KIMIA DASAR I
ACARA IV
SENYAWA ORGANIK
OLEH :
NIM : B1A021093
2021
DAFTAR ISI
I. TUJUAN ................................................................................................................ 1
V. KESIMPULAN.................................................................................................. 26
5.2 Saran............................................................................................................. 26
SENYAWA ORGANIK
I. TUJUAN
1. Menguji sifat asam dan basa beberapa senyawa organik dengan
menggunakan kertas lakmus serta mengukur pH dengan pH-paper
universal.
2. Membuat etilasetat dari alcohol dan asam asetat dengan katalisator
asam sulfat.
3. Menunjukkan adanya ikatan rangkap dalam asam lemak.
4. Mengidentifikasi protein dengan reaksi warna biuret.
1
2
dan halogen disimpan pada suhu rendah dalam kamar gelap, maka reaksi
tidak akan terjadi (Rasyid, 2009).
Hal pertama yang harus dilakukan dalam menentukan struktur suatu
senyawa organik adalah menentukan rumus molekulnya. Sebelum sampai
pada rumus molekul, rumus empiris harus ditentukan terlebih dahulu. Rumus
empiris merupakan perbandingan relatif unsur-unsur penyusunnya. Penentuan
banyaknya karbon dan hidrogen dilakukan dengan mengoksidasi senyawa
organik tersebut kemudian zat hasil oksidasi tersebut dinvestigasi. Alkena
mudah larut dalam pelarut zat-zat organik nonpolar. Misalnya benzene,
karbon tetra klorida, eter dan kloroform tidak larut dalam air dan zat-zat
pelarut polar (Respati, 1986).
Senyawa organik banyak bersangkutan dengan tiap aspek kehidupan,
dan memiliki beragam manfaat dalam kehidupan manusia sehari-hari. Hal
tesebut terdapat pada bahan makanan, bahan sandang, obat-obatan, kosmetik,
dan berbagai jenis plastik. Bahkan banyak terdapat sejumlah senyawa organik
dengan fungsi yang juga bermacam-macam dalam tubuh. Senyawa organik
hanya mewakili satu jenis senyawa kimia, yaitu yang mengandung satu atom
karbon atau lebih. Kimia organik barangkali lebih baik diartikan sebagai
kimia senyawa yang mengandung karbon. Kenyataan ini adalah konsekuensi
dari kemampuan atom karbon membentuk ikatan dengan atom karbon lain.
Jika sifat unik ini disertai dengan kemampuan atom karbon membentuk
empat ikatan dalam ruang tiga dimensi, maka berbagai susunan atom dapat
terwujud. Saat ini, jutaan senyawa organik telah ditetapkan karakteristiknya
dan setiap tahun puluhan ribu zat yang baru ditambahkan ke dalam daftar ini,
baik sebagai hasil penemuan di alam ataupun sebagai hasil pembuatan di
laboratorium (Estevanus, 2007).
3.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum identifikasi senyawa organik,
yaitu tabung reaksi, rak tabung reaksi, cawan petri, kertas lakmus, pH meter
atau pH-paper universal, pipet tetes, gelas kimia, termometer, penjepit,
penyumbat, pembakar spirtus, kaki tiga, dan korek api.
3.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan uji sifat asam dan basa
beberapa senyawa organik yaitu alkohol/etanol yang meliputi glukosa, fenol,
fruktosa, asam asetat, anilin, asam benzoat, dan piridin, campuran alkohol,
asam cuka pekat, asam sulfat pekat, air, kloroform, pereaksi Hubl, minyak
zaitun, minyak kacang, minyak jarak, minyak kelapa, larutan protein (putih
telur), KOH atau NaOH, dan CuSO4.
5
6
larutan
Hasil uji
Hasil percobaan
10 mL kloroform
warna.
Hasil pengamatan
10
(putih telur).
- Ditambahkan beberapa tetes larutan 0,1
M CuSO4.
- Dicampur dan dikocok sampai
bercampur betul
Hasil pengamatan
Perlakuan Pengamatan
Diisi tabung reaksi dengan 1 mL larutan Larutan yang diuji telah dimasukkan
alkohol/etanol; glukosa, fenol, fruktosa, ke dalam masing- masing tabung
asam asetat, anilin, asam benzoat, dan reaksi
piridin.
11
12
b. Reaksi esterifikasi
Perlakuan Pengamatan
Ditambahkan 5 tetes asam cuka pekat Bau harum timbul (dari etil asetat)
pada campuran alkohol 1 mL dan 5 tetes setelah dipanaskan selama 3 menit
asam sulfat pekat
Perlakuan Pengamatan
Ditambahkan tetes demi tetes minyak Campuran yang telah berada dalam
zaitun pada tabung 1, minyak kacang tabung reaksi diteteskan masing-
pada tabung 2, minyak jarak pada masing minyak secara bertahap
tabung 3, minyak kelapa pada tabung 4
13
Perlakuan Pengamatan
Ditambahkan beberapa tetes larutan 0,1 Beberapa tetes larutan 0,1% CuSO4
CuSO4 telah ditambahkan ke dalam
campuran larutan
14
4.2 Pembahasan
Suatu senyawa yang unsur-unsur penyusunnya terdiri dari atom
karbon dan atom-atom hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, halogen, atau
fosfor disebut senyawa karbon atau yang biasa dikenal dengan senyawa
organik. Selain itu, senyawa organik juga merupakan senyawa yang tersusun
atas rantai karbon (Siswoyo, 2009). Senyawa organik banyak bersangkutan
dengan tiap aspek kehidupan, dan memiliki beragam manfaat dalam
kehidupan manusia sehari-hari. Hal tesebut terdapat pada bahan makanan,
bahan sandang, obat-obatan, kosmetik, dan berbagai jenis plastik. Bahkan
banyak terdapat sejumlah senyawa organik dengan fungsi yang juga
bermacam-macam dalam tubuh (Estevanus, 2007).
Gugus fungsi adalah suatu kedudukan kereaktifan kimia dalam
suatu molekul satu kelompok senyawa dengan gugus fungsi tertentu
menunjukkan gejala reaksi tersebut, maka dapat dikelompokkan pada
pengelompokkan senyawa. Berikut beberapa contoh gugus fungsi:
1. Aldehid
Aldehid adalah persenyawaan di mana gugus fungsi karboksil diikat oleh
gugus alkil. Aldehid merupakan senyawa yang tersusun dari unsur-unsur
karbon, hidrogen, dan oksigen yang bisa didapatkan dari oksidasi alkohol
primer, klorida, asam glikol/alkena, dan hidroformilass.
2. Alkohol
a. Alkohol Primer: gugus O-H terletak pada atom C primer
(atom C yang mengikat hanya 1 atom C lainnya).
b.Alkohol Sekunder: gugus –OH terletak pada atom C sekunder.
c.Alkohol Tersier: gugus O-H terletak pada atom C tersier.
3. Asam Karboksilat
15
16
17
18
ikatan peptida saja yang akan bereaksi dengan pereaksi Biuret (Machin, A.,
2012).
19
20
b. Reaksi esterifikasi
Pada percobaan kali ini, langkah pertama yang harus dilakukan, yaitu
sebanyak 5 tetes asam cuka pekat dan 5 tetes asam sulfat pekat ditambahkan
pada campuran alkohol 1 mL.
Gambar 4.1.3 Pencampuran asam sulfat, asam cuka, dan campuran alkohol
Fungsi penambahan larutan asam sulfat (H2SO4) pada uji reaksi esterifikasi
ini adalah sebagai katalisator. Katalisator adalah suatu zat yang mempercepat
laju reaksi kimia pada suatu suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau
terpakai oleh reaksi itu sendiri. Pada uji reaksi esterifikasi, uji ini reaksinya
21
akan cepat terbentuk dalam keadaan asam. Selain itu, pemanasan yang
dilakukan dalam uji ini berfungsi untuk mempercepat terjadinya reaksi.
Gambar 4.1.6 Pencampuran larutan klorofrom dan pereaksi Hubl dengan jenis-
jenis minyak
22
Tabung yang berisi campuran minyak dengan kloroform dan pereaksi Hubl
dikocok. Hal ini bertujuan untuk melihat perubahan warna yang terjadi.
Perubahan warna yang terjadi diamati dan dicatat.
Apabila warna merah muda tak kunjung hilang, maka perlu ditambahkan
minyak hingga warna merah muda tersebut hilang. Banyak pemberian tetesan
minyak pada tabung 1 yaitu sebanyak 11 tetes, tabung 2 sebanyak 15 tetes,
tabung 3 sebanyak 9 tetes, dan Tabung 4 sebanyak 5 tetes. Lalu, jumlah tetes
minyak yang dipergunakan untuk menghilangkan warna dicatat. Fungsi
penambahan pereaksi Hubl adalah untuk mengoksidasi asam lemak yang
mempunyai ikatan rangkap pada molekulnya menjadi ikatan tunggal dan
indikator suatu senyawa asam lemak tergolong jenuh atau tidak jenuh.
Tabung reaksi juga ditutup dan didinginkan agar menimbulkan bau yang
lebih nyata.
23
Pada percobaan kali ini, langkah pertama yang harus dilakukan, yaitu
menuangkan KOH (atau 1 mL 40 % NaOH) sebanyak 2 mL 10% pada 2 mL
larutan protein (putih telur).
Gambar 4.1.9 Penetesan larutan CuSO4 pada larutan protein dan KOH
24
membentuk kompleks dengan nitrogen dari karbon dari ikatan peptida dalam
larutan basa. Selain itu, pengocokan yang dilakukan bertujuan untuk
membuat campuran menjadi homogen.
Uji sifat asam dan basa beberapa senyawa organik yang telah
dilakukan dari praktikum kali ini mendapatkan hasil:
1. Etanol dengan warna lakmus biru dan pH 7. Hal ini membuat etanol yang
diuji sesuai dengan referensi yang menyatakan bahwa gugus hidroksil
etanol membuat molekul ini memiliki sifat sedikit basa. Etanol hampir
netral dalam air dengan pH 100% etanol adalah 7,33 dan berbanding
terbalik dengan pH air murni yang sebesar 7 (Soetedjo, 1969).
2. Anilin dengan warna lakmus merah dan pH 4. Hal ini tentu salah karena
anilin merupakan senyawa yang bersifat basa lemah dengan tingkat pH
mencapai 9,13 serta anilin menerima proton (Sunarto, 2000).
3. Asam benzoat dengan warna lakmus merah dan pH 4. Hal ini benar
karena asam benzoat sendiri merupakan senyawa yang bersifat asam yang
biasanya digunakan dalam pengawetan makanan (Suparyono, 1987).
4. Piridin dengan warna lakmus biru dan pH 6. Pengamatan yang dilakukan
kali ini berbanding terbalik dengan referensi karena rata-rata piridin
mempunyai pH 5,14 dan membuat senyawa ini bersifat asam. Seharusnya
warna kertas lakmus berubah menjadi merah karena piridin bersifat asam
lemah (Pine, 1988).
5. Glukosa dengan warna lakmus merah dan pH 4. Pengamatan yang
dilakukan kali ini tidak sesuai di mana glukosa merupakan senyawa netral
yang mempunyai pH 7 (Mulyono, 2009).
6. Fenol dengan warna lakmus merah dan pH 4. Hal ini benar karena fenol
merupakan senyawa asam. Fenol bersifat lebih asam bila dibandingkan
dengan alkohol, tetapi lebih basa daripada asam karbonat karena fenol
dapat melepaskan ion H+ dari gugus hidroksilnya (Fessenden, 1982).
7. Fruktosa dengan warna lakmus merah dan pH 7. Hal ini benar karena
fruktosa termasuk senyawa netral yang mempunyai pH 7. Fruktosa
25
Hasil yang didapatkan dari uji reaksi esterifikasi menimbulkan bau yang
harum setelah dipanaskan selama 3 menit. Hal ini sesuai dengan referensi
yang menyatakan Ester merupakan suatu kelompok senyawa yang umumnya
berbau harum (Dwipa, 2014). Hasil yang didapatkan dari uji senyawa tak
jenuh menunjukkan bahwa setiap tabung membutuhkan jumlah tetesan yang
berbeda-beda untuk menghilangkan warna merah mudanya. Hal ini sesuai
dengan referensi yang ada di mana uji senyawa sifat tak jenuh memiliki
prinsip untuk menentukan ikatan rangkap yang ada dalam suatu asam lemak.
Uji ini dilakukan dengan meneteskan pereaksi Hubl sebagai reagen yang
berfungsi untuk indikator senyawa asam lemak tergolong senyawa jenuh atau
tidak jenuh (McLean, 2007). Hasil yang didapatkan dari uji reaksi warna
untuk identifikasi protein menunjukkan larutan yang berwarna violet. Hal ini
sesuai dengan referensi yang menyatakan prinsip reaksi Biuret adalah reaksi
antara tembaga sulfat dalam alkali dengan senyawa yang berisi dua atau lebih
ikatan peptida seperti protein yang memberikan warna ungu biru yang khas
(Machin, A., 2012).
V. KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan
bahwa:
1. Suatu senyawa organik dikatakan bersifat asam jika dapat mengubah
warna kertas lakmus biru menjadi merah dan mempunyai pH (derajat
keasaman) kurang dari 7 dan bersifat basa jika dapat mengubah
warna lakmus merah menjadi biru dan mempunyai pH (derajat
keasaman) lebih dari 7.
2. Reaksi esterifikasi yang bertujuan untuk membuat etilasetat dari
alkohol dan asam asetat dengan katalisator asam sulfat menghasilkan
bau harum yang timbul dari etilasetat.
3. Uji sifat senyawa tak jenuh untuk menunjukkan adanya ikatan
rangkap dalam asam lemak membuktikan bahwa setiap tabung
membutuhkan jumlah tetesan yang berbeda-beda untuk
menghilangkan warna merah mudanya.
4. Uji reaksi warna untuk menunjukkan protein dengan reaksi warna
biuret menghasilkan larutan yang berwarna violet.
5.2 Saran
Saran untuk kegiatan praktikum ini, yaitu diharapkan praktikan untuk
dapat melaksanakan praktikum sesuai dengan prosedur yang berlaku dan
dengan teliti demi menghindari adanya kesalahan dalam menentukan
hasil keempat uji di atas.
26
DAFTAR PUSTAKA
Petrucci, R.H. (1987). Kimia Dasar (Prinsip dan Terapan Modern). Jakarta:
Erlangga.
Hart. (2003). Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat Edisi Kesebelas. Jakarta:
Erlangga.
Toar, R.J. (2021). Penentuan Tipe Fluida dan Gugus Fungsi Manifestasi Panas
Bumi Kawah Tua Gunung Api Soputan. Jurnal Fista: Fisika dan
Terapannya. Vol. 2: No. 1 Hal. 52.
27
28
Jaya, J.M. (2019). Sintesis Senyawa Etil Laurat menggunakan Variasi Volume
Katalis Asam Sulfat Pekat. Jurnal Labora Medika. Vol. 3: No. 1 Hal. 2.
Putri, A.A. (2016). Analisis Kadar Albumin Ikan Sidat dan Uji Aktivitas
Penyembuhan Luka Terbuka pada Kelinci. Galenika Journal of Pharmacy.
Vol. 2: No. 2 Hal. 93.