN

1. Menjelaskan lebih lanjut mengenai kimia organik


2. Mengidentifikasi apa-apa saja reaksi yang terdapat dalam kimia organik
3. Mengidentifikasi stukrur,isomerisasi, serta gugus fungsi dalam kimia organik
4. Mengidentifikai rumus struktur dan rumus molekul dalam kimia organik

MANFAAT

1. Memberikan bekal pengetahuan tentang Kimia Organik.


2. Menambah pengetahuan tentang kimia organik bagi pemakalah maupun
pembacanya.
3. Menambah pengetahuan tentang reaksi , struktur, gugus fungsi, serta rumus
struktur dan molekul yang terdapat dalam kimia organik.
BAB 2
PEMBAHASAN

A. MATERI KIMIA ORGANIK

 PENGERTIAN KIMIA ORGANIK DAN NON ORGANIK

1.KIMIA ORGANIK

Kimia organic ialah percabangan studi ilmiah dari ilmu kimia tentang
struktur,sifat,komposisi,reaksi,serta sintesis senyawa organic.

Senyawa organic adalah semua senyawa yang berasal dari makhluk hidup.
Senyawa organik dibangun terutama oleh karbon serta hidrogen , dan dapat juga
mengandung unsur-unsur lain seperti nitrogen,oksigen,fosfor,halogen dan belerang.

Definisi asli dari kimia organik ini berasal dari kesalahpahaman bahwa semua
senyawa organik pasti berasal dari organisme hidup, tetapi telah dibuktikan bahwa
ada beberapa perkecualian. Bahkan sebenarnya, kehidupan juga sangat bergantung
pada kimia anorganik; sebagai contoh, banyak enzim yang mendasarkan kerjanya
pada logam transisi seperti besi dan tembaga, juga gigi dan tulang yang
komposisinya merupakan campuran dari senyama organik maupun anorganik.
Contoh lainnya adalah larutan HCl, larutan ini berperan besar dalam
proses pencernaan makanan yang hampir seluruh organisme (terutama organisme
tingkat tinggi) memakai larutan HCl untuk mencerna makanannya, yang juga
digolongkan dalam senyawa anorganik. Mengenai unsur karbon, kimia anorganik
biasanya berkaitan dengan senyawa karbon yang sederhana yang tidak
mengandung ikatan antar karbon misalnya oksida, garam, asam, karbid, dan
mineral. Namun hal ini tidak berarti bahwa tidak ada senyawa karbon tunggal dalam
senyawa organik misalnya metan dan turunannya.

Ada banyak sekali penerapan kimia organik dalam kehidupan sehari-hari,


diantaranya adalah pada bidang makanan, obat-obatan, bahan bakar, pewarna,
tekstil, parfum, dan lain sebagainya.

2.KIMIA NON ORGANIK

Kimia non organik adalah cabang kimia yang mempelajari sifat dan reaksi senyawa
anorganik. Ini mencakup semua senyawa kimia kecuali yang berupa rantai atau
cincin atom-atom karbon, yang disebut senyawa organik dan dipelajari dalam kimia

Senyawa non organik didefinisikan sebagai senyawa pada alam (di tabel periodik)
yang pada umumnya menyusun material / benda tak hidup.

Semua senyawa yang berasal dari mineral digolongkan dalam senyawa non organik.
Pada waktu itu[per kapan?] diyakini bahwa senyawa organik hanya dapat terjadi
oleh adanya pengaruh dari daya yang dimiliki makhluk hidup (vital force atau vis
kesimpulan bahwa di antara senyawa organik dan nonrganik tidak ada perbedaan
mengenai hukum vitalis).

Dengan keberhasilan Friederich Wohler dalam membuat urea (senyawa organik)


dari amonium sianat (senyawa nonrganik) pada tahun 1828, maka keyakinan
adanya pengaruh vital force dalam pembentukan senyawa organik semakin goyah.
Dalam perkembangan selanjutnya diperoleh suatu -hukum kimia yang berlaku.
Meskipun di antara senyawa organik dan senyawa non organik tidak ada perbedaan
yang hakiki sebagai senyawa kimia, namun pengkajiannya tetap dipandang perlu
dipisahkan dalam cabang kimia yang spesifik.
 PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN SENYAWA NON ORGANIK

1. Senyawa organik

-Kebanyakan berasal dari makhluk hidup dan beberapa dari hasil sintesis
-Senyawa organik lebih mudah terbakar
-Strukturnya lebih rumit
-Semua senyawa organik mengandung unsur karbon
-Hanya dapat larut dalam pelarut organik
-CH4, C2H5OH, C2H6 dan sebagainya.
2. Senyawa non organik

-Berasal dari sumber daya alam mineral ( bukan makhluk hidup)


-Tidak mudah terbakar
-Struktur sederhana
-Tidak semua senyawa anorganik yang memiliki unsur karbon
-Dapat larut dalam pelarut air atau organik
-NaF, NaCl, NaBr, NaI dan sebagainya.

 Pengertian Gugus Fungsi Kimia Organik

Gugus fungsi merupakan sebuah pengelompokan atom yang terikat pada rantai
karbon yang didasarkan pada atom penyusunnya serta sifat dan karakteristiknya.
Dengan adanya gugus fungsi ini, suatu hidrokarbon dapat mengalami perubahan
sifat dan karakter yang sangat berbeda dengan awalnya.

Dalam hal ini, para ahli kimia mengembangkan prinsip ini untuk memperbaiki dan
meningkatkan sifat positif dari suatu rantai hidrokarbon sehingga dihasilkan senyawa
organik yang memiliki nilai lebih tinggi dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.
 RUMUS KIMIA DALAM KIMIA ORGANIK

Etana memiliki 2 atom C dan 6 atom H, C2H6. Perbandingan terkecil dari C dan H
dalam etana adalah 1 :3 atau CH3. CH3 dalam etana ini dikenal dengan nama
rumus empiris sedangkan C2H6 adalah rumus molekul.

Rumus empiris menggambarkan jenis atom dan perbandingan terkecilnya dalam


suatu molekul. Rumus Empiris adalah rumus yang memperlihatkan perbandingan
yang paling sederhana dari unsur-unsur dalam senyawa. Misalnya asetilen dan
benzena keduanya mempunyai rumus empiris yang sama. Rumus ini jarang dipakai
karena kita tidak dapat mengetahui apa-apa mengenai struktur dari molekul-molekul
jenis dimana atom-atom terikat bersama
Contoh : Etana C2H6 = CH3

C : H
1 : 3

Rumus molekul menggambarkan jumlah atom yang sesungguhnyaa dalam


molekul dan bukan hanya perbandingannya. Rumus Molekul adalah rumus yang
menunjukan jumlah nyata atom dalam molekul sekaligus perbandingannya. Misalnya
rumus molekul untuk asetilen dan benzena masing-masing adalah C2H2 dan C6H6,
dari sini bisa dilihat bahwa setiap atom asetilen memiliki dua atom C dan dua atom
H, dan begitu juga untuk benzena yang memiliki 6 atom karbon dan enam atom
hidrogen.

Contoh. Propanol = C3H8O

Rumus struktur menunjukkan struktur dari molekul yaitu muatan dari kaitan atom-
atomnya. Rumus struktur ini perlu diketahui untuk dapat menerangkan atau
meramalkan kereaktifan kimia sehingga rumus struktur adalah yang paling berguna
dari berbagai jenis rumus.

Dalam rumus struktur masih dibagi menjadi 3 rumus lagi, yaitu:


1.Rumus Lewis

yaitu rumus yang menggunakan tanda "." (titik) sebagai elektron valensi, rumus ini
tudak dipakai secara luas karena sukar dalam menggambarkannya.

Contoh: CH4

2.Rumus Ikatan-Garis

yaitu rumus yang menunjukan tiap pasang elektron yang berikatan dengan garis
contoh : H2

untuk lebih mudahnya, rumus ikatan garis dapat disederhanakan menjadi Rumus
Struktur Sederhana yaitu rumus yang memperlihatkan ikatan tetapi yang masih juga
dapat menyimpulkan strukturnya
contoh C2H6 dan C2H4O2

3.Rumus Tiga Dimensi

yaitu rumus yang menunjukan ikatan yang menonjol dikertas, dengan bentuk
segitiga panjang, biasanya digunakan apabila dinginkan sifat utama tiga dimensinya
dari molekul kecil, dengan rumus tiga dimensi ini juga kita juga dapat
menggambarkan struktur lain yang mengandung karbon tetrahedral
Contoh : CH4 =

 ISOMER DALAM KIMIA ORGANIK

Isomer adalah Hubungan antara dua senyawa atau lebih yang memiliki rumus kimia
sama namun memiliki struktur atau konfigurasi yang berbeda disebut keisomeran
(isomerisme). Senyawa-senyawa demikian disebut isomer-isomer.

Keisomeran dapat digolongkan menjadi:

ISOMER STRUKTUR

Keisomeran struktur terjadi akibat perbedaan susunan ikatan antar atom-


atom ataupun gugus-gugus fungsi dalam suatu molekul. Keisomeran struktur dapat
dibedakan menjadi;

ISOMER KERANGKA

Senyawa-senyawa yang merupakan isomer kerangka mempunyai rumus molekul


dan gugus fungsi yang sama, namun kerangka (rantai karbon utama) berbeda.
Contohnya, butana dengan rantai utama C4 dan 2-metilpropana dengan rantai
utama C3.
ISOMER POSISI

Senyawa-senyawa yang merupakan isomer posisi mempunyai rumus molekul dan


gugus fungsi yang sama, namun posisi gugus pada kerangka berbeda. Contohnya,
1-butena dengan 2-butena berbeda posisi ikatan rangkap C=C; dan 1-butanol
dengan 2-butanol berbeda posisi gugus hidroksil (–OH).

ISOMER GUGUS FUNGSI

Keisomeran gugus fungsi terdapat pada senyawa-senyawa dengan rumus molekul


sama, namun berbeda gugus fungsi. Beberapa pasangan deret homolog yang
berisomer gugus fungsi, yaitu:

-alkanol (alkohol) dengan alkoksialkana (eter) – rumus umum: CnH2n+2O

Contohnya, etanol dengan metoksimetana (dimetil eter).

-alkanal (aldehida) dengan alkanon (keton) – rumus umum: CnH2nO

Contohnya, propanal dengan propanon.


-asam alkanoat (asam karboksilat) dengan alkil alkanoat (ester) – rumus umum:
CnH2nO2

Contohnya, asam propanoat dengan metil etanoat.

 Struktur Senyawa Organik

1. Amonia

Amonia NH3 seolah diturunkan dari metana dengan menggantikan atom karbon
dengan atom nitrogen dan salah satu atom hidrogen dengan pasangan elektron
bebas. Jadi, amonia memiliki seolah struktur tetrahedral. Namun untuk memahami
struktur amonia, anda harus mempertimbangkan inversi atom nitrogen. Perilaku
amonia sangat mirip dengan payung yang tertiup sehingga terbalik. Halangan
inversinya hanya 5,8 kkal mol-1, dan inversi amonia pada suhu kamar sangat cepat.

Secara prinsip, atom nitrogen dari amina yang mengikat tiga atom atau gugus yang
berbeda dapat merupakan pusat asimetrik sebab nitrogen memiliki empat substituen
termasuk pasangan elektron bebas. Namun karena adanya inversi ini, atom nitrogen
tidak dapat menjadi pusat asimetrik..
2. Diboran
Diharapkan reaksi antara magnesium borida dan air akan menghasilkan boron
trihidrida BH3. Namun, yang didapatkan adalah diboran B2H6. Nampaknya senyawa
ini tidak dapat dijelaskan dengan teori valensi sederhana, dan banyak sekalai usaha
telah dilakukan untuk mengelusidasi anomali ini.

Mg3B2 + 6H2O → 3Mg(OH)2 + B2H6 (4.1)

Kini telah dibuktikan bahwa senyawa ini memiliki struktur aneh sebagai beikut.

Kerangka molekulnya adalah jajaran genjang yang terbentuk dari dua atom boron
dan dua atom hidrogen, dan atom hidrogen terikat pada dua atom boron disebut
dengan hidrogen jembatan. Empat ikatan B-H terminal secara esensi terbentuk dari
tumpang tindih orbital 1s hidrogen dan orbital hibrida boron. Sebaliknya, ikatan
jembatan B—H—B adalah ikatan tiga pusat, dua elektron yang terbetuk dari
hibridisasi hidrogen 1s dan dua orbital hibrida boron. Keberadaan ikatan seperti ini
dikonfirmasi dengan mekanika kuantum.

3. Senyawa Gas Mulia

Lama sekali dipercaya bahwa gas mulia hanya ada sebagai molekul monoatomik,
dan tidak membentuk senyawa. Kimiawan Kanada Neil Bartlett (1932-) menemukan
spesi ionik [O2]+[PtF6]- dengan mereaksikan oksigen dengan platina heksafluorida
PtF6. Ia beranggapan reaksi yang mirip dengan ini yakni reaksi antara xenon dan
PtF6 akan berlangsung karena energi ionisasi pertama xenon dekat nilainya dengan
energi ionisasi perrtama molekul oksigen. Di tahun 1962 ia berhasil mendapatkan
senyawa gas mulia pertama Xe(PtF6)x, (x = 1, 2).
Kemudian menjadi jelas bahwa gas mulia membentuk senyawa biner dengan
oksigen dan fluorin yang keduanya memiliki keelektronegativan tinggi. XeF2 adalah
molekul linear dengan kelebihan elektron, sementara XeF4 merupakan satu-satunya
senyawa unsur berbentuk bujur sangkar. XeF6 berbentuk oktahedron terdistorsi, dan
di dekat titik lelehnya, senyawa ini ada sebagai kristal [XeF5]+F-.

4. Ferosen

Ferosen adalah senyawa terdiri atas dua cincin sikopentadienil yang melapisi
kedua sisi atom Fe dan senyawa ini merupakan contoh pertama kelompok senyawa
yang disebut dengan senyawa sandwich.

Di awal tahun 1950-an , rekasi antara siklopentadienilmagnesium bromida dan


FeCl3 anhidrat dilakukan dengan harapan akan dihasilkan turuanan fulvalena.
Namun, senyawa dengan struktur (C6H5)2Fe yang diperoleh. Struktur senyawa ini
didapatkan sangat unik: delapan belas elektron, dua belas dari dua molekul
siklopentadienil (masing-masing enam elektron) dan enam dari kulit terluar Fe.
Jadi, konfigurasi elektron gas mulia dicapai dan kestabilannya kira-kira sepadan.
Kedua cincin siklopentadienail berputar layaknya piringan CD musik.
BAB 3

PENUTUP
A.KESIMPULAN

Mengenai kembali dari latar belakang penulisan sampai pada pembahasan


mengenai ikatan kimi dan senyawa organik maupun non organik dalam kehidupan
sehari-hari telah ditunjukkan penulis tentang berbagai kimia organik yang berasal
dari senyawa – senyawa yang terdapat di dalam dan juga sintesi dari penelitian
laboratorium.

Berasal dari sekian banyak senyawa dan gugus – gugus karbon yang ada memiliki
peranan penting dalam kehidupan sehari- sehari tertutama dalam bidang
transportasi,kesehatan juga dalam bidang – bidang lain yang bersangkutan dengan
kebutuhan hidup manusia.

B.SARAN

Dalam penulisan makalah ini masih sangat membutuhkan banyak penyempurnaan


namun juga sangat bermanfaat dalam mendalami pengetahuan tentang ikatan kimia
dan senyawa organik dan non organik. Dengan demikian penulis dapat memberi
saran sebagai berikut:

 Bagi pembaca yang menemukan kekurangan – kekurangan dalam tulisan


ini,perlu pembenahan dengan mengoleksi banyak sumber demi
penyempurnaan makalah.
 Tidak hanya sekedar pembaca tulisan tercapai bila perlu sangat diharapkan
untuk bisa mempelajari dan mendalaminya sebagai pengetahuan yang
penting.
C.Daftar Pustaka
http://blogmerko.blogspot.co.id/2013/05/makalah-kimia-senyawa-
hidrokarbon.html (diakses kamis 3/12/2015)

http://putriaswantihsn.blogspot.co.id/2015/03/alkana-alkena-alkuna-beserta-
sifat.html (diakses jum’at 4/12/2015)

https://wanibesak.wordpress.com/2010/10/23/tatanama-alkana-alkena-dan-
alkuna/ (diakses jum’at 4/12/2015)

Bresnick, Stephen. 2003. Intisari Kimia Organik. Penerbit Hipokrates : Jakarta

Elida Tety; 1996. Pengantar kimia, Jakarta; Penerbit Gunadarma

Anda mungkin juga menyukai