Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sering kali kita mendengar yang namanya senyawa organik dalam kehidupan
sehari- hari kita. Senyawa organik merupakan senyawa yang mengandung unsur-
unsur karbon ( C ) di dalamnya untuk membedakan senyawa organik dan
anorganik. Secara kualitatif dapat dilakukan dengan jalan membakar senyawa-
senyawa tersebut umumnya senyawa- senyawa organik lebih mudah terbakar (
Sumardjo, 2008 ).

Senyawa organik terlibat dalam tiap segi kehidupan, dan banyak manfaatnya
dalam kehidupan manusia sehari- hari. Ada didalamnya berwujud bahan
makanan, bahan sedang, obat- obatan, kosmetik , dan berbagai jenis plastik.
Bahkan dalam tubuh pun banyak terdapat senyumlah senyawa organik dengan
fungsi yang berbeda pula. Senyawa organik hanya mewakili satu jenis senyawa
kimia, yaitu yang mengandung satu atom karbon atau lebih. Kimia barang kali
lebih baik didefinisikan sebagai kimia senyawa yang mengandung karbon.
Meskipun penggolongan seperti ini agak terbatas. Fakta menunjukkan bahwa
senyawa mengandung karbon atomlah yang banyak terdapat di muka bumi ini .
fakta ini adalah akibat dari kemampuan atom karbon membentuk ikatan dengan
atom karbon lain. Jika sifat khas ini dibarengi dengan kemampuan atom karbon
membentuk empat ikatan dalam ruang tiga dimensi , maka berbagai susunan atom
dapat terjadi. Saat ini jutaan senyawa organik telah ditentukan cirinya, dan setiap
tahun puluhan ribu zat baru ditambah ke dalam daftar ini. Baik sebagai hasil
penemuan di alam, ataupun hasil pembuatan di laboratorium yang akan
dilaksanakan.

Senyawa karbon atau yang biasa dikenal dengan “ senyawa organik” ialah
suatu senyawa yang unsur- unsur penyusunnya terdiri dari ataom karbon dan
atom- atom hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, halogen, atau fosfor. Dalam
bidang farmasi pengenalan senyawa yang berfungsi khususnya dalam bidang
pengobatan, yakni untuk menentukan zat penyusun obat serta efek maupun
khasiat dalam hal pembuatannya di laboratorium.

1
Oleh karena itu , pada praktikum kali ini kita akan mempraktikan beberapa
reaksi diantaranya yaitu untuk mengidentifikasi senyawa karbon. Adapun
maksud dari praktikum ini yaitu, mempelajari beberapa reaksi dengan reaksi
senyawa karbon seperti untuk membedakan senyawa karbon ( senyawa
organik ) dengan senyawa anorganik ( Imam , 2000 ).

1.2 Tujuan Praktikum


1. untuk membedakan senyawa karbon ( senyawa organik ) dengan senyawa
anorganik.
2. untuk mengetahui senyawa organik pada gula dan garam
3. untuk mengetahui senyawa organik pada tepung maizena
4. untuk mengetahui senyawa organik pada mie instan
5. untuk mengetahui senyawa organik pada beras
6. untuk mengetahui senyawa organik pada roti

1.3 Manfaat
Untuk mengetahui kandungan senyawa karbon atau senyawa organik pada
beberapa sampel yang diujikan di atas.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori
Semua bagian tubuh kita terdiri dari senyawa karbon ( senyawa organik )
bahkan gerak, tenaga dan hidup kita pun memerlukan senyawa karbon. Jadi,
Semua makhluk hidup termasuk hewan dan tumbuhan seluruh tubuhnya
terdiri atas senyawa karbon dan memerlukan senyawa karbon untuk hidupnya.
Pada mulanya perbedaan senyawa karbon ( senyawa organik ) dengan
senyawa anorganik didasarkan atas asal usul senyawa tersebut. Senyawa yang
berasal dari makhluk hidup disebut senyawa organik, sedangkan senyawa
yang berasal dari benda- benda mati dinamakan senyawa anorganik (
Schneider, 2012 ).
Untuk membedakan senyawa organik dan senyawa anorganik, secara
kualitatif dapat dilakukan dengan jalan membakar senyawa – senyawa
tersebut. Umunya senyawa- senyawa organik lebih mudah terbakar dan
apabila pembakaran dilanjutkan akan berubah menjadi caramel lalu menguap
menjadi CO2, CO ataupun gas NH3 ( Spokes et al., 2011).
Senyawa organik adalah golongan besar senyawa kimia yang molekulnya
mengandung karbon, kecuali karbida karbonat dan oksida karbon.studi
mengenai senyawa organik disebut kimia organik. Banyak diantaranya
senyawa organik seperti protein, lemak, dan karbohidrat merupakan
komponen penting dalam biokimia. Sedangkan senyawa non anorganik adalah
senyawa pada alam yang pada umumnya menyusun materi atau benda tak
hidup ( Molingka, 2008)
Pembeda antara kimia organik dan anorganik adalah ada atau tidaknya
ikatan karbon hidrogen sehingga asam karbonat termasuk anorganik.
Sedangkan asam posfat, asam lemak pertama, organik. Pada awal
perkembangan ilmu kimia sebagi suatu ilmu pengetahuan, berlaku klasifikasi

3
senyawa kedalam senyawa organik dan senyawa anorganik berdasarkan asal
unsur senyawa semua senyawa yang berasal dari makhluk hidup di golongkan
kedalam senyawa organik. Sedangkan yang berasal dari mineral digolongkan
dalam senyawa anorganik. Pada waktu itu diyakini bahwa senyawa organik
hanya dimiliki makhluk hidup (Soetarto, 2008).
Untuk membedakan senyawa organik dengan senyawa anorganik secara
kualitatif dapat dilakukan dengan jalan membakar senyawa- senyawa organik
lebih mudah terbakar dan apabila pembakaran dilanjutkan akan berubah
menjadi karamel lalu menguap menjadi CO2 CO ataupun gas NH3 tetapi
senyawa anorganik tidak dapat terbakar sampai habis ( masih saja tersisa
berupa oksida logam). Kecuali beberapa senyawa anorganik yang mudah
menguap mudah terurai menjadi gas atau mudah menyublim seperti HCL,
HNO3 ,H2SO4, NH4CL, S, Hg, H2O, I2, Br2, dan lain-lain.
Kimia organik adalah percabangan studi ilmiah dari ilmu kimia mengenai
struktur, sifat, komposisi, reaksi dan sintesis senyawa organik, seperti hewan
dan tumbuha. Adapun perbedaan antara senyawa organik dan senyawa
anorganik adalah seperti pada tabel berikut :

Perbedaan senyawa organik dan anorganik


no Senyawa organik Senyawa anorganik
1 Kebanyakan berasal dari Berasal dari sumber daya alam
makhluk hidup dan beberapa mineral yang bukan makhluk hidup
hasil sintesis.
2 Senyawa organik lebih mudah Tidak mudah terbakar
terbakar
3 Struktrurnya lebih rumit Struktur sederhana
4 Semiua senyawa organik Tidak semua senyawa anorganik yang
mengandung unsur karbon memiliki unsur karbon
5 Hanya dapat larut dalam Dapat larut dalam pelarut air atau
pelarut organik organik.

Meskipun tidak ada perbedaan sifat yang tegas antara senyawa organik dan
senyawa anorganik, kedua kelompok senyawa tersebut mempunyai ciri- ciri

4
umum yang berbeda. Dari segi stabilitas terhadap pemanasan senyawa
organik kurang stabil terhadap pemanasan dibandingkan senyawa organik.
Umumnya senyawa organik sudah terurai pada suhu 700 0c. Sedangkan
senyawa anorganik belum bisa terurai dan akan menyisakan endapan oksida
logam. Hal itu terjadi karena senyawa organik berikatan kovalen yang relatif
lebih lemah dibandingkan ikatan ion yang sering terdapat dalam senyawa
anorganik ( Purba dan Hidayat ).
Pada umumnya senyawa organik mudah terbakar, sedangkan senyawa
anorganik sangat sukar terbakar . bila dibakar, mula- mula senyawa senyawa
organik menjadi hitam atau menagrang kemudian menjadi uap atau gas.
Pengarangan ini menunjukkan adanya karbon ( Sumardjo, 2008 ).
Dari segi titik lebur dan titik didih, senyawa organik umumnya menpunyai
titik lebur dan titik didih yang relatif rendah dibandingkan senyawa anorganik.
Hal itu terjadi karena senyawa organik umumnya berupa molekul yang non
polar sehingga gaya tarik menarik antara molekulnya lemah ( Putra dan
Hidayat, 2000 ).
Dari segi kelarutan, senyawa organik umumnya lebih mudah larut dalam
pelarut yang non polar daripada dalam pelarut polar seperti air. Hal itu terjadi
karena senyawa organik bersifat polar atau ionik. Dan dari segi kereaktifan,
senyawa organik berlangsung lebih lambat daripada senyawa anorganik.
Kecuali kedalam reaksi pembakaran senyawa organik kurang reaktif terhadap
pereaksi lain ( Purba dan Hidayat, 2000).
Mengidentifikasi reaksi- reaksi khusus senyawa yang mengandung C,H,O
dapat dilakukan dengan metode analisis secara kualitatif. Analisis kualitatif
adalah analisis untuk melakukan identifikasi elemen. Dengan kata lain,
analisis kualitatif berkaitan dengan cara untuk mengetahui ada atau tidaknya
suatu sampel ( Gandjar, I.G. dan Rahman, A., 2007 ).

5
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu Dan Tempat


Waktu : praktikum ini dilaksanakan pada hari rabu tanggal 10 januari 2024
pukul 13.30 – 15.00
Tempat : bertempat di laboratorium farmasi stikes namira madina
panyabungan.

3.2 alat dan bahan

1. bahan
A. garam
B. gula
C. roti
D. tepung maizena
E. mie instan
F. beras
G. asam asetat

2. alat
A. cawan porselin
B. penjepit
C. pembakar bunsen
D. pipet tetes
E. mortir dan stamper

3.3 Cara Kerja


a. gula dan garam

6
masukkan gula dan garam masing- masing pada cawan
porselin kemudian tetesi larutan asam asetat kepada sampel ,
kemudian bakar di atas api bunsen.
b. tepung maizena
ambil teppung maizena secukupnya kemudian tetes dengan larutan
asam asetat. Dan bakar dengan bunsen.
c. mie instan
Ambil mie instan secukupnya kemudian haluskan dengan
cara digerus menggunakan mortir setelah itu baru di tetesi dengan
larutan asam asetat,menggunakan pipet tetes kemudian bakar di
atas api bunsen.
d. roti
Ambil sedikit roti kemudian gerus dengan mortir dan
stamper lalu tetesi dengan larutan asam asetat dengan pipet tetes ,
lalu bakar di atas api bunsen.
e. beras
Ambil beras secukupnya kemudian gerus sampai halus
menggunakan mortir dan stamper lalu tetesi dengan larutan asam
asetat kemudian bakar pada api bunsen.

7
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Hasil
no Bahan Perubahan Warna Perubahan Bau Perubahan Bentuk
1 garam -putih - - halus
- butiran
- padat
2 Gula -agak kecoklatan - - terbentuk endapan
- coklat ke merah- mengeluarkan caramel
merahan bau yang
harum
3 Tepung maizena -sedikit berwarna - bau yang - terbentuk caramel
pink sedikit harum yang sedikit kental
4 Mie instan -agak sedikit - sama seperti -sedikit mengahalus
hitam bau mie instan karena sudan
digerus terlebih
dahulu.
5 roti -menjadi hitam - baunya - sedikit mengeras
pada pembakaran sedikit harum dan terdapat bagian
yang lama hitam
6 Beras -menjadi sedikit - sama seperti - menghitam karena
coklat dan hampir bau beras pembakaran
ke hitam umumnya

Keterangan
no keterangan gambar
1 Pemanasan gula mengunakan
cawan porselin

8
2 Hasil Pemanasan garam
menggunakan cawan porselin

3 Hasil pemanasan roti dengan


cawan porselin

4 Pemanasan mie instan


menggunakan cawan porselin

5 Pemanasan beras menggunakan


cawan porselin

6 Pemanasan tepung maizena


9
menggunakan cawan porselin

4.2 Diskusi
1. apakah yang terjadi setelah gula direaksikan dengan asam asetat dengan
cara di bakar?
2. apa yang terjadi jika garam di reaksikan dengan asam asetat dengan cara di
bakar
4.3 Jawaban Pertanyaan
1. mula- mula gula akan mengendap karena mengental, lalu kemudian akan
terbentuk karamel pada pembakaran yang lebih lama akan berwarna hitam.
2. garam tidak mengalami perbahan warna, tetapinpada pemanasan dengan
asam asetat garam sedikit menguap dan mengkristal.

10
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Pada pembakaran senyawa organik apabila pembakaran dilanjutkan, akan
berubah menjadi caramel lalu menguap menjadi CO2 ataupun gas NH3.
Tetapi senyawa anorganik tidak dapat terbakar sampai habis ( masih saja
tersisa oksida- oksida logam ) tetapi ada juga beberapa senyawa organik yang
mudah menguap.
Gula merupakan senyawa organik, karena bila dipanaskan akan berubah
warna menjadi caramel
Garam merupakan senyawa anorganik karena tidak habis bila di panaskan,
dan untuk beberapa sampel yang lain seperti beras, roti, mie dan tepung
maizena merupakan senyawa organik karena mengalami penghitaman apabila
di bakar yang termasuk merupakan ciri dari senyawa karbon.

5.2 Saran
Sebelum memulai praktikum sebaiknya siapkan terlebih dahulu bahan dan alat
yang akan kita gunakan selama praktikum.juga agar selalu berhati – hati
selama praktikum dan jangan lupa untuk berdoa sebelum memulai praktikum.

11
DAFTAR PUSTAKA

Imam khasani, 2000,biokimia nutrisi dan metabolisme III


press.Jakarta
Moningka,2008.kimia fisika .Jakarta : rineka cipta

Purba m dan Hidayat, s ( 2000 ). Kimia 2000 , Jrlangga : jakarta

Soetarto, 2008. Mikrobiologi umum yogyakarta : Universitas Arma

Sumardjo , d.2008. pengantar kimia . egc : Jakarta

Sumadio hadisaputra, 2010. Kimia organik : yogyakarta

12

Anda mungkin juga menyukai